Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL


Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd

Disusun Oleh:
Ajeng Zanna Tirahna 8226121011
Yasha Agatha Lumbantobing 8226121010
Uli Artha Aprilia Sinurat 8226121006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada penulis sehinggga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Metodologi
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, yaitu Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd yang
telah mengarahkan dan membimbing mata kuliah ini.
Tugas Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok untuk menyajikan
berbagai referensi yang diketahui terkait materi-materi pada mata kuliah Metodologi Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan. Makalah ini memaparkan tentang “Defenisi Operasional Variabel”.
Meski makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna dan masih ada kekurangan/kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk meningkatkan tugas ataupun laporan tugas
yang akan dikerjakan selanjutnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah Metodologi Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ini. Semoga
makalah ini membawa manfaat bagi pembaca ataupun penulis sendiri.

Medan, September 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Variabel.........................................................................................................3
2.2 Defenisi Operasional Variabel........................................................................................3
2.3 Tujuan dan Manfaat Defenisi Operasional.....................................................................5
2.4 Cara Menyusun Defenisi Operasional Variabel.............................................................5
2.5 Contoh Defenisi Operasional Variabel...........................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................................12


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara atau jalan.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu. Logos berarti pengetahuan.
Jadi metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja.
Penelitian merupakan terjemah dari kata research yang berarti penelitian, penyelidikan.
Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan, kegiatan pengum - pulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsipprinsip
umum.
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan untuk memperoleh data
guna memberikan jawaban terhadap masalah-masalah tertentu dan kemudian menemukan
kesimpulan-kesimpulan yang diinginkan.
Penelitian dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu
masalah, sebagai cara untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan, yang bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang
berarti, melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah upaya
menyelidiki dan menelusuri sesuatu masalah dengan menggunakan cara kerja ilmiah secara
cermat dan teliti untuk mengumpulkan, mengolah, melakukan analisis data dan mengambil
kesimpulan secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu masalah atau menguji
hipotesis untuk memperoleh suatu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia.
Ada banyak materi yang dibahas dalam Metodologi Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan itu sendiri. Namun pada makalah ini penulis akan memaparkan materi tentang
“Defenisi Operasional Variabel”. Dimana defenisi operasional variabel dalam penelitian
merupakan hal yang sangat penting guna menghindari penyimpangan atau kesalahpahaman
pada saat pengumpulan data.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan variabel?
b. Apa yang dimaksud dengan defenisi Operasional?

1
2

c. Apa saja tujuan dan manfaat Defenisi Operasional?


d. Bagaimana cara menyusun defenisi operasional?
e. Sebutkan contoh defenisi operasional variabel?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah:
a. Mengetahui pengertian dari variabel
b. Mengetahui pengertian dari defenisi operasional
c. Mengetahui tujuan dan manfaat defenisi operasional
d. Mengetahui cara menyusun defenisi operasional
e. Mengetahui contoh defenisi operasional variabel
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variabel


Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan
atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja,
merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan
atribut-atribut dari obyek. Struktur organisasi, model pendelegasian, kepemimpinan,
pengawasan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan
adalah merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi Pendidikan.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat
yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Dibagian lain
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari
suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu
yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas
(qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.

2.2 Defenisi Operasional Variabel


Defenisi operasional variabel dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting
guna menghindari penyimpangan atau kesalahpahaman pada saat pengumpulan data.
Penyimpangan muncul dalam bentuk “bias”. Penyimpangan dapat disebabkan oleh
pemilihan/penggunaan instrument (alat pengumpul data) yang kurang tepat atau susunan
pertanyaan yang tidak konsisten. Namun bukan berarti bahwa semua variabel perlu diberikan
defenisi operasional variabel yang sudah jelas, mempunyai pengertian dan interpretasi yang
sama, misalnya jenis kelamin, tidak perlu diberikan defenisi operasional.
Defenisi operasional adalah defenisi yang dirumuskan oleh peneliti tentang istilah-

3
4

istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk menyamakan persepsi antara
peneliti dengan orang-orang yang terkait dengan penelitian (Sanjaya : 2013). Dalam
merumuskan defenisi operasional, kitab oleh saja mengutip pendapat ahli, tetapi kita perlu
memilih pendapat mana yang lebih mendekati pada pendapat kita sendiri, dengan kata lain
tidak asal dalam mengutip.
Menurut Sugiyono, definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang
lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk
menguji kesempurnaan. Definisi operasional variabel ditemukan item-item yang
dituangkan dalam instrumen penelitian (dalam Sugiarto, 2016:38).
Kerlinger (2006) dalam bukunya asas-asas penelitian behavioral menyebutkan bahwa
defenisi operasional melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan-
kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel itu.
Konstruk adalah sifat-sifat yang melekat pada suatu variabel. Sementara, Sumanto (2014 :
71) mendefenisikan konstruk sebagai konsep-konsep yang sangat abstrak dari suatu variabel.
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, maka
variabel harus diberi batasan atau defenisi yang operasional atau “Defenisi Operasional
Variabel”. Defenisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau
pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan
responden yang lain. Disamping variabel harus di defenisi operasionalkan yang juga perlu
dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran
yang digunakan. Untuk memudahkan, biasanya defenisi operasional itu disajikan dalam
bentuk “matriks” yang terdiri dari kolom-kolom.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa suatu definisi
yang berdasarkan karakteristik mengenai hal yang dapat diobservasi, sehingga dapat
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan.
Definisi operasional sendiri dapat menentukan, menilai, atau mengukur suatu
variabel yang akan digunakan untuk penelitian. Selain itu, hal tersebut juga dapat menjadi
panduan bagi peneliti untuk mengukur, menentukan, atau menilai suatu variabel tersebut
dengan cara merumuskan kata-kata yang bersifat operasional.
5

