Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Masa remaja merupakan salah satu periode dari kehidupan manusia.

Pemahaman tentang remaja digunakan secara umum untuk menunjukkan

suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang

ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif

dan sosial.

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah

perubahan fisik. Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik

yang cepat, dan hal ini dipandang sebagai suatu hal yang penting sehingga

berdampak pula pada aspek psikologis. Tanda-tanda perubahan fisik dari

masa remaja terjadi dalam konteks pubertas, yang mana dalam konteks ini

kematangan oragan-oragan seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh

dengan cepat (Zigler dan Sevenson, 2008).

Secara garis besar perubahan fisik pada masa remaja dapat

dikelompokkan dalam dua kategori yaitu perubahan-perubahan yang

berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang

berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual.

Pertumbuhan dan perkembangan tanda-tanda seks sekunder merupakan

salah satu tanda dimulainya pubertas. Tanda-tanda perkembangan seks

sekunder wanita dapat dilihat dari payudara, rambut pubis dan menarche

sedangkan pada lelaki terlihat dari testis, penis dan rambut pubis.

1
Awal pertumbuhan dan perkembangan remaja ditandai oleh pubertas.

Pubertas sering didefinisikan sebagai transformasi fisik seorang anak menjadi

dewasa. Perubahan-perubahan ini mencakup bentuk (pematangan seks),

ukuran (peningkatan tinggi dan berat badan) dan komposisi tubuh. Selesainya

pertumbuhan tulang bersamaan dengan peningkatan densitas tulang dan

komposisi tubuh. Umumnya perubahan ini konsisten terjadi di antara remaja,

hanya terdapat variasi dalam umur dimulainya pubertas, lama dan kecepatan

perubahan tersebut. Adanya variasi tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik

dan lingkungan, seperti asupan kalori dan aktivitas fisik. Pubertas umumnya

terjadi pada usia 11 tahun (perempuan) dan 13 tahun (lelaki). Hal ini

mengakibatkan remaja dengan umur kronologis yang sama memiliki

penampilan fisik yang berbeda. Remaja yang sudah pubertas akan memiliki

kebutuhan energi dan nutrisi yang berbeda dibandingkan dengan belum

pubertas sehingga kematangan seksual dapat digunakan untuk menilai

pertumbuhan dan perkembangan biologis dan kebutuhan nutrisi remaja. Masa

remaja merupakan periode kehidupan terjadinya perubahan biologis,

psikologis dan sosial (Rudolph, 2014).

Batas usia remaja menurutWHO (2009), adalah 12-24 tahun. Di

Indonesia jumlah remaja berusia 10hingga 24 tahun mencapai sekitar 64 juta

atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut badan pusat statistik

(BPS) Jawa Tengah tahun 2014,kelompok umur 10-19 tahun adalah

sekitar8.145.616 jiwa yang terdiri dari51,8% remaja laki-laki dan 48,2%

remaja perempuan.

2
Pada masa remaja, manusia mengalami kematangan dari segi fisik

psikologis maupun sosialnya (Depkes, 2007). Perubahan yang paling

mencolok adalah fisik (Asriani dkk, 2012). Penyesuaian dan adaptasi

dibutuhkan untuk menghadapi perubahan ini agar memperoleh identitas diri

(Potter dan Perry, 2009). Masa remaja ini ditandai dengan pubertas

(Papaliadkk, 2009).

Pubertas merujuk pada saat dimana terdapat kemampuan reproduksi,

matangnya organ reproduksi ditandai dengan haid pada anak perempuan

(Papaliadkk, 2009). Pubertas berawal dari perubahan hormonal yaitu

hormon estrogen pada wanita, dan hormon testosteron pada pria. Hormon

esterogen pada perempuan berperan dalam timbulnya karakteristik seks

sekunder seperti pertumbuhan payudara (Potter dan Perry, 2009).

Perubahan fisik pada masa pubertas terjadi seiring dengan

perkembangan karakteristik seks primer dan sekunder (Rudolph, 2014).

Masalah-masalah yang timbulpada saat menghadapi usia pubertas ini adalah

hasil dari perubahan fisik dan hormonal yang menimbulkan

kecemasan,penolakan dan rasa malu (Kartono, 2006), dimana sifat persepsi

tersebut membentuk perilaku seseorang, apabila perilaku tersebut tidak

didasari pengetahuan dan kesadaran, maka akan menimbulkan perilaku yang

tidak baik (Notoadmodjo, 2007).

