Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN BIOLOGIS, MOTORIK, KOGNITIF,

DAN SOSIOEMOSIONAL (PADA MASA REMAJA)


Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : KHAIRINA AFNI, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
1. EKA SYAHPUTRI (22053199)
2. DIAH NURAINI (22053197)
3. YOGA HANAFI (22053204)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP BUDIDAYA BINJAI
2023
PEMBAHASAN 5

Konsep Perkembangan Remaja


Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang yang mengandung perubahan biologis,kognitif, psikososial, dan sosial
emosional.
Menurut Hurlock (1980) ada tiga tahapan perkembangan remaja yaitu sebagai berikut :
1. Remaja awal (Early adoloscence) usia 11-13 tahun
2. Remaja Madya (middle adolescence) usia 14-16 tahun
3. Remaja akhir (late adolescence) usia 17-20 tahun
Sedangkan menurut Sarwono (2006) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam penyesuaian
diri menuju dewasa :
1. Remaja awal (Early Adoloscence) usia 10-12 tahun Remaja masih terheran-heran
akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu.
2. Remaja Madya (middle adolescence) usia 13-15 tahun. Remaja sangat membutuhkan
kawan. Berada pada kondisi kebingungan karena tidak tahu harus memilih yang
mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis
atau materialis dan lainnya.
3. Remaja Akhir (Late Adolesecence) usia 16- 19 tahun Pada tahap ini minat yang
semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk
Bersatu dengan orang-orang lain dalam pengalaman-pengalaman baru, dan terbentuk
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi..

Ciri-Ciri Remaja
menurut Hurlock (1980) adalah sebagai berikut:
1) Masa remaja adalah periode yang penting.
2) Masa remaja sebagai periode peralihan.
3) Masa remaja sebagai pencari identitas.
4) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic.

Tugas-Tugas Yang Dihadapi Oleh Remaja


menurut Hurlock (1980) adalah sebagai berikut :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
2. Mecapai peran pria maupun Wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
4. Mengaharapkan perilaku sosial yang bertanggungjawab
5. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
6. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua.

1
Perkembangan Fisik Pada Fase Remaja
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan
keterampilan motoric.
Menurut Marwoko (2019) perubahan fisik pada fase remaja ada 2 yaitu perubahan internal
dan eksternal :

1. Perubahan Internal.
a. Sistem pencernaan.
Perut menjadi lebih Panjang, usus bertampah Panjang dan besar, otot perut semakin kuat, hati
semakin kuat dan tenggorokan semakin panjang.
b. Sistem peredaran darah.
Pada usia 17 ataun 18 tahun, berat jantung 12 kali lebih berat dari lahir dan pembuluh darah
semakin Panjang dan tebal.
c. Sistem pernafasan.
Kapasitas paru-paru anak perempuan hamper matang pada usia 17tahun, anak laki-laki
mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
d. Sistem endokrin.
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesatdan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran
matang sampai akhir remaja atau awal masa dewasa
e. Jaringan tubuh.
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Selain itu, jaringan lain terus
berkembang seperti jaringan otot.

2. Perubahan Eksternal
a. Tinggi badan.
Rata-rata anak perempuan memcapai tinggi yang matang antara usia17 dan 18 tahun pada
anak laki-laki.
b. Berat badan.
Perubahan berat badan mengikuti perubahan tinggi badan. Tetapi berat badan sekarang
tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak
mengandung lemak sama sekali.
c. Proporsi tubuh.
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
d. Organ seks.
Organ seks pria maupun Wanita mencapi ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi
fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

2
e. Ciri-ciri seks sekunder
Ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir
masa remaja. Masa pubertas terjadi proses neuroendokrin otak terutama pada masa remaja
awal yang memberika stimulasi untuk perubahan fisik yang cepat. Pertambahan tinggi badan
untuk anak perempuan percepatan pertumbuhan adalah 9 tahun dan anak laki-laki adalah 11
tahun. Selama mengalami percepatan pertumbuhananak perempuan bertambah sekitar 3,5
inci setiap tahun dan 4 inci untuk anak laki-laki setiap tahunnya Santrock (2014).
Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-
laki terjadi akibat meningkatnya massa otot, sedangkan pada anak perempuan terjadi karena
meningkatnya massa lemak.

Karakteristik Masa Remaja.


Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi dua, yaitu masa remaja awal (11/12-16/17
tahun) dan remaja akhir (16/17-18 tahun). Pada masa remaja akhir, individu sudah mencapai
transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Masa remaja merupakan suatu
periode penting dari rentang kehidupan, suatu periode transisional, masa perubahan, masa
usia bermasalah, masa dimana individu mencari identitas diri, usia menyeramkan (dreaded),
masa unrealism, dan ambang menuju kedewasaan.
Menurut Hall (Sarwono, 2011), masa remaja merupakan masa “sturm and drang” (topan dan
badai),masa penuh emosi dan adakalanya emosinya meledak-ledak, yang muncul karena
adanya pertentangan nilai-nilai. Emosi yang menggebu-gebu ini adakalanya menyulitkan,
baik bagi si remaja maupun bagi orangtua/ orang dewasa di sekitarnya. Namun emosi yang
menggebu-gebu ini juga bermanfaat bagi remaja dalam upayanya menemukan identitas diri.
Reaksi orang-orang di sekitarnya akan menjadi pengalaman belajar bagi si remaja untuk
menentukan tindakan apa yang kelak akan dilakukannya.menyatakan bahwa perubahan sosial
yang penting pada masa remaja mencakup meningkatnya pengaruh teman sebaya (peer
group), pola perilaku sosial yang lebih matang,pembuatan kelompok sosial yang baru, dan
munculnya nilai-nilai baru dalam memilih teman dan pemimpin serta nilai dalam penerimaan
sosial.
Minat universal paling penting pada masa remaja dapat digolongkan menjadi 7 kategori,
yaitu:

1) Minat rekreasi.
2) Minat pribadi
3) Minat social.
4) Minat pendidikan.
5) Minat vokasional.
6) Minat religious.
7) Minat dalam simbol status.

