Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
“Remaja”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada orang berkata bahwa remaja
merupakan kelompok yang biasa saja, tiada beda dengan kelompok manusia lain.
Sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok yang sering
menyusahkan orang tua. Pihak lainnya lagi menganggap bahwa remaja sebagai potensi
manusia yang perlu dimanfaatkan.
Pendekataan mana pun yang dijalani oleh Pembina, sebelum ataupun
bersamaan dengan usaha kongkrit dilakukan, sangat perlu adanya pengertian dan
pemahaman para Pembina terhadap remaja. Satu diantara usaha pengertian dan
pemahaman dimaksud adalah dengan mengetahui dan mengerti tentang pertumbuhan
dan perkembangan remaja. Khususnya dalam mengantar remaja menuju kematangan
psikis dan ketangan sosialnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada
masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.
Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-
kebingungan atau kegoncangan jiwa remaja, sehingga disebut sebagai periode
pubertas.
Mereka bingung karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan
diri, memahami dan menyeleksi serta melaksanakan nilai-nilai yang ditemui di
masyarakatnya, disamping perasaan ingin bebas dari segala ikatanpun muncul
dengan kuatnya. Sementara fisiknya sudah cukup besear, sehingga disebut anak
tidak mau dan disebut orang dewasa tidak mampu. Sehingga para ahli menyebutnya
sebagai masa peralihan.[1]
B. Fase-fase Remaja dan Ciri Utamanya
Para ahli berbeda-beda pendapatnya mengenai pembagian fase remaja,
dikarenakan sulitnya memberi bekas yang pasti.
Menurut Hurlock, dia membagi masa remaja menjadi dua fase, dan masing-
masing fase dibaginya ke dalam sub-sub, yaitu:
1. Puberty; yang terbagi pada:
a. Fase prepuberscent : sejak tahun terakhir masa anak
b. Fase puberscent : pemisah antara anak dengan adolescence (kematangan
seksual).
c. Fase post-puberscent : sejak akhir pubescent s/d 1-2 tahun masuk ke dalam
fase adolescence.
2. Adolescence; yang terbagi pada:
a. Early adolescence : dari usia 13-16 atau 17 tahun
b. Late adolescence: 17 tahun ke atas sampai tercapainya kematangan secara
hukum (Hurlock. 1980: 198-227).
Sedangkan Kwee Soen Liang (1980: 11) mengemukakan pembagian fase
remaja ini menjadi 3f ase, yaitu:
1. Praepuberteit Laki-laki : 13-14 tahun
Wanita : 12 – 13 tahun
Pada fase ini disebut sebaai fase negative, sturm and drang
2. Puberteit Laki-laki : 14 – 18 tahun
Wanita : 13 – 18 tahun
Pada fase ini remaja mengalami marindu puja
3. Adolescence Laki-laki : 19 – 23 tahun
Wanita : 18 – 21 tahun
Pada fase ini remaja sedang dalam keadaan stabil
Kemudian Hurlock (2002 : 57) membagi fase-fase perkembangan remaja
menjadi tiga fase, yaitu: remaja awal, remaja tengan dan remaja akhir.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat di atas maka pembagian fase
remaja dapat di bagi menjadi 3 fase, yaitu:
1. Fase pra-remaja: mulai usia 12 – 14 tahun
2. Fase remaja : mulai usia 14 – 18 tahun
3. Fase adolescence : mulai usia 18 – 21 tahun[2]
C. Perkembangan Fisik / Seksualitas
1. Fase pra-remaja
a. Pertumbuhan badan sangat cepat, wanita nampak lebih cepat dari pada laki-
laki, sehingga dapat menyebabkan seks antagonisme.
b. Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering berjalan tak seimbang,
sehingga dapat menimbulkan kekakuan dan kekurang serasian.
c. Seks primer dan skunder mulai berfungsi dan produktif di tandai dengan
mimpi pertama bagi laki-laki, dan menstruasi pertama bagi wanita,
(Bandingkan Andi Mappiare, 1982: 28-29).
2. Fase remaja
a. Bentuk badan lebih banyak memanjang daripada melebar, terutama bagian
badan, kaki dan tangan.
b. Akibat berproduksinya kelenjar hormon, maka jerawat sering timbul di
bagian muka.
c. Timbulnya dorongan-dorongan seksual terhadap lawan jenis, akibat matang-
nya kalenjar seks.
3. Fase adolescence (akhir masa remja)
a. Pertumbuhan badan merupakan batas optimal, kecuali pertumbuhan berat
badan.
b. Keadaan badan dan anggota-anggotanya menjadi berimbang, muka berubah
menjadi simetris sebagaimana layaknya orang dewasa.
D. Perkembangan Perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja perasaan sosial,
etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan masa
kematangan seksual. Di dorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super,
remaja lebih mudah terperosok ke arah tindakan seksual yang negatif. [3]
Granville Stanley Hall menyebut pada masa remaja awal ini sebagai
perasaan yang sangat peka; remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan
perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini di istilahkannya sebagai “storm and
stress”. Tidak aneh lagi bagi orang yang mengerti kalau melihat sikap dan sifat
remaja yang sesekali bergairah sangat dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu,
kegembiraan yang meledak bertukar dengan rasa sedih, rasa yakin diri berganti rasa
ragu diri yang berlebihan. Soal lanjutan pendidikan dan lapangan kerja tidak dapat
direncanakan dan ditentukannya. Lebih-lebih dalam persahabatan dan cinta, rasa
bersahabat sering bertukar menjadi senang.[4] Di masa ini remaja juga ingin
mencari kebebasan dan berusaha mencari konsep diri. Pada masa remaja akhir
sikap dan perasaan relatif stabil.
E. Pertimbangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan remaja timbul konflik antara pertimbangan
moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu karena
kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi. Maka para remaja
lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialistis[5] sehingga pada fase pra-
remaja, remaja mempunyai sikap sosial yang negatif. Namun, pada fase remaja
terjadi proses sosial, sehingga remaja mempunyai sikap sosial yang positif, suka
bergaul dan membentuk kelompok-kelompok seusia.
Pada fase adolescence, perkembangan sosial remaja berada dalam periode
krisis. Karena mereka berada di ambang pintu kedewasaan. Kematangan konsep
diri, penerimaan dan penghargaan sosial oleh orang dewasa sekitar konsep diri,
penerimaan dan penghargaan sosial oleh orang dewasa sekitarnya serta keharusan
bertingkah laku sebagai orang dewasa, menjadi tanda Tanya besar bagi mereka,
apakah sudah mampu menjadi orang dewasa, menjadi tanda Tanya besar bagi
mereka, apakah sudah mampu menjadi orang dewasa dengan segala tugas dan
tanggung jawabnya (Zakiah Drajad: 1977: 119).
F. Perkembangan Berpikir
Perkembangan berpikir pada remaja itu lebih kritis dibandingkan pada masa
anak-anak. Pada fase remaja tingkat berpikir berada dalam stadium operasional
formal yang bersifat verbal yang menekankan pada penggunaan rasio atau logika.
Kemudian kemampuan berpikir operasional formal nampaknya mencapai
kematangan pada fase adolescence, sehingga mampu menyusun rencana-rencana,
menyusun alternative dan menentukan pilihan dalam hidup dan kehidupannya.
G. Perkembangan Moral/Nilai
Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan
seks. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu,
sehingga kadang-kadang dinilai oleh masyarakat tidak sopan. Tambahan pula, ada
keberanian mereka menonjolkan seks sarta keberanian dalam pergaulan dan
menyerempet bahaya. Dari keadaan tersebut itulah kemudian sering timbul
masalah dengan orang tua atau orang dewasa lainnya, hal ini terjadi sekitar usia 15
– 17 tahun.[6] Setelah masa ini, stabilitas mulai timbul dan meningkat, remaja
lebih dapat mengadakan penyesuaian-penyusaian dalam aspek kehidupannya.
H. Perkembangan Jiwa Agama
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral.
Bahkan, seperti yang dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama memberikan
sebuah kerangka moral. Sehingga membuat seseorang mampu membandingkan
tingkah lakunya. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi
remaja yang sedang mencari eksistensi dirinya.
Dibandingkan dengan masa awal anak-anak, keyakinan agama remaja telah
mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anak-anak
ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik. Yang mana Tuhan
dibayangkan sebagai orang yang berada di awan. Sehingga pada masa remaja
mereka mungkin barusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang
Tuhan dan eksistensinya. Perkembangan pemahaman remaja terhadap keyakinan
agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.
Dalam studi yang dilakukan Goldman (1962) tentang perkembangan
pemahaman agama anak-anak dan remaja dengan latar belakang teori
perkembangan kognitif piaget, ditemukan bahwa perkembangan pemahaman agama
remaja berada pada tahap 3, yaitu format operational religious Thought, dimana
remaja memperlihatkan pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis.
Secara fisik remaja sudah berpenampilan dewasa, tetapi secara psikologis
belum. Ketidakseimbangan ini menjadikan terombang-ambing. Menghadapi gejala
seperti ini, nilai-nilai ajaran agama sebenarnya dapat difungsikan. Tokoh dan
pemuka agama mempunyai peran strategis untuk mampu melakukan pendekatan
yang tepat.
Melalui pendekatan dan penelitian nilai-nilai ajaran agama yang baik,
setidaknya akan memberi kesadaran baru bagi remaja. Bahkan agama itu
mengundang nilai-nilai ajaran yang sejalan dengan fitrah manusia, universal, dan
bertumpu pada pembentukan sikap akhlak mulia.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada masa
ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.
Menurut Hurlock, dia membagi masa remaja menjadi dua fase, yaitu, masa
puberty dan masa adolescence sedangkan Kwoe Soen Liang, membagi fase remaja
menjadi tiga fase, yaitu: praepuberteit, puberteit, dan adolescence.
Ciri-ciri penting remaja awal yaitu sekitar 12/13 – 17/18 tahun, seperti yang
diungkapkan oleh Hurlock, yaitu: keinginan untuk menyendiri, berkurang kemauan
untuk bekerja, kurang koordinasi fungsi-fungsi, kejemuan, kegelisahan, kepekaan
perasaan, kurang percaya diri, dan timbul minat pada lawan jenis.
Ciri-ciri penting remaja akhir yaitu sekitar 17/18 – 21/22, ialah stabilitas mulai
timbul dan meningkat, pandangan yang lebih realitas, menghadapi masalah secara lebih
matang, serta perasaan menjadi lebih tenang.
Makalah Masa Pubertas dan Remaja

Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim…
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
curahan rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan
waktu yang di harapkan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah
membantu dalam penyajian makalah ini. Terutama kepada dosen bidang study
yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan ketentuan dan arahan dari beliau.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan
sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat sesuai dengan
indikator yang di harapkan.

Bandung, 30 November 2013

                                                                                                                         Penyu
sun

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1.     Latar Belakang
1.2.     Rumusan Masalah
1.3.     Tujuan
Bab II Masa Pubertas
2.1.     Pengertian Masa Pubertas
2.2.     Ciri-Ciri Pubertas
2.3.     Perubahan Tubuh pada Masa Puber
2.4.     Akibat Perubahan pada Masa Puber
Bab III Masa Remaja
3.1.     Pengertian Remaja
3.2.     Ciri-ciri Masa Remaja
3.3.     Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
3.4.     Perubahan Kepribadian
3.5.     Tanda Bahaya Yang Umum Dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri
Remaja
BAB IV
Penutup
4.1.     Kesimpulan
Daftar Pustaka

Bab I

Pendahuluan

1.1.     Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa
topan badai dan  stress  (Storm  and  Stress).
Karena  mereka  telah  memiliki
keinginan  bebas  untuk  menentukan  nasib  sendiri,  kalau  terarah  deng
an baik  maka  ia  akan  menjadi  seorang  individu  yang  memiliki  rasa
tanggungjawab,  tetapi kalau  tidak  terbimbing maka bisa menjadi
seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif, sosioemosional, dan
seksual. Perilaku kognitif merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai
dengan bagaimana pola berpikir dari remaja itu. Sedangkan perilaku
sosioemosianal merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan
emosi remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan
sosialnya. Dan perilaku seksual yakni suatu perilaku yang berkaitan erat
dengan bagaimana remaja tersebut berpacaran. Perilaku-perilaku tersebut
tentunya berkaitan erat dengan masa pubertas. Dimana masa tersebut
merupakan masa tumbuh kembang yang dialami oleh semua remaja.
Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan
berlangsung dengan  cepat. Itu dinamakan masa pubertas.
Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama
(menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Kini,  dikenal  adanya  pubertas  dini pada  remaja.  Penyebab  pubertas  
dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang
mirip dengan
hormon  estrogen. Hormon  ini  diketahui  sangat  berperan  dalam  meng
atur perkembangan seks wanita.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya
pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana
mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu
dalam pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten
dalam mengambil keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana
mereka lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk
mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena
dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja
perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan
keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan
keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang
menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan
kegagalan untu member mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu
sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada
tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya.

