Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.

2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)


DI KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

Mindo Lupiana1)
1)
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Abstrak
Akibat yang ditimbulkan kekurangan gizi pada ibu hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR) yang berdampak pada penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan, rendahnya imunitas,
gangguan perkembangan mental, peningkatan morbiditas dan mortalitas serta gangguan metabolik yang akan
menyebabkan risiko penyakit degeneratif pada usia dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Desain penelitian ini kasus kontrol
retrospektif dimana data yang didapat merupakan data masa lampau, mengenai responden pada saat hamil.
Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol
retrospektif, dimana data yang didapat merupakan data masa lampau, mengenai responden pada saat
hamil.Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 146 orang.Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli
2012.Analisis statistik yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan chi square dan untuk melihat faktor
yang paling dominan digunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan
secara bermakna dengan BBLR adalah umur ibu (p value = 0,020) penambahan berat badan ibu selama
kehamilan (p value = 0,000) dan berat badan prahamil (p value = 0,026). Faktor yang paling dominan adalah
penambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan odds ratio (OR) sebesar 11,6, artinya ibu yang
mengalami penambahan berat badan kurang dari 10 kg selama masa kehamilan mempunyai peluang 11,6 kali
lebih besar melahirkan bayi BBLR. Variabel pemeriksaan kehamilan dan tinggi badan ibu merupakan
counfonding factors.Pemantauan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan ibu selama masa
kehamilan sangat penting sebagai salah satu upaya mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Selain itu pemberian informasi dan pemahaman yang benar tentang usia yang tepat untuk kehamilan dan
pentingnya mengkonsumsi makanan-makanan bergizi sebelum, selama hamil dan selama menyusui.

Kata Kunci: Berat bayi lahir rendah

PENDAHULUAN ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan


Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah 90% kejadian BBLR terjadi di negara
keadaan bayi dengan berat lahir < 2500 gram. berkembang dan angka kematiannya 35 kali
Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM lebih tinggi dibanding dengan bayi dengan berat
seharusnya dimulai sedini mungkin sejak dalam lahir normal (WHO, 2006). Pada tahun 2001,
kandungan karena pertumbuhan dan negara-negara miskin seperti Bangladesh dan
perkembangan otak sudah berlangsung sejak India menghadapi permasalahan BBLR masing-
janin dalam kandungan (Karsin, masing 30% dan 25,5%, kemudian diikuti oleh
2004).Gangguan pertumbuhan janin selama Pakistan dan Srilangka masing-masing 21,4%
masa kehamilan tercermin dalam bentuk bayi dan 17,0%. China sebagai negara yang memiliki
berat lahir rendah (BBLR). Bayi lahir dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi menghadapi
BBLR akan mengalami morbiditas dan masalah BBLR 5,9% (Atmarita, 2004).
mortalitas yang tinggi dibandingkan dengan bayi Kekurangan gizi pada ibu hamil
yang lahir dengan berat badan normal terutama di negara berkembang menyebabkan
(ACCN/SCN, 2000). terjadinya gangguan kesehatan ibu, janin dan
Prevalensi bayi dengan BBLR bayi serta kematian ibu melahirkan. Dampak
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran bayi di yang ditimbulkan terhadap si ibu antara lain
dunia dengan batasan 33%-38% lebih sering mempunyai risiko kesakitan lebih besar terutama
terjadi di negara-negara berkembang atau sosio pada tri semester III kehamilan sehingga

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)46
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

berisiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir memberi masukan tentang hal-hal yang
rendah (BBLR) (WHO dan UNICEF, 2004). berkaitan dengan BBLR sehingga dapat
Dampak bayi dengan BBLR adalah mengambil langkah-langkah untuk menekan
penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan, kejadian BBLR di Kecamatan Teluk Betung
rendahnya imunitas, peningkatan morbiditas dan Barat Kota Bandar Lampung tahun 2012.
mortalitas serta gangguan metabolik yang akan
menyebabkan risiko penyakit degeneratif pada METODE
usia dewasa (Depkes, 2002). BBLR sebagai
akibat kurang gizi pada ibu hamil akan memiliki Desain yang digunakan dalam penelitian
kesempatan hidup yang lebih kecil dan ketika iniadalah case control dengan pendekatan adalah
bertahan hidup mereka mudah terserang case control dengan pendekatan kuantitatif.
penyakit, retardasi pertumbuhan dan gangguan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
perkembangan mental. Barker (1998), wawancara terstruktur dengan menggunakan
mengungkapkan bahwa peningkatan resiko kuesioner. Variabel dependen yang diteliti
penyakit kronik degeneratif terutama diabetes adalah bayi berat lahir rendah (BBLR)
dan jantung koroner pada usia dewasa telah sedangkan variabel independennya adalahumur
diprogram sejak janin. Demikian juga dengan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan
kejadian hipertensi, penyakit obstruksi paru, keluarga, paritas, jarak kelahiran, tinggi badan
peningkatan kolesterol dan kerusakan pada ibu, berat badan prahamil, IMT prahamil,
ginjal. penambahan BB selama hamil dan pemeriksaan
Pada tahun 2003, dilaporkan perbedaan kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian
prevalensi BBLR secara regional, yaitu wilayah kasus kontrol retrospektif, dimana data yang
Asia Selatan 25%, Afrika Sub Sahara 12%, didapat merupakan data masa lampau, mengenai
Afriaka Timur dan Utara 11%, Amerika Latin responden pada saat hamil.
dan Kepulauan Karibean 10%, Asian Timur dan Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
Pasific 8%. Sementara negara maju dan negara Teluk Betung Barat Kota Bandar
berkembang mempunyai prevalensi BBLR Lampung.Penelitian dilakukan selama 1 bulan,
masing-masing 7% dan 15% (Ramakrishnan, yaitu bulan Juli 2012. Populasi penelitian adalah
2003). Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan semua ibu yang mempunyai bayi (umur 0-12
prevalensi BBLR nasional (Indonesia) 11,5% bulan) pada bulan Juni 2011 sampai Juni 2012
dan Provinsi Lampung sebesar 10,3%. Daerah yang dilahirkan di Puskesmas dan rumah
yang mempunyai prevalensi BBLR tertinggi di bersalin di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota
Provinsi Lampung adalah Kota Bandar Bandar Lampung. Jumlah sampel pada
Lampung mencapai 20,7% dan Kecamatan penelitian ini dihitung dengan menggunakan
Teluk Betung Barat merupakan salah satu rumus sampel Lemeshow (1997) dan didapatkan
wilayah Kota Bandar Lampung yang jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 146
mempunyai proporsi BBLR cukup tinggi yaitu orang (perbandingan kasus dan kontrol = 1 : 1).
mencapai 17,71% (Dinas Kesehatan Kota Kasus adalah bayi yang lahir dengan
Bandar Lampung, 2010). berat lahir rendah (< 2500 gram) di Puskesmas
Penulis ingin menganalisis faktor yang dan rumah bersalin, baik cukup bulan maupun
berhubungan dengan BBLR di Kota Bandar premature. Kontrol adalah bayi yang lahir
Lampung khususnya Kecamatan Teluk Betung dengan berat lahir normal (≥ 2500 gram) di
Barat karena daerah tersebut mempunyai kasus Puskesmas dan rumah bersalin, baik cukup
BBLR yang cukup tinggi yaitu mencapai bulan maupun prematur
17,71%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Analisis data meliputi analisis univariat
,nalisis bivariat. denganchi square karena

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)47
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

variabel dependen dan independen berupa Tabel 2.


