Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“INDONESIA PADA MASA ORDE BARU “

KELOMPOK 5

1. ELISABETH ELSA

2. LIDIA OWA

3. MAURESIA PIHOK PENI LENGARI

4. MIKAELA ELCI LINA DHAMBO

KELAS : XII IS 3

SMA NEGERI 2 MAUMERE

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalahyang berjudul ”Orde Baru´. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Secara garis besar
makalah ini memuat latar belakangtentengpolitik dalam negri era order baru, kehidupan di
bidang ekonomi pada masa orde baru, perkembangan sosial budaya pada masa orde baru.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
penulis tidak mungkin menyelesaiakan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima kasih
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif, terutama dari pembaca. Terima kasih.

Maumere, 07 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...………….....

DAFTAR
ISI.....................................................................................................................................

Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….....

1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………...

1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..

Bab II PEMBAHSAN………………………………………………………………………….....

2.1 Latar Belakang Orde


Baru..................................................................................................

2.2 Pollitik dalam


Negeri..........................................................................................................

2.3 Kehidupan Bidang Ekonomi Orde


Baru…........................................................................

2.4 Kehidupan Bidang Sosial Budaya Era Orde


Baru………..................................................

Bab III
PENUTUP............................................................................................................................

3.1
Kesimpulan.........................................................................................................................

3.2
Saran...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara
kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai
sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir
sebagai upayauntuk: mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama,
penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan
Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa
untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu:

1. Bagaiman latar belakang lahirnya orde baru ?

2. Bagaimanapolitik dalam negri pada masa orde baru ?

3. Bagaimana kehidupan bidang ekonomi pada masa orde baru ?

4. Bagaimana perkembangan social budaya pada masa orde baru ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Lahirnya Orde Baru

Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain : Terjadinya
peristiwa Gerakan 30 September 1965. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau
karena peristiwa Gerakan 30September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang
sudah berlangsung lama. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai
600% sedangkanupaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar
menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.

Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-
besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta
Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.

Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat


bergabungmembentuk Kesatuan Aksi berupa ³Front Pancasila´ yang selanjutnya lebih
dikenaldengan ³Angkatan 66´ untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan
30September 1965. Kesatuan Aksi ³Front Pancasila´ pada 10 Januari 1966 di depan gedung
DPR-GR mengajukan tuntutan’’TRITURA(Tri Tuntutan Rakyat).

Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan


KabinetSeratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di
kabinettersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)

Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap
perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.

 Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :

Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan


berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.Penataan dilakukan
didalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya
Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena
Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Munculnya konflik
dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia.Hal ini disebabkan karena saat itu
Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana
pemerintahan. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak

kekuasaannya karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan


kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS
menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden
Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabatPresiden RI.

Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan


negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .Tanggal 12Maret
1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini
menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
PadaSidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai
Presiden Republik Indonesia.

2.2 Perkembangan politik masa orde baru 1.Politik Dalam Negeri Era Order Baru.

Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28
Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma
Kabinet Amper yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan
untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur
Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan

2. Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.

3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.

4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.

Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden
untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet
Pembangunan.

Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik Setelah pemilu 1971 maka dilakukan
penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga
dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi
didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan
tiga kekuatan sosial-politik, yaitu:

1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, danPartai
Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam).

2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, PartaiMurba,
IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).

3. Golongan karya (golkar)

2.3 Kehidupan Bidang Ekonomi Orde Baru

Pada masa Demokrasi Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya mendominasi


seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta.
Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamtan
ekonomi nasioanl terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan
Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat . Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650
% setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah
direncanakan pemerintah.

1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa
Demokrasi terpimpin, pemerintah menempuh cara:

 Mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang pembangunan


 MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelematan,
program stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.

Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama


stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti mengendaliakan inflasi agar harga barang-
barang tidak melonjak terus. Sedangkan Rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana dan
prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana
yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi kearah terwujudnya masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.

Langkah-langakah yang diambil Kabinet pada saat itu yang mengacu pada Tap MPRS
tersebut adalah sbb :

1) Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan


kemacetan, seperti:

 rendahnya penerimaan Negara,

 terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank,

 terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri,

 penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan
prasarana.

2) Debirokrtisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian.

3) Berorientasi pada kepentingan produsen kecil. Untuk melaksanakan langkah-langkah


penyelamatan tersebut maka ditempuh cara:

 mengadakan operasi pajak,

 cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaan dengan
menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang

 penghematan pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumtif dan rutin), serta


menghapuskan subsidi bagi perusahaan Negara membatasi kredit bank dan
menghapuskan kredit impor

 Program stabilisasi dilakukan dengan cara membendung laju inflasi.

Hasilnya bertolak belakang dengan perbaikan inflasi sebab harga bahan


kebutuhan pokok melonjak namun inflasi berhasil dibendung (pada tahun 1967- awal
1968). Sesudah kabinet pembangunan dibentuk pada bulan juli 1968 berdasarkan Tap
MPRS NO.XLI/MPRS/1968, kebijakn ekonomi pemerintah dialihkan pada pengendalian
yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valas.
Sejak saat itu kestabilan ekonomi nasional relatif tercapai sebab sejak 1966 kenaikan
harga bahan-bahan pokok dan valas dapat diatasi. Program rehabilitasi dilakukan dengan
berusaha memulihkan kemampuan berproduksi. Selam 10 tahun mengalami kelumpuhan
dan kerusakan pada prasarana ekonomi dan sosial. Lembaga perkreditan desa, gerakan
koperasi, perbankan disalahgunakan dan dijadikan alat kekuasaan oleh golongan dan
kepentingan tertentu. Dampaknya lembaga tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai
penyusun dan perbaikan tata hidup masyarakat.

 Kerja Sama Luar Negri

Keadaan ekonomi Indonesia paska Orde Lama sangat parah,hutangnya mencapai


2,3-2,7 miliar sehingga pemerintah Indonesia meminta Negara-negara kreditor untuk
dapat menunda pembayaran kembali utang Indonesia. Pemerintah mengikuti perundingan
dengan Negara-negara kreditor di Tokyo Jepang pada 19-20 September 1966 yang
menanggapi baik usaha pemerintah Indonesia bahwa devisa ekspornya akan digunakan
untuk pembayaran utang yang selanjutnya akan dipakai untuk mengimpor bahan-bahan
baku. Perundingan dilanjutkan di Paris, Perancis dan dicapai kesepakatan sebagai berikut:
Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun 1968 ditunda

 pembayarannya hingga tahun 1972-1979

Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun1969 dab 1970


dipertimbangkan untuk ditunda juga pembayarannya. Perundingan dilanjutkan di
Amsterdam, Belanda pada tanggal 23-24 Februari 1967. Perundingan itu bertujuan
membicarakan kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negri serta kemungkinan
pemberian bantuan dengan syarat lunak yang selanjutnya dikenal dengan IGGI (Inter
Governmental Group for Indonesia). Melalui pertemuan itu pemerintah Indonesia
berhasil mengusahakn bantuan luar negri. Indonesia mendapatkan penangguhan dan
keinginan syarat-syarat pembayaran utangnya

4. Pembangunan Nasional

Dilakukan pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan


terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman
pembangunan nasional adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti
dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi trilogi Pembangunan adalah sebagai berikut:

 Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan


sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.


 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamika

Pelaksanannya pembanguanan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:

 Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun

 Jangka pendek mencakup periode 5 tahun

(pelita / pembangunan lima tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari


pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling
berkaitan/berkesinambungan. Selama periode Orde Baru terdapat 6 pelita, yaitu:

 Pelita I

Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan
awal pembangunan ORBA.

Tujuan Pelita I : untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya. Sasaran Pelita I : pangan,
sandang, perbaikan prasarana,perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani.

Titik Berat Pelita I : pembanguan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang
pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.

Muncul peristiwa marali (malapetaka limabelas januari) terjadi pada tanggal 15-
16 Januari 1974 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia.
Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut
Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk
barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan
pembakaran barang-barang buatan Jepang.

 Pelita II

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran


Utamanya adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II
cukup berhasil, pertimbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal
pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju
inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi
menjadi 9,5%.

 Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III
pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan
lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur
Pemerataan, yaitu:

Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang,


pangan, dan perumahan

Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan


kesehatan.

Pemerataan pembagian pendapatan

Pemerataan kesempatan kerja

Pemerataan kesempatan berusaha

Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya


bagi generasi muda dan kaum perempuan

Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air

Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan

 Pelita IV

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. titik beratnya
adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun
1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan
ekonomi dapat dipertahankan

 Pelita V

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya
pada sektor pertnian dan industri. Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang
cukup baik dengan pertumbuhan rata-rata 6,8% per tahun. Posisi perdagangan
luar negri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor
lebih baik dibanding sebelumnya.

 Pelita VI

Dilaksankan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya
pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembanguan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukungnya. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda
Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan
peristiwa plitik dalam negri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim
Orde Baru runtuh.

5. Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi masa Orde Baru Dampak Positif Dari Kebijakan
Politik Pemerintahan Orba

Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga


kepresidenan yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat. Situasi
keamanan pada masa ORBA relatif aman dan terjaga dengan baik karena pemerintah mampu
mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.
Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar pemerintah dapat mengontrol parpol.Dampak
Negatif dari Kebijakan Politik Pemerimtah ORBA:

a) Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralis.

b) Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan


bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.

c) Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar
kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang
diinginkan, sementara 2 paratai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai
Negara demokrasi.

d) Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan
sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilihan presiden melalui MPR Suharto
selalu terpilih.

e) Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan
daerah yang diwakilinya.

f) Kebijakn politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.

g) Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan bebangsa dan


benegara bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar
terisi oleh personel TNI dan Polri. Dunia bisnis tidak luput dari intervensi TNI/Polri

h) Kondisi politik lebih payah dengan adnya upaya penegakan hukum yang sangat lemah.
Dimana hukum hanya diciptakan untuk keuntungan pemerimtah yang berkuasa sehingga
tidak mampu mengadili para konglomerat yang telah menghabisi uang rakyat.
Dampak Positif Kebijakan Ekonomi Orde Baru :

a) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah


terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit.

b) Indonesia mengubah ststus dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

c) Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

d) Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.

Dampak Negatif Kebijakan Ekonomi Orde Baru :

a) Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan summer daya alam.

b) perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam
masyarakat tersa semakin tajam.

c) Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial). Menimbulkan


konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

d) Pembangunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.

e) Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan


politik, ekonomi, dam sosial yang demokratis dan berkeadilan.

f) Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan


ekonomi sangat rapuh.

g) Pembangunan tidak merata, tampak dengan adanya kemiskinan disejumlah wilayah yang
justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian.
Faktor inilah yang selanjutnya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian
nasional Indonesia menkelang akhir tahun 1997.

2.4 KEHIDUPAN BIDANG SOSIAL-BUDAYA ERA ORDE BARU


Masa Orde Baru diakui telah banyak mencapai kemajuan dalam proses untuk
mewujudkan cita-cita nasional. Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat dapat digambarkan
dari berbagai sisi. Selama dasawarsa 1970-an lajupertumbuhan penduduk mencapai 2,3% setiap
tahun. Dalam tahun tahun awal 1990-an angka tadi dapat diturunkan menjadi sekitar 1,6% setiap
tahun. Jika awal tahun 1970-an penduduk Indonesia mempunyai harapan hidup rata-rata sekitar
50 tahun maka pada tahun 1990-an harapan hidup lebih dari 61 tahun. Dalam kurun waktu yang
sama angka kematian bayi menurun dari 142 untuk setiap 1000 kelahiran hidup menjadi 63
untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Hal ini antara lain dimungkinkan makin meningkatnya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai contoh adanya Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di tingkat desa atau RT.

Dalam himpunan Tap MPR Tahun 1993 di bidang pendidikan, fasilitas pendidikan dasar
sudah makin merata. Pada tahun 1968 fasilitas sekolah dasar yang ada hanya dapat menampung
sekitar 41% dari seluruh anak yang berumur sekolah dasar. Fasilitas sekolah dasar yang telah
dibangun di pelosok tanah air praktis mampu menampung anak Indonesia yang berusia sekolah
dasar. Kondisi ini merupakan landasan kuat menuju pelaksanan wajib belajar 9 tahun di tahun-
tahun yang akan datang. Sementara itu, jumlah rakyat yang masih buta huruf telah menurun dari
39% dalam tahun 1971 menjadi sekitar 17% di tahuan1990-an.

