Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEORI BELAJAR MENGAJAR MOTORIK

“PERKEMBANGAN FISIK DAN GERAK ADOLENSI”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Muhammad Yopy Setiawan (2022151222)
2. Tomi Marta Logis (2022151167)
3. Naufal Rafiq (2022151157)

Dosen Pengampu : Farizal Imansyah, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul
“Perkembangan Fisik dan Gerak Adolensi”. Tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah…..
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah berkontribusi
dalam terselesaikannya tugas ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini tidak lain
karena masih sedikitnya pengalaman kami dalam hal ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dan
kemajuan bersama.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, semoga tugas ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.

Palembang, Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Pengertian Adolensi (Remaja) .................................................................. 4
2.2 Tiga Tahapan Perkembangan Remaja ...................................................... 4
2.3 Perkembangan Pada Remaja ..................................................................... 4
2.4 Kemampuan Gerak Masa Remaja (Adolensi) .......................................... 6
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Masa Remaja ........................... 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 12
3.2 Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescare
(kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh”
atau “tumbuh menjadi dewasa”. Remaja merupakan masa saat terjadi
perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental
dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian termasuk
perkembangan fisik (Fagas, 2006). Anak dianggap sudah remaja apabila
sudah mampu bereproduksi, remaja yang dapat bereproduksi biasanya
adalah remaja akhir yang berusia 17-21 tahun. Remaja yang termasuk
masa remaja akhir telah menunjukkan kestabilan yang bertambah jika
dibandingkan dengan masa remaja awal.
Perkembangan fisik pada umumnya sudah dimulai pada masa
praremaja dan terjadi lebih cepat pada masa remaja awal dan akan
semakin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir
khususnya pada pria (Monks, 2002:16). Yang dimaksud dengan
perkembangan fisik adalah perubahan perubahan pada tubuh, otak,
kapasitas sensoris dan keterampilan motorik (Papalia dan Olds, 2001).
Perubahan ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi.
Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolensi
cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan,
kekuatan, dan fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan dalam penampilan
keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat,
anak laki-laki menunjukan terus mengalami peningkatan, sedangkan
anak perempuan menunjukan peningkatan yang tidak berarti, bahkan
menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dilihat dari berbagai
gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh.
Menurut Espenchade (1960), anak perempuan mencapai hasil maksimal

1
2

dalam lari pada usia 13 tahun, dan menunjukan sedikit perubahan dalam
melempar dan melompat sesudah umur tersebut. Pertumbuhan yang cepat
pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh,
kekuatan, dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam
penampilan fisik selama masa adolensi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Adolensi?
2. Jelaskan tiga tahapan perkembangan remaja?
3. Bagaimana perkembangan yang terjadi pada remaja?
4. Bagaimana perubahan kemampuan gerak pada masa remaja?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pada masa remaja?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Adolensi.
2. Untuk mengetahui tiga tahapan perkembangan remaja
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan yang terjadi pada
remaja.
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan kemampuan gerak pada
masa remaja.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pada masa
remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adolensi (Remaja)


Istilah adolescence (kata bendanya Adolescentia yaitu remaja yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Bobak,2004). Masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa (Rumini & Sundari, 2004). Masa remaja adalah
masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh
(growth spurt) timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,
2004).
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan
RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-18 tahun, dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses
perkembangan sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

2.2 Tiga Tahapan Perkembangan Remaja


Tahap Perkembangan Remaja Menurut tahap perkembangan, masa
remaja dibagi menjadi tiga tahap (Putra, 2013) yaitu :
a. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Dengan ciri khas antara lain:
1). Lebih dekat dengan teman sebaya.
2). Ingin bebas
3). Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir abstrak.

3
4

b. Masa remaja tengah (15-18 tahun)


Dengan ciri khas antara lain:
1). Mencari identitas diri.
2). Timbulnya keinginan untuk kencan.
3). Mempunyai rasa cinta yang mendalam.
4). Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
5). Berkhayal tentang aktivitas seks.
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)
Dengan ciri khas antara lain:
1). Pengungkapan identitas diri.
2). Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
3). Mempunyai citra jasmani dirinya.
4). Dapat mewujudkan rasa cinta.
5). Mampu berpikir abstrak.

2.3 Perkembangan Pada Remaja


Perkembangan yang terjadi pada remaja meliputi : perkembangan
fisik, perubahan emosional, perubahan sosial, perubahan moral dan
perubahan kepribadian (Hurlock, 1999).
a. Perkembangan fisik pada remaja
Pertumbuhan fisik pada masa remaja berlangsung sangat pesat.
Perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri
seks primer dan ciri seks sekunder (Al-Mighwar, 2006). Menurut
Depkes RI (2002), ciri-ciri seksualitas primer pada remaja dibedakan
atas jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Remaja laki-laki
ditandai dengan telah berfungsinya organ reproduksi yakni dengan
adanya mimpi basah yang umumnya terjadi pada usia 10-15 tahun.
Hal ini terjadi akibat organ testis telah mulai memproduksi sperma.
Sperma yang telah dikeluarkan jika kantungnya telah penuh sementara
pada remaja putri ditandai dengan adanya peristiwa menstruasi
(menarche). Menstruasi pertama ini menandakan bahwa remaja putri
sudah siap untuk hamil (Depkes RI, 2002).
5

Menurut Al-Mighwar (2006), ciri-ciri seks sekunder pada remaja


dibedakan atas jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Remaja
laki-laki ditandai dengan berubahnya otot-otot tubuh, lengan, dada,
paha dan kaki tumbuh menjadi kuat. Di sekitar daerah alat kelamin
tumbuh rambut yang mulanya hanya sedikit dan halus berwarna
terang lalu menjadi gelap lebih kasar dan agak kering, juga tumbuh
bulu pada betis dan dada. Terjadi perubahan suara, kulit menjadi lebih
kasar dan pori-pori meluas sedangkan pada remaja putri ditandai
dengan membesarnya pinggul, buah dada dan putting susu semakin
tampak menonjol. Tumbuh rambut dikemaluan, ketiak, lengan dan
kaki serta kulit wajah. Terjadinya perubahan suara dari suara kanak-
kanak menjadi lebih merdu (melodious). Kelenjar keringat lebih aktif,
kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori bertambah besar (Al-Mighwar,
2006).
b. Perubahan Emosional
Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, yaitu
suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remaja yang sangat kuat, tidak
terkendali dan tampak irasional pada umumnya dari tahun ke tahun
terjadi perbaikan perilaku emosional. Menurut Gesell, remaja
seringkali mudah ramah, mudah dirangsang dan emosinya cenderung
meledak tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Remaja tidak
lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang
meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara
atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan
amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang yang memiliki benda
lebih banyak (Hurlock, 1999).
c. Perubahan Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah
berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan
diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum
pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar
lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola
sosialisasi dewasa, remaja juga harus membuat banyak penyesuaian
baru yaitu penyesuaian diri dengan pengaruh kelompok sebaya,
perubahan dalam perilaku sosial, nilai-nilai baru dalam seleksi
persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial
serta nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin (Hurlock, 1999).
d. Perubahan Moral
Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai
remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dan
kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan
sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam
hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Remaja diharapkan
mengganti konsep-konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-
kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan merumuskannya
ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi
perilakunya (Hurlock, 1999).
e. Perubahan Kepribadian
Masa awal remaja, anak laki-laki dan perempuan sudah
menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk mereka juga menilai
sifatsifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka. Remaja sadar
akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan sosial dan
terdorong untuk memperbaiki kepribadiannya dengan cara membaca
buku-buku atau tulisan-tulisan mengenai masalahnya dengan harapan
meningkatkan dukungan sosial (Hurlock, 1999).

2.4 Kemampuan Gerak Masa Remaja (Adolensi)


Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolensi
cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan,
kekuatan, dan fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan dalam penampilan
keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat,
anak laki-laki menunjukan terus mengalami peningkatan, sedangkan
anak perempuan menunjukan peningkatan yang tidak berarti, bahkan
7

menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dilihat dari berbagai


gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh.
Menurut Espenchade (1960), anak perempuan mencapai hasil maksimal
dalam lari pada usia 13 tahun, dan menunjukan sedikit perubahan dalam
melempar dan melompat sesudah umur tersebut. Pertumbuhan yang cepat
pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh,
kekuatan, dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam
penampilan fisik selama masa adolensi.
a. Koordinasi dan Keseimbangan
Koordinasi gerak pada anak laki-laki pada awal pubertas
mengalami perubahan sedikit sekali, tetapi sesudah itu
perkembangannya semakin cepat. Sedangkan anak perempuan sudah
tidak berkembang sesudah umur 14 tahun. Kelincahan wanita dewasa
kurang baik dibandingkan wanita muda atau anak-anak, tetapi gerakan
akrobatik yang memerlukan keseimbangan statis dan kontrol , wanita
dewasa lebih dapat menjaga posisinya.
b. Peningkatan Penampilan Gerak
Masa sebelum adolensi dan saat adolensi merupakan masa
peningkatan penampilan gerak, seperti lari cepat, lari jarak jauh,
lompat tinggi, dan sebagainya. Peningkatan secara kuantitatif dalam
penampilan gerak pada masa praadolesensi sampai adolensi, sebagai
berikut:
1). Lari (Running)
Kuantitatif untuk kemampuan lari umumnya dilakukan
dengan mengukur kecepatan, lari jarak pendek (30 yard) dan
kelincahan lari. Kelincahan lari merupakan frekuensi yang dicapai
seseorang dalam merubah arah. Menurut Espenchade (1960),
kecepatan lari meningkat untuk anak laki-laki dan perernpunn,
kira-kira 4 yard/detik pada umur 4 tahun dan 6 yard/detik pada
umur 12 tahun. Selanjutnya anak laki-laki terus meningkat kira-
kira 7 yard/detik pada umur 17 tahun, tetapi anak perempuan
menunjukkan penurunan pada umur tersebut.
8

2). Lompat (Jumping)


Penggunaan tes lompat umumnya ke arah bidang horizontal
dan vertikal. Penelitian yang dilakukan oleh Espenchade (1960)
menunjukkan bahwa peningkatan jarak lompatan horizontal untuk
anak laki-laki dan perempuan kira-kira 33 inci pada umur 5 (lima)
tahun dan pada umur 10 sampai 11 tahun mencapai 60 inci.
Sesudah itu anak laki-laki terus meningkat kira-kira 90 inci pada
umur 17 tahun, sedangkan anak perempuan mengalami kestabilan
dengan jarak kira-kira 64 inci pada umur yang sama.
3). Lempar (Throwing)
Jarak lemparan sering digunakan untuk mengukur
penampilan lempar, meskipun kecepatan dan ketepatan juga ikut
dinilai. Penampilan lempar berbeda dari penampilan lari dan
lompat, demikian Pula perbedaan yang terjadi antara anak laki-
laki dengan perempuan yang terjadi sejak usia muda. Penelitian
dari Espenchade (1960) menemukan peningkatan lemparan dari
kira-kira 24 feet pada umur lima tahun sampai 153 feet pada umur
17 tahun. Sebaliknya yang dialami anak perempuan sangat
kontras dalam penampilan lempar, hanya kira-kira 14,5 feet pada
umur lima tahun, kemudian meningkat menjadi 75,7 feet pada
umur 15 tahun, selanjutnya bahkan menurun menjadi 74,0 pada
umur 16 tahun.
4). Keterampilan Dasar
Sebagian benar penelitian menyatakan bahwa usia untuk
belajar gerak yang paling tepat adalah masa sebelum adolesensi.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nash (1960) yang
menyatakan bahwa 85% keterampilan dasar dan minat terhadap
keterampilan gerak harus ditemukankan pada umur 12 tahun atau
sebelumnya. Masa kanak-kanak merupakan waktu untuk belajar
keterampilan dasar, sedangkan masa adolesensi adalah waktu
yang digunakan untuk penyempurnaan dan penghalusan serta
mempelajari berbagai macam variasi keterampilan gerak.
9

5). Kesegaran Jasmani


Masa adolensi merupakan saat yang baik untuk
pengembangan secara optimal kesehatan seseorang yang
berhubungan dengan kesegaran jasmani. Pengmbngan yang
terjadi merupakan perubahan-perubahan dalam peningkatan
luasnya otot dan ukuran badan, baik untuk anak laki-laki maupun
perempuan. Latihan peningkatan daya tahan Cardiovascular lebili
baik dimulai sejak awa, dan peningkatan pada mass adolesensi
lebih tinggi dibandingkan mass dewasa atau dapat dikatakan
bahwa cardiovascular berkembang lebih cepat dengan melakukan
latihan di masa adolesensi. Beberapa basil penelitian oleh Cooper
dan kawan¬kawan (1975) menyatakan, bahwa dalam program
latihan aerobik menghasilkan peningkatan cardiovascular 17,6%
sampai dengan 20% untuk anak-anak- normal yang sedang
berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cepat pada masa
adolensi.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Masa Remaja


Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pada masa remaja, yaitu:
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan wadah untuk pencapaian remaja
dalam proses perkembangan. Lingkungan sosial contohnya seperti
interaksi remaja dengan orang lain. Bisa juga dalam bentuk adaptasi
remaja dalam menyesuaikan diri untuk menyatu dengan kondisi
lingkungan. Selain itu, juga bisa dalam bentuk independesi atau
hubungan saling ketergantungan dan kepercayaan diri seorang remaja
dengan remaja lain.
b. Citra Tubuh
Dalam tumbuh kembang, citra tubuh menjadi salah satu aspek
evaluasi, seorang remaja akan memiliki perhatian terhadap
penampilan dirinya. Mereka pun akan berusaha untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan diri seiring berjalannya waktu. Cacat
10

tubuh akan menjadi penghambat beberapa perkembangan remaja.


Selain itu, pada beberapa kasus cacat tubuh berdampak pada
penurunan rasa percaya diri sehingga remaja cenderung menutup diri
dan menghindari teman sebaya.
c. Motivasi
Motivasi dapat bersumber dari dalam ataupun dari luar diri
remaja. Contoh motivasi dari dalam diri remaja seperti semangat dan
obsesi. Sedangkan motivasi yang timbul dari luar diri remaja,
contohnya penghargaan orangtua atau masyarakat. Motivasi
menentukan besar usaha dalam mencapai apa yang remaja tersebut
inginkan dan besarnya kemauan untuk melakukan usaha tersebut.
Semakin tinggi motivasi remaja, semakin tinggi pula usaha remaja
untuk memenuhi tugas perkembangan.
d. Pengetahuan
Pengetahuan kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang remaja. Pengetahuan yang dimaksud
adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenarnya.
e. Kepribadian
Kepribadian merupakan kondisi internal remaja, Adjarian.
Karakter akan berangsur-angsur terbentuk dipengaruhi oleh
kebutuhan, sikap, minat, ataupun tujuan pribadi. Kepribadian
ekstrover adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia
objektif, berorientasi pada dunia luar. Para ekstrover memiliki
karakteristik suka bergaul, ramah, suka mengikuti kata hati, dan suka
mengambil risiko. Nah, introvert adalah kepribadian yang lebih
dipengaruhi oleh dunia subjektif. Seseorang dengan kepribadian
introvert biasanya memiliki karakteristik yang tenang, pendiam, suka
menyendiri, suka termenung, dan menghindari risiko.
11

f. Bimbingan untuk Mempelajari Tugas Perkembangan


Penting bagi remaja untuk mendapatkan bimbingan, Hal tersebut
agar keingintahuan yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan
yang positif, kreatif, dan produktif. Nah, bimbingan adalah proses
bantuan pada individu untuk mencapai tugas perkembangan diri
secara optimal.
g. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggota keluarga salah satunya terhadap remaja.
Keluarga berfungsi sebagai pendukung bagi anggotanya, siap
memberi pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dengan begitu,
remaja yang sedang dalam proses mengenali diri dan lingkungannya
merasa aman dan nyaman dan memiliki tempat untuk bersandar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Istilah adolescence (kata bendanya Adolescentia yaitu remaja yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Bobak,2004). Masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa (Rumini & Sundari, 2004). Tiga tahap
perkembangan masa remaja (Putra,2013) yaitu masa remaja awal (12-15
tahun), masa remaja tengah (15-18 tahun), masa remaja akhir (18-21
tahun).
Perkembangan yang terjadi pada remaja meliputi : perkembangan
fisik, perubahan emosional, perubahan sosial, perubahan moral dan
perubahan kepribadian (Hurlock, 1999). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pada masa remaja yaitu lingkungan sosial, citra tubuh,
motivasi, pengetahuan, kepribadian, bimbingan untuk mempelajari tugas
perkembangan, dan dukungan keluarga.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat. Besar harapan kami makalah
ini dapat bermanfaat untuk semua orang. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Modul: PERKEMBAGAN DAN BELAJAR GERAK: Dr. Sugiyanto dan Drs.


Sudjarwo M.Pd.
http://gurupenjaskesrek.blogspot.com/2011/10/perkembangan-gerak-
adolesensi-masa.html

https://adjar.grid.id/read/543419500/faktor-faktor-yang-memengaruhi-pada-
masa-remaja?page=all

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7331/7.%20BAB
%20II.pdf?sequence=7&isAllowed=y

13

Anda mungkin juga menyukai