SAROLANGUN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
ِ َاَّللِ ال هر ْحم
ن ال هرِحي ِم بِ ْس ِم ه
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta
sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan
agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan
ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari Mata Kuliah Ulumul Qur’an pada
Program Studi Hukum Keluarga Islam, dengan judul “ Ilmu al-Muhkam wa al-
Mutasyabih ”
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhkam Mutasyabih ...................................................... 2
B. Sebab-Sebab Adanya Ayat Muhkam Mutasyabih ............................ 2
C. Macam-Macam Ayat Muhkam Mutasyabih ..................................... 4
D. Pandangan Ulama tentang Muhkam Mutasyabih .............................. 5
E. Faidah Mengetahui Muhkam Mutasyabih ......................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Karena itu, untuk memahami
hukum-hukum yang terkandung dalam al-Qur’an diperlukan pemahaman dalam
kebahasaan. Para ulama’ yang ahli dalam bidang ushul fiqh, telah mengadakan
penelitian secara sesama terhadap nash-nash al-Qur’an, lalu hasil penelitian itu
diterapkan dalam kaidah-kaidah yang menjadi pegangan umat Islam guna
memahami kandungan al-Qur’an dengan benar.
Adapun ilmu yang dipelajari dalam Makalah ini adalah Ilmu al-Muhkam wa
al-Mutasyabih. Ilmu ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan pendapat ulama
tentang adanya hubungan ayat atau surat yang lain. Sementara yang lain
mengatakan bahwa didalam Al-Qur’an ada ayat atau surat yang tidak
berhubungan. Oleh karenanya, suatu ilmu yang mempelajari ayat atau surat Al-
Qur’an cukup penting kedudukannya. Sementara itu Muhkam dan Mutasyabih
adalah Sebuah kajian yang sering menimbulkan kontroversial dalam sejarah
penafsiran Al-Qur’an, karena perbedaan ’interpretasi’ antara ulama mengenai
hakikat Muhkam dan Mutasyabih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Muhkam Mutasyabih?
2. Apa sebab-sebab turunnya ayat Muhkan dan Mutasyabih?
3. Apa saja macam-macam ayat muhkan dan Mutasyabih?
4. Bagaimana pandangan Ulama tentang Muhkam Mutasyabih?
5. Apa saja faidah mengetahui Muhkam Mutasyabih?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
yang Mutasyabih, dan menjadikan ayat Muhkam sebagai bandingan ayat yang
Mutasyabih.
Imam Ar-Raghib Al- Asfihani dalam kitabnya Mufradatil Qur’an menyatakan
bahwa sebab adanya kesamaran dalam Alquran terdapat 3 hal, yaitu sebagai
berikut:6
1. Kesamaran dari aspek lafal saja. Kesamaran ini ada dua macam, yaitu sebagai
berikut: 7
a. Kesamaran dari aspek lafal mufradnya, karena terdiri dari lafal yang gharib
(asing), atau yang musyatarak (bermakna ganda), dan sebagainya.
b. Kesamaran lafal murakkab disebabkan terlalu ringkas atau terlalu luas.
Contoh tasyabuh (kesamaran) dalam lafal murakkab terlalu ringkas, terdapat
di dalam surah An-Nisa ayat 3:
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat.
Ayat di atas sulit diterjemahkan. Karena takut tidak dapat berlaku adil
terhadap anak yatim, lalu mengapa disuruh menikahi wanita yang baik-baik,
dua, tiga atau empat. Kesukaran itu terjadi karena susunan kalimat ayat
tersebut terlalu singkat.8
2. Kesamaran dari aspek maknanya, seperti mengenai sifat-sifat Allah SWT,
sifat-sifat hari kiamat, surga, neraka, dan sebagainya. Semua sifat-sifat itu tidak
terjangkau oleh pikiran manusia.9
3. Kesamaran dari aspek lafal dan maknanya. Kesamaran ini ada lima aspek,
sebagai berikut:
a. Aspek kuantitas (al-kammiyyah), seperti masalah umum atau khusus.
Contohnya, ayat 5 surah At-Taubah:
6
Acep Hermawan, Ulumul Qur’an, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 146
7
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 244
8
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, 247
9
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, 248
4
Dalam ayat ini terjadi kesamaran, sampai kapan batas taqwa yang
benar-benar itu.
d. Aspek tempat, seperti tempat mana yang dimaksud dengan balik rumah,
dalam ayat 189 surah Al-Baqarah:
10
Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an, 83
5
Artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang
mengetahuinya, kecuali Dia sendiri (QS. al-An’am : 59)
2. Ayat-ayat yang Mutasyabihat yang dapat diketahui oleh semua orang dengan
jalan pembahasan dan pengkajian yang mendalam. Seperti pencirian mujmal,
menentukan mutasyarak, mengqayyidkan yang mutlak, menertibkan yang
kurang tertib.
3. Ayat-ayat Mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh para pakar ilmu dan
sains, bukan oleh semua orang, apa lagi orang awam. Hal ini termasuk urusan-
urusan yang hanya diketahui Allah SWT dan orang-orang yang rosikh
(mendalam) ilmu pengetahuan.11
11
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, 251-252
12
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, 239
6
13
Kahar Mansyur, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 125
14
Muhammad Abdul’adzim az-Zarqaniy w. 1367, Manahilu al-Irfan fi ‘Ulumi al-Qur’an,
(Kairo: Dar al-Hadits, 2001 M) Jilid 2, 235-236
7
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid, Ramli, Ulumul Qur’an I, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994
Anwar, Rusydie, Ulumul Quran dan Hadis, Yogyakarta: Ircisod, 2015, cet.1