1.2.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.2.1.              Apa pengertian dari masa pubertas?
1.2.2.              Bagaimana ciri-cirinya?
1.2.3.              Bagaimana perubahan tubuh pada masa puber?
1.2.4.              Apa pengertian dari masa remaja?
1.2.5.              Bagaimana ciri-cirinya?
1.2.6.              Bagaimana tugas perkembangan pada masa remaja?
1.2.7.              Bagaimana perubahan kepribadian?
1.3.     Tujuan
1.3.1.                  Bisa menjelaskan pengertian dari masa pubertas
1.3.2.                  Mengetahui ciri-ciri dari pubertas
1.3.3.                  Mengetahui perubahan tubuh pada masa puber
1.3.4.                  Bisa menjelaskan pengertian dari masa remaja
1.3.5.                  Mengetahui ciri-ciri dari masa remaja
1.3.6.                  Mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja
1.3.7.                  Mengetahui perubahan kepribadian yang terjadi pada masa
remaja

Bab II

Masa Pubertas

2.1.     Pengertian Masa Pubertas


Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika
anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual.
Seperti diterangkan Root “Masa puber adalah suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan
dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.
[1] Pubertas  adalah  masa ketika  seorang  anak  mengalami  perubahan  
fisik,
psikis,  dan  pematangan fungsi  seksual.  Masa  pubertas  dalam  kehidup
an  kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga  sepuluh  tahun
dan berakhir  lebih
kurang  di usia  15  hingga  16  tahun.  Pada  masa  ini  memang  pertumb
uhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Pada  perempuan
pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan
pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.[2]
Pada  saat  seorang  anak memasuki
masa  pubertas  yang  ditandai dengan
menstruasi  pertama  pada  remaja  putri  atau  pun  perubahan  suara pad
a  remaja
putra,  secara  biologis  dia  mengalami  perubahan  yang sangat  besar.    
Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk
ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif
dalam memproduksi
dua  jenis  hormon  (gonadotrophins  atau gonadotrophic  hormones)  yan
g berhubungan  dengan  pertumbuhan,  yaitu: 1)  Follicle-
Stimulating  Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH).  Pada
anak perempuan, kedua hormon tersebut
merangsang pertumbuhan  estrogen  dan  progesterone:  dua  jenis  horm
on
kewanitaan.   Pada  anak  lelaki,  Luteinizing  Hormone  yang  juga  dina
makan Interstitial-
Cell  Stimulating  Hormone  (ICSH)  merangsang  pertumbuhan
testosterone.      Pertumbuhan  secara  cepat  dari  hormon-hormon  terseb
ut di  atas
merubah  sistem  biologis  seorang  anak.  Anak  perempuan  akan menda
pat menstruasi,  sebagai pertanda bahwa  sistem  reproduksinya  sudah
aktif. Selain  itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai
berkembang, dll.  Anak lelaki
mulai  memperlihatkan  perubahan  dalam suara,  otot,  dan  fisik  lainnya 
 yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone.   Bentuk
fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan
membawa mereka pada dunia remaja.
Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri sudah dewasa
sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil
sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir,
mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat
mengutamakan kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah
terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh
lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma
masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal
baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan
informasi yang benar dan jelas.[3]
2.2.     Ciri-Ciri Pubertas
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai
oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi
dalam tahapan-tahapan lain dalam rentang kehidupan. Yang terpenting
diantaranya dibahas berikut ini:
2.2.1.          Periode tumpang tindih
Masa puber harus dianggap periode tumpang tindih
karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan
tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara
seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang
secara seksual, anak dikenal sebagai “remaja atau remaja
muda”.
2.2.2.          Periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang
terjadi di dalam maupun diluar tubuh, masa puber relatif
merupakan periode yang singkat, sekitar 2-4 tahun. Anak
yang mengalami masa puber selama 2 tahun atau kurang
dianggap sebagai anak yang “cepat matang”, sedangkan
yang memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan
menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “lambat
matang”. Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung
lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi
terdapat perbedaan yang mencolok pada setiap kelompok.
2.2.3.          Puber dibagi dalam tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupkan periode
yang singkat dalam rentan kehidupan, namun biasanya
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap prapuber, tahap puber,
dan tahap pascapuber.
a)      Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan 1 atau 2 tahun
terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap
sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak
tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap
prapuber atau pematangan, ciri-ciri seks sekunder
mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum
sepenuhnya berkembang.
b)      Tahap puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa
kanak-kanak dan masa remaja saat dimana kriteria
kematangan seksual muncul –haid pada anak
perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali
di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap
remaja (atau tahap matang), ciri-ciri seks sekunder
telah berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-
organ seks.
c)      Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama
atau kedua masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri
seks sekunder telah berkembang baik, dan organ-
organ seks mulai berfungsi secara matang.

2.2.4.          Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan


yang pesat
Masa puber atau pubertas adalah salah satu dari dua
periode dalam rentang kehidupan yang ditandai oleh
pertumbuhan pesat dan perubahan mencolok dalam proporsi
tubuh. Periode yang lain adalah masa pranatal dan
pertengahan pertama dari tahun kehidupan pertama.
Biasanya periode ini disebut sebagai “bayi tumbuh pesat”.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi selama masa puber pada umunya disebut sebagai
“remaja tumbuh pesat”. Karena agak mendahului atau
terjadi bersamaan dengan perubahan-perubahan masa
lainnya. Tumbuh pesat ini berlangsung 1 atau 2 tahun
sebelum anak secara seksual menjadi matang dan
berlangsung terus selama 6 bulan sampai setahun kemudian.
Jadi seluruh periode tumbuh pesat berlangsung hampir
selama 3 tahun, sedikit lebih lama dari periode “bayi
tumbuh pesat” yang berlangsung kurang dari satu setengah
tahun.
2.2.5.          Masa puber merupakan masa negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler
menamakan masa puber sebagai fase negatif.
Istilah fase menunjukan periode yang berlangsung
singkat; negatif berarti bahwa individu mengambil sikap
“anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan
sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.
Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif
merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang
terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu
secara seksual menjadi matang. Juga terdapat bukti bahwa
perilaku khas dari “fase negatif” masa puber lebih menonjol
pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
2.2.6.          Pubertas terjadi pada berbagai usia
Pubertas dapat terjadi setiap saat antara usia 5/6 dan
19 tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuan dalam
kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara
seksual pada 13 tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun
kemudian. Juga terdapat perbedaan waktu yang perlu untuk
menyelsaikan proses perubahan masa puber. Ini berkisar
rata-rata antara 2-4 tahun, sedikit lebih singkat daripada
waktu yang diperlukan anak laki-laki.
Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam
waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan
banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki
dan anak perempuan. Perbedaan dalam saat dimulainya
masa puber inilah yang menjadikan periode ini merupakan
salah satu periode yang sangat sulit sekalipun periode ini
sangat singkat. [4]
2.3.     Perubahan Tubuh pada Masa Puber
Anak Laki-laki Anak Perempuan
2.1.Perubahan ukuran tubuh
Perubahan tinggi tubuh dari Dua tahun sebelum haid dan
usia 12,8 tahun sampai 15,3 setahun setelah haid. Berhenti
tahun. Puncaknya pada 14 sekitar 18 tahun.
tahun.
2.2.Ciri-ciri Seks Primer  
Gonad atau testes yang terletak     Berat uterus anak usia sebelas
dalam scrotum pada usia 14 atau dua belas tahun berkisar
tahun baru sekitar 10% dari 5,3 gram; pada usia enam belas
ukuran matang. Kemudian rata-rata  beratnya 43 gram.
terjadi pertumbuhan pesat Tuba falopi, telur-telur dan
selama satu atau dua tahun, vagina juga tumbuh pesat pada
setelah itu pertumbuhan saat ini.
menurun; testes sudah     Datangnya haid yang akan
berkembang penuh pada usia terjadi kira-kira setiap dua
20/21 tahun. puluh delapan hari sampai
menopuse, pada akhir empat
puluhan  atau awal lima
puluhan tahun.
2.3.Ciri-ciri Seks Sekunder
         Rambut       Pinggul
Rambut kemaluan timbul Pinggul menjadi bertambah
sekitar setahun setelah testes lebar dan bulat, akibat
dan penis mulai membesar. membesarnya tulang pinggul
Rambut ketiak dan rambut di dan berkembangnya lemak
wajah timbul kalau bawah kulit.
pertumbuhan rambut kemaluan       Payudara
hampir selesai demikian pula Segera setelah pinggul mulai
rambut tubuh. membesar, payudara juga
         Kulit berkembang. Puting susu
Kulit menjadi lebih kasar, tidak membesar dan menonjol, dan
jernih, warnanya pucat dan dengan berkembangnya
pori-pori meluas. kelenjar susu, payudara
         Kelenjar menjadi lebih besar dan lebih
Kelenjar lemak atau yang bulat.
memproduksi minyak dalam       Rambut
kulit semakin membesar dan Rambut kemaluan timbul
menjadi lebih aktif, sehingga setelah pinggul dan payudara
dapat menimbulkan jerawat. mulai berkembang. Bulu ketiak
         Otot dan bulu pada wajah mulai
Otot-otot bertambah besar dan tampak setelah haid. Semua
kuat, sehingga memberi bentuk rambut kecuali rambut wajah
bagi lengan, tungkai kaki, dan mula-mula lurus dan terang
bahu. warnanya, kemudian menjadi
         Suara lebih subur, lebih kasar, lebih
Suara berubah setelah rambut gelap dan agak keriting.
kemaluan timbul. Mula-mula       Kulit
suara menjadi serak dan Kulit menjadi lebih kasar,
kemudian tinggi suara lebih tebal, agak pucat dan
menurun, volume meningkat lubang pori-pori bertambah
dan mencapai pada yang lebih besar.
enak. Suara yang pecah sering       Kelenjar
terjadi kalau kematangan Kelenjar lemak dan kelenjar
berjalan pesat. keringat menjadi lebih aktif.
         Benjolan dada Sumbatan kelenjar lemak dapat
Benjolan-benjolan kecil menyebabkan jerawat.
disekitar kelenjar susu pria Kelenjar keringat di ketiak
timbul sekitar usia 12 dan 14 mengeluarkan banyak keringat
tahun. Ini berlangsung selama dan baunya menusuk sebelum
beberapa minggu dan kemudia dan selama masa haid.
menurun baik jumlahnya       Otot
maupun besarnya. Otot semakin besar dan
semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang
akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu,
lengan dan tungaki kaki.
      Suara
Suara menjadi lebih penuh dan
lebih semakin merdu. Suara
serak dan suara yang pecah
jarang terjadi pada anak
perempuan.

2.4.     Akibat Perubahan pada Masa Puber


a.       Ingin menyendiri
Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti dan
diperlakukan kurang baik, dan ia juga mengadakan eksperimen seks
melalui mastrubarsi. Gejala menarik diri ini mencakup
ketidakinginan berkomunikasi dengan orang lain.
b.      Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat
digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan
kehidupan pada umunya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja
sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun.
c.       Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola
koordinasi gerakan, anak akan merasa kikuk dan janggal selama
beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan
membaik secara bertahap.
d.      Antagonisme Sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah
dan menantang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan
diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang
merendahkan.

e.       Emosi yang Meninggi


Kemurungan, merajuk, redakan amarah, dan kecenderungan untuk
menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri
bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir,
gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati
yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal
periode haid.
f.       Hilangnya Kepercayaan Diri
Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri sekarang
menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan, karena daya
tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari
orang tua dan teman-temanya.
g.      Terlalu Sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak
menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya, karena takut
orang lain akan memeperhatikan perubahan yang dialaminya dan
memberi komentar yang buruk.

Bab III

Masa Remaja
 
3.1.     Pengertian Remaja
Perkembangan  kognitif  remaja,  dalam  pandangan  Jean  Piaget 
(seorang
ahli  perkembangan  kognitif)  merupakan  periode  terakhir  dan tertinggi 
 dalam tahap pertumbuhan operasi  formal  (period of  formal
operations).     Pada periode
ini,  idealnya  para  remaja  sudah  memiliki pola  pikir  sendiri  dalam  us
aha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak.  Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian  rupa
sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak  alternatif  pemecahan  masalah  beserta  kemung
kinan
akibat  atau hasilnya.    Kapasitas  berpikir  secara  logis  dan  abstrak  me
reka berkembang  sehingga  mereka  mampu  berpikir  multi-
dimensi  seperti ilmuwan.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin
(adolescere) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh  menjadi dewasa.
Istilah adolescencemempunyai arti yang lebih luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini
diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang
yang lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-
kurangnya dalam masalah hak.[5]
3.2.     Ciri-ciri Masa Remaja
3.2.1.      Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. Semua
perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

3.2.2.      Masa Remaja sebagai Periode Peralihan


Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa,
dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat
keraguan akan peran yang harus dilakukan. Di lain pihak, status remaja
yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu
kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
3.2.3.      Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga
berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap
dan perilaku menurun juga.
Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal.
Meningginya emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola
perilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivelen terhadap setiap
perubahan.
3.2.4.      Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik
oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi
kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak
sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena
para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi
masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
3.2.5.      Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau
seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau
ayah?...Apakah mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau
agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya?
Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
3.2.6.      Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “Banyak anggapan populer tentang
remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak
diantaranya yang bersifat negatif”. Anggapan strereotip budaya bahwa
remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan
cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa
yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja
yang normal.
3.2.7.      Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna
merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang
ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.
Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi
juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya
emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik
cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa
apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai
tujuan yang ditetapkannya sendiri.
3.2.8.      Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja
menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan
bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu,
remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-
obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa
perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.[6]

