Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK 8

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Dosen Pengampu :

Anta Rini Utami, S.H.,M.H.

Disusun Oleh :

Adinda Nabila (2304104010093)

Farhan Kamil (2304104010091)

Haura Aulia (2304104010095)

Humam Faris (2304104010098)

Ranitia Manda Putri Nasution (2304104010090)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR & PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan ilmu –
ilmu-Nya mengenai Al- Qur`an Yang Mulia untuk membantu dalam menafsirkan tanda –
tanda-Nya agar kita senantiasa bertambah keimanan serta kecintaan kepada-Nya. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada Nabi SAW, yang telah membantu dalam menafsirkan ayat –
ayat Al- Quran melalui Asbabun – Nuzul yang telah disusun oleh para ulama sejak Nabi
SAW wafat.

Tak lupa pula ucapan terima kasih saya kepada dosen kami yang mengajar pada mata
kuliah umum Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Serta teman sekelompok yang
telah bekerja sama menyukseskan pembuatan makalah ini. Dengan mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat yang diberikan sehingga kami bisa
menyelesaikan Makalah Presentasi Politik dan strategi nasional.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya makalah ini dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Ibu Anta Rini Utami, S.H., M.H. yang
telah memberikan tugas pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai tugas kelompok.
Semoga ilmu yang telah Ibu berikan bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di kemudian hari
dan juga bisa berguna bagi orang – orang sekitar.

Banda Aceh, 21 September 2023

Penulis

(Kelompok 8)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

C. Tujuan..................................................................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Politik Nasional....................................................................................................

B. Obyek Hukum.........................................................................................................

C. Peristiwa Hukum.....................................................................................................

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................ 15

B. Saran...................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya memahami politik dan strategi nasional dalam sistem


ketatanegaraan akan memberikan gambaran terhadap apa itu politik, sistem politik serta
politik strategi nasional. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara politik menjadi
salah satu hal kajian ilmu yang perlu dipelajari khususnya dalam mengambil suatu
kebijakan, pemindahan kekuasaan, atau bagaimana cara untuk mempengaruhi orang
lain untuk dapat mencapai tujuan.

Aristoteles pernah menjabarkan bahwa politik adalah master of science. Di


mana ilmu tentang politik sebagai kunci untuk dapat mengenal serta memahami
lingkungan (Surbakti,1992). Selain itu, Rafael Raga Maran mengemukakan bahwa
manusia adalah makhluk politik dimana keberadaannya dalam menjalankan kehidupan
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat secara keseluruhan
(Maran,2007). Tidak sedikit yang berpandangan bahwa politik selalu berkaitan dengan
kehidupan berbangsa dan berpemerintahan. Sedangkan pengertian tentang ilmu politik
dijabarkan oleh Ossip K. Flechtheim dalam bukunya yang berjudul Fundamental of
Political Science: ilmu politik merupakan ilmu sosial khusus yang mempelajari sifat
dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan
tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi dan dapat mempengaruhi negara
(Budiardjo,2016).

Pada saat terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak
negara yang terpengaruh oleh kedigdayaan kedua negara tersebut. Kedua negara saling
berlomba untuk menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih hebat. Mereka berlomba
untuk mendapatkan simpati dan empati serta bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh
karenanya banyak negara-negara didunia yang menjadi pengikut mereka. Akan tetapi,
bangsa Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi. Indonesia dan dan
beberapa negara lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang dikenal
dengan nama gerakan Non-Blok. Indonesia sebagai penganut politik bebas aktif yang
berarti tidak terikat dengan salah satu kelompok manapun. Dan aktif yang berarti aktif
dalam menjaga perdamaian dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara
dunia di segala bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk
mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara.

Saat ini banyak pemuda pemudi Indonesia yang tidak mengerti akan makna
politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia, dan tidak sedikit dari mereka yang
salah mengartikan makna politik. Oleh karena itu, kiranya kami perlu untuk
membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia.

Dengan demikian ilmu politik sangat penting untuk dapat dipelajari terutama
dalam mempelajari sistem ketatanegaraan, kelembagaan serta strategi nasional.
Dengan memahami politik lebih dalam tentunya akan memberikan gambaran tentang
sistem politik yang selalu dinamis dan dapat dipergunakan dalam menjalankan sistem
kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu politik nasional ?


2. Apa itu strategi nasional ?
3. Bagaimana awal mula berkembangnya politik dan strategi nasional ?
4. Bagaimana terbaginya sistem politik nasional ?
5. Bagaimana implementasi politik dan stategi nasional dalam dari berbagai bidang
kehidupan negara ?

