Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN ANGKA KEMATIAN BAYI

DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

Afwin Fauzy Akhsan (14.7953) ; Agustina Puspitasari Adiningtyas (14.7955) ; Berliana


Dyah Ambarsari (14.8038) ; Denny Rizky Firmansyah (14.8068) ; Fitria Wulandari
(14.8141) ; Isvan Anggeriraja Jupiono (14.8190) ; Nabila Daisy Prima (14.8274) ; Ni Lessari
Prihadiani (14.8286) ; Tania Viona Sirait (14.8406)
Kelas 2 A

ABSTRAK
Angka Kematian Bayi dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,
karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan
lingkungan maupun sosial ekonomi. Berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 kematian/1000 kelahiran
hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia ini masih tergolong tinggi, jika dibandingkan
dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di
Indonesia, Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar kematian bayi. Untuk itu, penyelesaian
masalah kematian bayi di Jawa Barat nantinya akan sangat berdampak di tingkat nasional.
Variabel pada paper ini adalah Angka Kematian Bayi dan Berat Badan Lahir Rendah di 26
kabupaten-kabupaten di Jawa Barat. Berdasarkan analisis dengan tingkat signifikansi 5% ini
didapatkan R = 0,431 yang artinya 43,1% Angka Kematian Bayi disebabkan oleh Berat Badan
Lahir Rendah. Lalu didapat korelasi kedua data sebesar 0,657 yang artinya kedua variabel
tersebut memiliki hubungan yang cukup kuat. Model regresi yang terbentuk ialah = 60,497 +
0,17 artinya Angka Kematian Bayi akan meningkat 1 satuan pada rata-rata 0,17 BBLR.
Kata kunci: Angka Kematian Bayi, Berat Badan Lahir Rendah

