Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR ISYARI
MATA KULIAH METODE TAFSIR

Dosen Pengampu :
Muslih M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Muhammad Amin Husaini (11200340000031)
Muhammad Shofwan Muhadzdzib (11200340000109)
Julianti Rahmawati (11200340000168)

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, iman,
dan Islam kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
nabi Allah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman Jahiliyah ke
zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT, kami kelompok 7 dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Tafsir Isyari", sebagai tugas Kelompok dari mata kuliah
Metode Tafsir tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengajar Mata Kuliah Metode Tafsir, Pak Jauhar Azizy, M.A. yang telah
banyak memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada kami. Tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang kami
banggakan, yang turut memberikan dukungan dan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini.
Sekiranya makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran dari dosen serta
teman-teman sekalian sangat bermanfaat untuk kami, sehingga kami dapat
mengevaluasi kesalahan-kesalahan kami serta menjadi pembelajaran untuk kami
agar menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................4

LATAR BELAKANG ..........................................................................................4

RUMUSAN MASALAH .....................................................................................4

TUJUAN...............................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................5

PENGERTIAN TAFSIR ISYARI ........................................................................5

PENDAPAT ULAMA TENTANG TAFSIR ISYARI.........................................5

JENIS-JENIS TAFSIR ISYARI ...........................................................................5

SYARAT-SYARAT DITERIMANYA TAFSIR ISYARI ..................................5

MENGENAL KITAB-KITAB TAFSIR ISYARI ................................................5

BAB III : KESIMPULAN .....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur`an adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam. Kitab suci
menempati posisi sentral bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmi-
ilmu ke Islaman , tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan-gerakan
umat Islam sepanjang empat belas abad lebih sejarah pergerakan umat ini.
Al-Qur`an ibarat lautan yang amat luas, dalam dan tidak bertepi, penuh
dengan keajaiban dan keunikan tidak akan pernah sirna dan lekang di telan masa
dan waktu. Maka untuk mengetahui dan memahami betapa dalam isi kandungan al-
Qur`an diperlukan tafsir. Penafsiran terhadap al-Qur`an mempunyai peranan yang
sangat besar dan penting bagi kemajuan dan perkembangan umat Islam. Oleh
karena itu sangat besar perhatian para ulama untuk menggali dan memahami
makna-makna yang terkandung dalam kitab suci ini. Sehingga lahirlah bermacam-
macam tafsir dengan corak dan metode penafsiran yang beraneka ragam pula, dan
dalam penafsiran itu nampak dengan jelas sebagai suatu cermin perkembangan
penafsiran al-Qur`an serta corak pemikiran para penafsirnya sendiri.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menafsirkan ayat-ayat al-
Qur’an diantaranya adalah Metode tafsir Al-Isyari atau tafsir berdasarkan indikasi.
Dalam hal ini akan akan kami ketengahkan definisi tafsir Al-Isyari, syarat-
syartanya, contoh-contohnya, beberapa perdebatan ulma’ tentang tafsir tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Pegertian Tafsir Isyari
2. Pendapat ulama mengenai Tafsir Al-Isyari
3. Jenis-Jenis Tafsir Isyari
4. Syarat-syarat diterimanya Tafsir Isyari
5. kitab-kitab Tafsir Isyari

4
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pegertian Tafsir Isyari
2. Untuk Mengetahui Pendapat ulama mengenai Tafsir Al-Isyari
3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Tafsir Isyari
4. Untuk Mengetahui Syarat-syarat diterimanya Tafsir Isyari
5. Untuk Mengetahui Mengenal kitab-kitab Tafsir Isyari

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAFSIR ISYARI
Isyarah secara etimologi berarti penunjukan, memberi isyarat. Sedangkan
tafsir al-isyari adalah menakwilkan (menafsirkan) ayat Al-Qur’an al-Karim tidak
seperti zahirnya, tapi berdasarkan isyarat yang samar yang bisa diketahui oleh orang
yang berilmu dan bertakwa, yang pentakwilan itu selaras dengan makna zahir ayat–
ayat Al-Qur’an dari beberapa sisi syarhis (yang masyru’).
Adapun isyarah menurut istilah adalah apa yang ditetapkan (sesuatu yang
bisa ditetapkan/dipahami, diambil) dari suatu perkataan hanya dari mengira-ngira
tanpa harus meletakkannya dalam konteksnya (sesuatu yang ditetapkan hanya dari
bentuk kalimat tanpa dalam konteksnya). Menurut al-Jahizh bahwa ’isyarat dan
lafal adalah dua hal yang saling bergandeng, isyarat banyak menolong lafal (dalam
memahaminya), dan tafsiran (terjemahan) lafal yang bagus bila mengindahkan
isyaratnya, banyak isyarat yang menggantikan lafal, dan tidak perlu untuk
dituliskan. Tafsir Isyari menurut Imam Ghazali adalah usaha mentakwilkan ayat-
ayat Al-Qur’an bukan dengan makna zahirnya malainkan dengan suara hati nurani,
setelah sebelumnya menafsirkan makna zahir dari ayat yang dimaksud.
“Penafsiran Al-Qur`an yang berlainan menurut zahir ayat karena adanya
petunjuk-petunjuk yang tersirat dan hanya diketahui oleh sebagian ulama, atau
hanya diketahui oleh orang yang mengenal Allah yaitu orang yang berpribadi luhur
dan telah terlatih jiwanya (mujahadah)”.
Dengan kata lain Tafsir al-Isyari adalah suatu tafsir di mana mufassir
berpendapat dengan makna lain tidak sebagai yang tersurat dalam al-Qur`an, tetapi
penafsiran tersebut tidak diketahui oleh setiap insan kecuali mereka yang hatinya
telah dibukakan dan disinari oleh Allah, yakni orang-orang yang saleh yaitu mereka
yang telah dikaruniai pemahaman dan pengertian dari Allah SWT.

