Anda di halaman 1dari 8

2022 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN: 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2022

Asuhan Keperawatan Hipotermia pada By.Ny.S


dengan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
di Ruang Melati RSUD Cilacap
Vivin Ghozaturohmah1*, Etika Dewi Cahyaningrum2, Murniati3
123 Program Studi Keperawatan Diploma Tiga, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
Jl. Raden patah No. 100, Ledug, kembaran, Banyumas 53182, Indonesia
1 vivinkubiz@gmail.com, 2 tita.etika@gmail.com, 3 murniati@uhb.ac.id

ABSTRACT

Very low birth weight (LBW) is when a newborn weighing less than 1500 grams regardless of gestational
age, LBW can occur in infants aged less than 37 weeks or in infants who are full term. Low birth weight
(LBW) is when a baby is born weighing less than 2500 grams. Babies with LBW often experience an
unstable temperature and below the normal range caused by heat loss due to the ratio of skin surface
area to body weight is greater and the lack of subcutaneous fat so that the baby will be more at risk of
developing a decrease in body temperature (hypothermia) until it reaches below 36,50C. The purpose
of BBLSR in the Melati room of RSUD Cilacap. The main nursing problem that arises is hypothermia
related to extreme body weight. Date was collected by means of observation, interviews and
documentation studies. Nursing care for LBW with hypothermia is a from of nursing service to prevent
morbidity and mortality due to LBW.

Keywords: child nursing care, LBW, hypothermia

ABSTRAK

Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu ketika bayi yang baru lahir dengan berat badan kurang
dari 1500 gram tanpa memandang masa gestasi, BBLSR dapat terjadi pada bayi dengan usia kurang
dari 37 minggu atau pada bayi yang cukup bulan. Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu ketika bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Bayi dengan BBLR sering mengalami suhu yang
tidak stabil dan dibawah rentang normal yang disebabkan oleh kehilangan panas karena perbandingan
luas permukaaan kulit dengan berat badan lebih besar dan kurangnya lemak subkutan sehingga bayi
akan lebih berisiko untuk terserang penurunan suhu tubuh (Hipotermia) hingga mencapai dibawah
36,50C. Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah mampu menggambarkan asuhan keperawatan
hipotermia pada By.Ny.S dengan diagnosis BBLSR di ruang Melati RSUD Cilacap. Masalah
keperawatan utama yang muncul yaitu hipotermia berhubungan dengan berat badan eksterm.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Asuhan
keperawatan BBLSR dengan hipotermia adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan untuk mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian akibat BBLSR.

Kata kunci: Asuhan keperawatan anak, BBLSR, Hipotermia.