3
1.2 Tujuan

1. Siswa/siswi mengetahui tahap-tahap perkembangan dan tanda-tanda seks

sekunder pada remaja lelaki dan perempuan.

2. Siswa/siswi mampu menjelaskan ciri-ciri primer dan sekunder yang

muncul pada masa pubertas anak perempuan maupun laki-laki.

3. Siswa/siswi dapat menjelaskan bahaya yang mungkin timbul saat remaja

memasuki masa pubertasnya.

1.3 Manfaaat

1. Bagi penulis

Mengetahui dengan lebih jelas tentang perkembangan seks primer

dan sekunder pada remaja putra/putri serta segala permasalahan yang

dihadapi remaja.

2. Bagi orang tua

Diharapkan orang tua dapat mengetahui masalah yang dihadapi

remaja yang berhubungan dengan perkembangan seks primer dan sekunder

serta memberi dukungan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

yang ada.

3. Bagi tenaga pendidik

Diharapkan guru sebagai tenaga pendidik diharapkan dapat

memberikan dukungan kepada remaja dalam menyelesaikan berbagai

permasalahannya dengan mengoptimalkan bimbingan konseling di

sekolah.

4
4. Bagi instansi pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa,

khususnya mahasiswa kebidanan dalam hal pemahaman mengenai

perkembangan seks primer dan sekunder pada remaja.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan Seks Primer dan Seks Sekunder

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interseluler yang menandakan bertambahnya ukuran fisik dan

struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan

satuan panjang dan berat. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya

ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan

reproduksi. Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan

badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan

perubahan psikis (Marmi, 2013).

Pada remaja, kelenjar hipofise menjadi masak dan mengeluarkan

beberapa hormon. Seperti hormon gonotrop yang berfungsi untuk

mempercepat pematangan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi

produksi hormon kortikortop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis,

testosterone, estrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan

anak sehingga terjadi percepatan pertubuhan (Nurhaeni, dan Aryani, 2009)

Anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja bila

dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari masa

anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi

badan yang disebut sebagai pacu tumbuh adolsen, terjadi pertumbuhan yang

6
pesat dari alat-alat kelamin dan timbulnya tanda-tanda seks sekunder

(Soetjiningsih, 2004).

2.1.2 Ciri-ciri pertumbuhan remaja

1. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang

dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan,

lingkaran kepala dan lain-lain.

2. Perubahan proporsi

Selain bertambahnya ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan

proporsi. Perubahan proporsi mulai usia 2 bulan sampai dewasa.

3. Hilangnya ciri-ciri lama

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-

lahan, seperti lepasnya gigi susu.

4. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi

organ. Perubahan fisik selama pertumbuhan adalah munculnya tanda-

tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila,

tumbuhnya buah dada (Romauli & Vindari, 2009).

2.2 Perkembangan Seks Primer

2.2.1 Pengertian Seks Primer

Seks Primer adalah berhubungan langsung dengan organ seks. Semua

organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat

kecepatan antara organ satu dan lainya berbeda. Ovarium menghasilkan sel

telur mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh hormon

7
gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi

sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks suprarenal membentuk

androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormon

somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan dipengaruhi juga oleh estrogen

(Marmi, 2013).

2.2.2 Ciri-ciri Perkembangan Seks Primer

Perkembangan Seks Primer adalah perubahan primer pada

masa pubertas yaitu tanda tanda/perubahan yang menentukan sudah mulai

berfungsi optimalnya organ reproduksi pada manusia.

2.2.2.1 Pada pria

Gonad atau testis yang terletak di skrotum, di luar tubuh pada usia 14

tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian

terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah

itu pertumbuhan menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20

atau 21 tahun. Kalau fungsi organ-organ pria sudah matang, maka biasanya

mulai terjadi mimpi basah.

2.2.2.2 Pada wanita

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun

dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Tuba falopi, telur-telur,

dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama bahwa

mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah

datangnya menstruasi.

Menarche adalah menstruasi pertama yang menandai babak baru

kehidupan seorang wanita. Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus

8
yang terjadi pada setiap bulan yang berupa darah dan jaringan, juga

perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometruim

uterus (Winaris, 2010).

Umumnya, remaja yang mengalami menarche adalah pada usia 12

sampai 16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari,

dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2011).

Proses ini dimulai pada masa pubertas ketika seseorang perempuan

memproduksi cukup hormon tertentu. Haid ini kemudian akan berhenti

sama sekali, biasanya sekitar umur 40-50 tahun atau yang disebut

menopause (Winaris, 2010).

2.3 Perkembangan Seks Sekunder

2.3.1 Pengertian Seks Sekunder

Seks Sekunder adalah perubahan pada tubuh yang terjadi pada

permulaan pubertas sebagai akibat pengaruh androgen testes dan adrenal atau

estrogen ovarium disebut sebagai ciri-ciri seks sekunder (Soetjiningsih, 2004).

2.3.2 Ciri-ciri perkembangan seks sekunder

Perubahan sekunder pada masa pubertas adalah perubahan-

perubahan yang menyertai perubahan primer yang terlihat dari luar. Berikut

perubahan seks sekunder pada remaja (Steve Parker,2012).

2.3.2.1 Perkembangan seks sekunder pada perempuan

Perkembangan dan pertumbuhan organ-organ kelamin perempuan

dipengaruhi oleh hormon Gonadotropin dan hormone-hormon gonadal

(estrogen dan tertosteron) hormone FSH pelepasannya dalam darah

menyebabkan terjadinya pertumbuhan folikel-folikel ovarium.

9
Pada anak perempuan, perubahan fisik pubertas dimulai pada usia sekitar

10 atau 11 tahun. Sebagian besar memperlihatkan beberapa tanda

perkembangan di usia 13 tahun dan cenderung tak ada perubahan

selanjutnya setelah usia 16 tahun.Berkembangnya payudara, rambut mulai

tumbuh di daerah ketiak dan pubis. Rambut kaki menebal dan bentuk tubuh

berubah, dengan penambahan lemak tubuh. Rambut dan kulit mulai

berminyak, yang dapat menimbulkan jerawat. Akhirnya menstruasi (haid)

dimulai ,siklus menstruasi yang merupakan puncak dari rangkaian

peristiwa komplek yang meliputi pematangan poros hipotalamus –

hipofisis –ovarium untuk memproduksi ovum atau endometrium yang

matang sehingga dapat menunjang kehidupan zygote bila terjadi fertilisasi.

Anak perempuan dapat merasa lelah, serta memiliki suasana hati yang

berubah-ubah, dan perasaan sensitiv saat menstruasi.

1. Tinggi Badan

Anak perempuan mencapai setengah tinggi dewasanya tepat sebelum ulang

tahun kedua mereka pertumbuhan cepat saat pubertas dimulai dua tahun

lebih cepat pada anak perempuan daripada laki-laki.

2. Rambut Ketiak berbulu

Selain didaerah vagina pada perempuan juga akan tumbuh rambut-

rambut di daerah ketiaknya.

3. Perkembangan Payudara

Daerah di sekitar puting membesar dengan sejumlah kecil jaringan

payudara di dalamnya, perkembangan payudara antara usia 8 – 10 tahun

10
4. Pinggul Melebar

Pelvis dan pinggul melebar dan pinggang menyempit akibat penyebaran

lemak yang dipengaruhi oleh hormon wanita.

5. Tumbuh Rambut Pubis di kemaluan

Hormon DHEA dan DHEAS bertanggung jawab untuk pertumbuhan

rambut pubis dan aksila.

6. Perubahan Dalam Tubuh

Tingkat pertumbuhan lebih cepat di awal pubertas, sebelum mulai

menstruasi, dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 12 tahun, saat

pertumbuhan mencapai 9 cm dalam setahun.

Pertumbuhan melambat, biasanya berhenti pada usia 14 dan 16, saat

hormon membuat pertumbuhan epifisis di tulang panjang berosifikasi

sehingga tidak lagu dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan.

2.3.2.2 Perkembangan seks sekunder pada anak laki-laki

Pada anak laki-laki, perubahan fisik pubertas dimulai lebih lambat

daripada anak perempuan, sekitar usia 12 atau 13 tahun.Sebagian besar

menunjukkan tanda perkembangan di usia 14 tahun, dan menyelesaikan

seluruh pertumbuhan pubertas di usia 17 atau 18 tahun.

1. Testis dan penis yang membesar, lalu rambut tumbuh di daerah pubis dan

ketiak.

2. Massa otot berambah, dan jaringan payudara juga berkembang.

3. Testoteron menyebabkan tulang rawan dalam kotak suara tumbuh lebih

besar dan lebih tebal, yang menjadikan pita suara memanjang dan

11
menebal. Ini menyebabkan pita suara bergetar di frekuensi yang lebih

rendah sehingga suara menjadi lebih dalam.

4. Rambut wajah tumbuh, yang disertai dengan jerawat.

Anak laki-laki cenderung mengalami masalah dengan kulit berminyak dan

keringat daripada anak perempuan.

5. Tanda pematangan seksual anak laki-laki adalah ejakulasi.

Walau mampu ereksi sejak lahir, anak laki-laki hanya menghasilkan

sperma saat hormon testoteron mulai bersirkulasi dalam tubuh mereka.

Pada saat ini mereka dapat berejakulasi untuk pertama kalinya.

6. Wajah ditumbuhi rambut

Berawal dari rambut halus tipis, menjadi lebih kasar. Terjadi disekitar atas

bibir dan dibawah hidung hingga dagu.

7. DadaMelebar

Rambut Dada terus-menerus tumbuh sampai usia 30 tahun, sebagian pria

hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki rambut dada sama sekali.

8. Rambut Pubis

9. Tubuh Lebih Berotot

10 . Perubahan Dalam Tubuh

Anak laki-laki tumbuh lebih lambat dari pada anak perempuan. Namun,

begitu mulai tumbuh mereka tumbuh lebih cepat dan lebih lama sehingga

memperoleh tinggi dewasa yang lebih maksimal. Pada usia 14 atau 15

tahun, anak laki-laki rata-rata lebih tinggi, berat, dan kuat daripada anak

perempuan dan masih dapat tumbuh.

12
11. Produksi Sperma

Sperma berkembang dalam testis - sel sperma perlahan bergerak

menjauhi sel penyangga dan menjadi matang saat melewati tubulus

seminiferus dan epididimis. Proses ini membutuhkan waktu 74 hari.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi

kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Ciri-ciri

masa puber yaitu periode yang tumpang tindih, periode yang singkat, dibagi

dalam tahap-tahap, merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat,

merupakan fase negatif. Dimana ini semua di tandai dengan perubahan seks

primer (berkembangnya gonad dan kelenjar pituitary pada organ-organ seks),

biasanya tanda bagi perempuan adalah haid sedangkan bagi laki-laki adalah

mimpi basah, selanjutnya perubahan pada seks sekunder (tumbuhnya rambut

di beberapa bagian tubuh, terjadi perubahan pada kulit, kelenjar, otot, suara,

payudara, dll).

Ciri-ciri fisik yang dialami anak pada masa pubertas akan membuat anak

sedikit mengalami kepanikan untuk itu orang tua harus segera sigap dalam

menuntun anaknya. Perubahan sikap dan perilaku anak akan mengalami

perubahan pada masa ini, apabila orang tua tidak mengawasi dengan baik

maka anak akan melakukan perbuatan yang diluar batas.

3.2 Saran

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan

berbagai konflik batin maupun psikis. Orang tua harus benar-benar

memahami konsekuensi perubahan pada remaja. Sementara itu, bidan dapat

dijadikan tempat konseling untuk remaja sebagaimana peran bidan dan

14
menghadapi permasalahan remaja senantiasa memberikan bimbingan atau

konseling yang baik atau yang tidak memojokkan remaja tersebut dalam

masalah yang dihadapinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Devi, N. 2009. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Pubertas Pada Siswa


Kelas VII Di SMP N 2 Sidoharjo Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
AKBIDMUS

Reber dkk, Kamus Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010

Sarwono, S.W., Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

Sarlito. 2009. Perubahan Fisik Remaja. e-psikologi.com Tanggal 20 Maret 2009

Jam 16.35 WIB.http://www.scribd.com/doc/51977907/Perkembangan-

Psikologi-pada-Masa-Pubertas

http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-fisik-pada-remaja.html

http://mayangsari33.blogspot.com/2012/12/pertumbuhan-fisik-remaja.html

16
17

Anda mungkin juga menyukai