Anda di halaman 1dari 9

42

Hubungan Status Gizi Ibu Bersalin dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (Bblr)

Asfarina Puspanagara1, Yulia Nur Khayati2


1
Program studi kebidanan program sarjana, 2program studi D3 Kebidanan,
Universitas Ngudi Waluyo
Email : asfarinapuspanagara@gmail.com, yulia.farras@gmail.com

ABSTRAK

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab pertama
kematian bayi di Jawa Barat. Bayi yang lahir dengan BBLR perlu mendapatkan
penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami
gangguan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu umur, status gizi,
jarak kehamilan dan paritas ibu (Manuba, 2010). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan status gizi ibu dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian ini adalah ibu
bersalin pada Agustus 2020 – Desember 2020 di RSIA dr. Djoko Pramono. Sampel
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSIA dr. Djoko Pramono dari bulan
Agustus-16 Oktober 2020 yang berjumlah 182. Teknik pengumpulan data dengan
data sekunder yang disusun menggunakan master table dan dianalisis menggunakan
chi square. Hasil Penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan kejadian BBLR, dengan hasil p value 0.000 (< 0,05) OR = 16,684. Saran
bagi pasien yaitu diharapkan untuk pasien agar lebih maksimal memperhatikan
asupan makanan (status gizi) terutama saat kehamilan.

Kata Kunci : Status Gizi Ibu, Berat Badan Lahir Rendah


Abstrack
The Relationship between Maternal Nutritional Status and Incidence of Low
Birth Weight (Bblr)
Low Birth Weight (LBW) is the first cause of infant mortality in West Java. Babies
born with LBW need to get serious treatment, because in these conditions babies
are easily distracted. Factors that influence the occurrence of LBW are age,
nutritional status, pregnancy distance and maternal parity (Manuba, 2010). The
purpose of this study was to determine the relationship between maternal
nutritional status and the incidence of low birth weight (LBW). This study used a
descriptive analytic using a cross sectional approach. The research was conducted
in August 2020 - December 2020 at RSIA dr. Djoko Pramono. The sample of this
study were all deliveries at RSIA dr. Djoko Pramono from August-16 October 2020,
totaling 182. Data collection techniques with secondary data were arranged using
a master table. The results of the study were analyzed bivariately using the chi
Square test. Based on the results of statistical analysis with chi square, it was found
that there was a significant relationship between nutritional status and the
incidence of LBW, with a p value of 0.000 (<0.05), OR = 16.684. Women because

Hubungan Status Gizi... Asfarina Puspanagara, Yulia Nur Khayati


Journal of Holistics and Health Sciences
Vol. 3, No. 1 Maret 2021
Journal of Holistics and Health Sciences
Vol. 3, No. 1 Maret 2021

