Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Dosen Pengampu : Boby yasman purnama M.Pd

DISUSUN OLEH
MINA KURNIA EKA WATI (206220005)

PRODI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini bisa selesai pada waktunya

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya tugas selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jambi, 11 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................
4

a. Latar belakang............................................................................................4
b. Rumusan masalah......................................................................................5
c. Tujuan.........................................................................................................
5

BAB II...............................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................6

a. Pengertian politik dan strategi nasional......................................................6


b. Bagaimana penyusunan politik dan strategi nasional.................................8
c. Faktor apa yang mempengaruhi polstranas..............................................10
d. Bagaimana implementasi dari politik dan strategi nasional......................12
e. Bagaimana peran mahasiswa dalam politik dan strategi nasional............15
f. Bagaimana keberhasilan politik dan strategi nasional..............................20

BAB III.............................................................................................................21

PENUTUP...............................................................................................................2
1

a. Kesimpulsn ...............................................................................................21
b. Daftar pustaka...........................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Politik dan Strategi nasional merupakan satu-kasatuan yang tidak dapat


dipisahkan. Politik yang dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dan
cara memujudkannya berhubungan langsung dengan strategi yang merupakan
kerangka rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini politik
dan strategi nasional merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara-cara
untuk mencapai tujuan nasional.Politik nasional pada hakikatnya merupakan
kebijakan nasional. Hal inidikarenakan, politik nasional merupakan landasan serta
arah bagi konsep strategi nasional dan strategi nasional merupakan pelaksanaan
dari kebijakan nasional.Dalam penyusunan politik nasional hal-hal yang perlu
diperhatikan secara garis besar adalah kebutuhan pokok nasional yang meliputi
masalah kesejahteraan umum dan masalah keamanan dan pertahanan
negara.Pelaksanaan politik dan strategi nasional yang dilekukan oleh negara
Indonesia mencakup beberapa bidang yang dianggap central bagi penyelarasan
kehidupan berbangsa dan bernegara dari masyarakat Indonesia. Bidang-bidang
tersebut adalah bidang hukum, bidang ekonomi, bidang politik, bidang agama,
bidang pendidikan, bidang sosial dan budaya, bidang pembangunan daerah,
bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta bidang pertahanan dan
keamanan.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa


yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Sejak
peristiwa proklamasi di tahun 1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari
negara Indonesia, terutama tentang kedaulatan dan sistem pemerintahan dan
politik.Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya
baik. Kondisi indonesia masih morat-marit dan tidak stabil. Namun, setelah
beberapa tahun berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan
membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur
sistem pemerintahannya sendiri.

Pada saat terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak
negara yang terpengaruh oleh kedigdayaan kedua negara tersebut. Kedua negara
tersebut saling berlomba Untuk menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih
hebat. Untuk melancarkan usaha mereka tersebut,mereka banyak meletakkan

4
pengaruh di beberapa negara dunia sehingga negara-negara tersebut akan
mendukung usaha dan tinakan meraka supaya negara tersebut tunduk kepada
mereka.Mereka saling berlomba dalam segala hal, mereka berlomba untuk
mendapatkan simpati dan empati serta bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh
karenanya banyak negara-negara di dunia yang menjadi pengikut mereka. Pada
saat itu dunia di bagi dalam dua kelompok, blok barat dan blok timur.Akan tetapi,
bangsa Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi. Indonesia dan
beberapa negara lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang
tidak memihak salah satu darikedua blok tersebut, kelompok tersebut dikenal
dengan gerakan negara-negara non-blok Pada saat itu Indonesia menganut politik
bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan salah satu kelompok yang ada pada
saat itu, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan
mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia di segala bidang. Selain
itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara
dan menjaga keutuhan negara.

Saat ini banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik
bebas aktif yang di anutoleh Indonesia, dan tidak sedikit di antara mereka yang
salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Oleh karena itu, kiranya
saya perlu untuk membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia. saya
akan coba untuk membahas hal tersebut dalam makalah saya yang saya beri judul
“Politik Dan Strategi Nasional”.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian politik dan strategi nasional
B. Bagaimana penyusunan politik dan strategi nasional?
C. Faktor apa yang mempengaruhi polstranas?
D. Bagaimana implementasi dari politik dan strategi nasional?
E. Bagaimana peran mahasiswa dalam politik dan strategi nasional?
F. Bagaimanakah keberhasilan politik dan strategi nasional?

C. TUJUAN PENULISAN
1. mengatahui politik nasional dan strategi nasional
2. mengetahui penyusunan politik dan strategi nasional
3. mengetahui faktor-faktor apa saja yamg mempengaruhi politik dan strategi
nasional
4. mengetahui implementasi dari politik dan strategi nasional
5. untuk mengetahui peran mahasiswa dalam politik dan strategi nasional
6. mengetahui keberhasilan politik dan strategi nasional

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

1).PENGERTIAN POLITIK

a).secara etimologi

Secara etimologi, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota
atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang
berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan
negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti
kewarganegaraan.

