Anda di halaman 1dari 14

Makalah Metodologi Penelitian

“Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Skala Ukur”

Disusun Oleh :

Ihsan Nur Afrizal (P21335123039)


Rifqi Rabtsani R. (P21335123058)
Rizkiya Fatmatuzzahro (P21335123059)
Sania Putri R.H. (P21335123066)
Tazkia Putri Rachmadini (P21335123073)
Vanessa Cladys (P21335123076)

SARJANA TERAPAN PRODI SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN 2024
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul "Variabel Penelitian, Definisi
Operasional, dan Skala Ukur". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam
memahami konsep dasar dalam penelitian dan pengukuran variabel.
Makalah ini membahas mengenai variabel penelitian, definisi operasional, dan skala
ukur. Variabel penelitian menjadi fokus utama dalam proses penelitian, sedangkan definisi
operasional memiliki peran penting untuk melanjutkan proses dalam variabel tersebut ke
dalam ukuran yang dapat diukur secara empiris. Di samping itu, pemilihan skala ukur yang
tepat juga memiliki pengaruh besar terhadap analisis data dan kesimpulan yang dihasilkan
dalam penelitian.
Dalam penyusunan makalah ini, saya berusaha untuk memberikan penjelasan yang
jelas, ringkas, dan mudah dipahami tentang konsep-konsep tersebut, serta memberikan
contoh yang jelas agar para pembaca dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dengan baik.
Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami dengan tangan terbuka menerima segala kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan kontribusi yang berarti bagi pembaca, khususnya dalam memahami konsep dasar tentang
variabel penelitian, definisi operasional, dan skala ukur. Akhirnya, kami mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta, Februari 2024


Ihsan Nur Afrizal

Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II Pembahasan..............................................................................................................................5
2.1 Variabel Penelitian......................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Variabel Penelitian..............................................................................................5
2.1.2 Jenis – Jenis Variabel Penelitian...........................................................................................5
2.2 Definisi Operasional....................................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Definisi Operasional...........................................................................................8
2.2.2 Peran Definisi Operasional...................................................................................................8
2.3 Skala Ukur...................................................................................................................................9
2.3.1 Pengertian Skala Ukur..........................................................................................................9
BAB III Penutup..................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ranah ilmu pengetahuan dan penelitian, pemahaman yang mendalam mengenai
variabel penelitian, definisi operasional, dan skala ukur merupakan hal yang mendasar
dan krusial. Konsep tersebut menjadi pondasi dalam penulisan sebuah karya ilmiah dari
sebuah penelitian agar karya ilmiah tersebut bisa disebut valid.
Variabel penelitian merujuk pada segala sesuatu yang dapat diukur, diamati, atau
dimanipulasi dalam suatu penelitian. Pemahaman yang jelas tentang variabel-variabel ini
memungkinkan peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian yang tepat dan
mengidentifikasi hubungan antarvariabel yang relevan.
Selanjutnya, definisi operasional memainkan peran penting dalam
mengonseptualisasikan variabel-variabel tersebut ke dalam bentuk yang dapat diukur
secara konkret dan diobservasi dalam konteks penelitian. Definisi operasional yang tepat
memungkinkan peneliti untuk mengukur variabel-variabel dengan konsistensi dan
akurasi.
Terakhir, pemilihan skala ukur yang sesuai merupakan langkah penting dalam proses
pengukuran variabel-variabel penelitian. Skala ukur yang dipilih harus
mempertimbangkan sifat dan karakteristik dari variabel yang diukur, serta jenis data yang
akan dihasilkan.
makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai variabel penelitian,
definisi operasional, dan skala ukur. Dengan demikian, diharapkan makalah ini dapat
menjadi panduan yang bermanfaat bagi mahasiswa, peneliti, dan siapa pun yang tertarik
dalam menjalankan penelitian yang berkualitas dan bermakna. Dengan adanya
pemahaman yang kuat mengenai konsep-konsep dasar ini, diharapkan penelitian yang
dilakukan dapat memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan peningkatan kualitas hidup manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan judul maka pokok pembahasan makalah ini akan
dibagi menjadi beberapa poin :
1. Bagaimana konsep yang dimaksud Variabel Penelitian dalam sebuah penelitian
dan apa saja jenis dari variabel penelitian dalam penelitian?
2. Apa itu Definisi Operasional dalam konteks penelitian dan apa perannya?
3. Apa saja jenis-jenis skala ukur yang umum digunakan dalam sebuah penelitian?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini disesuaikan dengan latar belakang dan masalah
yang terdapat, jadi tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan konsep dari variabel penelitian dalam sebuah penelitian dan jenis-
jenis konsep variabel penelitian
2. Menjelaskan definisi operasional dalam penelitian dan menyebutkan peran dari
definisi operasional
3. Menyebutkan jenis skala ukur yang umum digunakan dalam sebuah penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Variabel Penelitian


2.1.1 Pengertian Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakter, atribut atau segala sesuatu yang terbentuk,
atau yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian sehingga mempunyai sebuah
variasi antara satu objek dengan objek yang lain dalam satu kelompok tertentu dan
ditarik kesimpulanya. Bisa diartikan sesuatu yang menjadi fokus perhatian dan
memiliki pengaruh dan memiliki nilai adalah variabel penelitian.
Pengertian variabel penelitian berbeda-beda menurut beberapa orang :
1. Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian.
3. Menurut Ibnu (2003), variabel penelitian adalah suatu konsep yang
mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi.
4. Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel penelitian adalah atribut
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain.
5. Menurut Sugiarto (2017), variabel penelitian adalah karakter yang dapat
diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari
sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya variasi
antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.

2.1.2 Jenis – Jenis Variabel Penelitian

Menurut Winarno (2013), Variabel dibeda-bedakan jenisnya berdasarkan


kedudukannya dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian yang mempelajari
hubungan sebab-akibat antar variabel, dapat diidentifikasi beberapa jenis variabel,
yaitu: variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan
variabel antara atau intervening.
Setiap variabel pasti memliki hubungan dengan variabel lainnya. Berikut
penjelasan masing-masing variabel penelitian :
a. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau
output. Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output,
kriteria, konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi,
melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari
variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak kita
jelaskan. Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel
yang dimanipulasikan/dimainkan oleh pembuat eksperimen.
Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel berikut:
(1) Hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya tendangan
pemain sepakbola (Y), (2) Hubungan antara kekuatan otot lengan (X)
dengan ketepatan servis pemain bola voli (Y). Bertolak dari dua contoh di
depan, peneliti bertanya: apa yang akan terjadi pada Y jika X dibuat lebih
besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti memandang Y sebagai
variabel terikat, karena Y akan berubah sebagai akibat dari diubahnya X.
Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/ tergantung) pada
nilai variabel bebas (X).

b. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga
sebagai sebab munculnya variabel variabel terikat. Variabel bebas sering
disebut juga dengan variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas biasanya
dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya
(pengaruhnya) dengan variabel lain.
Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel berikut:
(1) Hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya tendangan
pemain sepakbola (Y), (2) Hubungan antara kekuatan otot lengan (X)
dengan ketepatan servis pemain bola voli (Y). Bertolak dari dua contoh di
depan, peneliti bertanya: apa yang akan terjadi pada Y jika X dibuat lebih
besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti memandang Y sebagai
variabel terikat, karena Y akan berubah sebagai akibat dari diubahnya X.
Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/ tergantung) pada
nilai variabel bebas (X).

c. Variabel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel antara, adalah sebuah tipe
khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat untuk
menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
primer dan variabel terikat. Variabel moderator adalah faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah faktor
tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel bebas X terhadap
variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah hubungan antara X dan Y
tersebut berubah karena variabel Z, maka Z dapat dianalisis sebagai
variabel moderator.

d. Variabel Kontrol
Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat dipelajari
sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa di antara variabel tersebut
harus dinetralkan pengaruhnya untuk menjamin agar variabel yang
dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel-variabel yang pengaruhnya harus dinetralkan disebut
sebagai variabel kontrol. Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor yang
dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak
dinetralkan diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Variabel kontrol berbeda dengan variabel
moderator. Penetapan suatu variabel menjadi variabel moderator adalah
untuk dipelajari (dianalisis) pengaruhnya, sedangkan penetapan variabel
kontrol adalah untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.

e. Variabel Antara (Intervening)


Uraian tentang variabel di depan merupakan variabel-variabel yang
konkret (nyata). Variabel bebas, variabel moderator, dan variabel kontrol
masing-masing dapat dimanipulasi oleh peneliti dan dapat diamati (diukur)
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Apabila suatu variabel yang ingin
diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat ternyata tidak dapat
diamati (diukur) karena terlalu abstrak, maka variabel tersebut biasanya
dipandang sebagai variabel antara (intervening). Jadi variabel antara
adalah faktor yang secara teoretik mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat tetapi tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau
dimanipulasi. Pengaruh variabel intervening terhadap variabel terikat
hanya dapat diinferensikan berdasarkan pengaruh variabel bebas dan/atau
variabel moderator terhadap variabel terikat.

f. Variabel Diskrit
Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori
karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan yakni
“ya” dan “tidak”. Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain:
“wanita-pria”, “hadir-tidak hadir”, “atas-bawah”. Angka-angka digunakan
dalam variabel diskrit ini yang dapat dioperasikan untuk menghitung
frekuensi yang muncul, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan
sebagainya. Maka angka dinyatakan sebagai frekuensi. Dengan demikian
data penelitian dengan variabel diskrit merupakan penanda kategori, yang
tidak dapat dioperasikan berbentuk penambahan, pengurangan, perkalian
atau pembagian. Keberadaannya terbatas pada penentuan sebagai
frekuensi.

g. Variabel Kontinum
Variabel kontinum dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel kecil,
yaitu:
1. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tata urutan
berdasarkan tingkatan misalnya sangan tinggi, tinggi, pendek. Untuk
sebutan lain adalah variabel “lebih kurang” karena yang satu
mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Contoh: Agung terpandai,
Nico pandai, Ganang tidak pandai.
2. Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding
dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan
pasti. Misalnya: Suhu udara di luar 31° C. Suhu tubuh kita 37° C.
Maka selisih suhu adalah 6° C. Jarak Surabaya-Blitar 162 km,
sedangkan Surabaya-Malang 82 km. Maka selisih jarak Malang-Blitar,
yaitu 80 km.
3. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ratio memiliki
harga nol mutlak yang dapat dioperasikan berbentuk perkalian sekian
kali. Contoh: Berat Pak Rudi 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg. Maka
Pak Rudi beratnya dua kali anaknya.

2.2 Definisi Operasional


2.2.1 Pengertian Definisi Operasional

Operasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna memudahkan


pengukuran suatu variabel. Operasional juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman
dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan penelitian. Definisi operasional yaitu
definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang
sedang didefinisikan atau mengubah konsep yang berupa konstruk dengan kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan diuji serta ditentukan
kebenarannya oleh orang lain. Ada 3 tipe definisi Operasional yaitu :
1. Definisi operasional tipe A yaitu dapat disusun berdasarkan pada sebuah
operasi yang harus dilakukan sehingga dapat menyebabkan gejala atau
keadaan yang didefinisikan menjadi nyata ataupun dapat terjadi.
2. Definisi operasional tipe B yaitu dapat disusun berdasarkan pada
bagaimana sebuah objek tertentu yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yakni berupa apa yang dilakukan atau apa yang
menyusun karakteristik dinamisnya.
3. Definisi operasional tipe C yaitu dapat disusun berdasarkan pada sebuah
penampakan seperti apa objek atau gejala yang didefinisikan yakni apa
saja yang menyusun karakteristik statisnya.
Pengertian Operasional Menurut Para Ahli :
1. Menurut Budi Pranata (2013:18) Pengertian operasional merupakan
kapasitasi atau kuantitas yang tidak sesuai.
2. Menurut Husein Umar (2008:125) Pengertian operasional merupakan
penentuan suatu konstruk sehingga menjadi variabel maupun variabel-
variabel yang dapat diukur.
3. Menurut Nursalam (2008:87) Pengertian operasional merupakan arti
berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan
tersebut.
4. Menurut Widjono Hs (2008:19) Pengertian operasional merupakan batasan
pengertian yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan suatu
kegiatan ataupun pekerjaan.
5. Menurut Asep Hermawan (2009:27) Pengertian operasional merupakan
penjelasan bagaimana kita dapat mengukur variable. Pengukuran tersebut
dapat dilakukan dengan angka-angka maupun karakter tertentu.
6. Menurut Hoover (1998:36) Pengertian operasional merupakan memuat
identifikasi sesuatu hal yang bersifat (variabel) sehingga bisa digunakan
untuk penelitian (observasi).
7. Menurut Rhonda Abrams dan Alice Laplante (2010:216) Pengertian
operasional merupakan bagian yang penting karena tanpanya, maka tidak
ada yang dapat dikerjakan.
8. Menurut Nani Darmayanti (2007:39) Pengertian operasional merupakan
rumusan tentang ruang lingkup serta ciri-ciri suatu konsep yang menjadi
pokok pembahasan dan penelitian suatu karya ilmiah.

2.2.2 Peran Definisi Operasional

Peran dari definisi operasional sangatlah penting dalam sebuah penelitian,


sesuai dengan pengertian dari definisi operasional yaitu penjelasan maksud dari istilah
yang digunakan dalam penelitian dan mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama
istilah itu serta diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifiskan kegiatan.
Definisi operasional juga digunakan untuk menyamakan kemungkinan
pengertian yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca penelitiannya
agar tidak terjadi kesalah pahaman maka dari itulah definisi operasional menjadi
peran penting sebagai landasan informasi dari sebuah karya ilmiah dari penelitian.
2.3 Skala Ukur
2.3.1 Pengertian Skala Ukur

Skala pengukuran merupakan konsep penting dalam penelitian dan statistik. Ia


digunakan untuk mengukur variabel dalam sebuah penelitian. Menurut Prof. Asep
Saefudin dan Lukmanul Hakim (2022) dalam statistik, skala pengukuran merupakan
penentu dalam memilih metode atau rumus yang akan digunakan. Berbeda skala
pengukuran maka akan berbeda rumus serta teknik-teknik yang akan digunakan.
Oleh sebab itu, hal inilah yang mendasari mengapa skala pengukuran menjadi
sangat penting. Sebelum menganalisis data, seorang ahli di bidang statistik data
scientist tentu harus memahami skala yang terdapat pada data tersebut sehingga
mudah dalam memilih metode yang akan digunakan.
Dalam penelitian (termasuk dalam penelitian sosial) ada empat jenis skala pengukuran
yang sering digunakan, antara lain:
1. Skala Nominal
Skala ini termasuk dalam pengukuran kualitatif dan merupakan yang
paling sederhana diantara ketiga jenis lainnya.
Dalam skala nominal, kita tidak melakukan perhitungan berdasarkan
angka karena ini sama sekali tidak memiliki signifikansi kuantitatif.
Pengumpulan skala nominal sering dilakukan dengan:
- Mengajukan pertanyaan terbuka.
- Mengajukan pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda yang nanti akan
diberi label.

Contoh skala pengukuran nominal adalah jenis kelamin, lokasi


geografis, warna rambut, dan sejenisnya. Dengan data ini kita tidak bisa
menentukan mana yang bisa diletakan di urutan tertentu dan mana yang
lebih baik, sebab tidak ada perhitungan yang bisa diterapkan pada data.
2. Skala Ordinal
Skala ini juga termasuk ke dalam skala pengukuran kualitatif. Ia
menggunakan urutan tertentu guna memberi peringkat, dan efektif untuk
data yang memerlukan urutan ketika melakukan evaluasi.
Skala ordinal mengukur data yang bersifat non-numerik dan nilai
intervalnya tidak diketahui. Seperti kita tidak tahu berapa jarak pasti
antara survei pengalaman pelanggan yang “sangat menyenangkan” dengan
“agak menyenangkan”.
Contoh skala pengukuran ordinal adalah mengukur tingkat kepuasan,
misalnya perusahaan menyebarkan survei kepuasan dengan pilihan “tidak
puas, cukup puas, netral, puas, sangat puas”. “Setuju”, “tidak setuju”, dan
sejenisnya.
3. Skala Interval
Skala interval adalah pengukuran dengan skala numerik di mana nilai-
nilai yang berdekatan memiliki jarak yang sama dan diukur sepanjang
skala (contohnya, jarak antara 40 cm dengan 50 cm sama seperti jarak
antara 60 cm dengan 70 cm). Data ini pasti berbentuk angka dan
merupakan salah satu skala pengukuran kuantitatif.
Dalam skala interval, nilai 0 bersifat arbitrer, artinya suatu variabel
tetap bisa diukur meskipun memiliki nilai negatif. Interval data juga bisa
ditambah atau dikurangi, namun tidak dapat dibagi atau dikali.
Contoh skala interval adalah pengukuran suhu menggunakan derajat
celcius (16 derajat celcius lebih dingin dibanding 20 derajat celcius).
4. Skala Rasio
Rasio adalah skala pengukuran kuantitatif yang memudahkan kita
untuk mencari perbedaan antar variabel dan memberi urutan data. Skala
pengukuran ini memungkinkan untuk melakukan semua jenis perhitungan
dan dan menarik kesimpulan pasti.Perbedaannya dengan interval adalah
rasio tidak memiliki nilai negatif.
Contoh skala pengukuran rasio adalah data ukuran tinggi badan. Tidak
mungkin ada tinggi badan yang memiliki nilai 0 bahkan negatif. Jika
nilainya 0, maka data itu dianggap tidak ada.
Dalam penelitian, skala rasio dapat memberikan informasi paling rinci
dibanding jenis lainnya. Ini dikarenakan peneliti dapat menghitung
tendensi sentral menggunakan teknik statistika, seperti median, mode, dan
mean. Untuk memutuskan kapan harus menggunakan skala rasio, terlebih
dahulu kamu harus tahu apakah variabel pada data memiliki semua
karakteristik skala interval dan nilai 0 mutlak.

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan

Dalam dunia penelitian ilmiah, pemahaman yang mendalam tentang variabel


penelitian, definisi operasional, dan skala ukur merupakan fondasi yang tak
tergantikan bagi keberhasilan sebuah studi. Melalui makalah ini, kita telah
menjelajahi konsep-konsep tersebut secara komprehensif.
Variabel penelitian menjadi titik tolak yang penting dalam merumuskan
pertanyaan penelitian yang tepat dan menentukan arah dari sebuah studi. Definisi
operasional kemudian mengubah variabel-variabel tersebut menjadi konsep yang
dapat diukur secara konkret, memungkinkan peneliti untuk mengamati, mengukur,
dan menganalisis fenomena yang diteliti.
Sementara itu, pemilihan skala ukur yang tepat memainkan peran penting
dalam akurasi pengukuran dan interpretasi data. Berbagai jenis skala ukur telah
dibahas, mulai dari skala nominal hingga skala rasio, masing-masing dengan
kegunaannya sendiri tergantung pada sifat variabel yang diamati.
Dengan pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep dasar ini, peneliti dapat
merancang studi yang valid, reliabel, dan bermakna. Langkah-langkah ini penting
untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan memberikan kontribusi yang
berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah yang relevan
dalam masyarakat.
Sebagai penutup, mari kita terus menjaga kesadaran akan pentingnya
pemahaman yang mendalam tentang variabel penelitian, definisi operasional, dan
skala ukur dalam setiap tahap dari proses penelitian ilmiah. Dengan demikian, kita
dapat memastikan bahwa setiap penelitian yang kita lakukan memberikan dampak
yang positif bagi dunia ini.
Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
E. Hatch, H. F. (1981). Research Design & Statistics for Applied Linguistics. Tehra:
Rahnama Publications.
Prof Asep Saefuddin, L. H. (n.d.). Introduction to machine learning using R (Konsep Teori
dan Praktik).
S Ibnu, M. A. (2003). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Siyoto, S. S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Sugiarto, M. (2017). Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Winarno. (2013). Metodologi Penelitan dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM Press.

Yulianto, H. S. (2023, August 3). Arti definisi operasional Dalam Penelitian beserta cara
membuatnya. bola.com. https://www.bola.com/ragam/read/5360154/arti-definisi-
operasional-dalam-penelitian-beserta-cara-membuatnya

Anda mungkin juga menyukai