2.3 Tujuan dan Manfaat Defenisi Operasional


Tujuan dari defenisi operasional secara khususnya adalah sebagai berikut:
a. Memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta
membatasi ruang lingkup variabel.
b. Defenisi variabel kunci/penting yang dapat diukur secara operasional dan
dipertanggungjawabkan (referensi jelas).
c. Memuat Batasan variabel bebas dan variabel terikat, serta istilah yang dipakai untuk
menghubungkan variabel-variabel.

Sedangkan manfaat dari defenisi operasional adalah sebagai berikut:


a. Memastikan deskripsi singkat tentang konsep dan istilah yang diterapkan pada situasi
tertentu untuk memfasilitasi pengumpulan data yang bermakna dan terstandarisasi.
Apalagi saat mengumpulkan data, penting untuk mendefenisikan setiap istilah dengan
sangat jelas untuk memastikan semua pihak yang mengumpulkan dan menganalisis
data memiliki pemahaman yang sama. Oleh karena itu, defenisi operasional harus
sangat tepat dan dibingkai untuk menghindari variasi dan kebingungan dalam
interpretasi.
b. Penting untuk kita ketahui bahwa defenisi operasional berbeda dari defenisi kamus,
yang seringkali bersifat konseptual dan deskriptif. Sebaliknya defenisi operasional
memberikan makna yang jelas, tepat, dan dapat dikomunikasikan pada konsep yang
digunakan untuk memastikan pengetahuan yang komprehensif tentang ide dengan
menentukan bagaimana ide tersebut diukur dan diterapkan dalam serangkaian keadaan
tertentu.

2.4 Cara Menyusun Defenisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel merupakan proses mengubah kata yang digunakan dalam
definisi nominal. Contoh judul penelitian; “pengaruh media flash dalam peningkatan hasil belajar
IPA di kelas IX,” maka variabelnya adalah media flash dan hasil belajar. Dan sekaligus
menjadi definisi nominal. Definisi operasionalnya bisa berupa penjelasan dari sisi makna atau
mengungkapkan skla pengukuran untuk masing- masing variabel.
Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi nominal.

Oleh karena itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi
nominal terlebih dahulu atau mentukan variabel penelitiannya. Definisi nominal dari variabel
6

penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran. Definisi
nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para ahli yang memang banyak
membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau variabelnya adalah “media flash,
maka peneliti harus mempelajari konsep media flash yang dituangkan dalam definisi operasional.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke
bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep penelitian sesuai
dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan dengan konsep
penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah “motivasi kerja”, maka peneliti harus
menemukan definisi “motivasi kerja” yang telah banyak diakui kebenarannya oleh para pakar di
bidang tersebut.
Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu tahap yang harus dilalui.
Melalui studi kepustakaan yang mendalam dan memadai, peneliti akan mampu merumuskan
definisi konsep penelitiannya dengan benar. Jadi ketika konsep penelitiannya adalah tentang
“motivasi kerja” maka kepustakaan atau literatur tentang konsep tersebut harus benar-benar
dipahami dengan baik oleh peneliti.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi yang berbeda.
Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow berbeda dengan Victor
Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation arises from the needs and
wants of an individual and drives the people towards action or work by doing which he
makes efforts to fulfill these needs and wants. (kebutuhan- kebutuhan atau keinginan-keinginan
individu yang membuatnya terdorong untuk melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan
tersebut terpuaskan). Sedangkan Vroom mengatakan bahwa “motivation is a product of the
individual’s expectancy that a certain effort will lead to the intended performance, the
instrumentality of this performance to achieving a certain result, and the desirability of this
result for the individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482).
Berdasarkan definisi tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar
punya landasan teoritis yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan definisi operasional
variabel , peneliti hanya memilih atau menggunakan satu definisi tertentu yang cocok atau
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa penulis menamakan langkah pertama ini dengan
nama definisi konseptual.
Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui besaran (ukuran) dari variabel
penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau dengan kata lain mulai mengoperasionalisasikan
variabel penelitian.
7

2.5 Contoh Defenisi Operasional Variabel


Contoh definisi operasional suatu Variabel penelitian adalah “Motivasi Berprestasi” menurut
konsep David McClelland. Definisi konseptualnya adalah: Achievement motivation is identified as
the drive to excel (stand out beyond others), to achieve in relation to a set of standards, to strive
(to try very hard) to succeed. Jika diterjemahkan, “motivasi berprestasi diindentifikasi
sebagai dorongan untuk mengerjakan sesuatu lebih baik daripada orang lain, guna menggapai
seperangkat standar, mencoba dengan sangat keras agar berhasil”. Selanjutnya Uma Sekaran, 2003
memberikan dimensi-dimensi dari motivasi berprestasi , yaitu : “driven by work, unable to
relax, impatience with ineffectiveness, seek moderate challenge, seek feedback”. Di sini
dimensi bisa dimaknakan sebagai indikator atau ciri-ciri dari orang yang mempunyai motivasi
berprestasi.

Definisi Operasional
Variabel Definisi
Skor Motivasi Skala
Konseptual Indikator
Berprestasi Pengukuran
Motivasi “Motivasi 1. Senantiasa tekun Sangat Tinggi: 5 Interval
Berprestasi berprestasi bekerja Tinggi 4
diindentifikasi 2. Sulit untuk santai Cukup 3
sebagai dorongan 3. Tidak sabar pada Rendah 2
untuk ketidakefektifan Sangat Rendah 1
mengerjakan 4. Menyukai
sesuatu lebih baik tantangan tingkat
daripada orang menengah
lain, guna 5. Ingin segera
menggapai memperoleh
seperangkat umpan balik atas
standar, mencoba hasil kerjanya
dengan sangat
keras agar
berhasil”

Dalam beberapa kasus, peneliti sulit menemukan definisi konseptual yang “pas”
dengan tujuan penelitiannya. Ketika menghadapi situasi semacam itu, peneliti mempunyai
kewenangan untuk membuat definisi konseptual yang berdasarkan pemikirannya memang sesuai
dengan maksud atau keinginannya. Misalnya, judul penelitiannya “Hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kinerja”. Dengan demikian variabelnya ada dua yaitu “tingkat
pendidikan” dan “kinerja”. Ketika definisi konseptual kedua variabel tersebut sulit
ditemukan dalam buku-buku teks atau sumber informasi lainnya, atau kalau pun ditemukan
8

tetapi tidak sesuai dengan keinginan peneliti, maka penelitilah yang harus menyusun definisi
konseptual kedua variabel tersebut. Keputusannya, definisi konseptual tingkat pendidikan
adalah “urutan pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi” dan definisi konseptual kinerja pegawai adalah
hasil penilaian organisasi atas apa-apa yang telah dilakukan pegawai selama bekerja.
Penyusunan definisi operasional variabel kedua variabel tersebut dapat dilakukan seperti tabel
di bawah ini.

Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Tingkat Peringkat Skala
Pendidikan Pendidikan Pengukuran
Tingkat Tingkat pendidian SD SD = 1
Pendidikan adalah urutan SLTP SLTP = 2
pendidikan formal SLTA SLTA = 3
mulai dari pendidikan S1 S1 = 4 Ordinal
dasar sampai dengan S2 S2 = 5
pendidikan tinggi S3 S3 = 6
Dimensi/aspek
penilaian Skor Kinerja
kinerja Pegawai
Kehadiran
Kinerja pegawai adalah Loyalitas Sangat Baik =
hasil penilaian Kualitas Kerja 5
Kinerja organisasi atas apa-apa Kuantitas Baik = 4 Interval
Pegawai yang telah dilakukan Kerja Cukup = 3
pegawai selama bekerja Kerjasama Kurang Baik =
Inisiatif 2
Kepempinan Sangat Kurang
Baik = 1
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi sendiri adalah yang berdasarkan karakteristik
mengenai hal yang dapat diobservasi, sehingga dapat menunjukkan apa yang harus
dilakukan oleh peneliti dalam menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan.
Definisi operasional dapat menentukan, menilai, atau mengukur suatu variabel yang
akan digunakan untuk penelitian. Selain itu, hal tersebut juga dapat menjadi panduan bagi
peneliti untuk mengukur, menentukan, atau menilai suatu variabel tersebut dengan cara
merumuskan kata-kata yang bersifat operasional.
Tujuan dari defenisi operasional secara khususnya adalah memudahkan pengumpulan data
dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variable, defenisi
variabel kunci/penting yang dapat diukur secara operasional dan dipertanggungjawabkan
(referensi jelas), memuat batasan variabel bebas dan variabel terikat, serta istilah yang dipakai
untuk menghubungkan variabel-variabel.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke
bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep penelitian
sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan
dengan konsep penelitiannya. Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu
tahap yang harus dilalui. Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui
besaran (ukuran) dari variabel penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau dengan
kata lain mulai mengoperasionalisasikan variabel penelitian.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya pemahaman dan ketepatan menentukan definisi operasional
variabel dalam tahapan pembuatan suatu penelitian maka penulis menyarankan agar
pembaca dalam mengkaji lebih dalam lagi tentang konsep pembuatan suatu definisi
operasional dari sumber lainnya.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Wina, Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Sandjaja dan Albertus. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Kerlinger, Ferd N. 2004. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Penelitian. Yogyakarta: CAPS (center of Academic
Publishing Service).

Suryabrata, sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali


11

Anda mungkin juga menyukai