Dampak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari meningkatnya tingkat pendidikan
angkatan kerja. Dalam tahun 1971 hampir 43% dari seluruh angkatan kerja tidak atau belum
pernah sekolah. Pada tahun 1990-an jumlah yang tidak atau belum pernah sekolah menurun
menjadi sekitar 17%. Dalam kurun waktu yang sama angkatan kerja yang berpendidikan SMA
ke atas adalah meningkat dari 2,8% dari seluruh angkatan kerja menjadi hampir 15%.
Peningkatan mutu angkatan kerja akan mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan di
waktui-waktu yang akan datang.

Kebinekaan Indonesia dari berbagai hal (suku, agama, ras, budaya, antar golongan dsb.)
yang mempunyai peluang yang tinggi akan terjadinya konflik, maka masa Orde Baru
memunculkan kebijakan yang terkait dengan pemahaman dan pengamalan terhadap dasar negara
Pancasila. Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 ditetapkan tentang P-4 yaitu Pedoman
penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa). Dengan Pancasila akan
dapat memberikan kekuatan, jiwa kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam mengejar
kehidupan lahir dan batin yang makin baik menuju masyarakat yang adil dan makmur. Dengan
penghayatan terhadap Pancasila oleh manusia Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila
dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Karena itulah diperlukan suatu pedoman yang
dapat menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap orang Indonesia.
Untuk melaksanakan semua ini dilakukanlah penataran-penataran baik melalui cara-cara formal,
maupun non-formal sehingga di tradisikan sebagai gerakan Budaya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lahirnya orde baru dilator belakangi oleh terjadinya G30S 1965, diikuti dengan kondisi
politik, keamanan dan ekonomi yang kacau (inflasi tinggi). Wibawa presiden Sukarno semakin
menurun setelah gagal mengadili tokoh-tokoh yang terlibat G30S. Presiden mengeluarkan
SUPERSEMAR 1966 bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
memperbaiki keadaan negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri dan digantikan
oleh Presiden Suharto.

Perkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik dalam negeri
yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden dan dibentuklah Kabinet
Pembangunan, penyederhanaan dan pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta
mengadakan Perpera di Irian Barat pada 2 Agustus 1969. Kedua, melakukan penataan politik
luar negeri yaitu dengan kembali menjadi anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan
beberapa negara.

Pada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat mulai dari
pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur dll. Upaya pembangunanekonomi
dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yangdimulai pada
tanggal 1 April 1969. Namun pada akhir tahun 1997 Indonesia dilandakrisis ekonomi. Kondisi
kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela.

Dalam bidang social budaya pada masa orde baru telah mengalami kemajuan. Antara
lainmakinmeningkatnyapelayanankesehatan bagi masyarakat dan fasilitas pendidikan dasar
sudah makin merata dengan adanya program wajib belajar 9 tahun. Ditetapkan tentang P-4 yaitu
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa)untuk menuju
masyarakat yang adil dan makmur.

3.2 Saran

Dengan permasalahan yang dialamai oleh pemerintahan pada masa Orde Baru, seperti
dengan banyaknya uatang luar negri bangsa indonesia untuk pembangunan, meskipun
pembangunan berjalan dengan lancar, tapi inonesia menanggung utang yang begitu banyak.
Selain itu, pemerintah pada zaman tersebut terjadi sentralisasi dalam pemerintahan dan kegiatan
ekonomi. Oleh karena itu penulis memberikan salah terhada permasalah tersebut. Yaitu lakukan
otonomi daerah kepada seluruh propinsi,sehingga potensi-potensi yang ada pada dareah tersebut
bisa dioptimalkan dengan seefisien mungkin. Harus terjadi transparansi dalam sistem keuangan
sehingga masyarakat bisa mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/ *
http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto

http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/
http://adypato.wordpress.com/2010/06/16/kondisi-ekonomi-indonesia-pada-masa-orde-

Anda mungkin juga menyukai