TAFSIR
Disusun Oleh:
Hasratu Hasanah2021010108037
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
kenikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang
ditentukan. Shalawat dan salam semoga Selalu dilimpahkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “TAFSIR” ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Nurzil
Amri M.Pd mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tak lupa ucapan terimakasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah kami dapat
terselesaikan dengan baik.Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna baik dalam segi bahasa,penyusunan, maupun pengetikannya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kami terkait makalah ini agar kami bisa menyusun
makalah lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimaksih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kajian terhadap tafsir al-Qur’an mengalami proses yang cukup panjang dalam
sejarah perkembangan ilmu tafsir, dari masa formalisme Islam hingga kontemporer.1
Proses penafsiran pada setiap masa memiliki kecenderungan berbeda, sehingga akan
menghasilkan produk tafsir yang berbeda pula. Perbedaan inilah yang kemudian
menjadi obyek kajian tafsir sebagai suatu proses penafsiran dan tafsir sebagai suatu
produk ekslampar kitab-kitab tafsir. Perbedaan Tafsir sebagai kajian terhadap proses
dan produk penafsiran merupakan fungsi ilmu tafsir sebagai suatu disiplin keilmuan.
Proses penafsiran tidak lepas dari perangkat metodologi yang digunakan untuk
menafsirkan al-Qur’an. metodologi tafsir dalam perkembangannya tidak hanya
melalui kacamat kaidah tafsir konfensional yang lebih menitik beratkan terhadap
sumber riwayat dan ulumul al-Qur’an, sebab kamajuan ilmuan pengatuhuan
menjadikan tafsir dapat dikaji dalam multi interdisipliner secara proporsional.
Metodologi penafsiran yang beragam mengindikasikan adanya proses dialektika
metodologi tafsir, sehingga memunculkan produk yang beragam dari masa ke-masa.
Sedangkan kajian terhadap produk tafsir berupa eksamplar kitab pada dasarnya
merupakan sebuah kajian untuk memahami al-Qur’an melalui karya-karya ulama’
tafsir terdahulu, sehingga dipungkiri atau tidak, kajian macam ini hanya mengulang
sebuah penafsiran terdahulu tanpa memahami proses penafsiran melalui perangkat
metodologi yang berkembang secara dinamis sesuai dengan semangat dan
kecenderungan yang dibangun oleh mufassir. Perkembangan metodologi tafsir
berjalan beriringan dengan semangat zamannya, sehingga memiliki kecenderungan
beragam mulai dari sumber, metode hingga cara penyajian penafsiran yang beragam.
Sumber penfsiran berdasarkan riwayat baik dari al-Qur’an itu sendiri atau riwayat
dinukil dari hadist, isri’iliyat maupun pendapat sahabat, mengawali proses awal
perkembangan tafsir yang menghasilkan produk tafsir bi al-ma’s}ur tanpa
menghadirkan ijtihad seorang mufassir, seperti tafsir Jami’ Al-Bayan fi Tafsir al-
Qur’an(310 H) karya Ibnu Jarir at Tabari. Namun, seiring barjalannya waktu mulai
bermunculan produk tafsir yang menggunakan ijtihad sebagai salah satu sumber
1
penafsiran yang dikenal dengan sebutan tafsir bi al-ra’yi, seperti Tafsir Al-Kabir (606
H) karya Fahkruddin al-Razi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tafsir al-quran ?
2. Jelaskan tentang macam-macam tafsir?
3. Jelaskan tentang ulama tafsir ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui tentang pengertian tafsir al-quran
2. Mengetahui tentang macan-macam ilmu tafsir
3. Mengetahui tentang tokoh ulama tafsir
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harfiah, kata tafsir yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan
bentuk masdar dari kata fassara serta terdiri dari huruf fa, sin dan ra itu berarti
keadaan jelas (nyata dan terang) dan banyak memberikan penjelasan. Banyak
ulama mengemukakan pengertian tafsir yang pada intinya bermakna menjelaskan hal-
halyang masih samar yang dikandung dalam ayat Al-Quran sehingga dengan
mudahdapat dimengerti, mengeluarkan hukum yang terkandung didalamnya untuk
diterapkan dalam kehidupan sebagai suatu ketentuan hukum. Ahmad al-Syirbashi
memaparkan ada dua makna tafsir dikalangan ulama,yakni:
keterangan atau penjelasan sesuatu yang tidak jelas dalam al-Quranyang
dapat menyampaikan pengertian yang dikehendaki,
merupakan bagiandari ilmu Badi', yaitu salah satu cabang ilmu sastra Arab
yang mengutamakan keindahan makna dalam menyusun kalimat.
Pengarang kitab Lisan al-'Arabmengartikannya secara ringkas dengan
kata Kasyf al-Mughaththa yang berarti penjelasan dari sesuatu hal yang
masih tertutup.
B. MACAM-MACAM TAFSIR
Berikut ini adalah berbagai macam tafsir menurut cara pengambilan
rujukannya yang harus dipahami oleh seseorang yang ingin menjadi mufassir.