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 667


PENDAHULUAN satu penentu yang paling utama untuk
menentukan peluang bertahan hidup,
Bayi baru lahir normal merupakan bayi
pertumbuhan dan perkembanganya. Bayi
yang lahir pada usia kehamilan 37-42
dengan BBLR dapat berisiko tinggi
minggu dengan berat lahir antara 2500-
mengalami kematian, keterlambatan dalam
4000 gram, lahir langsung menangis serta
pertumbuhan dan perkembangan selama
tidak ada kelainan kongenital (Vladimir,
masa pertumbuhanya, dibandingkan
2015). Berat badan bayi pada saat lahir
dengan anak yang lahir dengan berat
merupakan berat badan bayi dalam kurun
badan normal (Hartiningrum & Fitriyah,
waktu 1 jam setelah bayi itu lahir,
2019).
sedangkan berat badan lahir sangat
rendah (BBLSR) yaitu ketika bayi yang Berdasarkan data yang diperoleh dari
baru lahir dengan berat badan lahir kurang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
dari 1500 gram tanpa memandang masa (2019) prevalensi BBLR pada tahun 2019
gestasi. BBLSR dapat terjadi pada bayi mencapai 4,7% lebih tinggi dibandingkan
dengan usia kurang dari 37 minggu atau dengan prevalensi BBLR pada tahun 2018
pada bayi yang cukup bulan (Sudarti & yaitu mencapai 4,3%. Pada tahun 2019
Fauziah, 2013). Berat badan lahir rendah terjadi peningkatan yang cukup signifikan
(BBLR) yaitu ketika bayi yang baru lahir dibandingkan dengan tahun-tahun yang
dengan berat badan kurang dari 2500 gram dulu. BBLR adalah penyebab kematian
(Prayogi & Mendri, 2017). BBLSR dan pertama pada bayi baru lahir setelah
BBLR disebabkan oleh faktor yang sama asfiksia dan kelainan bawaan yaitu
hanya saja dibedakan dari berat badan mencapai 46,6% (Budiarti, Kusumawati., &
bayi pada saat lahir. Beberapa faktor yang Rochmah, 2019). Bayi yang lahir dengan
dapat menyebabkan terjadinya BBLR kasus BBLR di Kabupaten Cilacap tahun
adalah faktor dari umur ibu, ras, riwayat 2018 sebanyak 1.015 anak (10,15%) jika
kehamilan, jarak kelahiran yang terlalu dibandingkan dengan tahun 2019 yang
dekat, riwayat BBLR, penyakit akut dan mengalami peningkatan mencapai 1.301
kronik, ibu memiliki kebiasaan yang tidak anak (13,01%). Angka kematian neonatal
baik seperti merokok dan minum alkohol, di Kabupaten Cilacap pada tahun 2019
plasenta previa, kehamilan ganda, kelainan sebesar 1.139 kasus (11,39 %) per 1.000
kromosom, faktor infeksi bawaan pada kelahiran hidup dan dibandingkan dengan
janin, dan preeklamsi (Inpresari & Pertiwi, tahun 2018, angka kematian neonatal
2021). Penyebab dari BBLR yaitu ibu hamil mengalami penurunan dari 105 kasus
mengalami energy kronis dan Indeks Masa (1,05%) per 1.000 kelahiran hidup, hal ini
Tubuh (IMT) kurus (underweight). artinya kasus kematian pada bayi dengan
BBLR mengalami penurunan yang cukup
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
besar sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampai saat ini masih menjadi masalah
kejadian ditahun tersebut lebih baik
kesehatan pada masyarakat yang utama,
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
diperkirakan 15-20% dari semua kelahiran
akan tetapi masih ditemukan kasus
diseluruh dunia merupakan BBLR yang
kematian bayi dengan BBLR (Budiarti,
mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per
Kusumawati., & Rochmah, 2019). Dari data
tahun. Walaupun ada variasi yang berbeda
yang dihasilkan di RSUD Cilacap pada
dalam prevalensi BBLR di setiap negara,
tahun 2021 didapatkan angka kejadian bayi
akan tetapi hampir 95,6% dari mereka
dengan BBLR mencapai 331 (3,31%) dan
berada di negara berkembang atau negara
menyebabkan kematian pada neonatal
dengan sosial-ekonomi yang rendah
sebesar 268 (2,68%).
(Ferinawati & Sari, 2020). Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang Hipotermia adalah sebuah kondisi
yang mempunyai angka kejadian BBLR ketika bayi baru lahir mengalami
pada tahun 2018 mencapai hingga 6,2% penurunan suhu tubuh hingga mencapai
diseluruh angka kejadian BBLR di dibawah 36,5 derajat Celsius. Pada saat
Indonesia (Inpresari & Pertiwi, 2021). Berat suhu tubuh menurun dengan cepat maka
badan bayi pada saat lahir menjadi salah bisa menyebabkan syaraf dan berbagai