kategorik. Penelitian ini menggunakan tingkat Hubungan Variabel Independen dengan Status BBLR
kemaknaan 0,05 dan CI 95%. Analisis
Status
multivariat dengan regresi logistik untuk
Tidak P-
mengetahui variabel independen mana yang Variabel BBLR OR
BBLR value
paling berhubungan dalam penelitian ini N % n %
(Hastono, 2001). Umur ibu
≤ 20 / ≥ 35 23 34,3 12 17,1
tahun 2,52 0,003
HASIL 20– 35 tahun 47 65,7 58 82,9
Pendidikan
Hasil analisis univariat pada penelitian ≤ SLTP 55 78,6 45 64,3 2,04 0,092
ini diperoleh distribusi frekuensi variabel > SLTP 15 21,4 25 35,7
Status Bekerja
independen seperti pada tabel 1. Bekerja
Tidak bekerja 67 95,7 64 91,4 2,09 0,493
Tabel 1. 3 4,3 6 8,6
Distribusi Responden menurut Karakteristik Pendapatan
Keluarga
< Rp. 2 jt 62 88,6 62 88,6 1,00 1,000
Variabel Jumlah % ≥ Rp. 2 jt 8 11,4 8 11,4
Umur Ibu Paritas
< 20 atau > 35 tahun 35 25 > 3 orang 9 12,9 10 14,3 0,67 0,605
20 – 35 tahun 105 75 ≤ 3 orang 61 87,1 60 85,7
Pendidikan Jarak Lahir
≤ SLTP 100 71,43 < 2 tahun 6 8,6 5 7,1
> SLTP 40 28,57 ≥ 2 tahun / 64 91,4 65 92,9 1,22 1,000
Status Bekerja anak I
Tidak bekerja 131 93,57 Pemeriksaan
Bekerja 9 6,43 kehamilan
Pendapatan Keluarga < 4 kali 13 18,6 4 5,7 3,76 0,038
< Rp. 2.000.000,- 124 88,57 ≥ 4 kali 57 81,4 66 94,3
≥ Rp. 2.000.000,- 16 11,43 Penambahan
Paritas Berat Badan
> 3 orang 19 13,57 < 10 kg 62 88,6 35 50,0 7,75 0,000
≤ 3 orang 121 86,43 ≥ 10 kg 8 11,4 35 50,0
Jarak Lahir Berat badan
Anak tunggal/pertama 60 42,86 prahamil
< 2 tahun 11 7,86 <42 kg 24 34,3 12 17,1 5,38 0,033
≥ 2 tahun 69 49,28 ≥ 42 kg 46 65,7 58 82,9
Pemeriksaan Kehamilan Tinggi badan
< 4 kali 17 12,14 ibu
≥ 4 kali 123 87,86 < 145 cm 7 10,0 1 1,4 7,67 0,063
Penambahan Berat Badan ≥ 145 cm 63 90,0 69 98,6
Selama Hamil IMT prahamil
< 10 kg 97 69,29 >18,5 27 38,6 21 30,0 1,46 0,373
≥ 10 kg 43 30,71 ≤ 18,5 43 61,4 49 70,0
Berat Badan Prahamil
< 42 kg 36 25,71 Analisis bivariat dilakukan dengan uji
≥ 42 kg 104 74,29
Tinggi Badan Ibu chi square untuk mengetahui hubungan umur
< 145 cm 8 5,71 ibu, paritas, jarak kehamilan, tinggi badan, berat
≥ 145 cm 132 94,29 badan prahamil, IMT prahamil, penambahan
IMT Prahamil berat badan hamil, pendidikan ibu, pekerjaan
< 18,5 48 34,29
≥ 18,5 92 65,71

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)48
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

