Anda di halaman 1dari 19

“METODE TAFSIR DAN CORAK PENAFSIRAN AL-

QURAN”

M A K A L AH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam Komprehensif
Oleh Dosen Pengampu : Dr. Hj. Hasniyati Gani MpdI

OLEH :
ADY HASPAM
NIM. 1234567890

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini tentang Metode Tafsir Dan Corak Penafsiran Al-Qur’an.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki makalah ilmiah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

   

                                                                                      Kolaka,06 Oktober 2018

Penyusun

Ady Haspam

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................

B. Rumusan Masalah ...................................................................................

C. Tujuan Penulisan......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tafsir, Takwil, Terjemah dan Ilmu Tafsir............................

B. Perbedaan Dan Persamaan Tafsir, Takwil, Terjemah dan Ilmu Tafsir....

C. Sejarah Penafsiran Al-Qur’an..................................................................

D. Metode Tafsir dan Corak Penafsiran Al-Qur’an......................................

10

3
BAB III PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................

13

Daftar Pustaka.................................................................................................
14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ajaran islam. Kitab suci
menempati posisi sentral bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu
keislaman tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan-gerakan umat islam
sepanjang 14 abad lebih sejarah perkembangan umat ini. Al-Qur’an ibarat lautan yang
amat luas dalam dan tidak bertepi, penuh dengan keajaiban dan keunikan tidak akan
pernah sirnah dan lekang di telan masa dan waktu maka umtuk mengetahui dan
memahami betapa dalam isi kandungan Al-Qur’an diperlukan tafsir.

4
Penafsiran terhadap Al-Qur’an mempunyai peranan yang sangat besar dan
penting bagi kemajuan dan perkembangan umat islam. Oleh karena itu sangat besar
perhatian para ulama untuk menggali dan memahami makna-makna yang tergantung
dalam kitab suci ini. Sehingga lahirlah bermacam-macam tafsir dengan corak dan
metode penafsiran yang beraneka ragam pula, dan dalam penafsiran itu Nampak dengan
jelas sebagai suatu cermin perkembangan penafsiran Al-Qur’an serta corak pemikiran
para penafsirnya sendiri.

B. Rumusan Masalah :
A. Pengertian Tafsir, Takwil, Terjemah dan Ilmu Tafsir.
B. Perbedaan dan Persamaan Tafsir, Takwil, Terjemah dan Ilmu Tafsir
C. Sejarah Penafsiran Al-quran
D. Metode Tafsir dan Corak Penafsiran Al-Qur’an

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah untuk mengetahui materi Metode Tafsir dan
Corak penafsiran Al-Qur’an serta memenuhi tugas dosen dalam rangka pengambilan
nilai, juga dijadikan bahan diskusi kelompok pada Mata Kuliah Studi Islam
Komprehensif.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tafsir, Takwil, Terjemah, Dan Ilmu Tafsir


1. Pengertian Tafsir
Pengertian tafsir secara bahasa menurut Az-zarkasyi dalam al-burhan fi ‘Ulum
Al-Qur’an berasal dari kata ‫ تفسيرا‬-‫ يفسر‬-‫ فسر‬yang mengandung makna :

‫( اإليضاح و البيان‬Penjelasan), ‫( الكشف‬Pengungkapan) dan ‫كشف المراد عن اللفظ المشكل‬


(Menjabarkan kata yang samar, menyingkap sesuatu yang tertutup atau menyingkapkan
maksud sesuatu lafal yang sulit di pahami). Al-Qur’an menyebut kata tafsir sebanyak
satu kali, yaitu :