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 668


organ tubuh bayi tidak normal atau bahkan kehangatan yang diberikan ibu dengan
dapat menyebabkan kegagalan fungsi. metode skin to skin atau yang lebih dikenal
Beberapa faktor risiko pada bayi hipotermia dengan metode kanguru. Metode kanguru
yaitu, perawatan yang kurang tepat setelah dapat memberikan kebutuhan asasi bayi
bayi lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah dengan berat badan rendah, caranya
(BBLR), bayi lahir kurang bulan atau melalui penyediaan situasi dan kondisi
prematur, ruangan bersalin yang terlalu yang mirip dengan rahim ibu, sehingga
dingin, paparan dingin selama bayi dapat memberikan peluang untuk
dimandikan (Saputra, 2014). beradaptasi lebih baik dengan dunia luar.
Termoregulasi pada bayi baru lahir adalah Metode kanguru juga lebih disukai oleh
suatu kondisi fisiologis yang sangat bayi dan bermanfaat karena dapat
dipengaruhi oleh kematangan fisik dan memberikan rasa aman, nyaman,
luasnya permukaan tubuh serta faktor menguatkan insting bayi dengan
lingkungan disekitar bayi baru lahir merasakan detak jantung ibunya lalu
tersebut. Hipotermia berisiko terjadi pada mencari-cari sendiri puting ibunya
bayi yang baru lahir baik pada daerah (Sulystyowati, 2016).
beriklim tropis maupun daerah yang dingin
Berdasarkan dari uraian tersebut
(Maniraju et al. 2018). Peningkatan risiko
penulis tertarik dan termotivasi untuk
hipotermia juga dapat disebabkan jumlah
melakukan penelitian tentang “Asuhan
lemak subkutan yang masih rendah,
Keperawatan Hipotermia pada By.Ny.S
thermogenesis yang belum matang dan
dengan BBLSR di Ruang Melati RSUD
juga mekanisme kompensasi yang belum
Cilacap”.
efesien (Karnati at al. 2020).
Ada beberapa cara untuk mencegah
terjadinya bayi hipotermia yaitu, setelah METODE
bayi lahir segera keringkan tubuh bayi dan Metode penelitian yang dilakukan
pakaikan bedong atau kain yang hangat adalah menggunakan desin studi kasus
dan kering. Bayi dengan berat badan lahir deskriptif dengan pendekatan yang
rendah, dirawat didalam inkubator. digunakan ialah asuhan keperawatan.
Inkubator yang modern dilengkapi dengan Subyek pada penelitian ini adalah orang
alat pengatur suhu dan kelembaban agar tua pasien bayi hipotermia dengan BBLSR.
bayi dapat mengatur suhu tubuhnya, alat Lokasi penelitian tersebut bertempat di
oksigen yang bisa diatur, dan kelengkapan RSUD Cilacap dan dilaksanakan pada
lainnya untuk mengurangi kontaminasi tanggal 23 Juni 2022 sampai tanggal 25
apabila inkubator sedang dibersihkan, Juni 2022. Penentuan responden
selain itu salah satu cara perawatan dan ditentukan dari kriteria sebagai berikut:
peningkatan suhu tubuh pada bayi dengan
BBLR dan prematur adalah dengan cara Kriteria Inklusi
metode kanguru (Kamilah & Ningrum, Kriteria inklusi adalah kriteria yang
2020) dimana subjek penelitian yang dapat
Metode kanguru tersebut adalah memenuhi syarat sebagai sampel
metode perawatan pada bayi kurang bulan (Oktaviani, 2018). Kriteria inklusi dalam
atau bayi dengan BBLR yang dapat penelitian ini adalah sebagai berikut:
bermanfaat untuk meningkatkan ikatan a. Memiliki berat badan lahir kurang dari
antara bayi dan ibu, dengan cara tersebut 2500 gram.
detak jantung bayi akan stabil dan b. Bayi yang lahir di RSUD Cilacap dan
pernafasannya akan lebih teratur, sehingga memiliki status rekam medis lengkap
penyebaran oksigen keseluruh tubuhnya meliputi berat badan lahir bayi, usia ibu
akan lebih baik. Selain itu, cara tersebut saat hamil, paritas ibu dan jarak
dapat mencegah bayi terhindar dari kehamilan.
kedinginan. Sumber panas yang paling Kriteria Eksklusi
efektif pada bayi baru lahir baik yang lahir
cukup bulan maupun BBLR merupakan

