Anda di halaman 1dari 13

Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020

ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)


1*) 2) 3)
Lolita Nugraeny, Sumiatik , Gusti Winarti

Pengaruh Perawatan Metode Kangguru (PMK) Terhadap Kenaikan Suhu Tubuh


Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RS MitraMedika Medan Tahun 2019
1*) 2) 3)
Lolita Nugraeny, Sumiatik , Gusti Winarti
1,2,3)
Prodi D.III Kebidanan
Universitas Haji Medan
Jalan Rumah Sakit Haji MedanMedan Estate 20237
Email * : lolitanugraeny@gmail.com

ABSTRAK

Bayi berat badan lahir rendah memiki sistem pengaturan suhu tubuh yang belum matang
dan kurangnya jaringan adiposa berupa lemak coklat yang menyebabkan terjadi hipotermia.
Perawatan metode kangguru (PMK) adalah cara merawat bayi dengan memakai popok dan topi
diletakkan secara tegak/vertikal di dada antara kedua payudara ibunya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh PMK terhadap kenaikan suhu tubuh bayi berat lahir rendah di RS
Mitra Medika Tahun 2019. Metode penelitian menggunakan jenis Pre Eksperimen dengan desain
One Group Pretest-Posttest Desain. Populasi penelitian adalah seluruh bayi BBLR yang berjumlah
122 orang, sampel berjumlah 20 bayi yang diambil dengan tehnik accidental sampling. Analisa
data menggunakan uji Paired T-test.Hasil penelitian sebelum dilakukan PMK menunjukkan bahwa
mayoritas suhu tubuh hipotermi sedang pada hari I sebesar 17 bayi (85%), hari II dan III sebesar 16
bayi (80%) dan setelah dilakukan PMK terjadi kenaikan dengan suhu tubuh normal pada hari I
sebesar 19 bayi (95%), hari II dan III sebesar 20 bayi (100%). Hasil analisis data diperoleh t hitung
sebesar -8,028 yang lebih kecil dari tabel 2,093, dimana jika nilai -t hitung ≤ t tabel maka H a
diterima Ho ditolak.Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh perawatan metode
kangguru terhadap kenaikan suhu tubuh pada bayi BBLR di RS Mitra Medika Medan Tahun 2019
dan disarankan agar perawatan metode kangguru dilakukan secara berkelanjutan di RS Mitra
Medika Medan.

Kata Kunci : Perawatan Metode Kangguru, Berat BadanLahir Rendah, Suhu Tubuh

ABSTRACT

Low birth weight babies have an immature body temperature regulation system and lack
of adipose tissue in the form of brown fat which causes hypothermia. Kangaroo mother care is
how to care the baby by using a diaper and the hat which placed upright / vertically in the chest
between the two breasts of his mother. This study aim is to determine the effect of KMC on the
increasing body temperature of Low birth weight babies at Mitra Medika Hospital in 2019.The
study used a Pre-Experiment type with the design of the One Group Pretest-Posttest Design. The
population was all LBW infants totaling 122 people with 20 babies sampling that were taken using
accidental sampling techniques. Data analysis using Paired T-test.The results of the study before
the PMK were carried out, namely the majority of hypothermic body temperature while on day I it
was 17 infants (85%), days II and III amounted to 16 infants (80%) and after PMK implementation
that the increase in normal body temperature on day I was 19 infants 95%), days II and III are 20
babies (100%). The results of data analysis t counted -8,028 and t table 2,093, -t count ≤ t table
then Ha accepted Ho rejected.The conclusion of this study that there is an effect of the kangaroo
mother care on increasing body temperature in LBW infants at Medan Medika Mitra Hospital in
2019. It is recommended that the research sites carry out continuous kangaroo mother care.

Keywords : Kangaroo Mother Care, Weight Low Birth, Body Temperature

50
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

PENDAHULUAN bayi dengan berat badan lahir rendah


sebanyak 11,1%.
Latar Belakang
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Bayi dengan berat badan lahir rendah Dasar tahun 2013, prevalensi bayi dengan
(BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat BBLR berkurang dari 11,1% tahun 2010
badan saat lahir kurang 2500 gram (sampai menjadi 10,2% tahun 2013. Variasi antar
dengan 2499 gram). Bayi dengan BBLR provinsi sangat mencolok dari terendah di
merupakan salah satu faktor yang Sumatera Utara (7,2%) sampai yang tertinggi
mempunyai kontribusi terhadap kematian di Sulawesi Tengah (16,9%).
bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi Menurut Proverawati & Ismawati
BBLR dapat mengalami gangguan mental (2010), pada bayi BBLR banyak sekali
biaya perawatan yang tinggi (Proverawati & resiko terjadi permasalahan pada sistem
Ismawati, 2010). tubuh, oleh karena kondisi tubuhnya tidak
Berdasarkan data yang diambil dari stabil. Kematian perinatal pada bayi BBLR
World Health Organization (WHO) pada adalah 8 kali lebih besar dari bayi normal.
tahun 2014, berat lahir rendah terus berlanjut Prognosis akan lebih buruk bila berat badan
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang semakin rendah, kematian sering disebabkan
signifikan secara global dan dikaitkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia,
dengan rentang jangka pendek dan jangka aspirasi, pneumonia, perdarahan intra
panjang konsekuensi. Secara keseluruhan, kranial, hipoglikemia dan hipotermia. Salah
diperkirakan bahwa 15%-20% dari semua satu penyebab kematian pada bayi BBLR
kelahiran di seluruh dunia adalah berat lahir adalah hiportermia sebesar 6,3%.
rendah, mewakili lebih dari 20 juta kelahiran Hipotermia pada bayi baru lahir
per tahun. Target adalah untuk mencapai
(BBL) adalah suhu dibawah 36,50C.
pengurangan 30% dalam jumlah bayi lahir
dengan berat yang lebih rendah dari 2500 Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila
suhu disekitar bayi rendah dan upaya
gram pada tahun 2025.
mempertahankan suhu tubuh untuk tetap
Data berat badan lahir rendah di
hangat tidak diterapkan dengan tepat.
Afrika Timur dan Selatan sebanyak 11%, Hipotermia pada bayi dengan berat badan
Afrika Barat dan Tengah sebanyak 14%, lahir rendah terjadi karena hanya sedikit
Timur Tengah dan Afrika Utara sebanyak lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu
28%, Asia Selatan tidak dijumpai kasus berat tubuh pada bayi lahir belum matang
badan lahir rendah, Asia Timur dan Pasifik (Dwienda, dkk. 2014).
sebanyak 6%, Amerika Latin dan Karibia Hipotermia termasuk kondisi
sebanyak 9% dan negara berkembang kesehatan yang membutuhkan penanganan
lainnya sebanyak 13%. medis darurat. Keadaan ini terjadi saat
Berdasarkan data United Nations temperatur tubuh menurun drastis di bawah
International Children's Emergency Fund suhu normal yang dibutuhkan oleh
(UNICEF) ditahun 2013, bayi dengan berat metabolisme dan fungsi tubuh yaitu di bawah
badan lahir kurang dari 2.500 gram hampir 350C. Saat temperatur tubuh sudah berada
22 juta bayi baru lahir diperkirakan sekitar jauh di bawah titik normal, sistem
16% bayi baru lahir memiliki berat badan persyarafan dan fungsi organ dalam tubuh
rendah, Asia Selatan memiliki insiden akan mulai terganggu. Apabila tidak segera
kejadian tertinggi bayi dengan BBLR ditangani hipotermia dapat menyebabkan
sebanyak 66%. Berdasarkan data bayi gagal pernafasan dan sistem sirkulasi
dengan berat badan lahir rendah pada Asia (jantung) dan akhirnya dapat menyebabkan
Pasifik, kebijakan kesehatan ibu dan anak kematian.
berkontribusi dalam menurunkan angka berat Menurut Survey Demografi
badan lahir rendah angka tetapi secara Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2017
keseluruhan pada daerah asia pasifik hipotermia merupakan penyebab kematian
meningkat sebesar 11% per 1.000 kelahiran. bayi yang cukup tinggi. Angka kematian
Dimana Pakistan mengalami peningkatan neonatal (AKN) berumur 0-6 hari adalah 19
tinggi sebesar 31,6% sedangkan Indonesia per 1000 kelahiran hidup, sedangkan angka

