Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEBIJAKSANAAN PENGINDEKSAN

Di Ajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kosa Kata Indeks

Dosen Pengampu : A. Ibrahim.,S.Ag.,S.S.,M.Pd.

OLEH:

4 AP 2

KELOMPOK 7

HASNATUL MU’MININ T 40400120099

SUHAERA 40400120065

NURAFIFATUL FAUZIYAH 40400120079

FIKRI 40400120060

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
mematuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Kosa Kata indeks, dengan judul
“kebijaksanaan Pengindeksan”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa Makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena manusia
bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi kami berusaha untuk membagi ilmu dan wawasan
yang telah kami rangkum dalam makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadi rujukan dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Samata, 25 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penyusunan Makalah............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
Sumber Informasi Terpasang
A. Kebijaksanaan pengindeksan ……...................................................................2
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indeks berasal dari bahasa Inggris indicate berarti menunjukkan. Kata indicate ini
berasal dari bahasa Latin indicare yang berarti menunjukkan/ to show. Menurut Lasa
Hs dalam bukunya Kamus Kepustakawanan Indonesia indeks adalah petunjuk yang
berupa huruf, angka maupun tanda lain untuk memberikan pengarahan kepada pencari
informasi bahwa informasi yang lebih lengkap maupun informasi terkait dapat
ditemukan pada sumber yang ditunjuk.Kosa kata indeks adalah kosa kata yang yang
terdiri dari satu atau lebih kata yang diambil dari dokumen (monograf atau terbitan
berseri). Kosa kata indeks seringkali disebut sebagai bahasa indeks (controlled
vocabulary) yakni sekelompk istilah terbatas yang harus digunakan untuk mewakili
subyke dokumen dalam suatu sistim temu balik informasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebijaksanaan pengindeksan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kebijaksanaan pengindeksan?
BAB II

PEMBAHASAN
A. KEBIJAKSANAAN PENGINDEKSAN

Pengindeksan merupakan kegiatan pendeskripsian isi dokumen dengan memilih


istilah yang paling tepat sehingga mewakili isi dokumen. Pengindeksan subjek
merupakan bagian dari proses pengolahan dokumen/ bahan pustaka di perpustakaan.
pengindeksan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat wakil dokumen sehingga
memungkinkan ditemukannya dokumen yang relevan dengan suatu permintaan.

Pada tahap analisis subyek pengindeks mempelajari isi dokumen lalu memilih
konsep-konsep (subyek) yang paling penting, yang kemudian akan diterjemahkan ke
dalam bahasa indeks (kosa kata terkendali), jadi berupa nomor kelas, tajuk subyek.
Pada waktu memilih subyek-subyek ini, pengindeks harus berpedoman pada
kebijaksanaan pengindeksan (indexing policy) yang berlaku di perpustakaan tempat ia
bekerja. Kebijaksanaan ini mengarar banyaknya konsep yang bisa dipilih dan jenis
konsep yang dipilih, yaitu konsep yang umum (luas) atau konsep yang khusus
(spesifik). Kebijaksanaan ini akan mempengaruhi kinerja (performance) dan efisiensi
dari sistem simpan dan temu kembali Kebijaksanaan pengindeksan mencakup
kebijaksaan mengenai 2 hal:
1) Kelengkapan atau ketuntasan (exhaustivity) yaitu kebijaksanaan berkenaan dengan
banyaknya konsep yang dipilih pada tahap analisis subyek, yang dapat berupa:
a) Pengindeksan mendalam (depth indexing), yaitu
kebijaksanaan untuk memilih sebanyak mungkin konsep dari dokumen, baik yang
penting, maupun yang tidak begitu penting
b) Pengindeksan yang bersifat rangkuman (summarization), yaitu kebijaksanaan yang
membatasi pilihan konsep pada tema dokumen yang dominan (yang paling
utama),jadi dibatasi pada hanya (beberapa) konsep utama
2) Kekhususan (specificity) yaitu kebijaksanaan yang berkenaan dengan tingkatan
generik konsep, yaitu: genus, species, sub-species, atau lebih khusus lagi.
Pengindeksan dapat berupa: a) Pengindeksan dengan memilih konsep pada tingkat
genus. Ini berarti bahwa yang dipilih adalah konsep yang umum/luas, jadi tingkat
kekhususan rendah.
b) Pengindeksan dengan memilih konsep pada tingkat species (atau lebih khusus lagi).
Ini berarti bahwa yang dipilih adalah konsep yang spesifik, jadi tingkat kekhususan
adalah tinggi.
Kebijaksanaan pengindeksan menentukan kinerja (performance) sistem simpan dan
temu kembali informasi. Untuk menilai kinerja suatu sistem ada 2 parameter yang
diteliti:
1) Perolehan (recall), yaitu berapa banyak dokumen yang ditemukan sebagai hasil
penelusuran
2) Ketelitian (precision), yaitu berapa dokumen dari keseluruhan dokumen yang
ditemukan benar-benar relevan (sesuai dengan kebutuhan)
Contoh:
Jika misalnya pada suatu suatu sistem simpan dan temu kembali informasi berlaku
kebijaksanaan pengindeksan dengan mengindeks pada tingkat konsep umum (genus),
IUA/DOI/Kebijaksanaan Pengindeksan 2 maka semua dokumen tentang berbagai
jenis sekolah (TK, SD, SLTP, SLTA, SMU, Sekolah Kejuruan, dlsb.) akan diwakili
oleh konsep umum "Sekolah". Nomor klasifikasi adalah nomor klasifikasi untuk
subyek sekolah. Tajuk subyek adalah SEKOLAH, bukan tajuk subyek yang spesifik
seperti SEKOLAH DASAR TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH LANJUTAN,
SEKOLAH KEJURUAN.
Pengindeksan dengan kebijaksanaan seperti contoh di atas adalah pengindeksan
dengan tingkat kekhususan yang rendah. Apabila kita menelusur dalam sistem ini,
maka kita harus menelusur lewat tajuk subyek umum SEKOLAH. Padahal kita
mungkin hanya ingin mencari dokumen tentang Sekolah Dasar Penelusuran akan
menghasilkan sejumlah besar dokumen, tetapi yang benar-benar relevan (jadi yang
betul tentang Sekolah Dasar), hanya sebagian kecil saja. Sistem seperti ini
memberikan perolehan tinggi, tetapi ketelitian rendah. Kita memang mendapatkan
banyak dokumen, tapi kita terpaksa memilah-milah lagi untuk mencari yang benar-
benar relevan. Contoh ini dengan jelas menunjukkan pengaruh kebijaksanaan
pengindeksan pada kinerja sistem.
Untuk mengukur kinerja sistem dipakai 2 angka atau ratio:
1. Angka perolehan (recall ratio) Perolehan adalah perbandingan antara
dokumen relevan yang ditemukan kembali dan jumlah dokumen relevan
yang sebenarnya ada dalam koleksi. Jadi jika semua dokumen yang ada
dalam koleksi yang relevan dengan permintaan tertentu dapat ditemukan
kembali, maka perolehan yang tercapai ialah 100%. Jika misalnya ada 40
dokumen yang relevan dan yang ditemukan adalah yang 40 ini, maka angka
perolehan adalah 100%, jika yang ditemukan hanya 20, maka angka
perolehan adalah 50%.
Rumus untuk menghitung angka perolehan;

Angka Perolehan = Jumlah Dokumen Relevan yang Ditemukan x 100%


Jumlah Total Dokumen Relevan dalam Koleksi
2. Angka Ketelitian (precision ratio)
Ketelitian adalah perbandingan antara jumlah dokumen relevan yang
ditemukan dan jumlah semua dokumen yang ditemukan. Jika semua
dokumen yang ditemukan memang relevan, maka ketelitian adalah 100%.
Jika misalnya ditemukan kembali 30 dokumen, dan dari 30 dokumen itu
ternyata 21 relevan, maka angka ketelitian adalah 70%.
Rumus untuk menghitung angka ketelitian:

Angka Ketelitian = Jumlah Dokumen yang Relevan x 100%


Jumlah Dokumen yang ditemukan
Hubungan terbalik (inverse relationship)
Antara perolehan dan ketelitian terdapat hubungan yang disebut hubungan
terbalik atau inverse relationship.
Maksudnya:
Jika perolehan bertambah, ketelitian akan berkurang
Jika ketelitian bertambah, perolehan akan berkurang.

Jika sekelompok dokumen diindeks dengan memilih konsep umum, maka


dengan sendirinya perolehan akan bertambah, tetapi ketelitian rendah. Jika kita ingin
mengatasi ini dengan memilih konsep spesifik, maka ketelitian akan menjadi lebih
tinggi, tetapi perolehan akan rendah. Inilah yang dimaksud dengan hubungan terbalik.
Hubungan terbalik antara perolehan dan ketelitian merupakan suatu gejala yang
tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah berupaya mencapai suatu
keseimbangan, sehingga sistem temu kembali tidak terlampau berat sebelah ke salah
satu arah. Caranya ialah dengan mengarahkan pengindeksan menjadi pengindeksan
berupa rangkuman spesifik. Konsep yang dipilih dan penerjemahannya ke dalam kosa
kata indeks (nomor klasifikasi, tajuk subyek, deskriptor) diupayakan tidak terlampau
umum dan juga tidak terlampau khusus.
BAB III
PENUTUP
A.KESMPULAN
Pengindeksan merupakan kegiatan pendeskripsian isi dokumen dengan memilih
istilah yang paling tepat sehingga mewakili isi dokumen.Dalam pengindeksan
dikenal istilah kebijakan pengindeksan (indexing policy). Ini berarti sampai sejauh
atau sedalam mana pengindeks melakukan analisis dan penentuan istilah indeks
terhadap suatu dokumen yang diindeks Pada waktu memilih subyek-subyek ini,
pengindeks harus berpedoman pada kebijaksanaan pengindeksan (indexing policy)
yang berlaku di perpustakaan tempat ia bekerja. Kebijaksanaan ini mengarar
banyaknya konsep yang bisa dipilih dan jenis konsep yang dipilih, yaitu konsep yang
umum (luas) atau konsep yang khusus (spesifik). Kebijaksanaan ini akan
mempengaruhi kinerja (performance) dan efisiensi dari sistem simpan dan temu
kembali Kebijaksanaan pengindeksan mencakup kebijaksaan mengenai 2 hal: yaitu
1) Kelengkapan atau ketuntasan (exhaustivity) yaitu kebijaksanaan berkenaan dengan
banyaknya konsep yang dipilih pada tahap analisis subyek, yang dapat berupa:
Pengindeksan mendalam (depth indexing),dan Pengindeksan yang bersifat rangkuman
(summarization)
2) Kekhususan (specificity) yaitu kebijaksanaan yang berkenaan dengan tingkatan
generik konsep, yaitu: genus, species, sub-species, atau lebih khusus lagi.
Pengindeksan dapat berupa:
Pengindeksan dengan memilih konsep pada tingkat genus dan Pengindeksan dengan
memilih konsep pada tingkat species (atau lebih khusus lagi)..
DAFTAR PUSTAKA

A. Ibrahim 2015.KOSA KATA INDEKS. Makassar.UIN Alauddin Press.

https://baitulum.fah.unjambi.ac.id

https://www.slideserve.com

Anda mungkin juga menyukai