6
B. PENDAPAT ULAMA TENTANG TAFSIR ISYARI
Para ulama berselisih pendapat dalam menghukumi tafsir isyari, sebagian
mereka ada yang memperbolehkan (dengan syarat), dan sebagian lainnya
melarangnya.
Badruddin Muhammad Ibn Adbullah Az-Zarkasyi adalah termasuk
golongan orang yang tidak mendukung tafsir isyari (menolak tafsir bil isyari),
hingga beliau mengatakan: “Adapun perkataan golongan sufi dalam menafsirkan
Alquran itu bukan tafsir, melainkan hanya makna penemuan yang mereka peroleh
ketika membaca”. Seperti kata sebagian mereka tentang firman Allah dalam Surat
At-Taubah ayat. 123: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-
orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan
daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang
bertaqwa. (QS. At-Taubah:123).
Yang dimaksudkan disini adalah “nafsu”. Alasannya: Illat perintah
memerangi orang yang disekeliling kita itu adalah karena “dekat”. Padahal tidak
ada suatu yang lebih dekat kepada manusia dari pada nafsunya sendiri.
Demikian juga An-Nasafi mengatakan, sebagaimana dijelaskan Az-Zarqani
dan As-Suyuti bahwa : “Nash-nash itu harus berdasarkan zahirnya, memutarkan
pada arti lain yang dilakukan oleh orang kebatinan adalah merupakan bentuk
penyelewengan”.
Di samping tafsir isyari ada pula tafsir yang mirip dengannya, yaitu tafsir
kebatinan, namun tafsir ini termasuk tafsir yang bathil dan barang kali keengganan
sebagian ulama untuk menerima tafsir isyari ini karena khawatir terjerumus dalam
tafsir kebatinan.
Dalam kitab At-Tibyan disebutkan perbedaan pokok tafsir isyari dengan
tafsir kebatinan adalah : Tafsir Isyari tidak membuang makna tersurat, tetapi
mereka menetapkannya sebagai dasar dan asas.
Imam As-Suyuti mengambil pendapat Ibn ‘Ata’illah yang mengatakan:
“Ketahuilah bahwa tafsir dalam golongan ini (tafsir isyari) terhadap Kalam Allah
dan Rasul-Nya dengan makna-makna yang pelik bukanlah berarti memalingkan
dari zahirnya, tetapi zahir ayat itu dapat dipahami makna sebenarnya, seperti yang

7
dimaksud oleh ayat, di samping itu juga dapat diketahui dari istilah bahasa, serta
mereka memperoleh pengertian yang tersirat dari Ayat dan Hadis bagi orang yang
hatinya telah dibukakan oleh Allah SWT”.

C. JENIS-JENIS TAFSIR ISYARI


Tafsir isyari ini dibagi kepada dua cabang, yakni
1. Yang pertama adalah ali-syari al-khafi, yang bisa diketahui oleh orang yang
bertakwa, sholeh dan orang yang berilmu ketika mebaca al-qur’an, maka
mereka ketika membaca suatu ayat akan menemukan beberapa arti.
2. Yang kedua adalah al-isyari al-jali (isyarat yang jelas), yang terkandung
dalam ayat kauniyah dalam al-qur’an, yang mengisyaratkan dengan jelas
berbagai pengetahuan yang baru. Pada hal seperti inilah akan tampak
kemu’jizatan Alquran pada masa kini, zaman ilmu pengetahuan.

D. SYARAT-SYARAT DITERIMANYA TAFSIR ISYARI


Banyak ulama yang berpendapat bahwa tafsir isyari itu tidak boleh, karena
khawatir membuat kebohongan tentang Allah SWT dalam menafsirkan wahyunya,
tanpa ilmu ataupun petunjuk dan bukti yang jelas. Sedangkan ulama lain
berpendapat bahwa tafsir ini boleh, menetapkan beberapa syarat yaitu:
1. Tidak bertentangan dengan makna (zhahir) ayat,
2. Maknanya sendiri shahih.
3. Pada lafazd yang ditafsirkan terdapat indikasi bagi (makna isyari) tersebut ,
4. Antara makna isyari dengan makna ayat terdapat hubungan yang erat.
Apabila keempat syarat ini dipenuhi maka tafsir mengenai isyarat itu (tafsir
isyari) merupakan istinbat yang baik dan dapat diterima. Dan apabila syarat di atas
tidak dipenuhi, maka tafsir isyari tidaklah dapat diterima, yang juga berarti
merupakan tafsir berdasarkan hawa nafsu dan ra’yu semata, yang hal ini adalah
dilarang.

