“TAFSIR TARBAWI”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK XII
1. Nurazizah : 40400120070
2. Lani Lutfiani : 40400120074
3. Emmi : 40400120075
4. Rizki Wahyullah : 40400120076
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
makalah dari mata kuliah sumber informasi islam dengan judul “TAFSIR TARBAWI”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini , supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok XII
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………
1. Pengertian…………………..…………………………………………….
2. Metode………………...………………………………………………….
3. Karakteristik………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
dengan Al-qur’an sebagai kitab pedomannya.Al-qu’an sebagai kitab suci sekaligus
pedoman bagi umat islam didalamnya telah terdapat banyak aturan dan anjuran agar
kehidupan manusia sejahtera salah satunya tentunya dalam hal pendidikan.
Pendekatan tafsir tarbawi adalah salah satu ijtihad bagi insan akademisi dalam
mengimplementasikan Al-quran sebagai nilai-nilai dasar dalam pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. Tujuan
A. Pengertian
Tafsir secara etimologi (bahasa), kata “tafsīr” diambil dari kata “fassara –
yufassiru - tafsīrān” yang berarti keterangan atau uraian. Sedangkan Tafsir menurut
terminologi (istilah), sebagaimana didefinisikan Abu Hayyan yang dikutip oleh
Manna‟ al-Qaṭān ialah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafadz-lafadz
alQur‟an, tentang petunjuk-petunjuk, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri
maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya tersusun serta
hal-hal yang melengkapinya.
Menurut al-Kilbiy dalam kitab at-Taṣliy, sebagaimana yang telah dikutip oleh
Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A. Fudlali. Tafsir ialah mensyarahkan al-Qur‟an,
menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya
atau dengan isyarat, ataupun dengan tujuannya.
Menurut Ali Ḥasan al-‟Ariḍ, tafsir adalah ilmu yang membahas tentang cara
mengucapkan lafadz al-Qur‟an makna-makna yang ditunjukkan dan hukumhukumnya
baik ketika berdiri sendiri atau pun tersusun serta makna-makna yang dimungkinkan
ketika dalam keadaan tersusun.
Istilah tafsir merujuk kepada ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur‟an, salah satu
di antaranya adalah di dalam ayat 33 dari surat al-Furqān:
سنَ ت َ ْف ِسي ًْرا ِ َو َّل يَأْت ُ ْون ََك ِب َمثَل ا َِّل ِجئْ ٰن َك ِب ْال َح
َ ق َوا َ ْح
Artinya: ”Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu
yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling
baik penjelasannya”.
Pengertian tafsir secara istilah sebagai al-tarbiyah tidak ditemukan dalam al-
Qur'an. Akan tetapi ditemukan bahwa al-Qur'an menggunakan kata-kata yang akar
katanya mempunyai sumber derivasi yang sama dengan al-tarbiyah. Kata-kata yang
dimaksud ialah al-rabb, rabbayani, nurabbi, ribbiyn, rabbani. Demikian pula dalam
hadis ditemukan penggunaan istilah rabbani. Meskipun kelihatannya semua istilah
tersebut mempunyai pola akar kata yang sama, namun masing-masing mempunyai
konotasi makna yang berbeda-beda.
Apabila istilah al-tarbiyah dilacak maknanya dari kata al-rabb, maka ditemukan
berbagai konotasi makna yang diketengahkan oleh para pakar bahasa sebagai berikut :
B. Metode Tafsir
Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan.
Dalam bahasa Inggris, kata ini ditulis method, dan bahasa Arab menerjemahkannya
dengan manhaj dan dalam bahasa Indonesia, kata tersebut mengandung arti: cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya) cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai suatu yang ditentukan. Definisi ini menggambarkan bahwa metode
tafsir al-Qur‟an tersebut berisi seperangkat tatanan dan aturan yang harus diindahkan
ketika menafsirkan al-Qur‟an. Adapun metodologi tafsir adalah analisis ilmiah tentang
metode-metode menafsirkan al-Qur‟an.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode tafsir adalah cara yang
ditempuh penafsir dalam menafsirkan al-Qur‟an berdasarkan aturan dan tatanan yang
konsisten dari awal hingga akhir.
Studi tentang metodologi tafsir masih terbilang baru dalam khazanah intelektual
umat Islam. Ilmu metode dijadikan objek kajian tersendiri jauh setelah tafsir
berkembang pesat. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika metodologi tafsir
tertinggal jauh dari kajian tafsir itu sendiri. Dalam perkembangan metodologi
selanjutnya, Ulama‟-ulama‟ mengklasifikasikan metode-metode penafsiran al-Qur‟an
menjadi empat:
1. Metode Taḥlīliīy
Metode tafsir Taḥlīliīy juga disebut metode analisis yaitu metode
penafsiran yang berusaha menerangkan arti ayat-ayat al-Quran dengan
berbagai seginya, berdasarkan urutan ayat dan surat dalam al-Qur‟an muṣḥaf
Utsmani dengan menonjolkan pengertian dan kandungan lafadz-lafadznya,
hubungan ayat dengan ayatnya, sebab-sebab nuzulnya, hadits-hadits Nabi
Saw., yang ada kaitannya denga ayat-ayat yang ditafsirkan itu, serta
pendapat para sahabat dan ulama-ulama lainnya.
Dalam melakukan penafsiran, mufassir (penafsir) memberikan perhatian
sepenuhnya kepada semua aspek yang terkandung dalam ayat yang
ditafsirkannya dengan tujuan menghasilkan makna yang benar dari setiap
bagian ayat. Sehingga terlihat seperti pembahasan yang parsial, dari tiap-tiap
ayat yang ditafsirkan oleh para mufassir.
Metode Taḥlīliīy kebanyakan dipergunakan para ulama masa-masa klasik
dan pertengahan. Di antara mereka, sebagian mengikuti pola pembahasan
secara panjang lebar (ithnab), sebagian mengikuti pola singkat (ijaz) dan
sebagian mengikuti pula secukupnya (musawah). Mereka sama-sama
menafsirkan alQur‟an dengan metode Taḥlīliīy , namun dengan corak yang
berbeda-beda.
2. Metode Ijmālī
3.Metode Muqāran
Dari pemaparan di atas, metode muqāran ini menjadi tiga bagian yaitu:
4.Metode Mauḍū’i
Berdasarkan dari beberapa poin dari uraian pemateri diatas menjelaskan bahwa
tafsir adalah menyingkap, menjelaskan tentang sesuatu yang bersifat abstrak dan
tarbawi berarti pendidikan. sedangkan kararteristik itu sendiri dapat diartikan sebagai
ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. dilihat
dari beberapa pemaparan materi yang penulis telah jelaskan sebelumnya diatas
penulis dapat menyimpulkan karakteristik dari pada tafsir tarbawi adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan. Sepert subjek pendidikan, objek
pendidikan, metode pendidikan, dan materi pendidikan yang terdapat dalam al-
Qur’an al-Karim yang dikaji melalui pendekatan tafsir agar pendidikan atau tujuan
sebenarnya dapat terwujud.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Metode Taḥlīliīy
2. Metode Ijmālī
3. Metode Muqāran
4. Metode Mauḍū’i
DR. H. Abuddin Nata, MA. 2008. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
https://ayulweb.wordpress.com/2018/04/12/tafsir-tarbawi/
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/tahrir/article/download/35/37
http://jurnal.staiba.ac.id/index.php/alhikmah/article/download/73/70