“METODE TAHLILI”
Dosen Pengampuh :
Irfan fajar Ramadhan, M.Ag
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUIDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian atas tafsir atau penafsiran ayat-ayat al-Qur'an penting untuk
dilakukan sebab al-Qur'an adalah pedoman bagi umat (Islam), memuat
informasi dan pesan-pesan penting dari Allah Swt. Tentang bagaimana
seharusnya manusia bertindak di muka bumi, yang sesuai dengan syariat
Islam. Pada saat yang sama, harus diakui bahwa dalam mengarungi hidup,
setiap manusia memiliki kebutuhan yang amat beragam, pun dengan masalah
yang diperhadapkan padanya. Sebagaimana fungsinya, yakni pedoman dan
petunjuk, al-Qur'an harus mampu menjawab tantangan zaman, baik yang
terjadi di masa lalu, sekarang, dan akan datang, sehingga derajatnya selalu
terjaga, utamanya dari mereka yang tidak mempercayainya.
Al-Qur’an adalah kallamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia agar bisa selamat di
dunia dan di akhirat. Maka dari itu, kita sebagai umat manusia harus bisa
memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an agar dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa memahami isi kandungannya
lahirlah ilmu tafsir.
Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang
berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili (analitis) atau yang
juga disebut dengan tafsir tajzi’i merupakan suatu metode yang bermaksud
menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh
sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat
ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur
maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul,
munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata.
Ilmu tafsir menurut beberapa ulama dibagi menjadi empat macam yaitu,
tafsir Tahlili, tafsir Ijmali, tafsir Muqaran, dan tafsir Mawdlu’i. Namun, yang
akan kita bahas kali ini yaitu tentang tafsir Tahlili.
1
Tafsir Tahlili adalah ilmu tafsir yang menafsirkan Al-Qur’an secara
detail dari mulai ayat demi ayat, surat demi surat ditafsirkan secara berurutan,
selain itu juga tafsir ini mengkaji Al-Qur’an dari semua segi dan maknanya.
Tafsir ini juga lebih sering digunakan daripada tafsir-tafsir yang lainnya. Dan
untuk lebih jelasnya tentang tafsir Tahlili akan dibahas pada bab selanjutnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Metode Tahlili ?
2. Bagaimana Contoh Tafsir Tahlili ?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tahlili ?
4. Apa Contoh Kitab Tafsir dengan Menggunakan Metode Tahlili
C. Tujuan
1. Untung Mengetahui Apa Pengertian Metode Tahlili
2. Untung Mengetahui Bagaimana Contoh Tafsir Tahlili
3. Untung Mengetahui Apa Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tahlili
4. Untung Mengetahui Apa Contoh Kitab Tafsir dengan Menggunakan
Metode Tahlili
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
asbabun nuzul, nasikh mansukh, yang berkenaan dengan ayat yang
ditafsirkan.
4
atau mempunyai karakter tersendiri. Selain itu, masih ada banyak lagi contoh
dari tafsir tahlili.
5
surat lain yang dibahas tidak dapat diselesaikan secara utuh. Atau
dengan kata lain metode ini menjadikan al-Qur’an bersifat parsial.
b. Terkesan mengulang-ulang sehingga menghambat perkembangan
pemikiran Islam disampimg juga akan menghabiskan waktu yang
sangat lama.
c. Para mufassir yang mengunkan metode ini umumnya pasif, karena al-
Qur’an hanya ditonjolkan arti harfiahnya, mencatat sejauh
kemampuannya, membatasi dirinya terhadap pengungkapan arti ayat-
ayat al-Qur’an secara terinci.
d. Metode ini sering digunakan oleh mufassir sebagai alat untuk
melegitimasi pendapat-pendapatnya sendiri dengan ayat-ayat al-Qur’an,
dengan kata lain mufassir dapat menemukan ayat-ayat al-Qur’an yang
bisa digunakan untuk memperkuat pendapat pribadinya. Dengan
demikian, nilai objektifitas penafsiran menjadi berkurang.
e. Metode ini tidak mampu memberikan jawaban yang tuntas dan
menyeluruh terhadap berbagai problem yang dihadapi umat dan tidak
banyak memberi rambu-rambu yang dapat mengurangi subjektifitas
mufassir-nya.
f. Pembahasan yang dilakukan melalui metode ini terasa seakan-akan
mengikat generasi berikutnya. Karena penafsirannya bersifat sangat
umum dan teoritis, tidak sepenuhnya mengacu kepada penafsiran
terhadap persoalan-persoalan khusus yang dialami oleh para mufassir di
dalam kehidupan masyarakat mereka, akibatnya penafsiran tersebut
memberikan kesan seolah-olah itulah pandangan al-Qur’an untuk setiap
waktu dan tempat.
g. Metode tahlili biasanya menghasilkan pandangan-pandangan parsial
serta kontradiktif dalam kehidupan umat Islam. Ini sebagaimana
diungkapkan oleh Qurasih Shihab, bahwasanya metode tahlili seperti
halnya menyajikan hidangan dalam bentuk prasmanan. Para tamu
dipersilahkan memilih apa yang dikehendakinya dari aneka hidangan,
mengambil sedikit atau banyak, tetapi kendati demikian, diduga keras
6
masih ada sesuatu yang dibutuhkan tamu tetapi tidak terhidang di sana.
Di sisi lain sang tamu pasti akan repot mengambil dan memilih sendiri
apa yang dikehendaki.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang
berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili (analitis) atau yang
juga disebut dengan tafsir tajzi’i merupakan suatu metode yang bermaksud
menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh
sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat
ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur
maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul,
munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata.
Ilmu tafsir menurut beberapa ulama dibagi menjadi empat macam yaitu,
tafsir Tahlili, tafsir Ijmali, tafsir Muqaran, dan tafsir Mawdlu’i. Namun, yang
akan kita bahas kali ini yaitu tentang tafsir Tahlili.
Tafsir Tahlili adalah ilmu tafsir yang menafsirkan Al-Qur’an secara
detail dari mulai ayat demi ayat, surat demi surat ditafsirkan secara berurutan,
selain itu juga tafsir ini mengkaji Al-Qur’an dari semua segi dan maknanya.
Tafsir ini juga lebih sering digunakan daripada tafsir-tafsir yang lainnya. Dan
untuk lebih jelasnya tentang tafsir Tahlili akan dibahas pada bab selanjutnya
B. Saran
Kami sangat menyadari didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman sekalian yang kadang kala hanya menuruti egoism pribadi. Untu itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah kami di lain waktu.
8
DAFTAR PUSTAKA