Anda di halaman 1dari 13

MANUSKRIP

PENGARUH KANGURU MOTHER CARE (KMC) DALAM


PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI RSI SULTAN HADLIRIN
JEPARA

Oleh :
Ita Ridarwati
NIM : 122020030280

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022
PENGARUH KANGURU MOTHER CARE (KMC) DALAM PENINGKATAN SATURASI
OKSIGEN PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI
RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA

Ita Ridarwati 1, Noor Hidayah 2, Rizka Himawan 3

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 10
per 1.000 kelahiran hidup. Presentase BBLR tahun 2019 di Kabupaten Jepara, terjadi
kenaikan dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Bayi BBLR tahun ini sebanyak 726
kasus yang terdiri dari 376 laki-laki dan 350 perempuan dari 20.978 bayi lahir yang
ditimbang. Sementara di RSI Sultan Hadlirin Jepara pada tahun 2020 terdapat 97 kasus
BBLR. Masalah yang paling sering terjadi pada bayi BBLR/prematur yaitu perubahan
status hemodinamika yang disebabkan karena immaturitas organ tubuh salahsatunya
saurasi oksigen.Tujuan : Mengetahui pengaruh Kanguru Mother Care (KMC) dalam
peningkatan saturasi oksigen pada BBLR di Ruang Perinatologi RSI Sultan Hadlirin
Jepara. Metode: Jenis penelitian quasi experiment dengan rancangan pretest-posttest
group with control design. Besar sampel 16 responden dengan teknik pengambilan
sampel insindental sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi,
standar operasional prosedur Kanguru Mother Care (KMC), dan pulse oximetry. Analisis
data uji statistik non parametrik Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test. Hasil
Penelitian : Sebagian besar frekuensi saturasi oksigen bayi untuk kelompok intervensi
sebelum (pre-test) diberikan Kangaroo Mother Care adalah Hipoksia yaitu 6 bayi (75%)
dan setelah (post-test) diberikan Kangaroo Mother Care adalah Normal yaitu 7 bayi
(87,5%). Simpulan : Ada pengaruh Kanguru Mother Care (KMC) dalam peningkatan
saturasi oksigen pada BBLR di Ruang Perinatologi RSI Sultan Hadlirin Jepara dengan p
value 0,004 < α 0,05.

Kata Kunci : Kanguru Mother Care (KMC), saturasi oksigen, BBLR


Kepustakan : 47 (2011-2021)
1
Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
2
Dosen Pembimbing 1 Universitas Muhammadiyah Kudus
3
Dosen Pembimbing 2 Universitas Muhammadiyah Kudus
THE EFFECT OF KANGAROO MOTHER CARE (KMC) IN INCREASING OXYGEN
SATURATION IN LBW IN THE PERINATOLOGY ROOM OF SULTAN HADLIRIN
JEPARA ISLAMIC HOSPITAL

Ita Ridarwati 1, Noor Hidayah 2, Rizka Himawan 3

ABSTRACT

Background: The Infant Mortality Rate in Central Java Province in 2018 was 10 per
1,000 live births. The percentage of LBW in 2019 in Jepara Regency, an increase
compared to previous years. This year, there were 726 LBW babies consisting of 376
boys and 350 girls from 20,978 babies born who were weighed. While at the Sultan
Hadlirin Hospital in Jepara in 2020 there were 97 cases of LBW. The problem that most
often occurs in LBW/premature babies is changes in hemodynamic status caused by the
immaturity of organs, one of which is oxygen saturation. Objective: to know the effect of
Kangaroo Mother Care (KMC) in increasing oxygen saturation in LBW in the Perinatology
Room of Sultan Hadlirin Jepara Islamic Hospital. Method: The type of research used
quasi experiment research with pretest-posttest group with control design. The sample
size was 16 respondents with insindental sampling technique. The research instrument
used level of observation sheets, standard operating procedures for Kangaroo Mother
Care (KMC), and pulse oximetry. The data analysis used Wilcoxon Test Test and Mann-
Whitney Test. Results: Most of the frequency of infant oxygen saturation for the
intervention group before (pre-test) given Kangaroo Mother Care was Hypoxia, namely 6
babies (75%) and after (post-test) given Kangaroo Mother Care was Normal, namely 7
babies (87.5%). Conclusion: There is an effect of Kangaroo Mother Care (KMC) in
increasing oxygen saturation in LBW in the Perinatology Room of Sultan Hadlirin Jepara
Islamic Hospital with p value 0,004 <α 0,05.

