Anda di halaman 1dari 5

25

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Responden

Jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah pada periode tanggal 23

Februari-16 April di RSUD Banyumas sebanyak 51 kasus. Sesuai dengan

kriteria maka diambil 20 responden dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) .

Semua bayi yang menjadi responden sebanyak 20 bayi BBLR yang

keadaan umumnya telah stabil, sudah memliliki refleks menghisap

walaupun masih lemah, dan memungkinkan untuk dilakukannya

perawatan metode kangguru.

B. Hasil Penatalaksanaan

1. Angka Kejadian BBLR dengan Perawatan Metode Kangguru

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi kejadian BBLR


menurut masa Gestasi di RSUD Banyumas periode
23 Februari – 18 April 2015

No Masa Gestasi Jumlah Persentase


1. Aterm 4 20 %
2. Preterm 16 80%
Total 20 100%

27
26

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa angka kejadian BBLR

menurut masa gestasi di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas yang

terbanyak adalah BBLR yang disebabkan oleh kelahiran prematur

yaitu 16 bayi (80%)

2. Perubahan suhu tubuh pada BBLR dengan Perawata Metode


Kangguru
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi suhu tubuh BBLR
Sebelum dlakukan PMK di RSUD Banyumas periode
23 Februari – 18 April 2015

No. Suhu tubuh sebelum Frekuensi Presentase


1. Hipotermi 9 45%
2. Normal 11 55%
Total 20 100%

Berdasarkan table 4.2 menunjukan bahwa suhu tubuh bayi sebelum

dilakukan PMK yaitu 9 bayi mengalami hipotermi (45%), 11 bayi

dalam suhu normal (55%).

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi kejadian BBLR
Setelah dlakukan PMK di RSUD Banyumas periode
23 Februari – 18 April 2015

No. Suhu tubuh setelah Frekuensi Presentase


1. Hipotermi - -
2. Normal 20 100%
Total 20 100%
27

Berdasarkan table 4.3 bahwa suhu tubuh bayi setelah dilakukan

PMK semuaya berada dalam suhu normal yaitu 36,5◦C- 37,5◦C.

C. Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai penatalaksanaan

yang dilakukan di lapangan disesuaikan dengan teori yang didapatkan.

Penatalaksanaan ini telah dilakukan di ruang Perinatologi RSUD

Banyumas, di ruangan ini sudah menerapkan Perawatan Metode

Kanguru (PMK) dan telah tersedia ruangan khusus untuk melakukan

perawatan metode kangguru.

a. Angka Kejadian BBLR dengan Perawatan Metode Kangguru

Hasil pengkajian menunjukan bahwa angka kejadian bayi berat

lahir masa gestasinya < 37 minggu sebanyak 16 bayi. Sesuai dengan

pendapat IDAI (2007), penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah

kelahiran prematur, setelah dilakukan pengkajian juga terdapat 2

bayi BBLR yang terjadi karena kehamilan gamely, ini juga sesuai

dengan pendapat (IDAI, 2007).

b. Perubahan suhu tubuh pada BBLR dengan Perawatan Metode

Kangguru (PMK)

Hasil pengkajian menunjukan bahwa suhu awal bayi sebelum

dilakukan perawatan Metode Kangguru (PMK) 9 bayi mengalami


28

hipotermi, 12 bayi dalam keadaan suhu normal, suhu tubuh bayi

dalam 3 hari yang mengalami kenaikan suhu tubuh bayi yaitu 12

bayi (60%), dan yang suhunya tetap sebanyak 8 bayi namun berada

dalam batas suhu normal yaitu 8 bayi (40%), penatalaksanaan ini

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa PMK dapat

menyebabkan suhu tubuh dapat meningkat jika bayi kedinginan dan

dapat menurun jika bayi kepanasan.

Kenaikan suhu tubuh bayi pada hari pertama 12 bayi yang

mengalami kenaikan suhu, yang mengalami kenaikan suhu tubuh

0,1̊C yaitu 2 bayi, yang mengalami kenaikan suhu tubuh 0,2̊C

sebanyak 4 bayi, yang mengalami kenaikan suhu tubuh 0,3̊C

sebanyak 3 bayi, yang mengalami keanikan suhu tubuh 0,4̊C

sebanyak 3 bayi, dan 8 bayi suhu tubuhnya tetap tapi dalam batas

normal.

Pada hari ke-2 terdapat 11 bayi yang mengalami kenaikan suhu

tubuh, yang mengalami kenaikan suhu tubuh 0,1̊C sebanyak 7 bayi,

yang mengalami kenaikan suhu tubuh 0,2̊C sebnyak 3 bayi, yang

mengalami kenaikan suhu tubuh 0,3̊C sebanyak 1 bayi, dan 9 bayi

lainnya keadaan suhu tubuhnya tetap namun dalam batas normal.

Pada hari ke-3 terdapat 12 bayi yang mengalami kenaikan suhu

tubuh, yang mengalami kenaikan suhu tubuh 0,1̊C sebanyak 3 orang

yang mengalami kenaikan suhu tubuh 0,2̊C sebnyak 4 bayi, yang

mengalami kenaikan suhu tubuh 0,3̊C sebanyak 4 bayi, yang


29

mengalami kenaikan suhu tubuh 0,4̊C sebanyak 1 bayi, dan 8 bayi

lainnya keadaan suhu tubuhnya tetap namun dalam batas normal.

Hasil studi kasus ini sesuai dengan penelitian yang

menyebutkan bahwa manfaat PMK adalah stabilitas suhu tubuh,

dari pada bayi yang dirawat di inkubator. Bayi yg dilakukan PMK

merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu, sehingga tanda-

tanda vital lebih cepat stabil dalam waktu 120 menit dibanding

dengan bayi yang dirawat dalm inkubator tanda- tanda vitalnya

stabil dalam waktu 180 menit (yanuarso 2010 di RSCM, IDAI

2013).

Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan

konduksi panas yang disalurkan dari inti tubuh ke kulit sangat

efisien. Efek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti

tubuh permukaan kulit menggambarkan peningktan konduksi

panas hampir delapan kali lipat. Oleh karena itu Kulit merupakan

sistem pengatur radiator panas yang efektif dan aliran darah ke

kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif

dari inti tubuh ke kulit. Dengan meletakan bayi telungkup

didada ibu akan terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi

sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu

merupakan sumber panas yang baik bagi bayi (Usman, 2008)

Ketika dilakukan PMK terjadi kontak kulit ibu dan bayi sehingga terjadi
pengaliran panas melalui tubuh ibu ke bayi,

Anda mungkin juga menyukai