C. Tujuan

1. Dapat memahami politik dan strategi nasional dalam sistem ketatanegaraan


2. Untuk mengetahui bagaimana kaidah pelaksanaan politik dan strategi nasional
3. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan politik dan stategi nasional Indonesia
4. Untuk mengetahui implementasi politik dan strategi nasional di bidang pertahanan
dan keamanan
BAB II

PEMBAHASAN

A. POLITIK NASIONAL

a. Pengertian Politik
Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
Negara dan teia, berarti urusan.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian
asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang kita kehendaki.
Politics dan policy memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics
memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan
pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-sebaiknya.
Dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan,
cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.
Sedangkan policy, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
kebijaksanaan, adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat
lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau tujuan yang dikehendaki.
Pengambil kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin.
Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara
melaksanakannya . Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum
(public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-
sumber yang ada.
Perlu diingat bahwa penentuan kebijakan umum, pengaturan, pembagian
maupun alokasi sumber-sumber yang ada memerlukan kekuasaan dan wewenang
(authority). Kekuasan dan wewenang ini memainkan peran yang sangat penting
dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik yang mungkin muncul dalam
proses pencapaian tujuan.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
Negara, kekuasaan, pengambil keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau
alokasi sumber daya.
a. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan Negara merupakan bentuk
masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang
berdaulat.
b. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
tingkah laku orang atu kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dalam politik
yang perlu diperhatikan adalah bagimana mempertahankannya, dan bagaimana
melaksanakanya.
c. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan
keputusan perlu diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum. Keputusan yang diambil menyangkut sector publik dari suatu Negara.
d. Kebijaksanaan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh
seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan
itu. Dasr pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki bebrapa tujuan
bersama yang ingin dicapai secara bersama pula, sehingga perlu ada rencana yang
mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak yang
berwenang.
e. Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai
(value) dalam masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting. Ia
harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagimana pembagian dan
penglokasian nilai secara mengikat.
Politik dalam sejarah perkembangannya di Athena Yunani, dimana negara kota
(Polis) telah menerapkan nya melalui pemilihan langsung. Namun demikian, dalam
perkembangan selanjutnya telah melahirkan berbagai konsep tentang politik itu sendiri
sesuai dengan pemikiran para politikus pada waktu itu. Politik berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan, dimana politik membahas soal- soal yang berkaitan
dengan masalah bagaimana pemerintahan itu dijalankan agar dapat terwujud sebuah
kelompok masyarakat politik atau suatu organisasi negara yang baik.

Dalam hal ini, Andrew Heywood dalam Miriam Budiardjo (2007:16)


mendefinisikan politik sebagai kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat,
mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur
kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.
Selanjutnya, Marsudi Iriawan Beddy (2016:20-21) mengatakan bahwa sistem
menunjukkan adanya unsur: (1) Pola yang tetap antara hubungan manusia yang
dilembagakan dalam bermacam-macam badan politik, (2) Kebijakan yang mencakup
pembagian atau pendistribusian barang- barang materiil dan immateriil untuk menjadi
kesejahteraan atau membagikan dan mengalokasikan nilai-nilai negara secara mengikat,
(3) Penggunaan kekuasaan atau kewenangan untuk menjalankan paksaan fisik secara
legal, dan (4) Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat baik ke dalam maupun
ke luar.

B. Sistem Politik

Menurut David Easton dalam Marsudi Iriawan Beddy (2016:21-22) untuk memahami
sistem politik perlu memahami empat hal berikut:

1. Unit-Unit Dan Batasan-Batasan Suatu Sistem Politik.

Di dalam kerangka kerja suatu sistem politik, terdapat unit-unit yang satu sama
lain saling berkaitan dan saling bekerja sama untuk menggerakkan roda sistem politik.
Unit-unit ini adalah lembaga- lembaga yang sifatnya otoritatif untuk menjalankan
sistem politik seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga
masyarakat sipil, dan sejenisnya. Unit-unit ini bekerja di dalam batasan sistem politik,
misalnya cakupan wilayah negara atau hukum, wilayah tugas, dan sebagainya.
2. Input dan Output
Input dan output adalah dua fungsi dalam sistem politik yang memiliki kaitan
yang sangat erat. Apapun output suatu sistem politik akan dikembalikan pada
struktur input. Struktur input akan bereaksi terhadap output yang dikeluarkan, jika
positif akan memunculkan dukungan suatu sistem sedangkan jika negatif akan
mendapatkan tuntutan atas sistem (Anggara,2013).

