Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis dan
perubahan social. Disebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi
dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan
suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang
ditandai dengan perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan
perubahan pada seks sekunder (Secondary Sex Characteristics). Meskipun
perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari
kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan
individual dalam umur dari perubahan-perubahan.1
Perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas itu berbeda-beda,
tetapi cara mereka melampiaskan gangguan ketidak seimbangan tampaknya sama.
Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat dilihat adalah mudah tersinggung, tidak
dapat diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya, ada kecenderungan
menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang
kewenangan,sangat mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain,
tidak suka melakukan tugas rumah ataupun sekolah, dan sangat tampak bahwa
dirinya tidak bahagia. Prosesi mitasi yang dialami remaja cenderung berjalan
sesuai dengan keadaan yang terjadi pada saat remaja itu sendiri menjalani
kehidupannya. Dalam konteks psikologi, pembentukan identitas merupakan tugas
utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir
masa remaja. Jika dalam perkembangan itu dapat diatur dengan baik, tentu akan
1
Prima Dewi Kusumawati, dkk. Edukasi Masa Pubertas pada Remaja, Journal of
Community Engagement in Health | Vol. 1 No. 1 March 2018 | pp. 1 – 3
p-ISSN: 2620-3758 | e-ISSN: 2620-3766
DOI: 10.30994/10.30994/vol1iss1pp16, Hal. 1

1
berpengaruh baik terhadap kekuatan psikososial. Secara psikologis, hal itu
mempengaruhi pola pikir dan pola sikap dari dalam jiwa remaja itu sendiri karena
remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fisik
maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase
remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada fase amat
potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.2
Berdasarkan rujukan diatas, maka dapat penulis tarik sebuah judul
“Perkembangan Remaja ( Masa Pubertas )”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka di dapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa ciri – ciri masa pubertas ?
2. Bagaimana kriteria pubertas ?
3. Apa saja penyebab pubertas ?
4. Apa bahaya pada masa pubertas ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa saja ciri – ciri masa pubertas


2. Untuk mengetahui bagaimana kriteria pubertas
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab pubertas
4. Untuk mengetahui apa bahaya pada masa pubertas

BAB II

2
Tati Nurhayati . jurnal PERKEMBANGAN PERILAKU PSIKOSOSIAL
PADA MASA PUBERTAS file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BFFE45F92-
F100-B7D6-A3C9-2D3217E9BCDA%7D/649-2242-1-PB-1.pdf

2
PEMBAHASAN

A. CIRI-CIRI MASA PUBERTAS

Masa pubertas dalam pandangan Elizabeth B. Hurlock adalah periode yang


unik dan khusus, yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan
tertentu yang tidak terjadi dalam tahapan-tahapan lain dalam rentang
kehidupan. Ciri-ciri masa pubertas adalah sebagai berikut:

1. Periode tumpang tindih


Masa puber dianggap periode tumpang tindih karena mencakup tahun-
tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun awal masa remaja. Sampai anak
matang secara seksual, ia dikenal sebagai “remaja atau remaja muda”.
2. Periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi didalam
maupun luar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat
yaitu sekitar 2-4 tahun. Anak yang mengalami masa puber selama 2 tahun
atau kurang dianggap sebagai anak yang “cepat matang”, sedangkan yang
memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa
dianggap sebagai anak yang “lambat matang”.
Sebagai kelompok anak perempuan cenderung lebih cepat matang dari
pada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok
pada setiap kelompok. Masa pubertas yang relatif singkat dalam rentang
kehidupan dapat dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut:
a) Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan 1 atau 2 tahun terakhir masa
kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber”, yaitu bukan
lagi seorang anak, tetapi belum juga seorang remaja. Pada tahap ini,
ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, tetapi organ-organ reproduksi
belum sepenuhnya berkembang.3
b) Tahap puber

3
Marliani rosleny, Psokologi Perkembangan. Bandung:Pustaka Setia. Hal.155-156

3
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan
masa remaja. Kriteria kematangan seksual adalah munculnya haid
pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pada malam hari
pada anak laki-laki. Selama tahap remaja, ciri-ciri seks sekunder telah
berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
c) Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa
remaja. Selama tahap ini ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik
dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.4
Dan menurut Pieter, Janiwarti dan Saragih, klasifikasi batasan usia
remaja sebagai berikut:
(i) Prapubertas, batasan usia bagi seorang pria sekitar 10-11
tahun dan pada wanita 9-10 tahun.
(ii) Pubertas, batasan usia bagi seorang pria sekitar 12-15 tahun
dan pada wanita 11-15 tahun.
(iii) Pascapubertas, batasan usia bagi seorang pria dan
wanita 16-17 tahun.5

Perkembangan remaja, ditandai dengan adanya beberapa tingkah


laku, baik tingkah laku positif maupun tingkah laku yang negatif. Hal ini
dikarenakan pada masa ini remaja sedang mengalami masa panca roba
dari masa anak-anak ke masa remaja. Perilaku suka melawan, gelisah,
periode labil, seringkali melanda remaja pada masa ini. Namun demikian,
berkembangnya perilaku ini, pada dasarnya sangat dipengerahui oleh adanya
perlakukan-perlakuan yang berasal dari lingkungan. Hal ini seringkali
terjadi karena kurangnya pemahaman orang-orang di sekeliling individu
tentang proses dan makna perkembangan remaja. Kondisi ini sebagaimana
digambarkan Dusek (1977) dan Bezonsky (1981), bahwa tingkah laku
negatif pada diri remaja, disebabkan adanya perlakuann lingkungan yang