51
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

kematian bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran rumah sakit atau dilakukan dirumah setelah
hidup. bayi pulang (Sembiring, 2017).
Mempertahankan bayi baru lahir Pelaksanaan PMK terdiri dari dua
yang sakit atau yang kecil (berat lahir <2.500 jenis yaitu PMK intermitten adalah PMK
gram atau umur kehamilan 37 minggu), perlu dengan jangka waktu yang pendek
penambahan kehangatan tubuh untuk (perlekatan lebih dari satu jam perhari) dan
mempertahankan suhu tubuh normal, bayi PMK kontinu adalah PMK dengan jangka
dapat cepat terjadi hipotermi dan untuk waktu yang lebih lama yang dapat dilakukan
menghangatkan kembali membutuhkan selama 24 jam. Pelaksanaan PMK
waktu yang lama. Cara menghangatkan dan diharapkan dimulai di tempat fasilitas
mempertahankan suhu tubuh yaitu kontak kesehatan, kemudian dilanjutkan ke rumah
dengan kulit, kangoroo mother care (KMC) dengan pengawasan dari petugas kesehatan.
atau perawatan metode kangguru (PMK), Di pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
pemapar panas, inkubator dan ruangan yang meskipun direkomendasikan untuk
hangat (Sembiring, 2017). pelaksanaan PMK dengan adanya kontak
Perawatan BBLR merupakan langsung kulit ibu-bayi yang berkelanjutan,
hal tetapi tidak menutup kemungkinan hal
yang komplek dan membutuhkan tersebut diterapkan setiap saat dan pada
infrastruktur yang mahal serta staf yang setiap keadaan (Perinasia, 2015).
memiliki keahlian tinggi sehingga sering kali Pada pasien prematur/BBLR yang
menjadi pengalaman yang sangat dirawat terpisah dengan ibunya, PMK dapat
mengganggu bagi keluarga. Oleh karena itu, diterapkan secara intermitten (selang-seling).
perawatan terhadap bayi tersebut menjadi Ternyata PMK yang intermitten ini juga
beban sosial dan kesehatan di negara memberikan manfaat sebagai pelengkap,
manapun. Hal ini disebabkan perawatan bayi perawatan konvensional (inkubator) yang
BBLR ini memerlukan biaya yang tinggi dilakukan dengan benar (Perinasia, 2015).
karena bayi tersebut memerlukan perawatan Berdasarkan penelitian yang
dalam inkubator. Selain itu perawaran dilakukan oleh Suriani (2016), yang
inkubator memiliki kendala yaitu dilaksanakan di Kota Makassar hasil uji
keterbatasan jumlah inkubator, pengetahuan statistik memperlihatkan bahwa responden
dan kemampuan staff rumah sakit sehingga yang tidak menggunakan metode KMC tidak
hal ini dapat dilakukan upaya lain untuk terjadipeningkatansuhu sebanyak 10 orang
perawatan bayi dengan BBLR yang saat ini (62,5%) dan yang meningkat suhu sebanyak
dikenal dengan perawatan metode kangguru 6 orang (37,2%). Responden yang
(PMK) atau kangaroo mother care (KMC). menggunakan metode KMC, tidak terjadi
PMK adalah perawatan bayi baru peningkatan suhu sebanyak 5 orang (22,7%)
lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu dan yang meningkat suhu sebanyak 17 orang
(kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga (77,3%).
suhu tubuh bayi tetap hangat. Metode ini Berdasarkan penelitian yang
sangat menguntungkan terutama untuk bayi dilakukan oleh Angriani, Fransisca & Kasim
berat lahir rendah (Proverawati & Ismawati, (2014), yang dilakukan di RSKD Ibu dan
2010). Anak Pertiwi Makassar, terdapat 38
Keunggulan metode ini yaitu bayi responden yang terdiri dari 20 responden
dapat mendapatkan sumber panas alami terus laki-laki dan 18 responden perempuan. Dan
menerus langsung dari kulit ibu, dari 38 responden ada sekitar 15 (42,1%)
mendapatkan kehangatan udara dalam responden yang menolak dilakukan KMC
kantung/baju ibu, serta ASI menjadi lancar, dan 22 (57,9%) responden yang melakukan
menstabilkan laju pernafasan, dan denyut KMC dan pengaruh suhu tubuh setelah
jantung bayi lebih cepat dari yang dirawat dilakukan KMC yaitu, yang memiliki suhu
dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa hipotermi 15 responden (39,5%) dan
nyaman dalam dekapan ibu sehingga tanda memiliki suhu normal 23 responden (60,5%).
vital lebih cepat stabil. Pelaksanaan PMK Berdasarkan penelitian yang
dapat dimulai segera setelah lahir atau dilakukan oleh Fatmasari, Arif & Musdalifah
setelah bayi stabil. PMK dapat dilakukan di (2016), di RSU Sawerigading Palopo. Ada

