Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ayat Dan Hadist Pendidikan
Disusun Oleh:
PRODI PGMI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
taufiq, rahmat, serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang kami
dapat terselesaikan dengan tema QS.Az-Zumar Ayat 9 Dan Hadist. Makalah ini
ditujukan untuk memahami lebih detail tentang QS.Az-Zumar Ayat 9 Dan
Hadist.Tidak lupa kami ucapkan kepada bapak Ahmad Ro’uf,S.Pd.I.,M.Pd selaku
dosen mata kuliah ayat dan hadit pendidikan yang telah membimbing kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna juga
terdapat banyak kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat. Semoga makalah yang kami
buat dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita untuk tercapainya kesempurnaan
makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari semua pembaca. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan individu
secara penuh yang syarat akan norma dan nilai-nilai. Bahkan apabila dikaji
secara teliti, Islammerupakan agama ilmu (akal) dan agama amal. Karena itu
Islam selalu mendorongumatnya untuk mempergunakan akalnya guna
menuntut ilmu pengetahuan agar dengan demikian mereka dapat mengetahui
dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah Pendidikan
merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan suatu negara.
Untuk menghasilkan output yang berkualitas, tentunya sistem pendidikan yang
ada harus terkonsep dengan baik dan matang. Pendidikan sebagai disiplin ilmu,
memiliki lima komponen ilmu yang membentuk pendidikan itu, yaitu
kurikulum,konseling, administrasi, pengajaran, dan penilaian.Sebagai sumber
pedoman bagi umat Islam, Al-Qur'an dan Hadist mengandungnilai- nilai yang
membudayakan manusia, begitu pula dengan nilai yang berkaitan dengan
pendidikan banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an mengandung motivasi
bagi umat manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa
pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu:
1. Q.S Az-Zumar ayat 9 beserta artinya
2. Tafsir-tafsir Q.S Az-Zumar Ayat 9
3. Hadist yang berkaitan dengan Q.S Az-Zumar ayat 9 dan Pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Q.S AZ-Zumar ayat 9 beserta artinya.
2. Untuk mengetahui tafsir-tafsir Q.S Az-Zumar Ayat 9
3. Untuk mengetahui hadis yang berkaitan dengan Q.S Az-Zumar ayat 9 dan
pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. QS. Az-Zumar Ayat 9 Beserta Artinya
اجدا َّوقَ ۤاىما ي َّْحذَ ُر ِ سَ ٰان َۤا َء الَّ ْي ِل ٌ ِاَ َّم ْن ُه َو قَان
ت
ََر ْح َمةَ َر ِب ٖۗه قُ ْل ه َْل َي ْستَ ِوى الَّ ِذيْن ْٰ
اْل ِخ َرةَ َو َي ْر ُج ْوا
َْل يَ ْعلَ ُم ْونَ ٖۗ اِنَّ َما يَتَذَ َّك ُر اُولُوا َيَ ْعلَ ُم ْونَ َوالَّ ِذيْن
ِ ْاْلَ ْل َبا
ࣖب
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Ayat ini berisi karakteristik orang-orang mukmin yang selalu taat kepada
Tuhan dengan beribadah di waktu malam, takut terhadap siksa akhirat, dan
mengharap kasih sayang Tuhan. Selain itu, ayat ini juga membandingkan
kedudukan dua kelompok: kelompok orang kafir yang inkonsisten dalam
beragama dan kelompok orang mukmin yang teguh dan konsisten. Dan
jawabannya jelas tidak sama, demikian halnya tidak sama antara orang yang
mengetahui dan tidak. Dan di ayat terakhir tertuliskan bahwasannya hanya ulul
albab yang bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut. Makna mengambil
2
pelajaran yang dimaksud adalah kesanggupan melakukan refleksi dan aksi,
sehingga ulul albab merupakan representasi orang-orang yang mampu
memadukan sosok qaanit (kaya amal kebaikan) dan sosok ‘alim (berwawasan
luas). Berkaitan dengan ini, apabila sesuatu yang pernah terjadi pada diri
seseorang dan ia bisa mengambil hikmah darinya sebagai pijakan untuk
melangkah kedepan dan memperbaiki diri merupakan pemandu menuju kebaikan
hidup.1
Perintah yang sama diberikan Allah kepada Rasul Nya agar menanyakan
kepada mereka apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Yang dimaksud dengan orang-orang yang mengetahui
ialah orang-orang yang mengetahui pahala yang akan diterimanya, karena amal
perbuatannya yang baik, dan siksa yang akan diterimanya apabila ia melakukan
maksiat. Sedangkan orang-orang yang tidak mengetahui ialah orang-orang yang
sama sekali tidak mengetahui hal itu, karena mereka tidak mempunyai harapan
sedikutpun akan mendapat pahala dari perbuatan baiknya, dan tidak menduga
sama sekali akan mendapat hukuman dan amal buruknya.
1
Mahmud Arif, Menyelami Makna Kewahyuan KItab Suci, (Yogyakarta: Idea Press, 2009), Hal,
32.
3
B. Tafsir-Tafsir QS. Az-Zumar Ayat 9
1. Tafsir Ibnu Abbas
(Apakah kalian, hai kaum musyrikin, yang lebih beruntung) ataukah orang
yang taat di waktu-waktu malam dengan bersujud dan berdiri, sedang ia takut
akan akhirat serta mengharapkan rahmat Rabb-nya? Katakanlah, “Apakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
ٌ[( أ َ َّم ْن ه َُو قَانِتapakah kalian, hai kaum musyrikin, yang lebih beruntung] ataukah
orang yang taat), yakni yang taat kepada Allah Ta‘ala, yaitu Nabi saw. dan para
shahabatnya.
اجدا َوقَائِما
ِ سَ (dengan bersujud dan berdiri) dalam shalat.
َ ( يَحْ ذَ ُر ْاْلخِ َرةsedang ia takut akan akhirat), yakni ia takut akan adanya azab akhirat.
( َويَ ْر ُجو َرحْ َم َة َر ِب ِهserta mengharapkan rahmat Rabb-nya), yakni surga Rabb-nya.
Apakah pemilik sifat-sifat tersebut sama dengan Abu Jahl dan kawan-kawannya?
“( ه َْل يَ ْست َ ِويApakah sama) dalam hal pahala dan ketaatan.
َ( الَّذِينَ يَ ْعلَ ُمونorang-orang yang mengetahui) tauhīdullāh serta Perintah dan
Larangan-Nya, yaitu Abu Bakr dan teman-temannya.
( يَ ْعلَ ُمونَ َوا َّلذِينَ َْل يَ ْعلَ ُمونdengan orang-orang yang tidak mengetahui”) tauhīdullāh
serta Perintah dan Larangan-Nya, yaitu Abu Jahl dan kawan-kawannya?
ِ ( َْل يَ ْعلَ ُمونَ إِنَّ َما يَتَذَ َّك ُر أ ُ ْولُوا ْاْل َ ْلبَاsesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah
ب
yang dapat menerima pelajaran), yakni hanya orang-orang yang mempunyai
akallah yang dapat menerima nasihat dari perumpamaan-perumpamaan al-Quran. 2
2
Ibnu Abbas, Al-Kalam Digital Versi 1.0, (Bandung: Diponegoro, 2009)
4
2. Tafsir Al Misbah
Awal ayat Sembilan di atas kata ( ) أ َ َم ْنaman dalam bentuk pertanyaan dan
ada juga yang membacanya ( ) أَم ْنamman. Terdiri dari huruf ( ) أalif dan
( ) منman yang berarti siapa. Kata man berfungsi sebagai subjek, dan predikatnya
tidak tecantum karena telah diisyaratkan oleh kalimat sebelumnya yang
menyatakan bahwa orang-orang kafir mengada-adakan bagi Allah sekutu-
sekutu… Bacaan kedua ( ) أمنamman terdiri dari dua kata yaitu ( ) أمam dan
( ) منman, lalu di gabung dalam bacaannya yang mengandung dua kemungkinan
makna. Yang pertama kata am berfungsi sebagai kata yang digunakan
bertanya. Apakah si kafir yang mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, sama
dengan yang percaya dan tekun beribadah?. Yang kedua, kata am berfungsi
memindahkan uraian ke uraian yang lain, tidak usah mengancam mereka, tetapi
tanyakanlah apakah sama yang mengada-adakan sekutu bagi Allah dengan yang
tekun beribadah?.
3
Quraisy Shihab, Tafsir Al Misbah (Yogyakarta: Lentera Hati, 2006), Hal. 196-197
5
Allah Swt. berfirman bahwa apakah orang yang mempunyai sifat demikian
sama dengan orang yang mempersekutukan Allah dan menjadikan bagi-Nya
tandingan-tandingan? Jawabannya tentu tidak sama di sisi Allah.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Firas, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari
Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa al-qanit artinya orang yang selalu taat
kepada Allah Swt. Dan Rasul-Nya.
Ibnu Abbas r.a, Al-Hasan, As-Saddi, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan ana-al lail ialah tengah malam, yakni waktu-waktu tengah
malam. As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur yang mengatakan, bahwa telah
sampai kepadanya bahwa makna yang dimaksud ialah waktu malam yang terletak
antara Magrib dan Isya. Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan ana-al lail ialah permulaan, pertengahan, dan akhirnya.
6
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: sedangkan ia takut kepada (azab) hari
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. (Az-Zumar: 9)
Dan apabila sedang menjelang ajal, hendaklah rasa harap lebih menguasai
diri yang bersangkutan, seperti yang dikatakan oleh Imam Abdu ibnu Humaid di
dalam kitab musnadnya. Ia mengatakan: telah menceritakan kepada kami Yahya
ibnu Abdul Hamid, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, telah
menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. menjenguk seorang lelaki yang sedang menjelang ajalnya, lalu
beliau bertanya, "Bagaimanakah perasaanmu sekarang?" lelaki itu menjawab,
"Aku berharap dan aku takut (kepada azab Allah)." Maka Rasulullah Saw.
bersabda: Tidaklah terhimpun perasaan ini pada kalbu seseorang hamba dalam
keadaan seperti ini, melainkan Allah Swt. memberikan kepadanya apa yang
diharapkannya dan mengamankannya dari apa yang ditakutinya.
Imam Turmuzi dan Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah telah
meriwayatkan hadis ini, serta Imam Ibnu Majah; semuanya melalui hadis Sayyar
ibnu Hatim, dari Ja'far ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini garib. Sebagian dari mereka meriwayatkannya
melalui Sabit, dari Anas, dari Nabi Saw. secara mursal.
Ibnu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abu
Syaibah, dari Ubaidah An-Numairi, telah menceritakan kepada kami Abu Khalaf
ibnu'Abdullah ibnu Isa Al-Kharraz, telah menceritakan kepada kami Yahya Al-
Bakka, bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar r.a. membaca ayat berikut, yaitu
firman-Nya: (Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan
ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az-Zumar:
9) Lalu ia berkata bahwa dialah Usman ibnu Affan r.a. Dan sesungguhnya Ibnu
Umar r.a. mengatakan demikian karena ia melihat Amirul Mu-minin Usman r.a.
banyak mengerjakan salat di malam hari, juga banyak membaca Al-Qur'an,
7
bahkan sering ia membaca Al-Qur'an dalam satu rakaat, seperti yang telah
diriwayatkan oleh Abu Ubaidah dari Ibnu Umar r.a.
“Bercerita kepada kami Abdullah Ibn Maslamah, dari Malik, dari Ibn
Shihab, dari Abi Salamah, dari Abi Abdillah al-Aghar, dari Abi Hurairah ra:
bahwasanya Rasulullah bersabda: Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga
8
malam yang terakhir seraya berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan
Aku jawab do‟anya, siapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku kabulkan
permintaannya, dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku maka akan Aku
ampuni dia”
9
hormon kortisol (hormon yang terlibat dalam respon stres dan meningkatkan
tekanan darah dan kadar gula darah) sehingga dapat meningkatkan respon biologis
imun dan menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif,
serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah
yang dihadapi (coping). Selain hal tersebut seorang peneliti juga menyebutkan
bahwa menyedot oksigen di atmosfer bumi sekitar jam tiga pagi hingga terbit
matahari dan menggerakkan otot-otot di dalam badan kita akan menyegarkan
badan dan melancarkan aliran darah ditubuh kita. Kedua hal tersebut, yaitu
oksigen dan gerakan otot sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Oksigen
akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari terbit dan tidak datang lagi
sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini yang dapat m
nikmati oksigen tersebut.
Hal ini juga dijelaskan dalam alqur’an pada surah az-zariat ayat 15 yang
artinya;
10
Dari sini dapat kita ambil hikmah bahwa sholat yang kita kerjakan tidak
hanya menjadi kewajiban semata bagi umat islam akan tetapi sholat dapat
dijadikan sarana peningkatan kesehatan dan penyembuh penyakit bagi tubuh dan
kecerdasan bagi otak .
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Alaq 1-5 adalah nilai gemar membaca atau belajar atau perintah untuk
membaca dan memahami, nilai Ketauhidan atau perintah agar manusia
memiliki keimanan, nilai keilmuan atau perintah mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan cara memikirkan ciptaan langit dan bumi, menyuruh
untuk berfikir, mengamati dan meneliti alam semesta, nilai gemar menulis atau
perintah untuk menghasilkan karya ilmiah, nilai akhlak, dengan diterapkannya
akhlak maka akan tercipta kehidupan yang tertib, teratur, aman, damai, dan
harmonis, sehingga setiap orang akan merasakan kenyamanan, nilai ibadah dan
nilai ketakwaan, ibadah dan takwa sangat berarti bagi kehidupan manusia
untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mahmud. Menyelami Makna Kewahyuan KItab Suci. Yogyakarta. Idea Press.
2009.
Ibnu Abbas. Al-Kalam Digital Versi 1.0. Bandung. Diponegoro,. 2009.
Quraisy Shihab, Tafsir Al Misbah . Yogyakarta. Lentera Hati. 2006.
13