Key Words : Kangaroo Mother Care (KMC), oxygen saturation, LBW.


Bibliography : 47 (2011-2021)
1
The Student of Nursing Study Program in Muhammadiyah Kudus of University
2
The 1st Guidance Lecturers in Muhammadiyah Kudus of University.
3
The 2nd Guidance Lecturers in Muhammadiyah Kudus of University.
PENDAHULUAN dibandingkan Filipina, dan 2,4 kali
lebih tinggi dari Thailand (Rustina,
Data World Health Organization 2019).
(WHO) (2016), memperlihatkan Angka Kematian Bayi di Provinsi
sekitar 20 juta bayi berat lahir Jawa Tengah tahun 2018 sebesar
rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya 10 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi
yang dapat disebabkan oleh penurunan tetapi tidak signifikan
kelahiran sebelum waktunya dibandingkan AKB tahun 2017 yaitu
(prematur) maupun perkembangan 10,08 per 1.000 kelahiran hidup.
janin terhambat saat dalam kabupaten/kota dengan AKB
kandungan. Bayi dengan berat lahir terendah adalah Jepara yaitu 6,35
rendah penyumbang tertinggi Angka per 1.000 kelahiran hidup, diikuti
Kematian Neonatal (AKN). Dari Cilacap 7,01 per 1.000 kelahiran
sekitar 4 juta kematian neonatal, hidup, dan Demak 7,21 per 1.000
prematur dan BBLR mewakili lebih kelahiran hidup. Kabupaten/kota
dari seperlima kasus, dan Indonesia dengan AKB tertinggi adalah
terdaftar sebagai negara di urutan Grobogan yaitu 17,38 per 1.000
ke-8 berdasarkan jumlah kematian kelahiran hidup, diikuti Temanggung
neonatal per tahun menurut data 16,79 per 1.000 kelahiran hidup, dan
WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia Kota Magelang 15,63 per 1.000
berkisar antara 2 hingga 17,2% dan kelahiran hidup (Dinkes Prov
menyumbang 29,2% AKN (Endyrani, Jateng, Buku Profil Kesehatan
2018). Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015,
Angka Kematian Bayi (AKB) di 2015).
Indonesia masih tergolong tinggi, Presentase BBLR tahun 2019 di
jika dibandingkan dengan negara Kabupaten Jepara, terjadi kenaikan
lain di ASEAN. Penyebab utama dibandingkan tahun - tahun
kematian neonatal adalah Bayi Berat sebelumnya. Cakupan bayi BBLR
Badan Lahir Rendah (BBLR) 30,3% yang ditangani sebesar 3,46%.
dan penyebab utama kematian pada Cakupan ini meningkat dibandingkan
bayi adalah gangguan perinatal tahun - tahun sebelumnya. Adanya
sebesar 34,7%. Berdasarkan Human kenaikan jumlah bayi dengan BBLR
Development Report 2018, AKB di ini perlu mendapatkan perhatian.
Indonesia mencapai 31 per 1000 Bayi BBLR tahun ini sebanyak 726
kelahiran yang mana 5,2 kali lebih kasus yang terdiri dari 376 laki-laki
tinggi dari Malaysia, 1,2 lebih tinggi
dan 350 perempuan dari 20.978 bayi belum mampu bernapas secara
lahir yang ditimbang (Dinkes Kab sempurna sehingga bisa henti napas
Jepara, Profil Kesehatan Kabupaten (Hull & Derek, 2014). Pengukuran
Jepara Tahun 2014, 2014). hemodinamik penting untuk
Sementara di RSI Sultan Hadlirin menegakkan diagnosis yang tepat,
Jepara pada tahun 2020 terdapat 97 menentukan terapi yang sesuai, dan
kasus BBLR (SIM-RSI Sultan pemantauan respons terhadap terapi
Hadlirin Jepara, 2020). yang diberikan. pengukuran
Masalah yang paling sering hemodinamik ini terutama dapat
terjadi pada bayi BBLR/prematur membantu untuk mengenali syok
yaitu perubahan status sedini mungkin, sehingga dapat
hemodinamika yang disebabkan dilakukan tindakan yang tepat
karena immaturitas organ tubuh, terhadap bantuan sirkulasi (Jevon &
sehingga akan berdampak pada Ewens, 2015).
kondisi fisiologis dan biokimiawi Faktor-faktor yang dapat
tubuh yang menyebabkan gangguan mempengaruhi stabilitas
seperti hipoglikemia, hipokalsemia, hemodinamika yang meliputi
dan gangguan lain yang dapat saturasi oksigen pada bayi baru
menimbulkan kematian. Bayi lahir, yakni faktor intrinsik dan faktor
BBLR/prematur mempunyai resiko ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi
kematian 70 kali lebih tinggi usia gestasi saat lahir, asfiksia,
dibandingkan bayi lahir cukup bulan infeksi perinatal, malformasi
yaitu sekitar 75 % kematian perinatal kongenital, sedangkan dan faktor
