DISUSUN OLEH
Berkat Rahman dan Rahim yang tidak pernah ada hentinya, Alhamdulillah
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ayat Al-Quran
tentang Ilmu Pengetahuan Kajian Tafsir Q.s Al-Isra’ ayat 36” ini tepat pada
waktunya.
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak M. Amin Qodri . Pada mata kuliah Tafsir Tarbawi. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ilmu Pengetahuan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
15 Maret 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
a. Latar belakang..............................................................................................4
b. Rumusan masalah.........................................................................................5
c. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................16
a. Kesimpulan................................................................................................16
b. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menguasai isi dari al-Quran lebih jauh, kita butuh menggali lebih
dalam lagi ayat, terjemah, isi kandungan termasuk tafsirannya. Sebagaimana kita
ketahui, di dalam al-Quran ini ada keterangan-keterangan tentang ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu di dalam makalah ini saya akan membahas ayat al-
Quran mengenai ilmu pengetahuan salah satunya adalah Q.s al-Isra’ ayat 36.1
1
1Hikmah, Isna. (2022). INTEGRASI IMAN SERTA ILMU PENGETAHUAN DALAM PENDIDIKAN
ISLAM.
JASNA : Journal for Aswaja Studies, Vol 2 (1), hlm 22.
2 Sahara Adjie Samudera. (2018). AYAT ALQURAN TENTANG ILMU PENGETAHUAN KAJIAN TAFSIR
SURAH
AL-NAHL [16]: 78, AL-ZUMAR [39]: 9, AL-NAJM [53]:27 – 30, DAN AL-MUJADILAH [58]: 11.
Makalah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa ayat yang membahas tentang ilmu pengetahuan?
2. Bagaimana tafsir ayat tentang ilmu pengetahuan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ayat yang membahas tentang ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui tafsir ayat tentang ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
ٰۤ
ِٕ ُص َر َوا ْلفَُؤ ا َد ُك ُّل ا
ْ ولى َك َكانَ َع ْنهُ َم
سـُٔواًل َ َس ْم َع َوا ْلب
َّ س لَ َك ٖبه ِع ْل ٌم ۗاِنَّ ال
َ َوآل تَ ْقفُ َما لَ ْي
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.
Karena Pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta
Pertanggungjawabannya.”
2. Hukum Tajwid
ٰۤ
ِٕ ُص َر َوا ْلفَُؤ ا َد ُك ُّل ا
ْ ولى َك َكانَ َع ْنهُ َم
سـُٔواًل َ َس ْم َع َوا ْلب
َّ س لَكَ ٖبه ِع ْل ٌم ۗاِنَّ ال
َ َوآل تَ ْقفُ َما لَ ْي
Keterangan:
2
3 M. Quraish Shihab, 2012: 233
4 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah., h. 87
5 M. Quraish Shihab. (2006). Tafsir Al-Mishbah:Pesan Kesan dan Keserasian Al-Quran. Jakarta :
Lentera Hati. Hlm 302-203
6 Hamka, Al-Azhar, Jilid 9, h. 6883
Sedangkan hati berfungsi membersihkan ilmu pengetahuan
tersebut Dari berbagai macam noda dan kekeliruan, agar dapat dipetik
hasil yang positif dan bisa Dipraktikkan dengan sempurna.
Akal bagi manusia dapat menghasilkan berbagai pengetahuan yang
bermanfaat bagi Kehidupan manusia, memandu manusia dalam usahanya
mencari kebenaran, dan Memberikan kepuasan dalam memecahkan
berbagai persoalan hidup, serta membentuk kedisiplinan bagi tenaga-
tenaga berkepribadian rendah, baik tenaga jasmaniah, karsa, dan rasa.
Adapun beberapa nilai di antaranya:
a. Setiap manusia harus selalu bersikap jujur.
b. Setiap manusia harus selalu berhati-hati dalam
mengatakan sesuatu yang masih Samar informasinya.
c. Kebulatan tekad untuk melakukan sesuatu sebelum
melangkah ke upaya Mewujudkannya, walau belum
dilakukan akan dituntut pertanggung jawabannya di Hari
kemudian.
d. Manusia, apa pun dalih dan alasannya, tidak wajar
bersikap angkuh dan takabur. Keangkuhan hanyalah milik
Allah, siapa yang angkuh berarti menyaingi Allah
Sehingga Allah akan menyiksanya.
e. Setiap muslim dilarang taklid terhadap seseorang. Jika
memiliki keinginan Mengikuti seseorang, maka harus
benar-benar memahami bagaimana amalan dan
Akhlaknya, yang mesti sesuai dengan Al-Qur’an dan As-
Sunnah sehingga tidak Termasuk kepada golongan orang-
orang yang taklid.
4. Tafsir Ayat
3
7Karman, Muhammad. (2018). Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
Hlm 41
8 Dato’ Philosopher Dr. Halo-N. (2016). AL FATHUN NAWA JILID 1. N.p : Hafizul Publication. Hlm
1042-1043
9Muttaqin, Arif, Enoh, Adang. (2019). Implikasi Pendidikan dari Al-Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat 36
terhadap Selektivitas Muslim dalam Proses Menuntut Ilmu. Prosiding Pendidikan Agama Islam.
