Anda di halaman 1dari 10

Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.

1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

HUBUNGAN UMUR IBU, JARAK KEHAMILAN DAN STATUS ANEMIA


IBU TERHADAP KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD) PROPINSI SULAWESI TENGGARA

Rachmi Setiawati 1, Evi Kusumawati 2


1,2Politeknik Kesehatan Kendari

Abstrak

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika dilahirkan
mempunyai berat badan kurang dari 2.500 gram. Banyak faktor yang mempengaruhi
kejadian BBLR diantranya adalah parietas ibu, jarak antara kehamilan dan status
anemia ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor risiko umur ibu, jarak
kelahiran dan status anemia ibu terhadap kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Propinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
6 – 12 Agustus 2008 di ruang bayi dan bersalin kebidanan RSUD Propinsi Sulawesi
Tenggara.
Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan tehnik total sampling
dengan pendekatan case control dengan kriteia ibu yang melahirkan pada parietas ke
dua atau lebih sehingga di dapatkan jumlah sample 117 orang dan control 117 orang..
Data dikumpulkan dengan menggunakan form pengambilan data.
Dari hasil penelitian dari 117 sampel dengan menggunakan ods ratio (OR),
nilai batas atas (Upper Limit) dan batas bawah (lower Limit) menunjukkan tidak ada
hubungan antara umur ibu, jarak kelahiran dan status anemia ibu hamil terhadap
kejdian BBLR, dimana OR faktor risiko antara umur ibu dengan kejadian BBLR
adalah 1,037, Ul = 1,8 dan LL= 0,052, faktor risiko antara jarak kelahiran dengan
kejadian BBLR OR = 1, UL = 8,5 dan LL = 0,11 dan untuk status anemia ibu hamil
menunjukkan OR = 1,419, UL = 7,235 dan LL = 0,28. Dari hasil penelitian
menyimpulkan bahwa prevalensi kelahiran bayi BBLR sebesar 13,74 % dan
prevalensi kelahiran BBLN sebesar 83,40 %, dengan umur ibu 18 – 42 tahun baik
yang melahirkan BBLR maupun BBLN. Jarak kelahiran berisiko terjadi bukan
hanya pada bayi BBLR namun terjadi pula pada bayi BBLN dan status enemia ibu
berada dalam dua kategori yaitu anemia dan tidak anemia baik pada bayi BBLR
maupun bayi BBLN sehingga dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan
antara umur ibu, jarak kelahiran dan statu anemia ibu terhadap kejadian BBLR.
Saran kepada instansi terkait agar memberikan pengetahuan berupa
penyuluhan mengenai pengaruh umur, jarak kelahiran dan status anemia kepada para
ibu mengenai hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko dari kejadian BBLR sehingga
kejadian BBLR dapat menurun pada tahun selanjutnya.