52
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

31 sampel pasien BBLR di lakukan selama 3 dilakukan dengan menggunakan inkubator


hari. Pada hari I dan II sebelum dilakukan dan perawatan PMK sebagai pelengkap.
PMK sebagian besar suhu tubuhnya berkisar Penelitian in bertujuan untuk
36ºC -36,5ºC (45,2%) dan setelah diberikan mengetahui suhu tubuh sebelum dan sesudah
PMK sebagian besar suhunya meningkat dilakukan perawatan PMK serta
36,6ºC -37,0ºC (51,6%). Suhu tubuh bayi pengaruhnya terhadap kenaikan suhu tubuh
pada hari III sebelum dilakukan PMK pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
sebagian besar suhu tubuhnya berkisar 36,ºC di RS Mitra Medika Medan tahun 2019.
-36,5ºC (74,2%) dan setelah diberikan PMK
sebagian besar suhunya meningkat 36,6ºC - METODE PENELITIAN
37,0ºC (67,7%).
Desain penelitian
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Mustya (2017), yang Jenis Penelitian yang digunakan
dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimen.
Bantul terdapat 15 responden. Dari 15 Pre Eksperimen yaitu suatu penelitian yang
responden tersebut didapat suhu tubuh berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
sebelum dilakukan metode KMC ada 8 terhadap variabel yang lain dalam kondisi
(53,3%) responden suhu tubuh dengan yang terkontrol secara ketat. Variabel
hipotermi ringan dan 7 (46,7%) responden independennya dimanipulasi oleh peneliti
suhu tubuh normal. Setelah dilakukan (Surahman, 2016).
metode KMC didapat ada peningkatan ke Desain penelitian yang digunakan
suhu tubuh normal yaitu 3 (20%) responden dalam penelitian ini adalah teknik One
dengan suhu tubuh hipotermi rendah dan 12 Group Pretest-Posttest Desain. Dimana
(80%) responden suhu tubuh normal. rancangan ini tidak ada kelompok
Berdasarkan survei awal yang pembandingan (kontrol), tetapi paling tidak
dilakukan di RS Mitra Medika Medan, telah sudah dilakukan observasi pertama (pretest)
tercatat ada sekitar 122 bayi dengan BBLR di yang memungkinkan menguji perubahan-
tahun 2017 dan di tahun 2018 dari bulan perubahan yang terjadi setelah adanya
Januari sampai dengan Oktober 2018 adalah eksperimen (Notoadmojo, 2010)
66 bayidengan BBLR. Perawatan Metode Lokasi Penelitian
Kangguru dilakukan pada bayidengan BBLR
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
yang sudah melewati masa kritis sampai
Ruang Perinatologi RS Mitra Medika Medan
tidak lagi mengalami permasalahan dalam
Tahun 2019. Alasan peneliti melakukan
sistem pernafasan.
penelitian di tempat tersebut karena jumlah
Perawatan pada bayi BBLR di RS populasi dan sampel yang cukup untuk
Mitra Medika Medan dilakukan dalam 3 dijadikan subjek penelitian, sepanjang
tempat yaitu, perawatan bayi dilakukan di pengetahuan peneliti, penelitian belum
rawat gabung dan pelaksanaan PMK dengan
pernah dilakukan tentang pengaruh
metode PMK kontinu yang dilakukan selama
perawatan metode kangguru (PMK) terhadap
24 jam. Perawatan bayi dilakukan di ruang
kenaikan suhu tubuh pada bayi berat badan
perinatologi dan pelaksanaan PMK lahir rendah (BBLR).
dilakukan dengan metode PMK Intermitten
yang dilakukan setiap jam berkunjung dan Waktu Penelitian
dilakukan 2 kali dalam satu hari dan durasi Penelitian ini dilaksanakan pada
waktu minimal 1 jam. Perawatan bayi bulan September 2018 s/d Januari 2019 dari
dilakukan di ruang perawatan NICU proses pengajuan judul, observasi,
(Neonatal Intensive Care Unit) dan tidak pengambilan data sampai dengan pengolahan
dilakukan perawatan PMK. data. Waktu penelitian yaitu dilakukan
Perawatan metode kangguru (PMK) selama 4 minggu.
bertujuan kepada kenaikan berat badan bayi,
Populasi
dan untuk menaikkan suhu tubuh pasien
selalu menggunakan inkubator. Berdasarkan Populasi merupakan seluruh objek
pengamatan saya, perawatan konvensional atau subjek yang memiliki kualitas dan

53
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

karakteristik tertentu yang sudah ditentukan kasus atau responden yang kebetulan ada
oleh peneliti sebelumnya (Donsu, 2016). atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
seluruh bayi dengan berat badan bayi rendah Pada penelitian ini, sampel yang diambil
(BBLR) diruang perinatologi yang berjumlah 20 responden.
melakukan perawatan metode kangguru
(PMK) di RS Mitra Medika Medan Defenisi Operasional
berjumlah 122 orang di tahun 2017. Definsi operasional dari penelitian
Sampel perawatan PMK dengan kenaikan suhu tubuh
Sampel merupakan bagian jumlah pada bayi berat badan lahir rendah dapat
populasi (Donsu, 2016). Sampel dalam dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
penelitian ini diambil dengan menggunakan
teknik accidental sampling. Teknik
accidental sampling yaitu pengambilan
sampel secara aksidental dengan mengambil
Tabel 1. Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil ukur
Operasional Ukur
Independen
Perawatan Kontak kulit ke kulit Observasi - -
metode (skin to skin contact)
kangguru yang dilakukan antara
ibu dan bayinya
Dependen
Suhu tubuh Panas yang dihasilkan Termometer 1: Hiportermia sedang Ordinal
oleh tubuh pada axila (Suhu tubuh 32ºC-
BBLR sebelum dan 36,4ºC)
sedah dilakukan 2: Hipotermia Berat
perawatan metode (suhu tubuh < 32ºC)
kangguru 3: Normal (36,5oC -37,5oC)
4: Hipertermia
(suhu tubuh > 37.5oC)
gram berjumlah 9 bayi (45%), dan mayoritas
HASIL DAN bayi yang panjang badan lahir 42 cm
PEMBAHASAN Hasil Penelitian berjumlah 6 bayi (30%).
2) Data Ibu Yang Melakukan Perawatan
1) Data Demografi Bayi BBRL Yang Metode Kangguru (PMK) di RS Mitra
Dilakukan Perawatan Metode Medika Medan tahun 2019
Kangguru (PMK) di RS Mitra Medika
Medan tahun 2019 Tabel 2.Distribusi Frekuensi Bayi BBLR
Yang Dilakukan PMK
Data demografi bayi dalam penelitian Data Demografi Frekuensi Persentase
ini meliputi usia, jenis kelamin, berat badan Responden (%)
lahir, dan panjang badan lahir. Karakteristik Usia Bayi
demografi responden penelitian dapat dilihat 3 hari 11 55
pada Tabel 2 dibawah ini. 4 hari 2 10
Berdasarkan data demografi bayi 5 hari 4 20
6 hari 1 5
pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa responden
7 hari 1 5
dalam penelitian ini berjumlah 20 responden 10 hari 1 5
dengan mayoritas usia bayi 3 hari berjumlah Total 20 100
11 bayi (55%), jenis kelamin bayi perempuan Jenis Kelamin
berjumlah 11 bayi (55%), mayoritas bayi Laki-laki 9 45
yang memiliki berat badan lahir 1900-1999 Perempuan 11 55