6
‫وال يأتونك بمثل إال جئناك بالحق وأحسن تفسيرا‬
Artinya:”Tidaklah orang-orang kafir itu dating kepadamu (membawa) sesuatu yang
ganjil, melaingkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya” (Q.S. Al-Furqan[25]:33).”
Sedangkan pengertian tafsir secara istilah, para ulama mempunyai beberapa
pandangan yang berbeda:
a. Menurut al-Jazairi (Penulis at-Tafsir al-Asyar) Tafsir adalah mensyarahkan lafal
yang sukar di pahami oleh pendengar dengan uraian yang menjelaskan maksudnya.
b. Menurut Abdul ‘Azim az-Zarqani dalam manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an.
Tafsir adalah ilmu yang membahas Al-Qur’an dari segi pemahaman maknanya
Sesuai yang di kehendaki Allah Swt, Menurut kadar kemampuan manusia.
c. Menurut Al-jurjani dalam At-Ta’rifat, tafsir adalah menjelaskan makna Al-Qur’an,
baik segi urutannya, kisahnya, sebab turunya, dengan mengemukakan kalimat yang
menunjukkan pada makna secara terang.
d. Menurut Az-zarkasyih, Tafsir adalah
“Ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, dengan menjelaskan makna-maknanya, Mengeluarkan atau
Menggali hukum-hukum dan hikmah-hikmanya.”
e. Sedangkan Menurut Az-zahabi, defenisinya bersikap umum dan mencakup
berbagai aspek pengetahuan, Tafsir adalah:
“Ilmu yang membahas maksud-maksud Allah Swt yang terkandung dalam
Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan manusia , maka ia mencakup hal-hal yang
Dibutuhkan untuk memahami makna dan menjelaskan apa yang dikehendaki.”
2. Pengertian Takwil
Takwil secara bahasa adalah kembali atau mengembalikan, menyiasati dan
memalingkan. Mentakwil Al-Qur’an adalah memalingkan kata atau kalimat yang ada
didalam Al-Qur’an dari maknanya yang zahir (tersurat) kepada makna batin tersirat

7
karna makna batin itu dianggap lebih sesuai dengan jiwa ajaran Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah Saw.
3. Pengertian Terjemah
Terjemah secara bahasa berarti menyalin atau memindahkan dari suatu bahasa
kedalam bahasa lainnya atau mengalih bahasakan. Sedangkan secara istilah menjelaskan
makna suatu perkataan kedalam bahasa yang lainnya, dengan tidak merubah semua
kandungan maknah dan maksud awal . Macam- macam Al-Qur’an ada dua yaitu
terjemah Harfiyah dan terjemah tafsiriyah atau maknawiyah.
4. Pengertian Ilmu Tafsir
Menurut TM Hasbih As-Siddiqi Ilmu tafsir adalah ilmu yang menerangkan
tentang hal nuzulul ayat, keadaan-keadaannya, kisah-kisahnya, sebab-sebab turunnya,
tertib makiyyah dan madaniyahnya, muhkam dan mutasyabihnya,mujmal dan
mufassalnya, halal dan haramnya, wa’ad dan wa’idnya dan amr dan nahinya serta I’tibar
dan amsalnya.

B. Perbedaan Dan Persamaan Tafsir, Takwil, Terjemah, dan Ilmu Tafsir.


1. Perbedaan Dan Persamaan Tafsir dengan Takwil
No TAFSIR TAKWIL
1 Menyangkut Hal yang lebih umum Berkenaan dengan ayat-ayat bersifat
khusus, seperti pada ayat Mutasyabihat
2 Bila ada dalil-dalil yang menguatkan Menguatkan salah satu makna dari
penafsiran, boleh ditegaskan bahwa sejumlah kemungkinan makna yang
demikianlah yang dikehendaki oleh dipunyai oleh Al-Qur’an dengan tidak
Allah Swt meyakini bahwa demikianlah yang

8
dikehendaki oleh Allah Swt
3 Menerangkan makna ayat melalui Pendekatan pengembangan keilmuan
pendekatan riwayat
4 Menerangkan makna-makna yang Menerangkan makna-makna yang
tersurat tersirat
5 Menerangkan makna kalimat, baik Menerangkan makna batin atau makna
makna hakiki maupun majazinya yang dikehendaki
6 Berhubungan dengan makna ayat yang Berhubungan dengan makna yang suci
biasa-biasa saja
7 Menjelaskan makna dalam tafsir telah Penjelasan makna dalam takwil
diberikan oleh Al-Qur’an sendiri diperoleh melalui eksplorasi dengan
memanfaatkan ilmu-ilmu alatnya

Persamaan antara tafsir dan takwil ialah sama-sama menerangkan makna ayat-
ayat Al-Quran dan sebagai sarana untuk memahami Al-Quran.

2. Perbedaan Tafsir dengan Terjemah


NO TERJEMAH TAFSIR
1 Terjadi perpindahan bahasa dari bahasa Selalu ada keterkaitan dengan bahasa
pertama ke bahasa terjemah(kedua), asalnya dan tidak mesti adanya
bahasa pertama tidak melekat pada pemindahan bahasa
bahasa terjemah
2 Tidak boleh penguraian melebihi dari Harus dilakukan apabila usaha
sekedar pemindahan bahasa menerangkan makna ayat baru dapat
dicapai dengan penguraian secara
meluas
3 Dituntut terpenuhi semua makna dan Adanya usaha yang menerangkan
maksud yang ada dalam bahasa yang masalah, baik keterangan itu secara

9
diterjemahkan ijmali(garis besarnya) maupun secara
tafsili(terperinci)
4 Menerjemah diakui sudah melakukan Pengakuan didapatkan dari orang
penerjemahan apabila ia telah berhasil sepaham dengan yang membaca hasil
memindahkan makna bahasa yang penafsiran
petama ke bahasa terjemah

Antara keduanya jelas ada unsur persamaan, yaitu bahwa baik tafsir maupun
terjemah bertujuan untuk menjelaskan. Tafsir menjelaskan sesuatu maksud yang semula
sulit dipahami, sedangkan terjemah juga menjelaskan makna dari suatu bahasa yang tak
dikuasai melalui bahasa lain yang dikuasai. Ada unsur persamaan antara keduanya
bukan berarti keduanya sama secara mutlak.

3. Perbedaan ilmu Tafsir dengan ilmu Tafsir


NO ILMU TAFSIR TAFSIR
1 Dari segi kedudukannya
Alat untuk menafsirkan Pekerjaan atau hasil dari usaha
menafsirkan
2 Dari segi tujuan mempelajari keduanya
Agar mengetahui bagaimana cara Mengetahui apa maksud atau
menafsirkan Al-Qur’an kandungan ayat-ayat Al-Qur’an
3 Dilihat dari sebab akibat
Mampu menafsirkan Al-Qur’an Belum tentu menyebabkan orang bisa
menafsirkan
4 Dari segi kitab-kitabnya atau materinya
Kitab-kitab ilmu tafsir misalnya manahil Kitab-kitab tafsir ialah kitab-kitab yang
Al-irfan fii ulumil qur’an (Karya abdul secara khusus disusun dalam
Azim) Azzarqoni memahami maksud ayat-ayatAl-Qur’an

10
Tafsir dam ta`wil memiliki persamaan, yaitu sama-sama berusaha menjelaskan
pesan-pesan yang dikehendaki Allah.

C. Sejarah Penafsiran Al-Qur’an


Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi kedudukannya,
karena pembahasannya berkaitan dengan kalamullah yang merupakan petunjuk dan
perbedaan dari haq dan bathil. Ilmu tafsir telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan
berkembang hingga zaman modern . Adapun sejarah perkembangan ilmu tafsir di bagi
menjadi empat priode yaitu:

Penafsiran Al-Qur’an Pada zaman Nabi Muhammad Saw


Pada zaman Nabi Muhammad Saw beliau berfungi sebagai mubayyin atau
mufassir (pemberi penjelasan) kepada para sahabat-sahabatnya tentang kandungan dari
Al-Qur’an khususnya tentang ayat-ayat yang belum dipahami. Hal ini dijelaskan dalam
Q.S:An-Nahl[16]:44:
‫وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس مانزل إليهم ولعلهم يتفكرون‬
Artinya: “Dan kami turunkan padamu Al-Qur’an agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan pada mereka dan supaya mereka memikirkan.”.
Misalnya dalam sebuah hadits riwayat muslim, Rasulullah menjelaskan bahwa
maksud ‫ قوة‬dalam Q.S Al-Anfal:[8]:60:
‫وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة‬
Artinya : “persiapkanlah dari mereka kemampuan untuk kekuatan”
Maksud dari kata quwwah adalah memanah dengan sabda beliau
Yang artinya “ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah”.
Karakteristik penafsiran Pada Nabi Muhammad Saw adalah
1. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
2. Menafsirkan Al-Qur’an dengan ilmu Nabi Muhammad Saw