PENDAHULUAN penduduknya baik, maka negara tersebut


dapat dikatakan berhasil dalam
Kesehatan merupakan salah satu indikator mensejahterakan penduduknya. Salah satu
kemajuan bangsa, dimana apabila suatu tujuan Millenium Development Goals
negara dengan tingkat kesehatan (MDGs) mengenai peningkatan kualitas
kesehatan penduduk di Indonesia adalah 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per
menurunkan angka kematian. Saat ini, Jawa 1.000 kelahiran. Angka itu, 5,2 kali lebih
Barat menjadi salah satu provinsi yang tinggi dibandingkan dengan Malaysia. Juga,
berkontribusi besar terhadap tingginya 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
Angka Kematian Bayi di Indonesia. Angka Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika
Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality dibandingkan dengan Thailand.
Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal
Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar
sebelum mencapai usia satu tahun per
kematian bayi di Indonesia. Hal ini
1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat
dikarenakan jumlah penduduk di Jawa Barat
menggambarkan kondisi sosial ekonomi
juga besar. Untuk itu, penyelesaian masalah
masyarakat setempat, karena bayi adalah
kematian bayi di Jawa Barat nantinya akan
kelompok usia yang paling rentan terkena
sangat berdampak di tingkat nasional,
dampak dari perubahan lingkungan maupun
seperti yang dikatakan Direktur Jenderal
sosial ekonomi. Menurut data Laporan
Bina Gizi & KIA Kementerian Kesehatan
Program Kesehatan Anak Provinsi Jawa
RI, Jane Soepardi. Menurut data Laporan
Barat Tahun 2010 2012, jumlah kematian
Program Kesehatan Anak Provinsi Jawa
neonatus yang dilaporkan di Jawa Barat
Barat Tahun 2010 2012, jumlah kematian
mencapai angka 3.624 dan kematian bayi
neonatus yang dilaporkan di Jawa Barat
mencapai 4.650. Kematian bayi ini
mencapai angka 3.624 dan kematian bayi
maksudnya adalah kematian yang terjadi
mencapai 4.650. Kepala Bidang Pelayanan
antara saat bayi lahir sampai satu hari
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Rr.
sebelum ulang tahun pertama.
Endang, ND, MPH juga mengungkapkan
Berdasarkan data hasil Survei Demografi bahwa angka kematian bayi tinggi terutama
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun disebabkan karena asfiksia, Bayi Berat Lahir
2012, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar Rendah (BBLR), infeksi, diare, dan
32 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka pneumonia.
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia ini
Salah satu penyebab utama kematian
masih tergolong tinggi, jika dibandingkan
neonatal adalah bayi berat lahir rendah
dengan negara lain di kawasan ASEAN.
dengan kasus dimana seorang bayi
Berdasarkan Human Development Report
dikatakan BBLR, jika berat badan bayi
kurang dari 2500 gram tanpa memandang Mengingat kondisi kesehatan ibu selama
masa gestasi dan pengertian dari berat lahir hamil mempunyai pengaruh yang sangat
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 besar terhadap bayi yang akan dilahirkan,
(satu) jam setelah lahir. Berdasarkan profil maka kemungkinan besar akan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun mempengaruhi pula terhadap berat badan
2009 jumlah lahir hidup Provinsi Jawa Barat bayi yang baru lahir. Dari data-data yang
845.964 bayi dan Jumlah BBLR 14.555 bayi ada membuktikan bahwa kematian neonatal
dan di Kota Bandung tahun 2009 sebanyak yang disebabkan oleh BBLR antara 6,4-
45.110 bayi dengan jumlah BBLR 57,5% terbukti dari fakta bahwa meskipun
sebanyak 526 bayi. Berdasarkan survei kejadian BBLR hanya 16% dari semua
pada tahun 2007, terdapat 11,5% kasus kelahiran, lebih dari 50% kematian perinatal
BBLR di Indonesia dan sebesar 11,8% di disebabkan oleh BBLR. Di Indonesia dan
Jawa Barat, angka ini cukup lebih besar dari beberapa negara berkembang lainnya,
proporsi yang ada di Indonesia. kematian bayi dengan BBLR adalah 5-6 kali
dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup
Bayi dengan BBLR ini mempunyai risiko bulan. Dengan demikian dalam upaya
tinggi untuk terjadinya kesakitan dan menurunkan angka kematian perinatal, maka
kematian, selain adanya kekurangmampuan jumlah kelahiran bayi dengan BBLR harus
baik fisik maupun psikis pada diturunkan.
perkembangan selanjutnya, hal ini berkaitan
dengan penanganan dan harapan hidupnya. METODE PENELITIAN
Kasus BBLR ini dipengaruhi oleh 2 faktor
Penelitian ini merupakan penelitian non-
utama yaitu : usia kehamilan yang singkat
reaktif karena pada pengukuran variabel
dan gangguan pertumbuhan intra uterin yang
yang akan digunakan peneliti menggunakan
dipengaruhi oleh faktor ibu, plasenta, dan
data sekunder yaitu data Dinas Kesehatan
janin itu sendiri. Di negara yang sedang
provinsi Jawa Barat tahun 2012 dan sampel
berkembang karakteristik ibu yang berisiko
pada penelitian ini semua kabupaten/kota di
seperti umur dan paritas yang tinggi, usia
wilayah propinsi Jawa Barat tahun 2012
yang sangat muda, dan kondisi sosial
sebanyak 26.
ekonomi yang rendah sangat berpengaruh
terhadap kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Distribusi normal
Pengujian error normalitas dengan
a. Variabel Independen
menggunakan uji Kolmogorov -
Variabel Independen dalam penelitian
Smirnov, dikatakan error mengikuti
ini adalah jumlah bayi dengan Berat
distribusi normal jika p value >
Badan Lahir Rendah. Menurut
Proverawati (2010) Berat badan bayi
b. Homoskedastisitas
rendah diukur dengan berat kurang dari
Pemeriksaan homoskedastisitas
2500 gram, panjang kurang dari 45 cm,
menggunakan pemeriksaan residual
lingkar dada kurang dari 30cm, lingkar
dengan membuat scatter plot antara
kepala kurang dari 33cm.
standardize error dengan variabel
independen.
b. Variable Dependen
Variabel Dependen dalam penelitian ini
c. Non Autokorelasi
adalah Angka Kematian Bayi (AKB).
Data dalam penelitian ini bukan
Menurut Badan Pusat Statistik, AKB
merupakan data time series sehingga
merupakan Angka yang menunjukkan
asumsi ini dianggap sudah terpenuhi.
banyaknya kematian bayi usia 0 tahun
dari setiap 1000 kelahiran hidup pada Langkah kedua, apabila asumsi terpenuhi
tahun tertentu atau dapat dikatakan juga maka dilakukan pengujian hipotesis yaitu :
sebagai probabilitas bayi meninggal
a. Pengujian secara keseluruhan
sebelum mencapai usia satu tahun
0 : = 0 : bahwa tidak terdapat
(dinyatakan dengan per seribu kelahiran
pengaruh yang signifikan dari jumlah
hidup).
bayi yang memiliki BBLR terhadap
Analisa data dalam penelitian ini jumlah kematian bayi di Jawa Barat
menggunakan uji regresi linier sederhana tahun 2012.
dengan metode enter pada taraf signifikansi 1 : 0 , bahwa terdapat pengaruh
5%. Model persamaan dalam penelitian ini yang signifikan dari jumlah bayi yang
adalah : = 0 + 1 + memiliki BBLR terhadap jumlah
kematian bayi di Jawa Barat tahun
Langkah dalam pengujian regresi linier
2012.
sederhana, asumsi harus terpenuhi yaitu:
Jumlah Angka
b. Pengujian parsial No Bayi BBLR Kematian
0 : = 0 , bahwa tidak terdapat (x) Bayi (y)
pengaruh yang signifikan dari jumlah 1 1713 196
bayi yang memiliki BBLR terhadap 2 1908 491
jumlah kematian bayi di Jawa Barat 3 967 242
tahun 2012. 4 438 297
1 : 0, bahwa terdapat pengaruh 5 1260 298
yang signifikan dari jumlah bayi yang 6 1096 406
memiliki BBLR terhadap jumlah 7 754 263
kematian bayi di Jawa Barat tahun 8 1131 84
2012. 9 1400 235

