Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TUGAS ASUHAN KEBIDANAN REMAJA

TENTANG PERTUMBUHAN PADA REMAJA


Dosen Pembimbing : Triana Septianti P, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN
MAGETAN
2021

i
MAKALAH TUGAS ASUHAN KEBIDANAN REMAJA
TENTANG PERTUMBUHAN PADA REMAJA

Nama Kelompok 1 :
1. Jihan Maylia Cahyarani
2. Wulan Purnama Sari
3. Susi Ahmawati
4. Rizki Lestari Widia Larasati
5. Numayanta Nusa Rini
6. Yuni Wahyu Nuringtias

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN
MAGETAN
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Tugas Asuhan Kebidanan
Remaja yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja Tentang Pertumbuhan
Remaja”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Remaja di Poltekkes Kemenkes Depkes Surabaya Prodi DIV Alih
Jenjang Kebidanan Sutomo. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Triana Septianti P, M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan


Kebidanan Remaja
2. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Makalah Tugas Asuhan
Kebidanan Remaja yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja Tentang
Pertumbuhan Remaja”
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusunan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Remaja untuk menyempurnakan makalah ini.

Magetan, 2 September 2021

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1 Karakteristik pertumbuhan......................................................................3
2.2 Perubahan fisik........................................................................................3
2.3 Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja.....7
2.4 Intrumen pertumbuhan (penilaian pertumbuhan) remaja........................10
2.5 Evaluasi pertumbuhan remaja..................................................................12

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Awal pertumbuhan biologis dan perkembangan selama masa
remaja ditandai dengan timbulnya pubertas, yang sering didefinisikan
sebagai transformasi fisik seorang anak menjadi dewasa. Perubahan
biologis terjadi selama pubertas termasuk kematangan seksual,
peningkatan tinggi dan berat, penyelesaian pertumbuhan tulang disertai
dengan peningkatan yang ditandai dalam massa tulang, dan perubahan
dalam komposisi tubuh.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-
perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi
tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin
kedua (sekunder).
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991:51)
urutan perubahan-perubahan fisik adalah sebagai berikut:

Pada anak perempuan:


1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota
badan menjadi panjang).
2. Pertumbuhan payudara.
3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.
Pada anak laki-laki
1. Pertumbuhan tulang-tulang.
2. Testis (buah pelir) membesar.
3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana saja karakteristik pertumbuhan fisik pada remaja?
2. Apa saja perubahan fisik yang dialami remaja?
3. Kondisi-kondisi apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan fisik
remaja?
4. Instrumen apa yang digunakan dalam pertumbuhan remaja?
5. Bagaimana evaluasi pertumbuhan pada remaja?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan fisik pada remaja.
2. Untuk mengetahui perubahan fisik yang dialami remaja.
3. Untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik
remaja.
4. Untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam pertumbuhan
remaja.
5. Untuk mengetahui evaluasi pertumbuhan pada remaja.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Karakteristik Pertumbuhan Fisik


Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali menimbulkan
kejutan pada diri remaja. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat
tidak muat dan harus membeli lagi. Terkadang remaja dikejutkan dengan
perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang sehingga tidak seimbang
dengan besar tubuhnya. pada remaja putri ada perasaan seolah bahwa tanpa
dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu,
seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas.

Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi


parau atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar yang
mencapai kematangan mulai berproduksi menghasilkan hormon. Akibatnya,
remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Ketertarikannya yang
disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja pria
mengalami mimpi basah. pada remaja putri, perkembangan hormon
menyebabkan mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada
pertama kali mengalam inya, menimbulkan kegelisahan.

2.2 Perubahan Fisik

Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik.


Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam
hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh,
perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui
perubahanperubahan, baik internal maupun eksternal.

3
4

2.2.1 Perubahan Internal


Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak
tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi
kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah
1. Sistem Pencernaaan
     Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut
dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati
bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang
2. Sistem Peredaran Darah
     Jantung tumbuh pesat selama masa remaja pada usia tujuh belas
atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir.
Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai
tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
3. Sistem Pernafasan
     Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia
tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru
beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak
perempuan.
4. Sistem Endoktrin
    Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan
ketidak-seimbangan sementara dan seluruh system endoktrin pada
awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan
berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir
masa remaja atau awal masa dewasa.
5. Jaringan Tubuh
    Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas
tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus
berkembang sampaitulang mencapai ukuran yang matang.
5

2.1.2 Perubahan eksternal


Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang,mengalami datangnya
masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat
dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:
1. Tinggi badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia
antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak taki-laki
kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja
dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang
diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada
anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan
imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya
terhambat.
2. Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat
penyebaran lemak pada bagianbagian tubuh yang hanya mengandung
sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan
menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi
badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak
menjadijangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat
badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh
anak menjadigemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).
3. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan
tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa
remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang
semakin proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang
menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh, yaitu
endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak
6

sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender).


Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
4. Organ Seks
Baik organ seks pria maupun organ seks wanita mencapai
ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum
matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa).
5. Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat yang
matang pada akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain
ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan
pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
Adanya perbedaan perubahan fisik antara perempuan dan laki-laki,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Remaja Perempuan
Pertumbuhan pesat umunya pada usia 10 - 11 tahun.
Perkembangan payudara merupakan tanda awal dari pubertas,
dimana daerah puting susu dan sekitarnya mulai membesar,
kemudian rambut pubis muncul. pada sepertiga anak remaja,
pertumbuhan rambut pubis terjadi sebelum tumbuhnya payudara
rambut ketiak dan badan mulai tumbuh pada usia 12 13 tahun,
tumbuhnya rambut badan bervariasi luas. Pengeluaran secret
vagina terjadi pada usia t0- 13 tahun. Keringat ketiak mulai
diproduksi pada usia 12 - 13 tahun, karena berkembangnya
kelenjar apokrin yang juga menyebabkan keringat ketiak
mempunyai bau yang khas. Menstruasi terjadi pada usia LL - t4
tahun. Pematangan seksual penuh remaja perempuan terjadi pada
usia 16 tahun, sedang pada laki-laki pematangan seksual penuh
terjadi pada usia L7 - 18 tahun.
b. Remaja laki-laki
Pertumbuhan pesat umunya terjadi pada usia L2-L3 tahun,
dimana penis mulai membesar. pada usia rL - 12 tahun, testis dan
7

skrotum membesar, kulit skrotum menjadi gelap, dan rambut pubis


mulai tumbuh. Ejakulasi mulai terjadi pada usia 13 - 14 tahun.
Ditandai dengan keluarnya mucus cair dari lubang penis setelah
penis memanjang. Rambut ketiak, rambut badan, kumis, cambang
dan jenggot tumbuh pada usia 13 - 15 tahun, dan pertumbuhannya
pada badan sangat bervariasi, mulai dari perut hingga ke dada,
perkembangan kerenjar ketiak, yaitu kelenjar apokrin meningkatkan
produksi keringat di ketiak dan menimbulkan bau badan dewasa.
suara parau timbul saat usia 14 - 1s tahun. setahun sebelum suara
pecah, jakun mulai tumbuh.

2.3 Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja


Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang
baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula
sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh faktor keluarga disini meliputi faktor keturunan maupun faktor
lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi
atau panjang dari pada anak lainnya sehingga ia lebih berat tubuhnya,
jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan
akan membantu menentukan tercapai tidaknya terwujudnya potensi
keturunan yang di bawa orangtuanya. Pada setiap tahap usia, lingkungan
lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh dari pada tinggi tubuh.
2. Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi
tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan
dengan mereka yang kurang memperoleh gizi. Lingkungan dapat
memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga
menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa
remaja.
8

3. Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan
di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal
remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
perempuan. Kecuali pada usia 12 dan 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki.
Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda
dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari
pada laki-laki.
5. Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga sedang status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
yang status sosial ekonomi tinggi.
6. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh
lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Kecerdasan
Pada umumnya, anak yang kecerdasannya lebih tinggi atau berprestasi di
sekolah biasanya lebih gemuk dan berai daripada anak yang
kecerdasannya rendah.
8. Pengaruh Bentuk Tubuh
Bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya anak yang bangun
tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf atau anak
yang ektomorf, karena mereka memang lebih gemuk dan berat.
Ada pula sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu,
yaitu:
9

1. Faktor lnternal
a. Sifat Jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak cendrung dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika ayah
dan ibunya atau kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun
sebaliknya.
b. Kematangan
Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor
kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau
saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti
tertangguhkan.
2. Faktor Eksternal
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat,
sebaliknya anak yang sehat akan lebih bagus pertumbuhannya.
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhannya akan lancar.
c. Stimulasi lingkungan
lndividu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan
pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat
latihan. Adapun sebenarnya mengenai faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik ini sudah dijelaskan di muka, pada bagian kondisi
remaja yang mempengaruhi pertumbuhan fisik tersebut.
2.4 Instrumen Pertumbuhan (Penilaian Pertumbuhan) Remaja

Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau


sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi),
dan utilisasi (utitizationl zat gizi makanan. Penilaian terhadap status gizi
seseorang atau sekelompok orang akan menentukan apakah orang atau
sekelompok orang tersebut memiliki status gizi yang baik atau tidak (Riyadi
2001). Supariasa et dl. (2OO1) menyatakan status gizi adalah keadaan
seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat
10

gizi dari makanan dalam jagka waktu yang lama. Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik.
Status gizi seseorang atau sekelompok orang tidak selalu sama dari masa
ke masa karena merupakan interaksi dari berbagaifaktor. Menurut
Riyadi(2001), faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah
konsumsi pangan dan status kesehatan. Keadaan status gizi remaja pada
umumnya dipengaruhi oleh pola konsumsi makan.
Kebanyakan dari mereka konsumsi zat gizinya rendah, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan makanan atau membatasi sendiri makanannya
karena faktor ingin langsing (Karyadi 1995). Jika konsumsi makan seorang
remaja kurang dari angka kecukupan yang dianjurkan dan hal ini berangsur-
angsur lama, maka akan berpengaruh terhadap status gizi remaja. Status gizi
dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu melalui penilaian konsumsi
pangan, antropometri, biokimia, dan klinis. Setiap cara penilaian status gizi
tersebut melengkapi cara yang lainnya, dengan demikian membantu dalam
penyediaan indikator tambahanuntuk mendukung penilaian yang lebih
lengkap (Riyadi 1995).

Antropometri sudah digunakan pada remaja dalam konteks yang


berhubungan dengan status gizi dan kesehatan. IMT direkomendasikan
sebagai dasar indicator antropometri untuk kekurusan (thinness) dan
overweight pada masa remaja. BB/U dianggap tidak informatif atau
menyesatkan bila tidak ada informasi tentan g TB/U. Pendekatan
konvesional terhadap kombinasi penggunaan BB/U dan TB/U untuk menilai
massa tubuh dianggap aneh dan memberikan hasil yang bias. Data referensi
BBfl-B memiliki keuntungan karena tidak memerlukan informasi tentang
umur kronologis. Tetapi, hubungan BB/TB berubah secara dramatis menurut
umur dan menurut status kematangan seksualselama remaja (Riyadi 2001).
Karena berbagai keterbatasan tersebut, IMT menurut umur (IMT/U)
direkomendasikan sebagai indikator terbaik untuk remaja. lndikator ini
memerlukan informasi tentang umur. lndikator inijuga sudah divalidasi
11

sebagai indikator lemak tubuh total pada persentil atas, dan indikator ini
juga sejalan dengan indikatorindikator yang direkomendasikan untuk orang
dewasa. lndeks massa tubuh diukur dengan mengguna kan rum us I
MT=BB/IB 2 (kg/m2). status gizi kelompok orang ditentukan melalui suatu
perhitungan statistik dengan menghitung angka nilai hasil penimbangan
dibandingkan dengan angka rata-rata atau median dan standar deviasi (SD)
dari suatu angka acuan standar WHO. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui nilai Z-Skor adalah (supariasa et al.2001) :

Z-Skor = Nilai lndividu Subyek - Nilai Median Baku Rujukan


Nilai Simpangan Baku Rujukan

Rumus di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai z-skor dari suatu
nilai IMT/u. Nilai Z-Skor yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk
menentukan jenis status gizi anak umur di atas 5 tahun sampai 19 tahun.
Untuk mengukur status gizi remaja digunakan berbagai cara, antara lain
dengan menggunakan standar NCHS-WHO bagi remaja atau dengan
menggunakan lndeks Massa Tubuh (IMT).
Alat ukur yang digunakan Untuk mengukur tinggi badan biasanya
digunakan alat yang disebut Microtoise dan untuk mengukur berat badan
menggunakan Timbangan injak.
Mengukur tinggi badan
1. Posisikan anak berdiritegak lurus di bawah microtoise
membelakangidinding.
2. Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser microtoise dan
pandangan lurus kedepan.
3. Posisikan anak tegak bebas dan bagian belakang kepala, tulang belikat,
pantat serta tumit menempel di dinding.
4. Posisikan kedua lutut dan tumit dalam keadaan rapat.
5. Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak.
6. Baca angka pada jendela baca yang berada pada garis merah, dan mata
pembaca harus sejajar dengan garis merah.
12

Mengukur berat badan


1. Letakkan timbangan di tempat yang datar, kemudian pastikan posisi
bandul pada angka nol dan jarum dalam keadaan seimbang.
2. Tanggalkan alas kaki dan jangan menggunakan pakaian yang tebal atau
berlebihan, sehingga mempengaruhi berat badan
3. Timbanglah berat badan dengan melihat skala yang terdapat pada
timbangan atau menggeser bandul timbangan sampai memperoleh berat
badan yang sesungguhnya.
2.5 Evaluasi Pertumbuhan Remaja
Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang remaja
dikatakan kurus, normal atau gemuk. Pengukuran status gizi anak dapat
dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan indeks massa
tubuh menurut umur (IMT/U) anak. untuk menghitung IMT dapat
digunakan rumus sebagai berikut:

IMT = Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m)

Indeks IMT/U menurut WHO 2007 adalah sebagai berikut:

No Kategori Z Score (SD)


1. Sangat gemuk >2 SD
2. Gemuk >1 SD s/d 2 SD
3. Normal ≥ -2 SD s/d ≤ 1 SD
4. Kurus ≥ -3 SD s/d < -2 SD
5. Sangat kurus < -3 SD
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan


merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik
remaja tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan
berubahnya proporsitubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri
yang.terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik laki-laki ma upun perem
pua n, pe ruba ha n fisik mengikuti uruta n-urutan terte ntu. Faktor-faktor
internar dan eksternar yang semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan
individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik itu akan sangat
bervariasi' Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan,
dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik
individu.
3.2 Saran
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan para pembaca khususnya para
petugas kesehatan terutama bidan dan masyarakat dapat berperan serta
dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Jafar nurhaedar. 2005. Pertumbuhan Remaja. Makassar: Universitas Hasanudin.

Reyca. 2016. Perubahan Fisik Pada Remaja.


http://idayoce.blogspot.com/2016/07/perubahan-fisik-pada-remaja.html diakses
tanggal 2 September 2021 di Magetan.

Anda mungkin juga menyukai