Anda di halaman 1dari 10

ILMU AL MUHAKAM WAL-MUTASYABIH

1. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih

a. Muhkam

Berasal dari kata ihkam yang secara bahasa berarti kekukuhan,

kesempurnaan, keseksamaan dan pencegahan. Namun semua pengertian

ini pada dasarnya kembali kepada makna ahkam Al Amr berarti ia

menyempurnakan suatu hal dan mencegahnya dari kerusakan

b. Mutasyabih

Berasal dari kata tasyabih secara bahasa berarti keserupaan dan

kesamaan. Tasyabatia dan istabaha 2 hal yang menyerupai yang lainnya.

Dalam al Quran terdapat ayat-ayat yang menggunakan kedua kata di atas

atau kejadiannya.

Pertama firman Allah

Artinya:

Sebuah kitab yang disempurnakan (dijelaskan ayat-ayatnya) QS: Hud:1

Kedua firman Allah:

Artinya:

yaitu Al Quran yang serupa (mutasyabih) lagi berulang-ulang.

(QS: Al Zumar: 23)

1
Ketiga firman Allah:

Artinya:

Dialah yang menurunkan al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Diantara

(isinya) ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al Quran dan

yang lain (ayat) mutasyabih. Adapun orang-orang yang dalam hatinya

condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti ayat-ayat yang

mutasyabih dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari

takwilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah.

Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata-kata kami beriman

kepada ayat yang mutasyabih, semuanya itu dari sisinya Tuhan dan dapat

mengambil pelajaran (dari padanya) melainkan orang-orang yang berakal

(QS Ali Imran : 7)

Menurut AL Zarqani, salah seorang penulis Ulumul Quran mengemukakan

beberapa defenisi atau makna Muhkan dan Mutasyabih

1) Muhkam ialah ayat yang jelas maksudnya lagi nyata yang tidak

mengandung kemungkinan naskah. Mutasyabih ialah ayat yang

tersembunyi (maknanya) dan hanya Allah yang mengetahuinya

2
2) Muhkam ialah ayat yang diketahui maksudnya baik secara nyata melalui

takwil. Mutasyabih ialah ayat yang hanya Allah-lah mengetahui

maksudnya seperti datangnya hari kiamat.

3) Muhkam ialah ayat yang tidak mengandung kecuali satu kemungkinan

makna takwil. Mutasyabih ialah ayat yang mengandung banyak

kemungkinan makna takwil

2. Sebab-sebab terjadinya Tasyabuh dalam Al Quran

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa sebab tasyabih atau mutasyabih adalah

ketersembunyian maksudnya ketersembunyian itu bisa kembali kepada lafal

atau kepada makna atau kepada lafal dan makna sekaligus

Di sini mutasyabih karena ganjilnya dan jarang digunakan. Kata

diartikan rumput-rumput berdasarkan pemahaman dari ayat bentuknya.

Mutasyabih yang timbul dari ketersembunyian pada makna dan lafal sekaligus

adalah seperti:

Artinya:

.. Dan bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah dari

belakangnya. Akan tetapi kebaktian itu adalah orang yang bertakwa. Dan

3
masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada

Allah agar kamu beruntung.

Menurut al Zargani ayat-ayat mutasyabihat dapat dibagi tiga macam:

1) Ayat-ayat yang seluruh manusia tidak dapat sampai kepada maksudnya

seperti pengetahuan tentang Allah dan hakikat sifat-sifatnya

2) Ayat-ayat yang setiap orang bisa mengetahui maksdunya melalui

penelitian dan pengkajian seperti ayat-ayat mutasyabihat yang

kesamarannya timbul akibat ringkas, panjang urutan dan seumpamanya.

3) Ayat-ayat mutasyabihat yang maksudnya diketahui oelh para ulama

tertentu dan bukan semua ulama.

3. Pandangan dan sikap ulama menghadapi ayat-ayat mutasyabih

Telah dikemukakan bahwa ayat-ayat mutasyabihat itu berbagai

macam sebab dan bentuknya. Dalam pembahasan khusus tentang ayat

mutasyabihat yang menyangkut sifat-sfat Tuhan yang dalam istilah Asyayuti

ayat Al Shifat dan dalam isitlah shudhi Al Shalih Mutasyabih al Shifat.

Ayat-ayat yang termasuk dalam kategori ini dapat diantaranya:

1) .

Artinya

Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arsy (QS

Thaha: 5)

4
2) .

Artinya

Dan datanglah Tuhanmu sedang malaikat berbaris-baris (QS. Al Fajr :

22)

3) . ..

Artinya

Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua

hambanya

4) . .

Artinya:

Dan supaya kamu di atas mataku. (QS : Thaha : 391)

Dalam ayat ini terdapat kata-kata bersemayam, datang, di atas, wajah, mata

yang dibanggakan atau dijadikan sifat bagi Allah. Kata-kata ini menunjukkan

keadaan, tempat dan anggota yang layak bagi makhluk yang baru. Karena

katak-kata tersebutlah yang dibanggakan kepada Allah. Maka sulitlah

dipahami maksud yang sebenarnya selanjutnya dipertanyakan apakah maksud

ayat-ayat itu dapat diketahui oleh manusia atau tidak?

