Anda di halaman 1dari 17

JURNAL REVIEW

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATUS PADA BAYI


NY. A DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR
SLAMET KABUPATEN GARUT TAHUN 2023
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktek klinik
(STASE VI)
Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh:
Kurniawati
P20624822022

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
2023
MINI REVIEW
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATUS PADA BAYI
NY. A DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR
SLAMET KABUPATEN GARUT TAHUN 2023

Kurniawati
Profesi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Jl. Cilolohan No. 35 Kec. Tawang Kota Tasikmalaya, 085223375699
Email : kurniawati@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Kematian neonatal terbanyak di Indonesia pada tahun 2020 disebabkan oleh bayi
yang lahir dengan berat badan rendah sebanyak 35,2%. Komplikasi pada ibu hamil yang
melahirkan BBLR salah satunya yaitu preeklamsia. Preeklampsia merupakan gangguan multisistem
pada kehamilan yang dikarakteristikkan disfungsi endothelial, peningkatan tekanan darah karena
vasokonstriksi, proteinuria akibat kegagalan glomerolus, dan udema akibat peningkatan
permeabilitas vascular. Pada janin preeklampsia dapat mengakibatkan prematuritas, hipoksia janin,
retardasi pertumbuhan intra uterin (IUGR), kematian janin intrauterine. Pada saat bayi lahir,
preeklampsia juga dapat mengakibatkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kejadian BBLR antara lain dengan meningkatkan
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan, serta melakukan orientasi Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), yang mana P4K ini termasuk kedalam
upaya bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kehamilan
berisiko, bahaya kehamilan serta ajakan pada ibu, suami dan keluarga untuk merencanakan
kehamilan (Depkes, 2015). Metode : Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu
penelusuran artikel jurnal/literature review 5 tahun terakhir dengan menggunakan kata kunci sesuai
topik . Pencarian studi yang digunakan mengguanakn system search engine. Hasil : Terdapat
hubungan ibu preeklamsia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR..
Kata Kunci : Berat Badan Lahir Rendah, Preeklampsia, Pemberian ASI Eksklusif

ABSTRACT
Background: Most of the neonatal deaths in Indonesia in 2020 are caused by babies born with low
weight as much as 35.2%. One of the complications in pregnant women who give birth to LBW is
preeclampsia. Preeclampsia is a multisystem disorder in pregnancy characterized by endothelial
dysfunction, increased blood pressure due to vasoconstriction, proteinuria due to glomerular
failure, and edema due to increased vascular permeability. In the fetus, preeclampsia can result in
prematurity, fetal hypoxia, intrauterine growth retardation (IUGR), intrauterine fetal death. When
the baby is born, preeclampsia can also cause low birth weight (LBW). Efforts made by the
government to reduce the incidence of low birth weight babies include increasing prenatal care at
least 4 times during pregnancy, as well as carrying out the orientation of the Delivery Planning
and Complication Prevention Program (P4K), which includes midwives' efforts to increase the
knowledge of pregnant women, their husbands and families about risky pregnancies, the dangers of
pregnancy and invitations to mothers, husbands and families to plan pregnancies (Ministry of
Health, 2015). Methods: In this study, the method used is to search for journal articles/literature
reviews for the last 5 years by using keywords according to the topic. Search studies used using a
search engine system. Results: There is a relationship between preeclampsia mothers in giving
birth and the incidence of LBW.
Keywords: Low Birth Weight, Preeclampsia, Exclusive Breastfeeding.
PENDAHULUAN berat preeklampsia yang diderita ibu bersalin
Berdasarkan perhitungan Biro Pusat semakin rendah berat badan bayi yang dilahirkan.
Statistik (BPS) tahun 2007 menyebutkan bahwa Menurut penelitian Imroatul Chumaida tahu
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 2019. pada 118 responden ibu bersalin di RSUD
248 per 100.000 kelahiran hidup. Jika Gambiran Kota Kediri sebagian besar yaitu
dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar sebanyak 70 responden (59,3%) ibu dengan tidak
307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh pre eklamsi. Apabila dilihat dari usia ibu, sebanyak
menurun, namun masih jauh dari target 68 (57,6%) ibu berusia reproduksi sehat yaitu usia
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 20-35 tahun, sehingga kemungkinan ibu untuk
2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. mengalami pre eklamsi lebih sedikit dan kasus bayi
Penyebab langsung angka kematian maternal berat lahir rendah di RSUD Gambiran Kota Kediri
terkait kehamilan dan persalinan yaitu hampir seluruh yaitu sebesar 94 responden (79,7%)
perdarahan 28%, preeklampsi-eklampsi 24%, mengalami BBLR dengan berat lahir bayi 1500-
infeksi 11%, partus lama 5%, abortus 5%, dan 2500 gram. Jika dilihat dari masa gestasinya,
penyebab lain (27%). sebanyak 108 (91%) responden memiliki umur
Preeklampsia berdampak pada ibu yang kehamilan 30-42 minggu, sehingga kemungkinan
dapat memperburuk fungsi beberapa organ dan bayi lahir dengan BBLR lebih banyak
sistem, yang diduga merupakan akibat dibandingkan dengan bayi BBLSR/ BBLER.
vasospasme dan iskemia plasenta. Vasospasme Upaya yang dilakukan pemerintah untuk
mengurangi suplai oksigen ke organ- organ menurunkan angka kejadian BBLR antara lain
tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi dengan meningkatkan pemeriksaan kehamilan
arterial. Keadaan ini sangat berpengaruh pada minimal 4 kali selama kehamilan, serta melakukan
ginjal, hati, otak, dan plasenta. Spasme arterial orientasi Program Perencanaan Persalinan dan
menyebabkan retina mata mengecil, dan jika Pencegahan Komplikasi (P4K), yang mana P4K ini
terjadi perdarahan, dapat menimbulkan termasuk kedalam upaya bidan untuk meningkatkan
kebutaan. Edema yang terjadi pada otak dapat pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang
kehamilan berisiko, bahaya kehamilan serta ajakan
menimbulkan kelainan serebral dan gangguan
pada ibu, suami dan keluarga untuk merencanakan
visus, bahkan perdarahan.
kehamilan (Depkes, 2015).