Kata Kunci : Umur Ibu, Jarak Kehamilan,status Anemia dengan BBLR

39
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

PENDAHULUAN pendek dan sangat panjang menjadi


Berat bayi dapat digunakan faktor risiko terjadinya ibu melahirkan
sebagai salah satu tolak ukur dengan BBLR. (Saifuddin, 2006)
keberhasilan suatu program kesehatan. Manuaba (1998), seorang wanita
Bayi berat lahir rendah (BBLR) memerlukan 2-3 tahun jarak kelahiran
adalah bayi yang ketika dilahirkan agar dapat pulih secara psikologis
mempunyai berat badan kurang dari setelah mengalami kehamilan dan
2.500 gram. Berat lahir rendah dapat persalinan serta mempersiapkan diri
disebabkan oleh kelahiran premature untuk kehamilan berikutnya. Semakin
atau retardasi pertumbuhan intrauteri. pendek jarak waktu antara 2 kelahiran,
(Jumiarni, Mulyati, Nurlia, 1995) semakin besar pula risiko untuk ibu
Banyak faktor yang dan anak terutama jika jarak kelahiran
mempengaruhi kejadian BBLR tersebut kurang dari 2 tahun sehingga
diantranya adalah parietas ibu, jarak dapat terjadi komplikasi dalam
antara kehamilan dan status anemia kehamilan seperti anemia berat, partus
ibu (WHO, 1970), wanita yang berusia preterm dan pendarahan.
15 tahun lebih besar kemungkinannya Status gizi ibu pada saat hamil
untuk melahirkan bayi yang berat juga merupakan faktor penentu
badannya kurang dari normal dan terjadinya bayi dengan berat badan
meninggal sebelum usia satu tahun lahir rendah. Beberapa akibat anemia
dari pada bayi yang dilahirkan oleh gizi pada wanita hamil dapat terjadi
para wanita dewasa berusia 20 tahun pada ibu dan janin yang
(Husaini, 1994) dikandungnya. Anemia pada ibu
Pengaruh umur ibu terhadap hamil dapat menyebabkan gangguan
terjadinya bayi BBLR berkaitan pertumbuhan hasil konsepsi, sering
dengan perkembangan biologis dan terjadi imaturnitas, prematuritas, cacat
psikologis dari ibu tersebut. Pada bawaan, atau janin dengan berat badan
umur antara 20-30 tahun seorang yang rendah (Soeharyo dan Palarto,
wanita secara fisioanatomis dan 1999)
psikologis telah siap untuk hamil, Sasaran tingkat nasional
sehingga upaya untuk pemeliharaan diharapkan menurunkan prevalensi
kehamilannya akan lebih baik dan BBLR menjadi 7 % dibawahnya.
adanya risiko bayi yang akan Namun demikian Indonesia saat ini
dilahirkan dapat dikurangi. Ibu yang diperkirakan masih terdapat sekitar 7-
melahirkan pada umur kurang dari 20 14% bayi lahir mengalami BBLR
tahun perkembangan organ (Asfir, health & news : Faktor-faktor
reproduksinya belum optimal, jiwanya penyyebab BBLR. http//www.gizi
masih labil sehingga kehamilannya net. Kompas com. 753 html). Data
sering timbul komplikasi (Jumiarni Depkes yang disampaikan Dirjen Bina
dkk, 1995) Kesehatan Masyarakat menyebutkan
Semakin kecil jarak antara dua bahwa selama periode tahun 1990-
kelahiran semakin besar risiko untuk 2000 terdapat 7-14 % bayi atau
melahirkan BBLR. Kejadian tersebut 355.000 – 710.000 bayi dengan BBLR
oleh komplikasi pendarahan bervariasi menurut prevalensi dengan
antepartum, partus prematur dan rentan 2,0 % - 15,1 % teredar di
anemia berat. Jarak kehamilan sangat Provinsi Sumatra dan tertinggi di

