Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Psikologi pendidikan
“ Masa Remaja I (Perkembangan Fisik & Psikososial) ”

Dosen pembimbing:
Hj. Siti Amalia M.pd
Di susun oleh:
Ajrina Tamimi
Amel Amalia
M. Fadli

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM
JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Faktor-faktor yang Masa Remaja I ( Perkembangan Fisik & Psikososial ).
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan penulis selaku
penyusun dan bagi pembaca penulis minta maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

Bekasi, 30 November 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terus
berlangsung sampai dewasa, sebelum memasuki masa dewasa setiap individu
melewati fase-fase perkembangan termasuk perkembangan pada masa remaja. Masa
remaja ini merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional
(Santrock, 1995)
Perubahan-perubahan pada masa remaja sangat membingungkan remaja saat
mereka menjalaninya. Pertumbuhan dan perkembangan yang dramatis di dalam
tubuh seorang remaja menimbulkan kekhawatiran yang akut akan tubuh mereka dan
menimbulkan berbagai pertanyaan, keraguan dan ketakutan. Dalam proses
perkembangan kematangan psikologis dan biologis remaja kerap menghadapi
ketegangan dan kekhawatiran. Remaja mengalami perasaan labil, mencoba sesuatu
hal yang baru dan sering melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Karena pada
masa ini juga dikenal dengan masa pencarian jati diri diperlukan pengetahuan
bagaimana perkembangan psikologi masa remaja dan bagaimana masa ini terlewati
dengan berbagai kesulitan sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan
remaja dapat mencegah konflik yang timbul pada masa remaja dalam keseharian
bermasyarakat

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masa Remaja?
2. Apa yang dimaksud dengan masa Pubertas dan Adolensi pada remaja?
3. Bagaimana perkembangan Fisik & Seksual dalam masa Pubertas?
4. Bagaimana perkembangan sosial remaja?
5. Bagaimana Remaja di lingkungan sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Remaja

Remaja berasal dari bahsa latin “Adolescentia” yang berarti tumbuh, jadi masa
remaja yaitu tumbuh kearah yang lebih matang atau dewasa. Pada usia 13 samapi
15 tahun merupakan masa pra pubertas (pueral), yakni masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah
ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi belum sampai menjadi kelompok orang
dewasa. Pra pubertas adalah saat terjadi kematangan yang sesungguhnya. Masa
remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai
15 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,
dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun
secara sosial.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal
dan masa remaja akhir. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa
remaja terletak kira-kira disekitar usia 17 tahun usia saat mana rata-rata setiap
remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika remaja duduk dikelas
terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada diambang
perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan
tinggi atau menerima pelatihan kerja tertentu. Status disekolah juga membuat
remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan
kesadaran akan setatus formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah yang
mendorong sebagian besar remaja untuk berperilaku lebih matang. Ciri-ciri
remaja awal:

1. Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung
dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu,
periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan
psikologis individu. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa
menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu
sikap dan nilai-nilai.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan. Periode ini menuntut seorang anak
untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari
pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan
meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya.
3. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri. Pada periode ini, konformitas
terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka
mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku
sebisa mungkin sama dengan kelompoknya.

B. Masa Pubertas dan Adolensi Remaja

Secara etimologi, istilah remaja meliputi dua istilah yang membedakan remaja itu
sendiri, yaitu istilah pubertas dan adolesen. Perbedaan ini berdasarkan peninjauan
atas kematangan-kematangan yang menonjol yang terjadi pada masa remaja itu.
Istilah pubertas menunjukkan kepada adanya psikis remaja. Hal ini sesuai dengan
pendapat Moh. Surya (1990 : 89) bahwa pubertas (puberty) berasal dari kata pubes
yang artinya “bulu”. Jadi masa ini ditandai dengan perubahan-perubahan jasmani
seperti tambah bulu, tinggi, dan berat badannya, kematangan organ-organ seks, dan
sebagainya.

Sedangkan istilah adolesen diarahkan dengan tumbuh kematangan atau


kedewasaan yang meliputi seluruh aspek kepribadian baik fisik maupun mental.
Selanjutnya yang masih sama memberikan istilah remaja dengan istilah pubertas dan
adolesen ini ialah Y. Singgih D. Gunarso (1989 : 4) bahwa remaja dapat disebut
dengan pubertas, adolesen, dan youth.

Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas umur remaja,
tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara
pasti tentang batasan usia remaja karna masa remaja ini adalah masa peralihan. Pada
umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode, yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

a) Masa Pra Pubertas; peralihan dari akhir masa anak-anak ke masa awal
pubertas. Cirinya :

• Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi


• Anak mulai bersikap kritis
b) Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:

• Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya


• Memperhatika penampilan
• Sikapnya tidak menentu/ Plin plan
• Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c) Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas kemasa
adolesen. Cirinya:

• Pertumbuhan fisiknya sudah mulai matang tetapi kedewasaan


psikologinya belum tercapai sepenuhnya
• Proses kedewasaan jassmaniah pada remaja putri lebih awal dari
remaja pria

2. Periode Remaja adolesen usia 19-21 tahun

Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

• Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis


• Mulai menyadari akan realitas
• Sikapnya mulai jelas tentang hidup
• Mulai nampak bakat dan minatnya

Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan pada remaja,
misalnya mereka dihrapkan untuk tidak lagi bertingkah sepertianak-anak, mereka
harus lebih mandiri dan bertanggung jawa. Kemandirian dan tanggung jawab ini
akan terbentuk seiring berjalannya waktu dan akan nampak jelas pada remaja akhir
yang duduk di awal-awal bangku kuliah.

C. Perkembangan Fisik dan Seksual di masa Pubertas

Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan


seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Akan tetapi pubertas
bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba-tiba terjadi. Pubertas adalah bagian dari
suatu proses yang terjadi berangsur-angsur (gradual). Seseorang bisa dikatakan
remaja jika ia sudah mengalami beberapa perubahan biologis pubertas. yang mana
perubahan ini merupakan tanda akhir masa anak-anak, yang berkibat pada
peningkatan pertumbuhan terhadap berat dan tinggi badan, perubahan dalam proporsi
dan bentuk tubuh, dan pencapaian kematangan seksual. Pubertas dimulai dengan
peningkatan tajam pada hormon seks. kemudian perubahan fisik ini memberikan
pengaruh terhadap emosi remaja tersebut hinga semakin sensitif daan suaasana hati
yang cepat berubah.

Sarwono (2002) menyatakan bahwa remaja dikenal sebagai suatu tahap


perkembangan fisik dimana alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa
pematangan fisik remaja wanita dimulai dengan haid pertama (menarche)yang
biasanya terjadi pada usia 11-15 tahun sedangkan pada pria saat pertama kali
mengalami mimpi basah yaitu pada usia 12-16 tahun (Monks dkk, 1999). Namun
ternyata pendapat ini tidak dapat menjadi patokan, karena pubertas ini tergantung
pada kondisi masing-masing individu.

Ada dua jenis perubahan yang terjadi ketika memasuki masa pubertas ini yakni
perubahan primer dan sekunder. Di mana perubahan primer dan sekunder pada laki-
laki berbeda dengan perubahan primer dan sekunder pada perempuan. Penyebab
adanya perubahan primer dan sekunder pada laki-laki/perempuan dikarenan hormon
dalam tubuh laki-laki bebeda dengan hormon pada tubuh perempuan:

a. Perubahan primer dan sekunder pada laki-laki dipengaruhi oleh hormon


testosteron yaitu hormon yang bereparan dalam pembentukan sel sperma.
Perubahan primer ditandai dengan adanya ciri primer pertumbuhan pada laki-
laki yaitu sel sperma yang sudah mulai diproduksi oleh testis. Sementara
perubahan sekunder yang terjadi pada laki-laki antara lain meliputi
tumbuhnya kumis/jenggot, suara lebih berat, tumbuh jakun, serta dada
menjadi lebih bidang.
b. Perkembangan pada perempuan dipengaruhi oleh hormon
estrogen dan progesteron. Hormon ini berfungsi untuk mematangkan sel telur
(ovum) dan mengatur perkembangan sekunder pada perempuan saat masuk
usia dewasa. Perubahan primer pada perempuan adalah sudah diproduksinya
sel telur oleh ovarium. Jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma maka
perempuan tersebut akan mengalami menstruasi. Jika sel telur dibuahi oleh
sel sperma maka akan terjadi kehamilan. Sementara perubahan sekunder yang
mengiringi perubahan primer adalah payudara membesar, panggul melebar,
suara menjadi merdu, dan kulit menjadi lebih halus.

Perubahan biologis pubertas, yang merupakan tanda akhir masa kanak-kanak,


berakibat peningkatan pertumbuhan berat dan tinggi, perubahan dalam proporsi dan
bentuk tubuh, dan pencapaian kematangan seksual. Perubahan fisik dramatis ini
merupakan bagian dari proses kematangan panjang dan kompleks yang dimulai
bahkan sebelum lahir, dan pencabangan psikologis mereka terus berlanjut sampai
masa dewasa.

C. Perkembangan Sosial Remaja

Masa remaja adalah saat untuk mencoba melakukan peranan sosial yang baru
yang menuntut cara-cara bertingkahlaku sosial tertentu. Dalam suasana awal
pelaksanaan peranan dan tingkah laku sosial yang baru, remaja mungkin mengalami
berbagai kendala dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada sejumlah
karakteristik menonjol dari perkembangan sosial remaja, yaitu sebagai berikut:

1. Ketertarikan terhadap lawan jenis.

Suatu perubahan hubungan sosiaql yang menonjol pada periode remaja adalah
ketertarikan terhadap lawan jenis. Ketertarikan ini dapat dilihat dari kesukaan dan
kegembiraan dalam kelompok yang anggota kelompoknya heterogen, yaitu terdiri
dari wanita dan pria yang sebelumnya remaja menyukai berkelompok yang
homogen, yaitu wanita sama wanita dan pria sama pria. Remaja bangga kalau
dirinya populer di antara teman sebayanya terutama di antara lawan jenis. Remaja
populer memiliki banyak teman dan penggemar di antara lawan jenisnya. Ada
beberapa kriteria yang harus dimiliki remaja untuk dapat menjadi populer di
antaranya penampilan fisik yang menarik (pria dengan bentuk tubuh gagah, dan
wanita dengan wajah yang menawan dan tubuh yang seimbang , sikap yang tenang
namun periang dan penuh perhatian (Hurlock, 1980) Kedekatan hubungan dengan
lawan jenis pada remaja awal mudah berakhir dan dalam waktu yang relatif
singkat (cinta monyet). Remaja sering jatuh cinta namun kecintaan itu cepat dan
cepat pula berakhir.

2. Kemandirian bertingkah laku sosial.

Tingkahlaku sosial lainnya yang berkembang pada periode remaja adalah


tingkahlaku sosial yang mandiri. Artinya remaja memilih dan menentukan
sendiri dengan siapa dia akan berteman. Mereka tidak ingin orang lain turut
campur termasuk orang tuannya dalam menentukan hubungan sosial mereka,
khususnya dengan teman sebaya. Usaha remaja untuk mandiri dalam hubungan
sosial ini sering menimbulkan pertentangan dengan orang tua. Untuk
mengurangi pertentangan ini orang tua hendaknya bersikap toleransi dan
mendorong sikap sosial mandiri remajanya sambil memberikan pengarahan-
pengarahan. Jika antara orang tua dan remaja terdapat saling pengertian dan
pandangan yang sama tentang sampai berapa jauh tingkat kemandirian remaja
yang pantas dimiliki remaja, maka pertentangan yang tidak dinginkan itu dapat
diatasi.

Karena remaja membutuhkan kemandirian dalam bersosialisasi maka


diharapkan remaja dapat mengambil keputusan tingkahlaku yang tepat dalam
menghadapi orang-orang dewasa yang baru dikenal dalam situasi yang baru, dan
semua itu memerlukan proses belajar berpengalaman. Oleh karena itu remaja
harus disiapkan dengan kondisi-kondisi diri yang menjadi dasar dalam
bertingkahlaku sosial yaitu :

a. menentukan konsep diri. Konsep diri remaja mempengaruhi tingkahlaku


sosial karena bagaimana memandang dirinya sendiri akan diproyeksikan
terhadap tingkah lakunya terhadap orang lain.

b. Memahami moral-moral yang berlaku dalam lingkungan sosial. Remaja harus


diperkenalkan dan diberi model serta latihan berprilaku yang bermoral agar
dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial dengan teman sebaya maupun
dengan orang dewasa di luar keluarga dan sekolah

c. Kontrol emosi yang mandiri. Remaja harus dilatih untuk mengontrol emosi
dengan cara membiasakan kesabaran, pemaaf dan berpikir positif terhadap orang
lain, dalam arti mempunyai pandangan bahwa setiap orang itu pada dasarnya
baik. Namun kalau terjadi prilaku yang menyakitkan berarti orang itu dalam
keadaan bermasalah yang memerlukan bantuan.

d. Kemampuan memecahkan masalah hubungan sosial. Remaja harus dibekali


dengan ketrampilan - ketrampilan dalam menghadapi konflik dengan teman
sebaya maupun dengan orang dewasa.
3. Kesenangan berkelompok.

Suatu prilaku sosial yang menonjol pada para remaja adalah kesenangan
berkelompok. Hidup dalam kelompok teman sebaya merupakan kebutuhan pada
masa remaja. Hurlock (1980) mengemukakan bahwa terjadi perubahan bentuk
kelompok sesuai dengan peningkatan perkembangan mereka, Bentuk-bentuk
kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kelompok teman dekat. Kelompok ini muncul pada masa remaja awal puber.
Kelompok terdiri dari dua atau tiga orang teman dekat dengan jenis kelamin yang
sama. Dalam kelompok terjadi saling membantu pemecahan masalah, berbagi rasa
suka dan duka, namun tidak jarang terajadi pertengkaran, namun mereka akan
rukun kembali.

b. Kelompok kecil. Anggota kelompok terdiri dari teman dekat jumlahnya lebih
kecil dari kelompok sebelumnya dan jenis kelamin yang berbeda wanita dan pria.
Fungsi kelompok adalah tempat saling menyokong dan belajar bergaul dengan
lawan jenis. Sokongan kelompok sangat penting dalam rangka mencapai
kemandirian dari ketergantungan terhadap orang tua.

c. Kelompok besar. Kelompok ini jumlah anggotanya besar karena terdiri dari
anggota kelompok teman dekat dan anggota kelompok kecil. Kelompok ini
terbentuk sejalan dengan peningkatan aktivitas remaja seperti kegiatan rekreasi
acara-acara kesenian, olah raga, pesta ulang tahun dan syukuran atas kesuksesan
yang mereka peroleh.

d. Kelompok terorganisasi. Kelompok ini merupakan kelompok pemuda yang


diorganisir oleh orang dewasa untuk tujuan pembinaan terhadap remaja.
Kegiatannya diarahkan kepada kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan
remaja sendiri maupun masyarakat.

e. Kelompok geng. Kelompok ini beranggotakan remaja yang ditolak atau tidak
puas dalam kelompok organisasi, lalu menggabungkan diri menjadi kelompok
geng. Kegiatan geng cendrung merusak dan mengganggu kehidupan masyarakat
bahkan bertingkahlaku anti sosial seperti mencuri, merampok dan membunuh.
Kelompok geng yang merusak in dapat kita lihat seperti kegiatan geng motor yang
prilakunya sering membuat kegaduhan dalam masyarakat.
Fungsi teman sangat penting bagi remaja terutama sebagai tempat berbagi rasa dan
penderitaan maupun kebahagiaan serta belajar cara-cara menghadapi masalah yang
banyak timbul, karena tugas-tugas perkembangaan yang harus mereka kuasai. Pada
masa remaja akhir teman lawan jenis sangat penting walaupun teman sesama jenis
tetap dibutuhkan. Teman yang dipilih cendrung sama pandangan dalam memahami
permasalahan kehidupan.

D. Remaja dalam Sekolah

Lingkungan pergaulan remaja di sekolah mempengaruhi perilaku sosial mereka.


Ketika ada konflik dengan guru dan orang tua mereka di sekolah, mereka akan lebih
mendengarkan masukan dari teman sebaya mereka. Penting bagi remaja untuk
memilih pergaulan teman sebaya mereka karena lingkungan pergaulan remaja akan
mempengaruhi perilaku sosial mereka. Di lingkungan sekolah, remaja yang
cenderung sering melanggar aturan sekolah akan memilih teman yang melanggar
aturan sekolah, contohnya mengakses video porno kemudian membagikan ke teman-
teman mereka. Begitu pula sebaliknya, remaja yang cenderung mematuhi aturan
sekolah akan lebih nyaman bergaul dengan remaja yang mematuhi aturan sekolah
juga.

Salah satu karakteristik remaja adalah memilih pergaulan yang cenderung lebih
bebas tanpa terbelenggu aturan sekolah.maka tak heran, jika remaja akan memilih
untuk berbenturan dengan aturan sekolah daripada mereka dianggap aneh oleh
teman-teman sebaya. Berbagai fenomena perilaku sosial remaja tersebut mereka
wujudkan di dalam lingkungan sekolah. Perlu adanya pemahaman secara holistik
untuk melahirkan aturan sekolah yang sesuai dengan karakteristik remaja sehingga
remaja mau mematuhi aturan tersebut dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang formal yang secara sistematis


melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu
remaja agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek
moral-spritual, intelektual, emosional maupun sosial. Dengan demikian sekolah
mempengaruhi tingkahlaku remaja khususnya tingkah laku sosialnya. Fungsi sekolah
lainnya dalam mengembangkan tingkahlaku sosial adalah menyiapkan model-model
bertingkahlaku sosial baik itu guru, petugas administrasi maupun siswa lainnya.
Sebagai pendidik, seorang guru hendaknya mengembangkan proses pendidikan
yang bersifat demokratis. Andaikata guru masih berpendirian dialah satu-satunya
tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh di sekolah,
maka perkembangan hubungan sosial remaja akan terganggu. Sebab, remaja sudah
bukan anak-anak lagi yang senantiasa memiliki sikap mengagumi gurunya sebagai
tokoh yang harus dipatuhi melebihi siapapun. Untuk itu, guru harus mampu
mengembangkan perannya selain sebagai guru juga sebagai pemimpin yang
demokratis.

Guru harus profesional dalam memberikan pelajaran, memiliki kiat-kiat yang


menarik sehingga anak memahami, merasakan manfaat dan berminat terhadap materi
pelajaran tersebut. Tugas guru tidak hanya semata-mata mengajar tetapi juga
mendidik. Artinya seorang guru di samping memberikan pelajaran tetapi dia juga
harus dapat membina prilaku anak didik sehingga menjadi manusia dewasa yang
bertanggungjawab. Untuk dapat membantu perkembangan kepribadian termasuk di
dalamnya perkembangan hubungan sosial, ada empat kompetensi yang seharusnya
dimiliki oleh guru (dalam hal ini penjelasan terperinci dari keempat kompetensi
tersebut silakan dilihat pada literatur yang berkaitan dengan materi tersebut),
kompetensi tersebut adalah :

• Kompetensi pedagogik
• Kompetensi kepribadian
• Kompetensi sosial
• Kompetensi profesional

Seorang guru yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut dan


mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah akan menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif sehingga terjadi interaksi atarguru, antarsiswa dan
antarguru dan siswa akhirnya akan bermuara terjadinya hubungan sosial yang baik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja merupakan nilai penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan
karena remaja merupakan masa-masa transisi peralihan antara masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Masa ini adalah masa yang sangat krusial dimana pada saat itu terjadi
perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial.
Perkembangan remaja merupakan salah satu proses perjalanan perkembangan yang
dapat mempengaruhi masa depannya. Oleh sebab itu, dibutuhkan arahan dan
bimbingan agar melewati masa remaja dengan baik.

B. Saran

Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini,


maka penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya,
penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W, Masa Perkembangan Anak Children. Salemba Humanika


Jakarta

Hurlock, B. Elisabeth. 1995. Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Miles, Mattew B.A & Michael Huberman, 1984, Qualitativermat Data


Analysis A Source Book Of New Methods Sage Publication Bevery Hills, London,
New Delhi.

Jurnal Online dan Blog

Anda mungkin juga menyukai