Pada janin preeklampsia dapat
TINJAUAN LITERATUR
mengakibatkan prematuritas, hipoksia janin,
a. Pengertian BBLR
retardasi pertumbuhan intra uterin (IUGR),
kematian janin intrauterine. Pada saat bayi lahir, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah
preeklampsia juga dapat mengakibatkan Berat bayi yang lahir dengan berat badan kurang
Badan Lahir Rendah (BBLR). dari 2500 gram, tanpa memandang usia
Faktor yang menyebabkan BBLR yaitu kehamilan. Sejak tahun 1961 WHO telah
faktor ibu (preeklampsia, umur ibu, paritas, jarak mengganti istilah prematuritas dengan
kehamilan, keadaan sosial ekonomi, gaya istilah BBLR. Hal ini dikarenakan tidak
hidup), faktor janin (hidramnion, kehamilan semua bayi yang berat badannya kurang
ganda, kelainan kongenital,), faktor plasenta dari 2500 gram pada waktu melahirkan
(plasenta previa dan solution plasenta). merupakan bayi lahir prematur.
Berdasarkan penelitian Ni Nyoman Hartati Sampai saat ini BBLR masih merupakan
2018, dari 164 responden ibu preeklampsia yang masalah di seluruh dunia, karena menjadi
melahirkan, didapatkan bayi dengan BBLR salah satu penyebab utama kesakitan dan
memiliki presentase terbesar yaitu 86 orang kematian pada masa neonatal. Prevalens
(52,40%). Berdasarkan hasil uji analisis data BBLR masih cukup tinggi di negara-negara
didapatkan nilai value (p) sebesar 0,00 yang dengan sosio-ekonomi rendah. Secara
artinya terdapat hubungan ibu preeklampsia statistik di seluruh dunia, 15,5% dari
dengan berat badan lahir rendah pada ibu seluruh kelahiran adalah BBLR, 90%
bersalin dan nilai OR sebesar 4,752 yang artinya kejadian BBLR didapatkan di negara
ibu preeklampsia empat kali lebih bersiko berkembang dan angka kematiannya 20-35
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah kali lebih tinggi dibanding pada bayi
(BBLR). Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin dengan berat lahir >2500 gram. Angka
kejadian di Indonesia sangat bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lain,
yang berkisar antara 9-30%. PEMBAHASAN PENELITIAN
WHO (1961) mengganti istilah bayi
prematur dengan bayi berat badan lahir 1. Anita Dewi Lieskusumastuti, Dkk (2023).
rendah (BBLR) karena tidak semua bayi Hubungan Preeklamsia Dengan Kejadian
dengan berat badan kurang dari 2500 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Ibu
gram pada waktu lahir adalah bayi Bersalin Di RS PKU Muhammadiyah
prematur. Delanggu.
Kematian neonatal terbanyak di
b. Etiologi BBLR Indonesia pada tahun 2020 disebabkan oleh
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR bayi yang lahir dengan berat badan rendah
adalah kelahiran prematur. Faktor ibu sebanyak 35,2%. Kondisi bayi yang berat
adalah umur (<20 tahun atau >40 tahun), badan lahir rendah (BBLR) diantaranya
paritas, dll. Faktor plasenta seperti disebabkan karena kondisi ibu saat hamil
penyakit vaskular, kehamilan ganda, dan (kehamilan remaja, malnutrisi dan
lain-lain, serta faktor janin juga komplikasi kehamilan), bayi kembar, janin
merupakan penyebab terjadinya BBLR. memiliki kelainan bawaan dan gangguan
plasenta yang mengganggu pertumbuhan
c. Perawatan BBLR di Rumah. janin. Komplikasi pada ibu hamil yang
Hampir seluruh bayi dengan berat badan melahirkan BBLR salah satunya yaitu
lahir rendah perlu dirawat di ruangan preeklamsia (Kemenkes RI, 2021).
perawatan intensif untuk bayi baru lahir Preeklamsia selama kehamilan menjadi
(NICU). Perawatan ini akan disesuaikan factor predisposisi terjadinya kelahiran
dengan kondisi bayi, berat badan preterm. Persalinan preterm terjadi sebelum
lahirnya, dan seberapa parah masalah usia kehamilan aterm (dibawah 37 minggu),
kesehatan yang dideritanya. dimana kondisi bayi lahir dengan berat
Di ruangan tersebut, bayi akan dibawah normal (BBLR). Preeklamsia (PE)
mendapatkan perawatan khusus, seperti ditandai dengan gejala tekanan darah tinggi
dihangatkan dalam inkubator, diberikan (≥140mmHg) pada usia kehamilan >20
cairan dan obat-obatan melalui infus, minggu dan hasil protein positif satu atau
serta diberikan nutrisi sesuai nilai kuantitatif >300 mg/24 jam
kebutuhannya. (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Perawatan tersebut dilakukan hingga Hipertensi selama kehamilan menjadi
kondisi bayi membaik dan stabil, berat penyebab kedua kematian maternal pada
badannya meningkat, serta dokter tahun 2020 sebanyak 1.110 kasus
menyatakan bahwa bayi dapat dirawat di (Kemenkes RI, 2021).