40
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

Sulawesi Selatan. (http//www.litbang normal (BBLN) RSUD Propinsi


go.id.) Sulawesi Tenggara
Untuk Propinsi Sulawesi 4. Untuk mengetahui status anemia
Tenggara periode Januari - Desember pada ibu dengan bayi berat lahir
tahun 2005 tercatat bayi dengan status rendah (BBLR) dan bayi berat
BBLR sebesar 709 jiwa dari 37.089 lahir normal (BBLN) RSUD
jiwa (Dinas Kesehatan propinsi Propinsi Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara, 2005). Data 5. Untuk mengetahui hubungan
tahun 2007 menunjukan dari 62,8 % antara umur ibu terhadap kejadian
bayi lahir ditimbang terdapat 10,2 % BBLR dan BBLN di RSUD
bayi dengan berat badan lahir rendah Propinsi Sulawesi Tenggara
(http//www.riskesdas@litbang.depkes. 6. Untuk mengetahui hubungan
go.id.2007) dan data di Ruang Bayi antara jarak kelahiran terhadap
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kejadian BBLR di RSUD Propinsi
Propinsi Sulawesi Tenggara periode Sulawesi Tenggara
Januari-Desember Tahun 2007 dari 7. Untuk mengetahui hubungan
1103 persalian terdapat 89 yang lahir antara status anemia terhadap
BBLR yaitu sebesar 8,07 % bayi lahir kejadian BBLR di RSUD Propinsi
dengan berat badan lahir rendah Sulawesi Tenggara
Berdasarkan data di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan Manfaat Penelitian
penelitian mengenai hubungan imur 1. Hasil penelitian ini diharapkan
ibu, jarak kehamilan dan status anemia dapat digunakan sebagai bahan
ibu terhadap kejadian BBLR di masukan dan informasi dari
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pelaksanaan program kesehatan
Propinsi Sulawesi Tenggara. ibu dan anak (KIA) di DINKES
dan RSUD Propinsi Sulawesi
Tujuan Penelitian Tenggara dalam menentukan dan
Tujuan Umum menetapkan kebijakan serta
Tujuan umum dari penelitian ini penyelenggaraan dan pengelolaan
yaitu untuk mengetahui hubungan kesehatan dimasa yang akan
umur ibu, jarak kelahiran dan status datang dalam rangka penurunan
anemia ibu terhadap kejadian BBLR angka kelahiran bayi dengan berat
di RSUD Propinsi Sulawesi Tenggara. badan lahir rendah .
Tujuan Khusus 2. Hasil penelitian ini diharapakan
1. Untuk mengetahui prevalensi dapat menambah wawasan dan
BBLR dan BBLN di RSUD ilmu pengetahuan khusunya dalam
Propinsi Sulawesi Tenggara bidang kesehatan dan juga dapat
2. Untuk mengetahui umur ibu pada menjadi bahan acuan untuk
bayi berat lahir rendah (BBLR) penelitian selanjutnya.
dan bayi barat lahir normal 3. Sebagai tambahan pengetahuan
(BBLN) di RSUD Propinsi bagi penulis dalam
Sulawesi Tenggara mengaplikasikan ilmu dan
3. Untuk mengetahui jarak kelahiran wawasannya.
ibu pada bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan bayi barat lahir

41
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

METODE PENELITIAN statistik. Untuk menguji (Hipotesis


Jenis dan Rancangan Penelitian nol) H0 digunankan analisis bivariat
(Odds Ratio) dengan menggunakan
Jenis penelitian yang digunakan tabel 2 x 2. Sebagai gambaran uji
adalah explanatory research dengan statistik tersebut dapat dilihat pada
desain case control untuk melihat tabel 2 x 2 berikut :
hubungan variable independen yaitu Faktor Berat Badan Lahir
Jumlah
umur ibu, jarak kehamilan dan status Resiko Kasus Kontrol
anemia terhadap variabel dependen (+) A B A+B
(-) C D C+D
yaitu kejadian berat bayi lahir rendah
Jumlah A+C B+D A+B+C+D
(BBLR). Sumber : Chandra, 1998
Waktu dan Tempat
AXD
Penelitian ini telah dilakukan di OR =
ruang bayi dan ruang bersalin BXC
kebidanan Rumah Sakit Umum Dimana :
Daerah (RSUD) Propinsi Sulawesi A = Jumlah kasus dengan resiko
Tenggara pada tanggal 6 Agustus positif
sampai dengan 12 Agustus tahun 2009 B = Jumlah kontrol dengan resiko
sebanyak 1434 jiwa. positif
Populasi dan Sampel C = Jumlah kasus dengan resiko
Populasi negatif
Populasi dalam penelitian ini D = Jumlah kontrol dengan resiko
adalah semua ibu yang melahirkan dan negatif
tercatat dalam buku register di ruang Estimasi coefisien interval (CI)
bayi kebidanan di RSUD Propinsi ditetapkan pada tingkat kepercayaan
Sulawesi Tenggara Periode Januari - 95 % dengan interpretasi :
Desember tahun 2008. 1. Jika OR > 1, merupakan faktor
Sampel resiko terjadinya kasus
Sampel dalam penelitian ini 2. Jika OR = 1, tidak ada hubungan
berjumlah 117 orang. faktor resiko dan kasus
3. Jika OR < 1, merupakan faktor resiko
Jenis dan Cara Pengumpulan Data proteksi/perlindungan terjadinya
Penelitian ini menggunakan data kasus (Chandra, 1998)
sekunder sebagai sumber data dalam Hubungan dikatakan bermakna
penelitian. Data sekunder adalah data apabila nilai lower limit dan upper
ibu yang diperoleh pada buku register limit tidak mencakupi nilai satu (1)
di ruang bayi kebidanan RSUD (H0 ditolak)
Propinsi Sulawesi Tenggara Priode Upper limit = OR x e + f
Januari-Desember 2008 yang meliputi Lowe limit = OR x e – f
umur ibu, jarak kelahiran dan status
anemia ibu
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan
diolah secara manual dengan
menggunakan kalkulator. Terhadap
data yang diolah dilakukan uji