11
Penafsiran Al-Qur’an pada masa Sahabat
Sahabat adalah generasi terbaik bertemu langsung dengan Rasulullah Saw,
menyaksikan peristiwa yang melatar belakangi turunnya suatu ayat dan keterkaitan
turunnya sebuah ayat dengan ayat yang lain. Mereka mempunyai kedalaman
pengetahuan dari segi bahasa yang digunakan saat itu, kejernihan pemahaman, kuatnya
keyakinan apalagi mereka telah melakukan ijma’ dalam suatu penafsiran.
Para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan Al-Qur’an adalah keempat
khalifah, ibn mas’ud, Ibn ‘Abbas, Ubai bin ka’b, Zaid Bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari,
‘Abdullah bin Zubair, Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah bin Amr
bin Ash dan Aisya .
Ibn Abbas adalah sagabat yang paling banyak dan paling dalam
pengetahuannya mengenai penafsiran Al-Qur’an . Beliau di gelari turjuman Al-Qur’an
(penafsir Al-Qur’an).Rasulullah Saw pernah mendokan beliau dengan:
“ Ya Allah, berikanlah pemahaman Agama kepadanya(Ibn Abbas) dan ajarkanlah
tafsir kepadanya.”
Ciri-ciri penafsiran pada Masa sahabat yaitu:
1. Tidak semua ditafsirkan karena mereka paham bahasa Arab
2. Jarangnya perselisihan dalam memahami makna
3. Sering mersa cukup dengan makna umum, tidak diperinci lagi
4. Menerangkan dengan bahasa yang sepadan
5. Jarang mengambil kesimpulan dari fikih
6. Kitab tafsir belum dibukukan , penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an terdapat dalam
hadits
Adapun sumber penafsiran para sahabat diambil dari Periwayatan Rasulullah,
Ijtihad para sahabat dan isra iliyyat.

Penafsiran Al-Qur’an pada masa Tabi’in

12
Pada masa Tabi’in kebutuhan akan tafsir jauh lebih meningkat, dikarenakan
semakin luasnya daerah kekuasaan islam serta banyaknya orang non Arab yang
berbondong-bondong memeluk agama islam. Maka, pada saat itulah berdiri madrasah-
madrasah tafsir yang sangat terkenal dimana gurunya adalah para sahabat dan muridnya
adalah para Tabi’in .Munculnya madrasah tafsir termasyur di mekkah, madinah dan
irak.
Madrasah Tafsir di mekkah di pelopori bin Abbas. Diantara murid-muridnya
yang terkenal adalah sa’id bin jubair, Mujahid, Ikrimah maulah bin Abbas, Tawus bin
kissan Al-yamani, dan Ata’ bin Ra’bah.
Madrasah Tafsir dimadinah di pelopori Ubai bin Ka’b diantara muridnya dari
Tabi’in adalah Zaid bin Aslam, Abu Aliyah, dan Muhammad bin Ka’b Al-Qarazi.
Di kuffah atau Irak , madrasah tafsir dipelopori oleh Abdullah bin Mas’ud,
diantara muridnya yang terkenal dari kalangan Tabi’in adalah ‘Al-qamah bin Qais,
Masruq, Aswad bin Yasid, Murrah Al-hamdani, dan Qatadah bin Di’amah asSadusih.
Karakteristik penafsiran pada masa Tabi’in yaitu
1. Banyak mengambil sumber dari isra aliyyat hal ini karena banyak ahli kitab
masuk islam
2. Mulai muncul banyaknya perbedaan dalam penafsiran , jika dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya
3. Munculnya benih-benih perbedaan mahzab.

Sumber penafsiran pada masa Tabi’in adalah Al-Qur’an, Hadis nabi


Muhammad Saw, Pendapat para sahabat, Informasi dari ahli kitab bersumber dari kitab-
kitab mereka(isra iliyyat), dan Ijtihad.

