Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU TAFSIR

“METODE TAHLILI”

Dosen Pengampuh :
Irfan fajar Ramadhan, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 7:


Muhammad Aziz Mulkansyah (2323420010)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Syukur allahamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Metode Tahlili” gunakan memenuhi
tugas untuk mata kuliah Ilmu Tafsir.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dari pihak-pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarena kan terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi dunia pendidikan.

Bengkulu , November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUIDUL..............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Metode Tahlili.............................................................................3

B. Contoh Tafsir Tahlili.....................................................................................4

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tahlili.....................................................5

D. Contoh Kitab Tafsir yang Menggunakan Metode Tahlili...............................7

BAB III PENUTUP................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kajian atas tafsir atau penafsiran ayat-ayat al-Qur'an penting untuk
dilakukan sebab al-Qur'an adalah pedoman bagi umat (Islam), memuat
informasi dan pesan-pesan penting dari Allah Swt. Tentang bagaimana
seharusnya manusia bertindak di muka bumi, yang sesuai dengan syariat
Islam. Pada saat yang sama, harus diakui bahwa dalam mengarungi hidup,
setiap manusia memiliki kebutuhan yang amat beragam, pun dengan masalah
yang diperhadapkan padanya. Sebagaimana fungsinya, yakni pedoman dan
petunjuk, al-Qur'an harus mampu menjawab tantangan zaman, baik yang
terjadi di masa lalu, sekarang, dan akan datang, sehingga derajatnya selalu
terjaga, utamanya dari mereka yang tidak mempercayainya.
Al-Qur’an adalah kallamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia agar bisa selamat di
dunia dan di akhirat. Maka dari itu, kita sebagai umat manusia harus bisa
memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an agar dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa memahami isi kandungannya
lahirlah ilmu tafsir.
Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang
berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili (analitis) atau yang
juga disebut dengan tafsir tajzi’i merupakan suatu metode yang bermaksud
menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh
sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat
ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur
maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul,
munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata.
Ilmu tafsir menurut beberapa ulama dibagi menjadi empat macam yaitu,
tafsir Tahlili, tafsir Ijmali, tafsir Muqaran, dan tafsir Mawdlu’i. Namun, yang
akan kita bahas kali ini yaitu tentang tafsir Tahlili.

1
Tafsir Tahlili adalah ilmu tafsir yang menafsirkan Al-Qur’an secara
detail dari mulai ayat demi ayat, surat demi surat ditafsirkan secara berurutan,
selain itu juga tafsir ini mengkaji Al-Qur’an dari semua segi dan maknanya.
Tafsir ini juga lebih sering digunakan daripada tafsir-tafsir yang lainnya. Dan
untuk lebih jelasnya tentang tafsir Tahlili akan dibahas pada bab selanjutnya

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Metode Tahlili ?
2. Bagaimana Contoh Tafsir Tahlili ?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tahlili ?
4. Apa Contoh Kitab Tafsir dengan Menggunakan Metode Tahlili

C. Tujuan
1. Untung Mengetahui Apa Pengertian Metode Tahlili
2. Untung Mengetahui Bagaimana Contoh Tafsir Tahlili
3. Untung Mengetahui Apa Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tahlili
4. Untung Mengetahui Apa Contoh Kitab Tafsir dengan Menggunakan
Metode Tahlili

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Tahlili


Tafsir secara bahasa,berasal dari kata bahasa arab, fassara-yufassiru-
tafsiiran, yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu tafsir
dapat pula berarti al-idlaah wa at-tabyin yaitu penjelasan dan keterangan.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata tafsir adalah bentuk mashdar kata
taf’il, yang diambil dari kata al fasr, yang berarti al-ibaanah (menjelaskan),
al-kasyfu (menyingkap) dan al-idzhaaru (menampakkan) al-ma’na al-ma’quul
(ma’na yang logis). Sedangkan kata tahlili adalah bentuk masdar dari kata
hallala-yuhallilu-tahliilan, yang berasal dari kata halla-yahullu-hallan yang
berarti mengurai atau menganalisa. Jadi, tafsir tahlili adalah tafsir yang
menyoroti ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala makna dan aspek
didalamnya sesuai urutan bacaan yang terdapat di dalam al-Qur’an mushaf
Usmani. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup darinya. Dari sini dapat
difahami bahwa arti kata tahlil berarti membuka sesuatu yang tertutup atau
yang terikat dan mengikat sesuatu yang berserakan agar tidak terlepas atau
tercecer.
Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang
berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili (analitis) atau yang
juga disebut dengan tafsir tajzi’i merupakan suatu metode yang bermaksud
menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh
sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat
ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur
maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul,
munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata
Jadi pengertian tahlili adalah metode penafsiran al-Quran yang
dilakukan dengan cara menjelaskan ayat-ayat al-Quran dalam berbagai aspek,
serta menjelaskan maksud yang terkandung di dalamnya sehingga kegiatan
mufassir hanya menjelaskan ayat demi ayat, surat demi surat, makna lafal
tertentu, susunan kalimat, persesuaian kalimat satu dengan kalimat lain,

3
asbabun nuzul, nasikh mansukh, yang berkenaan dengan ayat yang
ditafsirkan.