akibat prematur (Saifudin, 2012). ekstrinsik meliputi
Organ vital pada bayi BBLR komplikasi/penyulit pada kehamilan,
yang belum sempurna komplikasi/penyulit pada persalinan,
menyebabkan bayi belum mampu obat yang dikonsumsi ibu, timing of
untuk hidup diluar kandungan, cord clamping (Permana, 2016).
sehingga sering mengalami Saturasi oksigen merupakan
ketidakstabilan status hemodinamika persentase hemoglobin yang
(frekuensi nadi, frekuensi terdapat dalam darah yang
pernapasan, saturasi oksigen dan digunakan untuk mengevaluasi
suhu tubuh). Selain itu, bayi BBLR, status pernafasan (Brooker, 2015).
beberapa organnya belum matang, Menurut Jevon & Ewens (2015),
seperti paru-paru sehingga bayi penatalaksanaan untuk
menstabilkan hemodinamika dalam yang tercatat selama sesi KMC.
meningkatkan saturasi oksigen pada Suhu rata-rata naik sekitar 0,4 ° C,
pasien dengan cara invasif dan non- RR sebesar 3 per menit, HR sebesar
invasif. Cara non invasif salah 5 bpm, dan saturasi oksigen sebesar
satunya dengan memberikan 5%. Meski sederhana, perubahan ini
sentuhan kulit bayi dan ibu / signifikan secara statistik pada
pengasuhnya secara langsung semua 3 hari. Kelainan individu
Kanguru Mother Care (KMC) dan (misalnya hipotermia, bradikardia,
diharapkan dapat mengurangi takikardia, saturasi oksigen rendah)
kematian akibat BBLR. Bentuk sering dikoreksi selama KMC.
intervensi yang sering digunakan Survei pendahuluan yang
selama ini berupa perawatan dilakukan pada Mei 2021 di ruang
dengan incubator. Penggunaan perinatologi RSI Sultan Hadlirin
incubator untuk merawat Bayi Berat Jepara, terhadap 10 bayi BBLR.
Lahir Rendah (BBLR) memerlukan Saat dilakukuan observasi terkait
biaya tinggi. Akibat terbatas fasilitas status hemodinamika (saturasi
incubator, tidak jarang satu incubator oksigen) didapatkan pengukuran
ditempati lebih dari satu bayi saturasi oksigen yang hipoksia
sehingga dapat meningkatkan risiko sebanyak 6 bayi, saturasi oksigen
terjadinya infeksi nosocomial di RS. yang normal sebanyak 4 bayi. Ibu si
Metode kanguru mampu memenuhi bayi BBLR mengatakan belum
kebutuhan asasi BBLR dengan pernah melakukan Kanguru Mother
menyediakan situasi dan kondisi Care (KMC) selama bayinya berada
yang mirip dengan rahim sehingga di incubator terbuka. Di RSI Sultan
memberi peluang BBLR untuk Hadlirin Jepara, Kanguru Mother
beradaptasi dengan baik di dunia Care (KMC) sudah pernah
luar untuk menstabilisasi suhu tubuh terpapar/dilaksanakan, tetapi belum
dan saturasi oksigen (Kemenkes RI, maksimal diaplikasikan, karena
2016). beban kerja perawat yang cukup
Penelitian yang dilakukan oleh tinggi, dan juga belum adanya
Bera, Ghosh, Singh, Hazra, Som, & keaktifan ibu-ibu dengan bayi berat
Munian (2018), menunjukkan bahwa badan lahir rendah karena
data dari 265 pasangan ibu-bayi kurangnya pengetahuan tentang
yang dianalisis. Perbaikan terjadi Kanguru Mother Care (KMC). Bayi-
pada semua 4 parameter fisiologis bayi dalam inkubator dari 10 bayi, 4
bayi yang tidak ditunggu ibu dengan gestasinya; Reflek menghisap dan
6 bayi yang ditunggu ibu didapatkan menelan baik, dan SpO2 diatas 90%;
hasil bahwa bayi yang ditunggu dan Bayi dirawat di inkubator dan tidak
selalu melakukan Kanguru Mother menggunakan ventilasi mekanik;
Care (KMC) secara intermitten Orang tua bersedia mendapatkan
peningkatan saturasi oksigen pada pendidikan kesehatan terkait
bayi lebih cepat. Kanguru Mother Care (KMC); Ibu /
Berdasarkan dari survey keluarga bersedia menjadi
pendahuluan dan latar belakang responden dengan menandatangani
tersebut, peneliti tertarik untuk lembar persetujuan penelitian
melakukan penelitian tentang (informed consent). Sedangkan
“pengaruh Kanguru Mother Care kriteria eksklusinya yaitu : Bayi yang
(KMC) dalam peningkatan saturasi mengalami gangguan termoregulasi
oksigen pada BBLR di Ruang atau kelainan pada hipotalamus
Perinatologi RSI Sultan Hadlirin (trauma kapitis, tumor otak dibagian
Jepara”. hipotalamus) dan kelainan pada
vaskuler-hematologi; Bayi – bayi