rumah. Setelah bayi boleh pulang ke Berat bayi lahir rendah memiliki risiko
rumah, ada beberapa hal yang perlu lebih berat sehingga mudah meninggal dan
menjadi perhatian dalam merawata bayi mengalami komplikasi yang serius. Semakin
dengan berat badan lahir rendah. Hal-hal muda masa kehamilan semakin besar
tersebut mencakup kebersihan, asupan risikonya. Masalah-masalah BBLR yang
ASI dan nutrisi, serta lingkungan yang dapat timbul meliputi asfiksia, gangguan
nyaman untuk bayi. napas, hipotermi, hipoglikemia, masalah
pemberian air susu ibu (ASI), infeksi dan
TEKNIK PENGAMBILAN DATA ikterus (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Metode yang digunakan dalam Bukti riset yang pernah dilakukan
penelitian ini yaitu dengan metode sebelumnya menyatakan bahwa ada
penelusuran artikel jurnal/literature review hubungan yang bermakna secara statistic
dengan menggunakan kata kunci sesuai antara kejadian preeklamsia dengan BBLR
topik. Pencarian studi digunakan di RSUD Undata Palu, Indonesia tahun
menggunakan system search engine. 2011-2012 (Mallisa & Towidjojo, 2014).
Preeklamsia mempengaruhi sekitar 4% menyebabkan retina mata mengecil, dan jika
sampai 5% dari kehamilan di Amerika terjadi perdarahan.
Serikat, berhubungan signifikan dengan 3. Inggit Primadevi, dkk (2022). Hubungan
morbiditas ibu dan bayi, serta merupakan Preeklamsia dengan Kejadian Bayi Berat
penyebab utama kematian ibu dan bayi Lahir Rendah (The Correlation Between
(Grotegut, 2016). Terdapat kematian ibu Preeclampsia With The Genesis Of Low Birth
Weight).
dan bayi sebanyak 5 kasus preeklamsia
pada tahun 2021 yang diperoleh dari hasil Preeklampsia adalah kelainan
studi pendahuluan di RS PKU multisistemik yang terjadi pada kehamilan
Muhammadiyah. Oleh karena itu, tujuan yang di tandai dengan adanya hipertensi dan
dari penelitian ini untuk mengetahui edema, serta dapat disertai proteinuria,
hubungan preeklamsia dengan kejadian biasanya terjadi pada usia kehamilan 20
BBLR pada ibu bersalin di RS PKU minggu ketas atau dalam triwulan ketiga
Muhammadiyah Delanggu, Indonesia. dari kehamilan, tersering pada kehamilan 37
2. Nelly Dameria Sinaga (2022). Hubungan minggu, ataupun dapat terjadi segera
Preeklampsia Dengan Berat Badan Lahir sesudah persalinan. Preeklampsia
Rendah Di RSUD Dr. Moh. Soewandhie merupakan sindroma spesifik kehamilan
Surabaya. yang terutama berkaitan dengan dengan
Berdasarkan perhitungan Biro Pusat adanya peningkatan tekanan darah dan
Statistik (BPS) tahun 2007 menyebutkan proteinuria. Preeklampsia dapat berkembang
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di dari ringan, sedang, sampai dengan berat
Indonesia sebesar 248 per 100.000 yang dapat berlanjut menjadi eklampsia
kelahiran hidup. Jika dibandingkan (Lalenoh, 2018).
dengan AKI tahun 2002 sebesar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh sampai saat ini masih menjadi masalah
menurun, namun masih jauh dari target kesehatan masyarakat yang utama,
Millenium Development Goals (MDGs) diperkirakan 15-20% dari semua kelahiran
tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 di seluruh dunia adalah BBLR yang
kelahiran hidup. Penyebab langsung mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per
angka kematian maternal terkait tahun. Meskipun ada variasi dalam
kehamilan dan persalinan yaitu prevalensi BBLR di setiap negara, namun
perdarahan 28%, preeklampsi-eklampsi hampir 95,6% dari mereka berada di negara
24%, infeksi 11%, partus lama 5%, berkembang atau negara dengan sosial
abortus 5%, dan penyebab lain (27%). ekonomi rendah (Oktaria, Hardono,
Faktor yang menyebabkan BBLR Wijayanto, & Amiruddin, 2022). World
yaitu faktor ibu (preeklampsia, umur ibu, Health Assembly telah menargetkan
paritas, jarak kehamilan, keadaan sosial pengurangan angka kejadian BBLR sebesar
ekonomi, gaya hidup), faktor janin 30% pada tahun 2025. Hal ini berarti ada
(hidramnion, kehamilan ganda, kelainan penurunan relatif 3,9% per tahun antara
kongenital,), faktor plasenta (plasenta tahun 2012-2025. Oleh karena itu penting
previa dan solution plasenta). untuk memiliki data prevalensi yang akurat
Preeklampsia berdampak pada ibu pada populasi dan faktor risiko BBLR,
yang dapat memperburuk fungsi beberapa sehingga dapat merencanakan pola
organ dan sistem, yang diduga merupakan perawatan khusus untuk pencegahan dan
akibat vasospasme dan iskemia plasenta. pengelolaan bayi BBLR di unit bersalin
Vasospasme mengurangi suplai oksigen sehingga angka kesakitan dan kematian
ke organ- organ tubuh dan dapat neonatal dan perinatal dapat berkurang
menyebabkan hipertensi arterial. Keadaan secara signifikan (Finandakasih, Rosmah, &
ini sangat berpengaruh pada ginjal, hati, Tiro, 2018).
otak, dan plasenta. Spasme arterial Berdasarkan survei Pendahuluan dan
latar belakang diatas, menggambarkan
bahwa preeklamsia memberi pengaruh per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
buruk terhadap janin yang nantinya dapat 2015. Walaupun terjadi kecenderungan
mengakibatkan BBLR yang menjadi salah penurunan angka kematian ibu, namun tidak
satu penyebab kematian bayi, oleh karena berhasil mencapai target MDGs yang harus
itu perlu dilakukan penelitian untuk dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000
membuktikan bagaimana hubungan antara kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kemenkes
preeklamsia dengan bayi berat lahir RI, 2019).