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 669


Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana menghisap yang masih kurang baik. Hal
subjek penelitian tidak dapat atau tidak ini dikarenakan belum matangnya
mampu mewakili sampel penelitian, sistem organ pada bayi yang lahir
dikarenakan adanya hambatan etis, dengan BBLR terutama pada bayi
menolak untuk menjadi responden atau prematur. Masalah yang timbul salah
terkait suatu hal yang tidak dapat satunya yaitu masalah pada sistem
memungkinkan untuk dilakukan sebuah pencernaan bayi yang belum bisa
penelitian (Oktaviani, 2018). berfungsi dengan baik seperti pada bayi
a. Ibu yang menderita eklamsia. yang lahir cukup bulan, hal ini
b. Ibu yang sedang memiliki penyakit dikarenakan belum adanya refleks
infeksi menular contohnya (COVID-19, menghisap dan menelan pada bayi
Herpes Simplek, Toksoplamosis, prematur (Emaliyawati, 2017).
Rubella). b. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya BBLR adalah
Tahapan pendekatan proses
faktor dari umur ibu, ras, riwayat
keperawatan yang dilakukan penulis
kehamilan, jarak kelahiran yang terlalu
adalah: 1) Pengkajian. 2) Diagnosis
dekat, riwayat BBLR, penyakit akut dan
keperawatan. 3) Intervensi keperawatan. 4)
kronik, ibu memiliki kebiasaan yang
Implementasi keperwatan. 5) Evaluasi
tidak baik seperti merokok dan minum
keperawatan.
alkohol, plasenta previa, kehamilan
ganda, kelainan kromosom, faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN infeksi bawaan pada janin dan
preeklamsi (Adriani, 2017). Riwayat
Pengkajian obstetric yang buruk, riwayat abortus,
Hasil pengkajian pada By.Ny.S yang riwayat persalinan prematur, riwayat
dilakukan pada tanggal 23 Juni 2022 pukul persalinan dengan tindakan (ekstaksi
08.30 WIB, setelah dibandingkan dengan vacuum dan ekstrasi forsep), bayi lahir
teori yaitu: mati dan pre-eklamsia atau eklamsia
a. Tanda dan gejala BBLR menurut Nuratif juga berpengaruh terhadap terjadinya
(2015) yaitu berat badan lahir kurang bayi lahir BBLR (Ferinawati & Sari,
dari 2500 gram, panjang badan kurang 2020), jarak antara kehamilan yang
dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 sebelumnya pendek yaitu kurang dari 1
cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, tahun dan memiliki riwayat keguguran
umur kehamilan kurang dari 37 minggu, sebelumnya. Hasil dari pengkajian yang
menangis lemah, kulit tipis, merah dan didapatkan pada By. Ny. S bahwa ibu
transparan, ukuran kepala kecil, refleks pasien memiliki riwayat keguguran pada
menelan dan menghisap yang kurang. usia kandungannya 10 minggu. Data
Hasil dari pengkajian yang didapatkan tersebut penulis dapatkan dari hasil
pada By. Ny. S memiliki berat badan wawancara kepada orangtua pasien.
lahir 1320 gram, panjang badan 43 cm, Perbandingan dari teori dan pengkajian
lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 29 tersebut dapat disimpulkan bahwa
cm, umur kehamilan 32+1 minggu, etiologi BBLR karena adanya riwayat
menangis lemah, kulit tipis dan merah keguguran dan jarak usia kehamilan
teraba dingin, refleks menelan dan yang pendek. Hal ini dikarenakan jarak
menghisap kurang baik. Data tersebut kehamilan adalah jarak interval waktu
penulis dapatkan dari hasil pengukuran antra dua kehamilan yang berruntun
dan wawancara kepada ibu pasien. pada seorang wanita. Seorang wanita
Perbandingan teori dengan pengkajian setelah ia bersalin membutuhkan waktu
dapat disimpulkan bahwa tanda dan sekitar 2 sampai 3 tahun untuk
gejala BBLR yaitu berat badan lahir memulihkan tubuhnya dan
kurang dari 2500 gram, panjang badan mempersiapkan diri untuk kehamilan
kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dan persalinan yang berikutnya. Jarak
dari 30 cm, menangis lemah, kulit tipis kehamilan yang pendek secara
dan merah, refleks menelan dan langsung akan memberikan dampak