ibu, pendapatan keluarga dan pemeriksaan ratio (OR) sebesar 11,6 setelah dikontrol
kehamila dengan BBLR. variabel umur ibu, pemeriksaan kehamilan
Hasil analisis bivariat menunjukkan (ANC), berat badan pra hamil dan tinggi badan
bahwa variabel independen yang berhubungan ibu. Penambahan berat badan kurang dari10 kg
secara bermakna adalah umur ibu, pemeriksaan selama masa kehamilan mempunyai peluang
kehamilan, penambahan berat badan selama 11,6 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR.
hamil dan berat badan prahamil. Sedangkan
variabel yang tidak mempunyai hubungan yang Tabel 4
Uji Regresi Logistik antara Umur ibu, ANC,
bermakna dengan BBLR adalah pendidikan ibu,
Penambahan berat badan, Berat badan dan Tinggi
pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas, badan dengan BBLR
jarak kehamilan, tinggi badan ibu dan IMT
prahamil. CI 95%
Variabel P-
Analisis multivariat dilakukan dengan OR Lower Upper
Independen value
uji regresi logistik. Sebelumnya dilakukan
Umur ibu 0,020 3,202 1,205 8,509
seleksi kandidat model multivariat dengan
seleksi bivariat yang dilakukan pada masing- Pemeriksaan
0,096 3,206 0,813 12,646
masing variabel independen dengan variabel kehamilan
dependen.Variabel yang menjadi kandidat Penambahan 0,000 11,572 4,111 32,573
multivariat adalah variabel yang mempunyai berat badan
pvalue < 0,25. Variabel yang memenuhi kriteria Berat badan 0,026 3,059 1,140 8,205
adalah umur ibu, pendidikan ibu, pemeriksaan prahamil
kehamilan (ANC), penambahan berat badan Tinggi badan 0,069 10,994 0,833 145,022
selama hamil, berat badan ibu sebelum hamil
dan tinggi badan ibu (dapat dilihat pada tabel 3).
PEMBAHASAN
Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat antara Variabel Independen
Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah
keadaan bayi lahir dengan berat badan < 2500
gram. Berat badan lahir merupakan prediktor
Variabel OR p value
yang baik untuk pertumbuhan bayi dan
Umur ibu 0,013 0,031 kelangsungan hidupnya. Bayi BBLR lebih
banyak menderita sakit dan meninggal karena
Pendidikan ibu 0,000 0,060
penyakit infeksi dan berstatus gizi buruk. Bayi
Pemeriksaan kehamilan 0,357 0,017 dengan berat lahir 2000-2499 gram mempunyai
(ANC)
Penambahan berat badan 0,000 0,000 risiko 4 kali lebih banyak meninggal pada dua
Berat badan prahamil 0,000 0,019
minggu pertama kehidupannya dibandingkan
bayi lahir dengan berat 2500-2999 gram dan 10
Tinggi badan 0,000 0,021
kali lebih banyak meninggal dibandingkan bayi
lahir dengan berat 3000-3499 gram (ACC/SCC,
Hasil analisis multivariat dengan 2000). Akibat bayi lahir dengan BBLR
analisis regresi logistik didapatkan variabel yang memberi dampak yang panjang pada
memiliki hubungan bermakna dengan BBLR pertumbuhan selanjutnya. Tidak hanya masa
adalah umur ibu, penambahan berat badan dan balita, pada masa remaja dengan ukuran
berat badan prahamil (p value < 0,05). Variabel antropometri yang kecil yang akhirnya bayi
penambahan berat badan selama hamil perempuan akan menjadi calon ibu yang
merupakan faktor dominan dengan nilai odds

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)49
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

beresiko melahirkan bayi BBLR dan lingkaran adalah karena memang adanya gangguan
ini dapat berlanjut terus antar generasi. intrauterin (Kramer,1987).