METODE PENELITIAN yang di terapi sinar; Bayi yang


mempunyai masalah pada ibu-nya
Penelitian ini merupakan (Baby Blues); Bayi BBLR yang
penelitian quasi eksperimental mengalami gangguan pernafasan
design dengan rancangan pretest- dan infeksi; Responden yang tiba-
posttest group with control design. tiba tidak dapat menyelesaikan
Populasi dalam penelitian ini adalah program penelitian sampai akhir.
jumlah bayi BBLR pada bulan Juni Instrumen - instrumen yang
s.d Juni 2021 di ruang Ruang digunakan dalam penelitian ini
Perinatologi RSI Sultan Hadlirin antara lain : lembar observasi,
Jepara sebanyak 16 bayi BBLR. standar operasional prosedur
Subjek yang diambil 16 Kanguru Mother Care (KMC), dan
responden dengan teknik pulse oximetry. Analisis data yang
pengambilan sampel menggunakan digunakan adalah uji statistik non
insindental sampling, serta telah parametik Wilcoxon test dan Mann-
memenuhi kriteria inklusi yaitu : Bayi Whitney Test. Penelitian ini
berat lahir dengan berat 1500 - 2499 dilakukan pada bulan Januari 2022.
gram, tanpa memandang usia
HASIL PENELITIAN

1. Perbedaan Saturasi Oksigen Bayi Sebelum (Pre-Test) dengan Setelah


(Post-Test) Diberikan Kangaroo Mother Care pada Kelompok Intervensi
Tabel 1.
Perbedaan Saturasi Oksigen Bayi Sebelum (Pre-Test) dengan Setelah
(Post-Test) Diberikan Kangaroo Mother Care pada Kelompok Intervensi
(n = 8)
Variabel n Z p value
Frekuensi Saturasi Oksigen 8 -2,236c 0,025

Berdasarkan tabel 1, dapat nilai p value > α 0,05, maka Ha


dilihat perbedaan saturasi diterima. Artinya ada perbedaan
oksigen bayi pada kelompok yang signifikan terhadap
intervensi sebelum dengan saturasi oksigen bayi sebelum
setelah diberikan Kangaroo dan setelah diberikan Kangaroo
Mother Care, diketahui frekuensi Mother Care pada kelompok
saturasi oksigen menunjukkan intervensi.