Input merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik. Input yang
masuk dari masyarakat ke dalam sistem politik berupa tuntutan dan dukungan.
Tuntutan secara sederhana dijelaskan sebagai seperangkat kepentingan yang
belum dialokasikan secara merata oleh sistem politik kepada sekelompok
masyarakat yang ada di dalam cakupan sistem politik. Di sisi lain, dukungan
merupakan upaya dari masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem politik
agar terus berjalan.

Output adalah hasil kerja sistem politik yang berasal baik dari tuntutan
maupun dukungan masyarakat. Output terbagi menjadi dua, yaitu:

• Keputusan adalah pemilihan satu atau beberapa pilihan tindakan sesuai tuntutan
dan dukungan yang masuk.
• Tindakan ialah implementasi konkret pemerintah atas keputusan yang dibuat.

Tentunya setelah melihat variabel-variabel dari sistem politik tersebut tentunya


perlu mengetahui dari ciri-ciri sistem politik tersebut. Easton menjelaskan terdapat
beberapa ciri dari sistem politik.

1. Unit-unit yang membentuk sistem itu dan luasnya batas-batas pengaruh sistem itu,
2. “input” dan “output” dari sistem yang tercermin dalam keputusan-keputusan yang
dibuat (output) dan proses pembuatan keputusan (input) dalam sistem tersebut,
3. Jenis dan tingkat diferensiasi dalam sistem tersebut dan
4. Tingkat integrasi sistem politik yang mencerminkan tingkat efisiensinya (Mochtar
Mas’oed & MacAndrews, 2000)
3. Diferensiasi dalam sistem

Sistem yang baik haruslah memiliki diferensiasi (pembedaan atau pemisahan)


kerja. Di masa modern adalah tidak mungkin satu lembaga dapat menyelesaikan
seluruh masalah. Misalkan saja dalam pembuatan undang-undang pemilihan
umum di Indonesia, tidak bisa cukup Komisi Pemilihan Umum saja yang
merancang kemudian mengesahkan DPR. Namun demikian, KPU. lembaga
kepresidenan, partai politik dan masyarakat umum dilibatkan dalam pembuatan
undang- undangnya. Meskipun bertujuan sama, yaitu memproduksi undang-
undang, lembaga-lembaga tersebut memiliki perbedaan di dalam dan fungsi
pekerjaannya.

4. Integrasi Dalam Sistem

Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk mencapai
tujuan bersama. Sementara itu, menurut Almond dalam Marsudi Iriawan Beddy
(2016:300-305) ada enam kategori kapabilitas sistem politik yang didasarkan
pada klasifikasi input dan output sistem politik, yang menjadi penilaian prestasi
sebuah sistem politik sebagai berikut:

● Kapabilitas Ekstraktif, yaitu ukuran kinerja sistem politik dalam mengumpulkan


SDA dan SDM dari lingkungan domestik maupun internasional.
● Kapabilitas Distributif, distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua
kelompok dalam masyarakat, seolah-olah sistem politik itu pengelola dan
merupakan pembagi segala kesempatan, keuntungan, dan manfaat bagi
masyarakat.
● Kapabilitas regulatif, yaitu ukuran kinerja sistem politik dalam
menyelenggarakan pengawasan tingkah laku individu dan kelompok yang berada
di dalamnya, maka dibutuhkan pengaturan.
● Kapabilitas simbolik, yaitu ukuran kinerja sistem politik dalam kemampuan
mengalirkan simbol dari sistem politik kepada lingkungan intra-masyarakat
maupun ekstra-masyarakat. Petunjuk tentang tingginya kapabilitas simbolik
ditentukanoleh atau bergantung pada kreasi selektif pihak pemimpin dan pada
penimbaan yang penuh olehnya terhadap seperangkat penerimaan atau daya
reseptif masyarakat.
● Kapabilitas responsif, yaitu ukuran kinerja sistem politik yang merujuk seberapa
besar daya tanggap suatu sistem politik terhadap setiap tekanan yang berupa
tuntutan baik dari lingkungan intra- masyarakat (domestik) maupun ekstra-
masyarakat (internasional).
● Kapabilitas Dalam Negeri dan Luar Negeri, yaitu ukuran kinerja sistem politik
yang merujuk bahwa sejauh mana kapabilitas suatu sistem politik dapat
berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan internasional.

