Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Oleh :
Kelompok 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021

PERTANYAAN KLINIK
PROBLEM Ibu bersalin dengan kejadian hipotermi pada bayi berat badan
lahir rendah
INTERVENSI Perawatan metode kanguru
COMPARISO Tidak menggunakan perawatan metode kanguru
N
OUTCOME Pentingnya melaksanakan PMK sesuai dengan tahapan-tahapan
pelaksanaan PMK sehingga bayi BBLR terhindar dari hipotermi
yang dapat berdampak pada kesakitan atau kematian bayi

MERUMUSKAN PERTANYAAN
Apa pengaruh perawatan metode kanguru (PMK) dengan kejadian hipotermi pada
BBLR ?
JURNAL 1
JUDUL Pengaruh Perawatan Metode Kangguru (PMK) Terhadap
Kenaikan Suhu Tubuh Pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di RS MitraMedika Medan Tahun 2019
NAMA Lolita Nugraeny, Sumiatik, Gusti Winarti
LATAR Bayi dengan BBLR merupakan salah satu faktor yang
BELAKANG mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Prognosis akan lebih buruk bila berat
badan semakin rendah, kematian sering disebabkan karena
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia,
perdarahan intra kranial, hipoglikemia dan hipotermia.
Salah satu penyebab kematian pada bayi BBLR adalah
hiportermia sebesar 6,3%. Hipotermia pada bayi baru lahir
(BBL) adalah suhu dibawah 36,50C. Hipotermia dapat
terjadi setiap saat apabila suhu disekitar bayi rendah dan
upaya mempertahankan suhu tubuh untuk tetap hangat
tidak diterapkan dengan tepat. Hipotermia pada bayi
dengan berat badan lahir rendah terjadi karena hanya
sedikit lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada
bayi lahir belum matang. Mempertahankan bayi baru lahir
yang sakit atau yang kecil (berat lahir <2.500 gram atau
umur kehamilan 37 minggu), perlu penambahan
kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh
normal, bayi dapat cepat terjadi hipotermi dan untuk
menghangatkan kembali membutuhkan waktu yang lama.
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh
yaitu kontak dengan kulit, kangoroo mother care (KMC)
atau perawatan metode kangguru (PMK), pemapar panas,
inkubator dan ruangan yang hangat.
TUJUAN untuk mengetahui suhu tubuh sebelum dan sesudah
dilakukan perawatan PMK serta pengaruhnya terhadap
kenaikan suhu tubuh pada bayi berat badan lahir rendah
(BBLR)
P Desain penelitian : Pre Eksperimen.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Perinatologi
RS Mitra Medika Medan Tahun 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi dengan
berat badan bayi rendah (BBLR) diruang perinatologi yang
melakukan perawatan metode kangguru (PMK) di RS
Mitra Medika Medan berjumlah 122 orang
Sampel : teknik accidental sampling.
I Pelaksanaan PMK dengan kejadian hipotermi pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR)  
C Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fatmasari
(2016), menunjukkan suhu tubuh sebelum dilakukan PMK
dengan mean 36,097 dan standar deviasi 0,2073,
sedangkan setelah dilakukan mean setelah dilakukan PMK
mean sebesar 36,877 dan standar deviasi 0,1839. Hal ini
menunjukkan peningkatan suhu tubuh akibat penerapan
PMK yaitu sebesar 0,78 dengan nilai p-value sebesar 0,000
≤ 0,05 maka ada pengaruh PMK terhadap kenaikan suhu
tubuh pada pasien BBLR.
Hal ini sesuai dengan penelitian Nugraeny dkk (2019)
diperoleh hasil rata-rata suhu tubuh sebelum dilakukan
PMK sebesar 36,260 dan hasil rata- rata setelah dilakukan
PMK sebesar 36,915 didapat nilai signifikan sebesar 0,000
yang berarti nilai signifikan ≤ 0,05 yang artinya Ha
diterima dan Ho ditolak. maka hasil uji dinyatakan ada
pengaruh antara perawatan metode kangguru (PMK)
terhadap kenaikan suhu tubuh pada bayi BBLR dengan
perubahan mean sebesar -0,655.
O Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu
tubuh bayi BBLR setelah dilakukan perawatan metode
kangguru (PMK) terjadi peningkatan suhu tubuh dengan
mayoritas suhu tubuh normal (36,5oC- 37,5oC).

JURNAL 2
JUDUL Pengaruh Perawatan Metode Kanguru (PMK) terhadap
Pencegahan Hipotermi pada Bayi Baru Lahir
NAMA Parti, Sumiati Malik, Nurhayati
LATAR Salah satu faktor risiko utama untuk morbiditas dan
BELAKANG mortalitas dalam 28 hari pertama kehidupan neontal adalah
hipotermia. Hipotermia juga telah terbukti menjadi faktor
risiko untuk sepsis neonatal, perdarahan intra-ventrikel,
dan enterokolitis nekrotikans. Hipotermia pada bayi baru
lahir adalah umum di seluruh dunia dengan prevalensi
berkisar antara 32 hingga 85 persen. Insiden hipotermia
neonatal jauh lebih tinggi di negara berkembang.
Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh dibawah normal.
Adapun suhu normal bayi pada neonatus adalah 36,5C -
37,5 °C (suhu ketiak) dan hipotermi dibawah 36,0C.
Kematian bayi di Indonesia yang disebabkan oleh
hipotermia sebesar 24,2% kasus. Hipotermi menyumbang
angka kematian bayi sebanyak 6,3% salah satu penyebab
hipotermi yaitu kurang baiknya penanganan bayi baru
lahir. Kangaroo mother Care (KMC) adalah teknik
perawatan berbasis bukti yangdirekomendasikan sebagai
perawatan standar untuk semua neonatus yang stabil secara
klinis / pra-stabil <2000 g, yang merupakan kriteria yang
digunakan dalam uji coba KMC sebelumnya sebagai
indikator untuk kelahiran prematur. Dijelaskan di
Kolombia empat dekade lalu, KMC telah secara luas
diadopsi sebagai landasan perawatan neonatal. Komponen
kuncinya adalah kontak kulit-ke-kulit yang berkepanjangan
antara neonatus dan pengasuh, memfasilitasi pemberian
ASI eksklusif dan masa rawat inap yang lebih singkat.
TUJUAN Untuk mengetahui pengaruh PMK terhadap pencegahan
hipotermi pada bayi berat badan lahir rendah di RSUD
Morowali.
P Desain penelitian : eksperimen semu atau quasi experiment
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSUD Morowali
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir
yang lahir dengan berat badan rendah berjumlah 30 bayi.
Sampel : teknik totaling sampling.
I PMK dengan kejadian hipotermi pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)  
C Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa suhu
tubuh bayi mengalami peningkatan setelah dilakukan
PMK. Hal ini dapat diliahat dari nilai mean sebelum
dilakukan PMK yaitu 37,16. Sedangkan setelah dilakukan
PMK suhu tubuh bayi meningkat dengan nilai mean =
37,34.
O Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan
uji paired t test untuk melihat perubahan suhu tubuh bayi
sebelum dan sesudah dilakukan PMK, dari hasil analisis
menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh bayi. Hasil
uji paired t test menunjukkan nilai p<0,001, artinya ada
perubahan suhu tubuh bayi sesaat setelah bayi diberikan
treatment PMK.

JURNAL 3
JUDUL Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap
Kestabilan Suhu Tubuh BBLR di Ruang Perinatologi
RSUD Dr. Achmad Mochtar
NAMA Weni Lidya Hendayani
LATAR Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan kontak
BELAKANG kulit langsung ibu dan bayinya baik dilakukan secara
intermiten maupun kontinu yang dapat memenuhi
kebutuhan dasar bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) meliputi perhatian, kehangatan, kenyamanan, dan
gizi yang cukup. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada
saat ini masih banyak dijumpai di negara- negara
berkembang termasuk Indonesia. BBLR adalah bayi yang
lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). Bayi berat lahir rendah mungkin
prematur (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan
(dismatur). Berat badan lahir rendah (BBLR) sangat rentan
terhadap hipotermia dan infeksi. PMK berperan dalam
perawatan bayi baru lahir dalam meningkatkan ikatan
antara ibu dan bayi. PMK mampu memenuhi kebutuhan
BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip
dengan rahim termasuk suhu tubuh, sehingga memberi
peluang bagi BBLR untuk beradaptasi di dunia luar.
TUJUAN untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kangguru
terhadap kestabilan suhu tubuh bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) di ruang perinatologi RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi.
P Desain penelitian : Pra- Experimental.
Lokasi penelitian di ruang perinatologi RSUD Dr. Achmad
Mochtar
Populasi dalam penelitian ini adalah 15 bayi
Sampel : teknik Accidental Sampling
I PMK dengan kejadian hipotermi pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)  
C Penelitian sebelumnya oleh Prajani (2017) yang berjudul
pengaruh pelaksanaan kangaroo mother care (KMC)
selama satu jam terhadap suhu tubuh bayi berat badan lahir
rendah (bblr) dengan hasil ada pengaruh pelaksanaan KMC
selama satu jam terhadap suhu tubuh bayi BBLR di ruang
Perinatologi, dengan menggunakan uji Shapiro Wilk
didapatkan p-value = 0,000 ( p-value < α ) dengan α =
0,005.
hal ini sesuai dengan penelitian Hendayani (2019)
diketahui rata- rata suhu tubuh sebelum melakukan
perawatan metode kangguru adalah sebesar 35,547.
Sedangkan rata-rata suhu tubuh setelah melakukan
perawatan metode kangguru adalah sebesar 36,667. Hasil
uji T didapatkan nilai p value 0,000 ≤ α 0.05 dapat
disimpulkan ada pengaruh metode perawatan kangguru
dengan suhu tubuh bayi berat badan lahir rendah.
O hasil uji T didapatkan nilai p value 0,0005 ≤ α (0.05) dapat
disimpulkan ada pengaruh metode perawatan kangguru
dengan suhu tubuh bayi berat badan lahir rendah di ruang
Perinatologi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
Meletakkan dan mendekapkan bayi di dada ibu merupakan
salah satu cara mentransfer panas agar menjaga tubuh bayi
tetap hangat, karena bayi berat badan lahir rendah mudah
sekali kedinginan, dan jika bayi kedinginan dapat
mengakibatkan kematian pada BBLR. Kontak langsung
kulit bayi dan ibu menyebabkan panas tubuh ibu
menghangatkan tubuh bayi. Pada metode kanguru ini
merupakan metode untuk peningkatan suhu tubuh bayi
BBLR yang dilakukan secara konduksi yaitu perpindahan
panas antara benda-benda yang berbeda suhunya berkontak
lansung satu sama lain. Panas dari tubuh ibu berpindah
ketubuh si bayi dengan mengikuti panas tubuh ibu ke yang
lebih dingin yaitu tubuh si bayi. Dalam hal ini, bayi BBLR
mengambil suhu tubuh ibunya secara langsung melalui
kontak dari kulit ke kulit mengingat suhu tubuh ibunya
lebih tinggi dari suhu tubuh bayi. Jadi, pada tubuh bayi
dengan BBLR yang mengalami hipotermi ketika dilakukan
metode kanguru selama satu jam, selain menghasilkan
metabolisme panas, terjadi juga perpindahan panas tubuh
ibu ke bayinya secara konduksi dan membuat suhu tubuh
bayi menjadi hangat.

JURNAL 4
JUDUL Efektifitas Metode Kanguru Terhadap Suhu Pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR)
NAMA Fenny Fernando, Ayu Gustia Ningsih, Melia Pebrina,
Honesty Diana Morika
LATAR Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator
BELAKANG dalam menentukan derajat kesehatan suatu bangsa.
Berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia SDKI angka kematian bayi 2012-2013 adalah 32
kematian per 1.000 kelahiran hidup angka kematian bayi
tinggi terutama disebabkan karena Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR), infeksi, diare, dan pneumonia. Di
Provinsi Sumatera barat data kematian bayi sudah
mengalami penurunan dari 1047 orang pada tahun 2014
menjadi 721 orang pada tahun 2015. Pencegahan hipotermi
di rumah sakit dilakukan dengan mengunakan inkubator.
Namun dalam penggunaannya dihadapkan pada masalah
kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat serta,
logistik. Manfaat perawatan metode kanguru (PMK) dapat
mencegah terjadinya hipotermi karena tubuh ibu dapat
memberi kehangatan kepada bayinya secara terus menerus
dengan cara kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi.
Selain itu manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK),
dapat meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan
bayi, memudahkan bayi dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi, mencegah infeksi dan memperpendek masa rawat
inap sehingga dapat mengurangi biaya perawatan.
TUJUAN Untuk mengetahui Efektifitas Metode Kanguru Terhadap
Suhu Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
P Desain penelitian : quasi eksperimen
Lokasi penelitian di RSUD D.Rasidin dan RS Tk
III.Reksodiwiryo di padang
Populasi dalam penelitian ini adalahSeluruh ibu yang
melahirkan bayi BBLR berjumlah 26 Bayi.
Sampel : teknik consecutive sampling
I PMK dengan kejadian hipotermi pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)  
C Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa setelah
dilakukan perawatan metode kanguru diperoleh rata-rata
suhu aksila pada bayi BBLR ±36,7 oC sedangkan
kelompok control dengan metode inkubator rata-rata suhu
aksila ±36,4 oC. Ada perbedaan ±0,4 oC antara suhu
aksila pada metode kanguru dan metode inkubator. Pada
kelompok intervensi tidak ada bayi yang mengalami
hipotermi setelah PMK dilakukan 24 jam dan seluruh bayi
suhunya 36,5 oC – 37 oC. Namun pada kelompok control
ada 7 bayi yang suhu tubuhnya dibawah 36,5 oC.
O hasil penelitian nilai p (0,01) bermakna ada pengaruh
metode kanguru terhadap suhu aksila pada BBLR.

JURNAL 5
JUDUL The Effect Of Kanguru Mother Care Method To Change
Of Body Temperature In LBW (Low Body Weight) Babies
NAMA Bety Maya Sari, Riska Aprilia Wardani, Dian Fitra
Arismawati
LATAR Bayi berat lahir rendah merupakan faktor risiko yang
BELAKANG berkontribusi terhadap kematian dan kelahiran bayi,
terutama pada masa perinatal. Bayi prematur yang
memiliki berat badan lahir rendah cenderung mengalami
hipotermia; Hal ini disebabkan karena tipisnya lemak
subkutan pada bayi sehingga sangat mudah dipengaruhi
oleh suhu lingkungan. Bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) membutuhkan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi hal-hal yang merugikan, salah satunya dengan
metode Care of the Kangaroo mother care. Selain itu
sangat praktis dan tidak perlu memerlukan biaya yang
tinggi. KMC merupakan metode alternatif pengganti
inkubator pada perawatan BBLR dengan beberapa cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti
kontak kulit bayi dengan kulit ibu, dimana tubuh ibu
sebagai thermoregulator bagi bayi, sehingga bayi mendapat
kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia) jika suhu
tubuh ibu menurun, maka suhu tubuh bayi juga menurun.
KMC membuat menyusui lebih mudah, perlindungan dari
infeksi, stimulasi, keamanan dan kasih sayang. Metode
kanguru merupakan metode pemberian dini secara
berkesinambungan dengan cara saling bersentuhan kulit
antara ibu dan bayi BBLR dalam posisi seperti kanguru.
TUJUAN untuk menganalisis pengaruh perlakuan metode kangaroo
mother care terhadap perubahan suhu tubuh pada bayi
BBLR.
P Desain penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen
(One group pretest-Post). Pemilihan satu kelompok
menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan
sampel selanjutnya adalah berdasarkan kriteria penelitian,
setiap responden yang memenuhi kriteria penelitian
diikutsertakan dalam penelitian untuk periode tertentu.
I Tindakan KMC
C Setelah dilakukan perawatan dengan metode kangaroo
mother care suhu tubuh bayi BBLR meningkat rata-rata
36,20C, dan tiga bayi mengalami penurunan suhu tubuh.
O Ada peningkatan yang signifikan pada suhu aksila (p<0,05)
dan saturasi oksigen perifer (p<0,05), dan penurunan yang
signifikan pada laju respirasi (p<0,05). Ini berarti
perawatan ibu Kanguru mempromosikan peningkatan suhu
tubuh, meningkatkan saturasi oksigen perifer (dengan
demikianmeningkatkan oksigenasi jaringan), dan
penurunan laju pernapasan (sehingga memberikan
kenyamanan pernapasan yang lebih besar untuk bayi baru
lahir). Oleh karena itu direkomendasikan bahwa perawatan
ibu kanguru berkontribusi terhadap perubahan yang
bermanfaat pada tanda-tanda vital bayi baru lahir dengan
berat badan rendah.

REFERENSI
Sari, B. M., & Arismawati, D. F. (2018). The Effect of Kangaroo Care Method on the
Change of Body Temperature in Low Birth Weight Infants (LBWI). International
Journal Of Nursing And Midwifery Science (Ijnms), 2(02), 131-136.
Hendayani, WL. (2019). Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap Kestabilan
Suhu Tubuh BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Achmad Mochtar. Jurnal Human
Care, 26-33.
Fernando, F., Ningsih, A. G., Pebrina, M., & Morika, H. D. (2019). EFEKTIFITAS
METODE KANGURU TERHADAP SUHU PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR). Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 10(1), 32-38.
Nugraeny, L., Sumiatik, S., & Winarti, G. (2020). Pengaruh Perawatan Metode
Kangguru (PMK) Terhadap Kenaikan Suhu Tubuh Pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di RS MitraMedika Medan tahun 2019. Al Ulum, 8(2), 50-62.
Malik, S. (2020). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru (PMK) terhadap Pencegahan
Hipotermi pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Bidan Cerdas, 2(2), 66-71.

Anda mungkin juga menyukai