Hubungan Umur Ibu dengan BBLR Hubungan Pemeriksaan Kehamilan


Penelitian Atriyanto (2006) menunjuk- dengan BBLR
kan bahwa ibu-ibu yang berumur <20 tahun atau Pemeriksaan kehamilan adalah
>35 tahun memiliki risiko melahirkan BBLR pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
sebesar 1,98 kali lebih besar dibanding ibu-ibu selama kehamilannya sesuai standar pelayanan
yang berumur 20–35 tahun, demikian juga antenatal yang telah ditetapkan dalam buku
penelitian Boedjanget, al (1998) risiko pedoman pelayanan antenatal bagi petugas
melahirkan bayi dengan BBLR pada ibu yang Puskesmas. Pemeriksaan kehamilan yang
berusia kurang dari 20 tahun sebesar 4,3 kali selengkapnya bukan hanya secara kuantitas
dibandingkan ibu hamil yang berusia 20 – 35 (minimal 4 kali selama hamil) tapi juga kualitas
tahun dan berusia lebih dari 35 tahun sebesar 2,4 mencakup banyak hal yang meliputi anamnesia,
kali dibandingkan yang berusia 20 –35 tahun. pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
Pada penelitian ini responden pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta
dikategorikan berumur <20 tahun atau >35 tahun intervensi dasar dan khusus (sesuai risiko yang
dan 20 – 35 tahun. Analisis bivariat menun- ada termasuk penyuluhan dan konseling)
jukkan pada kelompok kasus, umur ibu yang (Depkes, 2004).
berisiko melahirkan BBLR adalah 34,3% Pada penelitian ini pemeriksaan keha-
sedangkan pada kelompok kontrol 17,1%. milan hanya melihat secara kuantitas saja dan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh ada hubu- diperoleh pada kelompok kasus terdapat 18,6
ngan yang bermakna(p value< 0,05) antara umur melakukan ANC kurang dari 4 kali sementara
ibu dengan kejadian BBLR di Kecamatan Teluk pada kelompok kontrol hanya 5,7%. Hasil
Betung Barat. analisis menunjukkan ada hubungan yang
Seorang ibu yang menikah atau kawin bermakna(p value< 0,05) antara pemeriksaan
pada usia yang sangat muda lebih sering kehamilan (ANC) dengan kejadian BBLR.
menghadapi risiko kelainan daripada ibu yang Beberapa penelitian terdahulu membe-
lebih tua usianya. Kardjati (1987) berpendapat rikan hasil yang sejalan dengan penelitian ini.
bahwa usia ibu di bawah 20 tahun merupakan Penelitian Goldani, et.al, (2004) di Ribeirao
faktor risiko tertinggi untuk kejadian BBLR. Preto Brazil menghasilkan bahwa terdapat
Kondisi usia ibu yang masih muda sangat hubungan yang signifikan antara ibu-ibu yang
membutuhkan zat-zat gizi untuk pertumbuhan tidak cukup melakukan pelayanan antenatal
biologiknya. Kebutuhan untuk pertumbuhan berisiko untuk melahirkan bayi BBLR sebesar
biologik ibu dan kebutuhan untuk janin dalam 2,4 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu-ibu
kandungannya merupakan dua hal yang yang melakukan pelayanan antenatal yang
pemenuhannya berlangsung melalui mekanisme cukup. Karmanto (2002) dengan penelitian
yang kompetitif, dimana keadaan janin berada di kasus kontrol di Cirebon diperoleh nilai
pihak yang lemah.Hal inilah yang menyebabkan ORcrude = 2,92 artinya bahwa ibu yang
bayi lahir dengan kondisi berat badan yang memanfaatkan pelayanan dengan kualitas buruk
rendah. Secara fisiologis remaja putri masih yaitu tidak memenuhi minimal 4 kali pelayanan
mengalami pertumbuhan dan secara psikologis dan 5T mempunyai peluang melahirkan BBLR
merupakan kelahiran yang tidak direncanakan 2,92 kali dibandingkan dengan ibu yang
atau tidak dikehendaki, sedangkan umur ibu memanfaatkan pelayanan antenatal dengan
lebih dari 35 tahun kemungkinan penyebabnya kualitas baik.

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)50
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