Aktivitas politik tidak terlepas dari proses politik yang sedang berlangsung.
Dimana, menurut Irianto Maladi Agus (2015:7) bahwa proses politik mengacu
kepada suatu keadaan, dimana ketika orang berusaha memperoleh akses pada
kekuasaan politik dan menggunakannya untuk kepentingan mereka atau kelompok
mereka sendiri. Dalam hal ini, proses politik dapat dimaknai sebagai perjuangan
memperoleh akses atau jalur politik demi mewujudkan tujuan yang ditetapkan.
Selain itu, proses politik sarat dengan kepentingan sehingga berimplikasi terhadap
struktur masyarakat yang saling beroposisi. Harus disadari bahwa kesepakatan dan
kendali sosial tidak pernah lengkap, konflik antara individu dengan kelompok,
serta antara kelompok dengan kelompok adalah sesuatu yang selalu menyatu dalam
kehidupan manusia sehari-hari.

Gabriel A. Almond dalam Hijri S. Yana (2016:21) mengatakan bahwa proses


politik dimulai dengan masuknya tuntutan yang diartikulasikan dan diagregasikan
oleh partai politik, sehingga kepentingan-kepentingan khusus itu menjadi suatu
usulan kebijakan yang lebih umum, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam proses
pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh badan legislatif dan eksekutif. Dengan
demikian, proses politik erat kaitannya dengan aktivitas infrastruktur politik seperti
kelompok penekan dan partai politik maupun suprastruktur politik seperti eksekutif
dan legislatif.

Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa politik
nasional merupakan suatu azas, haluan, usaha, dan kebijakan negara tentang
perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian, serta penggunaan
secara total potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional yang dicita- citakan
dalam konstitusi negara.

C. Struktur Politik
Struktur politik terdiri dari dua kata yakni struktur dan politik. Struktur
memiliki arti yakni badan atau organisasi sedangkan politik memiliki arti urusan
negara. Secara estimologis, struktur politik memiliki arti badan ataupun organisasi
yang berkaitan dengan urusan negara. Struktur politik menurut Sahya Anggara yaitu
alokasi nilai-nilai yang bersifat otoratif yang dipengaruhi oleh distribusi serta
penggunaan kekuasaan. Struktur politik menurut Almond dan Powell Jr dapat
dibedakan ke dalam beberapa kategori yaitu; sistem, proses dan aspek-aspek
kebijakan. Selain itu Almond dan Coleman membagi struktur politik terdiri dari
infrastruktur yang terdiri dari struktur politik masyarakat, suasana kehidupan politik
yang terdiri dari pemerintahan, suasana pemerintahan dan sektor politik
pemerintahan.
Fungsi Suprastruktur dan infrastruktur:
1. Fungsi Suprastruktur
a. Rule Making (membuat undang-undang). Fungsi ini dilakukan oleh
lembaga pembuat undang-undang atau biasanya disebut dengan anggota/badan
legislatif. Badan legislatif ini DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota.
b. Rule Application (melaksanakan undang-undang). Fungsi ini yakni
pemerintah eksekutif harus melaksanakan peraturan perundangundangan yang telah
dibuat oleh legislatif. Eksekutif terdiri pemerintah pusat termasuk jajaran kementerian
sampai ke pemerintahan daerah. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Rule Adjudication (mengadili pelaksanaan), lembaga yang memiliki fungsi
ini yakni Komisi Yudisial, Mahkamah Konstitusi.
2. Fungsi Infrastruktur
a) Pendidikan politik
b) Kepentingan
c) Kelompok penekan
d) Rekrutmen politik
e) Komunikasi politik.
Dalam iklim demokratis tentunya suprastruktur terbagi ke dalam dua sifat
yaitu; struktur formal dan struktur informal. Struktur formal ini dapat berupa mesin
politik yang dapat mengidentifikasi berbagai masalah, menentukan serta memutuskan
dan melaksanakan keputusan yang memiliki kekuatan yang mengikat masyarakat.
Sedangkan struktur informal yakni sesuatu yang dapat mempengaruhi cara kerja
aparat masyarakat untuk mengemukakan, menyalurkan menerjemahkan,
mengkonversikan tuntutan, dukungan dan masalah yang berkaitan dengan
kepentingan umum. (Anggara,2013) Struktur politik di Indonesia terdapat adanya
pembagian kekuasaan. Pembagian kekuasaan ini terdiri dari Eksekutif (presiden,
wakil presiden, menteri, gubernur, bupati, walikota, camat, dan lurah/kepala desa),
Legislatif (MPR.DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota), Yudikatif
(MK, MK dan KY). Pembagian kekuasaan ini biasanya disebut dengan trias politica
yang dikemukakan oleh Montesquieu (1689-1755). Sedangkan adanya perbedaan
pendapat tentang pembagian kekuasaan salah satunya dikemukakan oleh John Locke
(1632-1704).
Menurut John Locke, kekuasaan negara dibagi menjadi tiga, yaitu kekuasaan
legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif. Konstitusi Indonesia tidak
pernah secara jelas menyebutkan bahwa kekuasaan yang disusun ini merupakan
ajaran trias politica. Namun, jika dicermati lebih jelas bahwa sangat terlihat
pembagian kekuasaan di Indonesia mengadopsi ajaran dari Montesquieu dengan
adanya checks and balances.