4
Ibid. Marliani rosleny, psokologi perkembangan hal. 156
5
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-B098-9091-1831-
B62C9C4E35F4%7D/BAB%202.pdf

4
kurang sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan remaja.
Pada tahap perkembangan ini, harus didukung oleh pemahaman orang tua
terhadap kondisi remaja yang sedang mencari jati dirinya. Oleh karena itu,
peran orang tua sebagai kawan dan sahabat lebih diperlukan pada masa ini
dari pada peran orang tua sebagai pengatur dan penentu keputusan.6
Dari perjelasan di atas dapat dipahami bahwa tingkah laku negatif
bukan merupakan ciri perkembangan remaja yang normal, tetapi remaja
yang berkembang memperlihatkan kemampuan bertingkah laku yang
pasitif. Remaja memang memperlihatkan tingkah laku yang khas sebagai
tanda mereka berkembang sebagai remaja yang normal. Menurut Blair
& Jones, 1964; Ramsey, 1967; Mead, 1970; Dusek, 1977; Besonkey, 1981,
mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan remaja sebagai berikit :

1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, dibandingkan


dengan periode perkembangan sebelum maupun sesudahnya, pertumbuhan
fisik pada permulaan remaja sangat cepat. Tulang-tulang badan
memanjang lebih cepat sehingga tubuh nampak makin besar dan kokoh.
Demikian juga jantung, pencernaan, ginjal dan beragai organ tubuh bagian
dalam bertambah kuat dan berfingsi sempurna.
2. Memiliki energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorng
mereka untuk berprestasi dan beraktivitas. Periode remaja merupakan
periode paling kuat secara fisik dan paling kreatif secara mentul sepanjang
periode kehidupan manusia.
3. Memiliki fokus perhatian yang lebih terarah kepada teman sebaya
dan secara berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan
keluarga terutama orang tua. Dalam beberapa aspek, keinginan
yang kuat untuk melepaskan diri dari orang tua belum dibarengi
dengan kemampuannya untuk mandiri dalam bidang ekonomi.
4. Memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenis. Pada periode ini,
remaja sudah mulai mengenal hubungan lawan jenis bukan hanya sekedar

6
Umami ida. Psikologi Remaja, Yogyakarta: Idea Press (cet.1) 2019 hal 2

5
sebagai kawan. Akan tetapi, hubungan sudah mulai cenderung mengarah
kepada saling menyukai.
5. Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan. Pada masa ini, remaja
berusaha menemukan kebenaran yang hakiki. Apabila remaja mampu
menemukannya dengan cara yang baik dan benar, maka ia akan
memperoleh ketenangan dan sebaliknya bila merasa tidak menemukakan
kebenaran hakiki, keyakinannya tentang agama akan menjadi goyah.
6. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian. Kemandirian
remaja, biasanya ditunjukkan pada kemampuan mereka.
7. Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak
dan kehidupan orang dewasa. Oleh kerena itu, mereka akan
mengalalami berbagai kesulitan dalam hal penyesuaian diri untuk
menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. Mereka bingung dalam
mengahadapi diri sendiri dan sikap-sikap orang di sekitar mereka
yang kadang memperlakukan mereka senagai anak, namun di sisi
lain menuntut mereka bertingkah laku dewasa. Remaja menuntut
Kurt Lewin (dikemukakan oleh Blair dan Jones, 1969) berada dalam
posisi bingung dalam melakukan peran. Pada waktu tertentu orang
tua mereka menganggap mereka terlalu muda untuk terlibat untuk
dalam satu kegiatan (misalnya untuk menyetir mobil ke luar kota)
namun pada waktu lain mereka diminta berperilaku sebagai orang
dewasa, misalnya pengganti ayah. Diyakini bahwa ketidak menentuan
perlakuan orang dewasa terhadap remaja mengalami konflik peran,
terombang ambing dalam menentukan peran dan meraka tidak
stabil dan sulit diperkirakan tindakan mereka.
8. Pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri merupakan suatu
kekhasan perkembangan termaja untuk mengatasi periode transisi
seperti dikemukakan sebelumnya. Remaja ingin menjadi seorang
yang dianggap benar dalam menghadapi kehidupan ini. Oleh
kerena itu, remaja memerlukan keyakinan hidup yang benar
untuk mengarahkan mereka dalam bertingkah laku. Keyakinan

6
hidup itu disebut filsafat hidup. Remaja butuh filsafat hidup agar
dapat memfungsikan dirinya secara sosial, emosional, moral dan
intelektual yang dapat menimbulkan kabahagiaan pada dirinya.
Remaja membutuhkan suatu keyakinan bertingkah laku sebagai
anggota keluarga, (sebagai anak, kakak, atau adik), sebagai pelajar,
sebagai bangsa Indonesia dengan nilai dan adapt-adat atau budaya
yang khas. Semuanya itu dapat dimiliki remaja, jika ia diperkenalkan
dengan nilai-nilai filsafat itu, diberikan model dari orang-orang
dewasa yang dekat dengan nilai-nilai filsafat itu (orang tua dan
guru), dan dikenai dengan tingkah laku yang mrngundang nilai-
nilai filsafat hidup itudan mendaptatkan sokongan dan penghargaan
kalau tingakah laku sesuai dengan nilai-nilai filsafat hidup itu.7
Menurut Hurlock (2012), selama pertumbuhan pesat masa puber,
terjadi empat perubahan fisik penting pada tubuh remaja. Perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks
primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
1. Perubahan ukuran tubuh
Perubahan Fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran
tubuh dalam tinggi dan berat badan. Peningkatan tinggi badan yang
terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya,
pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau
dua puluh satu. Karena periodepertumbuhan yang lebih lama, anak laki-
laki lebih tinggi dari pada anak perempuan pada saat sudah matang, karena
setelah haid, tingkat pertumbuhan berhenti sekitar delapan belas tahun.
Pertambahan berarti tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang
dan jaringan otot bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan
pesat bertambah berat, tetapi seringkali kelihatannya kurus dan
kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi
sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu pertambahan berat hanya
sedikit. Bagian laki-laki, pertambahan berat maksimum terjadi setahun
7
Ibid. Umami ida. Psikologi Remaja hal 4

7
atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia
enam belas tahun, setelah itu pertambahan berat hanya sedikit. Kegemukan
selama masa puber bagian laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh.
Antara usia sepuluh dan dua belas, disekitar permulaan terjadinya
pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk
lemak di perut, di sekitar puting susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher,
dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah kematangan masa puber
dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap
sampai dua tahun lebih selama masa awal masa puber.

2. Perubahan proposi tubuh


Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi
tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, menjadi
terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-
daerah tubuh yanglain.Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan.
Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencapai
ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber
selesai.
Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul
dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang. Pada mulanya ukuran
pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang daripada
badan. Dengan bertambah panjangnya badan, ukuran pinggang berkurang
sehingga memberikan perbandingan tubuh dewasa. Lebar pinggul dan
bahu dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak laki-laki yang lebih cepat
matang biasanya mempunyai bahu yang lebar dari pada anak yang lebih
lambat matang, dan anak perempuan yang lebih lambat matang
mempunyai pinggul yang sedikit lebih besar dari pada anak yang cepat
matang.
Sebelum masa puber, tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan
keadaan ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. Pada anak yang
lambat matang, pertumbuhan tungkai kaki berlangsung lebih lama dari

8
pada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang.
Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk
sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada umumnya lebih
ramping.
3. Ciri – ciri seks primer
Pertumbuhandanperkembanganciri-ciri seks primer, yaitu organ-
organ seks. Padapria, gonad atau testis, yang terletak di dalam scrotum
diluar tubuh, pada usia empat belas tahun sekitar sepuluh persen dari
ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua
tahun, setelah itu pertumbuhan menurun; testis sudah berkembang penuh
pada usia dua puluh atau dua pulu satu.
Segera setelah pertumbuhan pesat testis terjadi, maka pertumbuhan
penis meningkat pesat. Yang mula-mula meningkat adalah panjangnya,
kemudian disertai secara berangsur-angsur dengan besarnya.
Kalau fungsi organ reproduksi pria sudah matang, maka biasanya
mulai terjadi basah malam, biasanya kalau anak laki-laki bermimpi tentang
seksual yang menggairahkan, kalau kandung kemihnya penuh atau
mengalami sembelit kalau ia memakai piyama yang ketat atau kalau ia
terselimuti dengan hangat. Banyak anak laki-laki tidak menyadari apa
yang terjadi sampai ia melihat bercak-bercak pada alas tempat tidur atau
piyama.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber,
meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia
sebelas atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia enam belas tahun
berkisar rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, dan vagina juga tumbuh
pesat pada saat ini.

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan


menjadi matang adalah datangnya haid pertama kali (menarche). Jadwal
menarche dipengaruhi oleh genetik, fisik, emosional, dan lingkungan, usia
menstruasi pertama cenderung mirip dengan sang ibu (Papalia, Old, dan

9
Fieldman,2008).Menstruasi adalah permulaan dari serangkaian
pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus ecara
berkala,yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari sampai mencapai
menopause,pada akhir empat puluhan atau awal lima puluhan tahun
(Hurlock, 2012).
Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang sangat
tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun-tahun pertama. Periode
ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja. Dalam hal ini tidak terjadi
ovulasi, atau pematangan dan pelepasan sel telur yang matang dari folikel
dalam indung telur. Oleh karena itu, anak perempuan disebut mandul
(sementara).Bahkan setelah mengalami beberapa periode haid, masih
diragukan apakah mekanisme seksudah cukup matang untuk pembuahan.