Pemeriksaan kehamilan hendaknya menurunkan jumlah bayi lahir prematur,


dimulai sedini mungkin untuk memantau mortalitas bayi dan ibu.Kekurangan gizi pada
pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga ibu hamil terutama di negara berkembang
deteksi dini terhadap risiko tinggi dapat segera menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan
diketahui. Alisjahbana (2000) menyatakan ibu, janin dan bayi serta kematian ibu
bahwa ANC yang berkualitas dapat diterapkan melahirkan.Selain itu, keadaan gizi ibu hamil
dengan melakukan ANC pada usia kehamilan juga juga berpengaruh kepada produksi air susu
yang sedini mungkin, yaitu dalam trimester ibu (ASI) dan menurunkan kemampuan merawat
pertama, agar mendapatkan hasil yang optimal. anak serta dirinya sendiri (Baliwati dan
Pemeriksaan kehamilan sejak dini sangat Retnaningsih, 2004). Perhatian gizi pada periode
penting untuk mencegah, mendeteksi dan kehamilan sangat penting, karena tidak hanya
mengobati gangguan kesehatan pada ibu, berdampak pada ibu hamil tetapi juga terhadap
misalnya anemia, penyakit kelamin serta untuk calon bayi yang akan dilahirkan.
mengindentifikasi ibu-ibu hamil dengan Pada kelompok kasus sebagian besar
komplikasi lainnya (WHO, 1994). (88,6%) ibu mengalami penambahan berat
badan kurang dari 10 kilogram sedangkan pada
Hubungan Berat Badan Prahamil dengan kelompok kasus sebesar 50%. Hasil analisis
Kejadian BBLR menunjukkan ada hubungan yang bermakna(p
Pengukuran BB sebelum hamil bertu- value< 0,05) antara penambahan berat badan
juan menilai risiko awal outcome yang buruk selama kehamilan dengan kejadian BBLR.
pada kehamilan, menentukan pertambahan BB Penambahan berat badan selama
selama hamil dan untuk menentukan intervensi kehamilan merupakan parameter yang penting
gizi yang dibutuhkan selama kehamilan sehi- dalam memantau status gizi ibu hamil. Bila berat
ngga dapat meningkatkan status gizi ibu selama badan ibu pada kunjungan antenatal pertama <
kehamilan.Status gizi ibu yang kurang baik 47 kg maka kemungkinan melahirkan BBLR
sebelum kehamilan merupakan penyebab utama adalah 1,73 kali lebih besar bila dibandingkan
berbagai permasalahan kesehatan yang serius dengan ibu yang beratnya ≥ 47 kg. Penambahan
pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.Berat berat badan < 21 gr/minggu akan memberikan
badan sebelum hamil merupakan indikator yang risiko melahirjan BBLR 1,85 kali lebih besar
dapat utuk menentukan status gizi ibu.Berat dibandungkan dengan ibu yang penambahan
badan ibu kurang dari 42 kg, cenderung untuk berat badannya ≥ 21 gr/minggu (Kestler,1991).
melahirkan bayi dengan BBLR (Depkes, 1996). Pertambahan berat badan ibu selama hamil dapat
Pada penelitian ini kejadian BBLR pada berupa hasil-hasil konsepsi dan pertambahan
ibu dengan berat badan prahamil < 42 kg pada jaringan ibu.
kelompok kasus sebesar 34,3% sedangkan pada
kelompok kontrol sebanyak 17,1%. Berdasarkan SIMPULAN
hasil analisis diperoleh ada hubungan yang
bermakna(p value< 0,05) antara berat badan Berdasarkan hasil penelitian dapat
prahamil dengan kejadian BBLR. disimpulkan:
Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa variabel
Hubungan Penambahan Berat Badan yang berhubungan secara bermakna dengan
Ibudengan Kejadian BBLR kejadian BBLR adalah umur ibu (p value =
Perhatian gizi pada periode kehamilan 0,033), pemeriksaan kehamilan (p value =
sangat penting karena merupakan masa puncak 0,038), penambahan berat badan ibu selama
perhatian mengenai pentingnya gizi dalam

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)51
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