2. Perbedaan Saturasi Oksigen Bayi Sebelum (Pre-Test) dengan Setelah


(Post-Test) tanpa Diberikan Kangaroo Mother Care pada Kelompok Kontrol
Tabel 2.
Perbedaan Saturasi Oksigen Bayi Sebelum (Pre-Test) dengan Setelah
(Post-Test) tanpa Diberikan Kangaroo Mother Care pada Kelompok Kontrol
(n = 8)
Variabel n Z p value
Frekuensi Saturasi Oksigen 0 -1,414 0,157

Berdasarkan tabel 2, dapat diterima. Artinya tidak ada


dilihat perbedaan saturasi perbedaan yang signifikan
oksigen bayi pada kelompok terhadap saturasi oksigen bayi
kontrol sebelum dengan setelah sebelum dan setelah tanpa
tanpa diberikan Kangaroo diberikan Kangaroo Mother
Mother Care, diketahui frekuensi Care pada kelompok kontrol.
saturasi oksigen menunjukkan
nilai p value > α 0,05, maka Ho
3. Perbedaan Saturasi Oksigen Bayi pada Kelompok Intervensi dengan
Kelompok Kontrol
Tabel 3.
Perbedaan Saturasi Oksigen Bayi pada Kelompok Intervensi dengan
Kelompok Kontrol (n = 16)
Variabel N Z p value
Frekuensi Saturasi Oksigen 16 -2,905 0,004