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 670


terhadap kesehatan pada wanita menggigil, akrosianosis, kulit teraba dingin,
maupun kesehatan janin yang sedang menangis lemah, berat badan lahir 1320
dikandungnya salah satu dampaknya gram, panjang badan 43 cm, lingkar kepala
adalah dapat menyebabkan terjadinya 28 cm, dan lingkar dada 29 cm.
BBLR (Taharudin, 2012). Jarak berdasarakan dari data tersebut, maka
kehamilan dapat mempengaruhi penulis merumuskan diagnosis
kesehatan ibu maupun janinnya. Ibu keperawatan hipotermia berhubungan
yang melahirkan dengan jarak yang dengan berat badan eksterm.
berdekatan kurang dari 2 tahun atau
Intervensi Keperawatan
lebih dari 10 tahun akan mengalami
peningkatan risiko terhadap terjadinya Berdasarkan analisis penelitian,
perdarahan pada trimester 3, anemia, intervensi yang harus dilakukan pada
ketuban pecah dini dan dapat pasien hipotermia adalah manajemen
melahirkan bayi dengan BBLR (kurang hipotermia dan perawatan kangaroo.
dari 2500 gram), (Novitasari et al., Manajemen hipotermia dilakukan untuk
2020). memonitor suhu tubuh pada bayi baru lahir
c. Karakteristik bayi premature menurut dengan hipotermia, biasanya pada bayi
(Nurarif dan Kusuma, 2015) adalah kulit yang baru lahir kehilangan panas empat
bayi yang masih tipis, transparan, kali lebih besar daripada orang dewasa.
jaringan lemak subkutan yang masih Kehilangan panas ini dapat menyebabkan
sedikit dapat membuat bayi kehilangan penurunan suhu tubuh pada bayi. Pada 30
suhu panas dalam tubuhnya melalui menit pertama penurunan suhu antara 3-
kulitnya, hal terssebut dapat terjadi 40C pada bayi yang baru lahir. Selain itu
peningkatan kebutuhan kalori dalam pusat pengaturan panas tubuh belum
tubuh karena sistem termoregulasi yang berfungsi dengan sempurna dan bayi
imatur membuat termoregulasi yang belum mampu mengatur posisi tubuh dan
tidak efektif, hal ini juga dapat pakaiannya agar tidak kedinginan.
mengakibatkan masalah Bayi dapat kehilangan panas melalui
ketidakefektifan termoregulasi. Hasil beberapa cara yang pertama yaitu radiasi
pengkajian yang diperoleh pada pasien atau memancar, panas tubuh pada bayi
By. Ny. S suhu tubuh 35 C, mengalami memancar ke lingkungan sekitar yang lebih
akrosianosis, menggigil, bayi menangis dingin. Misalkan diletakkan diruangan yang
lemah, kulit tipis kemerahan teraba dingin lalu bayi dibiarkan telanjang. Lalu
dingin, menangis lemah. Data tersebut yang kedua adalah evaporasi atau
penulis dapat memperoleh hasil menguap, panas tubuh pada bayi akan
observasi pasien. Perbandingan dari menguap bersama cairan atau air ketuban
teori dan pengkajian dapat disimpulkan yang membasahi kulit bayi. Misalkan bayi
bahwa karakteristik bayi prematur yaitu tidak dikeringkan pada saat setelah lahir.
ketidakefektifan termoregulasi. Hal ini Ketiga yaitu konduksi atau merambat,
dikarenakan pada bayi dengan BBLR panas tubuh pada bayi akan merambat dari
sangat berisiko mengalami hipotermia kulit tubuh bayi ke permukaan yang lebih
disebabkan oleh jumlah lemak subkutan dingin. Misalnya tidak langsung mengganti
yang masih sedikit, thermogenesis yang popok bayi yang basah dan menyentuh
belum matang dan juga mekanisme bayi dengan tangan dingin. Lalu yang
kompensasi yang belum efisien (Karnati keempat adalah konveksi atau mengalir,
at al, 2020). panas pada tubuh bayi akan mengalir
bersama aliran udara yang ada disekeliling
Diagnosis Keperawatan bayi. Misalnya bayi diletakkan di dekat
pintu yang terbuka atau didepan kipas
Penulis menegakan masalah
angin dan AC. Perawatan kangaroo
keperawatan hipotermia berdasarkan data
dilakukan untuk membantu menstabilkan
yang sudah ditemukan pada By. Ny. S yaitu
suhu tubuh pada bayi prematur karena
saat dilakukan pengkajian terdapat data
kondisinya yang lemah dan berisiko tinggi
objektif berupa suhu tubuh 350C,
terkena beberapa masalah kesehatan