D. Komunikasi Politik
Dalam mempelajari ilmu politik tentunya hal yang terpenting juga perlu
memahami tentang komunikasi politik. Istilah tentang komunikasi ditandai dari karya
buku “The Politic of the Development Areas” yang ditulis oleh Gabriel Almond pada
tahun 1960. Gabirel Almond menjelaskan bahwa komunikasi politik merupakan salah
satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. Selain itu definisi tentang
komunikasi politik pernah dikemukakan oleh Michael Schudon pada tahun 1997
menjelaskan bahwa komunikasi politik merupakan penyampaian pesan yang memiliki
atau setidaknya mempunyai efek pada persebaran atau penggunaan kekuatan di
masyarakat atau perilaku yang mengarah pada kekuasaan itu (Hasan, 2016).
Jadi komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan berbagai pesan
politik dan para aktor politik atau yang berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan
dan kebijakan pemerintah, Dalam komunikasi politik dapat dilihat dari dua arah;
1. Bagaimana institusi negara yang bersifat formal atau suprastruktur politik
menyampaikan pesan politik kepada publik.
2. Bagaimana infrastruktur politik menerima respon berbagai pesan politik terhadap
suprastruktur. Selain itu di dalam komunikasi politik terdapat berbagai unsur
komunikasi politik yaitu; komunikator politik, pesan politik, saluran atau media
politik, penerima pesan politik, efek atau pengaruh (Pureklolon,2016).

E. Budaya Politik
Budaya politik merupakan perilaku individu serta memiliki orientasi terhadap
kehidupan politik yang di hayati oleh para anggota suatu sistem politik, Roy Macridis
menjelaskan bahwa budaya politik yaitu tujuan bersama dan peraturan yang harus
diterima oleh semua orang atau disepakati bersama. Sedangkan Samuel Beer
menjelaskan bahwa budaya politik berkaitan dengan nilai keyakinan, sikap serta
emosi tentang cara pemerintahan yang harus dilaksanakan yang berkaitan dengan hal-
hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah
Pendidikan Kewarganegaraan Dari beberapa pengertian tentang budaya politik
dapat dilihat tentang konsep budaya politik itu sendiri;
1. Konsep budaya politik lebih menekankan perilaku non aktual, orientasi,
sikap, nilai dan kepercayaan.
2. Hal yang berkaitan dengan orientasi dalam budaya politik yaitu berkaitan
dengan sistem politik yang artinya pembicaraan tentang sistem politik tidak terlepas
dari sistem politik itu sendiri.
3. Buaya politik merupakan penjelasan secara konseptual yang
menggambarkan komponen politik dalam tataran massif.
4. Konsep budaya politik terdiri dari nilai, sikap serta keyakinan yang berlaku
di masyarakat serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Di dalam
budaya politik memiliki beberapa komponen yaitu komponen kognitif dan komponen
afektif. Selain itu Tipe-tipe budaya politik terdiri dari;
1. Berdasarkan sikap yang ditunjukkan yaitu militan dan toleransi.
2. Berdasarkan orientasi politiknya yaitu budaya politik parokial, budaya
politik kaula, budaya politik partisipan dan budaya politik campuran.
Almond dan Verba menjelaskan di dalam budaya politik yang berkembang di
masyarakat dihayati melalui kesadaran yang sesuai dengan orientasi yang terdiri dari;
1. Orientasi kognitif yaitu dimana masyarakat memiliki pengetahuan tentang
sistem politik, peran dan berbagai kewajiban yang melekat pada dirinya. Kewajiban
tersebut dibuat oleh pemerintah.
2. Orientasi afektif yaitu perasaan-perasaan masyarakat tentang sistem politik
serta bagaimana peran masyarakat yang dapat menolak maupun menerima suatu
kebijakan politik atau sistem politik.
3. Orientasi evaluatif yaitu keputusan masyarakat tentang objek politik yang
berkaitan dengan nilai moral serta perasaan masyarakat itu sendiri. Kriteria ini
biasanya berkaitan dengan informasi yang diterima.

B. STRATEGI NASIONAL

Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai”the art of
the general” atau seni seorang panglima panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan.Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah
penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu
sendiri merupakan kelanjutan dari politik.

Setiawan Hari Purnomo (1996:8) mengatakan bahwa sebenarnya berasal dari


bahasa Yunani “strategos” diambil dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang
berarti memimpin. Oleh karena itu, strategi dalam konteks awalnya ini diartikan
sebagai general ship yang artinya sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam
membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.