rendah di RSUD Umum Daerah Batin Menurut WHO (2015) setiap hari
Mangunang Tahun 2020, sehingga dapat sekitar 830 wanita meninggal karena
dijadikan bahan telaah dan mengantisipasi penyebab yang dapat dicegah terkait
terjadinya peningkatan insiden kelahiran kehamilan dan persalinan. Kematian ibu
bayi dengan berat bayi lahir rendah 99% terjadi di negara berkembang. Angka
(BBLR) di Indonesia umumnya dan di Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang
Tanggamus Khususnya. pada tahun 2015 yaitu 239 per 100.000
4. Elvina Sari Sinaga, dkk (2022). Hubungan kelahiran hidup, masih sangat tinggi
Preeklamsi Dengan Kejadian Berat Bayi dibandingkan dengan Negara maju dengan
Lahir Rendah (BBLR) Di RSUP Haji AKI yaitu 12 per 100.000 kelahiran hidup.
Adam Malik Medan. Indonesia merupakan salah satu negara
Menurut WHO (2015) setiap hari berkembang dengan AKI yang masih sangat
sekitar 830 wanita meninggal karena tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup
penyebab yang dapat dicegah terkait pada tahun 2015. Walaupun terjadi
kehamilan dan persalinan. Kematian ibu kecenderungan penurunan angka kematian
99% terjadi di negara berkembang. Angka ibu, namun tidak berhasil mencapai target
Kematian Ibu (AKI) di negara MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102
berkembang pada tahun 2015 yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat 2015 (Kemenkes RI, 2019).
tinggi dibandingkan dengan Negara maju 5. Idha Budiarti, dkk (2022). Faktor-Faktor
dengan AKI yaitu 12 per 100.000 yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi
kelahiran hidup. Indonesia merupakan Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit
salah satu negara berkembang dengan Muhammadiyah Palembang Tahun 2020.
AKI yang masih sangat tinggi yaitu 305 BBLR dapat terjadi tidak hanya pada
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun bayi prematur saja. Tetapi, dapat juga terjadi
2015. Walaupun terjadi kecenderungan pada bayi aterm yang selama kehamilan
penurunan angka kematian ibu, namun mengalami hambatan pertumbuhan. BBLR
tidak berhasil mencapai target MDGs termasuk kedalam salah satu faktor utama
yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per yang menyebabkan mortalitas, morbiditas
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan kecacatan pada neonatus dan bayi.
(Kemenkes RI, 2019). BBLR ini memiliki pengaruh jangka
Menurut WHO (2015) setiap hari panjang pada hasil kesehatan di kehidupan
sekitar 830 wanita meninggal karena dewasa, sehingga termasuk dalam masalah
penyebab yang dapat dicegah terkait multifaset pada kesehatan masyarakat yang
kehamilan dan persalinan. Kematian ibu mencakup ibu dengan kekurangan gizi
99% terjadi di negara berkembang. Angka jangka panjang, kesehatan yang buruk,
Kematian Ibu (AKI) di negara perawatan kesehatan yang kurang baik serta
berkembang pada tahun 2015 yaitu 239 kehamilan yang buruk (Sutarjo, 2014).
per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat BBLR termasuk faktor penyebab
tinggi dibandingkan dengan Negara maju tingginya AKB di suatu negara khususnya
dengan AKI yaitu 12 per 100.000 pada negara-negara di Asia Tenggra. PBB
kelahiran hidup. Indonesia merupakan mengatakan tahun 2019 lalu AKB di
salah satu negara berkembang dengan Indonesia ada 21,12%, kasus ini masih
AKI yang masih sangat tinggi yaitu 305 termasuk tinggi daripada negara Asia
Tenggara yang lainnya. Tahun 2019, Preeklamsia dapat menyebabkan
negara Asia Tenggara dengan AKB paling masalah pada organ hati, ginjal, dan otak,
rendah ialah Singapura 2,26%, disusul serta kelainan pada sistem pembekuan
oleh Malaysia 6,65%, Thailand 7,80%, darah. Komplikasi ini juga melibatkan
kemudian Brunei Darussalam 9,83%, dan plasenta, yang meningkatkan risiko bagi
Vietnam 16,50%. janin. Kelainan yang paling umum adalah
Beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan yang buruk pada janin sebagai
terjadinya BBLR diantaranya ialah ibu akibat dari pasokan darah yang tidak
hamil yang dengan KEK, anemia memadai melalui plasenta yang rusak, dan
disebabkan kurangnya suplai zat gizi dan masalah prematuritas (terkait baik dengan
rendahnya Kadar Hb dalam darah ibu, ibu persalinan prematur
yang mengalami preeklampsia, ketuban spontanataukelahirandinidenganinduksiatau
pecah dini, paritas dan jarak kelahiran dengan sectio caesaria untuk melindungi ibu
antara anak yang satu dengan selanjutnya, atau janin).
umur kehamilan ibu, umur ibu (< 20 tahun Dalam tulisannya, Reyes dan Manalich
atau >35 tahun tergolong dalam risiko menyampaikan sejumlah penelitian
tinggi) serta tinggi badan ibu menunjukkan bahwa paparan lingkungan
(Rahfiluddin, 2017). intrauterin yang tidak nor- mal memengaruhi
Upaya yang dilakukan pemerintah perkembangan antropometrik, metabolisme,
untuk menurunkan angka kejadian BBLR dan mental, yang mengarah pada
antara lain dengan meningkatkan peningkatan resiko penyakit di kemudian
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali hari. Penelitian yang dilakukan pada bayi
selama kehamilan, serta melakukan BBLR yang dievaluasi hingga usia 30 bulan
orientasi Program Perencanaan Persalinan didapatkan setengahnya memiliki disabilitas
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), yang pada motorik, kognitif, dan saraf sensorik.
