Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MUHKAM MUTASYABIH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu 1: Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin, S.Ag., M.HI.


Dosen Pengampu 2: Muhammad Suwignyo Prayoga, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Muhnazar Arifin (231102010045)
Ahmad Rifky Yanto (232102010006)
Alvin Magfiroh (232102010010)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
.
Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan


rahmat serta hidayahnya sehingga kita dapat beraktivitas dengan baik. Sholawat
dan salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita Nabi besar Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang seperti saat ini.
Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, makalah
yang bertema “ Muhkam Mutasyabih”. Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kami sampaikan kepada Bapak M. Suwignyo Prayoga, M.Pd.I. Selaku
dosen pengampu yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam makalah
ini.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dalam menyusun makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Studi Islam.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan,
oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat
di harapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami
sebagai penyusun.
Walaikumsalam Wr. Wb.

Daftar Isi

2
Cover ……………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar ……………………………………………………. 2
Daftar Isi …………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………….4
B. Rumusan Masalah ……………………………………...4
C. Tujuan …………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhkam ……………………………………5
B. Ayat-Ayat Muhkam …………………………………….5
C. Pengertian Mutsyabih ………………………………….6
D. Macam-Macam Mutsyabih …………………………….7
E. Tujuan diturunkan Ayat Muhkam Mutsyabih ……….7

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ………………………………………….9
B. SARAN …………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Nabi
Muhammad berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. Didalam Al-Qur’an
terdapat ayat-ayat yang mudah dipahami hanya dengan sekali membaca atau
disebut juga dengan ayat Muhkam dan terdapat pula ayat yang membutuhkan
beberapa metode untuk menafsirkannya dan ayat tersebut disebut dengan
mutasyabih. Penelitian ini termasuk dalam jenis library research atau disebut
juga penelitian kepustakaan karena penelitian ini menelaah dan menganalisis
ayat-ayat muhkam dan mutasyabih yang terdapat didalam Al-Qur’an.
Penelitian ini menunjukkan: pertama, ayat Muhkam memang disebutkan
sebagai ayat yang dalam sekali baca sudah dapatdipahami maknanya, namun
hal tersebut hanya berlaku bagi orang yang memahami Bahasa Arab. Untuk
orang yang belum memahami Bahasa Arab, maka membutuhkan terjemahan.
Kedua, nilai Pendidikan yang dapat diambil dari pembahasan Muhkam dan
Mutasyabih adalah nilai religious, nilai toleransi, nilai kebijaksanaan, nilai
kerja keras, dan nilai tanggung jawab.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Muhkam?
2. Apa pengertian mutasyabih?
3. Ada berapa macam-macam mutasyabih?
4. Apa tujuan diturunkannya ayat-ayat mahkam mutasyabih?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Ulumul Qur’an yang diampu oleh Bapak M. Suwignyo Prayoga,
M.Pd.I serta juga mengharapkan kiranya makalah ini dapat memberikan
pemahaman dan wawasan kita tentang Pengertian Muhkam Mutasyabih yang
menjadi objek kajian ulumul qur’an.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Muhkam
Muhkam secara bahasa berasal dari kata ‫حكم‬. Kata ‫ حكم‬berarti memutuskan
antara dua hal atau lebih perkara, maka hakim adalah orang yang mencegah
yang zalim dan memisahkan dua pihak yang sedang bertikai. Muhkam adalah
sesuatu yang dikokohkan, jelas, fasih dan membedakan antara yang hak dan
batil.1
Selain pengertian secara berdasarkan bahasa (etimologi), adapun secara
terminology (istilah), muhkam dapat didefinisikan seperti yang diungkapkan
oleh para ulama adalah sebagai berikut:
Imam Al-Mawardi mengemukakan bahwa ayat-ayat muhkam adalah
ayat yang maknanya dapat dipahami akal, seperti bilangan rakaat shalat,
kekhusuan bulan Ramadhan untuk pelaksanaan puasa wajib. Dari pemaparan
di atas dapat dipahami bahwasannya Muhkam adalah kata yang dipakai oleh
Al-Qur’an untuk menunjuk ayat yang jelas makna dan mudah dipahami.
B. Ayat-ayat Muhkam
Menurut kebanyakan ulama, sebab adanya ayat-ayat muhkamat itu sudah
jelas, yakni seperti keterangan pada ayat 1 surat Hud yang artinya: ‘suatu
kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi. Juga karena kebanyakan tertib
dan susunan ayat-ayat Al-Qur’an itu rapi dan urut, makanya juga mudah
dicerna akal pikiran karena tidak samar artinya sehingga dapat dipahami umat
dengan mudah.2

1
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta; PT Dana Bhakti Prima Yasa,
1998), hal.70
2
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu,2000), hal.224

5
Berikut adalah contoh dari ayat yang muhkam:3

َ‫مِن قَ ۡب ِلكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُ ۡون‬


ۡ َ‫اعبُد ُۡوا َربَّكُ ُم الَّذ ِۡى َخلَقَكُمۡ َوالَّذ ِۡين‬ ُ َّ‫ٰۤياَيُّ َها الن‬
ۡ ‫اس‬
Artinya: “hai anusia, sembahlah tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah:21) .
C. Pengertian Mutasyabih
Dalam leksiologi Arab, mutasyabih ( ‫ ) متشا بة‬berakar dari kata : ‫ تشا بة‬- ‫ىتشا بة‬
‫ – تشا بة‬kata tasyabuh ‫ التما ئل‬k.emiripan, keserupaan dan kesamaan. 4
Syubhat adalah keadaan dimana satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari
yang lain karena adanya kemiripan diantara keduanya secara konkret atau
abstrak. Kata mutasyabih yang dalam bahasa Indonesian dapat diartikan
“mirip” atau “sama-samar” juga mengandung berbagai konotasi yang biasanya
membawa kepada ketidakpastian atau ragu. Timbulnya keraguan tersebut ialah
dikarenakan sangat miripnya dua benda yang diamati tersebut, sehingga tak
dapat, atau sulit sekali menentukan perbedaan yang satu dari yang lain sebab
keduanya sangat mirip.5
Dalam pendapat lain Imam As-Suyuti dalam karyanya al-itqan menjelaskan
bahwa mutasyabih adalah ayat yang maknanya tidak jelas dan untuk
memastikan pengertiannya tidak ditemukan dalil yang kuat. Dengan kata lain
adalah kata yang dipakai oleh Al-Qur’an untuk menunjuk ayat-ayat yang
bersifat global (mujmal) yang membutuhkan takwil dan sukar dipahami, sebab
ayat-ayat yang mujmal membutuhkan rincian, ayat-ayat muawal perlu ta’wil
baru diketahui maknanya setelah ditakwilkan. 6

D. Macam-macam Mutasyabih

3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Alfatih, 2012)
4
Abd Wahid dkk, Ulumul Qur’an, (Banda Aceh: Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, (2009),
hlm.68.
5
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Peelajar, 2005), hlm. 153.
6
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an, hlm.210.

6
Menurut Al-Zarqani, ayat-ayat mutasyabih dapat dibagi ke dalam tiga
macam:
Pertama: Ayat yang seluruh manusia tidak dapat sampai kepda
maksudnya, seperti pengetahuan tentang zat Allah Swt. dan hakikatnya sifat-
sifat-Nya, dan pengetahuan tentang waktu kiamat.

ِ ‫ه َُو ا َِّل يَ ْعلَ ُم َها َل ا ْلغَ ْي‬


‫ب َمفَاتِ ُح َو ِع ْن َده‬
Artinya: Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya, tidak ada yang
mengetahui selain Dia ( Q.S. An-An’am 6 [59] ).
Kedua: Ayat-ayat yang setiap orang bisa mengetahui maksudnya melalui
pengkajian dan penelitian, seperti ayat-ayat mutasyabih yang kesamarannya
timbul akibat ringkas, panjang urutan, dan sejenisnya. Allah Swt. berfirman

‫اب َما فَان ِك ُحوا اليَ ٰتمٰ ى فِى تُق ِسطُوا اَ َّل خِ فتُم اِن‬
َ ‫ط‬َ ‫مِنَ لَكُم‬
ِ‫س ۤاء‬
َ ِ‫الن‬
Artinya: Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah
(lain) yang kamu senangi ( Q,S. An-Nisa 4 [3] ).
Ketiga: Jenis ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh orang
awam, tetapi hanya dapat diketahui oleh para ulama yang memiliki ilmu
mendalam.
E. Tujuan Diturunkan Ayat Muhkam Mutasyabih
1. Untuk menguji iman dan keteguhan hati seorang muslim kepada Allah.
Iman yang benar hendaklah disertai dengan penyerahan diri dalam arti
seluas-luasnya kepda Allah. Allah menurunkan ayat=ayat yang dapat
dipahami artinya dengan mudah dan Dia menurunkan ayat-ayat yang
sukar diketahui makna dan maksud yang sebenarnya, yaitu ayat-ayat
mutasyabihat.
2. Dengan adanya ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat kaum
muslimin akan berpikir sesuai dengan batas-batas yang diberikan

7
Allah. Ada yang dapat dipikirkan secara mendalam dan ada pula yang
sukar dipikirkan, lalu diserahkan kepada Allah.
3. Para nabi dan rasul diutus kepada seluruh umat manusia yang berbeda-
beda, misalnya: berbeda kepandaiannya, berbeda pula bangsa, bahasa
dan daerahnya. Karena itu, cara penyampaian agama kepada mereka
hendaklah disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sikap manusia
dalam memahami dan menyikapi ayat-ayat yang mesyabihat.7

7
ibid

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mutasyabih adalah suatu ayat yang tidak jelas (bersifat global atau
mujmal), namun ketidakjelasan tersebut dapat di pahami dengan cara
mentakwil ayat tersebut dengan ayat yang lain yang lebih jelas. Ayat muhkam
berasal dari penggalan lafad ‫ ح ك م‬jika di baca hakama memiliki arti hakim
(orang yang memisahkan orang yangbertikai) sedangkan Muhkam adalah
sesuatu yang dikokohkan/jelas/fasih artinya. Muhkam adalah setiap lafad yang
arti atau kandungannya dapat di ketahui dengan mudah.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mohon kritik
dan saran yang bersifat membangun dan memotivasi kami. Kami berharap
pembaca makalah ini bisa menghargai bukan hanya kepada Allah saja tap
tehadap sesama makhluk ciptaa Nya, dan semoga segala sesuatu yang kita
niatkan murni karena ingin beribadah kepada Allah dan medapatkan barakah
Nya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abd Wahid dkk, Ulumul Qur’an, (Banda Aceh; Fakultas Ushuluddin UIN Ar-
Raniry, 2009), hlm.68
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hal.224
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an, hlm.210.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Alfatih,2012)
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsuir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hlm.153
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1998), hlm.70

10

Anda mungkin juga menyukai