DISUSUN OLEH :
ENDANG MARTINI, SST
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan dan
rahmat serta anugerahnya, sehingga saya mampu menyelesaikan penulisan makalah
yang berjudul Gangguan Organ PangguL ini dengan baik tanpa suatu kendala yang
berarti. Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi tugas Matrikulasi Patofisiologi
Kebidanan pendidikan Profesi Bidan.
Dengan selesainya makalah ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih
pada dosen dan teman-teman seangkatan profesi yang telah banyak membantu saya,
meskipun makalah ini disusun sedemikian rupa dengan usaha semaksimal mungkin.
Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari penulisan ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan dosen demi
kesempurnaan ini,.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
sebagai penulis khususnya dan pembaca lain atau mahasiswa pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan
berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan
kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang
akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus
kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal
resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk
perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis,
paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara
dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonom
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau
bidan terlambat mengenali, terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih
lengkap, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat ditangani.
(Anonim,2002).
Penanganan rujukan obstetri merupakan mata rantai yang penting, menjadi faktor
penentu dari hasil akhir dari kehamilan dan persalinan. Kurang lebih 40% kasus di
RS merupakan kasus rujukan. Kematian maternal di RS pendidikan 80-90%
merupakan kasus rujukan. Kematian perinatal di RS pendidikan kurang lebih 60%
berasal dari kelompok rujukan .Ada lima aspek dasar atau lima benang merah,
yang paling penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan
aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal
maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah membuat keputusan klinik,
asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan Infeksi, pencetakan (rekam
medik) asuhan persalinan dan rujukan (Asuhan Persalinan Normal,
2002).Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung
sendiri tanpa intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor ”P”
utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin
(passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu (respon ibu) , penolong saat
bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Dengan adanyakeseimbangan atau
kesesuaian antara faktor- faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat
berlangsung.
2. Rumusan Maslah
Bagaimana Proses persalinan yang dapat menyebabkan gangguan organ
panggul, peran bidan dan Implikasi gangguan organ panggul terhadap kualitas
hidup perempuan, dan peran bidan dalam mencegah gangguan organ
panggulkarena preses persalinan
3. Tujuan
1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. persalinan.
3. Power (kekuatan) adalah kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter
dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta
dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan seperti posisi
berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.
5. Psikologis dimana tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat
jika ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan
kepadanya.
2. Peran Bidan dan Implikasi Gangguan Organ panggul Terhadap Kualitas Hidup
perempuan
Sebagai tenaga kesehatan, khususnya bidan hendaknya mengenali dengan
seksama akan gejala yang ditimbulkan oleh gangguan trakturs urinaria ini agar
dapat memberi penanganan dengan tepat
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan
yang dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah kelainan pada
jalan lahir. Kelainan Jalan lahir berupa kesempitan pintu bawah panggul
menyebabkan terjadinya kesuliatan dalam persalinan. Peran bidan dalam
mengangani kasus ini adalah dengan kolaborasi dan rujukan ke tempat pelayanan
kesehatan yang memilki fasilitas yang lengkap .Peran bidan dalam menangani
kelainan jalan lahir hendaknya dapat dideteksi secara dini melalui ANC yang
berkualitas sehingga tidak ada keterlambatan dalam merujuk. Dengan adanya
ketepatan penanganan bidany ang segera dan sesuai dengan kewenangan bidan,
diharapkan akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Seperti hanya tenaga
kesehatan lainnya, peran bidan dalam kehamilan dan persalinan juga tidak kalah
pentingnya. Salah satunya yaitu membantu persalinan ibu dan memastikan kondisi
ibu serta janin tetap sehat.” Selama menjalani masa kehamilan hingga tiba waktu
melahirkan, ibu harus melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. Tentunya,
pemeriksaan dilakukan di fasilitas kesehatan dengan tenaga ahli sesuai dengan
bidangnya. Selain dokter kandungan, pemeriksaan kehamilan juga bisa ibu lakukan
bersama bidan.
peran dan fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik, dan peneliti. Sedemikian kompleksnya peran, fungsi, dan
tanggung jawab seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya memberikan
pelayanan kebidanan yang terbaik dan professional kepada masyarakat maka
untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan landasan yang kuat
berupa kompetensi bidan, sehingga meningkatkan persepsi yang baik terhadap
bidan.
Pemantauan dan deteksi dini ibu hamil adalah upaya dalam memberikan
bimbingan, memberikan semangat, nasehat dan kemudahan kepada keluarga ibu
hamil untuk mengenal, mencegah dan mengatasi masalah kehamilan, persalinan
dan pelayanan neonatal yang dihadapinya. Sasaran pemantauan ibu hamil adalah
ibu hamil yang memiliki resiko tinggi. Kehamilan dengan resiko tinggi adalah
kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi
dengan cacat atau terjadi komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada
wanita normal umumnya. Ada banyak hal yang menyebabkan suatu kehamilan
masuk dalam katagori resiko tinggi. Teknik pemilihan ibu hamil beresiko tinggi
ditentukan oleh tenaga kesehatan atau bidan. kondisi – kondisi yang mendorong
peran bidan adalah individu memiliki kesadaran bahwa aktifitas yang dilakukan
penting, individu menyadari bahwa tindakan yang dilakukan akan membuat
perubahan, berbagai bentuk peran bidan diakui dan dihargai, memiliki kemampuan
dalam berperan serta dan ada dukungan .
Perubahan paradigma menunggu terjadinya komplikasi kemudian baru
menanganinya menjadi pencegahan terjadinya komplikasi yang dapat membawa
perbaikan kesehatan bagi kaum ibu di Indonesia. Penyesuaian ini sangat penting
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir karena sebagian
besar persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer
dimana tingkat keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan difasilitas
pelayanan tersebut masih belum memadai. Deteksi dini dan pencegahan
komplikasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru
lahir, jika semua tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah
atau deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, merupakan asuhan persalinan
secara tepat guna dan tepat waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi dan
segera melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, maka para ibu akan
terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian. (Mardliyana & Ainiyah, 2019)
Ketika memberikan pelayanan kesehatan untuk ibu, seorang bidan juga memiliki
kewenangan untuk melakukan beberapa hal berikut:
Memberikan bimbingan IMD dan pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6
bulan pertama.
Memberikan uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan pascalahir.
Mengeluarkan surat keterangan hamil dan melahirkan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dikatakan patuh apabila mau mentaati dan
mengikuti suatu spesifikasi, standar atau aturan yang telah diatur dengan jelas yang
dibuat oleh Dinas Kesehatan atau organisasi yang berwenang. Dalam hal ini seorang
bidan dikatakan patuh dalam asuhan persalinan normal apabila bidan melakukan
asuhan persalinan normal sesuai dengan standar yaitu melaksanakan 58 langkah.
Dengan bidan mematuhi asuhan persalinan normal sesuai dengan standar diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu.(Istikhomah & Rahmawati, 2017). peran
seorang bidan sebagai fasilitator P4K dalam persiapan persalinan ibu hamil trimester III,
adanya peran bidan sebagai educator P4K dalam persiapan persalinan ibu hamil
trimester III, dan adanya peran bidan sebagai pelaksana P4K dalam persiapan
persalinan ibu hamil trimester III. (Mujianti 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Azissah, D., & Wulandari, D. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Bidan dalam
Pemantauan dan Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat
Kota Bengkulu. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 184–202.
https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.307;Diakses [15-07-2022]
Fitriyani, F., & Aisyah, R. D. (2019). Hubungan frekuensi antenatal care dengan program persiapan
persalinan dan pencegahan komplikasi. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 15(1), 31–36.
https://doi.org/10.31101/jkk.998 ; Diakses [15-07-2022]
Istikhomah, H., & Rahmawati, P. (2017). Kepatuhan Bidan Pada Asuhan Persalinan Normal Di Rsud
Wonosari, Gunungkidul. Jurnal Kebidanan Indonesia, 8(1), 129–138.
https://doi.org/10.36419/jkebin.v8i1.168 ; Diakses [15-07-2022]
Mardliyana, N., & Ainiyah, N. (2019). Peran Bidan dalam Pengembangan Manual Rujukan KIA pada Ibu
Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Bantul (Analisis Kejadian Kehamilan Risiko Tinggi) Nova. Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara Forikes, Ponorogo, 10, 59–62.
http://forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf10111/10111; Diakses [15-07-2022]
Sukarta, A., & Rosmawaty, R. (2019). Pengaruh posisi mengedan terhadap lama kala II persalinan di
Rumah Sakit X tahun 2018. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 15(1), 94–100.
https://doi.org/10.31101/jkk.1031; Diakses [15-07-2022]
Pangastuti, Nuring et al. 2018. “Gambaran Faktor Risiko Prolaps Organ Panggul Pasca Persalinan Vaginal
Di Daerah Istimewa Yogyakarta.” Majalah Kedokteran Bandung 50(2): 102–8. Diakses [17-07-2022]
Mujianti, Cicik. 2018. “Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Perencanaan Persalinan Dan Mencegah
Komplikasi Terhadap Persiapan Ibu Hamil.” Journal of Chemical Information and Modeling: 100–
114.