mana P4K ini termasuk kedalam upaya Kecacatan parah pada anak usia dini
bidan untuk meningkatkan pengetahuan umumnya bertahan di usia sekolah.
ibu hamil, suami dan keluarga tentang Sebanyak 86% bayi dengan cacat berat pada
kehamilan berisiko, bahaya kehamilan usia 30 bulan dan memiliki cacat sedang
serta ajakan pada ibu, suami dan keluarga hingga parah pada usia 6 tahun.
untuk merencanakan kehamilan (Depkes, 7. Asri Iman Sari (2021). Hubungan Ibu
2015). Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di RSD
6. Astrisa Faadhillah, dkk (2020). Hubungan Balung Kabupaten Jember
Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di Angka kematian bayi di Indonesia
RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2018. adalah
Data RISKESDAS (Riset Kesehatan salah satu indikator penting dalam
Dasar) pada tahun 2018 memperlihatkan menentukan tingkat kesehatan masyarakat.
proporsi BBLR di Indonesia menempati Di Indonesia angka kematian bayi tertinggi
angka 6,2%, sedangkan di Banten bila dibandingkan dengan negara ASEAN
memiliki angka proporsi 6,7%. Data lainnya. Dari berbagai penyebab tingginya
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang angka kematian bayi, faktor tertinggi adalah
tahun 2018 menyampaikan bahwa angka BBLR.
kejadian BBLR adalah sebanyak 1635 BBLR terjadi karena beberapa faktor
(14,7%). Prevalensi kejadian BBLR pada yaitu faktor ibu atau maternal, faktor janin,
ibu dengan preeklamsia yang terjadi dan faktor plasenta (Kosim, 2012).
sebelum 34 minggu usia kehamilan lebih Komplikasi kehamilan yang menyebabkan
rendah (23%) dibandingkan dengan morbiditas dan mortalitas ibu tinggi adalah
prevalensi BBLR pada ibu dengan preeklamsia, hampir 10% kematian terjadi
preeklamsia yang terjadi diatas 34 minggu pada ibu dengan penyulit persalinan.
usia kehamilan sebanyak 53%. Preeklampsia Foundation dalam American
Pregnancy Association (2018) menyatakan
bahwa preeklamsia akan menyebabkan salah satunya preeklamsia (Pantiawati,
darah tidak cukup menuju plasenta 2010). Preeklamsia adalah sindrom khusus
sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke kehamilan yang dapat mengenai setiap
janin berkurang dan berpengaruh pada seluruh sistem organ yang ditandai dengan
berat badan janin. adanya hipertensi dan proteinuria
Preeklampsia Foundation dalam (Cunningham, et al., 2018).
American Pregnancy Association (2018) Preeklamsia merupakan salah satu
menyatakan bahwa preeklamsia akan faktor risiko yang signifikan dan menjadi
menyebabkan darah tidak cukup menuju penyebab paling umum Intrauterine Growth
plasenta sehingga asupan nutrisi dan Restriction (IUGR) dan kematian janin
oksigen ke janin berkurang dan (Mouna et al., 2017). Berat badan lahir
berpengaruh pada berat badan janin. rendah (BBLR) pada preeklamsia bisa
Mochtar (2012) upaya yang bisa disebabkan karena kegagalan uteroplasenta
dilakukan untuk penanganan (Bolat et al., 2013).
preeklampsia yaitu memberikan informasi Permasalahan tersebut memerlukan
dan edukasi pada masyarakat bahwa penangan dan perawatan yang komprehensif
preeklampsia dapat dikendalikan dengan dari perawat.maka untuk mengatasi hal
melakukan pemeriksaan rutin dan tersebut peran perawat sebagai pelaksana
mengamati tanda-tanda saat pemeriksaan keperawatan di tuntut untuk memiliki
kehamilan. Dari uraian di atas dapat kemampuan yang memadai dalam
dibuat hipotesis penelitian bahwa ada menangulanginya di antaranya kemampuan
hubungan ibu preeklamsia pada ibu untuk membantu perawatan, menurunkan
bersalin dengan kejadian BBLR. tekanan darah, membantu ADL (activity
8. Mita Febriani, dkk (2020). Literature daily Living) pasien, memberi pertolongan
Review : Hubungan Preeklamsia Berat mental serta pendidikan pada pasien dan
Dengan Kejadian Berat Badan Lahir keluarga.
Rendah (BBLR). 9. Imroatul Chumaida, dkk (2019). Hubungan
Kegawatdaruratan obstetri merupakan Preeklamsi Dengan Kejadian Bayi Berat
suatu kondisi yang dapat mengancam jiwa Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Gambiran
seseorang, hal ini dapat terjadi selama Kota Kediri
kehamilan, ketika kelahiran bahkan Bayi berat lahir rendah (BBLR)
sampai setelah kelahiran. Kegawatan merupakan penyebab utama peningkatan
tersebut harus segera ditangani, karena kejadian kematian, kesakitan, dan difabel
jika lambat dalam menangani akan pada neonatus, bayi dan anak. Kejadian bayi
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi dengan berat lahir rendah akan memberikan
baru lahir (Walyani & Purwoastuti, 2015). efek yang sangat panjang selama kehidupan
Sebagian besar komplikasi ini dimasa mendatang (Sembiring, 2017).
berkembang selama kehamilan. Salah satu faktor ibu yang dapat
Komplikasi utama penyumbang 80% menyebabkan terjadinya BBLR adalah
kematian ibu adalah perdarahan parah adanya penyakit ibu dalam kehamilannya.