Setelah itu dilakukan analisis regresi linear 10 771 299

sederhana. 11 776 282


12 893 350
HASIL PENELITIAN
13 405 112
Untuk menguji kenormalan data, digunakan 14 358 142
uji Kolmogorov-Smirnov 1 sampel pada 15 596 225
SPSS, dan didapatkan hasil sebagai berikut: 16 706 138
17 543 34
Hasil uji Kolmogorov Smirnov dengan alfa
18 461 26
= 0,05 memberikan hasil seperti pada tabel
19 240 62
di atas. Nilai p-value = 0,200, yang berarti
20 902 148
p-value > alfa. Ini menunjukan bahwa data
21 208 51
berasal dari distribusi normal.
22 165 47
Adapun data dalam penelitian ini adalah 23 826 114
sebagai berikut : 24 333 80
25 41 131
Tabel 1. Data Jumlah Bayi BBLR dan
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa 26 106 50

Barat Tahun 2012


Berdasarkan data diatas, Jumlah bayi dengan =1 =1 =1
0 = 2
BBLR merupakan variabel independen (x) =1 2 (=1 )
dan Jumlah Kematian Bayi merupakan
0 = 60,497
variabel dependen (y). Dengan
menggunakan software SPSS, didapatkan 1 =
output sebagai berikut :
1 = 0,17

Sehingga persamaan regresi nya akan


Gambar 1. Scatter Plot antara Jumlah Bayi
menjadi sebagai berikut :
BBLR dan Angka KematianBayi
= 60,497 + 0,17