54
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)
Total 20 100 3) Suhu Tubuh Bayi BBLR Sebelum
Berat Badan Dilakukan Perawatan Metode
Lahir Kangguru (PMK) Di RS Mitra
1800-1899 g 4 20 Medika Medan Tahun 2019
1900-1999 g 9 45
2000-2099 g 5 25
Data suhu tubuh bayi BBLR sebelum
2100-2199 g 2 10
Total 20 100
dilakukan perawatan Metode kangguru
Panjang Badan (PMK) di RS Mitra Medika Medan pada hari
Lahir I, II dan III dapat dilihat pada Tabel 4
39 cm 1 5 dibawah ini.
40 cm 5 25
41 cm 5 25 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Suhu Tubuh
42 cm 6 30 Sebelum Dilakukan Perawatan Metode
44 cm 2 10 Kangguru (PMK) Di RS Mitra Medika
45 cm 1 5 Medan Tahun 2019
Total 20 100 Suhu Tubuh Frekuensi Persentase
Data ibu yang melakukan perawatan (%)
metode kangguru di RS Mitra Medika Medan Hari I
Tahun 2019 meliputi jenis persalinan (Sectio Hipotermi Sedang
caesarea dan spontan) dan usia kehamilan 30 (32ºC-36,4ºC) 17 85
sampai 34 minggu yang dapat dilihat pada Normal
Tabel 3 dibawah ini. (36,5oC -37,5oC) 3 15
Berdasarkan dari data ibu yang Total 20 100
diperoleh pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
Hari II
mayoritas jenis persalinan spontan berjumlah
Hipotermi Sedang
13 ibu (65%), persalinan section caesarae
(32ºC-36,4ºC) 16 80
berjumlah 7 ibu (35 %) dan mayoritas usia
Normal
kehamilan 34 minggu berjumlah 8 ibu (40%),
usia kehamilan 32 minggu berjumlah 7 ibu (36,5oC -37,5oC) 4 20
( 35 %), usia kehamilan 30 dan 31 minggu Total 20 100
berjumlah 2 ibu (10 %) serta usia kehamilan Hari III
33 minggu berjumlah 1 ibu (5 %). Hipotermi Sedang
(32ºC-36,4ºC) 16 80
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ibu yang Normal (36,5oC
Melakukan PMK -37,5oC) 4 20
Data Frekuensi Persentase Total 20 100
Demografi (%)
Responden Berdasarkan data di atas diketahui
Jenis bahwa suhu tubuh bayi sebelum dilakukan
Persalinan perawatan metode kangguru (PMK) pada hari
Sectio I mayoritas hipotermi sedang (32ºC-36,4ºC)
caesarea 7 35 sebesar 17 bayi (85%), hari II dan hari III
Spontan 13 65 mayoritas hipotermi sedang (32ºC-36,4ºC)
Total 20 100 sebesar 16 bayi (80%).
Usia
Kehamilan 4) Suhu Tubuh Bayi BBLR Setelah
30 minggu 2 10 Dilakukan Perawatan Metode
31 minggu 2 10 Kangguru (PMK) Di RS Mitra Medika
32 minggu 7 35 Medan Tahun 2019
33 minggu 1 5 Data suhu tubuh bayi BBLR setelah
34 minggu 8 40 dilakukan perawatan Metode kangguru
Total 20 100 (PMK) di RS Mitra Medika Medan pada hari
I, II dan III dapat dilihat pada Tabel 5
dibawah ini.

55
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Suhu Tubuh nilai signifikan 2 taibel ≤ 0,05 yang artinya
Setelah Dilakukan Perawatan Metode Ha diterima dan Ho ditolak, maka hasil uji
Kangguru (PMK) Di RS Mitra Medika dinyatakan signifikan dan didapat nilai t
Medan Tahun 2019 hitung sebesar -8,028 dan didapat nilai t tabel
sebesar 2,093 yang dilihat dalam tabel statistik
Suhu Tubuh Frekuensi Persentase pada signifikan 0,05 dengan df N-1 yaitu 19
(%)
sehingga –t hitung ≤ t tabel, yang artinya H a
Hari I
Hipotermi Sedang diterima dan Ho ditolak, maka hasil uji
dinyatakan ada pengaruh antara perawatan
(32ºC-36,4ºC) 1 5
metode kangguru (PMK) terhadap kenaikan
Normal
suhu tubuh pada bayi BBLR dengan
(36,5oC -37,5oC) 19 95 perubahan mean sebesar -0,655.
Total 20 100
Hari II Tabel 6.Distribusi Pengaruh Perawatan
Hipotermi Sedang Metode Kangguru (PMK)
(32ºC-36,4ºC) 0 0 Terhadap Kenaikan Suhu
Normal Tubuh Pada Bayi Berat Badan
(36,5oC -37,5oC) 20 100 Lahir Rendah (BBLR) Di RS
Total 20 100 Mitra Medika Medan Tahun
Hari III 2019
Hipotermi Sedang
(32ºC-36,4ºC) 0 0 Nilai Suhu Tubuh
Normal Sebelum Sesudah
(36,5oC -37,5oC) 20 100 PMK PMK
Total 20 100 Mean 36,290 36,915
Standar
Berdasarkan data pada Tabel 4 di atas Deviasi 0,2062 0,2270
diketahui bahwa suhu tubuh bayi setelah Standar
dilakukan perawatan metode kangguru (PMK) Error Mean 0,08 1,59
pada hari I mayoritas suhu tubuh normal t hitung - 8,028
Signifikan
(36,5oC-37,5oC) sebesar 19 bayi (95%), hari
(2 tail) 0,000
II dan hari III sebesar 20 bayi (100%).
Pembahasan
5). Pengaruh Perawatan Metode
Kangguru (PMK) Terhadap Kenaikan 1) Suhu Tubuh Sebelum Dilakukan
Perawatan Metode Kangguru (PMK)
Suhu Tubuh Pada Bayi BBLR Di RS
Pada Bayi BBLR di RS Mitra
MitraMedika Tahun 2019 Medika Medan tahun 2019
Data kenaikan suhu tubuh bayi BBLR Pada hasil penelitian berdasarkan data
setelah mendapatkan perawatan Metode bayi yang diperoleh bahwa responden dalam
kangguru (PMK) di RS Mitra Medika Medan penelitian ini berjumlah 20 responden dengan
pada hari I, II dan III dapat dilihat pada Tabel mayoritas berat badan bayi 1900-1999 gram
6 dibawah ini. berjumlah 9 bayi (45%), dan mayoritas tinggi
Berdasarkan data pada Tabel 6 bayi 42 cm berjumlah 6 bayi (30%).
dimana yang menjadi sampel penelitian Mayoritas usia bayi yang akan dilakukan
adalah bayi BBLR yang telah dilakukan perawatan metode kangguru sebesar 3 hari
perawatan metode kangguru dengan berjumlah 11 bayi (55%) dan mayoritas usia
dilakukan pengukuran suhu tubuh kehamilan 34 minggu berjumlah 8 ibu (40%).
menggunakan termometer dan diperoleh hasil Penelitian ini juga sejalan dengan
rata-rata suhu tubuh sebelum dilakukan PMK penelitian yang dilakukan oleh Suharni tahun
sebesar 36,260 dan hasil rata-rata setelah 2016 di RSUD Ibu dan Anak Siti Fatimah
dilakukan PMK sebesar 36,915 didapat nilai Kota Makasar terhadap 29 respoden
signifikan(2 taibel) sebesar 0,000 yang berarti

56
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

menunjukkan mayoritas usia kehamilan ibu Penelitian ini tidak sependapat


kurang bulan sebanyak 16 orang (55,2%), dengan penelitian yang dilakukan oleh
mayoritas tinggi badan 39-43 cm sebanyak 11 Angriani (2014) di RSKD Ibu dan Anak
responden (37,9%), mayoritas berat badan Pertiwi Makassar yang menunjukkan dari 38
2.000-2.500 gram 18 responden (62,1%). responden mayoritas responden bayi berjenis
Penelitian ini sejalan dengan kelamin laki-laki sebesar 20 responden
penelitian yang dilakukan oleh Mustya (52,6%).
(2017), di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Menurut Rohsiswatmo (2018), bayi
tahun 2017 yang menunjukkan dari 15 perempuan beresiko lahir secara prematur ini
responden yang dilakukan PMK mayoritas dikarenakan pada bayi perempuan sering
usia <8 Jam sebesar 8 bayi (53,3%) dan BB ≤ mengalami masalah pada plasenta, pre-
3000 gram sebesar 8 bayi (53,3%). eklamsia, dan tekanan darah tinggi. Belum
Menurut Proverawati & Ismawati diketahui secara pasti alasan hal ini terjadi.
(2010), gambaran klinis bayi BBLR yaitu Namun, masalah-masalah tersebut bisa
berat kurang dari 2.500 gram, panjang kurang memicu kelahiran prematur. Bayi laki-laki
dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, akan bertumbuh lebih cepat dari pada bayi
lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur perempuan, yang artinya hal ini akan
kehamilan kurang dari 37 cm, umur menunjukkan banyak keuntungan, karena
kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala paru-paru dan organ lainnya akan lebih cepat
lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut terbentuk sebelum kelahiran.
lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik Pada penelitian ini, mayoritas bayi
lemah, pernafasan tak teratur dapat terjadi dilahirkan secara spontan sebesar 13
apnea, ekstermitas pada paha abduksi, sendi responden (65%), hal ini menunjukkan
lutut / kaki fleksi – lurus, kepala tidak mampu dengan usia kehamilan yang belum cukup di
tegak, pernafasan 40-50 kali / menit, nadi tambah dengan kelahiran secara spontan hal
100-140 kali / menit, genetalia belum ini menunjukkan bahwa ada masalah
sempurna, labia minora belum tertutup oleh kandungan ibu dengan status penyakit.
labia mayora, klitoris menonjol (pada bayi Penyebab kasus BBLR juga bisa dikarenakan
perempuan). oleh plasenta, yaitu berat plasenta berkurang
Menurut Rohsiswatmo (2018) yang atau berongga atau keduanya (hidramnion),
mengatakan penerapan PMK dapat dimulai luas permukaan berkurang, plasenta vilus
segera setelah bayi lahir atau setelah ia stabil (bakteri, virus dan parasite), infark, tumor
kondisinya. Ada beberapa kriteria mulainya (korioangioma, molahidatidosa) dan plasenta
penerapan PMK, yaitu berat lahir ≥1.800 yang lepas.
gram (usia gestasi/kehamilan ≥34 minggu) Pada penelitian ini, distribusi
dengan kondisi bayi umumnya cukup stabil frekuensi suhu tubuh sebelum dilakukan
dan jarang mengalami perburukan, seperti perawatan metode kanguru (PMK) pada hari
henti nafas maka PMK dapat segera dilakukan I sampai dengan hari III mayoritas suhu
setelah bayi lahir. Berat lahir 1.200-1.799 tubuh hipotermi sedang (32oC-36,4oC).
gram (usia gestasi 28-32 minggu) dengan Penelitian ini sejalan dengan
berbagai komplikasi prematuritas sering penelitian yang dilakukan Fatmasari (2016),
terjadi pada kelompok ini, misalnya sindroma di RSU Sawerigading Palopo Tahun 2016
gangguan pernafasan, yang perlu perawatan terhadap 31 responden menunjukkan suhu
khusus sedini mungkin, sebelum dilakukan tubuh pada BBLR hari I dan II sebelum
PMK harus dipastikan pernafasan dan dilakukan PMK sebagian besar suhu
sirkulasi bayi stabil maka bayi perlu waktu tubuhnya sekitar 320C-360C (hipotermi
sekitar satu minggu sebelum dilakukan PMK. sedang) sebesar 45,2%.
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Mayoritas responden pada penelitian Mustya (2017) menunjukkan persamaan
ini adalah perempuan sebesar 11 bayi (55%). dimana dari 15 responden mayoritas bersuhu
Ini sejalan dengan penelitian Suarni tahun tubuh hipotermi sedang sebesar 8 responden
2016 dari 29 responden mayoritas jenis (53,3%).
kelamin perempuan 15 orang (51,7%). Pada pasien BBLR suhu tubuh
cenderung hipotermia disebabkan oleh

57
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

produksi panas kurang dan kehilangan panas ibu dan bayi. Dalam persiapan tersebut,
yang tinggi. Panas kurang diproduksi karena sebelum bayi diletakkan di dada ibu, bayi
sirkulasi yang masih belum sempurna, dikeluarkan dari inkubator dipasangkan topi
respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang dan popok, dalam proses pengeluaran dari
tendah, otot yang belum aktif, serta asupan inkubator sampai dengan penggunaan topi
makan yang kurang kehilangan panas terjadi dan popok, bayi terpapar suhu ruangan yang
akibat permukaan tubuh yang relatif lebih luas berkisar antara 22oC -24oC karena sedikitnya
dan lemak subkutan yang kurang, lemak coklat pada tubuh dan sistem
terutama lemak coklat. Mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum matang
kehilangan bayi dapat terjadi melalui yang membuat bayi tidak dapat
konduksi, evaporasi, konveksi dan radiasi mempertahankan suhu tubuh sehingga suhu
(Perinasia, 2015). tubuh mengalami penurunan.
Temperatur dalam kandungan 37oC
sehingga telah lahir dalam ruang suhu 2) Suhu Tubuh Setelah Dilakukan
temperatur ruangan 28oC -32oC. Perubahan Perawatan Metode Kangguru (PMK)
temperatur ini perlu diperhitungkan pada bayi Pada Bayi BBLR Di RS Mitra
berat lahir rendah (BBLR) karena belum bisa Medika Medan Tahun 2019
mempertahankan suhu normal disebabkan Berdasarkan hasil penelitian
oleh pusat pengaturan badan masih dalam menunjukkan bahwa suhu tubuh bayi BBLR
perkembangan, intake cairan dan kalori setelah dilakukan perawatan metode kangguru
kurang dari kebutuhan, cadangan energi (PMK) terjadi peningkatan suhu tubuh dengan
sangat kurang, luas permukaan tubuh sangat mayoritas suhu tubuh normal (36,5oC-
relatif luas sehingga resiko kehilangan panas
37,5oC).
lebih besar, jaringan lunak subkutan lebih
Pada penelitian yang dilakukan oleh
tipis sehingga kehilangan panas lebih besar
(Hernawati & Kamila, 2017). Mustya (2017) menunjukkan persamaan
dimana terjadi peningkatan suhu tubuh
Berdasarkan pendapat peneliti,
terhadap 15 responden mayoritas bersuhu
berdasarkan data demografi yang peneliti,
tubuh normal sebesar 12 responden (80%).
usia, tinggi badan bayi lahir, panjang badan
Pada penelitian yang dilakukan oleh
bayi lahir, usia kandungan ibu dan jenis
Fatmasari tahun 2016 menunjukkan
kelamin merupakan gambaran klinis yang
peningkatan suhu tubuh bayi setelah
berfungsi untuk memisahkan bayi BBLR
dilakukan PMK terhadap 31 responden
berdasarkan klasifikasinya sehingga hal ini
mayoritas suhu tubuh normal sebesar 51,6%.
dapat membuktikan bahwa bayi yang diteliti
Penelitian ini sejalan juga dengan
merupakan bayi BBLR yang akan dijadikan
Angriani (2014) menunjukkan peningkatan
sampel. Cara persalinan ibu merupakah hal
terhadap 38 responden mayoritas suhu tubuh
yang menunjukan bahwa adanya masalah
normal sebesar 23 responden (60,5%).
dalam kandungan pada ibu sehingga harus
Menurut Hernawati & Kamila (2017),
melahirkan secara spontan. Banyak faktor
dugaan peneliti salah satunya dikarenakan perawatan metode kangguru (PMK) adalah
faktor adalah plasenta, yaitu berat plasenta cara merawat bayi dalam keadaan telanjang
berkurang atau berongga atau keduanya (hanya memakai popok dan topi) diletakkan
(hidramnion), luas permukaan berkurang, secara tegak/vertikal di dada antara kedua
plasenta vilus (bakteri, virus dan parasite), payudara ibunya (ibu telanjang dada, dan
infark, tumor (korioangioma, molahidatidosa) kemudian diselimuti). Dengan demikian,
dan plasenta yang lepas. terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu
secara kontinu dan bayi memperoleh panas
Menurut peneliti, pada hari pertama
(sesuai suhu ibunya) memalui proses
suhu tubuh bayi mayoritas hipotermi sedang
konduksi.
sebanyak 17 responden (85%) dan dihari
Salah satu perawatan metode
kedua dan ketiga mengalami menurunan
kangguru yaitu kangaroo position
sebanyak 16 responden (80%). Hal ini
dimanaPosisi kangguru adalah menempatkan
diakibatkan pada saat melakukan perawatan
bayi pada posisi tegak di dada ibunya, di
metode kangguru (PMK) dilakukan dengan
antara kedua payudara ibu, tanpa busana.
cara kontak kulit ke kulit (skin to skin) antara

58
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak, maka
popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi hasil uji dinyatakan signifikan dan didapat
kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas nilai t hitung sebesar -8,028 dan didapat nilai t
mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain tabel sebesar 2,093 yang dilihat dalam tabel
panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi statistik pada signifikan 0,05 dengan df N-1
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan yaitu 19 sehingga –t hitung ≤ t tabel, yang
posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung artinya Ha diterima dan Ho ditolak, maka hasil
pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. uji dinyatakan ada pengaruh antara perawatan
Posisi seperti ini bertujuan untuk menjaga metode kangguru (PMK) terhadap kenaikan
agar saluran nafas tetap terbuka dan memberi suhu tubuh pada bayi BBLR dengan
peluang agar terjadi kontak mata antara ibu perubahan mean sebesar -0,655.
dan bayi (Perinasia, 2015). Penelitian ini sejalan dengan
Dengan metode ini, kulit tubuh ibu penelitian Fatmasari (2016), menunjukkan
dapat menstabilkan suhu tubuh bayi lebih suhu tubuh sebelum dilakukan PMK dengan
cepat dibandingkan dengan perawatan mean 36,097 dan standar deviasi 0,2073,
menggunakan inkubator menggunakan sedangkan setelah dilakukan mean setelah
metode kanguru. BBLR akan lebih cepat dilakukan PMK mean sebesar 36,877 dan
mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding standar deviasi 0,1839. Hal ini menunjukkan
BBLR tanpa PMK (120 menit vs 180 menit). peningkatan suhu tubuh akibat penerapan
Bayi akan merasa nyaman dan hangat PMK yaitu sebesar 0,78 dengan nilai p-value
sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil. sebesar 0,000 ≤ 0,05 maka ada pengaruh
Bayi dengan mudah dapat mendengar denyut PMK terhadap kenaikan suhu tubuh pada
jantung yang merupakan suara paling merdu pasien BBLR.
dan familier baginya. Bayi pun merasa Pada tubuh, fungsi pengaturan suhu
nyaman seperti berada dalam kandungan. (termostat) diperankan oleh hipotalamus.
Selain membuat bayi nyaman, metode ini Hipotalamus menerima informasi dari
akan membuat suhu bayi stabil, denyut berbagai bagian tubuh. Selanjutnya dilakukan
jantung dan pernafasan stabil, jarang koordinasi untuk penentuan mekanisme
ditemukan keadaan lupa nafas yang umumnya mempertahankan atau melepaskan panas.
terjadi pada bayi kurang bulan (Bayu, 2014). Perubahan suhu hingga 0,01oC dapat
Menurut pendapat penelitian, adanya terdeteksi oleh hipotalamus ini. Bagian
terjadi perubahan suhu tubuh pada hari 1, II posterior hipotalamus terpicu oleh dingin,
dan III ini disebabkan karena pada bayi baru sedangkan bagian anterior lebih sensitif
lahir, suhu tubuh masih belum menetap. terhadap panas. Sensor pada tubuh yang
Perpindahan panas secara konduksi dari ibu berperan untuk memberikan informasi
ke bayi yang menyebabkan perubahan suhu mengenai suhu tubuh maupun suhu kulit
tubuh pada bayi. Dalam masa ini suhu disebut sebagai termoreseptor.
tubuhnya masih mudah dipengaruhi oleh suhu Menggigil merupakan salah satu
lingkungan sekitarnya. mekanisme yang dilakukan oleh tubuh untuk
pengaturan suhu. Mengigil cukup efektif
3) Pengaruh Perawatan Metode Kangguru dalam menghasilkan panas meningat tidak
(PMK) Terhadap Kenaikan Suhu ada kerja eksternal yang dilakukan. Pada
Tubuh Pada Bayi BBLR Di RS Mitra bayi, kemampuan untuk mengigilnya kurang,
Medika Medan 2019 terdapat mekanisme non mengigil untuk
Berdasarkan data di atas, yang mempertahankan panas. Pada bayi baru lahir,
menjadi sampel penelitian adalah bayi BBLR terdapat deposit jaringan adiposa berupa
yang telah dilakukan perawatan metode lemak coklat yang dapat mengkonversi energi
kangguru dengan dilakukan pengukuran suhu kimia menjadi panas.
tubuh menggunakan termometer dan Aliran darah mengantarkan nutrisi
diperoleh hasil rata-rata suhu tubuh sebelum juga berperan dalam pengaturan suhu,
dilakukan PMK sebesar 36,260 dan hasil rata- terutama aliran darah yang menuju kulit.
rata setelah dilakukan PMK sebesar 36,915 Sebagai pengatur suhu, aliran darah kulit
didapat nilai signifikan (2 tabel) sebesar 0,000 dapat bervariasi dari 400 ml/menit hingga
yang berarti nilai signifikan 2 tabel ≤ 0,05 2500 ml/menit. Semakin banyak darah yang