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 671


salah satunya adalah hipotermia, hampir dengan bagian depan terbuka (Tim Pokja
setiap bayi yang lahir prematur SIKI DPP PPNI, 2018).
membutuhkan perawatan di rumah sakit
Implementasi Keperawatan
(Catur & Widyaiswara, 2019).
Implementasi merupakan bagian dari
Manajemen hipotermia yaitu meliputi
pelaksanaan rencana intervensi yang telah
memonitor suhu tubuh, mengidentifikasi
disusun dan dilakukan guna mencapai
penyebab hipotermia (terpapar suhu
sebuah tujuan yang spesifik dan membantu
lingkungan rendah, pakaian tipis,
pasien untuk mencapai tujuan yang
kerusakan hipotalamus, penurunan laju
diharapakan seperti peningkatan
metabolisme, kekurangan lemak
kesehatan, pencegahan suatu penyakit,
subkutan), memonitor tanda dan gejala
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
akibat hipotermia (hipotermia ringan:
koping. Pada tersebut perawat dapat
takipnea, disartria, menggigil, hipertensi,
melakukan pengumpulan data baik data
dluresis. Hipotermia sedang: aritmia,
subjektif maupun data objektif dan memilih
hipotensi, apatis, koagulopati, refleks
tindakan asuhan keperawatan yang tepat
menurun. Hipotermia berat: oliguria, refleks
dengan kebutuhan diri pasien tersebut
menghilang, edema paru, asam-basa
(Oktaviani, 2018). Implementasi
abnormal), menyediakan lingkungan yang
merupakan suatu tahapan dari sebuah
hangat (atur suhu ruangan, incubator),
proses tindakan keperawatan yang
melakukan penghangatan pasif (selimut,
dilakukan setelah dilakukan penyusunan
meutup kepala, pakaian tebal), melakukan
rencana tindakan keperawatan (Fallis,
penghangantan akif eksternal (kompres
2013).
hangat, botol hangat, selimut hangat,
perawatan metode kangaroo), melakukan Implementasi yang sudah dilakukan
penghangatan aktif internal (infus cairan sesuai dengan intervensi yang dipilih
hangat, oksigen hangat, selimut hangat, selama 3 hari, tindakan yang dilakukan
lavase peritoneal dengan cairan hangat), yaitu melakukan pengkajian IPPA untuk
menganajurkan minum ASI (Tim Pokja SIKI mengetahui kondisi pasien, melakukan
DPP PPNI, 2018). monitor TTV seperti nadi, suhu, SPO2
selama 2 jam sekali, melakukan monitor
Perawatan kangaroo yang dilakukan
suhu pasien selama 2 jam sekali untuk
antara lain memonitor factor orang tua
mengetahui kondisi suhu tubuh pasien
yang mempengaruhi keterlibatannya
yang mengalami hipotermia, memberikan
dalam perawatan, memastikan status
ASI melalui alat bantu OGT untuk
fisiologi bayi terpenuhi dalam perawatan,
membantu memenuhi asupan nutrisi
menyediakan lingkungan yang tenang,
pasien karena refleks menghisap dan
nyaman, dan hangat, memposisikan bayi
menelan yang kurang baik, melakukan
telungkup tegak lurus didada orang tua,
perawatan didalam incubator pada pasien,
memiringkan kepala bayi ke salah satu sisi
melakukan perawatan metode kangaroo
kanan atau kiri dengan kepala sedikit
untuk membantu menstabilkan suhu tubuh
tengadah (ekstensi), menghindari
pasien karena mengalami hipotermia.
mendorong kepala bayi fleksi dan
hiperekstensi, biarkan bayi telanjang hanya
mengenakan popok, kaus kaki dan topi,
memposisikan panggul dan lengan bayi
dalam posisi fleksi, memposisikan bayi Evaluasi Keperawatan
diamankan dengan kain panjang atau Evaluasi keperawatan adalah suatu
pengikat lainnya, membuat ujung pengikat proses keperawatan diamana akan
tepat berada dibawah kuping bayi, dilakukan dengan melibatkan pasien,
menjelaskan tujuan dan prosedur perawat, dan tim medis yang lainnya
perawatan kangaroo, menjelaskan (Padila & Agustien, 2019). Evaluasi
keuntungan kontak kulit ke kulit orang tua meliputi catatan perkembangan,
dan bayi, menganjurkan orang tua kemungkinan terdapat keluhan dan
menggunakan pakaian yang nyaman permasalahan baru yang dirasakan.