3
Cara penafsiran ini adalah dengan menafsirkan Al-Qur’an dengan rujukan Al-
Qur’an, Hadits dan atau perkataan sahabat (riwayat).
Karena para sahabat Nabi SAW adalah orang-orang yang langsung mendengarkan
penjelasan dari Nabi SAW. Sahabat yang paling banyak diambil riwayatnya dalam
metode penafsiran Ma’tsurat antara lain Ali ibn Abi Thalib, Ibnu Abbas dan
Abdullah ibn Mas’ud.
Metode penafsiran bil ma’tsur ini adalah yang paling aman karena bisa
dipercaya, karena merujuk pada ayat Al-Qur’an yang berkaitan makna serta dari
riwayat Hadits dari para sahabat. Karenanya, Tafsir Ma’tsur ini hukumnya wajib
diikuti dan dijadikan pedoman.
Beberapa Kitab Tafsir yang menggunakan metode bil ma’tsur tersebut, adalah :
4. Kitab Tafsirul Qur’anil Adzim atau dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir.
Karya Al-Hafiz Imaduddin Ismail bin Amr bin Katsir Al-Quraysi Ad-
Dimasyqi. Beliau adalah ahli Hadits dan Sejarah. Kitab sejarah yang ditulis
beliau menjadi rujukan bagi ilmuwan yang sedang mencari rujukan sejarah.
Kitab sejarah beliau yang terkenal adalah Al-Bidayah wa An-Nihayah
.
5. Kitab Darul Mansur fi Tafsiri bil Ma’tsur.
Karya Jalaluddin abu Fadhil Abdurrahman bin Abi Bakr As-Suyuthi
As-Syafi’i.
4
Karya Abu Zaid Abu Rahman bin Muhammad bin Makhluf Ats-
Tsa’labi Al-Jaza’iri Al-Maghribi. Beliau adalah ahli fikih madzhab Maliki.
5
termasuk ikhtilaf karena ada sebagian ulama yang melarang, namun ada juga yang
membolehkannya.
4. Tafsir Fuqaha
Model penafsiran ini lebih pada rujukan ayat-ayat yang bersifat kandungan
hukum-hukum dalam Al-Qur’an. Mufassir nya pun diambil dari ulama-ulama
madzhab yang telah diakui.
5. Tafsir Kontemporer
Penafsiran jenis ini dilakukan oleh ulama-ulama kontemporer zaman sekarang.
Sepanjang mufassir memang telah mampu menguasai beberapa ilmu wajib bagi
syarat menafsirkan Al-Qur’an seperti telah disebutkan di atas sebelumnya.
6. Tafsir Maudhu’i (tematik)
Metode Maudhu’iyah ini dilakukan dengan menyusun ayat-ayat Al-Qur’an
sesuai tema atau judul pembahasannya dalam susunan Al-Qur’an. Model
penafsiran Al-Qur’an dengan cara ini baru muncul tahun 1960 yang dicetuskan
oleh Grand Syaikh Azhar Dr. Mahmud Syaltut.
Dengan demikian, perlu kiranya agar lebih jeli dalam memilih panutan dalam
memahami Al-Qur’an melalui tafsir para mufassir. Karena tafsir bukan hanya
mengartikan dhohir ayat saja, melainkan mengupas lebih dalam mengenai makna
sebenarnya dari ayat-ayat Al-Qur’an agar kita sebagai umat Rasulullah SAW
benar-benar bisa memahami Al-Qur’an yang merupakan Way of Life.
Sumber :
Tafsir wal Mufassirun karya Muhammad Husain Adz-Dzahabi.
Mabahits fi ‘Ulumul Qur’an karya Mana’ Al-Qathan.
Kata tafsir diambil dari kata fassara - yufassiru - tafsiran yang berarti
keterangan atau uraian, Al-Jurjani bependapat bahwa kata tafsir menurut
pengertian bahasa adalah al-kasyf wa-izhar yang artinya menyingkap
(membuka) dan melahirkan. Pada dasarnya,pengertian tafsir berdasarkan
bahasa tidak akan lepas dari kandungan makna al-idhah (menjelaskan), al-
bayan (menerangkan), al-kasyf (mengungkapkan), al-izhar (menampakkan),
dan al-ibanah (menjelaskan) Kata tafsir diambil dari kata fassara - yufassiru - tafsiran yang
berarti
keterangan atau uraian, Al-Jurjani bependapat bahwa kata tafsir menurut
pengertian bahasa adalah al-kasyf wa-izhar yang artinya menyingkap
(membuka) dan melahirkan. Pada dasarnya,pengertian tafsir berdasarkan
bahasa tidak akan lepas dari kandungan makna al-idhah (menjelaskan), al-
bayan (menerangkan), al-kasyf (mengungkapkan), al-izhar (menampakkan),
dan al-ibanah (menjelaskan)
C. ULAMA TAFSIR
1. Ath-Thabari
.........................................................Ibnu Jarir ath-Thabari atau lebih dikenal sebagai Ath-Thabari a
sejarawan, pemikir, dan ahli tafsir dari Persia yang hidup antara tahun 838-923.
Semasa hidup, Ath-Thabari belajar di berbagai daerah, seperti Bagdad, Syam,
Basra, Kufah, hingga Mesir. Ia kemudian melahirkan karya yang sangat terkenal
di bidang tafsir Al Quran, yakni Tafsir ath-Thabari. Kitab tafsir tersebut sering
6
digunakan sebagai sumber atau rujukan bagi pemikir dan mahasiswa muslim
setelahnya, seperti Ibnu Katsir, Al-Baghawi,danas-Suyuthi.
2. Ibnu Katsir
Ibnu Katsir adalah seorang pemikir dan ulama ahli tafsir yang berasal dari Busra,
Suriah. Ia merupakan penulis buku tafsir Al Quran terkenal, Tafsir Ibnu Katsir,
yang menjadi bahan rujukan di dunia Islam hingga saat ini. Ibnu Katsir terkenal
berkat metode yang digunakan, yaitu dengan menafsirkan seluruh ayat di dalam
Al Quran sesuai dengan susunannya. Setiap ayat akan dikelompokkan berdasarkan
urutannya atau yang dianggap saling berkaitan dan didasarkan dengan hadis Nabi
Muhammad SAW. Selain menulis kitab tafsir, Ibnu Katsir juga menyusun
beberapa kitab tentang hadis dan sejarah.
3. Muqatil bin Sulaiman
Muqatil bin Sulaiman adalah seorang Sunni dan ahli tafsir Al Quran berpengaruh
yang hidup pada masa awal kekhalifahan Bani Abbasiyah. Ia memiliki beberapa
kitab tafsir, salah satu yang terkenal dan paling fenomenal adalah Tafsir Muqatil
bin Sulayman.
4. Al-Baidhawi
Al-Baidhawi adalah salah satu ulama dalam bidang tafsir dan hadis yang terkenal
pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiya Tafsir bi Ra’yi atau Tafsir
Dirayat.Tokoh yang juga ahli dalam bidang fiqih dan nahwu ini pernah berguru
kepada Al-Imam Abu al-Qasim Umar bin Muhammad bin Ali al-Baidlawi, Asy-
Syaikh Muhammad bin Muhammad al-Kahta'i ash-Shufi, dan Asy-Syaikh
Syarafuddin Umar al-Busykani az-Zaki. Al-Baidhawi melahirkan beberapa kitab
tafsir, salah satu yang terkenal adalah Kitab Anwar at-Tanzir wa Asrar at-Ta'wil
atau Tafsir al-Baidhawi.
5. Ar-Razi Abu Bakar Muhammad bin Zakaria
Ar-Razi atau dikenal sebagai Rhazes di dunia Barat adalah seorang pakar sains
yang juga ahli tafsir. Lahir di Teheran pada 864, ia dikenal sebagai ilmuwan serba
bisa di dunia Islam. Hal itu ia buktikan dengan memiliki pengetahuan yang luas di
bidang ilmu medis dan keislaman. Di bidang keislaman, Ar-Razy mengarang kitab
tafsir yang berjudul Tafsir Al-Kabir. Lahir di Teheran pada 864, ia dikenal sebagai
ilmuwan serba bisa di dunia Islam. Hal itu ia buktikan dengan memiliki
pengetahuan yang luas di bidang ilmu medis dan keislaman. Di bidang keislaman,
Ar-Razy mengarang kitab tafsir yang berjudul Tafsir Al-Kabir.
7
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian
..................................................Kata tafsir diambil dari kata fassara - yufassiru - tafsiran y
keterangan atau uraian, Al-Jurjani bependapat bahwa kata tafsir
menurutpengertian bahasa adalah al-kasyf wa-izhar yang artinya
menyingkap(membuka) dan melahirkan.
2. Macam-macam tafsir
Tafsir bil Ma’tsur atau Tafsir Riwayat
Tafsir bi Ra’yi atau Tafsir Dirayat
Tafsir bi Ra’yi Al-Mahmud (yang dibolehkan)
Tafsir Al-Mazhmum (yang terlarang/tercela)
Tafsir Zayidiyah
Tafsir Khawarij
Tafsir bil ‘Isyarah atau Tafsir Isyari
Tafsir Fuqaha
Tafsir Kontemporer
Tafsir Maudhu’i (tematik)
3. Ulama tafsir
Ath-Thabari
Al-Baidhawi
Ar-Razi Abu Bakar Muhammad bin Zakaria
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
https://sanadmedia.com/post/macam-macam-tafsir-dan-penjelasannya
https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/24/110000179/ahli-tafsir-pada-masa-dinasti-
abbasiyah
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sultan-syarif-kasim/
manajemen/pengertian-tafsir/9292261
https://kumparan.com/berita-hari-ini/macam-macam-tafsir-lengkap-dengan-penjelasan-dan-
kitabnya-1xGEE4x2DpQ
10