Pada abad modern sekarang penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada
konsep atau seni perang panglima dalam peperangan , tetapi sudah digunakan secara
luas, termasuk dalam ilmu ekonomi maupun bidang olahraga. Dalam pengertian umum,
strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.

Dengan demikian , strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau
bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya
merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideology,
politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003) mengatakan bahwa
strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan
lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka
panjang). Implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian. Dengan demikian,
maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui
menuju target yang diinginkan. Strategi yang baik akan memberikan gambaran
tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan.

Taktik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari strategi perlu melakukan analisis
yang lebih mendalam, baik secara internal maupun eksternal.Analisis lingkungan
internal organisasi dimaksudkan kegiatan untuk menilai apakah organisasi dalam posisi
yang kuat (Strength) ataukah lemah (Weaknesses), penilaian tersebut didasarkan pada
kemampuan internal (aset, modal, teknologi) yang dimiliki oleh organisasi dalam upaya
untuk mencapai misi yang telah ditetapkan. Sedangkan analisis eksternal
organisasimenunjukkan kegiatan organisasi untuk menilai tantangan (Treath) yang
dihadapidan peluang (Opportunity) yang dimiliki oleh organisasi dalam upaya
mencapaimisi organisasi berdasar atas lingkungan ekstenalnya.

Analisis lingkungan internaldan eksternal organisasi dalam manajemen strategik


disebut dengan SWOT analysis. Dari hasil analisis SWOT tersebut organisasi akan
menentukan tujuanjangka panjang yang akan dicapai dengan strategi korporasi
(corporate strategy), atau grand strategy, atau business strategy, serta menentukan
tujuan jangkapendek atau tujuan tahunan (annual objective) yang akan dicapai dengan
strategifungsi atau strategi yang ditetapkan pada departemen. (Thoyib, 2005).

Oleh karena itu, dari berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa strategi nasional merupakan cara mengimplementasikan politik nasional dalam
rangka upaya mencapai cita- cita dan tujuan nasional.

Di Indonesia strategi nasional yang telah berlangsung lama disusun


berdasarkan UUD 1945. Jika melihat bagaimana strategi nasional dalam menyusun
politik serta strategi nasional di tingkat suprastruktur politik biasanya diatur oleh
presiden/mandataris MPR. Dalam menjalankan tugastugas ini Presiden dibantu oleh
para menteri yang dipilih sesuai dengan bidangnya serta hak periogratif Presiden.
Presiden memiliki peran penting untuk merancang berbagai program-program serta
rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh para menteri yang telah ditunjuk.
Program-program yang kongkrit inilah bisanya disebut dengan sasaran nasional.
Adanya suatu proses politik serta strategi nasional pada tingkat infrastruktur politik
merupakan sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Dimana peran negara
harus melakukan pembinaan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan
mencantumkan berbagai sasaran sektoral. Dengan adanya berbagai pranata politik
serta adanya peran masyarakat dalam kehidupan politik berbangsa dan negara
tentunya masyarakat memiliki peran besar dalam mengontrol berbagai kebijakan
politik yang dikeluarkan oleh para pejabat politik untuk mengontrol jalannya politik
dan strategi nasional yang tentunya sudah ditetapkan oleh MPR dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Presiden (Jamaludin et al., 2017) . untuk mencapai target program
yang dibuat oleh Presiden dan para menterinya tentunya perlu ada langkah-langkah
bagaimana suatu program tersebut dapat berjalan dengan baik. Tentunya dalam
merancang berbagai program baik negara maupun suatu organisasi perlu memiliki
strategi. Strategi tersebut memiliki lima unsur untuk dapat terlaksana dengan baik,
seperti; arena (pemasaran, penyaluran dan distribusi, kendaraan atau sarana, pembeda
(differebtiations), rencana, pemikiran ekonomi (Assauri, 2018). Setelah strategi
dirancang dan dibuat tentunya perlu adanya keterlibatan dari masyarakat atau warga
negara untuk dapat terlaksananya berbagai program. Adanya peran masyarakat atau
biasanya sering disebut dengan masyarakat madani tentunya akan selalu mengalami
berbagai perkembangan. Perkembangan ini dikarenakan;

1. Adanya peran serta masyarakat diberbagai bidang yang semakin aktif dan terlibat
langsung.
2. Masyarakat semakin terbuka akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
3. Masyarakat memiliki kemampuan dalam menentukan sikap serta menentukan
pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Adanya pemahaman masyarakat semakin pintar dikarenakan tingkat pendidikan
yang semakin tinggi.
5. Semakin terbuka dan kritis dalam mengontrol berbagai kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah
C. POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Politik dan strategi nasional pada hakekatnya merupakan upaya yang dilakukan
oleh penyelenggara negara untuk mencapai tujuan nasional tertuang dalam rencana
pembangunan yang berkelanjutan. Politik dan strategi nasional ini pada masa Orde baru
dituangkan dalam rencana pembangunan baik jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang yang dikenal dengan Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Namun demikian, sejak bergulirnya reformasi konsep pembangunan ini disesuaikan


dengan visi dan misi para penyelenggara negara yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Oleh karena itu, sejak tahun 2004 Politik
dan Strategi Nasional merupakan kewenangan Presiden dan Wakil Presiden, dijabarkan
melaluiVisi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden untuk jangka waktu lima tahun.

Namun Politik dan Strategi Naional merupakan pencerminan masalah


kesejahteraan,dan pertahanan keamanan sebagai wujud politik pembangunan yang
dilaksanakanmelalui visi dan misi pemerintah. Untuk melaksanakan pembangunan
tersebutdiperlukan telaahan strategis, perkiraan strategis dan batas waktu perkiraan
strategis.

Oleh karena itu, politik dan stategi nasional sangat bermanfaat untuk
mengantisipasi perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas yang akan
dihadapi bangsa kita. Adapun implementasi politik dan strategi nasional dapat ditinjau
dari berbagai bidang kehidupan negara, seperti:

a. Bidang Ekonomi
• Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpuh pada mekanisme pasar
yang adil berdasarkan prinsip persingan sehat.
• Mengembangkan persingan yang sehat dan adil serta menghindari terjadinya struktur
pasar monopilistik dan berbagai pasar distortif.
• Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan kemanusian yang adil bagi
masyarakat.
• Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global.
• Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses kemiskinan dan
mengurangi pengganguran.

b. Bidang Hukum
• Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya
kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara
hukum.
• Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan
warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender
dan ketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalui program legislasi.
• Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan
dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.
• Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan dengan hak asasi
manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk undang-undang.
• Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum, termasuk
Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat
dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan,
serta pengawasan yang efektif.
• Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan
pihak mana pun.
• Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan
perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan
nasional.

b. Bidang Sosial Budaya


• Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung.
• Mengembangkan dan membina kebudayaan nasioanal.
c. Bidang politik

Politik Dalam Negeri

• Memperkuat keberadaan serta kelangsungan dalam negara kesatuan RI.


• Meningkatkan kualitas dari perundang-undangan nasional Indonesia.
• Meningkatkan pendidikan politik yaitu secara intensif dan komprehensif kepada
seluruh masyarakat.
• Meningkatkan transparansi serta akuntabilitas dari penyelenggara negara.
• Mempertahankan dan menciptakan kondisi politik dalam negeri yang kondusif dan
menegaskan arah politik luar negeri Indonesia Yang bebas aktif.
• Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas komunikasi di berbagai bidang.
• Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spritual
dan etika.
• Mengupayakan perluasan dan pemerataan pendidikan serta peningkatan kualitas
lembaga pendidikan yang diselenggarakan masyarakat maupun pemerintah.

Politik Luar Negeri

• Meningkatkan kualitas dan juga kinerja dari aparatur luar negeri.


• Meningkatkan kualitas dari jalur diplomasi.
• Meningkatkan kerjasama dalam semua bidang dengan negara tetangga kita.

d. Bidang pertahanan keamanan


• Menata kembali Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru yang konsisten
sekaligus peningkatan kulitasnya.
• Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

e. Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata


• Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa Indonesia yang
bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung
nilai-nilai universal termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan membangun
peradaban bangsa.
• Merumuskan nilai-nilai kebudayaan Indonesia, sehingga mampu memberikan rujukan
sistem nilai terhadap totalitas perilaku kehidupan ekonomi, politik, hukum dan
kegiatan kebudayaan dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional dan
peningkatan kualitas berbudaya masyarakat.
• Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya dalam rangka memilah-milah
nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi tantangan pembangunan
bangsa di masa depan.
• Mengembangkan kebebasan berkreasi dalam berkesenian untuk mencapai sasaran
sebagai pemberi inspirasi bagi kepekaan rasa terhadap totalitas kehidupan dengan
tetap mengacu pada etika, moral, estetika dan agama, serta memberikan perlindungan
dan penghargaan terhadap hak cipta dan royalti bagi pelaku seni dan budaya.
• Mengembangkan dunia perfilman Indonesia secara sehat sebagai media massa kreatif
yang memuat keberagaman jenis kesenian untuk meningkatkan moralitas agama serta
kecerdasan bangsa, pembentukan opini publik yang positif dan peningkatan nilai
tambah secara ekonomi.