Politik juga berasal dari bahasa Inggris; politic :bijaksana, beradab,


berakal, yang dipikirkan;polite:sopan, halus, beradab, sopan santun,
terpilih, yang halus budi bahasanya; policy: kebijaksanaan, haluan negara,

Dalam bahasa Indonesia,Secara umum politik mempunyai dua arti,


yaitu politik dalam arti kepentingan umum (politics) dan politik dalam
arti kebijakan (policy). Politik dalam arti politics adalah rangkaian
asas/prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan politik dalam arti policy adalah penggunaan
pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya usaha untuk
mewujudkan keinginan atau cita-cita yang dikehendaki. Policy
merupakan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-
baiknya.Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik

b).secara terminologi

 Menurut Ramlan Surbakti bahwa definisi politik adalah interaksi


antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

6
 Menurut F.Isjwara politik ialah salah satu perjuangan untuk
memperoleh kekuasaan atau sebagai tekhnik menjalankan kekuasaan-
kekuasaan.
 Menurut Kartini bahwa politik dapat diartikan sebagai aktivitas
perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan
peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku
ditengah masyarakat.

Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa politik merupakan sebuah


sarana memperjuangankan kekuasaan sertamempertahankan kekuasaan itu demi
tujuan yang ingin dicapai dan merupakan salah satu sarana interaksi atau
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat sehingga apapun program yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan keinginan-keinginan
masyarakat dimana tujuan yang dicita-citakan dapat dicapai dengan baik .
Pengertian komunikasi dapat disederhanakan secara umum sebagai “hubungan”
atau kegiatan upaya interaksi manusia dengan lembaga dan dapat bersifat
langsung atau tidak langsung (melaluiperantara/mediamasa), bisa bersifat vertical
dan horizontal. Hal ini didukung oleh pendapat Kosasih Djahiri bahwa
komunikas adalah : “Suatu proses” (proses,reaksi atau interaksi) dan merupakan
produk dari pada kemampuan manusia/lembaga pelaku yang bersangkutan

2).PENGERTIAN STRATEGI NASIONAL

a).secara etimologi

Strategi berasal dari bahasa Yunanistrategiayang diartikan sebagai “the art


of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan.

b).secara terminologi

Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah


pengetahuan tentang penggunaan pertempuranuntuk memenangkan peperangan.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan
atau pencapaian tujuan

7
3).PENGERTIAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Politik Nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan


kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan
demikian, definisi politik adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan
negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional. Jadi,
strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional

B. BAGAIMANA PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI

1).Suprastruktur dan Infrastruktur Politik

Penyusunan politik dan strategi negara di tingkat suprastruktur dilakukan


oleh Presiden sebagai mandataris MPR setelah memahami Garis-Garis Besar
Haluan Negara yang ditetapkan oleh MPR dengan langkah awal menyusun
Program Kabinet yang diikutu dengan menunjukkan para menterikabinet sebagai
pembantu presiden.Ditingkat infrastruktur, politik dan strategi nasional
merupakan sasaranyang hendak dicapai yang meliputi bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Masyarakat melalui pranata politik yang ada
di erareformasi memiliki peranan yang penting, yaitu berupaya mengontrol
jalannya politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan oleh MPRsebagai
GBHN maupun yang dilaksanakan oleh Presiden beserta penyelenggara negara
lainnya.

2).Penentu Kebijakan

Kebijakan Puncak dilakukan oleh MPR yang berwenang menetapkan UUD


1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara. Kebijakan Umum dilakukan oleh
Presiden sebagai kepala Pemerintahan dan DPR, bentuknyaadalah Undang-
Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah, Kepres, dan Inpres.Kebijakan Khusus
dilakukan oleh Menteri dalam menjabarkan KebijakanUmum guna merumuskan
strategi dalam masing-masing bidang sesuai tanggung jawabnya. Kebijakan
Teknis dilakukan oleh Pimpinan Eselon I Departemen Pemerintahan dan Non
Departemen. Bentuk kebijakannya adalah Peraturan Keputusan, atau Instruksi
pimpinan Departemen dan Dirjen. Kebijakan di daerah, adalah Kepala Daerah
dengan persetujuan DPRD. Kebijakannya berupa Perda, Keputusan Kepala
Daerah dan Instruksi kepala daerah

8
3). Dasar Pemikiran Penyusuna Politik dan Strategi Nasional

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran


yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskanideologi
Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional .Politik dan
strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat
yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut
dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”.Lebaga-lembaga tersebut
adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA.Sedangkan badan-badan yang ada
dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata
politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa,kelompok kepentingan (interest group), dan
kelompok penekan (pressure group).Suprastruktur dan infrastruktur politik harus
dapat bekerja sama dan memilikikekuatan yang seimbang. Mekanisme
penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur politik diatur oleh
presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi
nasional di tingkat suprastruktur politkdilakukan setelah presiden menerima
GBHN. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga
pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan
oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat
pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik dan strategi nasional dalam
pemerintahan adalah sebagai berikut :

A. Otonomi Daerah

Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerahyang


merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritistelah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomiterbatas bagi
daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota.Perbedaan
Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:

1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat


(central government looking).
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai daridaerah
(local government looking).