(sebagian besar perdarahan postpartum), Salah satu penyakit ibu yang dapat
infeksi (biasanya setelah melahirkan), mempengaruhi berat lahir bayi adalah
tekanan darah tinggi selama kehamilan penyakit pre-eklamsi. Ibu hamil dengan pre
(pre-eklampsia dan eklampsia) dan aborsi eklamsi dapat menimbulkan retardasi
tidak aman. Sisanya disebabkan oleh pertumbuhan janin dalam rahim yang dapat
penyakit malaria dan AIDS selama melahirkan janin menjadi jauh lebih kecil
kehamilan (Sutrimah, Mifbakhuddin, & dan lemah dari yang diharapkan. Kondisi
Wahyuni, 2015). tersebut memungkinkan bayi lahir dengan
Faktor penyebab terjadinya BBLR berat lahir rendah (Marmi and Rahardjo,
terdiri dari tiga yaitu faktor ibu, faktor 2015).
janin dan faktor plasenta. Faktor ibu yaitu
Poppy Silvia menjelaskan dalam Preeklamsia adalah suatu keadaan terjadinya
penelitiannya pada tahun 2014 bahwa dari kenaikan tekanan darah atau hipertensi yang
40 kejadian pre eklampsia- eklampsia di timbul setelah usia kehamilan 20 minggu
RSUP dr. M. Djamil Padang ada 10 kasus dengan disertai edema dan atau proteinuria.
pre eklampsia ringan (25%), 26 kasus Preeklamsia ada 2 (dua) kategori yaitu
preeklampsia berat (65%), dan 4 kasus Preeklamsia Ringan dan Preeklamsia Berat.
eklampsia (10%). Luaran perinatal yang Dikatakan sebagai Preeklamsia Berat jika
dilahirkan meliputi bayi dengan berat terdapat kenaikan tekanan darah >160/140
lahir rendah (BBLR) sebanyak 22 kasus mmHg. Gejala preeklamsi sering tidak
(51,16%) (Silvia, 2014). diketahui atau tidak diperhatikan oleh
10. Sri Martini, dkk (2020). Hubungan Ibu wanita, sehingga tanpa disadari dalam waktu
Hamil Dengan Preeklamsia Berat (PEB) singkat dapat timbul preeklampsia berat
Terhadap Angka Kejadian Berat Badan bahkan eklampsia.
Lahir Rendah (BBLR). Preeklamsia juga meningkatkan angka
Di Indonesia, kematian ibu kejadian morbiditas dan mortalitas pada
didominasi oleh tiga penyebab utama neonatus. Penyebab kematian tertinggi
kematian yaitu perdarahan, preeklamsia menunjukkan bahwa proporsi neonatal pada
dan infeksi. Penyebab kematian ibu kelompok umur 0 -7 hari adalah prematur
sekarang cenderung berubah proporsinya dan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
dimana perdarahan dan infeksi mengalami sebesar 35% dan bayi lahir dengan asfiksia
penurunan sedangkan preeklamsia sebesar 33,6%.
mengalami peningkatan. Preeklamsia Indonesia merupakan salah satu negara
mempengaruhi 3 – 5% dari kehamilan dan berkembang pada urutan ketiga sebagai
bertanggung jawab lebih dari 60.000 negara dengan prevalensi BBLR tertinggi
kematian ibu dan 500.000 kematian janin (11,1%) setelah India (27,6%) dan Afrika
per tahun di dunia. Lebih dari 25% Selatan (13,2%). Indonesia juga turut
kematian ibu di Indonesia disebabkan menjadi negara kedua dengan prevalensi
preeklamsia. BBLR tertinggi di ASEAN setelah Filipina
Preeklamsia dalam kehamilan dapat (21,2%). (Supiati, 2016).
mengakibatkan dampak yang bervariasi.
No Penulis Judul Metode Responden Hasil Kelebihan Kelemahan

1 Anita Dewi Hubungan Jenis Populasi pada Diperoleh dara Pemaparan Masih terdapat
Lieskusumastu Preeklamsia penelitian penelitian ini preeklamsia dalam hasil beberapa literatur
ti, dkk (2023). Dengan Kejadian analitik adalah seluruh sebanyak 101 penelitian jurnal yang
Berat Badan korelasi catatan rekam sampel (20,6%), sangat mudah kurang update
Lahir Rendah dengan medis ibu tidak preeklamsia dipahami
(BBLR) Pada pendekatan bersalin dengan sebanyak 389
Ibu Bersalin Di cross sectional. preeklamsia dan (79,4%), BBLR
RS PKU Pada seluruh bayi sebanyak 30
Muhammadiyah penelitian ini yang lahir (6,1%), dan tidak
Delanggu. menggunakan spontan pada BBLR sebanyak
alat ukur bulan Januari- 460 (93,9%).
berupa data Desember 2021 Hasil uji Chi
sekunder dari di ruang bersalin Square
rekam medis RS PKU menunjukkan
rumah sakit. Muhammadiyah
p=0,000 yang
Delanggu
berarti ada
Klaten sebanyak
hubungan
980. Besar
signifikan antara
sampel pada
preeklamsia
penelitian ini
dengan kejadian
ditentukan
sebesar 50 BBLR pada ibu
persen dari total bersalin di RS
populasi (980). PKU
Teknik Muhammadiyah
pengambilan Delanggu dan
sampel dalam nilai Odds ratio
penelitian ini (OR) 6,813 (95%
adalah simple 3,161-14,687),
random maka ibu dengan
sampling. preeklamsia
berisiko enam
kali melahirkan
BBLR.
2. Nelly Dameria Hubungan Jenis Populasi dalam Ibu dengan Populasi literatur jurnal
Sinaga (2022). Preeklampsia penelitian penelitian ini preeklampsia dalam yang digunakan
Dengan Berat yang adalah semua ibu mempunyai resiko penelitian masih belum
Badan Lahir digunakan bersalin yang 0,053 kali untuk yang update.
Rendah Di berkunjung di melahirkan bayi digunakan
adalah analitik
RSUD Dr. Moh. ruang bersalin dengan BBLR cukup
observasional,
Soewandhie RSUD dibandingkan ibu banyak.
Surabaya. Rancangan dr.Moh.Soewand yang tidak
dalam hie Surabaya preeklampsia
penelitian ini pada bulan dengan
adalah cross Januari-Maret probabilitas
sectional. 2013 yaitu sebesar 5%.
sebanyak 1067 Simpulannya
ibu. Pengambilan adalah ada
sampel dengan hubungan
aimple random preeklampsia pada
sampling. kehamilan dengan
Sampel berat badan lahir
penelitian ini rendah.
adalah sebagian
ibu bersalin yang
berkunjung di
ruang bersalin
RSUD
dr.Moh.Soewand
hie Surabaya
pada bulan Maret
2013 sebanyak
229 ibu.
3. Inggit Hubungan Penelitian ini Dalam penelitian Terdapat Literatur jurnal Pembahasannya
Primadevi, dkk Preeklamsia yaitu jenis ini yang menjadi hubungan antara yang banyak
(2022). dengan Kejadian penelitian populasi adalah Preeklamsia digunakan pengulangannya,
Bayi Berat Lahir kuantitatif ibu bersalin dengan kejadian sudah update sehingga sedikit
Rendah (The dengan dengan berat bayi lahir susah
Correlation menggunakan preeklampsia di rendah di RSUD memahami
Between desain cross RSUD Batin Batin Mangunang
Preeclampsia sectional. Mangunang kabupaten
With The Subjek Kabupaten Tanggamus tahun
Genesis Of Low penelitian Tanggamus yaitu 2020 dengan nilai
Birth Weight) adalah seluruh sebanyak 70 p=0,014 dan Odd
ibu bersalin responden. Ratio sebesar
dengan teknik 4,500.
preeklampsia di pengambilan
RSUD Batin sampel dengan
Mangunang menggunakan
Tahun 2020. total sampling..
4. Elvina Sari Hubungan Jenis penelitian Populasi dalam Dari 82 kasus Bahasa dan Literatur jurnal
Sinaga, dkk Preeklamsi analitik penelitian ini mayoritas penyampaian yang digunakan
(2022). Dengan korelasi dengan adalah seluruh preeklamsia proses masih ada
Kejadian Berat rancangan data rekam ringan penelitian beberapa yang
cross sectional. medis ibu yang mengalami berat sangat mudah belum update.
Bayi Lahir
Pengumpulan bersalin dengan bayi lahir rendah dipahami
Rendah data preeklamsia yang sebanyak 31 oleh pembaca
(BBLR) Di menggunakan melahirkan Berat kasus (88,6%),
RSUP Haji metode Bayi Lahir sedangkan
Adam Malik dokumentasi Rendah (BBLR) preeklamsia
Medan. berupa rekam mulai tahun berat mayoritas
medis, dan 2017-2019 mengalami berat
lembar sebanyak 82 berat bayi lahir
checklist orang. Teknik sangat rendah
sebagai pengambilan sebanyak 31
instrumen. . sampel dalam kasus (66,0%).
Analisis data penelitian ini Sehingga dapat
menggunakan menggunakan disimpulkan
uji chi square. teknik sampel bahwa ada
jenuh. hubungan ibu
yang mengalami
preeklamsia
dengan kejadian
berat bayi lahir
rendah, dengan
kemungkinan
sebesar 4-50 kali
melahirkan
dengan Berat
Bayi Lahir
Rendah (BBLR)
di Rumah Sakit
Haji Adam
Malik.
5. Idha Budiarti, Faktor-Faktor Penelitian Seluruh ibu Ada hubungan Literatur Penjelasan pada
dkk (2022). yang bersifat bersalin di RS paritas, umur jurnal yang bagian hasil
Berhubungan kuantitatif Muhammadiyah kehamilan, digunakan penelitian terlalu
dengan dengan metode Palembang yang kadar Hb dan masih belum panjang &
Kejadian Bayi Survey Analitik tercatat di preeklampsia update bertele-tele.
Berat Lahir dan pendekatan Instalasi Rekam dengan kejadian
Rendah Cross Medis dari bulan Bayi Berat Lahir
(BBLR) di Sectional. Januari s/d bulan Rendah (BBLR)
Rumah Sakit Desember Tahun di RS
Muhammadiya 2020 yang Muhammadiyah
h Palembang berjumlah 2.287 Palembang
Tahun 2020. dijadikan sebagai Tahun 2020.
populasi dan 96
sampel yang
diambil dengan
tehnik Non
Random
Sampling
6. Astrisa Hubungan Desain Populasi dalam Penelitian ini Sampel yang Penjelasannya
Faadhillah, dkk Preeklamsia penelitian penelitian ini menemukan digunakan kurang mudah
(2020). dengan yang adalah seluruh hubungan yang dalam dipahami oleh
Kejadian digunakan ibu melahirkan signifikan antara penelitian ini pembaca
di RSU preeklamsia banyak
BBLR di RSU dalam
Kabupaten dengan kejadian
Kabupaten penelitian ini Tangerang tahun BBLR setelah
Tangerang adalah cross 2018. Jumlah dikontrol
Tahun 2018. sectional. sampel dalam variabel
penelitian ini confounding
sebanyak 1036 (usia kehamilan,
yang terbagi ketuban pecah
dalam kelompok dini,
terpajan oligohidramnion,
sebanyak 242 kehamilan
responden dan gemeli, dan
kelompok tidak IUGR).
terpajan
sebanyak 794
responden.
Teknik
pengambilan
sampel dengan
cara total
sampling.