Ciri-ciri Khusus Masa Remaja :[7]


  Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
  Emosinya yang tidak stabil
  Perkembangan seksual sangat menonjol
  Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
  Terikat erat dengan kelompoknya
3.3. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
  Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita
  Mencapai peran sosial pria dan wanita
  Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
  Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
  Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya
  Mempersiapkan karier ekonomi
  Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
  Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis[8]
3.4. Perubahan Kepribadian
Banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk pola
kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri. Beberapa di antaranya
sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak, tetapi banyak yang merupakan
akibat dari perubahan-perubahan fisik psikologis yang terjadi selama masa
remaja. Yang terpenting di antaranya sebagai berikut:

3.4.1.      Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang
yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang
terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti
dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat
menyesuaikan diri.
3.4.2.      Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik
merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah
diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang
menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3.4.3.      Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku
membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks
membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada
perilakunya.
3.4.4.      Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok
menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang
bernada cemoohan.
3.4.5.      Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini
dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini
sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri
yang layak untuk jenis seksnya.
3.4.6.      Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam
dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan
tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua, ia berada dalam
tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh
kelompok.
3.4.7.      Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada
konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak
didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang
mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
3.4.8.      Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu
dari reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak
mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan
konsep diri yang lebih baik.[9]
3.5. Tanda Bahaya Yang Umum Dari Ketidakmampuan
Penyesuaian Diri Remaja
  Tidak bertanggung jawab, tampak dalam perilaku mengabaikan
pelajaran, misalnya, untuk bersenang-senang dan mendapatkan
dukungan sosial.
  Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri
  Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti
standar-standar kelompok.
  Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang dikenal.
  Perasaan menyerah
  Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasan yang
diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
  Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan
diperhatikan
  Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi proyeksi,
berkhayal, dan memindahkan.

BAB IV
Penutup
4.1. Kesimpulan
Pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Ciri-ciri
masa puber yaitu periode yang tumpang tindih, periode yang singkat, dibagi
dalam tahap-tahap, merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat,
merupakan fase negatif. Dimana ini semua di tandai dengan perubahan seks
primer (berkembangnya gonad dan kelenjar pituitary pada organ-organ seks),
biasanya tanda bagi perempuan adalah haid sedangkan bagi laki-laki adalah
mimpi basah, selanjutnya perubahan pada seks sekunder (tumbuhnya rambut
di beberapa bagian tubuh, terjadi perubahan pada kulit, kelenjar, otot, suara,
payudara, dll). Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yaitu,
ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonisme sosial, emosi yang
meninggi, hilangnya kepercayaan diri, terlalu sederhana.
Sedangkan pengertian remaja secara Istilah adolescence mempunyai arti
yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis
masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang
lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya
dalam masalah hak.
Ciri ciri dari remaja yaitu, merupakan periode yang penting, sebagai
periode peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai usia bermasalah,
sebagai masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang
tidak realistik, dan ambang masa dewasa. Kemudian kondisi-kondisi yang
mempengaruhi konsep diri remaja yaitu, usia kematangan, penampilan diri,
kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya,
kreativitas, dan cita cita. Remaja merupakan masa peralihan menuju
kamatangan sebelum dewasa.

Mimpi Basah
Mimpi basah merupakan peristiwa Ejakulasi (pengeluaran air mani) pada saat
tidur, karena testis dan salurannya terisi penuh sperma. Mimpi basah
merupakan cara alami tubuh mengeluarkan timbunan sperma yang berbentuk
secara terus-menerus. Mimpi adalah salah satu cara otak untuk
mengeluarkan ide, hasrat, atau ketakutan yang terlalu abstrak. Tujuan dari
mimpi adalah untuk menyalurkan fantasi, ide, atau hasrat tadi secara mental
sehingga anda tidak terlalu ‘terbebani’ dengan hal-hal tadi. Prinsipnya sama
seperti mengosongkan tempat sampah.

Ejakulasi pertama yang dialami oleh remaja laki-laki merupakan tanda bahwa
ia telah siap untuk melaksanakan proses reproduksi. Bila ini terjadi pada saat
hubungan seks, sperma yang dikeluarkan dapat membuahi sel telur
perempuan yang telah matang dan menyebabkan kehamilan.

Selain sebagai pengeluaran sperma secara alamiah, secara fisiologis pun


mimpi basah merupakan pendidikan seks yang alamiah bagi remaja serta
cara penyaluran dorongan seksual secara sehat.

Menstruasi
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah
dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan.
Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang
perempuan untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor
kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai
antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk
kesehatan perempuan, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi
tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai perempuan
mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan
pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan perempuan untuk
bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang perempuan. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28
hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi
pada satu perempuan selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan
bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk
kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi perempuan tersebut.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan


tubuh perempuan setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan
beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan
oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada
permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan
ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila
perempuan tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam
indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur
dilepaskan dari indung telur perempuandan mulai bergerak menuju tuba
Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat
berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan
berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui
vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau
mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang
perempuan menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh
karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun
tidak selalu) bahwa seorang perempuan sedang hamil. Kehamilan dapat di
konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

Remaja perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses


reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya
penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Remaja
perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi
tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat
menstruasi pertama mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali
sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai masa
dewasa. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini pendidikan anatomi dan
fisiologi yang lebih baik telah menjadikan penerimaan akan menstruasi.
Malahan banyak perempuan yang melihat menstruasi dengan bangga
sebagai proses yang hanya terjadi pada perempuan. Beberapa keluarga
bahkan memiliki perayaan khusus untuk menghormati kedewasaan seorang
perempuan.

Kapan siklus menstruasi dimulai ?


Kebanyakan orang cenderung menganggap bahwa menstruasi adalah
pertanda mulainya pubertas. Kenyataannya, menstruasi paling terakhir
terjadi. Menstruasi tidak akan dimulai sampai sekurangnya satu tahun setelah
pertumbuhan pesat, yaitu setelah payudara mullai berkembang dan rambut
diketiak dan pubis mulai tumbuh. Satu atau dua tahun sebelum menstruasi,
vagina mulai menghasilkan cairan bening yang tak berbau. Bila sebelumnya
tidak mengetahui masalah ini, mungkin akan cemas. Keadaan ini normal dan
tidak perlu dicemaskan Bila cairan itu agak banyak bisa memakai pembalut
yang disediakan khusus tetapi kalau cairan tersebut berbau, berwarna kuning
atau menimbulkan rasa gatal, periksakan kedokter sekali siklus ini dimulai
akan berlangsung terus.

Mengapa beberapa remaja perempuan terlambat mulai menstruasi ?


Walaupun mestruasi biasanya mulai antara umur 11 dan 14 tahun, kadang-
kadang ada juga yang lebih lambat datangnya. Tidak perlu cemas, bila
teman-temannya sudah menstruasi, sedangkan dia belum. Biasanya hal ini
karena keterlambatan yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, misalnya:
ibunya terlambat mendapat menstruasi pertama, seringkali anaknya juga
mengalami hal yang sama. Jika ukuran tubuh lebih kecil dari ukuran rata-rata,
biasanya menstruasinya lebih telat. Hampir semua anak perempuan telah
menstruasi pada usia 16 tahun.

Berapa lama menstruasi itu berlangsung ?


Menstruasi pertama mungkin bervariasi lamanya, tapi bila sudah teratur
biasanya berlangsung sekitar 5 hari. Bisa juga lebih cepat atau lebih lama (3–
8 hari), Pendarahan lebih banyak terjadi pada hari kedua dan ketiga, lalu
semakin sedikit sampai menstruasi berhenti.

Seberapa sering menstruasi itu terjadi ?


Pada awalnya menstruasi berlangsung tidak teratur, mungkin terjadi diantara
2 sampai 3 bulan atau bahkan lebih lama, setelah menstruasi pertama. Hal ini
masih normal. Biasanya memerlukan waktu 18 bulan atau lebih,
barumenstruasi. Biasanya siklus terjadi sekali dalam sebulan, dari hari
pertama menstruasi sampai menstruasi berikutnya berlangsung 28–35 hari.
Keadaan ini disebut siklus menstruasi.

Bagaimana cara mengetahui, kapan periode berikutnya akan terjadi ?


Dianjurkan agar remaja mencatat hari pertama mengalami menstruasi. Pada
awalnya, hal ini dapat menjadi pegangan karena menstruasi belum teratur.
Bila sudah teratur maka menstruasi dapat lebih diperhatikan. Namun pada
beberapa orang tak dapat diduga, karena menstruasinya tidak teratur
sebagian remaja perempuan mencatat bahwa mengalami pertumbuhan
jerawat yang lebih banyak dari biasanya, misalnya sebelum menstruasi mulai.
Ada juga yang merasa bahwa payudara terasa membesar dan daerah di
sekitar putting susu menghitam dan puting susu menegang, menjelang
menstruasi.

Pemakaian pembalut pada saat menstruasi


Mengganti pembalut dilakukan sekurangnya 3 kali sehari. Pembalut yang
sudah kotor dicuci, dibungkus rapi, lalu dibuang ketempat sampah.

Dapatkah remaja mengalami kehamilan, bila telah menstruasi ?


Setelah mengalami menstruasi, maka remaja perempuan sudah bisa hamil.
Namun pada umumnya ovulasi (keluarnya sel telur) jarang terjadi sebelum
menstruasi berlangsung secara teratur. Jadi pada awalnya, walaupun sudah
menstruasi tapi belum subur. Bila mentruasi sudah teratur, sel telur akan
keluar dari salah satu indung telur setiap bulan. Bila bertemu dengan sperma
(misalnya hubungan seksual atau menempelnya sperma pada vagina), maka
sel telur tersebut sudah dibuahi, artinya dapat hamil. Kadang-kadang sel telur
sudah terlepas dari indung telur sebelum mengalami mentruasi pertama.

Apakah saat menstruasi akan mengalami rasa sakit ?


Pertama kali menstruasi biasanya tidak terasa sakit. Tapi bila siklus sudah
teratur, banyak remaja perempuan yang mengalami perasaan tidak enak
sebelum dan selama periode menstruasi (dismenore), mungkin akan
mengalami rasa keram di perut bagian bawah, atau rasa sakit pada
punggung bawah. Rasa sakit akan berakhir setelah beberapa jam dan obat
penghilang rasa sakit misalnya asam mefenamat biasanya dapat membantu
menghilangkan rasa sakit itu. Jika mengalami dismenore, sebaiknya periksa
ke dokter.

Dapatkah mandi atau berenang selama menstruasi ?


Tidak ada alasan medis untuk melarang orang melakukan kegiatan yang
biasa dia lakukan selama menstruasi. Hal ini hanya tergantung pada apa
yang dianggap baik. Sebagian remaja perempuan menghindari kegiatan olah
raga selama hari pertama atau kedua mentruasi, khususnya bila mereka
mengalami keram perut. Tak satupun ketentuan yang menyatakan bahwa
akan berakibat buruk bila mandi, mencuci rambut atau berenang selama
menstruasi. Bila menggunakan pembalut, sebaiknya tidak usah berenang
pada saat pendarahan banyak. Pada hari-hari terakhir, pendarahan tinggal
sedikit, bisa berenang tanpa memakai pembalut

makalah haid dan mimpi basah


BAB I 
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masalah yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi,
karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang
berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah
kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan
fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik
merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya
dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit
dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala
konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta
narkotika. 
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi
lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat.
Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan
memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar
dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung
jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan
reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja menjadi sangatpenting.

1.2 Tujuan Penulisan


     Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya
informasi kesehatan reproduksi remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

Di masyarakat, kasus-kasus kehamilan yang tidak dikehendaki selalu dipandang


dengan muatan-muatan yang sarat dengan moral. Masyarakat cenderung
menyalahkan korban, bukannya empati. Akibatnya, terjadi stigmatisasi dan
diskriminasi dan menjadikan kasus ini tabu untuk dibicarakan secara terbuka.
 
Akibat kehamilan yang tidak dikehendaki ini, hampir bisa dipastikan (khususnya
siswi) yang mengalami kasus ini harus berhenti dari sekolah atau dikeluarkan.
Pihak sekolah selalu beralasan, dengan memberikan izin sekolah bagi siswi
hamil, nama baik sekolah akan tercermar dan perbuatan tersebut akan ditiru oleh
murid-murid lainnya. Pendapat ini baru asumsi/ pandangan dan belum tentu
kebenarannya. Dengan demikian, pihak perempuanlah yang paling dirugikan bila
kasus ini benar-benar terjadi. 
Kasus kehamilan yang tidak dikehendaki ini merupakan kasus yang berakibat
terjadinya diskriminasi dan merupakan pelanggaran atas hak-hak anak, paling
tidak hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan Konvensi Hak Anak,
sehingga harus ada perubahan cara pandang atas kasus ini dari muatan moral
menjadi muatan empati, di mana hak-hak korban harus dilindungi dan
diperjuangkan secara bersama-sama, bukan lagi menyalahkan korban dengan
alasan-alasan yang tidak rasional, seperti menuduh korban sebagai pihak yang
memicu terjadinya perbuatan tersebut dengan memakai pakaian-pakaian seksi
dan sejenisnya.

Mengacu pada isu-isu global, seperti yang dibahas di International Conference of


Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994, maka setiap orang
(laki-laki dan perempuan, tanpa diskriminasi, termasuk anak dan remaja) harus
mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai. Maka bila ada
golongan tertentu (anak/remaja) yang karena sebab-sebab tertentu tidak dapat
mengakses pelayanan, maka hal tersebut termasuk pelanggaran hak.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau
Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

2.1 Menstruasi atau haid.


2.1.1 Pengertian
Menstruasi adalah tahap pertama pertanda kedewasaan ( pubertas )pada
anak perempuan, itu salah satu tanda fisik banyak bahwa seorang gadis
berubah menjadi seorang wanita.
Dan seperti banyak perubahan lain yang berhubungan  dengan pubertas,
menstruasi  tanda kedewasaan. Beberapa gadis tidak sabar untuk mengetahui
menstruasi  , sedangkan yang lain mungkin merasa takut atau cemas. Banyak
anak perempuan (dan pria!) Tidak memiliki pemahaman lengkap tentang
sistem reproduksi wanita atau apa yang sebenarnya terjadi selama siklus
menstruasi, membuat proses tampak lebih misterius.
Ketika gadis mulai memasuki  masa pubertas ( dimulai antara usia 8 dan 13),
tubuh  berkembang  dan mulai ada pemikiran penampilan diri . Hormon-
hormon dalam tubuh menstimulasi perkembangan fisik baru, seperti
pertumbuhan dan perkembangan payudara. Sekitar 2 sampai 2 ½ tahun
setelah payudara gadis mulai berkembang, ia biasanya mendapatkan
menstruasi pertama menstruasinya.
Sekitar 6 bulan atau lebih sebelum mendapat haid pertamanya, seorang gadis
mungkin  mengalami jumlah peningkatan keputihan . Pengeluaran ini adalah
umum. Tidak perlu untuk seorang gadis khawatir tentang cairan kecuali
adanya bau yang menyengat dan rasa gatal .
Awal menstruasi  ini dikenal sebagai menarche. Menarche tidak terjadi
sampai semua bagian dari sistem reproduksi seorang gadis telah jatuh tempo
dan bekerja sama.

2.1.2 Sistem Reproduksi Wanita


Bayi perempuan dilahirkan dengan indung telur, saluran telur, dan rahim.
Kedua ovarium berbentuk oval dan terletak di kedua sisi rahim (rahim) di
bagian bawah dari perut disebut panggul. Rahim berisi ribuan telur, atau
ovum. Dua saluran tuba yang panjang dan tipis. Setiap tuba fallopi
membentang dari ovarium ke rahim, organ berbentuk buah pir yang terletak
di tengah panggul. Otot-otot di dalam rahim wanita adalah yang lentur dan
mampu memperluas untuk memungkinkan rahim untuk mengakomodasi
janin yang tumbuh dan kemudian membantu mendorong bayi keluar saat
persalinan.
Sebagai seorang gadis dewasa dan memasuki masa pubertas, kelenjar
pituitari melepaskan hormon-hormon yang merangsang ovarium untuk
memproduksi hormon-hormon lain yang disebut estrogen dan progesteron.
Hormon-hormon ini memiliki banyak efek pada tubuh seorang gadis,
termasuk kematangan fisik, pertumbuhan, dan emosi.
Kira-kira sekali sebulan, telur kecil meninggalkan salah satu indung telur –
proses yang disebut ovulasi – dan bergerak ke bawah salah satu saluran tuba
menuju rahim. Pada hari-hari sebelum ovulasi, hormon estrogen merangsang
uterus untuk membangun lapisan dengan darah ekstra dan jaringan,
membuat dinding rahim tebal dan empuk. Hal ini terjadi untuk
mempersiapkan rahim untuk kehamilan: Jika sel telur dibuahi oleh sel
sperma, ia bergerak ke rahim dan menempel pada dinding bantalan rahim, di
mana ia perlahan-lahan berkembang menjadi bayi.
Jika telur tidak dibuahi, maka darah haid runtuh – yang merupakan kasus
selama sebagian besar dari siklus bulanan wanita – karena  tidak ada yang
menempel pada dinding rahim. Ketika ini terjadi, rahim meruntuhkan
lapisan jaringan tambahan. Darah, jaringan, dan telur yang tidak dibuahi
meninggalkan rahim, akan melalui vagina pada jalan keluar dari tubuh. Ini
adalah periode menstruasi.
Siklus ini terjadi hampir setiap bulan selama beberapa dekade s (kecuali,
ketika perempuan hamil) sampai seorang wanita mencapai menopause dan
tidak lagi tumbuh sel telur dari ovarium.

2.1.3 Seberapa Sering menstruasi ?


Sama seperti beberapa gadis mulai pubertas awal atau lebih lambat daripada
yang lain, yang sama berlaku untuk periode. Beberapa gadis mungkin mulai
menstruasi sejak usia 10, tetapi yang lain mungkin tidak mendapatkan
menstruasi pertama mereka sampai mereka berumur 15 tahun.
Jumlah waktu antara periode seorang gadis disebut siklus menstruasi (siklus
dihitung dari awal satu periode ke periode awal berikutnya). Beberapa gadis
akan menemukan bahwa siklus menstruasi mereka berlangsung 28 hari,
sedangkan yang lain mungkin memiliki siklus 24-hari, siklus 30-hari, atau
bahkan lebih. Setelah menarche, siklus menstruasi terakhir 21-45 hari.
Setelah beberapa tahun, siklus panjang untuk mempersingkat dewasa 21-34
hari.
Menstruasi yang tidak teratur sering terjadi pada anak perempuan yang baru
mulai menstruasi. Mungkin diperlukan waktu  tubuh untuk memilah-milah
semua perubahan terjadi, sehingga seorang gadis mungkin memiliki siklus
28-hari selama 2 bulan, kemudian  berbeda pada  bulan berikutnya. .
Biasanya, setelah satu atau dua tahun, siklus menstruasi akan menjadi lebih
teratur. Beberapa wanita tetap mengalami menstruasi yang tidak teratur
hingga dewasa.
Sebagai gadis usia , bertambah dan periode nya menetap – atau  akan lebih
berubah  untuk siklus sendiri yang unik – ia mungkin bisa memprediksi
kapan haid akan datang. Sementara itu, itu ide yang baik untuk melacak
siklus menstruasi  dengan kalender.

2.1.4 Berapa Lama dan Berapa Banyak?


Jumlah waktu haid  seorang gadis tidak sama dan  bervariasi. Beberapa gadis
memiliki periode yang berlangsung hanya 2 atau 3 hari. Gadis-gadis lain
mungkin memiliki periode yang berlangsung 7 hari. Aliran menstruasi – yang
berarti berapa banyak darah keluar dari vagina – dapat sangat bervariasi dari
gadis ke gadis juga.
Beberapa gadis mungkin khawatir bahwa mereka kehilangan terlalu banyak
darah. Ini bisa menjadi shock melihat darah itu, tapi itu tidak mungkin bahwa
seorang gadis akan kehilangan terlalu banyak, kecuali dia memiliki kondisi
medis seperti penyakit von Willebrand . Walaupun mungkin terlihat seperti
banyak, jumlah rata-rata darah hanya sekitar 2 sendok makan (30 ml) untuk
seluruh periode. Sebagian besar remaja akan mengganti pembalut 3 sampai 6
kali sehari, dengan perubahan lebih sering ketika periode mereka adalah
paling berat, biasanya pada awal periode.
                     Haid berlangsung lebih lama dari seminggu
                     Mengganti pembalut sangat sering ( lebih dari satu pad setiap 1-2
jam)
                     Tidak ada haid lebih dari 3 bulan
                     Ada pendarahan
                     Terasa nyeri sebelum atau selama menstruasi
                     Menstruasi  menjadi tidak teratur
                     Kram
Beberapa gadis mungkin melihat perubahan fisik atau emosional sekitar
waktu periode . Kejang-kejang menstruasi cukup umum – pada
kenyataannya, lebih dari setengah dari semua perempuan yang mengalami
menstruasi mengatakan  mengalami kram selama beberapa hari pertama
periode . Dokter berpikir bahwa kram disebabkan oleh prostaglandin, zat
kimia yang menyebabkan otot-otot rahim untuk berkontraksi.
Tergantung pada gadis itu, kram menstruasi dapat menjadi kusam dan sakit
atau tajam dan intens, dan  kadang-kadang dapat terasa di bagian punggung
serta perut. Ini kram sering menjadi kurang nyaman dan kadang-kadang
bahkan hilang sama sekali sebagai seorang gadis usia bertambah.
Banyak gadis dan wanita mengunakan obat nyeri  (seperti acetaminophen
atau ibuprofen) dapat meredakan kram,  bisa mengunakan mandi air hangat
atau menerapkan bantal pemanas hangat untuk perut bagian bawah.
Berolahraga secara teratur sepanjang siklus bulanan dapat membantu
mengurangi kram juga. Jika hal ini tidak membantu, mintalah nasihat dokter
Anda .

2.1.5 PMS dan Jerawat


Beberapa gadis dan wanita menemukan bahwa mereka merasa sedih atau
mudah tersinggung selama beberapa hari atau minggu sebelum periode .
Orang lain mungkin marah lebih cepat dari biasanya atau menangis lebih dari
biasanya. Beberapa gadis menginginkan makanan tertentu. Jenis perubahan
emosi mungkin merupakan hasil dari sindrom pramenstruasi (PMS) .
PMS berhubungan dengan perubahan hormon tubuh. Sebagai tingkat
hormon naik dan turun selama siklus menstruasi wanita, menstruasi dapat
mempengaruhi  perasaan, baik secara emosional dan fisik. Beberapa gadis,
selain merasa emosi lebih intens daripada biasanya yang dilakukan,
perhatikan perubahan fisik bersama dengan  menstruasi- beberapa merasa
kembung atau bengkak karena retensi air, yang lain melihat payudara
bengkak dan sakit, dan beberapa sakit kepala .
PMS biasanya hilang segera setelah menstruasi dimulai, tetapi dapat kembali
bulan demi bulan. Makan yang benar, tidur cukup, dan berolahraga dapat
membantu meringankan beberapa gejala PMS.  Konsultasi dengan dokter
jika  ada gejala-gejala pramenstruasi .
Ini juga tidak biasa bagi perempuan untuk  terjadi jerawat  selama waktu-
waktu tertentu dari siklus ;, hal ini disebabkan hormon. Untungnya, jerawat
berhubungan  dengan menstruasi cenderung menjadi kurang dari masalah 
bila telah tua.

2.1.6 Pembalut dan Pantyliner


Mulai menstruasi, Anda harus menggunakan sesuatu untuk menyerap darah.
Kebanyakan cewek menggunakan pad atau tampon. Tapi beberapa
menggunakan  pembalut menstruasi, yang menyisipkan seorang gadis ke
dalam vagina untuk menadah dan menahan darah (bukan menyerapnya,
seperti tampon).
Ada begitu banyak produk luar  yang mungkin diperlukan beberapa
eksperimen sebelum menemukan satu yang  terbaik bagi Anda. Beberapa
gadis hanya menggunakan sabut ( pertama mulai menstruasi), tampon
penggunaan beberapa saja, dan beberapa beralih sekitar – tampon pada siang
hari dan pembalut pada malam hari, misalnya.
Anak perempuan yang khawatir tentang kebocoran dari tampon sering
menggunakan pantiliner juga, dan beberapa anak perempuan menggunakan
liners sendirian di hari yang sangat sedikit pada menstruasi. .
Menstruasi  tidak harus  berolahraga, bersenang-senang, dan menikmati
hidup. Anak perempuan yang sangat aktif, khususnya yang menikmati
renang, sering menemukan bahwa tampon adalah pilihan terbaik selama
olahraga.
Jika Anda memiliki pertanyaan tentang pembalut, tampon, atau mengatasi
menstruasi , mintalah orang tua, guru kesehatan, perawat sekolah, atau kakak
perempuan.

2.2 Mimpi basah


2.2.1 Pengertian
Mimpi basah adalah pengeluaran cairan semen (mani) di waktu tidur dan
hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-
laki, yang sekaligus menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas

2.2.2 Bagaimana Bisa Terjadi?


Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan
sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan
melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani yang diproduksi
oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan
keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata
disebut mimpi basah. 

                                                              

                                                                  BAB III


                                                               PENUTUP

3.1. Kesimpulan
     Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial.
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat
dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya
dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit
dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala
konsekuensinya.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi
lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan
bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai
sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan. 
Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada
gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara
bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat. 

Anda mungkin juga menyukai