PEMBAHASAN
KONSEP REMAJA DAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA
A. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolesence berasal dari kata latin adolescere yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence (dari bahasa Inggris) yang
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik (Hurlock,1999). Piaget (dalam Hurlock, 1999) mengatakan
bahwa masa remaja adalah usia dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat
dewasa. Individu tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam
masyarakat, mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa
puber, termasuk di dalamnya juga perubahan intelektual yang mencolok, transformasi yang
khas dari cara berpikir remaja memungkinan untuk mencapai integrasi dalam hubungan
sosial orang dewasa.
Selanjutnya, Kartono (1990) mengatakan bahwa masa remaja juga sebagai masa
penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada
periode remaja terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai fungsi-fungsi
rohaniah dan jasmaniah. Yang sangat menonjol pada periode ini adalah kesadaran yang
mendalam mengenai diri sendiri dimana remaja mulai meyakini kemampuannya, potensi
dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut remaja berusaha menemukan jalan
hidupnya dan mulai mencari nilai-nilai tertentu, seperti kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan,
dan keindahan. Pada remaja terdapat tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi.
Menurut Hurlock (1999) semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada
penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan
untuk menghadapi masa dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja itu adalah :
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masa remaja
merupakan masa penghubung antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa
remaja terdapat berbagai perubahan, di antaranya terjadi perubahan intelektual dan cara
berpikir remaja, terjadinya perubahan fisik yang sangat cepat, terjadinya perubahan sosial,
dimana remaja mulai berintegrasi dengan masyarakat luas serta pada masa remaja mulai
meyakini kemampuannya, potensi serta cita-cita diri. Selanjutnya pada masa remaja terdapat
tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi sehingga pada akhirnya remaja bisa
dengan mantap melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya.
Menurut Hurlock (1999) pada masa remaja terdapat 8 kondisi yang mempengaruhi konsep
diri yang dimilikinya, yaitu :
1. Usia kematangan Remaja yang matang lebih awal dan diperlakukan hampir seperti orang
dewasa akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik. Tetapi apabila remaja matang terlambat dan
diperlakukan seperti anak-anak akan merasa bernasib kurang baik sehingga kurang bisa
menyesuaikan diri.
2. Penampilan diri Penampilan diri yang berbeda bisa membuat remaja merasa rendah diri.
Daya tarik fisik yang dimiliki sangat mempengaruhi dalam pembuatan penilaian tentang
ciri kepribadian seorang remaja.
3. Kepatutan seks Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu
remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidak patutan seks membuat remaja sadar dari
dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
4. Nama dan julukan Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai
namanya buruk atau bila mereka memberi nama dan julukan yang bernada cemoohan.
5. Hubungan keluarga Seorang remaja yang memiliki hubungan yang dekat dengan salah
satu anggota keluarga akan mengidentifikasikan dirinya dengan orang tersebut dan juga
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
6. Teman-teman sebaya Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua
cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep
teman[1]teman tentang dirinya dan yang kedua, seorang remaja berada dalam tekanan
untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
7. Kreativitas Remaja yang semasa kanak-kanak didorong untuk kreatif dalam bermain dan
dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang
memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal
masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang
mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
8. Cita-cita Bila seorang remaja tidak memiliki cita-cita yang realistik, maka akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-
reaksi bertahan dimana remaja tersebut akan menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
Remaja yang realistis pada kemampuannya akan lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagalan. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang
lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik. Berdasarkan penjelasan di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwa Konsep diri pada remaja dipengaruhi oleh usia,
kematangan, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga,
teman sebaya, kreativitas, cita-cita serta jenis kelamin.
Banyak batasan usia remaja yang diungkapkan oleh para ahli. Diantaranya adalah Monks,
dkk (1999) yaitu masa remaja awal, masa remaja pertengahan dan masa remaja akhir.
Batasan remaja yang diungkapkan oleh Monks, dkk (1999) tidak jauh berbeda dengan
pendapat Kartono (1990) yang membagi masa remaja menjadi masa pra pubertas, masa
pubertas dan masa adolesensi. Monks, dkk (1999) membagi fase-fase masa remaja
menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Remaja Awal (12 sampai 15 tahun) Pada rentang usia ini, remaja mengalami
pertumbuhan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat
intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak
mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-
kanakannya. Selain tu pada masa ini remaja belum tahu apa yang diinginkannya, remaja
sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas, dan merasa kecewa
(Kartono,1990).
