PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis dan
perubahan social. Disebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi
dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan
suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang
ditandai dengan perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan
perubahan pada seks sekunder (Secondary Sex Characteristics). Meskipun
perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari
kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan
individual dalam umur dari perubahan-perubahan.1
Perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas itu berbeda-beda,
tetapi cara mereka melampiaskan gangguan ketidak seimbangan tampaknya sama.
Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat dilihat adalah mudah tersinggung, tidak
dapat diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya, ada kecenderungan
menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang
kewenangan,sangat mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain,
tidak suka melakukan tugas rumah ataupun sekolah, dan sangat tampak bahwa
dirinya tidak bahagia. Prosesi mitasi yang dialami remaja cenderung berjalan
sesuai dengan keadaan yang terjadi pada saat remaja itu sendiri menjalani
kehidupannya. Dalam konteks psikologi, pembentukan identitas merupakan tugas
utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir
masa remaja. Jika dalam perkembangan itu dapat diatur dengan baik, tentu akan
1
Prima Dewi Kusumawati, dkk. Edukasi Masa Pubertas pada Remaja, Journal of
Community Engagement in Health | Vol. 1 No. 1 March 2018 | pp. 1 – 3
p-ISSN: 2620-3758 | e-ISSN: 2620-3766
DOI: 10.30994/10.30994/vol1iss1pp16, Hal. 1
1
berpengaruh baik terhadap kekuatan psikososial. Secara psikologis, hal itu
mempengaruhi pola pikir dan pola sikap dari dalam jiwa remaja itu sendiri karena
remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fisik
maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase
remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada fase amat
potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.2
Berdasarkan rujukan diatas, maka dapat penulis tarik sebuah judul
“Perkembangan Remaja ( Masa Pubertas )”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka di dapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa ciri – ciri masa pubertas ?
2. Bagaimana kriteria pubertas ?
3. Apa saja penyebab pubertas ?
4. Apa bahaya pada masa pubertas ?
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II
2
Tati Nurhayati . jurnal PERKEMBANGAN PERILAKU PSIKOSOSIAL
PADA MASA PUBERTAS file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BFFE45F92-
F100-B7D6-A3C9-2D3217E9BCDA%7D/649-2242-1-PB-1.pdf
2
PEMBAHASAN
3
Marliani rosleny, Psokologi Perkembangan. Bandung:Pustaka Setia. Hal.155-156
3
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan
masa remaja. Kriteria kematangan seksual adalah munculnya haid
pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pada malam hari
pada anak laki-laki. Selama tahap remaja, ciri-ciri seks sekunder telah
berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
c) Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa
remaja. Selama tahap ini ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik
dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.4
Dan menurut Pieter, Janiwarti dan Saragih, klasifikasi batasan usia
remaja sebagai berikut:
(i) Prapubertas, batasan usia bagi seorang pria sekitar 10-11
tahun dan pada wanita 9-10 tahun.
(ii) Pubertas, batasan usia bagi seorang pria sekitar 12-15 tahun
dan pada wanita 11-15 tahun.
(iii) Pascapubertas, batasan usia bagi seorang pria dan
wanita 16-17 tahun.5
4
Ibid. Marliani rosleny, psokologi perkembangan hal. 156
5
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-B098-9091-1831-
B62C9C4E35F4%7D/BAB%202.pdf
4
kurang sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan remaja.
Pada tahap perkembangan ini, harus didukung oleh pemahaman orang tua
terhadap kondisi remaja yang sedang mencari jati dirinya. Oleh karena itu,
peran orang tua sebagai kawan dan sahabat lebih diperlukan pada masa ini
dari pada peran orang tua sebagai pengatur dan penentu keputusan.6
Dari perjelasan di atas dapat dipahami bahwa tingkah laku negatif
bukan merupakan ciri perkembangan remaja yang normal, tetapi remaja
yang berkembang memperlihatkan kemampuan bertingkah laku yang
pasitif. Remaja memang memperlihatkan tingkah laku yang khas sebagai
tanda mereka berkembang sebagai remaja yang normal. Menurut Blair
& Jones, 1964; Ramsey, 1967; Mead, 1970; Dusek, 1977; Besonkey, 1981,
mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan remaja sebagai berikit :
6
Umami ida. Psikologi Remaja, Yogyakarta: Idea Press (cet.1) 2019 hal 2
5
sebagai kawan. Akan tetapi, hubungan sudah mulai cenderung mengarah
kepada saling menyukai.
5. Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan. Pada masa ini, remaja
berusaha menemukan kebenaran yang hakiki. Apabila remaja mampu
menemukannya dengan cara yang baik dan benar, maka ia akan
memperoleh ketenangan dan sebaliknya bila merasa tidak menemukakan
kebenaran hakiki, keyakinannya tentang agama akan menjadi goyah.
6. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian. Kemandirian
remaja, biasanya ditunjukkan pada kemampuan mereka.
7. Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak
dan kehidupan orang dewasa. Oleh kerena itu, mereka akan
mengalalami berbagai kesulitan dalam hal penyesuaian diri untuk
menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. Mereka bingung dalam
mengahadapi diri sendiri dan sikap-sikap orang di sekitar mereka
yang kadang memperlakukan mereka senagai anak, namun di sisi
lain menuntut mereka bertingkah laku dewasa. Remaja menuntut
Kurt Lewin (dikemukakan oleh Blair dan Jones, 1969) berada dalam
posisi bingung dalam melakukan peran. Pada waktu tertentu orang
tua mereka menganggap mereka terlalu muda untuk terlibat untuk
dalam satu kegiatan (misalnya untuk menyetir mobil ke luar kota)
namun pada waktu lain mereka diminta berperilaku sebagai orang
dewasa, misalnya pengganti ayah. Diyakini bahwa ketidak menentuan
perlakuan orang dewasa terhadap remaja mengalami konflik peran,
terombang ambing dalam menentukan peran dan meraka tidak
stabil dan sulit diperkirakan tindakan mereka.
8. Pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri merupakan suatu
kekhasan perkembangan termaja untuk mengatasi periode transisi
seperti dikemukakan sebelumnya. Remaja ingin menjadi seorang
yang dianggap benar dalam menghadapi kehidupan ini. Oleh
kerena itu, remaja memerlukan keyakinan hidup yang benar
untuk mengarahkan mereka dalam bertingkah laku. Keyakinan
6
hidup itu disebut filsafat hidup. Remaja butuh filsafat hidup agar
dapat memfungsikan dirinya secara sosial, emosional, moral dan
intelektual yang dapat menimbulkan kabahagiaan pada dirinya.
Remaja membutuhkan suatu keyakinan bertingkah laku sebagai
anggota keluarga, (sebagai anak, kakak, atau adik), sebagai pelajar,
sebagai bangsa Indonesia dengan nilai dan adapt-adat atau budaya
yang khas. Semuanya itu dapat dimiliki remaja, jika ia diperkenalkan
dengan nilai-nilai filsafat itu, diberikan model dari orang-orang
dewasa yang dekat dengan nilai-nilai filsafat itu (orang tua dan
guru), dan dikenai dengan tingkah laku yang mrngundang nilai-
nilai filsafat hidup itudan mendaptatkan sokongan dan penghargaan
kalau tingakah laku sesuai dengan nilai-nilai filsafat hidup itu.7
Menurut Hurlock (2012), selama pertumbuhan pesat masa puber,
terjadi empat perubahan fisik penting pada tubuh remaja. Perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks
primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
1. Perubahan ukuran tubuh
Perubahan Fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran
tubuh dalam tinggi dan berat badan. Peningkatan tinggi badan yang
terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya,
pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau
dua puluh satu. Karena periodepertumbuhan yang lebih lama, anak laki-
laki lebih tinggi dari pada anak perempuan pada saat sudah matang, karena
setelah haid, tingkat pertumbuhan berhenti sekitar delapan belas tahun.
Pertambahan berarti tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang
dan jaringan otot bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan
pesat bertambah berat, tetapi seringkali kelihatannya kurus dan
kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi
sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu pertambahan berat hanya
sedikit. Bagian laki-laki, pertambahan berat maksimum terjadi setahun
7
Ibid. Umami ida. Psikologi Remaja hal 4
7
atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia
enam belas tahun, setelah itu pertambahan berat hanya sedikit. Kegemukan
selama masa puber bagian laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh.
Antara usia sepuluh dan dua belas, disekitar permulaan terjadinya
pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk
lemak di perut, di sekitar puting susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher,
dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah kematangan masa puber
dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap
sampai dua tahun lebih selama masa awal masa puber.