42
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel di atas menunjukkan dari


Karakteristik Responden 117 bayi yang menjadi sampel dalam
penelitian terdapat sebesar 64,1 %
Berat Bayi Lahir (n=75) bayi yang lahir dari ibu dengan
Tabel 1 umur 25 sampai 35 tahun (tidak
Distribusi berat badan lahir bayi berisiko)dan sisanya 35,9% (n=42)
Jumlah lahir dari ibu dengan umur < 25 tahun
Berat badan (gr)
n %
< 2500 197 13,73
dan > 35 tahun (berisiko).
2500 - 4000 1196 83,40
> 4000 41 2,87
Jarak Kelahiran
Jumlah 1434 100 Tabel 4
Sumber : Data Sekunder Terolah Distribusi Jarak Kelahiran Terhadap
Dari tabel di atas dapat dilihat Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
bahwa jumlah kelahiran bayi BBLR Jarak kelahiran BBLR
masih tinggi dengan persentase 13,73 (tahun) n %
% (n=197), persentase kelahiran bayi <2 dan > 4 19 16,24
BBLN sebesar 83,40 % (n=1196) dan 2-4 98 83,76
sisanya yaitu bayi yang lahir dengan
Jumlah 117 100
berat badan lebih. Sumber : Data Sekunder Terolah
Umur Ibu Tabel di atas menunjukkan dari
Tabel 2 117 bayi yang menjadi sampel dalam
Distribusi Umur Ibu Terhadap penelitian terdapat sebesar 83,76%
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (n=98) bayi yang lahir dari ibu dengan
BBLR jarak kelahiran 2 – 4 tahun (tidak
Umur Ibu (tahun)
n % berisiko) dan sisanya 16,24% (n=19)
<25 dan > 35 43 36,75 lahir dari ibu dengan jarak kelahiran
25-35 74 63,25 <2 tahun dan >4 tahun (berisiko).
Jumlah 117 100
Sumber : Data Sekunder Terolah
Tabel di atas menunjukkan dari Tabel 5
117 bayi yang menjadi sampel dalam Distribusi Jarak Kelahiran Terhadap
penelitian terdapat sebesar 63,25 % Kejadian Berat Bayi Lahir Normal
(n=74) bayi yang lahir dari ibu dengan Jarak kelahiran BBLN
umur 25 sampai 35 tahun (tidak (tahun) n %
berisiko) dan sisanya 36,75 % (n=43) <2 dan > 4 19 16,24
lahir dari ibu dengan umur < 25 tahun 2-4 98 83,76
dan > 35 tahun (berisiko). Jumlah 117 100
Sumber : Data Sekunder Terolah
Tabel 3 Tabel di atas menunjukkan hasil
Distribusi Umur Ibu Terhadap yang sama dengan angka kejadian
Kejadian Berat Bayi Lahir Normal Berat Bayi Lahir Rendah pada tabel 4
Umur Ibu BBLN
(tahun) n %
<25 dan > 35 42 35,9
25-35 75 64,1
Jumlah 117 100
Sumber : Data Sekunder Terolah

