PEDAHULUAN
1
karena remaja belum memperoleh status oleh dewasa tetapi tidak lagi memiliki status
kanak-kanak.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa remaja
2. Untuk mengetahui ciri-ciri masa remaja
3. Untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di masa remaja
4. Untuk mengetahui tugas di masa remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kebingunngan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang
menyebutnya sebagai periode “sturm und drang” atau pubertas. Mereka bingung
karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan diri, memahami dan
menyeleksi serta melaksanakan nilai-nilai yang ditemui dimasyarakat, disamping
perasaan ingin bebas dari segala ikatanpun muncul dengankuatnya. Sementara
fisiknya sudah cukup besar, sehingga disebut anak tidak mau dan disebut orang
dewasa tidak mampu. Tepatlah kiranya kalau ada ahli yang menyebutnya sebagai
“masa peralihan”. Di lain pihak Hurlock menyebutnya dengan dua istilah terpisah
tapi berdekatan, yaitu puberty dan adolescence. Memang masa remaja tidak
seluruhnya berada dalam kegoncangan, tapi pada bagian akhir dari masa ini
kebanyakan individu sudah berada dalam kondisi yang stabil. Ciri utama bahwa
seseorang itu memasuki masa remaja adalah terjadinya ‘manarche’ (menstruasi
pertama) bagi wanita, dan ‘noctural emissions’(memimpikan jimak pertama kalinya)
bagi laki-laki.
Selain itu juga ditandaidengan perubahan tubuh yang utama pada masa
pubertas:
Perubahan besarnya tubuh.
Perubahan proporsi tubuh.
Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Dalam
hal ini para ahli berbeda pendapat, dikarenakan sulitnya memberi batas yang
pasti.Akibatnya tidak jarang terjadi adanya batas usia yang saling tumpang tindih
antara satufase dengan fase lainnya. Walaupun demikian, pembagian itu tetap perlu
karena darikeseluruhan masa remaja kenyataannya terdapat perbedaan tingkah laku
akibatberbedanya usia mereka.
Secara umum adolescence atau masa remaja itu dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Early Adolescence : 12-18 tahun
2. Later Adolescence : 18-24 tahun
4
2.2 Early Adolescence
Masa remaja awal adalah masa transisi dimana seseorang
mengalamikematangan fisik dan psikologi serta memperoleh identitas pribadi yang
pada umumnyadimulai pada usia 12-18 tahun. Pada akhir perkembangan periode
kritis ini, individu siapuntuk memasuki lingkungan dewasa dan menerima tanggung
jawabnya.
Adapun ciri-ciri fisik yang dialami pada masa ini adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan paling cepat pada remaja pria pada sekitar usia 14 tahun,
sedangkanpada wanita terja disekitarusia 12 tahun.
2. Memiliki ukuran kaki yang lebih panjang, aneh, dan tidak terkoordinasi.
3. Pertumbuhan pada lengan, dada, dan pinggul.
4. Tengkorak dan tulang wajah juga mengalami perubahan proporsi: dahi
lebihmenonjol dan tulang rahang tumbuh.
5. Berkembangnya karakteristik sex primer dan sekunder.
6. Pada pria mengalami ejakulasi yang pertama, yang umumnya terjadi pada
sekitar14 tahun.
7. Tumbuhnya payudara dan awal menstruasi pada wanita.
8. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera.
9. Perubahan distribusi otot dan lemak.
Berbagai perkembangan yang dialami pada fase ini adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Psikososial
Tugas perkembangan psikososial pada masa ini adalah pencarian
identitas.Kekhawatiran pada tahap ini adalah kebingungan peran. Remaja harus
membentukhubungan sebaya yang dekat atau terisolasi secara sosial. Remaja
bekerjaman diri secaraemosional dari orang tua, sambil mempertahankan ikatan
keluarga. Mereka jugamengembangkan system etisnya sendiri berdasarkan nilai-nilai
personal. Pilihan tentangpekerjaan, pendidikan, masadepan, dan gaya hidup harus
dibuat.
Remaja biasanya lebih memikirkan tentang dirinya, penampilan,
sertakemampuan fisiknya. Perawatan kulit, dan pakaian menjadi sangatpenting.
5
Perilaku yang menunjukan resolusi negative pada tugas perkembangan usia iniadalah
kebimbangan dan ketidakmampuan menentukan pilihan.
2. Perkembangan Moral
Tahapan Psikomoral menurut Kohlberg meliputi:
1. Tahap orientasi hukum kepatuhan pada tingkat pemikiran prakonvensional.
Perkembangan:
Peka terhadap peraturan yang berlatar budaya.
Menghindari hukuman dan patuh pada hokum.