7. Asri Iman Hubungan Ibu Penelitian ini Populasi Hasil penelitian Penjelasan Masih ada
Sari (2021). Preeklamsia menggunakan penelitian dapat hasil beberapa
dengan metode menggunakan disimpulkan ada penelitian literatur jurnal
Kejadian deskriptif data seluruh ibu hubungan ibu mudah yang belum
analitik dengan dengan preeklamsia dipahami. update.
BBLR di RSD
pendekatan preeklampsia dan dengan BBLR
Balung retrospektif.. seluruh bayi (Berat Badan
Kabupaten yang dirawat di Lahir Rendah).
Jember RSD Balung Dan ibu yang
pada bulan mengalami
Januari- preeklamsia
Desember tahun memiliki
2019 didapatkan kemungkinan
sampel 3594 1,85 kali untuk
responden melahirkan
dengan teknik BBLR dibanding
pengambilan dengan ibu yang
sampel secara tidak mengalami
total populasi.. preeklamsia.
8. Mita Febriani, Literature Metode yang di Pencarian artikel Berdasarkan Literatur -
dkk (2020). Review : gunakan dalam dilakukan pada hasil analisis jurnal yang
Hubungan penelitian ini bulan November- literature Review digunakan
Preeklamsia yakni Desember 2020 dapat sudah update
Berat Dengan Literature dengan disimpulkan dan
Kejadian Berat review menggunakan bahwa dari pembahasan
Badan Lahir penelitian ini database yang sebelas artikel dalam
Rendah (BBLR) dilakukan bereputasi jurnal yang penelitian
dengan cara nasional maupun ditinjau mudah
meninjau jurnal internasional. mengatakan dipahami.
dan menyeleksi Database yang bahwa ada tujuh
jurnal dengan digunakan jurnal penelitian
menggunakan berupa pubmed, menyimpulkan
diagram flow Pro Quest, bahwa adanya
literature Google Scholar. hubungan
review preeklamsia
PRISMA. berat dengan
kejadian berat
badan lahir
rendah (BBLR)
adalah kejadian
preeklamsia,
kejadian berat
badan lahir
rendah (BBLR),
dan hubungan
preeklamsia
berat dengan
kejadian berat
badan lahir
rendah (BBLR).
9. Imroatul Hubungan Desain Populasi dalam Ada hubungan Literatur Jumlah sampel
Chumaida, Preeklamsi penelitian penelitian ini yang signifikan jurnal yang yang digunakan
dkk (2019). Dengan Kejadian adalah analitik adalah seluruh pre eklamsi digunakan sedikit
Bayi Berat Lahir korelasi dengan data rekam dengan kejadian dalam
Rendah (BBLR) menggunakan medis bayi bayi berat lahir penelitian ini
Di RSUD pendekatan dengan BBLR rendah (BBLR) cukup update.
Gambiran Kota study bulan Januari - di RSUD
Kediri retrospective. Desember 2018 Gambiran Kota
yang lahir di Kediri, Keeratan
RSUD Gambiran hubungan sangat
Kota Kediri kuat, serta arah
dengan jumlah hubungan positif.
166 rekam
medis. Teknik
sampling yang
digunakan adalah
teknik simple
random
sampling.
10. Sri Martini, Hubungan Ibu Metode peneliti Penelitian ini Penjelasan Jumlah sampel
dkk (2020). Hamil Dengan penelitian yang menggunakan menunjukkan dalam yang digunakan
Preeklamsia digunakan populasi dari adanya hubungan penelitian ini dalam penelitian
Berat (PEB) dalam seluruh ibu hamil yang signifikan sangat mudah ini sangat sedikit
Terhadap Angka penelitian ini yang bersalin di antara ibu hamil dipahami
Kejadian Berat adalah metode Rumah Sakit dengan PEB oleh pembaca
Badan Lahir penelitian Permata Bunda terhadap angka
Rendah (BBLR). analitik dengan Purwodadi pada kejadian BBLR
pendekatan bulan Juni 2019 dengan
retrospektif.. sebanyak 33 ibu koefisiensi
bersalin. Metode korelasi sebesar
pengambilan 0,699 yang
sampel adalah menunjukkan
dengan total koefisiensi
sampling yaitu korelasi yang
sebanyal 33 ibu kuat dan bernilai
bersalin. positif.
DAFTAR PUSTAKA 8. Mita Febriani, dkk (2020). Literature
Review : Hubungan Preeklamsia Berat
1. Anita Dewi Lieskusumastuti, dkk
Dengan Kejadian Berat Badan Lahir
(2023). Hubungan Preeklamsia Dengan
Rendah (BBLR).
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
9. Imroatul Chumaida, dkk (2019).
(BBLR) Pada Ibu Bersalin Di RS PKU
Hubungan Preeklamsi Dengan Kejadian
Muhammadiyah Delanggu.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
2. Nelly Dameria Sinaga (2022).
RSUD Gambiran Kota Kediri.
Hubungan Preeklampsia Dengan Berat
10. Sri Martini, dkk (2020). Hubungan Ibu
Badan Lahir Rendah Di RSUD Dr. Moh.
Hamil Dengan Preeklamsia Berat (PEB)
Soewandhie Surabaya.
Terhadap Angka Kejadian Berat Badan
3. Inggit Primadevi, dkk (2022).
Lahir Rendah (BBLR).
Hubungan Preeklamsia dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (The
Correlation Between Preeclampsia With
The Genesis Of Low Birth Weight)
4. Elvina Sari Sinaga, dkk (2022).
Hubungan Preeklamsi Dengan
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) Di RSUP Haji Adam Malik
Medan.
5. Idha Budiarti, dkk (2022). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di
Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2020..
6. Astrisa Faadhillah, dkk (2020).
Hubungan Preeklamsia dengan Kejadian
BBLR di RSU Kabupaten Tangerang
Tahun 2018.
7. Asri Iman Sari (2021). Hubungan Ibu
Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di
RSD Balung Kabupaten Jember.

Anda mungkin juga menyukai