8
E. MENGENAL KITAB-KITAB TAFSIR ISYARI
1. Tafsir al-Tastury atau tafsir Al-Qur`an al-`Azim karya Abu Muhammad Sahal
ibnu Abdullah al-Tastury. Tafsir ini tidak lengkap mengupas seluruh ayat-ayat
Al-Qur`an meskipun lengkap menyebutkan surat-surat Al-Qur`an, tafsir ini
telah menempuh jalan sufi dan disesuaikan dengan ahli zahir.
2. Ghara`ib Al-Qu`an wa Ragha`ib al-Furqan atau tafsir al-Naisaburi. Karya
Nizhamuddin al-Hasan Muhammad al-Naisaburi (W.728 H). Tafsir ini
memperoleh keistimewaan dengan mudah ungkapan (Bahasa)nya dan
mentahkikkan sesuatu yang perlu ditahkik. Tafsir ini mashyur dan tercetak
ditepian tafsir ibnu Jarir.
3. Tafsir al-Alusi (Tafsir Ruhul Ma`ani) Karya Syihabuddin al-Sayid Muhammad
al-Alusi al-Baghdadi (w.1270 H). Tafsir ini termasuk tafsir yang besar, luas dan
lengkap, disitu disebutkan riwayat-riwayat salaf disamping pendapat-pendapat
ulama khalaf yang diterima.
4. Tafsir Ibnu `Arabi karya Abdullah Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Abdullah
Muhyiddin Ibnu `Arabi (w.238 H / 1240 M). Dijuluki dengan Syeikh Akbar.
5. Haqaiqut Tafsir karya Abu Abdir Rahman Muhammad bin Husain bin Musa,
al-Azdi al-Silmi (w.412 H). Tafsir ini tertulis dalam satu jilid besar. Dan
mengupas seluruh surat dalam al-Qur`an, tetapi tidak mengupas seluruh ayat-
ayatnya. Tafsir ini mendasarkan pasa isyarah, meskipun ia sendiri tidak
menentang dhahir al-Qur`an. Hanya saja ia membatasi tafsirnya pada isyarah
sehingga mengandung celaan dari para ulama tafsir.
6. Tafsir al-Raisul Bayan fi Haqaiqul Qur`an, karya Abu Muhammad Ruzbihan
bin Abi al-Nash al-Syairazi.(w.606 H).

9
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan makalah di atas maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan diantaranya adalah :
Tafsir al-isyari adalah menakwilkan (menafsirkan) ayat Alquran al-Karim
tidak seperti zahirnya, tapi berdasarkan isyarat yang samar yang bisa diketahui oleh
orang yang berilmu dan bertakwa, yang hatinya telah dibukakan dan disinari oleh
Allah, yakni orang-orang yang saleh yaitu mereka yang telah dikaruniai
pemahaman dan pengertian dari Allah (al-Rasikhun).
Adapun syarat-syarat tafsir al isyari yaitu
a. Tidak bertentangan dengan makna (zhahir) ayat,
b. Maknanya sendiri shahih,
c. Pada lafazd yang ditafsirkan terdapat indikasi bagi (makna isyari) tersebut
d. Antara makna isyari dengan makna ayat terdapat hubungan yang erat
Tafsir Isyari dibagi kepada dua cabang, yakni; tafsir al-isyari al-khafi, dan
tafsir al-isyari al-jali. Tidak diragukan lagi bahwa dapat dibuktikan bahwa tafsir
isyari ini boleh dipakai dalam menafsirkan Alquran. Akan tetapi tentu saja tidak
terlepas dari kaedah-kaedah dan syarat-syarat dalam penggunaannya.
Badruddin Muhammad Ibn Adbullah Az-Zarkasyi adalah termasuk
golongan orang yang tidak mendukung tafsir isyari (menolak tafsir bil isyari),
hingga beliau mengatakan: “Adapun perkataan golongan sufi dalam menafsirkan
Alquran itu bukan tafsir, melainkan hanya makna penemuan yang mereka peroleh
ketika membaca.
Dalam kitab At-Tibyan disebutkan perbedaan pokok tafsir isyari dengan
tafsir kebatinan adalah: Tafsir Isyari tidak membuang makna tersurat, tetapi
mereka menetapkannya sebagai dasar dan asas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Buah Batu, 2011).
Ahmad Musthofa Hadnan, Problematika Menafsirkan Alquran,
(Semarang: Toha Putra, 1993).
Ahmad Zuhri, Risalah Tafsir, Berinteraksi dengan Alquran versi Imam Al-
Ghazali, (Bandung: Citapusaka Media, 2007).
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah Per-Kata, (Jakarta: Surat
Muhammad (24), Juz 26, 2007).
Manna’ Khalil al-Qattan, Mubahist fi Ulumil Qur’an, Terj. Drs. Mudzakir
AS, Jakarta: Pustaka Lintera AntarNusa, 1992
Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2001).

11

Anda mungkin juga menyukai