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 672


Penulis melakukan evaluasi dengan Evaluasi tindakan keperawatan yang
observasi keadaan dan perkembangan telah dilakukan pada tanggal 23 Juni 2022
pasien. Evaluasi dilakukan oleh penulis sampai dengan 25 Juni 2022 dengan
selama 3 hari dengan memperhatikan metode SOAP, sudah tidak menggigil, tidak
beberapa perkembangan atau keadaan terdapat akrosianosis, suhu tubuh 36,50C,
pasien dan hasil dari pemeriksaan. dan menangis ketika merasa tidak nyaman.
Setelah dilakukan tindakan asuhan
Hasil evaluasi yang dilakukan untuk
keperawatan selama 3 hari masalah
masalah termoregulasi neonatus teratasi
termoregulasi neonatus teratasi sebagian,
sebagian dengan data yang didapatkan
lanjutkan intervensi monitor suhu,
pada By. Ny. S yaitu sudah tidak menggigil,
manajemen hipotermia dan perawatan
tidak terdapat akrosianosis, suhu tubuh
36,50C, dan menangis ketika merasa tidak kangaroo.
nyaman. Setelah dilakukan tindakan
asuhan keperawatan selama 3 hari
SARAN
masalah termoregulasi neonatus teratasi
sebagian, lanjutkan intervensi monitor Bagi Penulis Selanjutnya, diharapkan
suhu, manajemen hipotermia dan karya tulis ilmiah ini dapat dikembangkan
perawatan kangaroo. menjadi lebih inovatif lagi dan dapat
memberikan asuhan atau tindakan yang
belum penulis terapkan dalam memberikan
KESIMPULAN asuhan keperawatan pada pasien BBLR
Pengkajian pada By. Ny. S pada tanggal dengan hipotermia.
23 Juni 2022 dengan hasil pengkajian yang
didapatkan dari ibu pasien yaitu ibu pasien
mengatakan mempunyai riwayat DAFTAR PUSTAKA
keguguran pada saat usia kehamilan 10 Adriani, P. (2017). Faktor Risiko pada kejadian
minggu, didapatkan suhu tubuh By. Ny. S Bayi Berat Lahir rendah 9BBLR) di
rendah yaitu 350C, mengalami RSUD dr. R. Goeteng Tarunadibrata
akrosianosis, menggigil, bayi menangis Purbalingga. Kebidanan STIKES
Harapan Bangsa Purwokerto.
lemah, kulit teraba dingin, pengisian CRT
>3 detik, menggunakan alat bantu nafas Dr. Vladimir, V. F. (2015). Konsep Dasar
berupa masal kanul 0,5 liter/menit, berat Neonatus. Gastronomía Ecuatoriana y
badan By. Ny. S 1320 gram, panjang Turismo Local., 1(69), 5–24.
badan 43 cm, lingkar kepala 28 cm dan Fallis, A. . (2013). Konsep Post Operasi ORIF.
lingkar dada 29 cm. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Diagnosis keperawatan yang http://perpustakaan.poltekkes-
didapatkan adalah hipotermia malang.ac.id/assets/file/kti/1301460059/
berhubungan dengan berat badan eksterm. 7._BAB_II_.pdf
Intervensi yang ditetapkan pada Ferinawati, & Sari, S. (2020). Faktor-Faktor
By.Ny.S adalah manajemen hipotermia Yang Berhubungan Dengan Kejadian
dan perawatan kangaroo. Bblr Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jeumpa Kabupaten Bireuen. Journal of
Tindakan yang dilakukan yaitu Healthcare Technology and Medicine,
mengobservasi dan mencatat TTV setiap 2 6(1), 353–363.
jam sekali, memberikan ASI melalui OGT
sebanyak 3-5 cc, melakukan perawatan Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2019). Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi
dalam incubator (mengganti popok), Jawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal
memposisikan pasien terlentang dan Biometrika Dan Kependudukan, 7(2), 97.
memberikan ganjalan berupa selimut yang https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.9
digulung, melakukan perawatan metode 7-104
kangaroo.
Hendayani, W. L. (2019). Pengaruh Perawatan
Metode Kangguru Terhadap Kestabilan

