Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan kepribadian seorang ramaja mempunyai arti yang
khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam
rangkaian proses perkembangan seseorang. Secara jelas maka anak dapat dibedakan
dari masa dewasa dan masa tua. Anakmasih banyak belajar untuk dapat memperoleh
tempat dalam masyarakat sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan
bahagia. Anak belajar berbagai hal ini melelui enkulturasi, sosialisasi dan adaprasi
aktif. Orang dewasa dengan kemampuan-kemampuannya yang sudah dapat
menemukan tempatnya dalam masyarakat; orang tua makin manarik diri dari
masyarakat meskipun sukar ditentukan pada usia berapa betul-betul tidak akif sama
sekali; hal ini banyak ditentukan oleh factor-faktor kebudayaan, factor-faktor
genetika dan sejarah hidup orang itu sendiri.
Pada waktu ini hampir setiap anak di Indonesia pergi ke sekolah untuk
memperoleh pengertian dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan yang semakin maju.
Orang dewasa kebanyakan sudah tidak bersekolah lagi, ada yang bisa menamatkan
pendidikan dasar, ada yang tamat pendidikan menengah, banyak pula yang tamat
pendidikan tinggi, tetapi banyak pula di Indonesia, terutama dari kelas sosial yang
lebih rendah tidak dapat melanjtkan pendidikan.
Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak
termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau
golongan tua. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum
mampu unutk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikis.
Remaja ada dalam tempat marginal (Lewin, 1939). Berhubungan ada macam-
macam persyaratan untuk dapat dikatakan dewasa, maka lebih mudah untuk
dimasukan dalam kategori anak daripada kategori dewasa. Baru pada akhir abad ke
18 maka masa remaja dipandang sebagai periode tertentu lepas dari periode kanak-
kanak. Meskipun begiitu kedudukan dan status remaja berbeda daripada anak. Masa
remaja menunjukan dengan jelas-jelas sifat transisi atau peralihan (Calon, 1953)

1
karena remaja belum memperoleh status oleh dewasa tetapi tidak lagi memiliki status
kanak-kanak.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa remaja
2. Untuk mengetahui ciri-ciri masa remaja
3. Untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di masa remaja
4. Untuk mengetahui tugas di masa remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masa Remaja (Adolescence)


Istilah adolescence atau remaja, berasal dari bahasa latinAdolescere,
yangartinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan
lebih lanjut,istilah Adolescence seperti yang dipergunakan saat ini sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Pandangan ini didukung oleh Piaget, yang mengatangan bahwa:
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi
denganmasyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masalah masyarakat
(dewasa) mempunyai banyak aspek apektif, kurang lebih berhubungan dengan
masalah puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi
intelektual yang khas dari caraberpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai
integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari priode perkembangan ini.
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah
bukantermasuk golongan anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk
masuk kegolongan orang dewasa, remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh
karena itu,remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan
dan badai”.
Masa Remaja menunjukan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Suatu tahap transisi menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa
keuntungan.Tahap transisi memberi remaja itu suatu masa yang lebih panjang
untukmengembangkan berbagai keterampilan serta untuk mempersiapkan masa
depan, tetapi masa itu cenderung menimbulkan masa pertentangan konflik
kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian.
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada
masa iniseseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.
Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-

3
kebingunngan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang
menyebutnya sebagai periode “sturm und drang” atau pubertas. Mereka bingung
karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan diri, memahami dan
menyeleksi serta melaksanakan nilai-nilai yang ditemui dimasyarakat, disamping
perasaan ingin bebas dari segala ikatanpun muncul dengankuatnya. Sementara
fisiknya sudah cukup besar, sehingga disebut anak tidak mau dan disebut orang
dewasa tidak mampu. Tepatlah kiranya kalau ada ahli yang menyebutnya sebagai
“masa peralihan”. Di lain pihak Hurlock menyebutnya dengan dua istilah terpisah
tapi berdekatan, yaitu puberty dan adolescence. Memang masa remaja tidak
seluruhnya berada dalam kegoncangan, tapi pada bagian akhir dari masa ini
kebanyakan individu sudah berada dalam kondisi yang stabil. Ciri utama bahwa
seseorang itu memasuki masa remaja adalah terjadinya ‘manarche’ (menstruasi
pertama) bagi wanita, dan ‘noctural emissions’(memimpikan jimak pertama kalinya)
bagi laki-laki.
Selain itu juga ditandaidengan perubahan tubuh yang utama pada masa
pubertas:
 Perubahan besarnya tubuh.
 Perubahan proporsi tubuh.
 Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
 Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Dalam
hal ini para ahli berbeda pendapat, dikarenakan sulitnya memberi batas yang
pasti.Akibatnya tidak jarang terjadi adanya batas usia yang saling tumpang tindih
antara satufase dengan fase lainnya. Walaupun demikian, pembagian itu tetap perlu
karena darikeseluruhan masa remaja kenyataannya terdapat perbedaan tingkah laku
akibatberbedanya usia mereka.
Secara umum adolescence atau masa remaja itu dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Early Adolescence : 12-18 tahun
2. Later Adolescence : 18-24 tahun