43
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

Status Anemia Hubungan Umur Ibu Terhadap


Tabel 6 Kejadian BBLR
Distribusi Status Anemia Ibu Tabel 8
Terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Hubungan Umur Ibu Terhadap
Rendah Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
BBLR Berat Bayi Lahir
Kadar Hb (mg/dl) Jumlah
n % Umur Ibu BBLR BBLN
< 11 55 47,00 n % n % n %
≥ 11 62 53,00 Beresiko 43 18,38 42 17,95 85 36,36
Jumlah 117 100 Tidak beresiko 74 31,62 75 32,02 149 63,64
Sumber : Data Sekunder Terolah Jumlah 117 50 117 50 234 100
Tabel di atas menunjukkan dari Sumber : Data Sekunder Terolah
117 bayi yang menjadi sampel dalam Tabel di atas menunjukkan
penelitian terdapat sebesar 53,00 % terdapat 18,38% (n=43) lahir dari ibu
(n=62) bayi yang lahir dari ibu dengan dengan umur ibu berisiko terjadinya
kadar Hb ≥ 11 mg/dl (tidak berisiko) BBLR dan sebanyak 31,62 % (n=74)
dan sisanya 47,00 % (n=55) lahir dari lahir dari ibu dengan jarak kelahiran
ibu dengan kadar Hb < 11 mg/dl tidak berisiko untuk melahirkan bayi
(berisiko). BBLR serta terdapat 17,95 % (n=42)
Tabel 7 bayi lahir dengan berat badan lahir
Distribusi Status Anemia Ibu normal (BBLN) lahir dari ibu yang
Terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir berisiko melahirkan BBLR dan
Normal sisanya 32,05 % (n=75) lahir dari ibu
yang tidak berisiko melahirkan BBLR.
BBLN
Kadar Hb (mg/dl) Dengan menggunakan tabel tersebut
n %
maka di hasilkan nilai OR = 1,037,
< 11 45 38,46
nilai Upper limit = 1,8 dan nilai lower
≥ 11 72 61,54
limit = 0,052.
Jumlah 117 100
Sumber : Data Sekunder Terolah
Hubungan Jarak Kelahiran
Tabel di atas menunjukkan dari
Terhadap Kejadian BBLR
117 bayi yang menjadi sampel dalam Tabel 9
penelitian terdapat sebesar 61,54% Hubungan Jarak Kelahiran terhadap
(n=72) bayi yang lahir dari ibu dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
kadar Hb ≥ 11 mg/dl (tidak berisiko) (BBLR)
dan sisanya 38,46% (n=45) lahir dari
Berat Bayi Lahir
ibu dengan kadar Hb < 11 mg/dl Jarak Jumlah
BBLR BBLN
(berisiko). Kelahiran
n % n % n %
Beresiko 19 17,95 19 17,95 38 35,9
Tidak 98 98 196
32,05 32,05 64,1
beresiko
Jumlah 117 50 117 50 234 100
Sumber : data sekunder terolah
Tabel di atas menunjukkan
terdapat 17,95 % (n=19) lahir dari ibu
dengan jarak kelahiran berisiko

44
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

terjadinya BBLR dan sebanyak 32,05 PEMBAHASAN


% (n=98) lahir dari ibu dengan jarak Umur Ibu
kelahiran tidak berisiko untuk Berdasarkan hasil yang
melahirkan bayi BBLR serta terdapat didapatkan setelah melakukan
17,95 % (n=19) bayi lahir dengan penelitian menunjukkan bahwa umur
berat badan lahir normal (BBLN) lahir ibu baik ibu yang melahirkan bayi
dari ibu yang berisiko melahirkan BBLR maupun ibu yang melahirkan
BBLR dan sisanya 32,05 % bayi BBLN barada dalam dua kategori
(n=98)lahir dari ibu yang tidak yaitu umur ibu berisiko dan umur ibu
berisiko melahirkan BBLR. Dengan tidak berisiko. Dimana untuk umur
menggunakan tabel tersebut maka di < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan
hasilkan nilai OR = 1, nilai Upper kategori umur ibu berisiko untuk
limit = 8,5 dan nilai lowwer limit = terjadinya keahiran BBLR hal ini
0,11 disebabkan karena belum siapnya
Hubungan Status Anemia Ibu kondisi psikologi dan biologis dari ibu
Terhadap Kejadian BBLR tersebut. Kehamilan yang dianggap
Tabel 10 normal atau kehamilan dengan
Hubungan Status Anemia Ibu terhadap kategori tidak berisiko untuk
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah melahirkan bayi BBLR yaitu pada
(BBLR) umur ibu 20 - 35 tahun hal ini
Berat Bayi Lahir disebabkan karena secara
Status Anemia Jumlah
BBLR BBLN fisioanatomis dan psikis ibu pada usia
Ibu
n % n % n % tersebut telah siap dan mampu untuk
Anemia 55 23,50 45 19,23 38 35,9
menjaga serta memelihara
Tidak Anemia kehamilannya.
62 26,50 72 30,77 196 64,1
Dari hasil penelitian
Jumlah 117 50 117 50 234 100
menunjukkan terdapat 117 kelahiran
Dari Tabel di atas dapat BBLR yang terdiri dari 36,75 ( n=43 )
menunnjukkan bahwa terdapat 23,50 berasal dari ibu dengan umur berisiko
% (n=55) bayi BBLR lahir dari ibu dan 63,25 % (n=74) kelahiran berasal
dengan kategori anemia dan sebanyak dari ibu yang tidak berisiko. Serta
26,5 % (n=62) bayi BBLR lahir dari dari 117 kelahiran BBLN yang terdiri
ibu dengan kategori tidak anemia serta dari 35,9 % (n=42) berasal dari ibu
terdapat sebesar 19,23 % (n=45) bayi dengan umur berisiko dan 64,1 %
BBLN yang lahir dari ibu dengan (n=75) kelahiran berasal dari ibu yang
kategori anemia dan sisanya sebesar tidak berisiko
30,77 % (n=72)lahir dari ibu yang Hasil analisis pada tabel 8
dengan kategori tidak anemia. maka di hasilkan nilai OR = 1,037,
Dengan menggunakan tabel tersebut nilai Upper limit = 1,8 dan nilai
maka di hasilkan nilai OR = 1,419, lowwer limit = 0,052. Dari hasil
nilai Upper limit = 7,24 dan nilai perhitungan tersebut dapat diketahui
lower limit = 0,28. bahwa tidak ada hubungan antara
faktor risiko umur ibu terhadap
kejadian berat bayi lahir rendah
(BBLR).
Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan pendapat Setiowati

45
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

(1996) yang menyatakan bahwa berisiko untuk terjadinya keahiran


pengaruh umur ibu terhadap terjadinya BBLR hal ini disebabkan karena
BBLR berkaitan dengan belum siapnya kondisi fisiologik dari
perkembangan psikologis dan biologis persalinan dan belum siapnya diri
dari ibu tersebut. Pada umumnya untuk hamil berikutnya. Kehamilan
antara 20-35 tahun seorang wanita yang dianggap normal atau kehamilan
secara fiisioanatomi dan psikis telah dengan kategori tidak berisiko untuk
siap untuk hamil sehingga upaya melahirkan bayi BBLR yaitu pada
untuk pemeliharaan kehamilannya jarak kelahiran 2-4 tahun hal ini
akan lebih baik dan risiko bayi yang disebabkan karena secara fisiologik
akan dilahirkan dapat dikurangi, ibu ibu telah siap untuk menyiapkan
yang melahirkaan pada umur kurang perasalinan.
dari 20 tahun perkembangan organ Dari hasil penelitian
produksinya belum optimal, jiwanya menunjukkan terdapat 117 kelahiran
masih labil sehingga kehamilannya BBLR yang terdiri dari 16,24 %
sering timbul komplikasi Keadaan ini (n=19) berasal dari ibu dengan umur
akan memperbesar faktor risiko berisiko dan 83,76 % (n=98) kelahiran
terhadap kejadian BBLR berasal dari ibu yang tidak berisiko.
Selain itu Manuaba (1998) Jarak kelahiran ini sama dengan pada
menyatakan bahawa risiko kehamilan 117 kelahiran bayi BBLN.
yang dialami wanita berusia di atas 35 Hasil analisis pada tabel 9
tahun disebabkan sel-sel alat produksi maka di hasilkan nilai OR = 1, nilai
yang sudah mengalami kemunduran Upper limit = 8,5 dan nilai lowwer
misalnya kurangnya kekuatan uterus limit = 0,11. Dari hasil perhitungan
untuk menahan janin yang berada di tersebut dapat diketahui bahwa tidak
dalam rahim dan rahim menjadi ada hubungan antara faktor risiko
lemah. jarak kelahiran terhadap kejadian berat
Hal ini dapat dikarenakan oleh bayi lahir rendah (BBLR).
beberapa faktor lainnya yang menjadi Hasil penelitian ini tidak
faktor pemicu kejadian BBLR itu sejalan dengan pendapat Bustan
sendiri, misalnya keadaan plasenta, (2000) Seorang ibu memelurkan
tinggi badan dan berat badan ibu, waktu 2 sampai 4 tahun antara
pelayanan kesehatan saat hamil kelahiran agar pulih secara fisiologik
(pemeriksaan kehamilan) dan lain dari persalinan dan mempersiapkan
sebagainya. diri untuk hamil berikutnya. Semakin
Jarak kelahiran kecil jarak antara dua kelahiran
Berdasarkan hasil yang semakin besar risiko untuk melahirkan
didapatkan setelah melakukan BBLR. Kejadian tersebut disebabkan
penelitian menunjukkan bahwa jarak oleh komplikasi pendarahan
kelahiran baik ibu yang melahirkan antepartum, partus premature dan
bayi BBLR maupun ibu yang anemia berat. Jarak kehamilan yang
melahirkan bayi BBLN barada dalam sangat pendek dan jarak sangat
dua kategori yaitu jarak kelahiran panjang menjadi faktor resiko
berisiko dan jarak kelahiran tidak penyebab terjadinya ibu melahirkan
berisiko. Dimana untuk jarak BBLR.
kelahiran < 2 tahun dan > 4 tahun Hal ini dapat dikarenakan oleh
merupakan kategori jarak kelahiran beberapa faktor lainnya yang menjadi

