Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel”


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Statistik II
Dosen Pengampu : Darius Purnama Rangga

Oleh:

MAXIMILIANUS MERANG TUKAN


061190023

Fakultas Ekonomi&Prodi Akuntansi

Universitas Nusa Nipa Maumere

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Variabel Penelitian, Populasi
dan Sampel”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Statistik II”yang
digunakan sebagai bahan diskusi untuk menunjang kelancaran akademik dan mempermudah
mahasiswa dalam mempelajari dan memahami materi pembelajaran.

Namun, sebagai mahasiswa biasa tentunya tidak lepas dari segala keterbatasan. Sehingga
mungkin makalah ini terdapat banyak kekeliruan, baik menyangkut isi maupun teknik penulisan
yang di luar kemampuan, ditambah lagi dengan pengetahuan saya yang masih terbatas, masih
membutuhkan ilmu untuk memperoleh perkembangan yang lebih baik. Untuk itu, saran dan
kritik yang konstruktif dari semua pihak sangatlah diharapkan demi kesempurnaan penulisan
selanjutnya. Terima kasih.

Maumere, 16 Februari 20201

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Variabel .........................................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Variabel............................................................................................3

2.1.2 Macam-macam Variabel....................................................................................4

2.1.3 Jenis-jenis Hubungan Variabel..........................................................................9

2.2 Populasi dan Sampel....................................................................................................11

2.2.1 Pengertian Populasi..........................................................................................11

2.2.2. Pengertian Sampel..........................................................................................12

2.2.3 Alasan Pengambilan Sampel............................................................................12

2.2.4 Proses Pengambilan Sampel............................................................................13


................................................................................................................................................

BAB III: PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................................................18

3.2. Saran ..........................................................................................................................18

iii
DAFTARPUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal
itu menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah
penelitianpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan. Jika
ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel
penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita
lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel
akan menjadi suatu hal yang sangat penting. variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. lebih jelasnya akan di jelaskan
pengertian variabel dalam makalah ini

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian variabel dalam suatu penelitian ?


2. Apa saja macam-macam variabel?
3. Bagaimana jenis-jenis hubungan variabel?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian variabel dalam suatu penelitian


2. Untuk mengetahui macam-macam variabel
3. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis hubungan variabel

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Variabel
2.1.1 Pengertian Variabel
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai
kondisikondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam
suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian
tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu
penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan
diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta sempitnya
panelitian yang akan digunakan .
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah
diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu
sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabelvariabel ilmu
sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat
diukur dan dipergunakan secara operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) .
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
1. Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain.

3
2. Kerlinger (1973) Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang
akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status
social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variable dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang
bervariasi.
3. Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
4. Bhisma Murti (1996) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang
mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
5. Sudigdo Sastroasmoro Variable merupakan karakteristik subyek penelitian
yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
6. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) Variable adalah Konsep yang
mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
bervariasi.
7. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) Variable mengandung pengertian
ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Variable
adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.

2.1.2 Jenis-Jenis Variabel


Pada dasarnya ada 2 jenis variable dalam penelitian yaitu:
1. Variabel kualitatif

4
Jika karakter yang dipejari non numerik, karakter tersebut disebut variabel
kualitatif (qualitative variabel) atau sebuah atribut (attribute). Variabel kualitatif
disebut juga variabel kategorik yang digunakan untuk kategorisasi. Kategori ada
yang dikotomis dan politomi. Contohnya: 1. Gender, 2. Afiliasi agama, 3. Jenis
mobil yang dimiliki.
2. Variabel kuantitatif
Disebut variabel kuantitatif jika variabel yang dipelajari bersifat numerik.
Contoh variabel numerik adalah jumlah uang tabungan, besarnya hutang,
besarnya pengeluaran, umur, nilai.
Variabel kuantitatif dapat bersifat diskret ataupun kontinyu. Variabel
kontinyu adalah vqariabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang
bergerak tak terbatas antara 2 nilai. Tinggi orang boleh jadi 1,5 meter, 1,53 meter,
1, 48 meter dan seterusnya tergantung pada pencermatan pengukuran.
Variabel diskret hanya mempunyai 1 nilai tertentu saja. Jumlah anak yang
dimiliki adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1, 2, 3, 4, dan seterusnya
dan tak mungkin 1,5; 1,37; atau 2,5 karena dalam variabel diskret tidak ada nilai
pecahan.
Dalam pembuatan rancangan pelaksanaan penelitian, biasanya hanya
memuat satu, dua, atau paling tiga dari jenis variabel di bawah ini :
a. Menurut fungsinya
Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan menjadi:
1) Variabel Independent
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau
berubahnya variabel lain (variabel dependen). Juga sering disebut
dengan variabel bebas, prediktor, stimulus, eksougen atau
antesendent yang sedang dianalisis hubunganya atau pengaruhnya
terhadap variabel terikat. Variabel independen biasa disimbolkan
dengan variabel (X). Variabel bebas adalah sebab yang dipandang
sebagai sebab kemunculan variabel terikat (Y) yang dipandang
(atau diduga) sebagai akibatnya.
Contoh variabel bebas :

5
Kondisi pemukiman kumuh (Slum), keluarga retak, keluarga kasih
sayang orang tua

2) Variabel Dependent
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Juga
sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen.
Variabel inilah yang sebaiknya dikupas secara mendalam pada
latar belakang penelitian. Berikan porsi yang lebih dalam
membahas variabel terikat daripada variabel bebasnya karena
merupakan implikasi dari hasil penelitian. Variabel dependen
biasanya disimbolkan dengan (Y). Contoh variabel terikat adalah :
kelas sosial, metode pengajaran, tipe kpribadian, tipe motivasi.
Antara variabel Independent dan Dependent, masing-masing tidak
berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan, contoh :
Kepemimpinan dan produktivitas kerja
Kepemimpinan = Variabel Independent
Produktivitas kerja = Variabel Dependent
3) Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Variabel moderating juga sering disebut sebagai variabel
bebas kedua dan sering dipergunakan dalam analisis regresi linear
atau pada structural equation modelling. Sebagai contoh, hubungan
antara pipa PVC (Polyvinyl Chloride) atau Pralon dengan knee
(pipa berbentuk belokan). Pipa PVC akan lekat dengan knee
dengan menggunakan lem khusus PVC. Jadi, lem khusus PVC
adalah variabel moderating yang memperkuat. Atau, lem kayu
tidak dapat digunakan untuk mengelem pipa PVC dengan knee.
Jadi lem kayu adalah variabel moderating yang memperlemah.
4) Variabel Intervening

6
Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada
suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh ibu terhadap ayah akan
semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan media
bagi ibu dalam pengaruhnya terhadap ayah.
5) Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel kecepatan menulis murid – murid
suatu sekolah, yang diukur dan dibandingkan kecepatan menulis
sekolah lain. Semua jenis variabel di atas merupakan statis, yang
berarti tidak berubah selama proses penelitian berlangsung.
Sebenarnya ada lagi istilah yang lain, yaitu variabel dinamis.
Variabel dinamis biasanya dipergunakan dalam penelitian
kualitatif.

b. Menurut Skala Pengukurannya


Dilihat dari jenis pengukuran dan urutannya, variabel dapat dibedakan
menjadi 3 jenis: nominal, ordinal, dan interval.
1. Variabel nominal
Variabel nominal adalah variabel dimana tidak ada keharusan
mengurutkan kategorinya. Peubahan penyusunan kategori variabel
nominal tidak membawa perubahan makna yang berarti. Sebagai
contoh, warga negara Indonesia dilihat dari sudut agama, penyusunan
kategorinya dapat memenuhi berbagai cara: Agama Islam, Katolik,
Protestan, Hindu, Budha Atau bisa juga seperti dibawah ini: Agama
Hindu, Katolik, Protestan, Budha, dan seterusnya.
2. Variabel ordinal
Variabel ordinal adalah variabel dimana kategorinya dapat diurutkan.
Namun demikian, jarak antara satu kategori dengan kategori sesudah
atau sebelumnya tidak sama sebagaimana halnya pada variabel
interval. Misalnya sejumlah orang islam ditanya tetang sholat tahajud
mereka, maka urutan kategori variabel tersebut sebagai berikut:

7
Ibadah sholat tahajud
a) selalu
b) sering
c) kadang-kadang
d) jarang
e) tidak pernah
3. Variabel interval
Variabel interval adalah variabel yang kategorinya dapat diurutkan dan
jarak antara satu kategori dengan kategori berikutnya dapat dihitung
dengan tepat. Sebagai contoh sejumlah mahasiswa dilihat dari sudut
IPK nya.
IPK
a. 3,01 – 4,00
b. 2,01 – 3,00
c. 1,01 – 2,00
d. 0,01 – 1,00
4. Variabel Rasio
Variabel rasio yaitu variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai
nilai nol mutlak dan dapat menunjukkan sifat perbandingan. Misalnya,
hasil pengukuran berat, yaitu berat bayi 5 kg adalah setengah dari berat
badan bayi yang lainnya 10 kg. Contoh lain seperti jarak, umur dan
kecepatan.

c. Variabel berdasarkan perannya


1. Variabel Aktif
Aktif yaitu variabel yang memungkinkan untuk dimanipulasi (bisa
diubah atau bisa diganti) sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
peneliti. Contohnya adalah meneliti tingkah laku seseorang apakah
baik atau buruk.
2. Variabel Atributif

8
Variabel atributif yaitu variabel yang sifatnya tetap dan dalam kondisi
yang wajar sifat-sifat itu sukar diubahnya

2.1.3 Korelasi antar Variabel


Ada tiga jenis hubungan atar variable yaitu sebagai berikut:
1. Korelasi simetris
Korelasi simetris terjadi bila antar dua variabel terdapat hubungan, tetapi tidak ada
mekanisme pengaruh- mempengaruhi; masing- masing bersifat mandiri. Korelasi
simetris terjadi karena:
a. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. Pada suatu saat
orang bersuara sendu,kemudian mengeluarkan air mata, tandanya ia menangis.
Namun tidak dapat dikatakan bahwa seseorang mengeluarkan air mata
menyebabkan ia bersuara sendu atau sebaliknya.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.contoh: hubungan antara
berat badan dan tinggi badan, keduanya merupakan variabel terikat dari variabel
bebas yaitu “pertumbuhan”.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional. Berkembangnya hypermarket di
suatu wilayah, secara fungsioanl mematikan took-toko kecil disekitar
hypermarket.
d. Kedua variabel mempunyai hubungan yang kebetulan semata. Kenaikan gaji
dosen dengan turunnya hujan deras.

2. Korelasi asimetris
Korelasi asimetris ialah korelasi yang mendiskripsikan antara dua variabel dimana
variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel bebas dan
variabel terikat).
a. Hubungan antara stimulus dan respons
Hubungan ini menjelaskan variabel stimulus memberikan pengaruh terhadap
variabel respons, dan kemudian variabel respons memberikan reaksi terhadap
stimulus tersebut. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu

9
hubungan yang lazim dilakukan oleh para ahli dalam penelitian kuantitatif.
Contonya, seorang insinyur pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk
terhadap buah yang dihasilkannya; seorang psikolog meneliti pengaruh kerasnya
musik terhadap tingkah konsentrasi. Seorang pendidik mengamati pengaruh
metode mengajar terhadap prestasi belajar para siswa.
b. Hubungan antara disposisi dan respon\
Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam
situasi tertentu, bila ‘stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan
“disposisi” berada dalam diri seseorang. Contoh: Sikap kebiasaan, nilai,
dorongan, kemampuan, dan lain sebagainya. Suatu respon sering diukur dengan
mengamati tingkah laku seseorang, misalnya: pemakaian konstrasepsi, migrasi,
perilaku inivasi dan sebagainya.
c. Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku Ciri di sini adalah
sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan,
seperti seks, suku bangsa, kebangsaan, pendidikan, dan lain-lain.
d. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tetentu Contoh: agar
pedagang kecil dapat memperluas usahanya diperlukan antara lain persyaratan
pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan keberhasilan
jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.
e. Hubungan yang imanen antara dua variable Di dalam hubungan ini terdapat
jalinan yang erat antara variabel satu dengan variabel yang lain. Jelasnya: apabila
variabel yang satu berubah, maka variabel yang lain ikut berubah. Contonya
hubungan antara semakin besarnya syatu organisasi dengan semakin rumitnya
peraturan yang ada, jumlah lulusan sekolah keguruan yang terus bertambah
dengan tidak diikuti oleh bertambahnya jumlah sekolah baru, akan
mengakibatkan jullah pengangguran bagi lulusan sekolah keguruan.
f. Hubungan antara tujuan dan cara Contonya: penelitian tentang hubungan antara
kerja keras dan keberhasilan. Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh
pada waktu ujian, hubungan antara cinta orang tua terhadap anak dan cara ia
mendidik anak tersebut.

10
3. Korelasi timbal- balik
Korelasi timbal-balik adalah korelasi antara dua variabel yang saling mempengaruhi.
Contoh : misalnya siswa yang biasa belajar teratur akan meraih prestasi tinggi,
karena berprestasi tinggi menyebabakan siswa diterima di perguruan tinggi.
Memiliki buku adalah investasi dan akan mendatangkan keuntungan, karena pada
gilirannya hasil dari membaca buku dan menulis dapat digunakan untuk membeli
buku lain. Penanaman modal akan mendatangkan keuntungan, dan pada gilirannya
keuntungan akan memungkinkan penanaman modal.

2.2 Populasi dan Sampel


2.2.1 Pengertian Populasi
Populasi adalah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari satuan, individu, objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang akan diteliti, yang
dapat berupa orang, benda, institusi, peristiwa, dan lain-lain yang di dalamnya dapat
diperoleh atau dapat memberikan informasi (data) penelitian yang kemudian dapat ditarik
kesimpulan.
Populasi bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga benda-benda
alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki
oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orang pun bisa digunakan sebagai populasi,
karena satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara,
disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya..
Berikut definisi dan pengertian populasi penelitian dari beberapa sumber buku: 
1. Menurut Djarwanto (1994), populasi adalah jumlah keseluruhan dari
satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti,
dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dapat berupa orang-
orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. 
2. Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen
yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu
kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. 

11
3. Menurut Ismiyanto (2003), populasi adalah keseluruhan subjek atau
totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, suatu hal yang
di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)
penelitian.
4. Menurut Sugiyono (2006), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

2.2.2 Pengertian Sampel

Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama bersifat representatif dan menggambarkan populasi sehingga
dianggap dapat mewakili semua populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel
berguna untuk membantu para peneliti dalam melakukan generalisasi terhadap populasi
yang diwakili.

Sampel merupakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika
populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi.
Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang
di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat
mewakili populasi yang diteliti.

2.2.3 Alasan Pengambilan Sampel 

Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu


melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik,
populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut sampel. Meskipun
demikian hasil penelitian tidak akan berkurang bobot dan akurasinya karena sampel
memiliki karakter yang sama dengan populasi sehingga informasi yang digali dari
sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.

12
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian akan
tetap terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar, sebagaimana diuraikan pada
bagian lain bab ini. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel merupakan nilai-
nilai yang menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai statistik sampel itu. Hal itu
berarti bahwa hasil yang disimpulkan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel akan
mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi statistik akan menjamin bobot hasil
penelitian.

Menurut Winarno (2013), beberapa alasan pertimbangan penggunaan dan


pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penghematan Biaya 

2. Penghematan Waktu 

3. Penghematan Tenaga 

4. Jaminan Ketelitian dan Bobot Hasil 

2.2.4 Proses Pengambilan Sampel 

Proses pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti dalam


melakukan generalisasi terhadap populasi yang diwakili sehingga sampel didefinisikan
sebagai bagian dari populasi dari mana data diambil secara langsung. Generalisasi ialah
penarikan kesimpulan dari suatu hal yang jumlah elemennya lebih sedikit sampel, ke
suatu hal yang jumlah elemennya lebih banyak atau lebih luas populasi.

Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut: 

1. Definisikan populasi sasaran.

2. Tentukan bingkai sampel.


3. Tentukan jumlah sampel.

13
2.2.5 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Handayani (2020) teknik pengambilan sampel atau biasa disebut
dengan sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang diteliti
untuk dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari subjek yang
dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari elemen populasi.
Teknik sampling ada dua bagian, yaitu probability sampling dan non
probability sampling. Adapun penjelasan dan jenis-jenis teknik pengambilan sampel
atau sampling adalah sebagai berikut:
a) Teknik sampling secara probabilitas (Probability Sampling) 
Menurut Kuntjojo (2009), teknik sampling probabilitas atau random
sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan
memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota
populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang
diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. Teknik
sampling ini lebih mampu untuk dilakukan generalisasi pada hasil
penelitian. Namun biasanya dilakukan untuk populasi yang
anggotanya bisa dihitung.
Adapun jenis-jenis teknik sampling secara probabilitas adalah
sebagai berikut: 
 Sampling random sederhana (Simple random
sampling). Dikatakan simple atau sederhana sebab
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara
acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel jenis ini
dilakukan jika anggota populasi yang kecil dan
dianggap homogen. Cara paling populer yang dipakai
dalam proses penarikan sampel random sederhana
adalah dengan melalui undian. Hasil penelitian

14
memiliki tingkat generalisasi yang tinggi namun tidak
seefisien stratified sampling. 
 Sampling sistematic (Sistematic sampling). Hampir
sama dengan random sampling, hanya saja sistematis
memilih angka random dari tabel. Prosedur ini berupa
penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus
(nomor urut) yang ke sekian dari daftar populasi.
Sampling jenis ini mudah untuk digunakan bila sampel
frame populasinya baik. Kelemahannya terjadi bias
cukup tinggi. 
 Sampling secara rambang proporsional (Proportionate
stratified random sampling). Salah satu teknik yang
digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur
yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional.
Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara
undian maupun sistematis. Populasi harus diartikan
sesuai segmennya: Proporsional diambil dari anggota
populasi yang sebenarnya Populasi diambil dari
anggota populasi lainnya. 
 Sampling secara kluster (Cluster sampling). Ada
kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi
yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi
tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti
hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa
kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap.
Teknik pengambilan sampel semacam ini disebut
cluster sampling atau multi-stage sampling. Teknik
sampling ini dipakai untuk menentukan sampel jika
objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi
atau dari suatu kabupaten.

15
b) Teknik sampling secara non-probabilitas (Non Probability
Sampling)

Menurut Kuntjojo (2009), teknik sampling non-probabilitas adalah


teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri
oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Sampling ini adalah
teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Adapun jenis-jenis teknik sampling secara non-probabilitas


adalah sebagai berikut: 

 Sampling Sistematis. Suatu teknik pengambilan


sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut. 

 Sampling Kuota. Teknik untuk menentukan sampel


yang berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak
70 orang maka sampel perempuan juga sebanyak 70
orang.

 Sampling aksidental. Suatu teknik penentuan sampel


berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai
sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber
data. 

16
 Purposive Sampling. Suatu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus.
Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti
kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka kamu
mengambil informan yaitu Kapolresta kota atau
daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang
korban kriminal yang ada di kota tersebut. 

 Sampling Jenuh. Suatu teknik penentuan sampel jika


semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang relatif kecil. 

 Sampling Snowball. Teknik penentuan sampel yang


mula-mula jumlahnya kecil atau sedikit, lalu
kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan
penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti
misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bahwa
sumber informan pertama mengarah kepada
informan kedua lalu informan seterusnya.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Variable adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk kualitas, kuantitas, mutu,
dan standa. Jenis-jenis variable berdasarkan hasil pengukurannya itu ada empat:
1. variabel nominal ordinal
2. variable ordinal
3. variable interval
4. variable rasio
Dilihat dari sifatnya variable ada dua yaitu variable aktif dan variable atributif dan
jenis variable berdasarkan fungsinya ada lima
1. Dependent
2. Independent
3. Intervening
4. Moderator
5. Control
6. Acak atau Radom
Korelasi antar variable ada tiga yaitu, Korelasi simetris, asimetris dan timbal balik.

3.2 Saran
Untuk lebih memahami mengenai konsep dasar metodologi penelitian diperlukan
pemahaman lebih mengenai variable dan jenis-jenisnya serta penerapannya dilapangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Bungin, Burhan.
Metodologi penelitian kuantitatif, Jakarta: kencana prenada media Group, 2011. Suryabrata,
sumadi. Metodologi penelitian, Jakarta: raja grafindo persada, 2002.

19

Anda mungkin juga menyukai