B. Kewenangan Daerah

1. Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tenang Otonomi


Daerah,kewenagan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang
pemerintahan,kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,

9
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain.
2. Kewenangan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaannasional
dan pengendalian pembangunan secara makro.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLSTRANAS

Di tinjau dari sejarah dan dari letak geografis, jiwa manusia yang hidup di
atasnya dan lingkungan, timbullah beberapa faktor yang merupakan potensi atau
kekuatan yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan perjuangan bangsa
Indonesia. Di samping itu kita temukan pula masalah-masalah atau problema-
problema yang harus dihadapi sebagai hakikat ancaman. Potensi-potensi serta
masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi politik
dan strategi nasional yang sesuai dengan metode astagatra dapat dikelompokkan
ke dalam bidang-bidang ideology, politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer.

A. Ideologi dan Politik

Potensi ideologi dan politik dihimpun dalam pengertian kesatuan dan


persatuan nasional yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas
kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta berkesanggupan untuk menolong
bangsa-bangsa yang masih di jajah guna mencapai kemerdekaannya. Mengadakan
kerja sama regional serta membentuk dan mewujudkan kesetabilan di wilayah
Asia Tenggara dan mengusahakan adanya kerja sama internasional dalam rangka
perjuangan dalam menghapuskan imperialisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun datangnya, keseluruhan itu tidak
terlepas terhadap penggabdian untuk kepentingan nasional.

B. Ekonomi

Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia


merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencukupi
kebutuhan rakyat Indonesia, bahkan kemungkinan mampu untuk membantu
mencukupi keperluan dunia. Jumlah penduduk Indonesia secara cepat
berkembang. Perkembangan tersebut dapat membawa Indonesia menjadi kekuatan
ekonomi yang diperhitungkan pada masa yang akan dating. Secara fisik Indonesia
menduduki posisi silang antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik dan
antara Benua Asia dan Benua Australia yang juga merupakan titik temu dari
berbagai bentuk interaksi kehidupan sosial Internasional. Kondisi ekonomi yang

10
demikian itu memiliki daya tarik yang kuat bagi Negara-negara maju/industry
untuk mendapatkan bahan mentah, untuk dijadikan pasar bagi industrinya serta
sebagai tempat investasi modal.

C.Sosial Budaya

Kebhinnekaan dalam berbagai segi kehidupan bangsa merupakan kerawanan


yang harus dipersatukan (Bhinneka Tunggal Ika) agar menjadi kekuatan. Segala
daya dan dana harus dikerahkan dan dimanfaatkan untuk mewujudkan dan
memelihara kebhinnekatunggalikaan bangsa Indonesia untuk ditransformasikan.
Pengaruh kebudayaan barat yang sangat kuat di Indonesia dapat membuat kita
menjadi kebarat-baratan. Tanpa selektif jati diri kita sebagai bangsa Indonesia
akan hilang.

D. Pertahanan Keamanan

Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia


dan kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus di
bimbingkan dan dikembangkan.

Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses


penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis
pertumbuhan itu selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan
dan keamanan nasional yang menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih
tetap untuk walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan sosial dalam
perjuangan Indonesia serta memiliki potensi yang di sebut sistem Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).

E. Ancaman

Yang di maksud dengan “ancaman” yaitu semua bentuk bahaya yang bersifat
ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif dalam
kelangsungan hidup, integritas, dan identitas suatu negara dan bangsa. Dalam
rangka mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat mewujudkan
ambisinya sedemikian rupa. Perwujudan ambisinya itu di salurkan melalui
bidang-bidang impoleksom, baik secara terbuka maupun secara tertutup, sehingga
fisik maupun non fisik dengan menggunakan berbagai dalih untuk mencapai
sasarannya. Wujud ambisinya merupakan suatu cetusan dari kepentingan-
kepentingannya.

Contoh ambisi dari beberapa negara besar di berbagai bidang di antaranya


adalah:

11
• Bidang Ideologi merupakan keperluan untuk meluaskan ideologinya seperti
yang dilakukan Uni Soviet dan RRC dalam usama pengkomunisan dunia.

• Bidang Politik merupakan keperluan untuk memperluas pengaruhnya, seperti


yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam usahanya untuk
merebut dominasi dunia.

• Bidang Ekonomi merupakan keperluan untuk mendapatkan bahan mentah


serta pasaran bagi industrinya dan memelihara life-line-nya. Seperti yang di
lakukan Jepang dalam usaha ekonominya.

• Bidang Sosial-Budaya merupakan keperluan untuk meluaskan


kebudayaanya, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dengan usaha
Amerikanisasi dunia.

• Bidang Militer merupakan keperluan untuk mempartahankan kepentingan-


kepentingannya di luar atau untuk membantu sekutu-sekutunya berdasarkan fakta-
fakta militer, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan
move-move militernya (Lemhannas, 1995).

D. IMPLEMENTASI DARI POLITIK DARI POLITIK DAN STRATEGI


NASIONAL

A. Politik Nasional adalah Politik Pembangunan Politik Nasional pada


hakekatnya sama dengan Kebijakan Nasional sebagai landasan serta arah bagi
penyusunan konsep strategi nasional. Dalam penyusunan politik nasional hal-
hal yang perlu diperhatikan secara garis besar adalahkebutuhan pokok
nasional yang meliputi masalah kesejahteraan umum dan masalah keamanan
dan pertahanan negara.Oleh karena upaya untuk mewujudkan kebutuhan
pokok nasional yang juga pada hakikatnya merupakan cita-cita dan tujuan
nasional, dilakukan melalui pembangunan, maka politik nasional disebut
politik pembangunan.Implementasi Politik dan Strategi Nasional dalam
Bidang-Bidang Pembangunan NasionalGaris-Garis Besar Haluan Negara
sebagai arah penyelenggaraan negara dansegenap rakyat Indonesia, kaidah
Pelaksanaannya sebagai berikut:

12
1. Presiden menjalankan tugas penyelenggaraan negara, berkewajiban
untuk mengerahkan semua potensi dan kekuatan pemerintahan
dalam melaksanakan dan mengendalikan pembangunan
nasional.melaksanakan dan mengendalikan pembangunan nasional.
2. DPR, MA, BPK, dan DPA berkewajiban melaksanakan GBHN
sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD
1945
3. Semua lembaga tinggi negara berkewajiban menyampaikan
laporan pelaksanaan GBHN dalam siding Tahunan MPR, sesuai
dengan fungsi,tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
4. GBHN dalam pelaksanaan dituangkan dalam Program
Pembangunan Negara Lima Tahun yang memuat uraian kebijakan
secara rinci danterstruktur yang secara yuridis ditetapkan oleh
Presiden bersama DPR.
5. PROPENAS dirinci dalam Rencana Pembangunan Tahunan yang
memuat APBN dan ditetapkan Presiden bersama DPR.

B. Orde Lama

Dalam era dua puluh tahun pertama setelah kemerdekaan (1945–


1965), bangsa Indonesia mengalami berbagai ujian yang sangat
berat.Indonesia telah berhasil mempertahankan kemerdekaan dan
menegakkankedaulatan negara. Persatuan dan kesatuan bangsa berhasil
puladipertahankan dengan meredam berbagai benih pertikaian, baik
pertikaianbersenjata maupun pertikaian politik diantara sesama komponen
bangsa. Padamasa itu para pemimpin bangsa berhasil menyusun rencana
pembangunannasional. Namun, suasana yang penuh ketegangan dan
pertikaian telahmenyebabkan rencana-rencana tersebut tidak dapat terlaksana
dengan baik.Politik dan strategi nasional yang tertuang dalam Garis-Garis
BesarPola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961 –
1969 sangat didominasi oleh kebijakan Presiden Soekarno yang anti terhadap
Blok Barat dan cenderung ingin bersahabat dengan negara-negara
BlokTimur. Pada saat itu, Presiden Soekarno menetapkan “Politik
sebagaipanglima” dan “Politik Mercusuar”. Pembangunan yang dijalankan
lebihdiarahkan pada pembangunan politik sehingga sebagian besar program
dankegiatan pembangunan ekonomi tidak dapat berjalan dengan baik yang
padaakhirnya menyebabkan krisis ekonomi yang menyebabkan
ketidakpuasanrakyat terhadap kepemimpinan Presiden Soekarno.Akhirnya,
melalui proses yang panjang dengan penuh kemelut politikyang menimbulkan

13
turbulensi politik yang menegangkan, Presiden Soekarnojatuh dan
pemerintahan Orde Lama digantikan dengan pemerintahanSoeharto yang
menyatakana diri sebagai pemerintahan Orde Baru dengankomitmen akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dankonsekuen.

C.Orde Baru

Pada kurun waktu 1969–1997, bangsa Indonesia berhasil menyusun


rencana pembangunan nasional secara sistematis melalui tahapan
limatahunan. Pembangunan tersebut merupakan penjabaran dari Garis-garis
Besar Haluan Negara (GBHN) yang memberikan arah dan pedoman
bagipembangunan negara untuk mencapai cita-cita bangsa sebagaimana
yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
RepublikIndonesia Tahun 1945. Tahapan pembangunan yang disusun dalam
masa itutelah meletakkan dasar-dasar bagi suatu proses pembangunan
berkelanjutandan berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti
tercermin dalamberbagai indikator ekonomi dan sosial. Proses
pembangunan pada kurunwaktu tersebut sangat berorientasi pada output dan
hasil akhir. Sementara itu,proses dan terutama kualitas institusi yang
mendukung dan melaksanakantidak dikembangkan dan bahkan ditekan
secara politis sehingga menjadirentan terhadap penyalahgunaan dan tidak
mampu menjalankan fungsinya secara profesional. Ketertinggalan
pembangunan dalam sistem dan kelembagaan politik, hukum, dan sosial
menyebabkan hasil pembangunanmenjadi timpang dari sisi keadilan dan
dengan sendirinya mengancam keberlanjutan proses pembangunan itu sendiri.