B. Contoh Tafsir Tahlili


1. Contoh tafsir tahlili dalam bentuk bi al-ma’tsuri yang menafsirka Al-
Qur’an dengan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Rasullullah SAW
untuk menjelaskan sebagian kesulitan yang ditemui oleh para sahabat
semasa Rasulullah SAW masih hidup. Seperti penafsiran hadits Rasulullah
SAW terhadap pengertian ‫و ب عليهم‬BBB‫الغض‬ dan ‫ا لين‬BBB‫( الض‬Q.S. Al-
Fatihah :7), penjelasan beliau tentang firman Allah ‫واولم‬BBB‫ذ ين امن‬BBB‫ال‬
‫واايمانهم بظلم‬BBB‫( يلبس‬Q.S. Al-An’am :82) dan firman Allah ‫ذين‬BBB‫يايهاال‬
‫( امنوااتقواهللا حق تقاته‬Q.S. Ali ‘Imran :102) dan lain-lain.
2. Contoh yang dalam bentuk shufi, yaitu Al-Alusy berkata
tentang isyarat yang diberikan oleh firman Allah (Q.S. Al-Baqarah :45),
sebagai berikut
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’”.
Bahwa shalat adalah sarana untuk memusatkan dan
mengkonsentrasikan hati untuk menangkap tajally (penampakan diri) Allah
dan hal ini sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang luluh dan lunak
hatinya untuk menerima cahaya-cahaya dari tajally-tajally Allah yang amat
halus dan menangkap kekuasaan-Nya yang perkasa. Merekalah orang-orang
yang yakin, bahwa mereka benar-benar berada di hadapan Allah dan hanya
kepada-Nyalah mereka kembali, dengan menghancurkan sifat-sifat
kemanusiaan mereka (fana’) dan meleburkannya ke dalam sifat-sifat Allah
(baqa’), sehingga mereka tidak menemukan selain eksistensi Allah sebagai
Raja yang Maha Halus dan Maha Perkasa.
Dari beberapa contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa
tafsir tahlili itu menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan bentuknya

4
atau mempunyai karakter tersendiri. Selain itu, masih ada banyak lagi contoh
dari tafsir tahlili.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tahlili


1. Kelebihan Metode Tahlili
a. Metode tahlili banyak digunakan oleh para mufassir terutama pada
zaman klasik dan pertengahan, sekalipun ragam dan coraknya
bermacam-macam.
b. Penafsiran terhadap suatu ayat dapat dilakukan seluas mungkin, dengan
tinjauan dari berbagai aspeknya, sehingga terlihat bahwa ayat memiliki
makana cakupan yang amat luas.
c. Penafsiran terhadap suatu ayat dapat dilakukan secara tuntas, baik dari
sudut bahasa, sejarah asbabun nuzulnya, kaitannya (munasabah)
dengan ayat atau surat yang lain, maupun kandungan isinya, atau bisa
dikatakan semua bagian dari ayat dapat ditafsirkan dan tidak ada yang
ditinggalkan.
d. Pada saat melakukan penafsiran, mufassir dapat memfokuskan
perhatian kepada ayat itu saja, tanpa harus mencari atau
menghubungkannya dengan ayat-ayat lain yang membicarakan masalah
yang sama, dengan demikian fokus perhatian menjadi terarah.
e. Metode ini dapat memberikan kontribusi terhadap metode-metode tafsir
lain sebagai pijakan dalam menghimpun ayat-ayat yang mengacu pada
suatu topik khususnya metode maudhu’i (tematik) dan dapat
diibaratkan sebagai bahan baku bagi tafsir maudhu’i.
f. Memberikan peluang selebar-lebarnya kepada para mufassir untuk
meluangkan pemikirannya dalam menafsirkan al-Qur’an
2. Kekurangan Metode Tahlili
a. Metode ini tidak dapat menyelesaikan secara tuntas suatu pokok
bahasan. Sebab seringkali satu pokok bahasan diuraikan sisinya atau
kelanjutannya pada ayat lain, pada bagian lain surat tersebut, atau dalam

5
surat lain yang dibahas tidak dapat diselesaikan secara utuh. Atau
dengan kata lain metode ini menjadikan al-Qur’an bersifat parsial.
b. Terkesan mengulang-ulang sehingga menghambat perkembangan
pemikiran Islam disampimg juga akan menghabiskan waktu yang
sangat lama.
c. Para mufassir yang mengunkan metode ini umumnya pasif, karena al-
Qur’an hanya ditonjolkan arti harfiahnya, mencatat sejauh
kemampuannya, membatasi dirinya terhadap pengungkapan arti ayat-
ayat al-Qur’an secara terinci.
d. Metode ini sering digunakan oleh mufassir sebagai alat untuk
melegitimasi pendapat-pendapatnya sendiri dengan ayat-ayat al-Qur’an,
dengan kata lain mufassir dapat menemukan ayat-ayat al-Qur’an yang
bisa digunakan untuk memperkuat pendapat pribadinya. Dengan
demikian, nilai objektifitas penafsiran menjadi berkurang.
e. Metode ini tidak mampu memberikan jawaban yang tuntas dan
menyeluruh terhadap berbagai problem yang dihadapi umat dan tidak
banyak memberi rambu-rambu yang dapat mengurangi subjektifitas
mufassir-nya.
f. Pembahasan yang dilakukan melalui metode ini terasa seakan-akan
mengikat generasi berikutnya. Karena penafsirannya bersifat sangat
umum dan teoritis, tidak sepenuhnya mengacu kepada penafsiran
terhadap persoalan-persoalan khusus yang dialami oleh para mufassir di
dalam kehidupan masyarakat mereka, akibatnya penafsiran tersebut
memberikan kesan seolah-olah itulah pandangan al-Qur’an untuk setiap
waktu dan tempat.
g. Metode tahlili biasanya menghasilkan pandangan-pandangan parsial
serta kontradiktif dalam kehidupan umat Islam. Ini sebagaimana
diungkapkan oleh Qurasih Shihab, bahwasanya metode tahlili seperti
halnya menyajikan hidangan dalam bentuk prasmanan. Para tamu
dipersilahkan memilih apa yang dikehendakinya dari aneka hidangan,
mengambil sedikit atau banyak, tetapi kendati demikian, diduga keras

6
masih ada sesuatu yang dibutuhkan tamu tetapi tidak terhidang di sana.
Di sisi lain sang tamu pasti akan repot mengambil dan memilih sendiri
apa yang dikehendaki.

D. Contoh Kitab Tafsir yang Menggunakan Metode Tahlili


Dikarenakan para mufassir yang menggunakan metode ini dapat
mengambil bentuk tafsir ma’tsur dan ra’yi maka di sini akan diberikan
masing-masing contohnya:
1. Diantara kitab tafsir tahlili yang mengambil bentuk ma’tsur adalah
a. kitab tafsir Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ayi al-Qur’an karangan Ibn Jarir
al-Thabari [w.310H],
b. Ma’alim al-Tazil karya al-Baghawi [w.516H],
c. Tafsir al-Qur’an al-‘Azim [terkenal dengan tafsir Ibnu Katsir] karya
Ibnu Katsir [w.774H], dan
d. al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur karangan al-Suyuti
[w.911H].
2. Kitab tafsir tahlili yang mengambil bentuk al-ra’yu banyak sekali, antara
lain:
a. Tafsir al-Kazin karangan al-Kazin [w.741H],
b. al-Kasysyaf karya al Zamakhsyari [w.538H],
c. al-Tafsir al-Kabir wa Mawatih al-Ghaib karangan al-Fakhr ar-Razi
[w.606H], dan
d. Tafsir al-Manar karangan Muhammad Rasyid Ridho [w.1935].

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang
berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili (analitis) atau yang
juga disebut dengan tafsir tajzi’i merupakan suatu metode yang bermaksud
menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh
sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat
ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur
maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul,
munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata.
Ilmu tafsir menurut beberapa ulama dibagi menjadi empat macam yaitu,
tafsir Tahlili, tafsir Ijmali, tafsir Muqaran, dan tafsir Mawdlu’i. Namun, yang
akan kita bahas kali ini yaitu tentang tafsir Tahlili.
Tafsir Tahlili adalah ilmu tafsir yang menafsirkan Al-Qur’an secara
detail dari mulai ayat demi ayat, surat demi surat ditafsirkan secara berurutan,
selain itu juga tafsir ini mengkaji Al-Qur’an dari semua segi dan maknanya.
Tafsir ini juga lebih sering digunakan daripada tafsir-tafsir yang lainnya. Dan
untuk lebih jelasnya tentang tafsir Tahlili akan dibahas pada bab selanjutnya

B. Saran
Kami sangat menyadari didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman sekalian yang kadang kala hanya menuruti egoism pribadi. Untu itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah kami di lain waktu.

8
DAFTAR PUSTAKA

al-Farmawi, Abdul Hay. 1997. al-Bidayah Fi al-Tafsir al-Maudhu’I. Mesir: al-


Hadharah al-Arabiyah.

al-Munawar, Said Agil Husin. 2009. Macam-Macam Metode tafsir, (makalah


yang disampaikan pada seminar sehari penyusunan modul tafsir bi al-
ma’tsur dan bi al-ra’yi di IIQ.
LAL, Anshori. 2010. Tafsir Bil Ra’yi (Menafsirkan Al-Qur’an Dengan Ijtihad).
Jakarta: Gaung Persada Press.
Shihab, Quraish. 2015. Kaidah Tafsir. Ciputat: Lentera Hati.
Sofyan, Muhammad. 2015. Tafsir Wal Mufassirun. Medan: Perdana Pubhlising.
Suma, Muhammad Amin. 2001. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an 2. Jakarta: Pustaka
Firdaus.
Syafe’I, Rahmat. 2006. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai