Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK UMAT TERBAIK

(TAFSIR SURAT AL-IMRAN AYAT

110) MAKALAH

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Terstruktur Mata Kuliah Tafsir Dakwah
Dosen: Dr. Achmad Luthfi S.Ag.M.S.I

Disusun oleh:

Kelompok 9

Devia Nur Fadilah (2108306161)

Tiara Valent Artasa (2108306166)

Hasanuddin (2108306151)

KELAS BKI 3 E
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS
DAKWAH DANKOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat dan karunianya Alhamdulillah kita
masih diberikan nikmat iman dan islam dan juga nikmat sehat wal afiat. Alhamdulillah kami
dari kelompok 9 bisa menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Karakteristik umat
Terbaik” tidak lupa ucapan terimakasih di ucapkan kepada semua orang yang telah ikut
menyumbangkan fikirannya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Dakwah tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pak Dr.Achmad Luthfi S.A.g M.S.I
Selaku dosn pengampu mata kuliah Tafsir Dakwah yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah bekerja sama dalam pengumpulan data-data untuk menyusun makalah ini

Cirebon,13 November 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ..............................................................................................................

BAB I ..................................................................................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................................


B. Rumusan Masalah .............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
D. BAB .................................................................................................................

PEMBAHASAN .................................................................................................................

A. Definisi Istilah...................................................................................................
B. Ayat dan Terjemah............................................................................................
C. Tafsir Surat Al-Imran Ayat 110 ........................................................................
a. Tafsir Al-muyassar / Kementrian Agama Saudi Arabia................................
b. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Pakar Fikih dan
Tafsir Negeri Suriah......................................................................................
c. Keterkaitan dengan study BKI .....................................................................

BAB III ...............................................................................................................................

PENUTUP...........................................................................................................................

A. Simpulan ...........................................................................................................
B. Saran10 .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur‟an secara harfiah berarti bacaan yang mencapai puncak
kesempurnaan. Al Qur‟an al karim berarti bacaan yang maha sempurna dan maha
mulia. Tidak ada satu bacaan pun, selain al-Qur‟an, yang dipelajari dan diketahui
sejarahnya, bukan sekedar secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi
tahun, bulan masa dan musim turunya,malam atau siang, dalam perjalanan atau
bertempat atau berdomisili
penerimanya (Nabi Muhammad Saw), bahkan sebab-sebab saat turunya.Tidak ada
satu bacaan pun, selain al-Qur‟an, yang dipelajari redaksinya, bukan dari
penetapan kata demi kata dalam susunanya serta pemilihan kata tersebut, tetapi
mencakup arti kandunganya yang terserat dan tersirat sampai kepada kesan-kesan
yang ditimbulkanya. Selain itu alQur‟an merupakan kita hidayah yang
memberikan petunjuk kepada manusia seluruhnya dalam persoalan tasyri‟, akidah
dan akhlak demi kebahagiaan manusia di dunia maupun di akhirat. (1) Al-Qur‟an
akan mudah dipahami dengan mempelajari tafsirnya serta mengamalkan nilai dan
ajaranya. Pelaksanaan nilai dan ajaran al-Qur‟an merupakan pengajaran jalur
cepat serta lebih meresap, karena kemudian nilai ajaran yang dipelajari menjadi
bagian aktifitas kehidupan sehari-hari. (2) Begitu pula tentang masyarakat, dalam
al-Qur‟an telah dijelaskan banyak tentang masyarakat, atau bisa dikatakan
masyarakat yang ideal menurut al-Qur‟an. Masyarakat adalah sekelompok
individu manusia yang terdiri dari keluarga-keluarga yang tinggal di suatu daerah,
tiap-tiap individu saling mempunyai kepentingan untuk mengembangkan hidup
bersama dengan norma-norma tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud karakteristik umat terbaik?
2. Apa surat yang berhubungan dengan karakteristik umat terbaik?
3. Bagaimana tafsir surat Al-imran?
4. Bagaimana keterkaitan antara ayat tersebut dengan study BKI?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Surah Al-Imran Ayat 110
(Karakteristik Umat Terbaik)
2. Untuk mengetahui surat yang berhubungan dengan Karakteristik Umat
Terbaik
3. Untuk mengetahui tafsir surat al-imran ayat 110
4. Untuk mengetahui keterkaitan ayat tersebut dengan studi BKI
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Definisi Istilah