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat


diketahui bahwa setiap ada peningkatan
seorang bayi dengan BBLR maka jumlah
kematian bayi naik sebesar 0 sampai 1.
Namun, jika tidak ada kasus bayi lahir
dengan BBLR maka kematian bayi adalah
sebanyak 60 61 orang yang mungkin
disebabkan oleh penyebab-penyebab
Titik dalam scatter antara jumlah bayi lainnya.
BBLR dan jumlah kematian bayi diatas
Dengan menggunakan persamaan regresi
dapat didekati dengan pola linier dan
nilai untuk masing-masing serta nilai
memiliki hubungan yang positif.
Adapun model persamaan regresi yang bisa error () diperoleh sebagai berikut :

digunakan adalah : Tabel 2. Tabel dan Error


= 0 + 1 +
Untuk mencari persamaan regresinya, maka No e

perlu dihitung nilai 0 dan 1 dengan rumus 1 1713 196 351,76 -155,707

sebagai berikut : 2 1908 491 384,92 106,143


3 967 242 224,92 17,113
4 438 297 134,97 162,043
5 1260 298 274,74 23,303 Gambar 2. Scatter Plot Antara Residual
6 1096 406 246,85 159,183 (Error) dengan
7 754 263 188,70 74,323
8 1131 84 252,80 -168,767
9 1400 235 298,54 -63,497
10 771 299 191,59 107,433
11 776 282 192,44 89,583
12 893 350 212,33 137,693
13 405 112 129,36 -17,347
14 358 142 121,37 20,643
15 596 225 161,84 63,183
16 706 138 180,54 -42,517 Berdasarkan plot diatas dapat dilihat bahwa
17 543 34 152,82 -118,807 titik titiknya menyebar jadi dapat
18 461 26 138,88 -112,867 disimpulkan bahwa model persamaan
19 240 62 101,30 -39,297 regresi = 60,497 + 0,17 bagus .
20 902 148 213,86 -65,837
21 208 51 95,86 -44,857
Analisis di atas menunjukkan bahwa
22 165 47 88,55 -41,547
variabel x (Jumlah Bayi BBLR)
23 826 114 200,94 -86,917
mempengaruhi variabel y (Angka Kematian
24 333 80 117,12 -37,107
Bayi). Untuk lebih mempertegas adanya
25 41 131 67,47 63,533
pengaruh dari variabel x terhadap variabel y
26 106 50 78,52 -28,517
dilakukan uji simultan dan uji parsial.
Setelah diperoleh persamaan regresi serta
nilai untuk masing-masing , perlu Uji parsial menggunakan uji T dengan
diperiksa ada tidaknya penyimpangan model hipotesis :
persamaan regresinya. Nilai residual () dan
0 : 1 = 0 atau tidak ada hubungan linier
nilai bisa digunakan untuk memeriksa
antara variabel x dengan variabel y
asumsi homoskedastisitas, menggunakan
1 : 1 0 atau ada pengaruh yang
scatter plot sebagai berikut :
signifikan antara variabel x dengan variabel
y
Pada tingkat signifikansi 0,05 SoV SS df MS Fhit
R 167998,0315 1 167998 18,22042
Daerah tolak < 2,0638 atau >
E 221287,5907 24 9220,316
2,0638
T 389347,1154 25
1 2,538
Statistik uji = 1 ) = 0,5946 = 4,2685
(

167998
Keputusan : Karena > 2,0638 maka Statistik uji = = 9220,316 =

tolak 0 . 18,22042

Dengan tingkat kepercayaan 95 %, Keputusan : Karena > 4.259677 maka


disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang tolak H0.
signifikan dari jumlah bayi yang memiliki
Dengan tingkat kepercayaan 95 %,
BBLR terhadap jumlah kematian bayi di
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
Jawa Barat tahun 2012.
signifikan dari jumlah bayi yang memiliki
Sedangkan uji simultan menggunakan uji F BBLR terhadap jumlah kematian bayi di
dengan hipotesis : Jawa Barat tahun 2012.

0 : 1 = 0 atau tidak ada hubungan antara Berdasarkan uji parsial dan uji simultan di
variabel x dengan variabel y atas, dapat diketahui bahwa Jumlah Bayi
1 : 1 0 atau ada hubungan yang BBLR memiliki pengaruh yang signifikan
signifikan antara variabel x dengan variabel terhadap Angka Kematian Bayi di Jawa
y Barat tahun 2012.

Persamaan regresi yang diperoleh dari


Daerah tolak > 4.259677 perhitungan sebelumnya, memberikan nilai
1 = 0,17 . Untuk mempertegas nilai 1
Pada tingkat signifikansi 0,05 diperoleh
pada persamaan regresi, maka dilakukan uji
tabel Anova sebagai berikut : confidence interval untuk 1.

Tabel 3. Tabel Anova Confidence Interval (1 )100% untuk 1


(1 (1 ). (1,2) 1 167998
2 = = 389347,1154 = 0,4314
2

1 + (1 ). (1,2)
2 Artinya, hubungan regresi cukup kuat
= (1 )100% karena 43,14% variasi kematian bayi dapat
dijelaskan oleh jumlah bayi yang lahir
Berdasarkan data, diperoleh :
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
= 26
Adapun nilai koefisien korelasinya adalah :
1 = 0.170031136
( )()
=
( )2 ()2
0 = 60.49686569
988404,58
= 221287.5623 =
5813079,88 389347,12

= 9220.315094 = 0,657

2 = 19693311 Artinya, hubungan linier yang ada antara


variabel X (BBLR) dengan variabel Y
= 730.6538462
(kematian bayi) cukup kuat, dan tanda
( )2 = 5813079.885 positif pada koefisien korelasi berarti setiap
kenaikan variabel X diikuti dengan kenaikan
( )2 = 389347.1154
variabel Y.
Sehingga didapat confidence interval:
Berdasarkan persamaan regresi yang
P(0,0668 1 0,2732) = (1-)100% diperoleh dari perhitungan sebelumnya, bisa
dicari nilai ramalan rata-rata untuk
Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95%
tertentu dan juga nilai estimasi untuk
didapatkan selang kepercayaan untuk 1
masing-masing untuk nilai tertentu.
antara 0,0668 sampai 0,2732.
Pada penelitian ini menggunakan permisalan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh untuk nilai = 1000, dan diperoleh hasil
variabel x terhadap variabel y dapat dihitung sebagai berikut :
menggunakan koefisien determinasi ( 2 )
Peramalan Nilai Rata-Rata Y (| ) Pada
dan koefisien korelasi ().
X=Xo
Nilai koefisien determinasinya adalah :
Misal X=1000 = 0 + 1
= 60,497 + (0,170
= 0 + 1 1000) = 230,528
= 60,497 + (0,170 2 2
2 = + ( )2 ( )2
+ 2 =
1000) = 230,528 [ 2 ]

793,358 + 15573,88 = 16367,243


2 2
2 = + ( ) 2
( )2
= 793,358
[ 2

] = 127,935

Confidence Interval untuk rata-rata y pada


= 28,167
x=1000
Confidence Interval untuk rata-rata y pada = 0,05
= 1000
[ ,2 . < |=1000 < +
2
= 0,05 ,2 . ] = (1 )100%
2

[ ,2 . < |=1000 < + [230,528 2,064.127,935 <


2
|=1000 < 230,528 +
,2 . ] = (1 )100%
2 2,064.127,935] = 95%

[230,528 2,064.28,167 < |=1000 < [33,529 < |=1000 < 494,585] =
230,528 + 2,064.28,167] = 95% 95%

Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95%


[172,392 < |=1000 < 288,664] =
didapatkan selang kepercayaan nilai estimasi
95% angka kematian bayi yang baru dengan

Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95%, banyak Berat Badan Lahir Hidup sebanyak

didapatkan selang kepercayaan rata-rata 1000 adalah antara -33,529 sampai 494,585.

angka kematian bayi untuk jumlah Berat Pemeriksaan lebih lanjut mengenai residual
Badan Lahir Rendah sebanyak 1000 adalah menggunakan nilai standardize error nya.
antara 172,392 sampai 288,664. Standardize eror diperoleh dengan membagi

Peramalan Nilai Individu Y (Yi) Pada nilai eror dengan akar dari Mean Square
X=Xo Eror (MSE) lalu dibuat scatter plot dengan

Misal X=1000 variabel independen atau x, yang mana di


sini variabel independennya nya adalah
jumlah bayi dengan berat badan lahir 165 -0,4327
rendah. Adapun nilai MSE dari data adalah 826 -0,9054
9220,315. Sehingga diperoleh nilai 333 -0,3865
standardize error sebagai berikut : 41 0,6616
106 -0,2970
Tabel 4. Jumlah Bayi BBLR dengan
Standardize Error
Dari data di atas kemudian dibuat scatter
Jumlah bayi Standardize
plot dengan variabel x sebagai sumbu x dan
BBLR (X) Eror
standardize error sebagai sumbu y.
1713 -1,6221
1908 1,1048 Gambar 3. Scatter Plot antara Standardize
967 0,1779 Error dengan Variabel x
438 1,6874 2.0000
STANDARDIZE EROR
1260 0,2423 1.0000
1096 1,6574
0.0000
754 0,7738 0 500 1000 1500 2000 2500
-1.0000
1131 -1,7579
-2.0000
1400 -0,6617
NILAI X
771 1,1186 Standardize Eror

776 0,9327
893 1,4337 Scatter plot di atas menunjukan pola yang
acak. Hal ini mengindikasikan bahwa model
405 -0,1808
liniernya bagus dan memenuhi asumsi
358 0,2149
homoskedastis. Asumsi homoskedastis
596 0,6578
terpenuhi artinya varians atau keragaman
706 -0,4430
dari eror tidak terpengaruh oleh faktor lain.
543 -1,2375
461 -1,1756 Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan
240 -0,4093 standardize error dengan t (waktu). Dalam
902 -0,6859 pemeriksaan ini waktu dianggap berjalan
208 -0,4672 dari 1 sampai dengan 26 . Adapun bentuk
scatter plot nya adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Scatter Plot antara Standardize akan tetapi nilai standardize eror yang
Error dengan Waktu (t) digunakan harus diurutkan dari nilai terkecil
hingga terbesar terlebih dahulu. Adapun
2.0000
nilai expected error nya adalah sebagai
SRANDARDIZE EROR

1.0000
berikut :
0.0000
0 10 20 30
-1.0000
Tabel 5. Standardize Error dengan Expected

-2.0000
Error
WAKTU

Standardize Eror
Standardize Expected
Eror terurut Error
Dari scater plot diatas terlihat bahwa pola -1,6221 -190,1967
yang ada adalah acak. Jadi bisa kita 1,1048 -147,7765
simpulkan bahwa antara eror dan t (waktu) 0,1779 -123,0577
tidak ada hubungan (non autokorelasi) 1,6874 -104,5605
sehingga memenuhi asumsi non 0,2423 -89,2991
autokorelasi. 1,6574 -76,0151
0,7738 -64,0485
Pemeriksaan penyimpangan berikutnya
-1,7579 -53,0038
adalah dengan Normal Probabality Plot.
-0,6617 -42,6207
Normal probabilitas plot adalah scater plot
1,1186 -32,7144
antara standardize eror dan Expected
0,9327 -23,1453
residuals.
1,4337 -13,8012
Nilai expected residuals didapat dari -0,1808 -4,5864
0,2149 4,5864
=
0,375 0,6578 13,8012
{ [ +0,25 ]}
-0,4430 23,1453
Dimana, -1,2375 32,7144
-1,1756 42,6207
i = indeks
-0,4093 53,0038
n = banyaknya data -0,6859 64,0485
-0,4672 76,0151 1. Ada hubungan Berat Badan Lahir
-0,4327 89,2991 Rendah dengan Angka Kematian
-0,9054 104,5605 Bayi dengan = 0,657.
-0,3865 123,0577 2. Model yang terbentuk adalah
0,6616 147,7765 = 60,497 + 0,17
-0,2970 190,1967 Model tersebut menunjukkan bahwa
Angka Kematian Bayi akan
meningkat 1 satuan pada rata-rata
Berdasarkan data di atas, dapat dibuat
0,17 BBLR dengan syarat variabel
scatter plot sebagai berikut :
predictor yang lain adalah konstan.
Gambar 5. Scatter Plot antara Standardize
Error dengan Expected Error
SARAN