46
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

faktor pemicu kejadian BBLR itu (1989) risiko kejadian bayi BBLR
sendiri, misalnya keadaan plasenta, pada ibu yang defisiensi zat besi
tinggi badan dan berat badan ibu, (anemia) karena kurangnya kebutuhan
pelayanan kesehatan saat hamil zat besi dalam tubuh ibu akan
(pemeriksaan kehamilan) dan lain menghambat proses pertumbuhan
sebagainya. janin (feotus) dalam kandungan,
seperti dalam pembentukan sel darah
Status Anemia Ibu
Berdasarkan hasil yang merah, pembentukan otot,
didapatkan setelah melakukan metabolisme neurotransmiter di otak
penelitian menunjukkan bahwa status dan lain-lain sehingga bayi cenderung
anemia ibu baik ibu yang melahirkan lahir dengan berat lahir rendah.
bayi BBLR maupun ibu yang Selain itu hasil penelitian oleh
melahirkan bayi BBLN barada dalam Mutalazimah dalam Mawah (1993)
dua kategori yaitu anemia dan tidak menjelaskan bahwa kadar anemia gizi
anemia. Dimana untuk kadar Hb mempunyai peran utama terhadap
(haemoglobin) < 11 mg/dl merupakan terjadinya bayi berat lahir rendah yang
kategori anemia (berisiko) untuk didukung oleh penelitian Barghava di
terjadinya keahiran BBLR hal ini Kenya tahun 2000 bahwa ada
disebabkan karena anemi pada ibu hubungan positif antara anemia ibu
hamil akan menyebabkan gangguan hamil dengan berat bayi lahir. Kaitan
nutrisi dan oksigen utero plasenta anatara kadar Hb atau status anemia
yang mengakibatkan gangguan ibu hamil dengan berat bayi lahir
pertumbuhan hasil konsepsi, sehingga adalah karena anemi pada ibu hamil
pertumbuhan dan perkembangan janin akan menyebabkan gangguan
terhambat dan janin lahir dengan berat nutrisi dan oksigen utero plasenta
badan yang rendah. yang mengakibatkan gangguan
Dari hasil penelitian pertumbuhan hasil konsepsi, sehingga
menunjukkan terdapat 117 kelahiran pertumbuhan dan perkembangan janin
BBLR yang terdiri dari 47,00 (n=55) terhambat dan janin lahir dengan berat
berasal dari ibu yang mengalami badan yang rendah.
anemia dan 53,00 % (n=62) kelahiran Hal ini dapat dikarenakan oleh
berasal dari ibu yang tidak anemia. beberapa faktor lainnya yang menjadi
Serta dari 117 kelahiran BBLN yang faktor pemicu kejadian BBLR itu
terdiri dari 38,46 % (n=45) berasal sendiri, misalnya keadaan plasenta,
dari ibu mengalami anemia dan 61,54 tinggi badan dan berat badan ibu,
% (n=72) kelahiran berasal dari ibu pelayanan kesehatan saat hamil
yang tidak anemia. (pemeriksaan kehamilan) dan lain
Hasil analisis pada tabel 10 di sebagainya.
hasilkan nilai OR = 1,419, nilai Upper KESIMPULAN DAN SARAN
limit = 7,235 dan nilai lowwer limit =
0,28. Dari hasil perhitungan tersebut Kesimpulan
dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara faktor risiko status 1. Prevalensi kelahiran BBLR di
anamia ibu terhadap kejadian berat RSUD Propinsi Sulawesi tenggara
bayi lahir rendah (BBLR). pada tahun 2008 yaitu sebesar
Hasil penelitian ini tidak 13,74% dan prevelensi kelahiran
sejalan dengan pendapat Husaini bayi dengan berat bayi lahir