Penafsiran Al-Qur’an pada masa Tadwin (pembukuan kitab penafsiran)

13
Periode kodifikasi tafsir dimulai sejak munculnya pembukuan, yaitu pada akhir
ke khalifahan bani Umayyah dan Awal ke khalifahan bani Abbasiyah, pada priode ini
tafsir memasuki beberapa tahap :
 Tahap pertama , pada tahap ini proses penyebaran tafsir adalah melalui
periwayatan. Sahabat meriwayatkan dari Rasulullah, lalu Tabi’in meriwayatkan
dari sahabat.
 Tahap Kedua, Setelah masa sahabat dan Tabi’in tafsir memasuki tahap kedua
yaitu ketika hadis Rasulullah mulai dibukukan.
 Tahap ketiga yaitu, tafsir dipisahkan dari hadis sehingga ia menjadi ilmu yang
tersendiri.
 Tahap keempat yaitu, para penulis tafsir berpegang pada metode periwayatan
dari Rasulullah, Sahabat, Dan Tabi’in.
 Tahab kelima yaitu, terjadi penulisan tafsir yang memadukan antara pemahaman
Rasional dan tafsir metode periwayatan dari Rasulullah , Sahabat, dan Tabi’in
hal ini berlansung sejak masa Abbasiyah hingga sekarang.

D. Metode Tafsir dan Corak Penafsiran Al-Qur’an


1. Metode Tafsir
Metodologi penafsiran adalah ilmu yang membahas tentang cara yang teratur
dan terpikir baik untuk mendapatkan pemahaman yang benar dari ayat- ayat Al-Quran
sesuai kemampuan manusia.
Metode tafsir yang dimaksud disini adalah suatu perangkat dan tata kerja yang
digunakan dalam proses penafsiran Al-Quran. Secara garis besar penafsiran Al-Quran
dilakukan dalam 4 cara, yaitu : Ijmali ( global ), Tahlili ( analistis ), Muqarin
(perbandingan ), dan Maudu’I ( tematik ).
 Tafsir Tahlili. Metode tafsir tahlili adalah cara menafsirkan Al-Qur’an dengan
mengurai dan menganalisa ayat-ayat Al-Qur’an secara berurutan sesuai tertib
mushaf dengan membahas segala maknah dan aspek yang terkandung

14
didalamnya. Metode tahlili berusaha menjelaskan makna yang terkandung
didalam ayat-ayat Al-Qur’an secara meneyeluruh. Adapun kelebihan tafsir tahlili
yaitu dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, mudah
mengetahui korelasi antara satu surat atau ayat dengan surat atau ayat lainnya,
mengandung banyak aspek pengetahuan meliputi hukum sejarah sains.
Sedangkan kelemahannya yaitu Menghasilkan penafsiran yang parsial, terkesan
adanya penafsiran berulang-ulang, masuknya pemikiran israiliyat
 Tafsir Maudu’I. Metode tafsir maudu’I disebut juga metode tematik yaitu
menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai maksud yang sama, sama-
sama membicarakan suatu topic masalah dan menyusunnya berdasar kronologi
serta sebab turunnya ayat tersebut. Kemudian penafsir mulai memberikan
keterangan dan penjelasan serta kesimpulan. Adapun kelebihannya yaitu Hasil
tafsir maudu’I memberikan pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan
hidup praktis, Tafsir madu’I lebih tuntas dalam membahas masalah,
kemungkinan untuk mengetahui satu permasalahan secara lebih mendalam dan
lebih terbuka sedangkan kelemahan Tafsir Msudu’I yaitu terbuka kemungkinan
melibatkan pemikiran dalam penafsiran, tidak menafsirkan segala aspek yang
dikandung satu ayat tetapi hanya salah satu aspek yang menjadi topic
pembahasan saja.
 Tafsir Muqorin. Tafsir Muqorin antar ayat merupakan upaya mebandingkan
ayat-ayat Al-Qur’an antara sebagian dan sebagian lainnya. Adapun kelebihan
Tafsir Muqorin adalah memberikan wawasan penafsiran yang relative lebih luas
dari metode-metode lain, membuka pintu untuk bersikap toleran terhadap
pendapat orang lain Sedangkan kelemahan Tafsir Muqorin yaitu tidak dapat
diberikan kepada pemulan, kurang dapat diandalkan untuk menjawab
permasalahan social yang tumbuh ditengah masyarakat .
 Tafsri Ijmali. Metode Tafsir ijmali iyalah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an
dengan cara mengemukakan makna global. Ciri-ciri dari metode ini adalah

15
mufassir menafsirkan Al-Qur’an dari Awal sampai akhir tanpa perbandingan
(Muqarin) dan penetapan judul(maudui) . Adapun kelebihan Tafsir Ijmali yaitu
praktis dan mudah dipahami, bebas dari penafsiran israiliyat, menggunakan
bahasa yang singkat dan dekat dengan bahasa Al-Qur’an sedangkan
Kelemahannya yaitu kurang diperhatikan kaitan antara satu ayat dengan ayat-
ayat yang lain, ruangan penafisran terbatas untuk penjelasan yang memadai.