Bukan atas dasar norma pada peraturan moral yang mendasarinya.
2. Tahap orientasi realita dan instrumental pada tingkat pemikiran
prakonvensional.
Perkembangan:
Tindakan dilakukan hanya untuk memuaskan individu akan tetapi
kadang-kadang untuk orang lain, kesetiaan, penghargaan,
kebijakandiambil untuk diperhitungkan.
3. Tahap orientasi masuk kelompok (hubungan dengan orang lain). Pada
tingkat pemikiran konvensional.
Perkembangan: Bertingkah laku yang dapat menyenangkan dan dapat
diterima orang lain.
4. Tahap orientasi hokum dan ketertiban pada tingkat pemikiran konvensional.
Perkembangan:
Membuat keputusan yang benar mengerjakan tugas
Berorientasi pada otoritas yang sudah pasti dan usaha untuk
memelihara ketertiban sosial.
5. Tahap orientasi kontrak social tingkat pemikiran post konvensional
otonom/berprinsip.
Perkembangan:
Mementingkan kegunaannya
Adanya kesadaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi
adalah relative.
Menekankan bahwa hukum yang diambil atas dasar rasional.
6
6. Tahap orientasi asas etika universal pada tingkat pemikiran
postkonvensional/berprinsip.
Perkembangan:
Keputusan yang diambil berdasarkan suasana hati.
Prinsip dan etika dipilih sendiri.
Berpedoman kepada pedoman-pedoman yang umum dimasyarakat.
3. Perkambangan Kognitif
Kematangan kemampuan kognitif terjadi selama usia adolescence.
Keistimewaan utama pada tahap ini adalah remaja dapat berfikir abstrak. Remaja
memiliki imajinatif tinggi dan idealistik. Remaja menjadi lebih banyak tahu tentang
dunia dan lingkungan.
Remaja menggunakan informasi baru untuk memecahkan masalah sehari-hari
dan dapat berkomunikasi dengan orang dewasa tentang berbagai hal. Perkembangan
kognitif yangdapat ditemukan pada adolescence:
a. Kapasitas melakukan proses informasi.
Remaja lebih superior dibandingkan dengan anak yang lebih muda dalam
hal kapasitas proses informasi, tapi belum diketahui apakah hal ini merupakan
refleksi peningkatan struktural yang ada hubungannya dengan umur.
b. Pengetahuan domain spesifik.
Semasa kecil mereka akan menimbun/ menyimpan berbagai pengetahuan
yang makin lama makin terorganisasi dalam berbagai bidang dengan domain
spesifik, yang akan memungkinkan pemecahan masalah melalui proses memori
yang tidak terdapat pada anak dengan umur lebih muda.
c. Peningkatan kemampuan yang ada.
d. Menggali kemampuan baru untuk pikiran abstrak yang terbatas (remaja awal)
e. Mencari-cari nilai dan energi baru.
f. Perbandingan terhadap “normalitas “ dengan sebaya yang jenis kelaminnya
sama.
g. Menikmati kekuatan intelektual.
h. Prihatin dengan filosofis, politis, dan masalah social.
i. Dapat menerima dan bertindak pada pelaksanaan jangka panjang.
7
j. Mampu memandang masalah secara komprehensif.
k. Identitas intelektual dan fungsional terbentuk.
8
4. Saling tolong menolong antara teman.
Ada beberapa perkembangan yang dialami pada fase ini, antara lain yaitu:
1. Perkembangan Sosial
Salah satu tugas perkembangan remaja yang sulit adalah yang berhubungan
dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis
dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan
dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah.
Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus banyak
membuatpenyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri
denganmeningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku
sosial,pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan,
nilai-nilaibaru dalam dukungan dan penolakan sosial dan nilai-nilai baru dalam
seleksi pemimpin.
Dalam proses perkembangan sosial, anak juga dengan sendirinya
mempelajariproses penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Perkembangan sosial individu sangat
tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya.
Karena remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-
teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-
teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar
dari pada pengaruh keluarga.
Dan karena keremajaan itu selalu maju, maka pengaruh kelompok sebayapun
mulaiakan berkurang. Hal ini disebabkan karena ada dua faktor, yaitu:
Sebagian besar remaja ingin jadi individu yang berdiri diatas kaki sendiri,
daningin dikenal sebagai individu yang mandiri. Upaya bagi penemuan identitas
diriyang tadi sudah dibahas melemahkan pengaruh kelompok sebaya pada
remaja.
Timbul dari akibat pemilihan sahabat, remaja tidak lagi berminat dalam
berbagaikegiatan seperti pada waktu berada pada masa kanak-kanak. Karena
kegiatansosial kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang
9
lebih erat, maka pengaruh kelompok sosial yang besar menjadi kurang menonjol
dibandingkan pengaruh teman-teman.
10
d. Mulai cenderung memilih karier tertentu
Sebagaimana dikatakan oleh Kuhlen bahwa ketika sudah memasuki masa
remaja akhir, mulai tampak kecenderungan mereka untuk memilih karier
tertentu meskipun dalam pemilihan karier tersebut masih mengalami kesulitan.
Meskipun sebenarnya perkembangan karier remaja masih berada pada taraf
pencarian karier. Untuk itu remajaperlu diberikan wawasan karier disertai
dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing jenis karier tersebut.
2. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Moral pada dasarnya
merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi
danmoral merupakan kaidah norma dan pranta yang mengatur perilaku individu
dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan
standar baik buruk yang ditentukan bagi individu olen nilai-nilai sosial budaya
dimana individu sebagai anggota sosial.
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja ini adalah
bahwasesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan
berfikir operasional format yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu
memcahkanmasalah-masalah yang bersifat hipotesis, maka pemikiran remaja
terhadap suatupermasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi,
tetapi, juga padasumber moral yang menjadi dasar hidup mereka.
Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang akan berlaku
umum dan merumuskanya dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman
bagiperilakunya. Ada lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh
remajayaitu:
Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak.
Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang
salah, keadilan moral sebagai kekuatan moral yang dominan
Penilaian moral menjadi semakin kognitif
Penilaian moral menjadi kurang egosentris
11
Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa
penilaianmoral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.
Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh Lawrence E. Kohlberg,
tahap-tahapan perkembangan moral dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu
sebagaiberikut:
a) Tingkat prakonvensional
Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan
ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk serta benar dan salah.
Namun demikian, semua ini masih ditafsrikan dari segi akibat fisik atau
kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaragn kebaikan) atau dari
segi kekuatan fisik mereka yang memaklumkan peralihan.
b) Tingkat konvensional
Pada tingkat ini, anak memandang perbuatan itu baik/benar atau berharga
bagidirinya apabila dapat memenuhi harapan/persetujuan keluarga, kelompok,
atau bangsa. Disini berkembang sikap konformitas, loyalitas, atau penyesuaian
diri terhadap keinginan kelompok, atau aturan sosial masyarakat.
c) Tingkat pasca-konvensional
Pada tingkat ini ada usaha individu untuk mengartikan nilai-nilai atau
prinsip-prinsipmoral yang dapat diterapkan atau dilaksanakan terlepas dari
otoritas kelompok, pendukung atau orang yang memegang/menganut prinsip-
prinsip moral tersebut jugaterlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk
kelompok itu atau tidak.
Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Anakmemperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama dari
orangtuanya. Dia belajaruntuk mengenal nilai-nilai dan berprilaku sesuai dengan
nilai-nilai tersebut. Dalam mengembangkan moral anak, peranan orang tua
sangatlah penting, terutama pada waktuanak masih kecil. Beberapa sikap orang
tua yang perlu diperhatikan sehubugan dengan perkembangan moral anak
diantaranya sebagai berikut:
Konsisten dalam mendidik anak
Sikap orang tua dalam keluarga
Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut
12
Sikap konsisten orang tua dalam menerapakan norma.
Dalam perkembangan moral ada tahap-tahap yang berlangsung sama pada
setiapkebudayaan, penahapan yang ditemukan bukan mengenai sikap moral
yang khusus, melainkan berlaku pada proses penalaran yang mendasarinya.
Makin tinggi tingkat penalaran sesorang makin tinggi pula tingkat moral
seseorang.
3. Perkembangan Inteligensi
Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa latin “intelligere” yang
berartimenghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern,
iamengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat
alatalatbantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan
baru.Inteligensi menurut David Wechsler yang dikutip oleh Sarlito, didefenisikan
sebagai “
Keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah
serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. “
Sedangkan Inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan
kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif,
termasuk kemampuan mental yang komplek seperti berpikir, mempertimbangkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan.
Inteligensi memang mengandung unsur pikiran atau ratio, makin banyak
unsuryang digunakan dalam suatu tindakan atau tingkah laku, makin berintegrasi
tingkah laku tersebut. Unsur inteligensi dinyatakan dalam IQ dan dari pengukuran
inteligensi yangdilakukan para ahli, maka ia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Menurut Andi Mappiare, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan
inteligensi antara lain:
a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia
mampuberpikir reflektif.
b. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga
seseorang dapat berpikir pra-operasional.
c. Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam
menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara
13
keseluruhandan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik
kesimpulanyang baru dan benar.
4. Perkembangan Emosi
Dalam perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai dengan perbuatan,
seperti perasaan senang dan tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang yang
terlalu menyertai perbuatan-perbutan kita sehari-hari disebut sebagai warna afektif.
Warna afektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau kadang-kadang
tidak jelas. Apabila warna afektif tersebut kuat, perasaan seperti itu dinamakan
emosi. Menurut Crow & Crow, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai
dengan perubahan-perubahan fisik. Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-
perubahan padafisik seseorang, seperti:
a. Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah bertambah cepat bila marah.
c. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut.
d. Pernafasan bernafas panjang bila kecewa.
e. Pupil mata membesar bila marah
f. Bulu roma berdiri kalau takut.
g. Otot menjadi ketegangan atau bergetar (tremor).
h. Komposisi darah berubah dan kelejar-kelenjar lebih aktif.
Masa remaja adalah masa goncang yang terkenal dengan berkecambuknya
perubahan-perubahan emosional. Elizaberth mengatakan bahwa masa remaja adalah
masa “badai dan takanan”. Suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai
akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, atau perubahan jasmaniah, terutama
perubahan hormon seks.
Akan tetapi menurut Zakiah Daradjat, bahwa kegoncangan emosi itu tidak
hanyadisebabkan oleh perubahan hormon seks dalam tubuh saja, karena perubahan
hormon itu mencapai puncaknya pada permulaan masa remaja awal, sementara
perkembangan emosi mencapai puncaknya pada periode akhir. Oleh karena itu, kita
bisa mengatakan bahwa kegoncangan emosi juga dapat berakibat dari suasana
masyarakat dan keadaan ekonomi lingkungan remaja.
14
Masa remaja dikenal dengan masa strom and stress, yaitu terjadi pergolakan
emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara
psikis yang bervariasi. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari
berbagai macam pengaruh, seperti lingkungan, tempat tinggal, keluarga, sekolah dan
teman-teman sebayanya, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyesuaian diri terhadap lawan jenis termasuk salah satu hal yang
menyebabkan kecemasan pada remaja, karena keadaan dan perasaan ini adalah hal
baru. Oleh karenaitu, memerlukan kemampuan untuk menyesiaikan diri, karena
dapat menimbulkan ketegangan emosi. Gejala ini sebenarnya sehat bagi remaja,
tetapi tidak jarang menimbulkan konflik jika tidak diikuti oleh bimbingan dari orang
tua atau orang yangtelah dewasa. Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, ada pula
situasi yang menyebabkan tidak enaknya remaja. Seperti kegagalan dalam belajar,
akan menimbulkan rasa tidak enak, cemas dan mungkin putus asa.
Diantara faktor terpenting yang menyebabkan ketegangan remaja adalah
masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan
membutuhkan penyesuaian diri. Biasanya penyesuaian diri itu didahului oleh
kegoncangan emosi, karena setiap percobaan mungkin gagal atau sukses. Ketakutan
ataugagal menyebabkan jiwanya goncang. Semakin banyak situasi dan suasana baru
akanbertambah pula usaha untuk penyesuaian selanjutnya akan meningkat pula
kecemasan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada
masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.
Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-
kebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang
menyebutnya sebagai periode “sturm und drang” atau pubertas.
Ciri utama bahwa seseorang itu memasuki masa remaja adalah terjadinya
‘manarche’ (menstruasi pertama) bagi wanita, dan ‘noctural emissions’(memimpikan
jimak pertama kalinya) bagi laki-laki.
Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Secara
umum adolescence atau masa remaja itu dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Early Adolescence : 12-18 tahun
2. Later Adolescence : 18-24 tahun
3.2 Saran
Penyusunan tentang masa remaja ini perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan
selanjutnya pada aspek yang belum disusun. Oleh karena itu, perlu adanya
penyusunan yang jauh lebih lengkap dan sistematis untuk menunjang landasan dan
konteks nilai ini agar lebih dipahami oleh pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://jaejaejaejae.blogspot.co.id/
Haditono, Siti Rahayu, F. J. Monks, A. M. P. Knoers. 2006. Psikologi
Perkembangan:
Pengantar dalam berbagai bagiannya. Cetakan 16. Revisi III. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
17
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang
atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para siswa, untuk
belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik remaja. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada siswa, agar kreativitas
dan penguasaan materi pelajaran dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengetahui tentang perkembangan masa remaja serta dapat membentengi diri dan
lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam berbagai bentuk kenakalan
remaja.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari guru pengampu
mata pelajaran dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.
Penyusun
18
MAKALAH
MASA REMAJA
Disusun oleh :
Rival Cahya Gumilar
Kelas : X IPS 2
19
DAFTAR ISI
20