Vol 5 (2). Hlm 329
Perilaku buruk ini telah tersebar di kalangan kaum
Muslimin. Dan Tersebarnya perilaku buruk seperti ini, yaitu
berbicara tanpa landasan pengetahuan Dan keyakinan terhadap
kebenarannya disebabkan lemahnya agama, lemahnya Keimanan,
rusaknya akhlak, degradasi moral, mengikuti hawa nafsu,
lemahnya Jiwa, tenggelam dalam materi dan hancurnya nilai-nilai
mulia.
Oleh karena itu, Al-Qur’an memperingatkan dari fenomena
ٰۤ
buruk tersebut. Allah berfirman ( َك كَ ان ِٕ ُص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُكلُّ ا
َ ولى َ َاِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب
) َع ْنهُ َم ْسـُٔوْ آل, Yakni Kunci-kunci pengetahuan, yaitu telinga dan
mata, yang merupakan mediator bagi Pengetahuan indrawi dan
empiris, serta hati yang merupakan mediator Pengetahuan logis,
pemiliknya akan ditanya tentang tiga perangkat tadi pada hari
Kiamat, dan semua mediator tersebut juga akan ditanya tentang
pemiliknya. Jika Seseorang mendengar dan melihat apa yang tidak
halal baginya, serta bertekad Untuk melakukan sesuatu yang tidak
halal, maka dia akan ditanya tentangnya dan Akan dihukum
karenanya. Sebab, sarana-sarana pengetahuan ini harus digunakan
Dalam ketaatan bukan kemaksiatan.
Bahkan seluruh anggota tubuh tersebut, setelah Allah
hidupkan, mereka Sendiri yang akan bertanya kepada si pemilik,
kemudian mereka akan menjadi Saksi tentang apa yang telah
dilakukan manusia sebagai pemiliknya. Dalil akan Hal ini adalah
firman Allah SWT, “Pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki
Mereka meniadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu
mereka Keriakan”(an-Nuur: 24).
Ibnu Abbas berkata, “Janganlah kamu bersaksi kecuali
berdasarkan apa Yang dilihat sendiri oleh matamu, didengar
sendiri oleh telingamu dan direkam Langsung oleh hatimu”’
Qatadah berkata, “Janganlah kamu katakan, ‘Saya Mendengar
dan tidak mendengar saya melihat dan tidak melihat, atau saya
Mengetahui dan tidak mengetahui.”
( س لَ َك ٖبه ِع ْل ٌم
َ “ ) َو َل تَ ْقفُ َما لَ ْيDan janganlah kamu bersikap
mengeluarkan perkataan atau perbuatan yang kamu tidak tahu.”
Kata ini merupakan undang-undang yang mencangkup banyak
persoalan kehidupan. Dan oleh karenanya, Mengenai kata-kata ini
para penafsiran mengeluarkan beberapa pendapat :
a) Ibnu Abbas mengatakan : “Janganlah kamu menjadi
saksi kecuali atas Sesuatu yang diketahui oleh
kedua matamu, didengar oleh kedua Telingamu dan
dipahami oleh hatimu.”
b) Qatadah mengatakan : “Janganlah kamu
mengatakan: ‘aku melihat’, Padahal kamu tidak
melihat. Atau ‘aku mendengar’, padahal kamu
Tidak mendengar. Atau ‘aku mengetahui’, padahal
kamu tidak tahu.
c) ”Dan ada pula yang mengatakan bahwa yang
dimaksud ialah melarangBerkata-kata tanpa ilmu,
tapi hanya persangkaan dan waham belaka seperti
yang Allah firmankan:
ۖض ال َّظ ِن ِا ۡثم
َ ۡاج َتنِ ُب ۡوا َكث ِۡي ًر ِا م نَ ال َّظ ِن اِنَّ َب ۡع
Artinya: “Jauhilah kebanyakan dari prasangka
sebagian prasangka Itu adalah dosa” (Al-Hujurat :
12).
d) Tapi, ada pula yang mengatakan bahwa yang
dimaksud adalah Melarang orang-orang musyrik
dari kepercayaan-kepercayaan mereka Yang
didasarkan pada taqlid kepada nenek moyang dan
hanya mengikuti hawa nafsu belaka, sebagaimana
Allah SWT firmankan:
ِْي ِآاَّل اَسْ َم ۤا ٌء َس َّم ْي ُتم ُْو َهٓااَ ْن ُت ْم َو ٰا َب ۤاُؤ ُك ْم مَّٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ ِب َهامِنْ س ُْل ٰط ۗ ٍن اِن
َ اِنْ ه
ۚ ُالظنَّ َو َما َته َْوى ااْل َ ْنف
ُس َّ َّي َّت ِبع ُْو َن ِااَّل
Artinya: “Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang
kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya;
Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun
untuk (menyembah)-Nya. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti dugaan dan apa yang
diinginkan oleh hawa nafsu mereka.”(An-Najm :
23).
ٰۤ
(... ُٔو ًل
ْ سـ ِٕ ُص َر َوا ْلفَُؤ ا َد ُك ُّل ا
ْ ولىكَ َكانَ َع ْنهُ َم َ َس ْم َع َوا ْلب
َّ ) اِنَّ ال
ِ ش َه ُد َعلَ ْي ِه ْم اَ ْل
سنَتُ ُه ْم َواَ ْي ِد ْي ِه ْم َواَ ْر ُج ُل ُه ْم بِ َما َكانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون ْ َي َّْو َم ت
Artinya: “Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas
mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (An-Nur : 24).
Dan menurut sebuah kabar dari Syakal bin Humaid, katanya pernah saya
Datang kepada Nabi SAW lalu saya kata kan, “Ya Nabiyallah, ajarkanlah
Kepadaku sebuah taawuz untuk saya gunakan sebagai pelindung.” Maka
Diambillah tanganku oleh beliau, kemudian bersabda: “Aku berlindung kepada
Mu ya Allah, dari keburukan pendengaranku, keburukan penglihatanku,
Keburukan hatiku dan keburukan maniku (berzina).”
Ahli takwil lain berpendapat bahwa artinya adalah menuduh, dan yang
Berpendapat demikian adalah:
ٰۤ
Adapun firman Allah ُٔو
ْ سـ ِٕ ص َر َوا ْلفَُؤ ا َد ُك ُّل اُو
ْ ى َك َكانَ َع ْنهُ َم َ َس ْم َع َوا ْلب
َّ اِنَّ ال
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai
Pertanggungjawabannya.” Maksudnya adalah Allah akan bertanya kepada
indraindra ini tentang ucapan si pemiliknya. Pada saat itu organ tubuhnya bersaksi
Terhadapnya dengan benar. Disini lafazh yang digunakan adalah َ ُك ُّل اُ ٰۤو ِٕىكbukan
َ ُكلُّتِ ْلكkarena lafazh َ اُ ٰۤو ِٕىكuntuk jamak baik berbentuk mudzakar maupun muannats
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Ayat yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan salah satunya
terdapat di dalam Qs. Al-Isra’ ayat 36. Ayat ini berpesan “Janganlah
mengikuti persoalan apa pun yang Engkau tidak ketahui”, maksudnya
jangan berbicara apa yang engkau tidak ketahui, Janganlah mengaku tahu
apa yang engkau tidak tahu, atau mengaku mendengar apa yang Engakau
tidak di dengar. Karena semuanya akan diminta pertanggungjawaban. Dari
ayat Ini kita belajar untuk bisa berbicara dengan kebenaran serta didasari
dengan ilmu Pengetahuan. Jika kita tidak mengetahuinya berbicalah tidak
tahu, jangan malu untuk Mengucapkan kata ‘tidak tahu”
Dalam kalimat ْس لَكَ ٖبه ِع ْل ٌم
َ و َآل تَ ْقفُ َما لَيterdapat beberapa
penafsiran menurut para mufasir, diantara-Nya:
a. Qatadah mengatakan : “Jangan lah kamu mengatakan: ‘aku melihat’,
padahal Kamu tidak melihat. Atau ‘aku mendengar’, padahal kamu
tidak mendengar. Atau ‘aku mengetahui’, padahal kamu tidak tahu”
b. Ibnu Abbas mengatakan : “Jangan lah kamu menjadi saksi kecuali
atas Sesuatu yang diketahui oleh kedua matamu, didengar oleh kedua
telingamu Dan dipahami oleh hatimu.”
c. Muhammad bin al-Hanafiyyah mengatakan : “yakni kesaksian palsu”
ٓ
ْ ص َر َوٱ ْلفَُؤ ا َد ُك ُّل ُأ ۟و ٰلَِئ َك َكانَ َع ْنهُ َم
Dalam kalimat سـُٔواًل َ َس ْم َع َوٱ ْلب
َّ ِإنَّ ٱلdapat di ambil
kesimpulannya dari beberapa kitab tafsir yang telah dijelaskan, bahwa
pendengaran, penglihatan, dan hati yang telah kita lakukan di dunia semuanya
akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat kelak. Sedangkan lidah, kaki,
dan tangan akan menjadi saksi seperti dalam Qs. An-Nur ayat 24: “Pada hari
(ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan.”
b. Saran
Untuk memahami ayat di atas secara lebih lanjut, saya
menyarankan kepada Pembaca agar mengkaji kitab-kitab tafsir lain. Hal
tersebut bertujuan untuk memperkaya Ilmu sehingga tujuan dan kepuasan
dalam memahami ayat-ayat Al-quran bisa didapatkan. Di samping itu,
saya menyadari bahwa saya selaku pemakalah masih jauh dari Kata
sempurna, ke depannya saya akan lebih fokus dan lebih detail dalam
menjelaskan Apa yang terkandung dalam makalah di atas disertai sumber-
sumber yang lebih banyak Dan tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-karim