Berdasarkan tabel 3, hasil Care adalah Hipoksia yaitu 7 bayi


analisis perbedaan saturasi (87,5%)
oksigen bayi padakelompok Kondisi BBLR menyebabkan
intervensi dengan pada organ tubuh belum dapat berfungsi
kelompok kontrol, diketahui secara sempurna, sehingga
frekuensi saturasi oksigen penyesuaian fungsi organ terhadap
menunjukkan nilai p value < α perubahan kondisi dari intrauteri ke
0,05, sehingga Ha diterima yang kondisi lingkungan di luar rahim
artinya “Ada perbedaan sangat sulit bagi bayi (Wong,
bermakna saturasi oksigen bayi Hockenberry-Eaton, Wilson,
pada bayi kelompok intervensi Winkelstein, & Schwartz, 2014).
dengan kelompok kontrol”. Dengan perubahan kondisi
ekstrauterin yang berlebihan dapat
menimbulkan stres pada BBLR.
PEMBAHASAN
Respon stres yang dialami pada bayi
Sebagian besar frekuensi
dapat diamati diantaranya melalui
saturasi oksigen bayi untuk
perubahan fisiologis seperti
kelompok intervensi sebelum (pre-
frekuensi napas, nadi, perubahan
test) diberikan Kangaroo Mother
suhu dan saturasi oksigen (Wong,
Care adalah Hipoksia yaitu 6 bayi
2014).
(75%) dan setelah (post-test)
Pemberian Kangaroo Mother
diberikan Kangaroo Mother Care
Care terbukti dapat memfasilitasi
adalah Normal yaitu 7 bayi
pertumbuhan dan pengaturan
(87,5%).Sedangkan pada kelompok
perilaku neonatus, bahkan pada
kontrol, sebagian besar frekuensi
neonatus prematur sangat kecil
saturasi oksigen bayi sebelum (pre-
sekalipun. Kangaroo Mother Care
test) tanpa diberikan Kangaroo
dinilai mampu mempertahankan
Mother Care adalah Hipoksia yaitu 5
respon fisiologis bayi sehingga dapat
bayi (62,5%) dan setelah (post-test)
beradaptasi dengan baik. Kangaroo
tanpa diberikan Kangaroo Mother
Mother Care yang berbentuk hemodinamika atau fungsi fisiologis
sentuhan dengan tekanan moderat saturasi oksigen secara signifikan
sebagai intervensi yang dengan hasil p value 0,000 < α 0,05.
meningkatkan pertumbuhan dan Penelitian yang dilakukan oleh
sekaligus mengurangi stres. Respon Dwi Hastuti & Juju Juhaeriah (2016)
stres pada bayi akan berdampak tentang efek stimulasi taktil
terhadap perkembangan fisiologis kinestetik erhadap perkembangan
sehingga berdampak terhadap bayi berat badan lahir rendah,
pertumbuhan dan perkembangan terhadap 30 responden bayi BBLR di
bayi baru lahir. Perkembangan ruang perinatology RSUD Soreang,
fisiologis bayi dapat dilihat dari menunjukkan terdapat perbedaan
perubahan suhu, perubahan yang signifikan perkembangan
pernapasan, saturasi oksigen dan fisiologis saturasi oksigen setelah
denyut jantung (Kusmini, Nurul, & intervensi (post) pada kelompok
Sutarmi, 2014). intervensi dan kontrol (p value
Penelitian yang dilakukan oleh 0,000). Hasil penelitian ini sesuai
Diego et al. (2018), mengungkapkan dengan penelitian pada 13 bayi
penelitian mengenai Kangaroo prematur yang dilakukan KMC. Bayi
Mother Care yang dilakukan pada diobservasi setiap 2 jam sesudah
bayi BBLR dapat menstabilkan dilakukan KMC. Responden
saturasi oksigen dibandingkan diobservasi selama 38 jam, dengan
dengan bayi BBLR yang tidak 7 kali memonitor saturasi oksigen
dilakukan Kangaroo Mother Care pada setiap responden. Hasil
dengan hasil p value 0,000 < α 0,05. penelitian menunjukkan semua
Penelitian yang lain tentang saturasi oksigen bayi yang dilakukan
Kangaroo Mother Care dilakukan KMC mengalami kenaikan yang
juga oleh Dieter, et al. (2018), bermakna dibandingkan bayi yang
penelitiannya dilakukan pada 32 tidak dilakukan KMC (p< 0.0001, α=
orang bayi, 16 kelompok perlakuan 0.05).
dan 16 kelompok kontrol, Kangaroo Menurut asumsi peneliti di
Mother Care yang dilakukan selama mungkinkan karena Kangaroo
2 jam, didapatkan hasil bahwa Mother Care yang diberikan pada
kelompok bayi yang dilakukan bayi BBLR membuat rasa nyaman
Kangaroo Mother Care mengalami sehingga menurunkan tingkat stres
perubahan kestabilan status fisik yang biasa dialami oleh bayi
BBLR tersebut. Dengan adanya rasa of Indian Association of
Preventive & Social
nyaman tersebut membuat frekuensi
Medicine, IV(39), 245–249.
nadi, pernapasan, suhu tubuh, Diakses 31 Mei 2021 melalui
https://www.ijcm.org.in/
saturasi oksigen bayi BBLR
cenderung terjadi stabil.

SIMPULAN

1. Ada perbedaan yang signifikan


terhadap saturasi oksigen bayi
sebelum dan setelah diberikan
Kangaroo Mother Care pada
kelompok intervensi dengan p
value 0,025 < α 0,05
2. Tidak ada perbedaan yang
signifikan terhadap saturasi
oksigen bayi sebelum dan
setelah tanpa diberikan
Kangaroo Mother Care pada
kelompok kontrol dengan p
value 0,157 > α 0,05
3. Ada perbedaan yang signifikan
terhadap saturasi oksigen-bayi
pada kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol kontrol
dengan p value 0,004 < α 0,05

REFERENSI

Bera, A., Ghosh, J., Singh, A.,


Hazra, A., Som, T., &
Munian, D. (2018). Effect of
Kangaroo Mother Care on
Vital Physiological
Parameters of The Low Birth
Weight Newborn. Indian
Journal of Community
Medicine : Official Publication
Brooker, C. (2015). Churchill Livingstone’s Mini Encyclopedia of Nursing, Third
Edition. Elsevier. Singapore

Diego, M.A., Field, T.M, & Reif, M.H. (2018). Temperature increase in preterm
infant during massage therapy,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2262938/, diperoleh tanggal
25 Januari 2022

Dieter, J., Field ,T.M, Reif, M.H., Emory, E.K., & Redzepi, M. (2018). Stable
preterm infant gain more weight and sleep less after five days of massage
theraphy, http://jpepsy.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract/28/6/403,
diperoleh tanggal 25 Januari 2022

Dinkes Kab Jepara. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2019.
Jepara: Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. Diakses pada tanggal 31
Mei 2021 melalui https://dinkes.jepara.go.id

Dinkes Prov Jateng. (2019). Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2019. Semarang: Dinkes Prov Jateng. Diakses pada tanggal 31 Mei 2021
melalui https://dinkesjatengprov.go.id

Endyrani, B. (2018). Indonesia Menyusui. Jakarta: IDAI. Diakses pada tanggal 30


Mei 2021 melalui
http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/viewFile/
711/649

Hastuti, Dwi & Juhaeriah, Juju. (2016). Efek Stimulasi Taktil Kinestetik Terhadap
Perkembangan Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal STIKes Jendral
Ahmad yani Volume 4 Nomor 1 April 2016

Hull, David & Derek I. Johnston. (2014). Bayi Baru Lahir. Dalam : Yusna, Daulika
dan Huriawati Hartanto (editor). Dasar – Dasar Pediatri. Jakarta: EGC,

Jevon. P. & Ewens. B. (2015). Pemantauan Pasien Kritis edisi ketiga. Alih
Bahasa :Jagtar, S.P. & Ciracas. Jakarta: EMS.

Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Degan Perawatan Metode Kanguru di Rumah Sakit dan
Jejaringnya. Jakarta: Diktorat Jendral Pelayanan Medik Kementerian
Kesehatan RI. Diakses Minggu, 30 Mei 2021 melalui
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1022/0.

Kusmini, Nurul, M., & Sutarmi (2014). Modul Touch Training: Developing Baby
Massage, Therapy Massage for Baby and Spa.,upublised internal used
only.

Permana. (2016). Biochemical Oxygen Demand (BOD) & Chemical Oxygen


Demand (COD). Handout. Diakses Minggu, 30 Mei 2021. melalui
http://lanterna.or.id/wp-content/uploads/2016/10/8.-Pemantauan-
hemodinamik.pdf.
Rustina, Y. (2019). Petunjuk Praktis : Perawatan Metode Kanguru. Jakarta: WHO
Perinasia. Diakses pada tanggal 31 Mei 2021 melalui
http://repository.unissula.ac.id/7264/5/BAB%20I.pdf.

Saifudin, AB. (2012). Panduan Praktis Kebidanan Maternal Dan Neonatal.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Diakses pada tanggal 31 Mei 2021
melalui http://sinta.unud.ac.id › uploads › dokumen_dir

World Health Organization. (2016). ‘Pulse Oximetry Training Manual’, World


Health Organization, pp. 1–24. Available at:
http://www.who.int/patientsafety/safesurgery/pulse_oximetry/who_ps_puls
e_oxymetry_training_manual_en.pdf.

WHO. (2016). World Helath


Statistics. Geneva: WHO
Press. Diakses pada tanggal
30 Mei 2021 melalui
https://www.idai.or.id/artikel/k
linik/asi/perawatan-metode-
kanguru-pmk-meningkatkan-
pemberian-asi. 

Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M.,


Wilson, D., Winkelstein, M., &
Schwartz, P., (2014). Buku
ajar keperawatan pediatrik
(6th edition). Sutarna, N., &
Kuncara (alih bahasa).
Jakarta: EGC

Wong, D. L. (2014). Pedoman Klinis


Keperawatan Pediatrik.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai