i
MAKALAH TUGAS ASUHAN KEBIDANAN REMAJA
TENTANG PERTUMBUHAN PADA REMAJA
Nama Kelompok 1 :
1. Jihan Maylia Cahyarani
2. Wulan Purnama Sari
3. Susi Ahmawati
4. Rizki Lestari Widia Larasati
5. Numayanta Nusa Rini
6. Yuni Wahyu Nuringtias
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Tugas Asuhan Kebidanan
Remaja yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja Tentang Pertumbuhan
Remaja”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Remaja di Poltekkes Kemenkes Depkes Surabaya Prodi DIV Alih
Jenjang Kebidanan Sutomo. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN TEORI
3
4
3. Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan
di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal
remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
perempuan. Kecuali pada usia 12 dan 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki.
Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda
dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari
pada laki-laki.
5. Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga sedang status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
yang status sosial ekonomi tinggi.
6. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh
lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Kecerdasan
Pada umumnya, anak yang kecerdasannya lebih tinggi atau berprestasi di
sekolah biasanya lebih gemuk dan berai daripada anak yang
kecerdasannya rendah.
8. Pengaruh Bentuk Tubuh
Bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya anak yang bangun
tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf atau anak
yang ektomorf, karena mereka memang lebih gemuk dan berat.
Ada pula sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu,
yaitu:
9
1. Faktor lnternal
a. Sifat Jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak cendrung dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika ayah
dan ibunya atau kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun
sebaliknya.
b. Kematangan
Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor
kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau
saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti
tertangguhkan.
2. Faktor Eksternal
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat,
sebaliknya anak yang sehat akan lebih bagus pertumbuhannya.
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhannya akan lancar.
c. Stimulasi lingkungan
lndividu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan
pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat
latihan. Adapun sebenarnya mengenai faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik ini sudah dijelaskan di muka, pada bagian kondisi
remaja yang mempengaruhi pertumbuhan fisik tersebut.
2.4 Instrumen Pertumbuhan (Penilaian Pertumbuhan) Remaja
gizi dari makanan dalam jagka waktu yang lama. Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik.
Status gizi seseorang atau sekelompok orang tidak selalu sama dari masa
ke masa karena merupakan interaksi dari berbagaifaktor. Menurut
Riyadi(2001), faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah
konsumsi pangan dan status kesehatan. Keadaan status gizi remaja pada
umumnya dipengaruhi oleh pola konsumsi makan.
Kebanyakan dari mereka konsumsi zat gizinya rendah, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan makanan atau membatasi sendiri makanannya
karena faktor ingin langsing (Karyadi 1995). Jika konsumsi makan seorang
remaja kurang dari angka kecukupan yang dianjurkan dan hal ini berangsur-
angsur lama, maka akan berpengaruh terhadap status gizi remaja. Status gizi
dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu melalui penilaian konsumsi
pangan, antropometri, biokimia, dan klinis. Setiap cara penilaian status gizi
tersebut melengkapi cara yang lainnya, dengan demikian membantu dalam
penyediaan indikator tambahanuntuk mendukung penilaian yang lebih
lengkap (Riyadi 1995).
sebagai indikator lemak tubuh total pada persentil atas, dan indikator ini
juga sejalan dengan indikatorindikator yang direkomendasikan untuk orang
dewasa. lndeks massa tubuh diukur dengan mengguna kan rum us I
MT=BB/IB 2 (kg/m2). status gizi kelompok orang ditentukan melalui suatu
perhitungan statistik dengan menghitung angka nilai hasil penimbangan
dibandingkan dengan angka rata-rata atau median dan standar deviasi (SD)
dari suatu angka acuan standar WHO. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui nilai Z-Skor adalah (supariasa et al.2001) :
Rumus di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai z-skor dari suatu
nilai IMT/u. Nilai Z-Skor yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk
menentukan jenis status gizi anak umur di atas 5 tahun sampai 19 tahun.
Untuk mengukur status gizi remaja digunakan berbagai cara, antara lain
dengan menggunakan standar NCHS-WHO bagi remaja atau dengan
menggunakan lndeks Massa Tubuh (IMT).
Alat ukur yang digunakan Untuk mengukur tinggi badan biasanya
digunakan alat yang disebut Microtoise dan untuk mengukur berat badan
menggunakan Timbangan injak.
Mengukur tinggi badan
1. Posisikan anak berdiritegak lurus di bawah microtoise
membelakangidinding.
2. Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser microtoise dan
pandangan lurus kedepan.
3. Posisikan anak tegak bebas dan bagian belakang kepala, tulang belikat,
pantat serta tumit menempel di dinding.
4. Posisikan kedua lutut dan tumit dalam keadaan rapat.
5. Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak.
6. Baca angka pada jendela baca yang berada pada garis merah, dan mata
pembaca harus sejajar dengan garis merah.
12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
15
DAFTAR PUSTAKA