Untuk menjawab pertanyaan ini Shubhi al Shalih membedakan pendapat

ulama ke dalam dua Mahzab

1. Mahzab Salaf

Yaitu orang-orang yang mempercayai dan mengimani sifat-sifat

mutasyabih itu dan menyerahkan hakikatnya kepada Allah sendiri.

5
2. Mahzab khalaf

Yaitu ulama yang menakwilkan lafal yang makna lahirnya mustahil

kepada makna yang lahir dengan zat Allah

Mahzab ini juga mempunyai argumen dan aqli dan naqli berupa atsar

sahabat. Menurut mereka suatu hal yang herus dilakukan adalah memalingkan

lafal dari keadaan hampaan yang mengikatkan kebingungan manusia karena

membiarkan lafal terlantar tidak bermakna

Secara naqli mereka mengemukakan beberapa atsar sahabat

a. Dai Ibnu Abbas tentang firman Allah : Dan tak mengetahui takwilnya

kecuali Allah dan orang-orang yang mendalami ilmunya, berkata Ibnu

Abbas: Saya adalah diantara orang-orang yang mengetahui takwilnya

(HR. Ibnu Al Munzir)

b. Artinya:

Dari Al Dahhak, berkata ia: Orang-orang yang mendalam ilmunya

mengetahui takwilnya, sekiranya mereka tidak mengetahui nasihk dari

mansukhnya, halalnya dari haramnya dan muhkam dari mutasyabihnya.

Pendapat ini tidak dapat diterima oleh para ulama Ahlus Sunnah, kemudian

ternyata sebagian Ahlus Sunnah menganutnya

Di samping ke 2 mahzab ini masih ada pendapat ke tiga sebagaimana

yang dikemukakan Az Suyuti bahwa Ibnu daqiq al Id mengemukakan

pendapat ini menengahi ke 2 mahzab di atas.

Ibnu Daqiq al Id berpendapat bahwa jika takwil itu dekat dari bahasa

Arab maka tidak dipungkiri dan jika takwil itu jauh maka kita tawaqquf (tidak

6
memutuskannya) kita meyakini maknanya menurut cara yang dimaksudkan

serta mensucikan Tuhan dari sesuatu yang tidak layak bagiNya.

Secara praktis penerapan Mahzab Khalaf lebih dapat memenuhi

tuntutan kebutuhan intelektual yang semakin hari semakin berkembang bagi

masyarakat yang secara intelektual tidak menuntut penakwilan ayat-ayat

mutasyabihat. Bahkan yang demikian lebih menenangkan keyakinan mereka

terhadap Al Quran. Sejalan dengan ini, para ulama menyebutkan bahwa

Muhzab salaf lebih aman dan mahzab Khalaf lebih selamat.

Mahzab Salaf dikatakan lebih aman karena tidak dikhawatirkan jatuh

ke dalam penafsiran dan penakwilan yang menurut Tuhan salah. Sedangkan

Muhzab Kahalaf dikatakan lebih selamat karena dapat mempertahankan

pendapatnya dengan argumen aqli. Kemudian dengan melihat kondisi objektif

intelektual masyarakat modern yang semakin berpikir kritis dewasa ini. Maka

Muhazab Khalaf atau Muhazab Takwil inilah yang lebih tepat ditetapkan

dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat dengan mengikuti ketentuan-

ketentuan takwil yang dikenal dalam ilmu tafsir

7
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis hadiahkan kepada

pucuk pimpinan umat sedunia yakninya nabi Muhammad Saw yang telah

membawa umat manusia dari jalan kemaksiatan ke jalan yang berilmu

pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis menghadapi cobaan dan

rintangan, seperti kurangnya sumber buku dan ilmu pengetahuan, namun berkat

rahmat dan izin Allah Swt penulis dapat juga menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis juga telah mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepad semua pihak yang telah memberikan bantuan

dalam penulisan makalah ini. Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi mala

kebaikan dan diberi pahala setimpal oleh Allah Swt.

i8
MAKALAH
ULUMUL QURAN
Tentang

ILMU AL MUHKAM WAL MUTASYABIH

DISUSUN
OLEH

KELOMPOK VII

1. JUNIARTI
2. LAILA FITRI
3. LENI AQUIRITA SARI

Dosen Pembimbing : Drs. Ayun Roslim

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


SYEKH BURHANUDDIN
PARIAMAN
2008

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

PEMBAHASAN ............................................................................................. 1

Ilmu Al Muhakam wal Mutasyabih ................................................................ 1

1. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih .................................................. 1

2. Sebab-sebab Terjadinya Tasyabuh dalam Al Quran .......................... 3

3. Pandangan dan Sikap Ulama Menghadapi Ayat-ayat Mutasyabih ..... 4

10
ii

Anda mungkin juga menyukai