Menjelang timbulnya krisis ekonomi pada tahun 1997, pembangunan


ekonomi sesungguhnya sedang dalam optimisme yang tinggi sehubungan
dengan keberhasilan pencapaian pembangunan jangka panjang
pertama.Namun, berbagai upaya perwujudan sasaran pembangunan praktis
terhentiakibat krisis yang melumpuhkan perekonomian nasional.
Rapuhnya perekonomian di negara-negara kawasan Asia Tenggara menunjukkan
bahwa pondasi ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara,
termasukIndonesia belum kuat menahan gejolak eksternal. Pertumbuhan cukup
tinggiyang berhasil dipertahankan cukup lama lebih banyak didorong
olehpeningkatan akumulasi modal, tenaga kerja dan pengurasan sumber
dayaalam daripada peningkatan dalam produktivitas perekonomian
secara berkelanjutan.Dari krisis tersebut terangkat kelemahan mendasar
bahwah kemajuan selama ini belum diikuti oleh peningkatan efisiensi dan
perbaikantata kelola kelembagaan ekonomi yang akhirnya meruntuhkan
kepercayaanpara pelaku, baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh

14
karena itu, disamping rentan terhadap gangguan eksternal, struktur
perekonomian sepertiitu akan sulit berkembang jika dihadapkan pada
kondisi persaingan yanglebih ketat, baik pada pemasaran hasil produksi
maupun pada peningkatan investasi, dalam era perekonomian dunia yang
makin terbuka.

Krisis tahun 1997 telah meruntuhkan pondasi perekonomian nasional.Dalam


kurun waktu kurang dari satu tahun nilai tukar merosot
drastismencapai sekitar Rp15.000,00 per US $ 1. Implikasinya, utang
pemerintahdan swasta membengkak dan mengakibatkan permintaan agregat
domestik terus menurun sampai dengan pertengahan 1998. Akibatnya, PDB
mengalamikontraksi sekitar 13 persen pada tahun tersebut. Banyaknya
perusahaan yangbangkrut mengakibatkan jumlah pengangguran meningkat
tajam hampir tigakali lipat, yaitu sekitar 14,1 juta orang; jumlah masyarakat
miskin meningkathampir dua kali lipat, dari sekitar 28 juta orang pada tahun
1996 menjadisekitar 53 juta orang pada tahun 1998.

Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis multidimensi,


yangselanjutnya berdampak pada perubahan (reformasi) di seluruh sendi-
sendikehidupan berbangsa dan bernegara. Reformasi tersebut
memberikansemangat politik dan cara pandang baru sebagaimana
tercermin padaperubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.Perubahan substansial dalam Undang-Undang Dasar Negara
RepublikIndonesia Tahun 1945 yang terkait dengan perencanaan
pembangunan nasional adalah :

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidakdiamanatkan


lagi untuk menetapkan Garis-garis Besar Haluan
Negara(GBHN);
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secaralangsung oleh rakyat; dan
(3) desentralisasi dan penguatan otonomi daerah.

E. PERANAN MAHASISWA DALAM POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Dilihat kembali dalam sejarah di Indonesia, dasar perubahan khususnya pada


dunia politik hampir selalu dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa terbukti
mampu menjadi pelopor dalam sejarah Bangsa. Mahasiswa merupakan bagian
dari rakyat, bahkan ia merupakan rakyat itu sendiri. Mahasiswa sebagai tumpuan
berbagai pihak. Mereka sering disebut sebagai harapan bangsa, harapan negara,

15
harapan masyarakat, harapan keluarga bahkan harapan dunia. Mahasiswa sebagai
agen perubahahan (Agen of Change) seringkali menjadi pemicu dan pemacu
perubahan-perubahan dalam masyarakat.

Secara empiris, dalam sejarah Indonesia mahasiswa telah membuktikan


dirinya sebagai agen perubahan sejarah. Seperti yang diketahui mahasiswa sangat
berperan penting sebagai kekuatan dan subjek sejarah dalam perkembangan
reformasi di Indonesia. Kekuatan itu sungguh ada dan bentuknya yang paling
nyata adalah gerakan mahasiswa yang tidak kunjung henti-hentinya pada akhir ini.

1. Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan

Mahasiswa Indonesia telah berperan dalam menciptakan perubahan


sebelum kemerdekaan NKRI. Sejak tahun 1908 dengan berdirinya Boedi Oetomo,
mahasiswa Indonesia mulai mengadakan persatuan untuk mendiskusikan dan
memperjuangkan nasionalisme bangsa Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, gerakan
mahasiswa mengalami persatuan, namun di Belanda juga. Mahasiswa-mahasiswa
Indonesia yang belajar disana mendirikan organisasi-organisasi pemuda
Indonesia, seperti Indoneische Vereeninging, Indische Partij, Indische Sociaal
democratische (ISDV) dan lainnya.