Siapa sebenarnya umat terbaik itu? Secara benderang, istilah umat terbaik disebut
dalam Alquran, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah." (QS 3: 110). Para mufasir sependapat bahwa yang dimaksud "kamu" di awal surat
tersebut adalah umat Islam. Lalu, pada lanjutan ayat itu dijelaskan mengapa dikategorikan
sebagai yang terbaik karena mereka bertanggung jawab kepada mereka untuk mencegah hal
atas yang buruk. Jadi, jika kedua tanggung jawab itu ditinggalkan, lepas juga sebutan sebagai
umat terbaik. Untuk memelihara sebutan sebagai umat terbaik, umat Islam harus berusaha
menyelamatkan misi menegakkan amar makruf dan nahi mungkar, atau secara populer
disebut dakwah. Bagaimana mewujudkannya, dibutuhkan perangkat pendukung yang secara
dinamis terus berkembang. Pada zaman Nabi, misalnya, dakwah dapat dilaksanakan sesuai
dengan kenyataan budaya masyarakatnya. Nabi beserta para sahabatnya da tang dari satu
pintu yang satu me nuju ke pintu yang lain, lalu mengajak secara perlahan dan damai,
sehingga masuk Islamlah sejumlah orang yang kemudian menjadi sahabat nabi Islam masuk
ke nusantara juga dibawa dan disebarkan oleh orang-orang terbaik pada zamannya. Islam
disebarkan oleh para wali, yang dalam sejarah dikenal sebagai Wali Sanga.

Dengan penuh kenyamanan mereka mem perkenalkan Islam dari pintu ke pintu
sehingga Islam menjadi agama pribumi yang melekat kuat pada sistem kehidupan
masyarakatnya. Para wali dengan tekun menyapa setiap kebudayaan warna yang dimiliki
masyarakat yang dihadapinya, termasuk digunakannya tradisi wayang golek untuk
menyebarkan agama. Sukses! Namun, jangan mimpi kalau sukses gemilang yang dialami
para wali itu dapat diulangi untuk menghadapi masyarakat saat ini. Zaman kini telah berubah,
dan warna kebudayaannya pun ikut berubah secara signifikan. Saat ini, secara kasatmata,
media baru sedang menguasai dunia. Perkembangan internet yang menjadi salah satu ciri
abad ini tanpa banyak disadari para dai telah ber implikasi besar pada pembentukan ma
syarakat baru, komunitas virtual, yakni sebuah komunitas yang secara bebas dan mandiri
berinteraksi dalam dunia maya. Inilah masyarakat dakwah baru yang seharusnya
dipertimbangkan ketika akan menggunakan sebagai sasaran utama amar makruf nahi
mungkar. Dakwah di atas mimbar kini bukan zamannya lagi. Bahkan, media sosial kini sudah
menjadi pilihannya. Karena itu, penting untuk mulai merancang bagaimana menjadi umat
terbaik yang tetap eksis di era media.

B.Ayat dan Terjemah

‫ُك نُتْم َخ ْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِرَج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِبٱْلَم ْعُروِف َو َتْنَهْو َن َع ِن ٱْلُم نَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنوَن ِبٱِهَّللۗ َو َلْو َء اَم َن َأْهُل ٱْلِكَٰت ِب َلَك اَن َخ ْيًرا َّلُهمۚ ِّم ْنُهُم ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬
‫َو َأْكَثُرُهُم ٱْلَٰف ِس ُقوَن‬
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka
ada yang beriman, namun kebanakan mereka adalah orang-orang fasik.”

C.Tafsir Surat Al-Imran Ayat 110


Paragraf di atas merupakan Surat Al-Imran Ayat 110 dengan text arab, latin dan
terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Diketemukan variasi
penjelasan dari beragam mufassirun terkait kandungan surat Al-Imran ayat 110,
sebagiannya sebagaimana tertera:

a. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia


Kalian itu (wahai umat Muhammad), adalah sebaik-baik umat dan orang-
orang yang paling bermanfaat bagi sekalian manusia, kalian memerintahkan
kepada yang ma’ruf, yaitu segala yang diketahui kebaikannya menurut syariat
maupun akal, dan kalian melarang kemungkaran, yaitu segala yang diketahui
keburukannya menurut syariat maupun akal, dan beriman kepada Allah dengan
keimanan mantap yang dikuatkan dengan amal perbuatan nyata. Seandainya ahli
kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani mau beriman kepada Muhammad dan
kepada risalah yang dia bawa kepada mereka dari sisi Allah, sebagaimana kalian
telah beriman kepadanya, niscaya itu akan benar-benar lebih baik bagi mereka di
dunia dan akhirat. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman, membenarkan
risalah Muhammad lagi mengamalkannya, namun jumlah mereka sedikit.
Sedangkan kebanyakan dari meraka adalah orang-orang yang keluar dari ajaran
agama Allah dan ketaatan kepadaNya.

b. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah
Kamu adalah umat yang dijadikan Allah sebagai umat yang terbaik, kalian
telah menjadi ketetapan Allah atas hal ini. Umat Islam adalah umat terbaik secara
mutlak. Mereka adalah umat yang telah dipilih sebab mereka diperintahkan untuk
menyeru kepada yang ma’ruf ma’ruf: yaitu yang baik sesuai perintah syariat dan
mencegah dari yang munkar: yaitu segala perkataan, perangai atau perbuatan yang
bertentangan dengan syariat. Juga sebab bahwa mereka beriman kepada Allah dan
meyakini bahwa Allah tidak mempunyai sekutu. Sekiranya orang-orang Yahudi
dan Nasrani beriman dengan risalah Nabi Muhammad, tentulah iman mereka itu
lebih baik dan bermanfaat bagi mereka di depan Tuhan mereka. Namun mereka
tidak beriman, sebagian mereka beriman dan sebagian besar menyeleweng dari
jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini turun kepada
dua orang Yahudi yang berkata kepada kumpulan orang mukmin: sesungguhnya
agama kami lebih baik dari pada agama yang kalian serukan kepada kami. Kami
lebih baik dari kalian. Kemudian Allah menurunkan ayat ini.
B. Keterkaitan dengan Study BKI
Sesungguhnya konsep yang ada dalam islam adalah konsep yang menyeluruh
bagi kehidupan. Konsep yang mampu membawa kebahagian, ketenangan, dan
keridhaan bagi manusia. Konsep yang mampu mengarahkan manusia menuju jalan
yang terbaik, jalan pengaktualisasikan diri hingga mengantarkan menjadi manusia
yang sempurna. Konseling dalam islam adalah salah satu dari berbagai tugas manusia
dalam membina dan membentuk manusia.

Konseling dalam islam adalah satu dari berbagai tugas manusia dalam
membina dan membentuk manusia yang ideal. Bahkan, bisa dikatakan bahwa
konseling merupakan amanat yang diberikan Allah kepada semua semua rasul dan
nabi-Nya. Dengan adanya amanat konseling inilah, maka mereka menjadi demikian
berharga dan bermanfaat bagi manusia, baik dalam urusan agama, dunia, pemenuhan
kebutuhan, pemecahan masalah dan banyak hal lainnya. Konseling pun akhirnya
menjadisatu kewajiban bagi setiap individu muslim , khususnya para alim ulama
(Zahrani, 2005:16).

Pemikiran islam , baik yang tampak pada sumber aslinya (Al Quran dan
Sunnah) maupun pada sumber lainnya, banyak menyinggung masalah konseling
(penghargaan) atas diri manusia dan menjadikannya salah satu falsafah kehidupan.
Hal ini timbul didasari atas pandangan islam atas tabiat dan kepribadian
manusia.Konselor sebagai pelaksana konseling memegang peranan dalam membantu
mengentaskan masalah-masalah yang terjadi pada peserta didik di sekolah, baik itu
masalah yang terjadi pada pribadi, belajar, sosial, karir, keluarga dan keagamaan
Sejalan dengan pendapat konseling umum di atas, konseling islam membantu
mengentaskan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan
manusia dengan Allah SWT yang bermasalah.

Dalam diri manusia terdapat elemen jasmani sebagai struktur biologis


kepribadiannya dan elemen ruhani sebagai struktur psikologis kepribadiannya. Sinergi
kedua elemen ini disebut dengan nafsani yang merupakan struktur psikopisik
kepribadian manusia
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Mengingat bahwa kebaikan merupakan tujuan bagi semua manusia karena
dengan kebaikan itu berujung kepada kebahagian, sedangkan kemungkaran
merupakan dasar dari penderitaan dan kesengsaraan, maka Allah Yang Maha Pencipta
dan Maha Pengatur telah memberikan akal pikiran dan potensi bagi manusia untuk
memilih satu diantara keduanya dengan menggunakan hukum syari'at dalam
agamanya. Umat muslim pada zaman ini mendapatkan perintah untuk berbuat baik
dan menjauhi perbuatan buruk agar terciptanya kebaikan dan dijauhinya kemunkaran
tersebut. Dengan adanya peran amar ma’ruf nahi munkar yang dialamatkan kepada
setiap individu maupun kepada masyarakat secara luas, maka keburukan, kerusakan
dan kemudharatan tersebut dapat ditiadakan atau diminimalisir serta sebaliknya
kebaikan dan kemaslahatan akan dapat diciptakan. Sehingga peran amar ma’ruf nahi
munkar ini sangatlah besar dirasakan manfaatnya bagi seluruh hamba Allah Yang
Maha Pemurah.

B.Saran
Jadilah Pribadi yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Quraish Shihab, M. Dr., M.A. 1996. Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan.

Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Al-Iman Abdul Fida Isma’il, 2000. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

Abdul Mujib. 2006. Kepribadian dalam Psikologi Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai