Disusun oleh :
(Kelompok 13)
Dosen Pengampu :
Puji syukur atas kehadirat allah yang maha kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana,
sehingga makalah ini insyaallah dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui bagaimana contoh tafsir
maudhui israf wa at-tabzir itu.
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah tafsir maudhui dan harapan penulis semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat menjadi lebih
baik. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Lili Kaina, M.Ag. selaku
dosen mata kuliah tafsir maudhui yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Pengertian Tafsir Maudhu’i .........................................................................................2
2.2 Pengertian Israf Dan Tabzir...........................................................................................3
2.3 Ayat Al-Qur’an Kata Israf Dan Tabzir..........................................................................5
2.4 Penafsiran Ayat Tentang Israf Dan Tabzir.................................................................... 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
6
Hasbiy asshidiqiy juga berpendapat serupa bahwa tafsir berarti memahami makna-makna alqur’an, hikmah-
hikmahnya, hukum-hukumnya, akhlak-akhlaknya dan petunjuk petunjuknya yang lain untuk memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
7
Tim forum karya ilmiah raden (refleksi anak muda pesantren) puna siswa 2011 mhm lirboyo kota kediri,
alqur’an kitab studi ilmu, sejarah dan tafsir kalamullah, h. 190
8
A warson munawir, kamus al-munawir arab-indonesia terlengkap, (surabaya pustaka progresif, 1997) h, 1564-
1565).
9
Usman, ilmu tafsir (yogyakarta teras 2009, h. 311)
10
Abdul hayy al-farmawi, al-bidayah fi at-tafsir al maudhui (mesir dirasat manhajiyyah maudhui, 1997) h, 41
3
Allah sendiri dengan tegas membenci orang-orang yang berperilaku
Ishraf. Sebagaimana firman-Nya,
Tidak hanya dalam pemanfaatan harta, berwudhu pun ternyata juga tidak
diperbolehkan apabila dilakukan secara berlebihan. Hal ini tentu akan
berkaitan dengan poin pembahasan berikutnya, yaitu tentang Tabadzir.
Berikut contoh ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kata Israf dan
tabzir.
Israf :
وَاِل لَِيَو الٰواا ا و يَْوْر يَا ِو يْ َرْ ليُُر يَا وَِو يْ َو يُْ ر رُ يَا وَ وَاَو َوْيَو ذِٰلَو َو وَا مًا
ََوى
ُ يُْوا و لَ ا و يَ َواِر يَا ورَلَوا ا يْ لَ يُ ِوَوا ٰرْر يََوَوا وَالْ ويُاُوَوا ُل يآ ا و يً لُْوا وََ و لِّ ي
ْ ا و يََوا وًَوا وَا يْ ر وَ وًا وَاَو َو يَِو رُ يْ ا ل ا
ياِْو يَ لِ ياِ ذٰ لَ لَُيَو
۞ ࣖ ذَِوَل يآ ذاَو وِ رُِر يَا لِ يََوُ و رٰ يْ لَ يََو رَ لِّ وًْ ليِ دَ لَ رََر يَا وَا يْ وَُ يرَا وَ وَ ُرْ ليُُر يَ اا الْلٗه وَ َ لرحّب ياِ رُْ ليُُلْيَو
Tabzir :
Q.S Al isra : 26
وَ ذا ل
ِ ٰوا ياِْر يُ ذَى وحْلٗه وَ ياِ لُ يْ لْٰيَو وَاَيَو اِ ل
ْ لِ يْ لِ وَ وَ ُرِوِّ يلر ُ و يِ لَِ ميُا
Q.S Al isra : 27
5
2.4 Penafsiran Ayat Tentang Israf Dan Tabzir
وَاِل لَِيَو الٰواا ا و يَْوْر يَا ِو يْ َرْ ليُُر يَا وَِو يْ َو يُْ ر رُ يَا وَ وَاَو َوْيَو ذِٰلَو َو وَا مًا
Artinya :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.
Sifat kikir dan bakhil pun akan membawa kepada kerugian dan kerusakan.
Orang yang bakhil selalu berusaha menumpuk kekayaan walaupun dia
sendiri hidup sebagai seorang miskin dan dia tidak mau mengeluarkan
uangnya untuk kepentingan masyarakat. Demikianlah sifat orang mukmin
dalam menafkahkan hartanya. Dia tidak bersifat boros sehingga tidak
memikirkan hari esok dan tidak pula bersifat kikir sehingga menyiksa
dirinya sendiri karena hendak mengumpulkan kekayaan.
Keseimbangan antara kedua macam sifat yang tercela itulah yang selalu
dipelihara dan dijaga. Kalau kaya, dia dapat membantu masyarakatnya
sesuai dengan kekayaannya, dan kalau miskin, dia dapat menguasai hawa
nafsu dirinya dengan hidup secara sederhana.