4
2.2 Early Adolescence
Masa remaja awal adalah masa transisi dimana seseorang
mengalamikematangan fisik dan psikologi serta memperoleh identitas pribadi yang
pada umumnyadimulai pada usia 12-18 tahun. Pada akhir perkembangan periode
kritis ini, individu siapuntuk memasuki lingkungan dewasa dan menerima tanggung
jawabnya.
Adapun ciri-ciri fisik yang dialami pada masa ini adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan paling cepat pada remaja pria pada sekitar usia 14 tahun,
sedangkanpada wanita terja disekitarusia 12 tahun.
2. Memiliki ukuran kaki yang lebih panjang, aneh, dan tidak terkoordinasi.
3. Pertumbuhan pada lengan, dada, dan pinggul.
4. Tengkorak dan tulang wajah juga mengalami perubahan proporsi: dahi
lebihmenonjol dan tulang rahang tumbuh.
5. Berkembangnya karakteristik sex primer dan sekunder.
6. Pada pria mengalami ejakulasi yang pertama, yang umumnya terjadi pada
sekitar14 tahun.
7. Tumbuhnya payudara dan awal menstruasi pada wanita.
8. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera.
9. Perubahan distribusi otot dan lemak.

Berbagai perkembangan yang dialami pada fase ini adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Psikososial
Tugas perkembangan psikososial pada masa ini adalah pencarian
identitas.Kekhawatiran pada tahap ini adalah kebingungan peran. Remaja harus
membentukhubungan sebaya yang dekat atau terisolasi secara sosial. Remaja
bekerjaman diri secaraemosional dari orang tua, sambil mempertahankan ikatan
keluarga. Mereka jugamengembangkan system etisnya sendiri berdasarkan nilai-nilai
personal. Pilihan tentangpekerjaan, pendidikan, masadepan, dan gaya hidup harus
dibuat.
Remaja biasanya lebih memikirkan tentang dirinya, penampilan,
sertakemampuan fisiknya. Perawatan kulit, dan pakaian menjadi sangatpenting.

5
Perilaku yang menunjukan resolusi negative pada tugas perkembangan usia iniadalah
kebimbangan dan ketidakmampuan menentukan pilihan.

2. Perkembangan Moral
Tahapan Psikomoral menurut Kohlberg meliputi:
1. Tahap orientasi hukum kepatuhan pada tingkat pemikiran prakonvensional.
 Perkembangan:
 Peka terhadap peraturan yang berlatar budaya.
 Menghindari hukuman dan patuh pada hokum.
 Bukan atas dasar norma pada peraturan moral yang mendasarinya.
2. Tahap orientasi realita dan instrumental pada tingkat pemikiran
prakonvensional.
 Perkembangan:
Tindakan dilakukan hanya untuk memuaskan individu akan tetapi
kadang-kadang untuk orang lain, kesetiaan, penghargaan,
kebijakandiambil untuk diperhitungkan.
3. Tahap orientasi masuk kelompok (hubungan dengan orang lain). Pada
tingkat pemikiran konvensional.
 Perkembangan: Bertingkah laku yang dapat menyenangkan dan dapat
diterima orang lain.
4. Tahap orientasi hokum dan ketertiban pada tingkat pemikiran konvensional.
 Perkembangan:
 Membuat keputusan yang benar mengerjakan tugas
 Berorientasi pada otoritas yang sudah pasti dan usaha untuk
memelihara ketertiban sosial.
5. Tahap orientasi kontrak social tingkat pemikiran post konvensional
otonom/berprinsip.
 Perkembangan:
 Mementingkan kegunaannya
 Adanya kesadaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi
adalah relative.
 Menekankan bahwa hukum yang diambil atas dasar rasional.