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 673


Suhu Tubuh BBLR di Ruang Perinatologi Indonesia, 2(3), 175–182.
RSUD Dr. Achmad Mochtar. Jurnal http://doi.wiley.com/10.1002/14651858.
Human Care, 4(1), 26–33. CD013574
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/humancar
Oktaviani.J. (2018). Metodologi penelitian.
e/article/download/243/pdf
Sereal Untuk, 51(1), 51.
Inpresari, I., & Pertiwi, W. E. (2021).
Padila, P., & Agustien, I. (2019). Suhu Tubuh
Determinan Kejadian Berat Bayi Lahir
Bayi Prematur di Inkubator Dinding
Rendah. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
Tunggal dengan Inkubator Dinding
7(3), 141.
Tunggal Disertai Sungkup. Jurnal
https://doi.org/10.22146/jkr.50967
Keperawatan Silampari, 2(2), 113–122.
Kamilah, D. D., & Ningrum, W. M. (2020). https://doi.org/10.31539/jks.v2i2.651
Pertumbuhan Anak Umur 6-24 Bulan
Tri Budiarti, Dhiah Dwi Kusumawati., Nikmah
Dengan Riwayat Bayi Berat Lahir
Nuur Rochmah. (2019). Hubungan Berat
Rendah (Bblr). Journal of Midwifery and
Bayi Lahir Dengan Kematian Bayi. Jurnal
Public Health, 2(1), 2–7.
Kesehatan Al-Irsyad, 12(2), 63–70.
https://doi.org/10.25157/jmph.v2i1.3534
https://doi.org/10.36746/jka.v12i2.42
Novitasari, A., Hutami, M. S., & Pristya, T. Y. R.
(2020). Pencegahan dan Pengendalian
BBLR Di Indonesia: Systematic Review.
Pencegahan Dan Pengendalian Bblr Di

Ghozaturohmah, Cahyaningrum, & Murniati 674

Anda mungkin juga menyukai