2. Corak penafsiran Al-Qur’an


a) Tafsir bil Ma’sur
Menurut manna khallil Qattan Tafsir bil Ma’sur iyalah tafsir yang
berpegang pada riwayat yang sohih yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-
Qur’an atau dengan sunnah karena ia berfungsi menjelaskan kitabullah, atau
dengan perkataan para sahabat karena merekalah yang paling mengetahui
kitabullah atau dengan apa yang dikatakan oleh tokoh-tokoh besar tabiin karena
pada umumnya mereka menerima dari para sahabat. Macam dan bentuk Tafsir
Bil Ma’sur dibagi menjadi empat macam yaitu
- Penafsiran ayat Al-Quran dengan ayat yang lain
- Penafsiran ayat Al-Qur’an dengan hadis nabi
- Penafsiran Ayat Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat
- Penafsiran ayat Al-Qur’an dengan pendapat para tabiin

b) Tafsir bil Ra’I


Adalah penafsiran yang dilakukan dengan menetapkan akal sebagai titik
tolak atau disebut juga dengan tafsir al ijtihadi yaitu penafsiran yang
menggunakan ijtihad. Beberapa ulama menolak penafsiran ini dan menyebutnya
sebagai tafsir bil al-ahwa (tafsir atas dasar nafsu) namun banyak para ulama yang
dapat ,enerima tafsir ini juga dengan syarat-syarat tertentu antara lain :
- Memiliki pengetahuan bahasa Arab dan segala seluk beluknya
- Menguasai ilmu-ilmu Al-Qur’an

16
- Menguasai Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu-ilmu Al-Qur’an seperti
Hadist, usul fikih dan lain-lain
- Berakidah yang benar
- Mengetahui prinsip-prinsip tokoh agama islam

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Tafsir adalah menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan yang dikehendaki
oleh Allah Swt sehingga yang kurang jelas menjadi jelas, yang samar menjadi tidak
samar, dan yang sulit dipahami menjadi gampang dipahami. Mentakwilkan Al-Qur’an
artinya adalah memalingkan lafal-lafal atau kalimat-kalimat yang ada didalam Al-

17
Qur’an dari maknanya yang zahir kepada makna lain.Sedangkan terjemah adalah
menjelaskan suatu makna suatu perkataan kepada bahasa yang lainnya dengan tidak
merubah semua kandungan makna awal. Sejarah perkembangan ilmu tafsir terbagi
menjadi empat yaitu : Penafsiran Al-Qur’an pada zaman Nabi Muhammad, Penafsiran
Al-Qur’an pada zaman Sahabat, Penafsiran Al-Qur’an pada zaman Tabi’in, Penafsiran
Al-Qur’an pada zaman Tadwin( Pembukuan Al-Qur’an).
Secara garis besar penafsiran Al-Quran dilakukan dalam 4 cara, yaitu : Ijmali
( global ), Tahlili ( analistis ), Muqarin (perbandingan ), dan Maudu’I ( tematik ).

DAFTAR PUSTAKA

Al-Zarkasyi. 1957. Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Qur’an, Jilid II., Al-Halabiy, Mesir.

Anwar Rosihan, 2000. Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia.

M. Quraish Shihab, Dr. MA. 1994. Membumikan Al-Qur’an (Fungsi dan peran wahyu
dalam kehidupan masyarakat). Bandung: Mizan.

18
Muhammad Husain Al-Zahabity. 1961. Al-Tafsir wa Al-Mufassirun (Jilid 1). Dar Al-
Kutub Al-Haditsah, Mesir.

Sirojuddin Iqbal, Drs. Mashuri. 1989. Pengantar Ilmu Tafsir. Angkasa, Bandung.

Rifat Syauqi Nawawi, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang, 1992

19

Anda mungkin juga menyukai