6
6. Tahap orientasi asas etika universal pada tingkat pemikiran
postkonvensional/berprinsip.
 Perkembangan:
 Keputusan yang diambil berdasarkan suasana hati.
 Prinsip dan etika dipilih sendiri.
 Berpedoman kepada pedoman-pedoman yang umum dimasyarakat.

3. Perkambangan Kognitif
Kematangan kemampuan kognitif terjadi selama usia adolescence.
Keistimewaan utama pada tahap ini adalah remaja dapat berfikir abstrak. Remaja
memiliki imajinatif tinggi dan idealistik. Remaja menjadi lebih banyak tahu tentang
dunia dan lingkungan.
Remaja menggunakan informasi baru untuk memecahkan masalah sehari-hari
dan dapat berkomunikasi dengan orang dewasa tentang berbagai hal. Perkembangan
kognitif yangdapat ditemukan pada adolescence:
a. Kapasitas melakukan proses informasi.
Remaja lebih superior dibandingkan dengan anak yang lebih muda dalam
hal kapasitas proses informasi, tapi belum diketahui apakah hal ini merupakan
refleksi peningkatan struktural yang ada hubungannya dengan umur.
b. Pengetahuan domain spesifik.
Semasa kecil mereka akan menimbun/ menyimpan berbagai pengetahuan
yang makin lama makin terorganisasi dalam berbagai bidang dengan domain
spesifik, yang akan memungkinkan pemecahan masalah melalui proses memori
yang tidak terdapat pada anak dengan umur lebih muda.
c. Peningkatan kemampuan yang ada.
d. Menggali kemampuan baru untuk pikiran abstrak yang terbatas (remaja awal)
e. Mencari-cari nilai dan energi baru.
f. Perbandingan terhadap “normalitas “ dengan sebaya yang jenis kelaminnya
sama.
g. Menikmati kekuatan intelektual.
h. Prihatin dengan filosofis, politis, dan masalah social.
i. Dapat menerima dan bertindak pada pelaksanaan jangka panjang.

7
j. Mampu memandang masalah secara komprehensif.
k. Identitas intelektual dan fungsional terbentuk.

2.3 Later Adolescence


Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa remaja
menujudewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 18-24 tahun. Pada masa ini
terjadiproses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan
proses pembentukanorientasi masa depan. (Anna Freud, dalam buku Hurrlock).Jadi
masa ini merupakan masa penutup dari masa remaja atau pemuda. Masa ini
tidakberlangsung lama, oleh karena itu dengan kepandaiannya, seseorang yang dalam
wakturelatif singkat sekali telah sampai ke masa dewasa.Adapun sifat-sifat yang
dialami pada masa ini adalah sebagai berikut:
a. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai yang
ada.
b. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan di dalam kehidupannya.
c. Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik, waktu ia puber itu mudah tetapi
melaksanakannya sulit.
d. Ia mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.
e. Ia mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama,
kultur, etis dan estetis serta ekonomis.
f. Ia sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka dalam mentukan calon teman
hidup, akan tetapi atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek.
g. Ia mulai mengambil atau menentukan sikap hidup berdasarkan system nilai
yangdiyakininya.
h. Pandangan dan perasaan yang semakin menyatu atau melebar antara erotik dan
seksualitas, yang sebelumnya (pubertas) antar keduanya terpisah.
Pada periode ini mereka mulai menemukan hal-hal yang bermakna dalam
hidup mereka, antara lain:
1. Dalam memilih teman.
2. Saling mencintai dan saling menepati janji antara teman.
3. Saling memberi ucapan selamat antara kawan.

8
4. Saling tolong menolong antara teman.

Ada beberapa perkembangan yang dialami pada fase ini, antara lain yaitu:
1. Perkembangan Sosial
Salah satu tugas perkembangan remaja yang sulit adalah yang berhubungan
dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis
dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan
dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah.
Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus banyak
membuatpenyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri
denganmeningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku
sosial,pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan,
nilai-nilaibaru dalam dukungan dan penolakan sosial dan nilai-nilai baru dalam
seleksi pemimpin.
Dalam proses perkembangan sosial, anak juga dengan sendirinya
mempelajariproses penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Perkembangan sosial individu sangat
tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya.
Karena remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-
teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-
teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar
dari pada pengaruh keluarga.
Dan karena keremajaan itu selalu maju, maka pengaruh kelompok sebayapun
mulaiakan berkurang. Hal ini disebabkan karena ada dua faktor, yaitu:
 Sebagian besar remaja ingin jadi individu yang berdiri diatas kaki sendiri,
daningin dikenal sebagai individu yang mandiri. Upaya bagi penemuan identitas
diriyang tadi sudah dibahas melemahkan pengaruh kelompok sebaya pada
remaja.
 Timbul dari akibat pemilihan sahabat, remaja tidak lagi berminat dalam
berbagaikegiatan seperti pada waktu berada pada masa kanak-kanak. Karena
kegiatansosial kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang

9
lebih erat, maka pengaruh kelompok sosial yang besar menjadi kurang menonjol
dibandingkan pengaruh teman-teman.

Ada sejumlah karakteristik menonjol dari perkembangan sosial remaja,


yaitusebagai berikut:
a. Berkembanganya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan.
Masa remaja bisa disebut sebagai masa sosial, karena sepanjang masa
remajahubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran
akan kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan
mencari hubungan denganorang lain atau berusaha mencari pergaulan.
Penghayatan kesadaran akan kesunyian yang mendalam dari remaja merupakan
dorongan pergaulan untuk menemukan pernyataan diri akan kemampuan
kemandiriannya.
b. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial.
Ada dua kemungkinan yang ditempuh oleh remaja ketika berhadapan
dengan nilai-nilai sosial tertentu, yaitu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai
tersebut atau tetap pada pendirian dengan segala akibatnya. Ini berarti bahwa
reaksi terhadap keadaan tertentu akan berlangsung menurut norma-norma
tertentu pula. Bagi remaja yang idealis dan memiliki kepercayaan penuh akan
cita-citanya, menurut norma-norma sosial yang mutlak meskipun segala sesuatu
yang telah dicobanya gagal. Sebaliknya bagi remaja yang bersikap pasif
terhadap keadaan yang dihadapi akan cenderung menyerah atau bahkan apatis.
Namun ada kemungkinan seseorang tidak akan menuntut norma-norma sosial
yang demikian mutlak, tetapi tidak pula menolak seluruhnya.
c. Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis.
Masa remaja sering kali disebut sebagai masa biseksual. Meskipun
kesadaran akanlawan jenis ini berhubungan dengan perkembangan jasmani,
tetapi sesungguhnya yangberkembang secara dominan bukanlah kesadaran
jasmani yang berlainan, melainkan tumbuhnya ketertarikan terhadap jenis
kelamin yang lain. Hubungan sosial yang tidak terlalu menghiraukan perbedaan
jenis kelamin pada masa-masa sebelumnya, kini beralihkearah hubungan sosial
yang dihiasi perhatian terhadap perbedaan jenis kelamin.

10
d. Mulai cenderung memilih karier tertentu
Sebagaimana dikatakan oleh Kuhlen bahwa ketika sudah memasuki masa
remaja akhir, mulai tampak kecenderungan mereka untuk memilih karier
tertentu meskipun dalam pemilihan karier tersebut masih mengalami kesulitan.
Meskipun sebenarnya perkembangan karier remaja masih berada pada taraf
pencarian karier. Untuk itu remajaperlu diberikan wawasan karier disertai
dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing jenis karier tersebut.

2. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Moral pada dasarnya
merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi
danmoral merupakan kaidah norma dan pranta yang mengatur perilaku individu
dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan
standar baik buruk yang ditentukan bagi individu olen nilai-nilai sosial budaya
dimana individu sebagai anggota sosial.
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja ini adalah
bahwasesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan
berfikir operasional format yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu
memcahkanmasalah-masalah yang bersifat hipotesis, maka pemikiran remaja
terhadap suatupermasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi,
tetapi, juga padasumber moral yang menjadi dasar hidup mereka.
Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang akan berlaku
umum dan merumuskanya dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman
bagiperilakunya. Ada lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh
remajayaitu:
 Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak.
 Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang
salah, keadilan moral sebagai kekuatan moral yang dominan
 Penilaian moral menjadi semakin kognitif
 Penilaian moral menjadi kurang egosentris

11
 Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa
penilaianmoral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.
Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh Lawrence E. Kohlberg,
tahap-tahapan perkembangan moral dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu
sebagaiberikut:
a) Tingkat prakonvensional
Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan
ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk serta benar dan salah.
Namun demikian, semua ini masih ditafsrikan dari segi akibat fisik atau
kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaragn kebaikan) atau dari
segi kekuatan fisik mereka yang memaklumkan peralihan.
b) Tingkat konvensional
Pada tingkat ini, anak memandang perbuatan itu baik/benar atau berharga
bagidirinya apabila dapat memenuhi harapan/persetujuan keluarga, kelompok,
atau bangsa. Disini berkembang sikap konformitas, loyalitas, atau penyesuaian
diri terhadap keinginan kelompok, atau aturan sosial masyarakat.
c) Tingkat pasca-konvensional
Pada tingkat ini ada usaha individu untuk mengartikan nilai-nilai atau
prinsip-prinsipmoral yang dapat diterapkan atau dilaksanakan terlepas dari
otoritas kelompok, pendukung atau orang yang memegang/menganut prinsip-
prinsip moral tersebut jugaterlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk
kelompok itu atau tidak.
Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Anakmemperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama dari
orangtuanya. Dia belajaruntuk mengenal nilai-nilai dan berprilaku sesuai dengan
nilai-nilai tersebut. Dalam mengembangkan moral anak, peranan orang tua
sangatlah penting, terutama pada waktuanak masih kecil. Beberapa sikap orang
tua yang perlu diperhatikan sehubugan dengan perkembangan moral anak
diantaranya sebagai berikut:
 Konsisten dalam mendidik anak
 Sikap orang tua dalam keluarga
 Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut

12
 Sikap konsisten orang tua dalam menerapakan norma.
Dalam perkembangan moral ada tahap-tahap yang berlangsung sama pada
setiapkebudayaan, penahapan yang ditemukan bukan mengenai sikap moral
yang khusus, melainkan berlaku pada proses penalaran yang mendasarinya.
Makin tinggi tingkat penalaran sesorang makin tinggi pula tingkat moral
seseorang.

3. Perkembangan Inteligensi
Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa latin “intelligere” yang
berartimenghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern,
iamengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat
alatalatbantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan
baru.Inteligensi menurut David Wechsler yang dikutip oleh Sarlito, didefenisikan
sebagai “
Keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah
serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. “
Sedangkan Inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan
kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif,
termasuk kemampuan mental yang komplek seperti berpikir, mempertimbangkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan.
Inteligensi memang mengandung unsur pikiran atau ratio, makin banyak
unsuryang digunakan dalam suatu tindakan atau tingkah laku, makin berintegrasi
tingkah laku tersebut. Unsur inteligensi dinyatakan dalam IQ dan dari pengukuran
inteligensi yangdilakukan para ahli, maka ia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Menurut Andi Mappiare, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan
inteligensi antara lain:
a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia
mampuberpikir reflektif.
b. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga
seseorang dapat berpikir pra-operasional.
c. Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam
menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara

13
keseluruhandan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik
kesimpulanyang baru dan benar.

4. Perkembangan Emosi
Dalam perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai dengan perbuatan,
seperti perasaan senang dan tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang yang
terlalu menyertai perbuatan-perbutan kita sehari-hari disebut sebagai warna afektif.
Warna afektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau kadang-kadang
tidak jelas. Apabila warna afektif tersebut kuat, perasaan seperti itu dinamakan
emosi. Menurut Crow & Crow, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai
dengan perubahan-perubahan fisik. Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-
perubahan padafisik seseorang, seperti:
a. Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah bertambah cepat bila marah.
c. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut.
d. Pernafasan bernafas panjang bila kecewa.
e. Pupil mata membesar bila marah
f. Bulu roma berdiri kalau takut.
g. Otot menjadi ketegangan atau bergetar (tremor).
h. Komposisi darah berubah dan kelejar-kelenjar lebih aktif.
Masa remaja adalah masa goncang yang terkenal dengan berkecambuknya
perubahan-perubahan emosional. Elizaberth mengatakan bahwa masa remaja adalah
masa “badai dan takanan”. Suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai
akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, atau perubahan jasmaniah, terutama
perubahan hormon seks.
Akan tetapi menurut Zakiah Daradjat, bahwa kegoncangan emosi itu tidak
hanyadisebabkan oleh perubahan hormon seks dalam tubuh saja, karena perubahan
hormon itu mencapai puncaknya pada permulaan masa remaja awal, sementara
perkembangan emosi mencapai puncaknya pada periode akhir. Oleh karena itu, kita
bisa mengatakan bahwa kegoncangan emosi juga dapat berakibat dari suasana
masyarakat dan keadaan ekonomi lingkungan remaja.

14
Masa remaja dikenal dengan masa strom and stress, yaitu terjadi pergolakan
emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara
psikis yang bervariasi. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari
berbagai macam pengaruh, seperti lingkungan, tempat tinggal, keluarga, sekolah dan
teman-teman sebayanya, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyesuaian diri terhadap lawan jenis termasuk salah satu hal yang
menyebabkan kecemasan pada remaja, karena keadaan dan perasaan ini adalah hal
baru. Oleh karenaitu, memerlukan kemampuan untuk menyesiaikan diri, karena
dapat menimbulkan ketegangan emosi. Gejala ini sebenarnya sehat bagi remaja,
tetapi tidak jarang menimbulkan konflik jika tidak diikuti oleh bimbingan dari orang
tua atau orang yangtelah dewasa. Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, ada pula
situasi yang menyebabkan tidak enaknya remaja. Seperti kegagalan dalam belajar,
akan menimbulkan rasa tidak enak, cemas dan mungkin putus asa.
Diantara faktor terpenting yang menyebabkan ketegangan remaja adalah
masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan
membutuhkan penyesuaian diri. Biasanya penyesuaian diri itu didahului oleh
kegoncangan emosi, karena setiap percobaan mungkin gagal atau sukses. Ketakutan
ataugagal menyebabkan jiwanya goncang. Semakin banyak situasi dan suasana baru
akanbertambah pula usaha untuk penyesuaian selanjutnya akan meningkat pula
kecemasan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada
masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.
Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-
kebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang
menyebutnya sebagai periode “sturm und drang” atau pubertas.
Ciri utama bahwa seseorang itu memasuki masa remaja adalah terjadinya
‘manarche’ (menstruasi pertama) bagi wanita, dan ‘noctural emissions’(memimpikan
jimak pertama kalinya) bagi laki-laki.
Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Secara
umum adolescence atau masa remaja itu dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Early Adolescence : 12-18 tahun
2. Later Adolescence : 18-24 tahun

3.2 Saran
Penyusunan tentang masa remaja ini perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan
selanjutnya pada aspek yang belum disusun. Oleh karena itu, perlu adanya
penyusunan yang jauh lebih lengkap dan sistematis untuk menunjang landasan dan
konteks nilai ini agar lebih dipahami oleh pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://jaejaejaejae.blogspot.co.id/
Haditono, Siti Rahayu, F. J. Monks, A. M. P. Knoers. 2006. Psikologi
Perkembangan:
Pengantar dalam berbagai bagiannya. Cetakan 16. Revisi III. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press

17
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang
atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para siswa, untuk
belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik remaja. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada siswa, agar kreativitas
dan penguasaan materi pelajaran dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengetahui tentang perkembangan masa remaja serta dapat membentengi diri dan
lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam berbagai bentuk kenakalan
remaja.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari guru pengampu
mata pelajaran dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Garut, 18 Desember 2019

Penyusun

18
MAKALAH
MASA REMAJA

Disusun oleh :
Rival Cahya Gumilar
Kelas : X IPS 2

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SMA NEGERI 2 GARUT
Jl. Guntur No. 3 Leles Tlp / Fax (0262) – 455010
LELES – GARUT
2019 – 2020

19
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I PEDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Masa Remaja (Adolescence) ........................................................ 3
2.2 Early Adolescence .......................................................................................... 5
2.3 Later Adolescence........................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

20

Anda mungkin juga menyukai