f. Hubungan Luar Negeri


• Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada
kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang,
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam
segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerja sama internasional
bagi kesejahteraan rakyat.
• Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang menyangkut
kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga
perwakilan rakyat.
• Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di
dunia internasional, memberikan pelindungan dan pembelaan terhadap warga negara
dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi
kepentingan nasional.
• Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan
pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun internasional
dalam rangka stabilitas, kerja sama, dan pembangunan kawasan.
• Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi
perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC, dan
WTO.
• Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta memperlancar
prosedur diplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisi bagi penyelesaian perkara
pidana.
• Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang
berbatasan langsung dan kerja sama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas,
pembangunan, dan kesejahteraan.

Secara hirarkis, struktur Politik dan Strategi Nasional mencakup banyak hal terkait dengan
kehidupan nasional dari suatu negara.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Politik berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan, dimana politik membahas
soal-soal yang berkaitan dengan masalah bagaimana pemerintahan itu dijalankan agar
dapat terwujud sebuah kelompok masyarakat politik atau suatu organisasinegara yang
baik.
2. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi
(perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang). Implementasi strategi dan
evaluasi serta pengendalian.
3. Politik dan strategi nasional sangan bermanfaat untuk mengatisipasi perkembangan
globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas yang akan dihadapi bangsa kita.
4. Komunikasi politik terdiri dari dua arah yaitu; bagaimana institusi negara yang bersifat
formal atau suprastruktur politik menyampaikan pesan politik kepada publik dan
Bagaimana infrastruktur politik menerima respon berbagai pesan politik terhadap
suprastruktur.
5. Strategi tersebut memiliki lima unsur untuk dapat terlaksana dengan baik, seperti;
arena (pemasaran, penyaluran dan distribusi, kendaraan atau sarana, pembeda
(differebtiations), rencana, pemikiran ekonomi.

B. SARAN

Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait
dengan politik dan strategi nasional yang ada di negara Indonesia. Khususnya yang berminat
untuk mengetahui lebih jauh tentang politik dan strategi nasional di Indonesia. Meskipun
kami mwnginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan sebagai
bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya
tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/nurdiansyahrachman/552fe84b6ea8342b648b45c2/
pengertian-politik-dan-strategi-nasional

Pendidikan Kewarganegaraan - Politik dan Strategi Nasional.pdf

https://brainly.co.id/tugas/10264784

https://www.dictio.id/t/bagaimana-implementasi-politik-dan-strategi-nasional/56741/2

A. Ubaidillah,dkk. 2000,Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi,

HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta, IAIN Jakarta Press. Abdulgani, Ruslan. 1979.
Pengembangan Pancasila di Indonesia.

Jakarta:YayasanIdayu.

Abdullah, Rozali. 1984. Pancasila sebagai Dasar Negara dan

PandanganHidupBangsa.Jakarta:CV.Rajawali.
Abul A'la Al Maududi, 1990.Hukum dan Konstitusi; Sistem Politik

Islam, Bandung, Mizan.

Agus, Irianto Maladi. 2015.Interaksinisme Simbolik: Pendekatan

Antropologis Merespon Fenomena Keseharian. Semarang: Gigih

Pustaka Mandiri.

Ahmad, Amrullah, dkk. 1996. Dimensi Hukum Islam dalam Sistem

Hukum Nasional. Depok: Gema Insani.

Aida. 2005. Liberalisme dan Komunitarianisme: Konsep tentang

IndividudanKomunitas.JurnalDemokrasiVolumeIVNomor2. Ali, As'ad Said. 2009. Negara


Pancasila Jalan Kemaslatan Berbangsa.

Jakarta: Pustaka LP3ES.

Ali, Perveen Saukat. 1978.The Political Philosophy of Iqbal. Lahore:

Anorkali.

Aminuddin Ilmar, 2014.Hukum Tata Pemerintahan, Prenadamedia

Group, Jakarta.

Anshory, HM. Nasruddin. 2008. Bangsa Gagal: Mencari Identitas

Kebangsaan.Yogyakarta:LkiS.

Bagir Manan, 2004.Perkembangan UUD 1945, FH UII Press,

Yogyakarta.

--------------, Pemikiran Negara Berkonstitusi di Indonesia, Makalah

pada Temu Ilmiah Nasional, Fakultas Hukum Universitas

Padjadjaran, Bandung, 6 April 1999.

Bagus, Lorens, 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Bagus. 1996.Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.

Bakry, Noor Ms, 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai