Anda di halaman 1dari 19

VARIABEL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Metode Penelitian dan Biostatistik

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Agusthina Inarumben B P2.06.24.3.17.003


2. Astri Septiani Dewi P2.06.24.3.17.008
3. Ela Rohaeti P2.06.24.3.17.013
4. Herni Yuliani P2.06.24.3.17.018
5. Reni P2.06.24.3.17.023
6. Riska Wahyu R P2.06.24.3.17.028
7. Sulistiana Wulandari P2.06.24.3.17.033
8. Wina Vinati P2.06.24.3.17.038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berisi
tentang “Variabel Penelitian”.
Kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen pembimbing
dalam mata kuliah “Metode Penelitian dan Biostatistik” yang telah membimbing
kami dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Kami mengakui
bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah yang telah kami kerjakan.
Kritik dan saran selalu kami harapkan untuk menunjang kebaikan untuk
kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Akhir kata
kami selaku penyusun meminta maaf apabila ada kesalahan kata yang tertulis
dalam makalah ini.

Tasikmalaya, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Konsep Variabel...........................................................3

B. Jenis-Jenis Variabel...............................................................................4

C. Hubungan Variabel...............................................................................6

C. Definisi Oprasional Variabel.................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................13

B. Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yg lain (Hatch danFarhady, 1981).

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variable adalah construct atau


sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa
variable dapat dikatakan sebagai suatu difat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda (different values).Dengan demikian variable itu merupakan
suatu yang bervariasi.

Variabel merupakan hal penting dalam penelitian. Dalam kehidupan


nyata, banyak persoalan atau fenomena yang meliputi lebih dari sebuah
variabel. Misalnya, hasil produksi padi tergantung pada jumah pupuk yang
digunakan, hujan, cuaca dan sebagainya. Akibatnya, terasa perlu untuk
mempelajari analisis data yang terdiri dari banyak variabel. Jika suatu
data terdiri atas dua data atau lebih, maka perlu dipelajari cara bagaimana
variabel - variabel tersebut berhubungan. Hubungan yang didapat pada
umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang
menyatakan hubungan fungsional antara variabel - variabel. Untuk
mengetahui bentuk hubungan antar variabel digunakan analisis model
regresi.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti
melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal
juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel
serta apa saja jenis variabel, hubungan variabel dan definisi operasional

1
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan
itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal
yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Variabel dan Konsep?
2. Apa saja Jenis-Jenis Variabel?
3. Apa itu Hubungan Variabel?
4. Apa itu Definisi Oprasional Variabel?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Variabel dan Konsep
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Variabel
3. Untuk mengetahui Hubungan Variabel
4. Untuk mengetahui Definisi Oprasional Variabel

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Variabel


Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,


atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel
juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Tinggi, beratbadan, sikap merupakan atribut dari setiap orang. Berat, ukuran,
bentuk, dan warna merupakan atribut dari obyek. Kadar hemoglobin, usia
kehamilan, cara bersalin adalah merupakan contoh variabel dalam kebidanan.

Dinamakan variable karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat


dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara
satu orang dengan yang lain. Demikian juga dengan kadar hemoglobin, dapat
juga dikatakan sebagai variable karena kadar hemoglobin setiap orang tentu
bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variable penelitian, baik yang
dimiliki orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka
harus ada variasinya. Variable yang tidak ada variasinya bukan dikatakan
sebagai variable. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus di dasar
kanpada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.

Sutrisno hadi mendefinisikan variable sebagai gejala yang bervariasi


misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi yaitu laki-
laki dan perempuan; berat badan, karena ada berat badan 40 kg, dan
sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variable adalah objek
penelitian yang bervariasi.

3
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variable adalah construct atau
sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa
variable dapat dikatakan sebagai suatu difat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda (different values). Dengan demikian variable itu merupakan
suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variable
adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan


disini bahwa variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan dan keilmuan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

a. Kegunaan variable penelitian


1) Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2) Untuk mempersiapkan metode analisis/ pengolahan data
3) Untuk pengujian hipotesis
b. Variabel penelitian yang baik
1) Relevan dengan tujuan penelitian
2) Dapat diamati dan dapat diukur

Dalam suatu penelitian, variable perlu di identifikasi, diklasifikasi dan


di definisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak
menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam
pengujian hipotesis

B. Jenis-jenisVariabel
Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain
maka macam-macam variable dalam penelitian dapat di bedakan menjadi :

1. Variable Independen : variable ini sering disebut sebagai variable


stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variable bebas. Variable bebas merupakan variable yang

4
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependent (terikat). Dalam SEM (Structural Equation Modeling)
variable independent disebut sebagai variable eksogen.
2. Variable dependent : sering disebut sebagai variable output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable
terikat. Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling) variable dependent disebut sebagai variable indogen.
3. Variable moderator : variable yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variable independent dengan dependent.
Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau
mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ketigai kut
mencampuri. Disini anak adalah sebagai variable moderator yang
memperkuat hubungan, dan pihak ketiga adalah sebagai variable
moderator yang memperlemah hubungan.
4. Variable intervening : variable yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variable independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat dia mati atau diukur.
Variable ini merupakan variable penyela/ yang terletak diantara variable
independent dan dependent, sehingga variable independent tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable dependent.
5. Variable control : variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variable independent terhadap dependent tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variable control sering digunakan oleh
peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Untuk dapat menentukan kedudukan variable independent, dan dependent,
moderator, intervening atau variable yang lain, harus dilihat konteksnya
dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari
pengamatan yang empiris di tempat penelitian. Untuk itu sebelum peneliti
memilih variable apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis,
dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan

5
diteliti. Sering terjadi, rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui
studi pendahuluan ke obyek penelitian, sehingga setelah dirumuskan
ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada obyek penelitian.Setelah
masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka
peneliti dapat menentukan variable-variabel penelitiannya.

C. Hubungan Variabel
Istilah variabel memang erat hubungannya dengan penelitian ilmiah
dan bermacam-macam arti istilahnya yang sering pula dinyatakan variabel
penelitian. Menurut Suryabrata (2013), variabel penelitian juga sebagai faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti.
Dalam penelitian ilmiah mencari hubungan antara variabel adalah sesuatu hal
yang sangat penting misalkan saja hubungan antar variabel bebas
(Independen/pengaruh) dengan variabel terikat (Dependen/terpengaruh).

Hubungan antar variabel atau sering di kenal hubungan antar dua


variabel yaitu variabel bebas (Independen/pengaruh) dengan variabel terikat
(Dependen/terpengaruh) dengan simbol X dan Y biasanya dikaitkan dengan
analisis hubungan kausal (hubungan sebab akibat). Tetapi menurut Narbuko
dan Achmadi (2005), hubungan antara variabel independend dengan variabel
dependen tidak selalu merupakan hubungan kausal. Lebih ditegaskan bahwa
terdapat variabel yang saling hubungan, tetapi variabel yang satu tidak
mempengaruhi variabel yang lainnya.

Walaupun terdapat anggapan untuk mencampuradukan hubungan


dengan pengaruh namun kecenderungan lebih tercermin kepada variabel
pengaruh dan variabel terpengaruh dan bidang penelitiannya lebih mengarah
ke sosial. Usaha untuk mencari hubungan antar variabel sesungguhnya
mempunyai tujuan akhir untuk melihat kaitan pengaruh antar variabel-variabel
tersebut (Narbuko, 2005). Sehingga apabila hubungan variabel merupakan inti
penelitian ilmiah, tentunya perlu untuk diketahui jenis-jenis hubungan antar

6
variabel tersebut. Berikut jenis-jenis hubungan antar variabel menurut
Narbuko dan Achmadi (2005), sebagai berikut ;

1. Hubungan simetris

Hubungan simetris merupakan hubungan variabel tidak di


pengaruhi atau disebabkan oleh variabel yang lain. ada empat kategori
yaitu:

a) Kedua variabel merupakan indikator dari konsep yang sama.


Misakan kalau “mengerjakan cepat selesai” sedang “hasilnya tepat”,
maka kedua variabel tersebut merupakan indikator dari seorang yang
intelejen namun tidak bisa di artikan bahwa “karena cepat lalu
“hasilnya tepat”.
b) Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama.
Misalkan “meningkatnya suatu pelayanan kesehatan dibarengi dengan
bertambahnya jumlah pesawat udara. Kedua variabel tersebut tidak
saling mempengaruhi,namun keduanya merupakan akibat dari
peningkatan pendapatan.
c) Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional.
Misalkan “dimana satu berada yang lain pun pasti disana’’ atau dimana
ada guru di sana ada murid”.
d) Hubungan yang kebetulan semata-mata
Misal “seorang bayi ditimbang dan esok hari dia meninggal”.
Berdasarkan kepercayaan kedua tersebut dianggap berkaitan namun di
dalam penelitian empiris tidak dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut
meninggal karena ditimbang.
2. Hubungan timbal balik

Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel


dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya (Narbuko dan
Achmadi, 2005). Perlu diingat bahwa hubungan timbal balik disini bukanlah
hubungan dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan

7
variabel yang menjadi akibat. Tetapi yang dimaksud disini ialah apabila
pada sesuatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, pada waktu yang
lain variabel Y mempengaruhi variabel X.

Misalkan : “penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada


gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman modal”. Jelasnya
“variabel terpengaruh dapat menjadi variabel pengaruh”.

3. Hubungan A Simetris

Pada pokonnya didalam analisis-analisis sosial terdapat didalam


hubungan a simetris ini, dimana satu variabel mempengaruhi variabel yang
lainnya. Dalam hubungan a simetris ini ada beberapa ketentuan hubungan
sebagai berikut:

a) Hubungan antara stimulus dan respon


Hubungan yang demikian itulah merupakan sala satu hbungan
kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
b) Hubungan antara disposisi dan respon
Hubungan ini menunjukkan kecenderungan untuk
menunjukkan respon tertentu dalam situasi tertentu. Contoh
hubungan ini misal hubungan antara kepercayaan seseorang
dengan kecenderungan memakai obat tradisional, atau keinginan
bekerja & frekuensi mencari kerja.
c) Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku.
Hubungan ini menunjukkan sifat individu yang relative tidak
berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan. Misalakan seks, suku
bangsa, kebangsaan, pendidikan dan lain-lain.
d) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
Misalkan pedagan kecil yang berkeinginan untuk memperrluas
usahanya diperlukan persyaratan pinjaman bank yang lunak,
hubungan antara kerja keras dengan keberhasilan jumlah jam
belajar dengan nilai yang diperoleh.

8
e) Hubungan yang imanen antar dua variabel.
Hubungan ini menunjukkan terdapat suatu jalinan yang erat antara
variabel satu dengan variabel yang lain. misalkan saja ketika suatu
organisasi tersebut besar maka peraturan yang diterapkan semakin
ketat
f) Hubungan antar tujuan (ends) dan cara (means)
Misalkan penelitian tentang hubungan antar kerja keras dan
keberhasilan. Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh pada
waktu ujian

D. Definisio perasional variable


Mendefinisikan variable secara operasional adalah menggambarkan
atau mendeskripsikan variable penelitian sedemikian rupa, sehingga variable
tersebut bersifat : Spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan Terukur
(Observable atau Measurable)

Contoh variable yang berinterpretasi ganda : Status gizi. Variable ini


dapat diukur dan dideskripsikan dengan bermacam kombinasi pengertian atau
pengukuran, seperti :

1. Berat badan (BB) dengan tinggi badan (TB)


2. BB – TB dengan usia
3. Kadar protein serum
4. Lingkar lengan atas dan lingkar kepala, dsb.

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional


berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (AlimulHidayat, 2007)

Defnisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan


ukuran dalam penelitian.Sedangkan cara pengukuran adalah cara dimana
variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam definisi
operasional mencakup penjelasan tentang :

9
1. Nama variable
2. Definisi variable berdasarkan konsep/ maksud penelitian
3. Hasil ukur/ kategori
4. Skala pengukuran

Contoh :

Suatu penelitian dengan judul “faktor-faktor yang mempengaruhi


terjadinya hipertensi pada ibu hamil…”

Berdasarkan judul tersebut, maka variable bebasnya (misalnya) adalah


obesitas, diet tinggi garam, genetic dan umur.Sedangkan variable terikatnya
adalah hipertensi.

Maka definisi operasionalnya dapat dibuat sebagai berikut :

No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur/ Skala

Kategori

1 Obesitas Kelebihan massa tubuh responden 1 : IMT > Nominal

yang didapat berdasarkan perhitungan 27 kg/m2

rasio berat badan dan tinggi badan 1 : IMT ≤

pada kurun waktu tiga bulan terakhir 27 kg/m2

2 Diet Kebiasaan responden dalam Intensitas : Nominal

tinggi mengkonsumsi makanan yang rasanya 1 : Sering

garam asin 2 : Tidak

pernah

3 Genetic Faktor keturunan yang dimaksud 1 : ada Nominal

adalah adanya riwayat hipertensi keluarga

dalam keluarga yaitu orang tua atau yang

10
saudara kandung hipertensi

2 : tidak ada

keluarga

yang

hipertensi

4 Umur Usia responden yang terhitung sejak 1 : Muda Ordinal

lahir hingga ulang tahun terakhir (16-25

tahun)

2 : Dewasa

(26-35

tahun)

3 : Tua (36-

46 tahun)

5 Hiperten Suatu keadaan dimana tekanan darah Borderline : Ordinal

si responden (ibu hamil) melebihi batas  TS :

normal yaitu sistolik ≥ 150 mmHg 140-159

dan diastolic > 90 mmHg mmHg

 TD :

90-99

mmHg

Ringan :

 TS :

160-179

11
mmHg

 TD :

100-109

mmHg

Sedang :

 TS :

180-209

mmHg

 TD :

110-119

mmHg

Berat :

 TS : >

210

mmHg

 TD : >

120

mmHg

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel memiliki jenis-jenis variabel meliputi Variabel Independent,
Variabel Dependent, Variabel Intervening, Variabel Moderator dan Variabel
Control.
Hubungan antar variabel atau sering di kenal hubungan antar dua
variabel yaitu variabel bebas (Independen/pengaruh) dengan variabel terikat
(Dependen/terpengaruh) dengan simbol X dan Y biasanya dikaitkan dengan
analisis hubungan kausal (hubungan sebab akibat).
Mendefinisikan variable secara operasional adalah menggambarkan
atau mendeskripsikan variable penelitian sedemikian rupa, sehingga variable
tersebut bersifat : Spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan Terukur
(Observable atau Measurable)
Defnisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian.Sedangkan cara pengukuran adalah cara dimana
variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

B. Saran
Dengan adanya makalah variabel penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat tersendiri bagi penulis dan pembaca sehingga dapat di
aplikasikan pada setiap penelitian-penelitian yang dilaksanakan selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Narbuko, cholid dan achmad. 2015. Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Akasara..

Suryabrata, sumardi. 2013. Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada
.

Anda mungkin juga menyukai