they will conceive and give birth and so that there is no further deficiency of
pregnancy status, so as to reduce the level of morbidity and mortality of infants.
Keywords: Maternal Nutritional Status, Low Birth Weight
PENDAHULUAN dapat melambung hingga 20 juta bayi
diseluruh dunia baik yang disebabkan
Berdasarkan Survei oleh kelahiran sebelum waktunya
Demografi dan Kesehatan Indonesia (prematur) maupun perkembangan
(SDKI) di Indonesia AKB tahun janin terhambat (IDAI, 2012).
2017 tercatat sebesar 24/1.000 Terdapat banyak faktor yang menjadi
kelahiran hidup. Penyebab kasus pencetus terjadinya BBLR,
kematian bayi yaitu gangguan diantaranya yaitu umur ibu, status gizi
pernafasan sebanyak 37%, ibu, jarak kehamilan dan paritas ibu
prematuritas sebanyak 36%, sepsis dapat menyebabkan terjadinya BBLR
sebanyak 12%, hipotermi sebanyak . BBLR sangat erat kaitannya dengan
7%, ikterus sebanyak 6%, posmatur kondisi ibu karena selama hamil bayi
sebanyak 3% dan kelainan mendapatkan nutrisi dari ibu melalui
kongengital sebanyak 1% (Profil plasenta (Manuba, 2010). Faktor gizi
Kesehatan Indonesia, 2019). ibu merupakan faktor yang sangat
Berdasarkan data Provinsi menentukan bagi keberlangsungan
Jawa Barat tahun 2019, angka status gizi janin yang ada di dalam
kematian bayi mencapai 2.851/ 1.000 kandungannya dan menentukan
kelahiran hidup. Penyebab kematian pertumbuhan dan perkembangan bayi
bayi tersebut antara lain BBLR(Bayi saat dilahirkan hingga dewasa.
Berat Lahir Rendah)sebanyak Diambilnya faktor status gizi ibu
40,25%, asfiksia sebanyak karena banyaknya kasus BBLR yang
27,60%,tetanus neonatorum sebanyak disebabkan oleh kurangnya status gizi
0,13%, sepsis sebanyak 3,14%, di provinsi Jawa Barat, khususnya
penyebab lain-lain sebanyak 17, 28%, wilayah Kabupaten Karawang. Status
dan sisanya kelainan bawaan gizi ini merupakan hal yang mudah
sebanyak 11,59% (Profil Kesehatan untuk diukur dan diteliti, agar peneliti
Jawa Barat, 2019). tidak kesulitan untuk mencari data
Menurut data Tahunan Dinas maupun referensi mengenai status
Kesehatan Kabupaten Karawang gizi pada ibu.
Tahun 2018 AKB ditahun 2018 Status gizi pada ibu hamil
sebanyak 162 kasus penyebabnya sangat penting karena jika terjadi
diantaranya BBLR sebanyak 74 kasus kekurangan gizi pada simpanan
(46%), asfiksia sebanyak 25 kasus nutrisi ibu hamil maka simpanan
(15%), infeksi 4 kasus (2%), kelainan tersebut tidak akan cukup untuk
kongengital 22 kasus (14%), pertumbuhan dan perkembangan
bronkopneumonia 2 kasus (1%), diare janin dan ibu. Pada kondisi ini
3 kasus (2%), lain-lain 32 kasus dikhawatirkan plasenta tidak
(20%) (Dinas kesehatan Kabupaten berkembang secara optimal sehingga
Karawang 2018). mengakibatkan tidak mempunyai
Masalah kesehatan yang kemampuan untuk mensuplai gizi
sering dialami oleh masyarakat pada yang cukup untuk kebutuhan jabang
bayinya yaitu BBLR. Menurut survei bayi yang memungkinkan terjadinya
kejadian BBLR disetiap tahunnya pertumbuhan janin terhalang, cacat