hamil (p value = 0,000) dan berat badan Alisjahbana, A. 2000.Bayi Berat Lahir Rendah
prahamil (p value = 0,033). Kriteria WHO dan Tatalaksana BBLR.
Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa Dalam: Kumpulan Makalah Diskusi Pakar
Gizi tentang ASI-MPASI,Antropometri
faktor yang berhubungan dengan variabel yang
dan BBLR 2000, Cipanas: Persatuan Ahli
memiliki hubungan bermakna dengan kejadian Gizi Indonesia, LIPIdan Unicef.
BBLR adalah umur ibu (p value = 0,020), Atmarita dan Fallah, Tatang,S. 2004. Analisis
penambahan berat badan ibu selama kehamilan Situasi Gizi dan Kesehatan
(p value = 0,000) dan berat badan prahamil (p Masyarakat.DalamProsiding Widyakarya
value = 0,026). Faktor yang paling dominan nasional Pangan dan Gizi (WNPG)
adalah penambahan berat badan ibu selama VIII.LIPI.Jakarta.
Atriyanto, Primades. 2006. Pengaruh Kualitas
kehamilan dengan odds ratio (OR) sebesar 11,6,
Pelayanan Antenatal (Berdasarkan
artinya ibu yang mengalami penambahan berat Frekuensi Pelayanan, Jadwal Pelayanan,
badan kurang dari 10 kg selama masa kehamilan dan Konseling) Terhadap Kejadian Bayi
mempunyai peluang 11,6 kali lebih besar Berat Lahir Rendah (BBLR). Thesis
melahirkan bayi BBLR. Variabel pemeriksaan Magister Ilmu KesehatanMasyarakat
kehamilan (ANC) dan tinggi badan ibu Universitas Indonesia, Depok.
merupakan counfonding factors. Barker D.J.P. 1998. Mother, Babies in Adult
Life. Edinburgh: Churchill Livingstone.
Departemen Kesehatan RI. (2002). Laporan
Saran Studi AngkaKematian Bayi dan Balita
Mendeteksi kelainan kehamilan sedini Susenas 1995, 1998 dan 2000. Depkes RI.
mungkin pada waktu pemeriksaan kehamilan Jakarta.
dengan pemantauan pertambahan berat badan DepkesRI. 1996. Pedoman Pelaksanaan Upaya
ibu hamil, pemanfaatan KMS ibu hamil, Peningkatan Kesehatan Neonatal.
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
skrining ibu hamil risiko tinggi (mengukur
Masyarakat & Pembinaan Kesehatan
lingkar lengan atas ibu hamil) sehingga kejadian Keluarga, Jakarta
BBLR dapat dicegah.Meningkatkan DepkesRI. 2004. Pedoman Pemantauan
pengetahuan dan pemahaman ibu hamil Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
mengenai pentingnya melakukan pemerikaan Anak (PWS-KIA). Direktorat Jenderal
kehamilan secara rutin kepada petugas kesehatan Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
dan selalu melakukan penimbangan sehingga Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2010.
penambahan berat badan ibu dapat dipantau dan
Profil Kesehatan KotaBandar Lampung
apabila penambahannya tidak sesuai dengan Tahun 2008. Bandar Lampung
yang seharusnya maka ibu diberi penyuluhan Goldani. 2004. Trends in Prenatal Care Use and
dan konseling tentang asupan gizi yang Low Birthweight in Shouteast Brazil. AM
dikonsumsi sehari-hari sehingga risiko BBLR J. Public Health (AJPH), Vol 94 No. 8
dapat dicegah. Aug. 2004: 1366 – 1371.
Hastono, Susanto Priyono. 2001. Analisa Data.
FKM UI Depok.
DAFTAR PUSTAKA Kardjati S. 1987. Determinan Bayi Berat Lahir
Rendah Dalam Kaitannya Dengan
ACC/SCN. 2000. Low Birth Weight: Report
Kesehatan Bayi Baru Lahir dan
Meeting in Dhaka Bangladesh on 14-17
Keamanan Persalinan.Dalam :
Juni 1999. In Nutrition Policy Paper,
LaporanLokakarya Peningkatan
Podja. J & Kelley.L. ACC/SCN in
Keamanan Persalinan dan Kesehatan Bayi
collaboration with ICD DR Genewa.
Baru Lahir.Cipanas :19 – 21 Juni 1987

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)52
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No.2 Edisi Desember 2012, ISSN: 19779-469X

Karmanto, Bambang. 2002. Hubungan Kualitas Usha Ramakrishnan. 2003. Nutrition and Low
pemanfaatan Pelayanan Antenatal dengan Birth Wight, The American Journal of
Kejadian BBLR di Puskesmas Clinical Nutrition 2004; 79:17-21.
KotaCirebon Tahun 2001- World Health Organization& UNICEF. 2004.
2002.TesisMagister Ilmu Kesehatan Adolescent Pregnancy. UNICEF. New
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. York.
Kramer, MS. 1987. Determinant of low birth World Health Organization. 2006. Neonatal and
weight: methodological assesment and Perinatal Mortality, Cuontry, Regional
meta analysis’, Bulletin of the World and GlobalEstimates.
Health Organization, 65,5: 663-737
Kementerian Kesehatan RI, 2010. Rencana Aksi
Pembinaan Gizi Masyarakat. Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Jakarta

Mindo Lupiana,Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)53

Anda mungkin juga menyukai