4. Ciri – ciri seks sekunder

Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan


membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain.
Ciri ini tidak berhubungan dengan reproduksi meskipun secara tidak
langsung ada juga hubungannya, yaitu karena pria tertarik pada wanita dan
begitu pula sebaliknya. Inilah sebabnya mengapa ciri ini disebut
“sekunder”, dibandingkan dengan organ- organ seks “primer” yang
langsung berhubungan dengan reproduksi. Selama penampilan tubuh
masih seperti anak-anak, tidak ada “daya tarik seks”. Keadaan
ini berubah bila ciri seks sekunder muncul. Ciri-ciri seks sekunder yang
penting, sebagai berikut:

1. Laki-laki
(i) Rambut

10
Pada laki-laki rambut kemaluan timbul sekitar setahun
setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak
dan rambutdi wajah timbul kalai pertumbuhan rambut
kemaluan hamoir selesai, demikian pula rambut
tubuh. Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit,
halus dan warnanya terang. Kemudian menjadi gelap, lebih
kasar, lebih suburdan agak keriting.
(ii) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat
dan pori-pori meluas.
(iii) Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam
kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif,
sehingga dapat menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat
di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak
dengan berjalannya masa puber.
(iv) Otot
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi
bentuk bagi lengan, tungkai kaki, dan bahu.
(v) Suara
Suara berubah setelah rambut kemaluan timbul. Mula-
mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara
menurun,volumenya meningkat dan mencapai pada yang
lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau
kematangan berjalan pesat.
(vi) Benjolan dada
Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria
timbul sekitar usia dua belas dan empat belas tahun. Ini
berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian
menurun baik jumlahnya maupun besarnya.

11
2. Perempuan
(i) Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
bawah kulit.
(ii) Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga
berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan
dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi
lebih besar dan bulat.
(iii) Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara
mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut
wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian
menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan
agak keriting.
(iv) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, dan
lubang pori-pori bertambah besar.
(v) Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sembatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat diketiak mengeluarkan banyak keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama
haid.

(vi) Otot

12
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai.

(vii) Suara

Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara


serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak
perempuan.

5. PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA PUBERTAS

Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), perubahan psikologis


selama masa pubertas berhubungan dengan sikap dan perilaku. Faktor
penyebab perubahan psikologis adalah perubahan fisik, yakni akibat
kelenjaren dokrindan pituitary, cepat atau lambatnya kematangan (early
mature and late mature), waktu kematangan, kemampuan individual, dan
kemauan.

Dampak dari perubahan fisik pada masa pubertas menyebabkan


adanya perubahan sikap dan perilaku, seperti ingin menyendiri sehingga
dia menarik diri dari hubungan sosial dan hanya sebatas teman
kelompok, inkoordinasi gerakan dan aktivitas sehingga merasa kikuk
atau canggung dalam tindakan,timbulnya rasa bosan sehingga menjadi
pemalas,adanya perubahan emosi, seperti murung, merajuk, menangis
kecil, sedih, gelisah, cemas dan marah, mengalami antagonis
sosial yang ditunjukkan dengan tidak mau bekerja sama, membantah,
menantang, permusuhan terbuka, dan merasa tidak percaya diri.

B. KRITERIA PUBERTAS

13
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana
individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja
mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak
menuju dewasa. Dari sinilah terjadi peralihan dari ketergantungan menjadi
lebih mandiri.8

Masa puber atau pubertas awal merupakan fase, dimana nilai hidup
baru dicoba oleh anak menuju remaja. 9 Anak-anak yang berusia 12 atau 13
tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang
mengalami masa remaja.Masa remaja termasuk masa penentuan, karena pada
masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.
Apabila ditinjau dari segi perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah
mereka yang berusia12 sampai dengan 21 tahun. Puber pada anak gadis lebih
awal dari pada anak laki-laki. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi
seoranggadis,ketika ituia mengalami menstruasi yang pertama hingga mulai
usia 19 tahun.Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang
anak laki-laki ketika ia mengalami mimpi yang tanpa disadarinya
mengeluarkan sperma dan mengakhiri masa remajanya sekitar usia 21 tahun.10

Adapun untuk melihat kejiwaan seseorang dapat dilihat pada indikator


dibawahini:

1. Periode Vital atau pada masa bayi usia 0 hingga 2 tahun


2. Periode Estatis atau pada masa kanak-kanak usia 1 hingga 5 tahun
3. Periode Intelektual atau pada masa anak-anak usia 6 hingga 12 tahun atau
masa Sekolah Dasar (SD)
4. Periode Pueral atau masa remaja usia 12 hingga 14 tahun
5. Periode Pubertas atau masa pubertas awal usia 14 hingga 17 tahun

8
Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta : Rineka Cipta,
1999), hal. 54
9
Kartini Kartono, Psikologi anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung, CV. Mandar
Maju, 1995), hal.169
10
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), 63-64

14
6. Masa Adolesensi

Masa perkembangan memiliki rentang yang terus menerus


berkembang. Orang Barat menyebut remaja dengan istilah “puber”,
sedangkan orang Amerika menyebutnya “adolesensi”. Keduanya merupakan
transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja puber adalah masa
bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan
pribadi sendiri. Dan pribadi itulah yang menjadi pusat
pikirannya.
Pubertas awal atau pubertas adalah satu periode yang akan dilanjutkan oleh
masa adolesensi yang disebut dengan pubertas lanjut. Kepribadian anak pada usia
puber masih bersifat kekanak-kanakan, namun kepribadian anak mulai tumbuh
dan berkembang sehingga timbul kepercayaan diri dan mulai menemukan jati
dirinya. Masa puber merupakan periode StrumUnd Drang (masa penuh badai dan
nafsu). Karena pada masa ini mereka berjuang untuk
mandiri (menjadi aku yang berdiri sendiri).

Remaja, dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal daribahasa latin


adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh ke
golongan orang dewasa. Oleh karena itu remaja sedang mengalamai
perkembangan pesat, dari cara berpikir remaja ada di antara anak-anak dan orang
dewasa. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan fungsi fisik
maupun psikisnya secara maksimal

Pada usia puber mulai muncul sifat-sifat khas wanita dan laki-laki,
yaitu sifat pasif menerima pada wanita dan sifat aktif berbuat pada anak laki-
laki. Anak laki-laki selalu menampakkan diri dengan tingkah laku yang
agresif, senantiasa menampakkan kehebatannya. Sebaliknya gadis puber
tampak lebih terkendali oleh perasaan dan terikat pada tradisi serta peraturan-
peraturan keluarga.

15
Bersamaan dengan itu, anak mulai berani, rasa bimbang dan takutnya
mulai menghilang sedikit demi sedikit. Baik pada anak laki-laki maupun anak
perempuan timbul keberanian untuk berbuat. Anak laki-laki sudah berani
menuntut haknya untuk menetukan nasib sendiri, dan ikut menentukan segala
keputusan. Sedangkan anak perempuan berusaha keras untuk disayang oleh
siapapun, karena itu tingkah lakunya cenderung manja. Sehingga minat anak
laki-laki dan anak perempuan mulai mengarah pada obyek yang berbeda.
Lambat laun minat anak laki-laki lebih terarah pada hal-hal yang bersifat
kebendaan, abstrak dan intelektual. Sedangkan minat anak perempuan lebih
tertuju pada hal-hal yang bersifat pribadi, kongkrit dan emosional.11

Ada beberapa gejala-gejala yang dialami anak pada masa puber, antaralain:

1. Kecenderungan untuk meniru


Anak yang mengalami puber tidak terlepas dari kecenderungan
untuk meniru. Karena hal ini merupakan bagian pencarian jati dirinya.
Biasanya hal-hal yang menjadi kesukaannya untuk ditiru adalah mode
pakaian dan kebiasaan bintang film yang menjadi idolanya. Seringkali
mereka meniru tanpa mempertimbangkan kondisi sosial dimana mereka
tinggal, juga tanpa melihat kepribadiannya, sehingga kerap kali tingkah
lakunya menyimpang dari tatanan masyarakat yang sudah ada.
Remaja usia ini sudah memiliki penilaian sendiri, bahwa apabila
tidak mengikuti tren baru, dia akan dianggap sebagai orang yang kolot dan
ketinggalan zaman. Kalau ada unsur positif dalam tiru meniru, maka baik
untuk perkembangan remaja. Tetapi meniru yang negatif itulah yang
paling banyak disukai remaja, seperti mengenakan rok mini dan tembus
pandang bagi anak perempuan, begitu juga dengan anak laki-laki mereka
suka keluar malam dan berpesta minum-minuman keras.
Oleh karena itu, perilaku anak puber atau ABG (Anak baru gede)
ini apabila tidak ditanamkan akidah dan akhlak mulai dini akan
mengakibatkan anak pada dekadensi moral. Oleh karena itu, perilaku anak
11
Fuad Kauma, Sensasi Remaja Di Masa Puber, (Jakarta : Kalam Mulia, 1999), 8

16
puber atau ABG(Anak baru gede) ini apabila tidak ditanamkan akidah dan
akhlak mulai dini akan mengakibatkan anak pada dekadensi moral.12
2. Merasa bosan
Anak dalam masa pubertas merasa bosan dengan permainan yang
dahulu disenanginya, dengan pekerjaan sekolahnya dan kegiatan-kegiatan
sosial lainnya. Dia tidak segan-segan menunjukkan rasa bosannya dengan
menolak melakukan kegiatan-kegiatan yang dulu dikerjakan dengan
senang hati.13
3. Keinginan untuk menyendiri
Anak puber tidak akan lagi pada teman-temannya, dia lebih
senang mengasingkan diri di kamar.
4. Kecenderungan mencari perhatian
Pada masa remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya,
berusaha mendapatkan status dan peranan seperti adanya kegiatan-
kegiatan di di lingkungan sekitar.
Pada masa puber bertingkah laku over-acting didepan umum.
Bahkan bentuk pakaian pun dibuat model aneh-aneh yang tidak biasa
dipakai masyarakat pada umumnya. Kecenderungan mencari perhatian
seringkali berbuat pada hal yang negatif, Perilakunya meresahkan
masyarakat, seperti membuat keributan atau perbuatan yang menyimpang
dari tatanan sosial.
5. Mulai tertarik pada lawan jenis
Secara biologis manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan
jenisnya. Diantara ciri khusus anak yang sedang mengalami masa puber
adalah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Anak laki-laki sudah berani
menggoda anak perempuan. Begitu pula anak perempuan mulai pasang
aksi, senang berdandan didepan cermin, bersolek secantik mungkin agar
dapat menarik simpati dari lawan jenisnya.

12
IbidFuad Kauma, Sensasi Remaja ..., 9-10
13
Fuad Kauma, Sensasi Remaja Di Masa Puber..., 16

17
Tumbuhnya rasa cinta kasih adalah fitrah bagi manusia yang
diciptakan oleh Allah, agar kehidupan manusia terasa tenteram dan
bahagia. Untuk itu, Allah menumbuhkan rasa cinta antara laki-laki dan
wanita. Akan tetapi tertarik pada lawan jenis harus disertai dengan
tuntunan akhlak dan pegangan agama yang kuat agar anak tidak
melampaui batas dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Oleh karena itu
untuk menjaga agar tidak terjadi pergaulan bebas,free sex, Islam melarang
laki-laki dan wanita berduaan ditempat sepi.
6. Mulai mencari idola
Masa pubertas adalah masa kebingungan anak mencari idola
untukdijadikan model dan contoh dalam kehidupannya. Kebanyakan
merekamencari idola dari kalangan artis yang menjadi pujaannya, sehingga
tidakheran bila kita memasuki kamar remaja, maka yang terpampang
didindingkamarnya adalah poster-poster artis. Kebiasaan sang artis yang
menjadiidolanya ditiru tanpa memilah apakah itu baik atau tidak.
Inilah yang sedang terjadi pada saat ini. Islam tidak melarang
seseorang untuk menjadi dan mencari idola, akan tetapi hendaknya
mencari idola yang dapat mempengaruhi dirinya dalam hal-hal yang
positif dan dapat dijadikan contoh untuk perjalanan hidupnya.
Itulah potret dari tingkah laku remaja pada umumnya. Bukankah
Rosulullah SAW merupakan sosok sempurna untuk dijadikan idola,
tingkah lakunya merupakan cermin dari ketinggian akhlak yang mulia,
kejeniusannya tiada tanding dan kearifannya tiada tolak ukurnya, beliau
merupakan kepribadian yang patut dijadikan suri tauladan.
Sebagaimana firman Alah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :

ٌ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هللاِ اُس َْوةٌ َح َسنَة‬

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah suri tauladan yang baik
bagimu...(QS.Al-Ahzab (33) 21).
7. Selalu ingin mencoba hal baru

18
Masa pubertas adalah masa yang sangat mengkhawatirkan. Pada
masa ini anak mencoba terhadap hal-hal yang baru ia kenal. Dan
umumnya bersifat negatif, seperti ingin mencicipi minuman keras,
narkoba, ganja bahkan melihat film porno yang menurut mereka dapat
menimbulkan ketenangan dan kesenangan. Keingintahuan mereka
mendorong anak pada masa puber ingin mencoba sesuatu yang dilarang
untuk dikerjakan.

Pada masa puber, mereka ingin mencoba apa yang dilakukan oleh
orang dewasa dapat pula dilakukan oleh remaja, sehingga terjadi
kesenjangan perbuatan yang dilakukan remaja puber.

8. Emosinya mudah meluap


Masa puber merupakan rentang masa penuh gejolak dan gelora
semangat yang menggebu-gebu. Keadaan emosi remaja masih labil karena
erat hubungannya dengan keadaan perubahan hormon. Pada masa ini
mereka semangat berkreatif menyalurkan bakat dan hobinya.
Bersamaan dengan itu emosinya mudah keluar, hal ini
dikarenakankeseimbangan jiwanya masih labil. Mereka lebih
mengutamakan emosi terlebih dahulu daripada penalarannya dalam
menghadapidan menyelesaikan persoalan.
Terkadang mereka senang berkelahi dan menjadi brutal
dikarenakan penyaluran emosinya tidak pada tempatnya, sehingga tingkah
lakunya cenderung bersifat merusak. Adapun cara yang efektif untuk
mengendalikan emosi mereka adalah dengan memberikan bimbingan
akhlak yang mulia, pendidikan agama serta perhatian dari orang tua.

9. Aktivitas kelompok

19
Remaja dalam kehidupan sosial sangat ter tarik kepada kelompok.
Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan atau masalah
dengan berkumpul-kumpul melakukan kegiatan bersama.
10. Mengkhayal
Keinginan remaja puber untuk menjelajah dan bertualang tidak
semuanya tersalurkan. Akibatnya mereka menyalurkan keinginanya
dengan berkhayal. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal
prestasi, sedang ramaja putri lebih ke arah romantika hidup. Khayalan ini
tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang
menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya tumbuh ide-ide
tertentu yang dapat direalisasikan. Anak puber juga senang duduk
melamun, semakin banyak anak melamun, semakin sukar dia dapat
mengadakan penyesuaian-penyesuaian.14

C. SEBAB-SEBAB PUBERTAS

Penyebab munculnya pubertas adalah hormon yang dipengaruhi oleh hiposisi


(pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh. Berkat kerja hormon
ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin
sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata
lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks
sehingga alat reproduksi bisa berfungsi dan tubuh mengalami perubahan.

Hormon seks yang mempengaruhi perempan adalah estrogen dan progesteron


yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis
dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon tersebut terdapat di dalam darah dan
memengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.15

Menurut Hurlock (2012) sampai abad ini, penyebab perubahan fisik yang
terjadi pada masa puber masih merupakan misteri. Dengan banyaknya riset
dibidang endrokrinologi, ilmu medis telah mampu menetapkan sebab yang pasti
14
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya : Usaha
Nasional) hal.144
15
Loc. Cit, Marliani rosleny, Psokologi Perkembangan Hal. 157-158

20
dari perubahan fisik, meskipun sampai sekarang ahli-ahli endokrinologi tidak
dapat menerangkan adanya keanekaragaman dalam usia puber dan dalam waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan perubahan-perubahan pubertas. Hubungan
yang erat antar kelenjar pituitary yang terletak pada dasar otak telah tebentuk
bersamadengan gonad atau kelenjar seks. Gonad (bibit sperma) pria adalah testis
dangonad (bibit atau telur) wanita adalah telur. Peran kelenjar ini dalam
perubahan-perubahan pada masa puber diuraikan sebagai berikut :

1. Peran Kelenjar Pituitary

Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon: hormon gonadotrofik


pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan
hormon yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum
masapuber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah
dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan
juga semakin bertambah dalam keadaan demikian beberapa perubahanpada
masapuber mulai terjadi.

2. Peran Gonad

Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks


yaituciri-ciri seks primer bertambah besar dan fungsinya menjadi
matang,danciri-ciriseks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai
berkembang.
3. Interaksi Kelenjar Pituitary Dan Gonad

Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh


hormon gonadotrofik, yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary,
selanjutnya bereaksiterhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara
berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang
dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara

21
hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan
reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita
mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.16

D. BAHAYA PADA MASA PUBERTAS

Menurut Hurlock (2012), bahaya pada masa puber pada


umumnya gawat, terutama karena berakibat jangka panjang. Bahaya ini
bertentangan dengan tahap perkembangan yang terdahulu, dimana bahayanya
sendiri yang lebih penting dibandingkan dengan akibat jangka panjangnya.

Seperti halnya dengan akhir masa kanak-kanak, bahaya


psikologis lebih banyak dan akibatnya lebih luas daripada bahaya fisik.
Selanjutnya, hanya sedikit anak puber yang terpengaruh bahaya fisik,
sedangkan semua anak puber terpengaruh oleh bahaya psikologis meskipun
dalam tingkat yang berbeda.

1) Bahaya Fisik
Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), penyakit fisik dan
aktual jarang dialami dalam periode pubertas. Demikian juga tingkat
kematiannya tergolong rendah, karena anak pubertas jarang menderita
penyakit berat dan jarang melakukan aktivitas. Secara umum, bahaya-bahaya
fisik yang sering terjadi pada pubertas adalah akibat ketidakseimbangan
kelenjar endokrin. Namun untuk tingkat bunuh diri para pubertas lebih sering
dilakukan dibandingkan dengan tahap pra atau pascapubertas. Faktor
penyebab bunuh diri pubertas berkaitan dengan masalah psikologis, seperti
akibat konflik, depresi dan stres.

2) Bahaya Psikologi
16
Ibid file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-B098-9091-
1831-JurnalB62C9C4E35F4%7D/BAB%202.pdf

22
Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), alasan anak pubertas
tidak puas pada perubahan tubuh bersumber konsep tubuh ideal yang tinggi,
konsep bentuk tubuh ideal dari kelompok, kepercayaan tradisional yang
mewajibkan memiliki bentuk tubuh ideal, dan takut ditolak.

Demikian pula dengan ketidaksiapan menerima peran seks juga


bersumber dari konsep kepercayaan tradisional yang menilai bahwa salah satu
gender memiliki keunggulan, memiliki martabat tinggi keluarga dan sosial
budaya. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yang
kurang matang adalah konsep diri yang tidak realistis dan salah, perilaku
canggung,perasaan kecewa, asosial, bersikap negatif, menarik diri, sedikit
bicara, agresif, dan tindakan balas dendam.

Rasa ketidakbahagiaan kerap kali menyertai pubertas. Faktor


penyebab ketidak bahagiaan pubertas bersumber dari sikap penerimaan atau
penolakan terhadap diri sendiri atau sosial. Agar mencapai kepuasan dan
kebahagiaan dalam kehidupan, maka para pubertas akan berusaha keras untuk
dapat diterima orang lain dan menerima diri seadanya.

Rasa ketidakbahgiaan pada pubertas juga bersumber dari


penampilan fisik. Semakin baik fisik pubertas tersebut, maka semakin bahagia
anak pubertas tersebut.17

BAB III

17
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-B098-9091-1831-
JurnalB62C9C4E35F4%7D/BAB%202.pdf

23
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ciri-ciri masa pubertas

Ciri-ciri masa pubertas ada 2 masa yaitu,

1) Periode tumpang tindih


2) Periode singkat
Masa pubertas yang relatif singkat dalam rentang kehidupan dapat dibagi
menjadi tiga tahap sebagai berikut:
a) Tahap prapuber

Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, tetapi organ-
organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. batasan usia bagi
seorang pria sekitar 10-11 tahun dan pada wanita 9-10 tahun.

b) Tahap puber
Kriteria kematangan seksual adalah munculnya haid pada anak
perempuan dan pengalaman mimpi basah pada malam hari pada anak
laki-laki. batasan usia bagi seorang pria sekitar 12-15 tahun dan pada
wanita 11-15 tahun.

c) Tahap pascapuber

Selama tahap ini ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan
organ-organ seks mulai berfungsi secara matang. Batasan usia bagi
seorang pria dan wanita 16-17 tahun.

Menurut Blair dan Jones, 1964; Ramsey, 1967; Mead, 1970; Dusek,
1977; Besonkey, 1981, mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan
remaja sebagai berikit :

1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat,

24
2. Memiliki energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorng
mereka untuk berprestasi dan beraktivitas.
3. Memiliki fokus perhatian yang lebih terarah kepada teman sebaya
dan secara berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan
keluarga terutama orang tua.
4. Memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenis.
5. Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan.
6. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian.
7. Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak
dan kehidupan orang dewasa. Oleh kerena itu, mereka akan
mengalalami berbagai kesulitan dalam hal penyesuaian diri untuk
menempuh kehidupan sebagai orang dewasa.
8. Pencarian jati diri

2. Kriteria Pubertas

Ada beberapa gejala-gejala yang dialami anak pada masa puber, antaralain:

1. Kecenderungan untuk meniru


2. Merasa bosan
3. Keinginan untuk menyendiri
4. Kecenderungan mencari perhatian
5. Mulai tertarik pada lawan jenis
6. Mulai mencari idola
7. Selalu ingin mencoba hal baru
8. Emosinya mudah meluap.
9. Aktivitas kelompok
10. Mengkhayal

25
3. Sebab-Sebab Pubertas

Peran kelenjar ini dalam perubahan-perubahan pada masa puber diuraikan


sebagai berikut :

1. Peran Kelenjar Pituitary


2. Peran Gonad
3. Interaksi Kelenjar Pituitary Dan Gonad

4. Bahaya Pada Masa Pubertas

Menurut Hurlock (2012), bahaya pada masa puber pada


umumnya gawat, terutama karena berakibat jangka panjang. Bahaya ini
bertentangan dengan tahap perkembangan yang terdahulu, dimana bahayanya
sendiri yang lebih penting dibandingkan dengan akibat jangka panjangnya.

1. Bahaya Fisik
Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), penyakit fisik dan
aktual jarang dialami dalam periode pubertas. Demikian juga tingkat
kematiannya tergolong rendah, karena anak pubertas jarang menderita
penyakit berat dan jarang melakukan aktivitas. Secara umum, bahaya-bahaya
fisik yang sering terjadi pada pubertas adalah akibat ketidak seimbangan
kelenjar endokrin. Namun untuk tingkat bunuh diri para pubertas lebih sering
dilakukan dibandingkan dengan tahap pra atau pascapubertas. Faktor
penyebab bunuh diri pubertas berkaitan dengan masalah psikologis, seperti
akibat konflik, depresi dan stres.
2. Bahaya Psikologi

Menurut Pieter, Janiwarti & Saragih (2011), alasan anak pubertas


tidak puas pada perubahan tubuh bersumber konsep tubuh ideal yang tinggi,
konsep bentuk tubuh ideal dari kelompok, kepercayaan tradisional yang
mewajibkan memiliki bentuk tubuh ideal, dan takut ditolak.

Demikian pula dengan ketidaksiapan menerima peran seks juga


bersumber dari konsep kepercayaan tradisional yang menilai bahwa salah satu

26
gender memiliki keunggulan, memiliki martabat tinggi keluarga dan sosial
budaya. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yang
kurang matang adalah konsep diri yang tidak realistis dan salah, perilaku
canggung,perasaan kecewa, asosial, bersikap negatif, menarik diri, sedikit
bicara, agresif, dan tindakan balas dendam.

Rasa ketidak bahagiaan kerap kali menyertai pubertas. Faktor


penyebab ketidak bahagiaan pubertas bersumber dari sikap penerimaan atau
penolakan terhadap diri sendiri atau sosial. Agar mencapai kepuasan dan
kebahagiaan dalam kehidupan, maka para pubertas akan berusaha keras untuk
dapat diterima orang lain dan menerima diri seadanya.

Rasa ketidakbahgiaan pada pubertas juga bersumber dari


penampilan fisik. Semakin baik fisik pubertas tersebut, maka semakin
bahagia anak pubertas tersebut.

B. KRITIK DAN SARAN

Dalam pembuatan makalah ini tentu penulis memiliki beberapa


kekurangan, baik itu dari segi materi maupun penulisan. Maka dari itu penulis
pengharapkan kritik dan saran yang mendukung kepada pembaca agabisa
dijadikan bahan rujukan dalam perbaikan makalah ini kedepannya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

27
Prima Dewi Kusumawati, dkk. Edukasi Masa Pubertas pada Remaja, Journal of
Comunity Engagement in Health | Vol. 1 No. 1 March 2018
Tati Nurhayati . jurnal perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BFFE45F92-
F100-7D6-A3C9-2D3217E9BCDA%7D/649-2242-1-PB-1.pdf
Marliani rosleny, Psokologi Perkembangan. Bandung:Pustaka Setia. Hal.155-156
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7BE63D2D61-
B098-9091-1831-jurnalpsikologiremajaB62C9C4E35F4%7D/BAB
%202.pdf
Umami ida. Psikologi Remaja, Yogyakarta: Idea Press (cet.1) 2019
Sunarto, B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 1999),
Kartini Kartono, Psikologi anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung, CV.
Mandar Maju, 1995),
L. Zulkifli , Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003)
Fuad Kauma, Sensasi Remaja Di Masa Puber, (Jakarta : Kalam Mulia, 1999), 8
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya : Usaha
Nasional)

28

Anda mungkin juga menyukai