Praktik Asuhan Kebidanan Kolaborasi Pada Patologi dan komplikasi Yang Berpusat Pada
Perempuan
Disusun Oleh :
LAILATUL JAZILAH
NIM : P20624822094
Lailatul Jazilah
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Jl.Babakan Siliwangi No.35 Tasikmalaya: Telp.(0265)340186
Email: ellanieza02@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang :
Angka kematian ibu yang disebabkan ketuban pecah dini (KPD) di Indonesia
berkisar 4,5% sampai 7,6% dari seluruh kehamilan. Faktor penyebab
terjadinya KPD belum diketahui dengan pasti. KPD masih menjadi disease of
theory karena belum diketahui penyebab pastinya, namun terdapat beberapa
kondisi internal ataupun eksternal yang diduga terkait dengan ketuban pecah
dini. Faktor internal penyebab KPD diantaranya usia ibu, paritas,
polihidramnion, inkompetensi serviks dan presentasi janin. Ketuban pecah
dini (KPD) sering kali menimbulkan konsekuensi yang berimbas pada
morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama pada kematian
perinatal yang cukup tinggi. Ketuban pecah dini dapat meningkatkan infeksi
dan infeksi merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu. Ketuban
pecah dini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi pada neonates
meliputi prematuritas, respiratory distress syndrome, pendarahan
intraventrikel, sepsis, hipoplasia paru serta deformitas skeletal.
Metode: Metode penelusuran artikel jurnal / literature review menggunakan
system search engine Google Scholar, GARUDA, Akses Database Proquest
Journal, dengan menggunakan kata kunci sesuai topik.
Hasil: Faktor yang banyak berpengaruh terhadap kejadian KPD yaitu usia,
gemelli, paritas, anemia, preterm, infeksi, ibu bekerja, dan cephalo pelvic
disproportion (CPD). Faktor penyebab ketuban pecah dini pada persalinan
adalah yaitu usia, gemelli, paritas, anemia, preterm, infeksi, ibu bekerja,
cephalonpelvic disproportion (CPD), dan jarak kehamilan. Faktor yang
mempengaruhi KPD adalah umur ibu, paritas, umur kehamilan, BB bayi lahir,
gemelli/ kembar, kelainan letak dan metode persalinan. Dan variabel yang
tidak berhubungan dengan KPD adalah pekerjaan ibu. Dengan demikian
diharapkan dapat dilakukan asuhan prakonsepsi dan deteksi dini faktor yang
mempengaruhi ketuban pecah dini pada ibu hamil sangat penting untuk
dilakukan dalam upaya pencegahan ketuban pecah dini.
Kata Kunci: Faktor Faktor Risiko, Ketuban Pecah Dini
ABSTRACT
B. TINJAUAN LITERATUR
1. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran)
adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu
dan setelah 1 jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana
mestinya. Ketuban pecah dini (KPD) sering kali menimbulkan
konsekuensi yang berimbas pada morbiditas dan mortalitas pada ibu
maupun bayi terutama pada kematian perinatal yang cukup tinggi.
Ketuban pecah dini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi pada
neonates meliputi prematuritas, respiratory distress syndrome, pendarahan
intraventrikel, sepsis, hipoplasia paru serta deformitas skeletal.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam
obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran premature terjadinya infeksi
korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu. Ketuban pecah
dini (KPD) didefenisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sebelum waktunya melahirkan, pada keadaan normal 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Meskipun saat ini masih
banyak pertentangan mengenai penatalaksanaan KPD yang bervariasi dari
“doing nothing” sampai pada tindakan yang berlebih-lebihan. Namun
beberapa institusi menganjurkan penatalaksanaan KPD untuk umur
kehamilan lebih dari 36 minggu yaitu dengan melakukan induksi
persalinan, bila induksi persalinan gagal maka perlu dilakukan tindakan
operatif . KPD adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada
sembarang usia kehamilan sebelum persalinan dimulai. Menurut ahli lain
ada kasus KPD induksi persalinan dilakukan begitu diagnosis ditegakkan
tanpa perlu mempertimbangkan tinggi rendahnya nilai bishop.