43
ketika dilahirkan, abortus atau lahir dan perkembangan pada anak yaitu
dengan tidak bernyawa, lahir sebelum faktor dari dalam dan luar. Dari dalam
waktunya atau bayi dengan BBLR. yaitu pertumbuhan dan
Jika hal ini terjadi pada janin perkembangan anak itu sendiri
perempuan akan mengurangu sedangkan faktor dari luar yaitu
kesempatan ia untuk melahirkan bayi prenatal, persalian dan pasca
dengan keadaan yang sehat persalinan (Adriana, 2013).
(Almatsier, 2011). Penelitian yang berjudul
Growth anddevelopment in children
Faktor lainnya yang menjadi born very low birthweight yang
pencetus terjadinya BBLR yaitu menggunakan sampel 950 anak
status gizi ibu pra hamil dan ketika dengan BBLR, hasil penelian ini
hamil ditandai dengan sosial ekonomi didapatkan bahwa bayi dengan BBLR
yang termasuk di dalamnya yaitu akan mengalami perlambatan pada
pendidikan, pekerjaan, status pertumbuhan dan perkembangannya
ekonomi keluarga, riwayat penyakit sedangkan pertumbuhan dan
ibu, riwayat kelahiran dan perkembangan yang optimal dapat
pelayanan kehamilan yang meliputi menentukan kualitas mada depan
seberapa sering ibu periksa hamil, anak (Schart, J.R., et. al, 2016).
tenaga kesehatan yang Hal ini menarik minat peneliti
memeriksanya, usia kehamilan pada untuk mengambil penelitian yang
awal pemeriksaan kehamilan (Tinuk berjudul hubungan status gizi ibu
Istiarti, 2010). dengan kejadianberat badan lahir
Status gizi pada ibu selama rendah (BBLR), karena pengaruh
hamil berengaruh terhadap terjadinya status gizi ibu menjadi salah satu
BBLR yaitu perempuan yang faktor terjadinya BBLR pada bayi
memiliki ketidakcukupan gizi yang dapat berpengaruhpada
mempunyai resiko 5,5 kali lebih besar mortalitas dan mordibitas BBL.
mengalami BBLR dibandingkan Faktor gizi ibu merupakan faktor
dengan perempuan dengan yang sangat menentukan bagi
kecukupan status gizi.Menurut keberlangsungan status gizi janin
statistik (OR = 5.61; 95% CI = 0,21 yang ada di dalam kandungannya dan
hingga 0,79; p = 0,008). Pengukuran menentukan pertumbuhan dan
status gizi ini diukur dengan perkembangan bayi saat dilahirkan
mengukur Lingkar Lengan Atas hingga dewasa. Diambilnya faktor
(LILA), ukuran LILA yang kurang status gizi ibu karena banyaknya
dari 23,5 cm menyatakan status gizi kasus BBLR yang disebabkan oleh
kurang dan yang lebih dari 23,5 kurangnya status gizi di provinsi Jawa
menyatakan status gizi baik (Ruji, Barat, khususnya wilayah Kabupaten
2009). Karawang. Status gizi ini merupakan
Gangguan yang mungkin hal yang mudah untuk diukur dan
muncul pada bayi yang lahir dengan diteliti, agar peneliti tidak kesulitan
berat badan rendah yaitu mengalami untuk mencari data maupun referensi
gangguan pertumbuhan dan mengenai status gizi pada ibu.
perkembangan dimasa depan
(Kemenkes RI, 2016 & Dinkes METODE
Jateng, 2016). Terdapat dua penyebab Desain pada penelitian ini
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah diskriptif analitik dengan

44
menggunakan pendekatan cross yaitu total sampling. Instrumen yang
sectional. Penelitian ini dilakukan di digunakan dalam pengambilan data
RSIA dr. Djoko Pramono pada bulan yaitu menggunakan master tabel.
Desember 2020. Populasi dalam Teknik pengambilan data yaitu
penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan data sekunder rekam
melahirkan di RSIA dr. Djoko medik ruang bersalin RSIA dr. Djoko
Pramono pada bulan Agustus 2020 – Pramono. Hasil Penelitian dianalisis
Desember 2020 sebanyak 182 ibu bivariat menggunakan uji Chi Square.
bersalin dan sampel yang digunakan

HASIL
Analisis Univariat
Tabel 1. Tabel distribusi frekuensi Karakteristik Responden BBLR, BBLN,
Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas
Variabel Jumah (n) Persen (%)
Berat Badan Lahir
BBLR 35 19,2 %
Tidak BBLR 147 80,8 %
Status Gizi
Gizi Kurang 41 22,5 %
Gizi Baik 141 77,4 %
Paritas
Primi 37 20,3 %
Multi 76 41,8 %
Grande 45 37,9 %
Pendidikan
Dasar (SD, SMP) 42 23%
Menengah (SMA) 104 57,1 %
Tinggi (PT) 36 19,8 %
Pekerjaan
Bekerja 90 49,4%
Tidak Bekerja 92 50,5 %

dengan paritas grande multipara


Pada tabel di atas dapat diketahui sebanyak 45 (37,9%) responden, ibu
bayi dengan BBLR sebanyak 35 (19,2%) dengan pendidikan dasar sebanyak 42
responden, ibu dengan status gizi kurang (23%) responden, dan ibu bekerja
sebanyak 41 (22,5%) responden, ibu sebanyak 90 (49,%).

Analisis Bivariat
Tabel 2. Tabel Analisis Chi Square Hubungan Status Gizi dengan Kejadian BBLR
Berat Badan Lahir OR
Total P
Status Gizi BBLR BBLN (95% CI)
Value
N % N % N %
Gizi Kurang 24 58,5% 17 41,5% 41 100% 16,684 0,000
Gizi Baik 11 7,8% 130 92,2% 141 100% (6,958-40,005)

45
Hasil penelitian menunjukkan gizi secara langsung atau tidak
terdapat hubunganantara status gizi langsung bertanggung jawab atas
dengan kejadian BBLR, dengan hasil setidaknya 35% kematian pada anak
p value 0.000 (< 0,05), hasil di bawah usia lima tahun, secara
penelitian diperoleh OR = 16,684 global. Zambia, seperti banyak negara
berkembang lainnya, saat ini
PEMBAHASAN dihadapkan pada beban ganda
Hasil penelitian menunjukkan malnutrisi, dengan kekurangan gizi
terdapat hubunganantara status gizi terus menjadi masalah kesehatan
dengan kejadian BBLR, dengan hasil masyarakat yang utama. Menurut
p value 0.000 (< 0,05), hasil Survei Kesehatan Demografi Zambia
penelitian diperoleh OR = 16,684 (DHS) 2013-2014, prevalensi
artinya ibu yang memiliki status gizi stunting pada anak balita adalah 40%,
kurang memiliki resiko 16 kali lebih berat badan kurang 15% dan wasting
tinggi mengalami bayi dengan BBLR. 5% dan defisiensi mikronutrien akut
Hasil penelitian ini sesuai dengan dan kronis, terutama vitamin A, zat
penelitian yang dilakukan oleh Riji besi, seng. dan kekurangan yodium,
(2009) pengaruh status gizi ibu terjadi dalam proporsi yang tinggi di
dengan kejadian BBLR adalah daerah pedesaan dan perkotaan.
perempuan yang mempunyai Ketika jumlah makanan yang
ketidakcukupan gizi mempunyai dikonsumsi tidak cukup dapat
resiko 5,5 kali lebih besar menyebabkan penurunan volume
dibandingkan perempuan dengan darah, sehingga aliran darah ke
kecukupan gizi. Status paritas yang plasenta menurun dan ukuran
tinggi dapat meningkatkan risiko plasenta tidak maksimal dan
kejadian BBLR dan bayi lahir mati, perpindahan zat gizi pun berkurang
hal tersebut terjadi karena semakin sehingga mengakibatkan
tinggi status paritasnya maka pertumbuhan janin terhambat yang
kemampuan rahim untuk akan melahirkan bayi denganberat
menyediakan nutrisi bagi kehamilan badan lahir rendah (Hidayati, 2011).
selanjutnya semakin menurun Penelitian yang berjudul Growth
sehingga penyaluran nutrisi antara ibu anddevelopment in children born very
dan janin terganggu yang akhirnya low birthweight yang menggunakan
dapat mengakibatkan BBLR sampel 950 anak dengan BBLR, hasil
(Manuba, 2010; KemenKes RI, 2011; penelian diperoleh bayi dengan
Endriana, 2012). Kurangnya BBLR akan mengalami perlambatan
sosialisasi mengenai status gizi dan pada pertumbuhan dan
banyaknya ibu yang bekerja menjadi perkembangannya sedangkan
karyawan swasta sehingga ibu pertumbuhan dan perkembangan
tersebut kurang memeuhi status gizi yang optimal dapat menentukan
untuk janinnya, mereka hanya kualitas mada depan anak (Schart,
memikirkan kenyang saja tidak J.R., et. al, 2016 dalam Khayati,
dengan status gizi yang semestinya Sundari, 2019). Sesuai hasil
dan pekerjaan mereka pun berat, jadi penelitian dimana ukuran lingkar
makanan yang dimakan kurang lengan atas (LILA) < 23,5cm
meenuhi asupan gizi untuk ibu. memunyai resiko 4,89 kali lebih besar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melahirkan bayi dengan berat badan
memperkirakan bahwa kekurangan lahir rendah (Khayati, Sundari, 2019).