2. Remaja Pertengahan (15-18 tahun) Pada rentang usia ini, kepribadian remaja masih
bersifat kekanak-kanakan, namun pada usia remaja sudah timbul unsur baru, yaitu
kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menemukan
nialai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
Maka, dari perasaan yang penuh keraguan pada usai remaja awal maka pada rentang usia
ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang lebih berbobot. Rasa percaya diri
pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian
terhadap tingkah laku yang telah dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja mulai
menemukan diri sendiri atau jadi dirinya (Kartono, 1990).
3. Masa Remaja Akhir (18-21 tahun) Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap
dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang
digariskan sendiri, dengan itikad baik dan keberanian. Remaja mulai memahami arah
kehidupannya, dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian
tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya (Kartono,1990).
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat
dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis,
dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama
keluarga. Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan
gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi. Masalah
gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, penurunan kesegaran
jasmani.Banyak penelitian telah membuktikan banyak sekali remaja yang
mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara lain Anemia (berkisar 40%) dan
IMT kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa
menyebabkan hal ini terjadi,tetapi dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang
mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya penanggulangannya.
Masalah gizi yang sering dialami pada remaja :
1. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zatzat gizi lain tidak memenuhi
kebutuhan tubuh. Akan tetapi para remaja putri, gizi kurang umumnya terjadi karena
keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik makannya.
2. Gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang baik sehingga jumlah
masukan energi (energy intake) berlebih .
3. Anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah. Remaja putri lebih beresiko
terkena anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga karena menstruasi
dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt
Kebutuhan Gizi Anak Remaja
1. Energi
a. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah
aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti baik dalam kegiatan di sekolah maupun
di luar sekolah. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan
asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
b. Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
2000 - 2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400- 2800 Kkal setiap hari.
AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan
sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti,
macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
2. Protein
a. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang
sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan
cepat lebih dulu.
b. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5 -
2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48- 62 gr per hari
untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki
3. Kalsium
a. Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular,
skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak
dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50 persen
massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
b. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk
perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik
adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan lain-lain.
4. Zat Besi
a. Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat.
Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah
dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi
menurun.
b. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan
zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan
terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki.
c. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan
besi yang meningkat, akan mengalami anemi gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi
mungkin merupakan limiting factor untuk pertumbuhan pada masa remaja,
mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi.
5. Seng ( Zinc )
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk
remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda
perempuan dan laki-laki
6. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan
untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E
untuk pembentukan dan penggantian sel.
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang
yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah, pengaruh dari lingkungan
pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi
yang optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi
dan gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua
masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya,
karena remaja putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja
putri perlu suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya.
Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja
perempuan. Body image kurus itu indah dan cantik, merupakan salah satu penyebab
anorexia nervosa dan bulimia (keduanya merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus,
sehingga menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan),
khususnya remaja perempuan. Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan.
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja serta hormon testosteron
pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak diimbangi dengan perawatan
tubuh yang baik, terutama kebersihan badan dan asupan nutrisi yang baik, peningkatan kadar
hormon tersebut bisa mengakibatkan munculnya jerawat yang sering kali mengganggu
penampilan. Hal ini terjadi akibat kurangnya mengkonsumsi Vitamin A, C, dan E yang
banyak terdapat pada bit, sayur-sayuran, buah-buahan.Dan sering makan makanan gula dan
makanan kaya akan asam lemak seperti susu, mentega, minyak nabati. Disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang kaya serat.
Remaja yang tak memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan dan
ikan lebih rentan terhadap kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit asma, batuk dan
sesak nafas. Remaja dengan asupan dan terutama vitamin C paling rendah memiliki paru-
paru yang lebih lemah dibandingkan dengan yang lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi
vitamin E, yang terdapat pada minyak nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang
asma. Remaja yang mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak
omega-3 lebih mungkin untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengal-
sengal. Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah anemia
gizi. Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang kurang
mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya. Anemia, terjadi pula karena
peningkatan kebutuhan pada tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan,
melahirkan, sementara zat besi yang masuk sedikit.