59
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

mengalir ke kulit, panas yang terbawa dari adalah faktor pertama variasi di luar pada ibu,
tubuh bagian dalam melalui darah akan kegiatan yang dilakukan oleh ibu sebelum
semakin banyak yang dapat keluar melalui jam berkunjung sangat mempengaruhi suhu
proses konduksi-konveksi serta radiasi tubuh ibu pada saat sebelum melakukan
(Susanto & Fitriana, 2017). PMK. Suhu tubuh ibu yang berada dalam
Termoregulasi adalah keseimbangan ruang rawat pasca bersalin akan lebih rendah
antara kehilangan panas dan produksi panas dari pada ibu yang berada diluar RS,
tubuh. Suhu tubuh secara normal perjalanan yang ditempuh ibu menggunakan
dipertahankan pada rentang sempit, walaupun transportasi. Suhu tubuh ibu yang tinggi adan
terpapar suhu lingkungan yang bervariasi. dengan cepat berindah ke bayi sehingga suhu
Suhu ruangan yang normal adalah 22 0C - tubuh bayi akan menjadi cepat meningkat.
240C. Suhu tubuh secara normal berfluktuasi Faktor kedua, usia bayi juga
sepanjang hari, 0,5oC dibawah normal pada mempengaruhi proses kenaikan suhu tubuh
pagi hari dan 0,5oC di atas normal pada PMK. Pada hari I, II, III kenaikan suhu tubuh
malam hari. Tujuan termogulasi adalah untuk mencapai 80% dikarenakan setiap hari usia
mengontrol lingkungan bayi dalam bayi bertambah sehingga masa perkembangan
mempertahankan suhu netral dan organ dan fungsi organ bayi juga mulai
meminimalkan pengeluaran energi. terbentuk. Faktor ketiga, jenis kelamin
Pada pasien BBLR suhu tubuh mempengaruhi suhu tubuh. Sesuai dengan
cenderung hipotermia disebabkan oleh kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih
produksi panas kurang dan kehilangan panas tinggi dari pada wanita.
yang tinggi. Panas kurang diproduksi karena Faktor keempat, gizi merupakan hal
sirkulasi yang masih belum sempurna, yang paling berpengaruh dalam kenaikan suhu
respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang tubuh. Pada hari I ada sekitar 5% bayi yang
tendah, otot yang belum aktif, serta asupan tidak mengalami kenaikan suhu tubuh dan
makan yang kurang kehilangan panas terjadi pada hari ke II dan ke III seluruh pasien
akibat permukaan tubuh yang relatif lebih luas hipotermi mengalami kenaikan suhu tubuh.
dan lemak subkutan yang kurang, Semakin tinggi usia bayi semakin banyak
terutama lemak coklat. Mekanisme kebutuhan ASI pada bayi. Pada saat
kehilangan bayi dapat terjadi melalui penelitian, bayi sudah diberi minum satu jam
konduksi, evaporasi, konveksi dan radiasi sebelum dilakukan PMK. Mengakibatkan
(Perinasia, 2015). adanya proses metabolisme pada bayi
Pada proses perawatan metode sehingga suhu tubuh bayi menjadi meningkat.
kangguru (PMK) yaitu merupakan perawatan Faktor kelima adalah lingkungan, suhu rungan
dengan melakukan kontak langsung antara pada saat itu sangat mempengaruhi proses
kulit bayi dengan kulit ibu atau skin to skin kenaikan suhu pada bayi yang PMK.
contact, dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayinya. KESIMPULAN DAN
Pada proses ini ada terjadi mekanisme SARAN Kesimpulan
peningkatan panas bayi yaitu konduksi. Pada
proses konduksi, sekitar 60% perpindahan Setelah dilakukan penelitian tentang
panas akibat paparan langsung kulit dengan pengaruh perawatan metode kangguru (PMK)
benda-benda yang ada disekitar tubuh. Dalam terhadap kenaikan suhu tubuh pada pasien
arti tubuh bayi yang dingin terpapar langsung BBLR di RS Mitra Medika Medan Tahun
dengan suhu tubuh ibu yang hangat sehingga 2019, dengan jumlah responden 20 bayi,
terjadilah proses perpindahan panas. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pada metode kangguru tidak terjadi 1) Sebelum dilakukan perawatan metode
proses kehilangan panas, baik melalui radiasi, kangguru (PMK) suhu tubuh bayi BBLR
konveksi, evaporasi, maupun konduksi pada pada hari I, II dan III mayoritas hipotermi
bayi. Sedangkan dengan inkubator, masih sedang (32ºC-36,4ºC).
dapat terjadi proses kehilangan panas melalui 2) Setelah dilakukan perawatan metode
radiasi yang dapat mencapai >50%. kangguru (PMK) suhu tubuh bayi BBLR
Menurut peneliti, faktor yang dapat pada hari I, II dan III mayoritas suhu
mempengaruhi suhu tubuh pada bayi BBLR tubuh normal (36,5oC-37,5oC).

60
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)

3) Dengan menggunakan uji statistik T Hernawati, E & Kamila, L. 2017. Buku Ajar
berpasangan (Paired T-test). Hal ini Bidan Kegawatdaruratan Maternal dan
menunjukkan bahwa, ada pengaruh Neoratal. Jakarta Timur: CV. Trans Info
perawatan metode kangguru (PMK) Medika
terhadap kenaikan suhu tubuh pada bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) di RS Irsal, F. S dkk. 2017. A to Z Asi & Menyusui.
Mitra Medika Medan tahun 2019. Jakarta: Pustaka Bunda

Saran Machali, I. 2015. Satistik Itu Mudah.


Yogyakarta : Lembaga Ladang Kata
1) Tempat penelitian
Diharapkan tempat penelitian dapat Margiyani, L & Nurani, D. 2017. Sains Untuk
melakukan perawatan metode kangguru Paramedis Fisika, Kimia, dan Biologi.
secara berkelanjutan. Penelitian ini dapat Yogyakarta : Pustaka Baru
memberi keuntungan baik pada bayi, ibu,
tenaga medis dan rumah sakit karena dapat Maryunani, A & Puspita, E., 2013. Asuhan
membantu proses perawatan bayi BBLR. Kegawatdaruratan Maternal &Neonatal.
2) Peneliti selanjutnya Jakarta: TIM
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
agar dapat mengembangkan penelitian ini MMN. 2017. Pediatric. Yogyakarta: Medical
dengan mengkaji seberapa efektifnya Mini Notes
perawatan metode kangguru yang dilakukan
terhadap kenaikan suhu tubuh pada bayi berat Mofidaturrohmah. 2017. Dasar-Dasar
badan lahir rendah (BBLR) dengan Keperawatan Buku Referensi Ilmu Dasar
menggunakan jumlah sampel yang lebih besar Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit
agar hasil penelitian lebih representatif. Gava Media
DAFTAR PUSTAKA
Mustya, M. 2017. Pengaruh Metode KMC
Armini N.W dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Terhadap Suhu Tubuh Pada BBL di
Neonatus, Bayi, Balita & Anak RSU Pku Muhammadiyah Bantul.
Prasekolah. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta: Universitas Aisyiyah

Amin Hn, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Riskesdas 2016. Pedoman Pelayanan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar
Medis NIC-NOC Jilid I. Mediaction. Puskesmas. Jakarta: Pusdiknakes
Yogyakarta
Rohsiswatmo, R. 2018. ASI Untuk Bayi
Donsu, J. 2016. Metodologi Penelitian Prematur. Jakarta: Kompas
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Sembiring, J. 2017. Buku Ajar Neonatus,
Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Fatmasari, A,. Arif, W,. & Musdalifah, A. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
2016. Pengaruh Perawatan Metode
Kangguru (PMK) Terhadap Peningkatan Suarni. 2016. Pengaruh Metode Kangaroo
Suhu Tubuh Pada BBLR di RSU Mother Care (KMC) dengan
Sawerigading Palopo Tahun 2016. Jurnal Peningkatan Suhu Tubuh Pada Bayi
Keperawatan berat Badan Lahir Rendah di RSKD Ibu
dan Anak Sitti Fatimah Kota
Farida D, Yuliana AR. 2017. Pemberian Makassar. Jurnal Mitrasehat. Volume
Metode Kangaroo Mother Care (KMC) VI(1), hal 844-856
Terhadap Kestabilan Suhu Tubuh dan
Berat Badan Bayi BBLR. JPK. 2017. Suryani, E & Badi’ah, A. 2017. Asuhan
Keperawatan Anak Sehat &

61
Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
ISSN 2338-5391 (Media Cetak) | ISSN 2655-9862 (Media Online)
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta :
Pustaka Baru

Susanto, A.V. & Fitriana, Y. 2017.


Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Wongkar, M.2015. Keterampilan Perawat


Gawat Darurat dan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Gosyen Publishin

62

Anda mungkin juga menyukai