Dari kebangkitan pemuda yang dimotori mahasiswa tersebutlah, maka


pada tanggal 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda II, maka dicetuskanlah
“Sumpah Pemuda”. Ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia
mengakui bahwa hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni
Indonesia. Pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan tersebutlah, mahasiswa-
mahasiswa Indonesia telah mengadakan sebuah gerakan persatuan, untuk
memperjuangkan nasib bangsanya. Nasib bangsa yang belum lahir, namun akan
segera lahir. Gerakan mahasiswa ini berperan untuk mendiskusikan dan
memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia yang saat itu sedang dijajah oleh
Belanda. Gerakan mahasiswa inilah yang kemudian berpikir akan persatuan
seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi
masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab. Mahasiswa di Belanda maupun di
Jakarta, terus mendiskusikan dan bermimpi tentang kemerdekaan rakyatnya.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan bawah tanah yang
dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia, dan dibantu juga oleh beberapa
orang Belanda yang prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia. Maka pada tahun
1945, pada saat Jepang berkuasa, maka Pemuda Indonesia yakni terdiri dari
angkatan muda dan angkatan tua berupaya untuk mewujudkan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Pada bulan Agustus, angkatan muda yang dipelopori oleh
Chaerul Saleh dan Soekarni menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk

16
segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945
proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, dan berita tersebut
diteruskan keseluruh Indonesia.

Gerakan pemuda Indonesia yang didalamnya merupakan gerakan mahasiswa,


lewat diskusi-diskusi bawah tanah di Asrama Menteng, Asrama Cikini dan
Asrama Kebon Sirih, berhasil membawa perubahan pada bangsa Indonesia,
sehingga menemukan kemerdekaannya sendiri. Peran gerakan pemuda tidak habis
oleh waktu. Sejak tahun 1908, 1928 hingga 1945, pemuda tetap berkobar dengan
pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak bangsa
Indonesia. Memang waktu yang panjang untuk menemukan sebuah kemerdekaan,
namun dengan strategi gerakan yang tepat bangsa ini telah menemukan nasibnya
sendiri. Ditangan gerakan pemudalah nasib bangsa ini berubah, dan ditangan
pemuda jugalah perubahan terjadi

2. Masa Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama

Kemerdekaan telah diraih, perubahan telah terjadi. Dimanakah pemuda-


pemuda Indonesia setelah kemerdekaan? Mereka tetap ada dalam titik kritis
dengan pemerintahan yang baru saja terbentuk. Masukan-masukan kritis diberikan
para pemuda kepada Soekarna dan Hatta untuk melanjutkan nasib bangsa Ini.
Pemuda-pemuda generasi tua seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin dan
lainnya masuk dalam tubuh pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan
pemuda Indonesia, demi terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil
dan beradab.

Pada tahun-tahun selanjutnya mulai muncul pergerakan-pergerakan


mahasiswa yang berlandaskan nasionalisme Indonesia, untuk tetap berjuang
menuju kemerdekaan yang dicita-citakan. Seperti PMII, GMNI, HMI dan lainnya.
Pada tahun 1950 hingga 1959, saat Indonesia menerapkan demokrasi liberal, yang
memunculkan banyak partai politik.

Maka beberapa gerakan mahasiswa dan pemuda, dibawah kearah


perjuangan partai politik, seperti GMNI dengan PNI, PMII dengan partai NU,
HMI dengan Marsyumi dan gerakan lainnya yang mulai berdekatan dengan partai.
Dengan demikian peran mahasiswa masuk kedalam ranah politik. Pada tahun
1966, ketika PKI dinyatakan sebagai partai terlarang, maka Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI) terbentuk (25 Oktober 1966), dengan tujuan agar
aktivis mahasiswa dapat lebih terkoordinasi dalam melawan PKI dan memiliki
kepemimpinan. Adapun organisasi yang terbentuk dalam KAMI, yakni HMI, PII,
GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi-Organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa
Pancasila, Ikatan Pers mahasiswa Indonesia (IPMI). Munculnya KAMI diikuti

17
dengan munculnya kesatuan aksi lainnya. KAMI dan Kesatuan Aksi Pemuda
Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front
Pancasila mendatangi gedung MPR/DPR RI untuk menuntut TRITURA, yakni
bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet DWIKORA, dan
turunkan harga serta perbaikan sandang pangan. Peran gerakan mahasiswa telah
diperlebar dari memperjuangkan kemerdekaan, menjadi mempertahankan ideologi
bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Mahasiswa tetap mengawal kemerdekaan yang
telah mereka capai.

Pada tahun 1966 juga, saat presiden Soekarno menetapkan sistem


presidensil. Gerakan mahasiswa di Indonesia mulai terlibat untuk
memperjuangkan sebuah orde yang baru. Mahasiswa-mahasiswa saat itu, seperti
akbar tanjung. Cosmas batubara, Sofyan wanandi dan lainnya (angkatan 66)
memperjuangkan sebuah sistem demokrasi yang baru, yang mengganti sistem
presidensil.

Selain itu mereka juga berhasil membangun kepercayaan masyarakat


untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI.
Setelah perjuangan mahasiswa dan TNI berhasil berhasil menumpas PKI, maka
Indonesia memasuki sebuah orde baru, yang mana mahasiswa semakin bersahabat
dengan TNI. Sebuah orde baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto.

Apakah setelah itu pergerakan mahasiswa selesai ? Belum. Ada beberapa


mahasiswa seperti Akbar Tanjung, Cosmas Batubara dan lainnya diberikan hadiah
oleh presiden Soeharto untuk masuk dalam kabinet menteri Orde Baru.
Sedangkan mahasiswa lainnya kembali masuk kekampus dan menempatkan jarak
kritis dengan pemerintah. Pada tahun 1971, ketika pemerintahan Orde Baru
berupaya mempertahankan posisi pemerintahannya dengan membuat 2 undang-
undang yang secara politis menguntungkan status quo mereka (baik UU tentang
Pemilu, Partai politik maupun MPR, DPR, DPRD). Maka mulai muncul suatu
gerakan dalam bentuk pernyataan sikap ketidak percayaan dari masyarakat, yang
dimotori oleh mahasiswa. Mahasiswa yang saat itu dipimpin oleh Adnan Buyung
Nasution, Arif Budiman dan Asmara nababan menawarkan golongan Putih
(Golput), sebagai bentuk ketidak percayaan terhadap pemerintah yang membatasi
partai dan mempolitisir kemenangan pemilu (pada Golkar).

Selanjutnya pada tahun 1972 hingga tahun 1974, ketika terjadi banyak
korupsi ditubuh pemerintahan dan masyarakat mengalami kemiskinan, akibat
naiknya harga beras, maka mahasiswa bergerak kejalan-jalan untuk melakukan
demonstrasi penurunan harga dan pembubaran Asisten Pribadi. Pada tahun 1974
dan 1975 terjadi meristiwa Malari yang juga dimotori oleh mahasiswa lewat
demonstrasi besar. Namun demonstrasi besar tersebut berubah menjadi suatu

18
kerusuhan sosial besar, hingga penjarahan yang makan banyak korban. Hal ini
dikarenakan demonstrasi telah disusupi oleh orang-orang (Soeharto) yang ingin
memanfaatkan gerakan mahasiswa tersebut.

Menjelang Pemilu tahun 1977, pergerakan mahasiswa mengangkat isu


berbagai penyimpangan politik. Gerakan ini juga mengkritik strategi
pembangunan dan kepemimpinan nasional yang tidak berpihak pada rakyat dan
tidak demokratis. Pada saat ini pemerintah juga membentuk tim kampanye untuk
masuk ke kampus-kampus, namun tim ini ditolak oleh mahasiswa. Setelah itu
pergerakan mahasiswa berkonsentrasi didalam kampus (karena menghindari
kejadian seperti peristiwa Malari). Hingga tahun 1978, mahasiswa tetap bergerak
dari dalam kampus, sehingga memaksa militer masuk kedalam kampus, dan
dihapusnya Dewan mahasiswa (diganti dengan Normalisasai Kehidupan Kampus
(NKK) / Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) secara paksa oleh pemerintah
diseluruh Indonesia.

Setelah tahun 1974 (sejak dibentuknya NKK dan BKK) maka tidak ada
gerakan besar yang dilakukan oleh mahasiswa intra. Dalam perkembangannya
gerakan mahasiswa digeser oleh kehadiran Lembaga-lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang menjadi alternatif gerakan mahasiswa, untuk membantu
masyarakat mencapai tujuannya. Selain itu beberapa mahasiswa intra mulai
meleburkan diri dan aktif dalam organsiasi kemahasiswaan ekstra kampus, seperti
HMI, PMII, GMKI dan PMKRI (yang selanjutnya dikenal dengan kelompok
Cipayung). Kelompok Cipayung ini terus melakukan pergerakan lewat diskusi-
diskusi dan pers mahasiswa.

Pada tahun 1990 NKK dan BKK dicabut, dan Senat Mahasiswa Perguruan
tinggi (SM-PT) diakui kembali oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan (waktu
itu Fuad Hasan). Namun hal ini juga mendapat reaksi keras dari mahasiswa,
karena dianggap ada agenda tersembunyi dari pemerintah, yakni ingin kembali
mengajak mahasiswa kedalam kampus, dan memotong aliansi mereka yang ada
diluar. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri dan bebas dari
politisasi antara birokrasi dengan pihak kampus. Gerakan mahasiswa pada tahun
1990-an menuntut kebebasan mimbar akademik. Setelah bersatunya seluruh
element mahasiswa, setelah sebelumnya dibungkam oleh pemerintah lewat NKK/
BKK. Mahasiswa kembali menyuarakan suaranya.

Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa menuntut reformasi dan


meninggalkan Orde Baru yang telah melakukan banyak KKN (korupsi, Kolusi
dan Nepotisme). Lewat pendudukan gedung DPR/MPR, akhirnya mahasiswa
berhasil memaksa presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Dan saat itu bangsa
Indonesia memasuki sebuah era baru yaitu era reformasi.

19
3. Era Reformasi

Setelah Orde Baru diruntuhkan oleh mahasiswa, maka reformasi tercipta.


Keterbukaan dan kebebasan yang selama ini ditindas menjadi terbuka. Setelah
demonstrasi besar untuk masuk ke era reformasi, gerakan mahasiswa kembali ke
kampus. Lalu siapakah orang kepecayaan mahasiswa untuk melanjutnya
pemerintahan? Yang melanjutkan pemerintahan adalah wakil presiden, yakni
Habibie. Namun pada saat itu pemerintahan juga didukung tokoh-tokoh reformasi
yang dimandatkan mahasiswa, seperti Megawati Soekarnoputri, Gus Dur, Amin
Rais dan Sultan Hamengku Buwono X. Gerakan mahasiswa menciptakan awal
perubahan reformasi, berhasil. Namun masih ada pekerjaan rumah hingga saat ini
untuk mewujudkan cita-cita reformasi.

Pasca reformasi, tokoh-tokoh reformasi bersaing lewat dunia politik untuk


menjadi pemimpin bangsa ini. Dan beberapa tokoh reformasi, seperti Megawati
Soekarnoputri dan Gus Dur berhasil menjadi Presiden Republaik Indonesia (Gus
Dur Presiden RI ke-4 & Megawati Soekarnoputri Presiden Ri ke-5), sedangkan
Amin Rais menjadi ketua MPR RI pada tahun 1999. Gerakan mahasiswa dan
tokoh-tokoh mahasiswa berupaya untuk terus mewujudkan reformasi di
Indonesia. Beberapa keberhasilan proses reformasi yakni Pemilu 1999 yang
diikuti oleh banyak partai, kebebasan pers dan media, kebebasan umat beragama
(Konghuchu masuk menjadi salah satu agama di Indonesia), pemisahan POLRI
dan TNI, TNI kembali ke barak, reformasi POLRI (polisi sipil), upaya
penumpasan KKN dan banyak UU direvisi menjadi pro-rakyat. Proses menuju
cita-cita reformasi terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden saat ini, dan
belum tuntas. Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal
terjadinya perubahan, hingga pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat
akibat reformasi. Gerakan mahasiswa masih tetap berpikir kritis dan memberikan
pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah, serta kebijakan-kebijakan. Saat ini
peran mahasiswa untuk terus mengawal reformasi masih berjalan.

F. KEBERHASILAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik danmemiliki
manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dankebahagiaan
seluruh rakyat, jikalau para warga negara terutama para penyelenggara negara
memiliki moralitas, semangat, serta sikap mental yangmencerminkan kebaikan

20
yang mana nantinya menjadi panutan bagi warganya.Dengan demikian ketahanan
nasional Indonesia akan terwujud dan akanmenumbuhkan kesadaran rakyat untuk
bela negara, serta kesadaran nasionalismeyang tinggi namun bermoral Ketuhanan
Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yangadil dan berada

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Politik dan
strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat yang
seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh rakyat,
jikalau para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki
moralitas, semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang
mananantinya menjadi panutan bagi warganya. Dengan demikian ketahanan
nasional Indonesia akan terwujud dan akan menumbuhkan kesadaran rakyat untuk
belanegara, serta kesadaran nasionalisme yang tinggi namun bermoral
KetuhananYang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.dan Strategi
nasional meliputi strategi dalam bidang politik, pertahanan keamanan, ekonomi,
dan sosial budaya.serta Peran mahasiswa dalam pelaksanaan politik dan strategi
nasional sangat dibutuhkan, dikarenakan mahasiswa merupakan kaum intelektual
muda yang memiliki pemikiran kritis terhadap segala masalah-masalah politik
yang sedang terjadi di Indonesia saat ini. Dari era kemerdekaan hingga era
reformasi, mahasiswa sangat berperan dalam segala perubahannya. Mereka yang
menggulingkan orde lama dan melahirkan orde baru.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35698364/Makalah_PKN_Politik_dan_Strategi_Nasional

https://randyzn0208.blogspot.com/2020/04/makalah-politik-dan-strategi-
nasional.html?m=1

http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/10/makalah-
politik-dan-strategi-nasional_3.html?m=1

Minto rahayu ,pendidikan kewarganegaraan:perjuangan menghidupi jati diri


bangsa ,jakarta ,grasindo ,2007 ,hal.101

Isjwara F, Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Bina Cipta. 1995.

Kosasih, Djahiri A. Politik Kenegaraan Dan Hukum. Bandung: Lab PPkn UPI Bandung.
2003.

Sinamo, N. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta Pusat: PT.


Bumi Intitama Sejahtera. 2010.

22

Anda mungkin juga menyukai