Mindo Lupiana1)
1)
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Abstrak
Akibat yang ditimbulkan kekurangan gizi pada ibu hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR) yang berdampak pada penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan, rendahnya imunitas,
gangguan perkembangan mental, peningkatan morbiditas dan mortalitas serta gangguan metabolik yang akan
menyebabkan risiko penyakit degeneratif pada usia dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Desain penelitian ini kasus kontrol
retrospektif dimana data yang didapat merupakan data masa lampau, mengenai responden pada saat hamil.
Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol
retrospektif, dimana data yang didapat merupakan data masa lampau, mengenai responden pada saat
hamil.Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 146 orang.Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli
2012.Analisis statistik yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan chi square dan untuk melihat faktor
yang paling dominan digunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan
secara bermakna dengan BBLR adalah umur ibu (p value = 0,020) penambahan berat badan ibu selama
kehamilan (p value = 0,000) dan berat badan prahamil (p value = 0,026). Faktor yang paling dominan adalah
penambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan odds ratio (OR) sebesar 11,6, artinya ibu yang
mengalami penambahan berat badan kurang dari 10 kg selama masa kehamilan mempunyai peluang 11,6 kali
lebih besar melahirkan bayi BBLR. Variabel pemeriksaan kehamilan dan tinggi badan ibu merupakan
counfonding factors.Pemantauan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan ibu selama masa
kehamilan sangat penting sebagai salah satu upaya mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Selain itu pemberian informasi dan pemahaman yang benar tentang usia yang tepat untuk kehamilan dan
pentingnya mengkonsumsi makanan-makanan bergizi sebelum, selama hamil dan selama menyusui.
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)46
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
berisiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir memberi masukan tentang hal-hal yang
rendah (BBLR) (WHO dan UNICEF, 2004). berkaitan dengan BBLR sehingga dapat
Dampak bayi dengan BBLR adalah mengambil langkah-langkah untuk menekan
penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan, kejadian BBLR di Kecamatan Teluk Betung
rendahnya imunitas, peningkatan morbiditas dan Barat Kota Bandar Lampung tahun 2012.
mortalitas serta gangguan metabolik yang akan
menyebabkan risiko penyakit degeneratif pada METODE
usia dewasa (Depkes, 2002). BBLR sebagai
akibat kurang gizi pada ibu hamil akan memiliki Desain yang digunakan dalam penelitian
kesempatan hidup yang lebih kecil dan ketika iniadalah case control dengan pendekatan adalah
bertahan hidup mereka mudah terserang case control dengan pendekatan kuantitatif.
penyakit, retardasi pertumbuhan dan gangguan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
perkembangan mental. Barker (1998), wawancara terstruktur dengan menggunakan
mengungkapkan bahwa peningkatan resiko kuesioner. Variabel dependen yang diteliti
penyakit kronik degeneratif terutama diabetes adalah bayi berat lahir rendah (BBLR)
dan jantung koroner pada usia dewasa telah sedangkan variabel independennya adalahumur
diprogram sejak janin. Demikian juga dengan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan
kejadian hipertensi, penyakit obstruksi paru, keluarga, paritas, jarak kelahiran, tinggi badan
peningkatan kolesterol dan kerusakan pada ibu, berat badan prahamil, IMT prahamil,
ginjal. penambahan BB selama hamil dan pemeriksaan
Pada tahun 2003, dilaporkan perbedaan kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian
prevalensi BBLR secara regional, yaitu wilayah kasus kontrol retrospektif, dimana data yang
Asia Selatan 25%, Afrika Sub Sahara 12%, didapat merupakan data masa lampau, mengenai
Afriaka Timur dan Utara 11%, Amerika Latin responden pada saat hamil.
dan Kepulauan Karibean 10%, Asian Timur dan Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
Pasific 8%. Sementara negara maju dan negara Teluk Betung Barat Kota Bandar
berkembang mempunyai prevalensi BBLR Lampung.Penelitian dilakukan selama 1 bulan,
masing-masing 7% dan 15% (Ramakrishnan, yaitu bulan Juli 2012. Populasi penelitian adalah
2003). Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan semua ibu yang mempunyai bayi (umur 0-12
prevalensi BBLR nasional (Indonesia) 11,5% bulan) pada bulan Juni 2011 sampai Juni 2012
dan Provinsi Lampung sebesar 10,3%. Daerah yang dilahirkan di Puskesmas dan rumah
yang mempunyai prevalensi BBLR tertinggi di bersalin di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota
Provinsi Lampung adalah Kota Bandar Bandar Lampung. Jumlah sampel pada
Lampung mencapai 20,7% dan Kecamatan penelitian ini dihitung dengan menggunakan
Teluk Betung Barat merupakan salah satu rumus sampel Lemeshow (1997) dan didapatkan
wilayah Kota Bandar Lampung yang jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 146
mempunyai proporsi BBLR cukup tinggi yaitu orang (perbandingan kasus dan kontrol = 1 : 1).
mencapai 17,71% (Dinas Kesehatan Kota Kasus adalah bayi yang lahir dengan
Bandar Lampung, 2010). berat lahir rendah (< 2500 gram) di Puskesmas
Penulis ingin menganalisis faktor yang dan rumah bersalin, baik cukup bulan maupun
berhubungan dengan BBLR di Kota Bandar premature. Kontrol adalah bayi yang lahir
Lampung khususnya Kecamatan Teluk Betung dengan berat lahir normal (≥ 2500 gram) di
Barat karena daerah tersebut mempunyai kasus Puskesmas dan rumah bersalin, baik cukup
BBLR yang cukup tinggi yaitu mencapai bulan maupun prematur
17,71%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Analisis data meliputi analisis univariat
,nalisis bivariat. denganchi square karena
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)47
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)48
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
ibu, pendapatan keluarga dan pemeriksaan ratio (OR) sebesar 11,6 setelah dikontrol
kehamila dengan BBLR. variabel umur ibu, pemeriksaan kehamilan
Hasil analisis bivariat menunjukkan (ANC), berat badan pra hamil dan tinggi badan
bahwa variabel independen yang berhubungan ibu. Penambahan berat badan kurang dari10 kg
secara bermakna adalah umur ibu, pemeriksaan selama masa kehamilan mempunyai peluang
kehamilan, penambahan berat badan selama 11,6 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR.
hamil dan berat badan prahamil. Sedangkan
variabel yang tidak mempunyai hubungan yang Tabel 4
Uji Regresi Logistik antara Umur ibu, ANC,
bermakna dengan BBLR adalah pendidikan ibu,
Penambahan berat badan, Berat badan dan Tinggi
pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas, badan dengan BBLR
jarak kehamilan, tinggi badan ibu dan IMT
prahamil. CI 95%
Variabel P-
Analisis multivariat dilakukan dengan OR Lower Upper
Independen value
uji regresi logistik. Sebelumnya dilakukan
Umur ibu 0,020 3,202 1,205 8,509
seleksi kandidat model multivariat dengan
seleksi bivariat yang dilakukan pada masing- Pemeriksaan
0,096 3,206 0,813 12,646
masing variabel independen dengan variabel kehamilan
dependen.Variabel yang menjadi kandidat Penambahan 0,000 11,572 4,111 32,573
multivariat adalah variabel yang mempunyai berat badan
pvalue < 0,25. Variabel yang memenuhi kriteria Berat badan 0,026 3,059 1,140 8,205
adalah umur ibu, pendidikan ibu, pemeriksaan prahamil
kehamilan (ANC), penambahan berat badan Tinggi badan 0,069 10,994 0,833 145,022
selama hamil, berat badan ibu sebelum hamil
dan tinggi badan ibu (dapat dilihat pada tabel 3).
PEMBAHASAN
Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat antara Variabel Independen
Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah
keadaan bayi lahir dengan berat badan < 2500
gram. Berat badan lahir merupakan prediktor
Variabel OR p value
yang baik untuk pertumbuhan bayi dan
Umur ibu 0,013 0,031 kelangsungan hidupnya. Bayi BBLR lebih
banyak menderita sakit dan meninggal karena
Pendidikan ibu 0,000 0,060
penyakit infeksi dan berstatus gizi buruk. Bayi
Pemeriksaan kehamilan 0,357 0,017 dengan berat lahir 2000-2499 gram mempunyai
(ANC)
Penambahan berat badan 0,000 0,000 risiko 4 kali lebih banyak meninggal pada dua
Berat badan prahamil 0,000 0,019
minggu pertama kehidupannya dibandingkan
bayi lahir dengan berat 2500-2999 gram dan 10
Tinggi badan 0,000 0,021
kali lebih banyak meninggal dibandingkan bayi
lahir dengan berat 3000-3499 gram (ACC/SCC,
Hasil analisis multivariat dengan 2000). Akibat bayi lahir dengan BBLR
analisis regresi logistik didapatkan variabel yang memberi dampak yang panjang pada
memiliki hubungan bermakna dengan BBLR pertumbuhan selanjutnya. Tidak hanya masa
adalah umur ibu, penambahan berat badan dan balita, pada masa remaja dengan ukuran
berat badan prahamil (p value < 0,05). Variabel antropometri yang kecil yang akhirnya bayi
penambahan berat badan selama hamil perempuan akan menjadi calon ibu yang
merupakan faktor dominan dengan nilai odds
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)49
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
beresiko melahirkan bayi BBLR dan lingkaran adalah karena memang adanya gangguan
ini dapat berlanjut terus antar generasi. intrauterin (Kramer,1987).
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)50
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)51
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
hamil (p value = 0,000) dan berat badan Alisjahbana, A. 2000.Bayi Berat Lahir Rendah
prahamil (p value = 0,033). Kriteria WHO dan Tatalaksana BBLR.
Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa Dalam: Kumpulan Makalah Diskusi Pakar
Gizi tentang ASI-MPASI,Antropometri
faktor yang berhubungan dengan variabel yang
dan BBLR 2000, Cipanas: Persatuan Ahli
memiliki hubungan bermakna dengan kejadian Gizi Indonesia, LIPIdan Unicef.
BBLR adalah umur ibu (p value = 0,020), Atmarita dan Fallah, Tatang,S. 2004. Analisis
penambahan berat badan ibu selama kehamilan Situasi Gizi dan Kesehatan
(p value = 0,000) dan berat badan prahamil (p Masyarakat.DalamProsiding Widyakarya
value = 0,026). Faktor yang paling dominan nasional Pangan dan Gizi (WNPG)
adalah penambahan berat badan ibu selama VIII.LIPI.Jakarta.
Atriyanto, Primades. 2006. Pengaruh Kualitas
kehamilan dengan odds ratio (OR) sebesar 11,6,
Pelayanan Antenatal (Berdasarkan
artinya ibu yang mengalami penambahan berat Frekuensi Pelayanan, Jadwal Pelayanan,
badan kurang dari 10 kg selama masa kehamilan dan Konseling) Terhadap Kejadian Bayi
mempunyai peluang 11,6 kali lebih besar Berat Lahir Rendah (BBLR). Thesis
melahirkan bayi BBLR. Variabel pemeriksaan Magister Ilmu KesehatanMasyarakat
kehamilan (ANC) dan tinggi badan ibu Universitas Indonesia, Depok.
merupakan counfonding factors. Barker D.J.P. 1998. Mother, Babies in Adult
Life. Edinburgh: Churchill Livingstone.
Departemen Kesehatan RI. (2002). Laporan
Saran Studi AngkaKematian Bayi dan Balita
Mendeteksi kelainan kehamilan sedini Susenas 1995, 1998 dan 2000. Depkes RI.
mungkin pada waktu pemeriksaan kehamilan Jakarta.
dengan pemantauan pertambahan berat badan DepkesRI. 1996. Pedoman Pelaksanaan Upaya
ibu hamil, pemanfaatan KMS ibu hamil, Peningkatan Kesehatan Neonatal.
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
skrining ibu hamil risiko tinggi (mengukur
Masyarakat & Pembinaan Kesehatan
lingkar lengan atas ibu hamil) sehingga kejadian Keluarga, Jakarta
BBLR dapat dicegah.Meningkatkan DepkesRI. 2004. Pedoman Pemantauan
pengetahuan dan pemahaman ibu hamil Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
mengenai pentingnya melakukan pemerikaan Anak (PWS-KIA). Direktorat Jenderal
kehamilan secara rutin kepada petugas kesehatan Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
dan selalu melakukan penimbangan sehingga Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2010.
penambahan berat badan ibu dapat dipantau dan
Profil Kesehatan KotaBandar Lampung
apabila penambahannya tidak sesuai dengan Tahun 2008. Bandar Lampung
yang seharusnya maka ibu diberi penyuluhan Goldani. 2004. Trends in Prenatal Care Use and
dan konseling tentang asupan gizi yang Low Birthweight in Shouteast Brazil. AM
dikonsumsi sehari-hari sehingga risiko BBLR J. Public Health (AJPH), Vol 94 No. 8
dapat dicegah. Aug. 2004: 1366 – 1371.
Hastono, Susanto Priyono. 2001. Analisa Data.
FKM UI Depok.
DAFTAR PUSTAKA Kardjati S. 1987. Determinan Bayi Berat Lahir
Rendah Dalam Kaitannya Dengan
ACC/SCN. 2000. Low Birth Weight: Report
Kesehatan Bayi Baru Lahir dan
Meeting in Dhaka Bangladesh on 14-17
Keamanan Persalinan.Dalam :
Juni 1999. In Nutrition Policy Paper,
LaporanLokakarya Peningkatan
Podja. J & Kelley.L. ACC/SCN in
Keamanan Persalinan dan Kesehatan Bayi
collaboration with ICD DR Genewa.
Baru Lahir.Cipanas :19 – 21 Juni 1987
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)52
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X
Karmanto, Bambang. 2002. Hubungan Kualitas Usha Ramakrishnan. 2003. Nutrition and Low
pemanfaatan Pelayanan Antenatal dengan Birth Wight, The American Journal of
Kejadian BBLR di Puskesmas Clinical Nutrition 2004; 79:17-21.
KotaCirebon Tahun 2001- World Health Organization& UNICEF. 2004.
2002.TesisMagister Ilmu Kesehatan Adolescent Pregnancy. UNICEF. New
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. York.
Kramer, MS. 1987. Determinant of low birth World Health Organization. 2006. Neonatal and
weight: methodological assesment and Perinatal Mortality, Cuontry, Regional
meta analysis’, Bulletin of the World and GlobalEstimates.
Health Organization, 65,5: 663-737
Kementerian Kesehatan RI, 2010. Rencana Aksi
Pembinaan Gizi Masyarakat. Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Jakarta
Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)53