46
Status gizi pada ibu hamil yang buruk. Secara khusus, MUAC
sangat penting karena jika terjadi pada ibu telah terbukti berkorelasi
kekurangan gizi pada simpanan dengan progresif berat badanhamil
nutrisi ibu hamil maka simpanan dan berat badan lahir. Faktor-faktor
tersebut tidak akan cukup untuk yang merugikan ketika pengukuran
pertumbuhan dan perkembangan LILA pada kehamilan yang kurang
janin dan ibu. Pada kondisi ini dari normal dan BMI yang tidak
dikhawatirkan plasenta tidak normal adalah stunting pada bayi dan
berkembang secara optimal sehingga bayi yang dilahirkan mengalami
mengakibatkan tidak mempunyai BBLR (Ghosh, 2019).
kemampuan untuk mensuplai gizi Paritas satu tidak aman,
yang cukup untuk kebutuhan jabang paritas 2-3 aman untuk hamil dan
bayi yang memungkinkan terjadinya bersalin dan paritas lebih dari 3 tidak
pertumbuhan janin terhalang, cacat aman. Karena bayi dengan berat lahir
ketika dilahirkan, abortus atau lahir rendah sering terjadi pada paritas
dengan tidak bernyawa, lahir sebelum diatas lima disebabkan pada saat ini
waktunya atau bayi dengan BBLR. sudah terjadi kemunduran fungsi pada
Jika hal ini terjadi pada janin alat-alat reproduksi. Paritas yang
perempuan akan mengurangu tinggi akan berdampak pada
kesempatan ia untuk melahirkan bayi timbulnya berbagai masalah
dengan keadaan yang sehat kesehatan baik bagi ibu maupun bayi
(Almatsier, 2011). Pendidikan ibu yang dilahirkan. Salah satu dampak
telah dikaitkan dengan hasil gizi di kesehatan yang mungkin timbul dari
antara anak-anak dalam penelitian di paritas yang tinggi adalah
berbagai pengaturan termasuk Bolivia berhubungan dengan kejadian BBLR
dan Kenya. Oleh karena itu, tujuan (Berat Bayi Lahir Rendah). Paritas
dari penelitian ini adalah untuk lebih dari 4 ini beresiko mengalami
menilai hubungan antara karakteristik komplikasi serius, seperti perdarahan
ibu yang dipilih, status gizi ibu dan dan infeksi yang akan mengakibatkan
status gizi anak di Ethiopia. adanya kecenderungan bayi lahir
Gizi baik sangat dibutuhkan dengan kondisi BBLR bahkan
oleh ibu hamil agar pertumbuhan dan terjadinya kematian ibu dan bayi
perkembangan janin tidak mengalami (Erica RE dkk, 2002 dalam Endriana,
hambatan, terlebih ketika akan 2012).
melahirkan bayi yang sehat dengan Tingkat pendapatan keluarga
berat badan yang normal dan mempengaruhi pemilihan bahan
semuanya sempurna. Ibu dengan makanan yang akan dikonsumsi
kondisi gizi kurangkehamilan tidak selama kehamilan yang berdampak
jarang melahirkan bayi denganberat pada status gizi ibu hamil.
badan lahir rendah (Susilani, Keterbatasan ekonomi berpotensi
2014).Status gizi yang buruk dalam mengakibatkan terjadinya
kehamilan yang dinyatakan dengan keterbatasan dalam mendapatkan
lingkar lengan atas (LILA) telah pelayanan antenatal yang adekuat dan
secara signifikan dikaitkan dengan intake makanan yang bergizi. Hal ini
BBLR pada bayi di Asia dan Afrika. sesuai dengan rekomendasi
Hal ini dihubungkan dengan Kementerian Kesehatan, yang
kesakitan dan kematian bayi, menyatakan bahwa status sosial
stunting, dan perkembangan kognitif ekonomi akan berpengaruh dalam