8
pada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang.
Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk
sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada umumnya lebih
ramping.
3. Ciri – ciri seks primer
Pertumbuhandanperkembanganciri-ciri seks primer, yaitu organ-
organ seks. Padapria, gonad atau testis, yang terletak di dalam scrotum
diluar tubuh, pada usia empat belas tahun sekitar sepuluh persen dari
ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua
tahun, setelah itu pertumbuhan menurun; testis sudah berkembang penuh
pada usia dua puluh atau dua pulu satu.
Segera setelah pertumbuhan pesat testis terjadi, maka pertumbuhan
penis meningkat pesat. Yang mula-mula meningkat adalah panjangnya,
kemudian disertai secara berangsur-angsur dengan besarnya.
Kalau fungsi organ reproduksi pria sudah matang, maka biasanya
mulai terjadi basah malam, biasanya kalau anak laki-laki bermimpi tentang
seksual yang menggairahkan, kalau kandung kemihnya penuh atau
mengalami sembelit kalau ia memakai piyama yang ketat atau kalau ia
terselimuti dengan hangat. Banyak anak laki-laki tidak menyadari apa
yang terjadi sampai ia melihat bercak-bercak pada alas tempat tidur atau
piyama.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,
meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia
sebelas atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia enam belas tahun
berkisar rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, dan vagina juga tumbuh
pesat pada saat ini.
9
Fieldman,2008).Menstruasi adalah permulaan dari serangkaian
pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus ecara
berkala,yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai mencapai
menopause,pada akhir empat puluhan atau awal lima puluhan tahun
(Hurlock, 2012).
Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat
tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun-tahun pertama. Periode
ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja. Dalam hal ini tidak terjadi
ovulasi, atau pematangan dan pelepasan sel telur yang matang dari folikel
dalam indung telur. Oleh karena itu, anak perempuan disebut mandul
(sementara).Bahkan setelah mengalami beberapa periode haid, masih
diragukan apakah mekanisme seksudah cukup matang untuk pembuahan.
1. Laki-laki
(i) Rambut
10
Pada laki-laki rambut kemaluan timbul sekitar setahun
setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak
dan rambutdi wajah timbul kalai pertumbuhan rambut
kemaluan hamoir selesai, demikian pula rambut
tubuh. Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit,
halus dan warnanya terang. Kemudian menjadi gelap, lebih
kasar, lebih suburdan agak keriting.
(ii) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat
dan pori-pori meluas.
(iii) Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam
kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif,
sehingga dapat menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat
di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak
dengan berjalannya masa puber.
(iv) Otot
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi
bentuk bagi lengan, tungkai kaki, dan bahu.
(v) Suara
Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula-
mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara
menurun,volumenya meningkat dan mencapai pada yang
lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau
kematangan berjalan pesat.
(vi) Benjolan dada
Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria
timbul sekitar usia dua belas dan empat belas tahun. Ini
berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian
menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
11
2. Perempuan
(i) Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
bawah kulit.
(ii) Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga
berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan
dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi
lebih besar dan bulat.
(iii) Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara
mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut
wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan
agak keriting.
(iv) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, dan
lubang pori-pori bertambah besar.
(v) Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sembatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat diketiak mengeluarkan banyak keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama
haid.
(vi) Otot
12
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai.
(vii) Suara
B. KRITERIA PUBERTAS
13
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana
individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja
mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak
menuju dewasa. Dari sinilah terjadi peralihan dari ketergantungan menjadi
lebih mandiri.8
Masa puber atau pubertas awal merupakan fase, dimana nilai hidup
baru dicoba oleh anak menuju remaja. 9 Anak-anak yang berusia 12 atau 13
tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang
mengalami masa remaja.Masa remaja termasuk masa penentuan, karena pada
masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.
Apabila ditinjau dari segi perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah
mereka yang berusia12 sampai dengan 21 tahun. Puber pada anak gadis lebih
awal dari pada anak laki-laki. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi
seoranggadis,ketika ituia mengalami menstruasi yang pertama hingga mulai
usia 19 tahun.Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang
anak laki-laki ketika ia mengalami mimpi yang tanpa disadarinya
mengeluarkan sperma dan mengakhiri masa remajanya sekitar usia 21 tahun.10
8
Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta : Rineka Cipta,
1999), hal. 54
9
Kartini Kartono, Psikologi anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung, CV. Mandar
Maju, 1995), hal.169
10
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), 63-64
14
6. Masa Adolesensi
Pada usia puber mulai muncul sifat-sifat khas wanita dan laki-laki,
yaitu sifat pasif menerima pada wanita dan sifat aktif berbuat pada anak laki-
laki. Anak laki-laki selalu menampakkan diri dengan tingkah laku yang
agresif, senantiasa menampakkan kehebatannya. Sebaliknya gadis puber
tampak lebih terkendali oleh perasaan dan terikat pada tradisi serta peraturan-
peraturan keluarga.
15
Bersamaan dengan itu, anak mulai berani, rasa bimbang dan takutnya
mulai menghilang sedikit demi sedikit. Baik pada anak laki-laki maupun anak
perempuan timbul keberanian untuk berbuat. Anak laki-laki sudah berani
menuntut haknya untuk menetukan nasib sendiri, dan ikut menentukan segala
keputusan. Sedangkan anak perempuan berusaha keras untuk disayang oleh
siapapun, karena itu tingkah lakunya cenderung manja. Sehingga minat anak
laki-laki dan anak perempuan mulai mengarah pada obyek yang berbeda.
Lambat laun minat anak laki-laki lebih terarah pada hal-hal yang bersifat
kebendaan, abstrak dan intelektual. Sedangkan minat anak perempuan lebih
tertuju pada hal-hal yang bersifat pribadi, kongkrit dan emosional.11
Ada beberapa gejala-gejala yang dialami anak pada masa puber, antaralain:
16
puber atau ABG(Anak baru gede) ini apabila tidak ditanamkan akidah dan
akhlak mulai dini akan mengakibatkan anak pada dekadensi moral.12
2. Merasa bosan
Anak dalam masa pubertas merasa bosan dengan permainan yang
dahulu disenanginya, dengan pekerjaan sekolahnya dan kegiatan-kegiatan
sosial lainnya. Dia tidak segan-segan menunjukkan rasa bosannya dengan
menolak melakukan kegiatan-kegiatan yang dulu dikerjakan dengan
senang hati.13
3. Keinginan untuk menyendiri
Anak puber tidak akan lagi pada teman-temannya, dia lebih
senang mengasingkan diri di kamar.
4. Kecenderungan mencari perhatian
Pada masa remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya,
berusaha mendapatkan status dan peranan seperti adanya kegiatan-
kegiatan di di lingkungan sekitar.
Pada masa puber bertingkah laku over-acting didepan umum.
Bahkan bentuk pakaian pun dibuat model aneh-aneh yang tidak biasa
dipakai masyarakat pada umumnya. Kecenderungan mencari perhatian
seringkali berbuat pada hal yang negatif, Perilakunya meresahkan
masyarakat, seperti membuat keributan atau perbuatan yang menyimpang
dari tatanan sosial.
5. Mulai tertarik pada lawan jenis
Secara biologis manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan
jenisnya. Diantara ciri khusus anak yang sedang mengalami masa puber
adalah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Anak laki-laki sudah berani
menggoda anak perempuan. Begitu pula anak perempuan mulai pasang
aksi, senang berdandan didepan cermin, bersolek secantik mungkin agar
dapat menarik simpati dari lawan jenisnya.
12
IbidFuad Kauma, Sensasi Remaja ..., 9-10
13
Fuad Kauma, Sensasi Remaja Di Masa Puber..., 16
17
Tumbuhnya rasa cinta kasih adalah fitrah bagi manusia yang
diciptakan oleh Allah, agar kehidupan manusia terasa tenteram dan
bahagia. Untuk itu, Allah menumbuhkan rasa cinta antara laki-laki dan
wanita. Akan tetapi tertarik pada lawan jenis harus disertai dengan
tuntunan akhlak dan pegangan agama yang kuat agar anak tidak
melampaui batas dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Oleh karena itu
untuk menjaga agar tidak terjadi pergaulan bebas,free sex, Islam melarang
laki-laki dan wanita berduaan ditempat sepi.
6. Mulai mencari idola
Masa pubertas adalah masa kebingungan anak mencari idola
untukdijadikan model dan contoh dalam kehidupannya. Kebanyakan
merekamencari idola dari kalangan artis yang menjadi pujaannya, sehingga
tidakheran bila kita memasuki kamar remaja, maka yang terpampang
didindingkamarnya adalah poster-poster artis. Kebiasaan sang artis yang
menjadiidolanya ditiru tanpa memilah apakah itu baik atau tidak.
Inilah yang sedang terjadi pada saat ini. Islam tidak melarang
seseorang untuk menjadi dan mencari idola, akan tetapi hendaknya
mencari idola yang dapat mempengaruhi dirinya dalam hal-hal yang
positif dan dapat dijadikan contoh untuk perjalanan hidupnya.
Itulah potret dari tingkah laku remaja pada umumnya. Bukankah
Rosulullah SAW merupakan sosok sempurna untuk dijadikan idola,
tingkah lakunya merupakan cermin dari ketinggian akhlak yang mulia,
kejeniusannya tiada tanding dan kearifannya tiada tolak ukurnya, beliau
merupakan kepribadian yang patut dijadikan suri tauladan.
Sebagaimana firman Alah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah suri tauladan yang baik
bagimu...(QS.Al-Ahzab (33) 21).
7. Selalu ingin mencoba hal baru
18
Masa pubertas adalah masa yang sangat mengkhawatirkan. Pada
masa ini anak mencoba terhadap hal-hal yang baru ia kenal. Dan
umumnya bersifat negatif, seperti ingin mencicipi minuman keras,
narkoba, ganja bahkan melihat film porno yang menurut mereka dapat
menimbulkan ketenangan dan kesenangan. Keingintahuan mereka
mendorong anak pada masa puber ingin mencoba sesuatu yang dilarang
untuk dikerjakan.
Pada masa puber, mereka ingin mencoba apa yang dilakukan oleh
orang dewasa dapat pula dilakukan oleh remaja, sehingga terjadi
kesenjangan perbuatan yang dilakukan remaja puber.
9. Aktivitas kelompok
19
Remaja dalam kehidupan sosial sangat ter tarik kepada kelompok.
Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan atau masalah
dengan berkumpul-kumpul melakukan kegiatan bersama.
10. Mengkhayal
Keinginan remaja puber untuk menjelajah dan bertualang tidak
semuanya tersalurkan. Akibatnya mereka menyalurkan keinginanya
dengan berkhayal. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal
prestasi, sedang ramaja putri lebih ke arah romantika hidup. Khayalan ini
tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang
menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya tumbuh ide-ide
tertentu yang dapat direalisasikan. Anak puber juga senang duduk
melamun, semakin banyak anak melamun, semakin sukar dia dapat
mengadakan penyesuaian-penyesuaian.14
C. SEBAB-SEBAB PUBERTAS
Menurut Hurlock (2012) sampai abad ini, penyebab perubahan fisik yang
terjadi pada masa puber masih merupakan misteri. Dengan banyaknya riset
dibidang endrokrinologi, ilmu medis telah mampu menetapkan sebab yang pasti
14
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya : Usaha
Nasional) hal.144
15
Loc. Cit, Marliani rosleny, Psokologi Perkembangan Hal. 157-158
20
dari perubahan fisik, meskipun sampai sekarang ahli-ahli endokrinologi tidak
dapat menerangkan adanya keanekaragaman dalam usia puber dan dalam waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan perubahan-perubahan pubertas. Hubungan
yang erat antar kelenjar pituitary yang terletak pada dasar otak telah tebentuk
bersamadengan gonad atau kelenjar seks. Gonad (bibit sperma) pria adalah testis
dangonad (bibit atau telur) wanita adalah telur. Peran kelenjar ini dalam
perubahan-perubahan pada masa puber diuraikan sebagai berikut :
2. Peran Gonad
21
hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan
reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita
mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.16
1) Bahaya Fisik
Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), penyakit fisik dan
aktual jarang dialami dalam periode pubertas. Demikian juga tingkat
kematiannya tergolong rendah, karena anak pubertas jarang menderita
penyakit berat dan jarang melakukan aktivitas. Secara umum, bahaya-bahaya
fisik yang sering terjadi pada pubertas adalah akibat ketidakseimbangan
kelenjar endokrin. Namun untuk tingkat bunuh diri para pubertas lebih sering
dilakukan dibandingkan dengan tahap pra atau pascapubertas. Faktor
penyebab bunuh diri pubertas berkaitan dengan masalah psikologis, seperti
akibat konflik, depresi dan stres.
2) Bahaya Psikologi
16
Ibid file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-B098-9091-
1831-JurnalB62C9C4E35F4%7D/BAB%202.pdf
22
Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), alasan anak pubertas
tidak puas pada perubahan tubuh bersumber konsep tubuh ideal yang tinggi,
konsep bentuk tubuh ideal dari kelompok, kepercayaan tradisional yang
mewajibkan memiliki bentuk tubuh ideal, dan takut ditolak.
BAB III
17
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-B098-9091-1831-
JurnalB62C9C4E35F4%7D/BAB%202.pdf
23
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, tetapi organ-
organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. batasan usia bagi
seorang pria sekitar 10-11 tahun dan pada wanita 9-10 tahun.
b) Tahap puber
Kriteria kematangan seksual adalah munculnya haid pada anak
perempuan dan pengalaman mimpi basah pada malam hari pada anak
laki-laki. batasan usia bagi seorang pria sekitar 12-15 tahun dan pada
wanita 11-15 tahun.
c) Tahap pascapuber
Selama tahap ini ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan
organ-organ seks mulai berfungsi secara matang. Batasan usia bagi
seorang pria dan wanita 16-17 tahun.
Menurut Blair dan Jones, 1964; Ramsey, 1967; Mead, 1970; Dusek,
1977; Besonkey, 1981, mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan
remaja sebagai berikit :
24
2. Memiliki energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorng
mereka untuk berprestasi dan beraktivitas.
3. Memiliki fokus perhatian yang lebih terarah kepada teman sebaya
dan secara berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan
keluarga terutama orang tua.
4. Memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenis.
5. Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan.
6. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian.
7. Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak
dan kehidupan orang dewasa. Oleh kerena itu, mereka akan
mengalalami berbagai kesulitan dalam hal penyesuaian diri untuk
menempuh kehidupan sebagai orang dewasa.
8. Pencarian jati diri
2. Kriteria Pubertas
Ada beberapa gejala-gejala yang dialami anak pada masa puber, antaralain:
25
3. Sebab-Sebab Pubertas
1. Bahaya Fisik
Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), penyakit fisik dan
aktual jarang dialami dalam periode pubertas. Demikian juga tingkat
kematiannya tergolong rendah, karena anak pubertas jarang menderita
penyakit berat dan jarang melakukan aktivitas. Secara umum, bahaya-bahaya
fisik yang sering terjadi pada pubertas adalah akibat ketidak seimbangan
kelenjar endokrin. Namun untuk tingkat bunuh diri para pubertas lebih sering
dilakukan dibandingkan dengan tahap pra atau pascapubertas. Faktor
penyebab bunuh diri pubertas berkaitan dengan masalah psikologis, seperti
akibat konflik, depresi dan stres.
2. Bahaya Psikologi
26
gender memiliki keunggulan, memiliki martabat tinggi keluarga dan sosial
budaya. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yang
kurang matang adalah konsep diri yang tidak realistis dan salah, perilaku
canggung,perasaan kecewa, asosial, bersikap negatif, menarik diri, sedikit
bicara, agresif, dan tindakan balas dendam.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
27
Prima Dewi Kusumawati, dkk. Edukasi Masa Pubertas pada Remaja, Journal of
Comunity Engagement in Health | Vol. 1 No. 1 March 2018
Tati Nurhayati . jurnal perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BFFE45F92-
F100-7D6-A3C9-2D3217E9BCDA%7D/649-2242-1-PB-1.pdf
Marliani rosleny, Psokologi Perkembangan. Bandung:Pustaka Setia. Hal.155-156
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-
B098-9091-1831-jurnalpsikologiremajaB62C9C4E35F4%7D/BAB
%202.pdf
Umami ida. Psikologi Remaja, Yogyakarta: Idea Press (cet.1) 2019
Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 1999),
Kartini Kartono, Psikologi anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung, CV.
Mandar Maju, 1995),
L. Zulkifli , Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003)
Fuad Kauma, Sensasi Remaja Di Masa Puber, (Jakarta : Kalam Mulia, 1999), 8
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya : Usaha
Nasional)
28