D. PEMBAHASAN PENELITIAN
Review Artikel 1
Review Artikel 2
Review Artikel 3
Judul Faktor Internal Kejadian Ketuban Pecah Dini di
Kabupaten Kulonprogo
Jurnal Jurnal Kesehatan
Volume Volume 4 Nomor 2
Tahun April, 2021
Penulis Liberty Barokah , Silvia Ari Agustina
Latar Belakang Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya
selaput ketuban sebelum proses persalinan. KPD
masih menjadi disease of teori karena belum
diketahui penyebab pastinya, namun terdapat
beberapa kondisi internal ataupun eksternal yang
diduga terkait dengan ketuban pecah dini. Faktor
internal penyebab KPD diantaranya usia ibu, paritas,
polihidramnion, inkompetensi serviks dan presentasi
janin. Komplikasi akibat KPD adalah infeksi dalam
persalinan dan nifas, partus lama, meningkatnya
tindakan operatif obstetrik.
Metode Penelitian Populasi yang digunakan ibu yang melahirkan dengan
KPD tahun 2017 di RSUD Wates. Pengambilan
sampel secara fixed disease sampling dengan
perbandingan kontrol (ibu melahirkan tanpa KPD)
dan kasus (ibu melahirkan dengan KPD). Sampel
yang digunakan yaitu 224 kontrol dan 112 kasus.
Desain penelitian menggunakan survey analitik
dengan pendekatan retrospektif.
Pembahasan Analisis data menggunakan bentuk persentase dan
analisis regresi logistik binomial. Hasil penelitian
didapatkan bahwa faktor internal variabel paritas,
umur kehamilan, DKP dan penyakit penyerta
didapatkan nilai p (0.031, 0.035, 0.008 dan 0.000) <
0.05 sehingga variabel tersebut mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kejadian KPD. Variabel
letak janin dan pembesaran uterus tidak mempunyai
pengaruh parsial terhadap KPD dengan nilai p (0.816
dan 0.857) > 0.05. Ada hubungan faktor internal
(paritas, umur kehamilan, DKP dan penyakit
penyerta) dengan kejadian KPD.
Review Artikel 4
Review Artikel 5
E. Kesimpulan
Dari beberapa artikel / yang telah direview mengenai factor factor risiko
terjadinya Ketuban Pecah Dini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Usia Ibu
Distribusi kasus KPD terhadap usia ibu memperlihatkan bahwa mayoritas
ibu berada pada masa usia reproduksi sehat yaitu 20-35 tahun. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lowing et all
yang menyatakan bahwa kasus KPD terbanyak berada pada ibu dengan
usia 20-24 tahun. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang
dilakukan Emechebe et all yang menyatakan bahwa KPD banyak terjadi
pada ibu dengan usia produktif.
2. Pendidikan Ibu
Distribusi kasus KPD terhadap pendidikan mendapatkan sebagian besar
ibu hamil berada pada jenjang pendidikan SMA. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tjahjani di RB Melati Manukan Surabaya
yang mendapatkan mayoritas ibu yang mengalamiKPD berpendidikan
menengah (SMA) sebanyak 60 orang (64,52%). Umumnya, ibu dengan
pendidikan rendah kurang memiliki pengetahuan akan perawatan
kehamilannya, baik dari segi nutrisi, aktifitas, personal higiene, kontrol
kehamilan pada tenaga kesehatan, faktor-faktor risiko kehamilan, serta
tindakan pertama yang dilakukan sehubungan dengan tanda-tanda bahaya
kehamilan maupun persalinan. Semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diperkenalkan.
3. Pekerjaan Ibu
Distribusi kasus KPD terhadap pekerjaan mendapatkan mayoritas
pekerjaan ibu ialah ibu rumah tangga (IRT). Hasil ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lowing et all yang menyatakan bahwa
kasus KPD terbanyak pada ibu hamil dengan pekerjaan sebagai IRT yaitu
48 kasus (1,26%). Pada dasarnya, aktivitas ibu bersalin yang bekerja dan
tidak bekerja tidak akan memengaruhi kesehatan selama ibu masih dapat
mengontrol istirahat dan mengetahui batasan-batasan bekerja. Penyebab
KPD ialah multifaktor dan biasanya dikaitkan dengan peningkatan stres
fisik yang menyebabkan membran ketuban menjadi lemah.
4. Paritas Ibu
Distribusi kasus KPD terhadap jumlah paritas mendapatkan bahwa
kejadian KPD lebih banyak terjadi pada ibu dengan multipara. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumadi dan Ariyani yang
menyatakan bahwa KPD banyak terjadi pada multipara. Hal tersebut juga
didukung oleh penelitian Nazilla di RSUP Dr. Hasan Sadikin periode
2013-2015 yang menyatakan bahwa kejadian KPD lebih sering terjadi
pada ibu multipara. Kejadian KPD banyak didapatkan pada multiparitas
karena kehamilan yang terlalu sering dapat memengaruhi embriogenesis
sehingga selaput ketuban yang terbentuk akan lebih tipis dan mudah
pecah sebelum waktunya, serta semakin mudah terjadi infeksi amnion
karena rusaknya struktur serviks pada persalinan sebelumnya.
5. Infeksi
Adapun faktor lain yang berpengaruh terhadap KPD yaitu infeksi, hal
tersebut dibuktikan dengan penelitian dari artikel yang berjudul “Lower
genital tract infections in preterm premature rupture of membranes and
preterm labor: A case-control study from Vietnam” terdapat faktor
penyebab terhadap kejadian KPD yaitu karena adanya vaginosis bakterial
sebanyak 64,6% (Nguyen et al., 2021).
6. CPD
Cephalo pelvic disproportion (CPD) juga merupakan faktor penyebab
terjadinya KPD, dibuktikan dengan penelitian dari artikel yang berjudul
Pada artikel penelitian dengan judul “Faktor Internal Kejadian Ketuban
Pecah Dini di Kabupaten Kulonprogo” faktor penyebab yang paling
dominan terhadap kejadian KPD pada artikel penelitian ini yaitu
Disorposi Kepala Panggul (DKP) atau Cepalo Pelvic Disproportion
(CPD), ibu dengan DKP mempunyai resiko paling banyak yaitu 2.99 kali
untuk mengalami KPD (Barokah & Agustina, 2021).
7. Jarak
Selain itu, jarak kehamilan juga merupakan faktor yang berpengaruh pada
kejadian KPD, dibuktikan dengan penelitian dari artikel berjudul Pada
artikel penelitian dengan judul “Hubungan antara Jarak Kehamilan
dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin” didapatkan
faktor penyebab paling banyak terhadap kejadian KPD yaitu mayoritas
ibu bersalin dengan jarak kehamilan
8. Oligohidramnion
Terdapat pula faktor yang tidak terbukti menjadi penyebab KPD yaitu
oligohidramnion, berdasarkan artikel yang berjudul“Oligohydramnios in
women with preterm prelabor rupture of membranes and adverse
pregnancy and neonatal outcomes” yang dilakukan pada 74 wanita
dengan kehamilan tunggal yang mempunyai komplikasi PPROM dengan
usia kehamilan antara 24 dan 36 minggu , wanita dengan oligohidramnion
tidak memiliki kadar IL-6 cairan ketuban yang berbeda. Hasilnya tidak
ada hubungan antara oligohidramnion dan morbiditas neonatus yang
ditemukan. Korelasi antara indeks cairan ketuban dan interval dari
pecahnya ketuban hingga amniosentesis diamati (rho = 20,34; p = 0,003).
Adanya oligohidramnion tidak berhubungan dengan kejadian PPROM
tetapi harus dipastikan mendapat penanganan yang tepat agar tidak terjadi
komplikasi lain (Kacerovsky et al., 2014).
9. Penyakit Penyerta
Faktor lain yang memengaruhi kejadian KPD adalah faktor penyakit
penyerta dimana didapatkan hasil ada pengaruh penyakit terhadap
kejadian KPD. Hal ini menunjukkan faktor penyakit penyerta
memengaruhi kejadian KPD sebesar 0.28 kali. Hal ini bisa diartikan juga
terdapat penyakit penyerta yang lain yang dapat memengaruhi kejadian
KPD. Jika dilihat dari proporsi ada dan tidak ada penyakit penyerta
didapatkan hasil 20.5% : 79.5%. Jenis penyakit penyerta dari 20.5%
adalah preeklamsia berat dan hipertensi. Keadaan yang dapat
mengganggu kesehatan ibu dan janin dalam kandungan juga dapat
meningkatkan risiko kelahiran dengan ketuban pecah dini.
Preeklampsia/eklampsia pada ibu hamil mempunyai pengaruh langsung
terhadap kualitas dan keadaan janin karena terjadi penurunan darah ke
plasenta yang mengakibatkan janin kekurangan nutrisi.
1 Scoping Review: Faktor Penelitian ini dilakukan dengan metode Meriview dari beberapa Pembahasan kurang
Penyebab Ketuban Pecah scoping review menggunakan media jurnal dijelaskan secara detail
Dini pada Persalinan elektronik Pubmed, Google Scholar,
Scopus, Springer Link databased, terbatas
pada publikasi 10 tahun terakhir yaitu
tahun 2011- 2021. Digunakan 28 artikel
yang membahas tentang faktor penyebab
ketuban pecah dini pada ibu bersalin.
2 Determinan Kejadian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Sampel yang digunakan Tidak menyebutkan waktu
Ketuban Pecah Dini (KPD) deskriptif dan analitik, menggunakan cukup, dan sudah penelitian
Di Ruang Cempaka RSUD rancangan cohort retroprospective melalui menampilkan hasil dari
DR Doris Sylvanus pendekatan kuantitatif , sampel 166 ibu penelitian sebelumnya
Palangkaraya post partum yang dirawat. Analisa data
kuantitatif dilakukan melalui dua tahapan
yaitu analisis univariat untuk melihat
karakteristik reponden, bivariat dengan
menggunakan uji 𝑥 2 (𝐶ℎ𝑖 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒) dan
OR
3 Faktor Internal Kejadian Populasi yang digunakan ibu yang Pembahasan sudah cukup Belum secara detail
Ketuban Pecah Dini di melahirkan dengan KPD tahun 2017 di baik menampilkan hasil dari
Kabupaten Kulonprogo RSUD Wates. Pengambilan sampel secara penelitian sebelumnya
fixed disease sampling dengan
perbandingan kontrol (ibu melahirkan
tanpa KPD) dan kasus (ibu melahirkan
dengan KPD). Sampel yang digunakan
yaitu 224 kontrol dan 112 kasus. Desain
penelitian menggunakan survey analitik
dengan pendekatan retrospektif.
4 Faktor-Faktor Yang Penelitian dengan pendekatan kuantitatif Pembahasan sudah cukup Belum banyak menampilkan
Mempengaruhi Kejadian dengan rancangan penelitian case control. baik hasil penelitian sebelumnya
Ketuban Pecah Dini (KPD) Jumlah populasi untuk kelompok kasus 74
Pada Ibu Bersalin Di RS. ibu bersalin dengan KPD dan 74 kelompok
Betha Medika kontrol. Analisis statistik menggunakan
analisis univariat dan analisis bivariat.
Variabel independen adalah umur, paritas,
status pekerjaan dan kehamilan ganda.
Sedangkan variabel dependen adalah
ketuban pecah dini.
5 Gambaran Kejadian Jenis penelitian ialah deskriptif Pembahasan sudah dijelaskan Tidak menampilkan hasil dari
Ketuban Pecah Dini (KPD) retrospektif. Sampelpenelitian ini ialah ibu secara baik penelitian penelitian
di RSUP Prof. Dr. R.D. bersalin yang mengalami KPD pada usia sebelumnya
Kandou Manado Tahun kehamilan ≥37 minggu dan < 7 minggu di
2018 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode 1 Januari -31 Desember 2018.
F. Daftar Pustaka