Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN PERILAKU REMAJA PADA MASA PUBERTAS

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm

and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri,

kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa

tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa

depan dengan baik.

Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual. Perilaku kognitif

merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari remaja itu.

Sedangkan perilaku sosioemosianal merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan emosi

remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan sosialnya. Dan perilaku seksual yakni

suatu perilaku yang berkaitan erat dengan bagaimana remaja tersebut berpacaran. Perilaku-perilaku

tersebut tentunya berkaitan erat dengan masa pubertas. Dimana masa tersebut merupakan masa

tumbuh kembang yang dialami oleh semua remaja.

Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Itu

dinamakan masa pubertas. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi pertama

(menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini, dikenal adanya pubertas

dini pada remaja. Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai
efek yang mirip dengan hormon estrogen. Hormon ini diketahui sangat berperan dalam mengatur

perkembangan seks wanita.

Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang

tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin

mampu dalam pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil

keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak.

Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam

kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk

mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan

keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi

masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu member mereka pilihan-pilihan yang memadai.

Untuk itu sebagao orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan

dalam masa pubertasnya.

MASA REMAJA

Pengertian Masa Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia

yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.

a)      Menurut Stanley Hall (1) Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai

dan stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk

menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu

yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang

tak memiliki masa depan dengan baik.

b)      Menurut Stanley Hall (2) usia remaja antara 12 sampai usia 23 tahun.

c)      Menurut Erikson (3) masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis dimana remaja

berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self - Identity).

d)     Menurut Piaget (4), masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat

dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan

berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.


e)      WHO (5) mendefinisikan masa remaja merupakan periode perkembangan antara pubertas, perlihan

biologis masa anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara umur 10-20 tahun.

Ciri-Ciri Masa Remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja

mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-

ciri tersebut diantaranya adalah :

a.       Masa remaja sebagai periode yang penting

b.      Masa remaja sebagai periode peralihan

c.       Masa remaja sebagai periode perubahan

d.      Masa remaja sebagai usia bermasalah

e.       Masa remaja sebagai masa mencari identitas

f.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

g.      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic

h.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Ciri – Ciri Khusus Masa Remaja (6 )

a.       ertumbuhan fisik yang sangat cepat

b.      Emosinya yang tidak stabil

c.       Perkembangan seksual sangat menonjol

d.      Cara berpikirnya bersifat kausalitas ( hukum sebab akibat )

e.       Terikat erat dengan kelompoknya

MASA PUBERTAS

Pengertian Pubertas

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan

pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur

delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa

ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada perempuan pubertas

ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi

basah ( 7 ).
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi

pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia

mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki

kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam

memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang

berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2).

Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan

estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing

Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang

pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas

merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai

pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti

payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot,

dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka

akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering

membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah,

gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan

kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak

mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma

masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan

perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas (8).

Ciri-Ciri Masa Pubertas

1. Periode tumpang tindih

2. Periode yang singkat

3. Masa puber dibagi dalam tahap-tahap

4. Masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat


5. Masa negatif

6. Terjadi pada berbagai usia

Tahap Pubertas

1. Tahap Pra Puber

Dalam tahap pra puber ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ reproduksi belum

sepenuhnya berkembang.

2. Tahap Puber

Kriteria kematangan seksual mulai muncul, terjadi haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi

basah pada anak laki-laki. Ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam

organ-organ seks.

3. Tahap Pasca Puber

Ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.

Kondisi yang Menyebabkan Perubahan Pubertas

1. Peran Kelenjar Pituitary

Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yakni hormon pertumbuhan yang berpengaruh

dalam menentukan besarnya individu dan hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk

meningkatkan kegiatan. Dalam keadaan demikianlah perubahan-perubahan pada masa puber mulai

terjadi.

2. Peranan Gonad
Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ seks yakni ciri seks primer bertambah

besar dan fungsinya menjadi matang dan ciri seks sekunder seperti rambut kemaluan mulai

berkembang.

3. Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad

Hormon yang dikeluarkan oleh gonad yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang

dikeluarkan oleh kelenjar pituitary bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan penurunan jumlah

hormon pertumbuhan secara berangsur-angsur dan sehingga menghentikan proses pertumbuhan.

Interaksi anatar hormon gonadotropik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi

individu dan berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati klimakteric.

Ciri Seks Primer

1.      Ciri Seks Primer pada Laki-Laki

Gonad atau testis yang terletak pada scrotum pada usia 14 tahun baru sekitar 10 persen dari

ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua tahun setelah itu

pertumbuhannya menurun. Testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Setelah

pertumbuhan testis meningkat maka pertumbuhan penis meningkat pesat. Yang mula-mula meningkat

adalah panjangnya kemudian berangsur-angsur dengan besarnya. Kalau fungsi organ reproduksi pria

sudah matang maka biasanya mulai terjadi mimpi basah.

2.      Ciri Seks Primer pada Wanita

Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun berkisar 5,3 gram. Pada usia 16 tahun rata-rata

beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunujuk

pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid.

Ciri Seks Sekunder

1. Ciri Seks Sekunder pada Laki-Laki

a.       Tumbuhnya rambut kemaluan setelah testis dan penis mulai membesar. Kemudian setelah

pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai timbullah rambut ketiak dan rambut di wajah.
b.      Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.

c.       Kelenjar lemak semakin membesar dan menjadi lebh aktif sehingga dapat menimbulakan jerawat.

Kelenjar keringat di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak.

d.      Otot bertambah besar dan kuat sehingga member bentuk bagi lengan, tungkai kaki dan bahu.

e.       Suara berubah menjadi serak.

f.       Benjolan kecil di sekitar susu pria mulai timbul. Ini berlangsung selama beberapa minggu dan

kemudian menurun baik jumlahnya maupun besarnya.

2. Ciri Seks Sekunder pada Perempuan

a.       Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan

berkembangnya lemak bawah kulit.

b.      Payudara muali berkembang, putting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya

kelenjar susu payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

c.       Rambut kemaluan timbul. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak.

d.      Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, dan lubang pori-pori bertambah besar.

e.       Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat

menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengelurkan banyak keringat dan baunya menusuk

sebelum dan selama masa haid.

f.       Otot semakin besar dan semakin kuat sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai

kaki.

g.      Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. (9)

PERKEMBANGAN PERILAKU REMAJA

Perkembangan perilaku remaja pada masa pubertas ditandai dengan perubahan-perubahan

akibat pubertas yaitu sebagai berikut :

Perkembangan Perilaku Kognitif Remaja

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli

perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan
operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah

memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan

abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan

mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat

atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga

mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.

Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses

informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga

mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi

konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini,

para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Masa remaja ialah masa semakin meningkatnya pengambilan keputusan. Remaja yang lebih

tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka

lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin

kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting.

Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis.

Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam

realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu

member mereka pilihan-pilihan yang memadai (10).

Perkembangan Perilaku Sosioemosional Remaja

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa

berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali

dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski

mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala

atau masalah psikologis.

Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang

dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat

orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu
mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu

membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image).

Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya

keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek

berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada

kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia

terlihat unik dan “hebat”.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka

terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan;

sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek

atau jangka panjang.

Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka,

akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu

bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan

sebagai dasar pembentukan jati- diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian

positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang

lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu

sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk

dicobanya.

Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik remaja juga

memperngaruhi sikap dan perilaku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam

sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada

akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati dan

pengertian yang diterima remaja puber dari orang tua, kakak-adik, guru-guru, dan teman-teman dan

semakin besar harapan-harapan social pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari

perubahan-perubahan fisik.

Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada remaja perempuan daripada remaja

laki-laki, sebagian disebabkan karena remaja perempuan biasanya lebih cepat matang daripada remaja
laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan social mulai ditekankan pada perilaku

remaja perempuan justru pada saat remaja perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari

berbagai pembatasan. More membahas sebab-sebab mengapa remaja laki-laki tidak banyak

berpengaruh oleh perubahan-perubahan masa puber seperti halnya remaja perempuan:

Masa puber rupanya lebih merupakan kejadian yang berlangsung secara bertahap. Tidak

terjadi secara serentak dengan kepesatan perkembangan seperti yang dialami remaja perempuan.

Rangsangan yang ditimbulkan sama kuatnya atau lebih kuat bagi pria namun ia mempunyai

kesempatan lebih akrab untuk menyesuaikan dirinya.

Karena mencapai masa puber lebih dulu, remaja perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-

tanda perilaku yang mengganggu daripada remaja laki-laki. Tetapi perilaku remaja perempuan lebih

cepat stabil daripada remaja laki-laki, dan remaja perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa

puber.

Seberapa serius perubahan masa puber akan mempengaruhi perilaku sebagian besar

bergantung pada kemampuan dan kemauan remaja puber untuk mengungkapkan keprihatinan dan

kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru

dan yang lebih baik. Seperti yang dijelaskan Dunbar, “Reaksi efektif terhadap perubahan terutama

ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi…. Komunikasi adalah cara untuk mengatasi

kecemasan yang selalu disertai tekanan”. Remaja yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi

dengan orang lain lebih banyak berperilaku negatif daripada remaja yang mampu dan mau

berkomunikasi (11)

Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku remaja adalah sebagai berikut (12) :

1.      Ingin Menyendiri

Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi, remaja biasanya menarik diri dari teman-teman dan

dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar pada teman-teman dan pada anggota keluarga.

Remaja puber kerap melamun, sering tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia

juga mengadakan ekperimen seks melalui masturbasi. Gejala menarik diri ini mencakup

ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain. Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk
melepaskan diri dari milieu orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya. Erikson

menyebutnya untuk menemukan identitas diri (13)

2.      Bosan

Remaja puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah,

kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, remaja sedikit sekali bekerja

sehingga prestasinya diberbagai bidang menurun. Remaja menjadi terbiasa untuk tidak mau

berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.

3.      Inkoordinasi

Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan remaja akan

merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan

membaik secara bertahap.

4.      Antagonisme sosial

Remaja puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah, dan menentang. Permusuhan

terbuka anatara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang

merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, remaja kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat

bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.

5.      Emosi yang meninggi

Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang

sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini remaja merasa khawatir,

gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negative sangat sering terjadi

selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik remaja,

ketegangan lambat laun berkurang dan remaja sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.

6.      Hilangnya kepercayaan diri

Remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri sekaran menjadi kurang percaya diri dan takut

akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dank arena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang

tua dan teman-temannya. Banyak remaja laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai

perasaan rendah diri.

7.      Terlalu sederhana


Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan remaja menjadi sangat sederhana

dalam segala penampilannya karena takut orang-orang lain akan memperhatikan perubahan yang

dialaminya dan member komentar yang buruk.

3.      Perkembangan Perilaku Seksual Remaja

a.      Berpacaran

Berpacaran dikalangan remaja bukanlah merupakan hal yang biasa, dibuktikan dari hampir

sebagian responden menyatakan bahwa mereka pernah atau sedang berpacaran. Sebagian remaja

berpendapat bahwa pacaran juga memberikan dampak yang positif, misalnya terpacu untuk belajar

lebih giat atau memberikan dampak negatif terhadap perilaku remaja mengarah keseksualitas. Usia

pertama berpacaran berkisar 14-17 tahun. Hal ini di dukung juga dari kegiatan yang biasa dilakukan

remaja ketika berpacaran adalah ngobrol, namun tak jarang juga berpacaran diselingi dengan

berciuman. Mengapa remaja memilih berpacaran ? banyak faktor pendorong yang menyebabkan

remaja memilih berpacaran. Dikalangan remaja muncul trend yang menyatakan bahwa jika seseorang

remaja berpacaran berarti remaja tersebut modern dan tidak “kampungan”. Perkembangan terhadap

informasi juga menjadi salah satu pendorong (14)

b.      Mengenal Media pornografi

Sebagian besar remaja pernah menggunakan/melihat media pornografi pada saat berusia 14-

17 tahun. Pada masa tersebut merupakan masa remaja dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Dan

sepatutnya pada masa ini, remaja memperoleh informasi seks yang benar sehingga remaja tidak salah

dalam bertingkah laku. Informasi tersebut memang sangat diperlukan oleh remaja. Informasi

mengenai kesehatan reproduksi merupakan hal yang perlu diketahui bagi remaja. Lembaga

pendidikan hendaknya memikirkan bagaimana agar informasi tersebut dapat diberikan melalui

sekolah oleh seorang guru tau dijadikan suatu mata pelajaran penunjang byang memiliki kurikulum

pelajaran.

Media yang biasa/ sering digunakan remaja yaitu foto/gambar (semakin maraknya internet

sehingga remaja memanfaatkannya untuk hal yang negatif dengan mengunjungi situs-situs X yang

memberikan informasi seks yang tidak terbatas), majalah dan VCD/ film (semakin banyak dan

mudahnya diperoleh remaja didukung dengan harga yang relatif terjangkau).


Kebanyakan remaja menggunakanmedia pornografiu di rumah, sekolah, bioskop atau rumah

teman. Remaja cenderung memilih di rumah teman, karena merasa lebih leluasa dan dapat berdiskusi

bersama jika ada yang tidak dipahami. Sumber media pornografi sebagian besar diperoleh melalui

teman, menyewa atau membelinya sendiri akibat dorongan rasa ingintahu yang tinggi. Keinginan tahu

remaja adalah hal yang wajar, namun bagaimana mengemasnya dan cara penyampaian informasi yang

tepat, gar remaja tidak salah menafsirkannya.

c.       Mengalami Masalah Masturbasi dan Hubungan seksual

Pemahaman remaja mengenai masturbasi atau onani masih sangatlah rendah. Dan dikalangan

remaja berpendapat bahwa jika melakukan masturbasi atau onani berarti melakukan perbuatan yang

melanggar norma. Hubungan seksual merupakan perilaku seksual yang tertinggi, karena jika remaja

berani melakukan hal tersebut berarti remaja telah dan harus siap menerima segala resiko yang akan

dihadapi.

Pada umumnya usia pertama kali melakukan hal tersebut berkisar 15-19 tahun. Pada masa ini

memang secara fisik telah siap, namun banyak hal lain perlu diingat bahwa resikonya pun akan besar.

Pacar merupakan pasangan utama melakukan hubungan seks tersebut. Hal ini berarti kondisi pacaran

dapat mendorong dan merangsang untuk melakukannya. Didukung dengan pacaran yang dilakukan di

rumah tanpa adanya pengawasan dari orang tua atau saudara. Alasan utama remaja melakukan

hubungan seksual adalah karena cinta atau sama-sama mau, terangsang dan rasa ingin tau. Jika dilihat

dari umur remaja pertama kali melakukan hubungan seksual, telah dapat tercermin bahwa memang

ketiga alasan di atas lah yang mendorong seorang remaja menyerahkan kehormatannya (15 )

d.      Mengalami berbagai Permasalahan Remaja

Apabila remaja dihadapkan dalam suatu kondisi yang tidak diinginkan maka tjika terjadi

kehamilan, remaja kebanyakan akan memilih akan meneruskannya dan menikah, karena menurut

kalangan remaja bahwa pengguguran kandungan merupakan perbuatan yang tercela. Dan jika pun

pengguguran kandungan yang dipilih maka hal tersebut akan dilakukan dengan seorang dokter

kandungan.(16)
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah, maka dapat disimpulkan bahwa pubertas merupakan masa

pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi pada masa awal remaja, dimana

ditandai dengan adanya menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria yang diikuti oleh cirri-ciri

seks sekunder, seperti tumbuhnya rambut pada ketiak dan kemaluan, pinggul membesar, payudara

membesar, suara berubah. Hal tersebut berdampak pada perkembangan perilaku remaja, baik secara

kognitif (operasional formal), sosioemosional (ingin menyendiri, bosan, emosi meningkat), maupun

seksual (berpacaran, hubungan seksual, pornografi).

Saran

Remaja memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja yang

mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga mereka menemukan

identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas diri tersebut yang memerlukan bimbingan

agar mereka dapat menemukan identitas diri yang sesuai dengan dirinya dan norma yang ada.

Identitas diri tersebut yang nantinya akan menentukan bagaiman perilaku mereka. Pencarian identitas

diri pada remaja dapat di bimbing oleh keluarga atau lingkungan, baik itu lingkungan sekolah atau

lingkungan di luar sekolah. Bimbingan oleh keluarga dilakukan dengan memberitahukan batasan-

batasan norma yang yang berlaku di agama ataupun masyarakat, pemberitahuan tentang norma

tersebut diharapkan agar remaja dapat berprilaku sesuai dengan norma yang ada. Sedangkan

bimbingan yang dilakukan di sekolah dengan cara memberikan pelajaran tentang moral, norma dan

masa pubertas. Lingkungan di luar sekolah juga dapat mempengaruhi perilaku remaja, karena

lingkungan yang baik tentunya juga akan memberikan contoh perilaku yang baik bagi remaja yang

ada di lingkungannya.
MAKALAH PERKEMBANGAN PUBERTAS REMAJA

NAMA KELOMPOK:

ANNISA INDAH SAFITRI


KHOIRUNNISA AURORA
INDRIA AMANI

SEKOLAH: SMK ISLAM PB SOEDIRMAN 2

KUARAN: PASAR REBO

Anda mungkin juga menyukai