47
Rachmi Setiawati , Evi Kusumawati : Jurnal Gizi Ilmiah Vol .3 No.1 Mei-Agustus 2017
Hal : 39 - 48

normal yaitu sebesar 83,40 % risiko dari kejadian BBLR


sisanya adalah bayi yang lahir sehingga kejadian BBLR dapat
dengan berat badan lebih (> 4000 menurun pada tahun selanjutnya.
gr) yaitu sebesar 2,86 %.
2. Umur ibu terdiri dari 18 - 42 tahun Daftar Pustaka
baik pada bayi lahir BBLR
maupun pada ibu yang Jumiarni dkk. 1995. Asuhan
melahirkanbayi lahir BBLN. Perawatan Perinatal.Buku
3. Jarak kelahiran bayi baik bayi lahir Kedokteran.EGC. Jakarta
BBLR maupun bayi lahir BBLN Husaini,dkk. 1994. Antropometri Bayi
mempunyai jarak kelahiran < 2 Baru Lahir dan Resiko
tahun sampai > 4 tahun. Relatif Terhadap Kematian
4. Status anemia terjadi tidak hanya Perinatal. Buletin Kesehatan
pada ibu dengan bayi BBLR Jakarta.
namun status anemia juga terjadi Saifuddin, AB,dkk.2001. Buku Acuan
pada bayi BBLN Nasional Pelayanan
5. Umur ibu bukan merupakan salah Kesehatan Maternatal dan
satu faktor risiko terjadinya BBLR Neonatal. Bina Pustaka
meskipun terdapat bayi dengan Sarwono Prawihardjo.
berat lahir normal dilahirkan dari Jakarta.
ibu dengan umur berisiko. Manuaba I.B Gede. 1998. Ilmu
6. Jarak kelahiran (<2 tahun dan > 4 Kebidanan Penyakit
tahun) bukan merupakan faktor Kandungan dan Keluarga
risisko terjadinya BBLR namun Berencana.EGC. Jakarta
tidak sedikit dari ibu yang
melahirkan bayi dengan berat
badan lahir normal yang
merupakan faktor risiko.
7. Status anemia ibu bukan
merupakan faktor risiko terjadinya
bayi BBLR namun hal ini tidak
terjadi hanya pada bayi dengan
BBLR namun terjadi pula pada
Bayi BBLN.
Saran
1. Agar para ibu mengupayakan
untuk memperkecil risiko atau
mengurangi risiko kejadian BBLR
dengan memperhatikan umur,
jarak kelahiran dan status anemia
ibu pada saat hamil
2. Kepada instansi terkait agar
memberikan pengetahuan berupa
penyuluhan mengenai pengaruh
umur, jarak kelahiran dan status
anemia kepada para ibu mengenai
hal-hal yang dapat menjadi faktor

48

Anda mungkin juga menyukai