Yazid bin Abi Habib berkata, “Demikianlah sifat para sahabat Nabi
Muhammad saw. Mereka bukan makan untuk bermewah-mewah dan
6
menikmati makanan yang enak-enak, mereka berpakaian bukan untuk
bermegah-megah dengan keindahan. Akan tetapi, mereka makan sekadar
untuk menutup rasa lapar dan untuk menguatkan jasmani karena hendak
beribadah melaksanakan perintah Allah. Mereka berpakaian sekadar
untuk menutup aurat dan memelihara tubuh mereka terhadap angin dan
panas.
ََوى ُ يُْوا و لَ ا و يَ َواِر يَا ورَلَوا ا يْ لَ يُ ِوَوا ٰرْر يََوَوا وَالْ ويُاُوَوا ُل يآ ا و يً لُْوا وََ و لِّ ي
ْ ا و يََوا وًَوا وَا يْ ر وَ وًا وَاَو َو يَِو رُ يْ ا ل ا
ي ي
اِْو يَ لِ اِ ذٰ لَ لَُيَو
Artinya :
Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-
dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam
urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir”.
Dalam ayat ini dia menjelaskan situasi batin mereka yang tercermin pada
ungkapan mereka. Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah doa, ya tuhan
kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang
berlebihan dan melampaui batas hukum yang ditetapkan Allah dalam
urusan kami berkaitan dengan persiapan perang, dan tetapkanlah
pendirian kami supaya tidak berubah niat dan tujuan kami, dan tolonglah,
anugerahkan kemenangan kepada kami atas orang-orang kafir. Maka
Allah mengabulkan doa mereka dan memberi mereka pahala di dunia
berupa kemenangan, memperoleh harta rampasan perang, nama baik dan
kehormatan, dan pahala yang baik di akhirat, yaitu surga dan keridaan
Allah. Dan Allah mencintai, memberi anugrah.
ࣖ ذَِوَل يآ ذاَو وِ رُِر يَا لِ يََوُ و رٰ يْ لَ يََو رَ لِّ وًْ ليِ دَ لَ رََر يَا وَا يْ وَُ يرَا وَ وَ ُرْ ليُُر يَ اا الْلٗه وَ َ لرحّب ياِ رُْ ليُُلْيَو
Artinya :
7
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ata, Ibrahim An-Nakha’I, Sa’id
ibnu Jubair, Ojatadah, As-Saddi, Ad-Dahhak, Malik, Az-Zuhri, dan lain-
lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan para imam ulama Salaf
sehubungan dengan tafsir ayat ini.
Pakaian yang paling utama ialah yang berwarna putih, seperti yang telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang dinilai sahih oleh Imam Ahmad
sampai kepada Ibnu Abbas dengan predikat marfu’:
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Asim, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam, dari
Sa’id ibnu Jubair, bahwa Rasulullah Saw. Telah bersabda, Pakailah
pakaian kalian yang berwarna putih, karena sesungguh-nya pakaian putih
adalah pakaian terbaik kalian, dan kafankanlah dengannya orang-orang
mati kalian. Dan sesungguhnya sebaik-baik celak kalian memakai ismid,
karena sesungguhnya ismid itu dapat mencerahkan pandangan mata dan
menumbuhkan rambut.
Hadis ini jayyid sanadnya, semua perawinya dengan syarat Muslim.
Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah
meriwayatkan-nya melalui hadis Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam
dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini
hasan sahih.
Imam Ahmad dan para pemilik kitab sunnah telah meriwayatkan dengan
sanad yang jayyid melalui Samurah ibnu Jundub yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. Pernah bersabda:
Berpakaian putihlah kalian, kenakanlah ia selalu, karena sesungguhnya
pakaian putih itu lebih cerah dan lebih baik: dan kafankanlah dengannya
orang-orang mati kalian.
Imam Tabrani meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Qatadah, dari
Muhammad ibnu Sirin, bahwa Tamim Ad-Dari pernah membeli sebuah
kain selendang (putih) dengan harga seribu (dirham), lalu ia pakai dalam
salat-salatnya.
وَ ذا ل
ِ ٰوا ياِْر يُ ذَى وحْلٗه وَ ياِ لُ يْ لْٰيَو وَاَيَو اِ ل
ِْل يْ لِ وَ وَ ُرِوِّ يلر ُ و يِ لَِ ميُا
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
Di akhir ayat QS. Al-Isra’ ayat 26 juga dijelaskan bahwa Allah melarang
kaum muslimin membelanjakan hartanya secara boros dan berlebihan.
Larangan ini bertujuan agar kaum muslimin dapat mengatur pengeluaran
hartanya dengan perhitungan yang cermat sesuai dengan keperluannya
tetap mengenai sasaran yang dituju sebagaimana ketentuan agama.
Pada QS. Al-Isra’ ayat 27 dijelaskan bahwa orang-orang yang boros itu
adalah saudara-saudara setan. Ungkapan ini berupa celaan terhadap para
pemboros.
Yang dimaksud para pemboros di dalam ayat ini adalah orang-orang yang
menghambur-hamburkan harta kekayaannya dalam perbuatan maksiat
dan perbuatan-perbuatan lainnya di luar perintah Allah.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Kariim.
14