1. Salah satu faktor penyebab BBLR


adalah usia kehamilan yang singkat
EXPECTED ERROR

dan gangguan pertumbuhan intra


uterin. Salah satu hal itu disebabkan
oleh usia ibu yang sangat muda,
sehingga sebenarnya rahim nya
STANDARDIZE ERROR belum terlalu kuat untuk
mengandung. Masalah menikah
Dari titik titik yang terdapat pada normal terlalu muda ini masih terjadi di
probability plot dapat didekati dengan pola beberapa bahkan cukup banyak
linier, sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah di Jawa Barat. Sehingga
distribusi normalnya normal. Saran kami adalah melakukan
penyuluhan terhdap orang-orang di
KESIMPULAN
desa terutama perempuan, untuk
Yang dapat disimpulkan dari data-data tidak menikah di usia yang terlalu
diatas adalah: muda misalnya di bawah 20tahun.
2. Mengingat kondisi kesehatan ibu
selama hamil mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap bayi yang rendah-di-rsud-kota-bandung-tahun-
akan dilahirkan, maka kemungkinan 2010.html, diakses tanggal 22 April 2016)

besar akan mempengaruhi pula Nursiyono, Joko Ade, 2015, Uji


terhadap berat badan bayi yang baru Homoskedastisitas Statistik, [online],
(www.kompasiana.com/jokoade/uji-
lahir. Oleh sebab itu perlu adanya
homoskedastisitas-
kepedulian keluarga dan calon ibu statistik_54f6aa33a33311f7598b4604,
itu sendiri untuk selalu mengecek diakses tanggal 23 April 2016)
kesehatan serta selalu mencukupkan Widhiarso, Wahyu, 2010, Berkenalan
asupan gizi. Karena gizi ini bukan dengan metode-metode analisis regresi
melalui SPSS, [online],
hanya untuk si ibu, namun juga
(http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/berkena
untuk janin. lan-dengan-metode-metode-analisis-regresi-
melalui-spss, diakses tanggal 23 April 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes. 2012. Profil Kesehatan Jawa Barat


Tahun 2012.

Hendriyana, Artanti, 2013, Jawa Barat


Penyumbang Terbesar Angka Kematian
Bayi di Indonesia, [online],
(www.unpad.ac.id/2013/10/jawa-barat-
penyumbang-terbesar-angka-kematian-bayi-
di-indonesia, diakses tanggal 21 April 2016)

Jawa Barat Dalam Angka 2014. Badan


Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

Neter, John. et al. 1989. Applied Linear


Regression Models: Second Edition. USA:
R. R. Donnelley & Sons Company.

N., Sari. et al. 2013. Karakteristik Ibu


Bersalin Pada Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Kota Bandung Tahun
2010,
(http://www.jurnalpendidikanbidan.com/arsi
p/39-mei-2013/114-karakteristik-ibu-
bersalin-pada-kejadian-berat-badan-lahir-

Anda mungkin juga menyukai