47
mendapatkan pelayanan antenatal membutuhkannya. Diharapkan untuk
yang adekuat dan pemenuhan gizi. pasien agar lebih maksimal
Ibu dengan sosial ekonomi yang baik memperhatikan asupan makanan
akan dapat memperoleh pelayanan (status gizi) terutama perempuan
kesehatan yang rutin selama hamil karena kelak akan mengandung dan
dan cukup dalam pemenuhan gizi melahirkan dan agar tidak terjadi
sehingga dapat melahirkan bayi kembali kekurangan status gizi di
dengan berat badan normal dibanding kehamilan selanjutnya, sehingga
dengan kondisi sosial ekonominya dapat mengurangi tingkat kesakitan
rendah. Para wanita hamil dari dan kematian bayi.
golongan ekonomi rendah pada
umumnya tergolong dalam kategori DAFTAR PUSTAKA
“risiko besar” karena kesehatannya
yang biasanya terganggu oleh kurang Homisiatur R, S.ST., M. Kes.,
gizi. Tetapi selain itu pekerjaan yang Agustina, W, S.ST., M. Kes &
berat pun dapat memepengaruhi Umi, N, S. Si., M. Kes (2018)
status gizi jika asuan yang dimakan Mencegah Kematian Neonatal
tidak sesuai dengan standar makanan Dengan P4K. Yogyakarta :
yang disarabkan untuk ibu hamuk Deepublish publisher
(Widyaningsih, 2012). Ani, T., S.ST., M. Kes., Ika, P. D,
S.ST., M. Kes., Rita, A,
SIMPULAN S.ST., M. Kes., & Juli, S.Y,
Berat badan lahir bayi di RSIA dr. S.ST., M. Kes (2012) Buku
Djoko Pramonoyaitu BBLR sebanyak Ajar Kegawatdaruratan
35 (19,2 %) respondendan BBLN Maternal Neonatal.
sebanyak 147 (80,8%) dari 182 Yogyakarta : Deepublish
populasi. Status gizi ibu yang publisher.
melahirkan di RSIA dr. Djoko
Pramono yaitu ibu dengan status gizi Dwienda, Octa. R, SKM., M. Kes.
kurang sebanyak 41 (22,5%) Liva, Monita, S.Si. T., M. Kes.
respondendan ibu dengan status gizi Eka, Maya. S, S. Si. T., M.
baik sebanyak 141 (77,4%) dari 182 Kes. Rina, Yulviana, SKM.
populasi. Terdapat hubungan secara (2014). Buku AjarAsuhan
statistik antara status gizi dengan Kebidanan, Neonatus, Bayi/
kejadian BBLR, dengan hasil p value Balita dan Anak Prasekolah
0.000 (< 0,05), hasil penelitian Untuk Para Bidan.
diperoleh OR = 16,684 artinya ibu Yogyakarta : Deepublish.
yang memiliki status gizi kurang Wiirdayanti, Rahayu, S. Si. T., M.
memiliki resiko 16 kali lebih tinggi Kes. Herlina Riska, S. Si. T.,
mengalami bayi dengan BBLR. M. Keb. (2019). Terapi
Saran, Diharapkan untuk peneliti Komplementer Pelayanan
agar dapat menggunakan referensi Kebidanan Berdasarkan Bukti
dengan maksimal sepuluh tahun dan Scientific dan Empiris.
lebih banyak lagi dan dapat Yogyakarta. Deepublish.
menganalisa kasus BBLR lebih baik
lagi. Menyimpan dengan rapi hasil Thamaria, Netty. (2017). Bahan Ajar
penelitian ini agar dapat dijadikan Gizi Penilaian Status Gizi.
referensi dan informas bagi yang

48
Kementrian Kesehatan : Yulia, N. K., Adi, P., & Eti, P. (2016).
Jakarta. Multilevel Analysis on the
Factors Associated with Low
Happinasari,Ossie., Suryandari, Birth Weight in Temanggung,
Artathi, Eka (2016). Faktor- Central Java. doi :
Faktor Yang Mempengaruhi https://doi.org/10.26911/thej
Berat Badan Lahir Bayi Di mch.2016.01.01.02
Puskesmas Wilayah
Kabupaten Banyumas. Jurnal Susi, Y. H., Dina, R. P., & Apoina, K.
Bidan Prada. Diakses dari (2019). Anemia Dan Kek
http://ojs.akbidylpp.ac.id/inde Pada Ibu Hamil Sebagai
x.php/Prada/article/view/173 Faktor Risiko Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR).
Kusrini, K & Oktaviani, I. (2011). Jurnal Kesehatan Masyarakat
Jurnal Kesehatan Metro Sai (e-Journal) Volume 7, Nomor
Wawai P-ISSN1979-469X E- 1. E-journal Undip diakses.
ISSN 2657-1390. Diakses dari
http://dx.doi.org/10.26630/jk http://ejournal3.undip.ac.id/in
m.v4i2.1165 dex.php/jkm.
Khaula, K., & Endang, L. A. (2012). Nilfar, .R., & Octovina, S. (2018).
Status Gizi Ibu Dengan Berat Hubungan Status Kek Ibu
Badan Lahir. Jurnal Hamil Dan BBLR Dengan
Kesehatan Masyarakat Kejadian Stunting Pada Balita
Nasional Vol. 7, No. 3. Di Puskesmas Tawiri Kota
Anggi, S., Nur, I. L., & Amirah, Z., I. Ambon. Jakarta; 9 (2): 45-51.
(2013). Hubungan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Rieka, D. K., & Mei, M. (2019).
Trimester III Dengan Berat Pengaruh Kekurangan Energi
Bayi Lahir di Kota Pariaman. Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil
Jurnal Kesehatan Andalas 2 Dengan Bayi Berat Badan
(1). Lahir Rendah (BBLR) Di
Puskesmas Minggir
Siva, C. R., & Martha, I. K. (2013). Kabupaten Sleman. (Skripsi).
Hubungan Asupan Gizi Dan Universitas ‘Aisyiyah
Status Gizi Ibu Hamil Yogyakarta.
Trimester III Dengan Berat Sumiaty. & Sri Restu. (2016). Kurang
Badan Lahir Bayi di Wilayah Energi Kronis (Kek) Ibu
Kerja Puskesmas Suruh. Hamil Dengan Bayi Berat
Jurnal Kesehatan Fakultas Lahir Rendah (BBLR). Jurnal
Kedokteran Universitas Husada Mahakam. Volume IV
Diponegoro. No.3, hal 162-170.
Yulia, N. K., & Sundari. (2019). Estri, K. (2017). Tinjauan Sistematis
Hubungan Berat Badan Lahir Terhadap Faktor Risiko
Dengan Pertumbuhan Dan Kejadian Berat Badan Lahir
Perkembangan. Jurnal Rendah di Indonesia. Journal
Kesehatan Volume 2 Nomor of Health Science and
2. Prevention. Vol.1(1).

49
Dewie, S. & Shinta, S. (2013). Sven,G., Christopher, K. W.,
Analisis Faktor-Faktor Yang Rebecca, K. L., & Shakuntala,
Mempengaruhi Kejadian H. T. (2018). Dietary diversity
BBLR Di Puskesmas determinants and contribution
Perkotaan Kabupaten of fish to maternal and under-
Banjarnegara. Jurnal five nutritional status in
Kesehatan Politeknik Zambia.
Banjarnegara. https://doi.org/10.1371/journa
l.pone.0204009
Pritasari., Didit, D., & Nugraheni, T.
L. (2017). Bahan Ajar Gizi Canaan, N., Susan, J. W., Carol, J.
Dalam Daur Kehidupan. H., Tefera, B., & Tewodros, G.
Jakarta Selatan : Pusat H. (2015). Association
Pendidikan Sumber Daya between Maternal and Child
Manusia Kesehatan. Nutritional Status in Hula,
Rural Southern Ethiopia: A
Profil Kesehatan Indonesia. (2018). Cross Sectional Study.
Kementrian Kesehatan doi: 10.1371/journal.pone.01
Republik Indonesia. Jakarta : 42301
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

50

Anda mungkin juga menyukai