Tugas Perkembangan Masa Remaja (11 - 18 tahun).


Menurut Havighurst (Hurlock, 1990), tugas perkembagan remaja meliputi:
1) Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda
jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
2) Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras dengan tuntutan sosial
dan kultural masyarakatnya.

3
3) Menerima kesatuan organ-organ tubuh/ keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan
menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4) Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah-
tengah masyarakatnya.
5) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan
mulai
menjadi “diri sendiri”.
6) Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang
kehidupan ekonomi.
7) Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.

Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.


a) Pengaruh Keluarga.
b) Pengaruh Gizi
c) Gangguan Emosional
d) Jenis Kelamin Jenis Kelamin
e) Status Sosial Ekonomi
f) Kesehatanf
g) Pengaruh Bentuk Tubuh

Tahap Perkembangan Remaja.


A. Perkembangan Biologis.
Rangkaian perubahan biologis yang terjadi pada masa remaja disebut pubertas.Pubertas
meliputi kumpulan peristiwa biologis yang menghasilkan perubahan di seluruh tubuh.
Perubahan fisik pada pubertas yang paling utama merupakan hasil dari aktivitas hormon yang
diatur oleh system saraf pusat, sehingga perubahan tersebut jatuh ke dalam 2 kategori yaitu:
perkembangan hormonal dan perkembangan otak.
Pada perkembangan hormonal terjadi peningkatan produksi hormon sehingga mengakibatkan
perkembangan pada kemampuan reproduksi dan karakteristik seks. Perubahan fisik termasuk
pertumbuhan rambut pubis, pembesaran payudara, dan menarche pada wanita, sedangkan
pada laki- laki terjadi perkembangan genitalia, pertumbuhan rambut pubis, perubahan suara,
dan munculnya rambut di wajah.
Pada perkembangan otak terjadi proliferasi pada sel-sel yang menahan dan memberi makan
neuron, walaupun jumlah neuron tidak bertambah. Pertumbuhan selubung mielin di sekitar
sel saraf akson berlanjut sampai dengan remaja, yang memungkinkan proses persarafan lebih
cepat. Selain itu, interkoneksi antara neuron yang berdekatan menu run, sehingga
kemungkinan hubungan saraf yang berlebihan atau tidak tepat juga hilang, perubahan
biologis dapat mengganggu keseimbangan antara ego dan ide, dan perlu di atasi dengan
solusi baru. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja berdampak pada perubahan sikologis
terutama emosi, seperti tidak percaya diri, malu, marah, tidak sabar, malas, gelisah, serta
perubahan keinginan.

4
B. Perkembangan Motorik.
Keterampilan Motorik terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Keterampilan atau Gerak Kasar, seperti berjalan, berlari,melompat, naik dan turun
tangga.
b. Keterampilan Motorik Halus atau Keterampilan Motorik Halus atau keterampilan
memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap
bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.

Macam-macam Gerak pada Perkembangan Motorik Remaja, diantaranya :


1) Gerak Lokomotor, seperti Berjalan, berlari, melompat, meloncat dan
merangkak.melompat, meloncat dan merangkak.
2) Gerak Non Lokomotor, seperti Keseimbangan,kelentukan dan kekuatan.
3) Gerak Manipulatif, seperti Melempar bola, menendang dan menangkap.

C. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan remaja dalam berfikir
(proses kognisi/proses mengetahui ). Menurut J.J. Piaget, remaja berada pada tahap operasi
formal, yaitu tahap berfikir yang dicirikan dengan kemampuan berfikir secara hipotetis, logis,
abstrak, dan ilmiah. Pada usia secara hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Pada usia remaja,
operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit seperti usia
sebelumnya, tetapi dapat pula dilakukan pada proposisi verbal (yang bersifat abstrak) dan
kondisi hipotetik (yang bersifat abstrak dan logis

Kemampuan Kognitif Remaja


• Berbagai penelitian selama dua puluh tahun terakhir dengan menggunakan berbagai
pandangan teori juga menemukan gambaran yang konsisten dengan teori Piaget yang
menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana seseorang mulai berfikir
secara abstrak dan logic.
• Berbagai penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang konsisten antara kemampuan
kognitif anak-anak dan remaja. Dibandingkan anak- anak, remaja memiliki kemampuan lebih
baik dalam berfikir hipotetis dan logis. Remaja juga lebih mampu memikirkan beberapa hal
sekaligus bukan hanya satu dalam satu saat dan konsep-konsep abstrak. Remaja juga dapat
berfikir tentang proses berfikirnya sendiri, serta dapat memikirkan hal-hal yang tidak nyata -
sebagaimana hal-hal yang nyata untuk menyusun hipotesa atau dugaan.

Faktor Perkembangan Kognitif Remaja


Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada usia remaja
disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumberdaya kognitif (cognitive resource).
Peningkatan ini disebabkan oleh automaticity atau kecepatan pemrosesan. pengetahuan lintas
bidang yang makin luas. meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi abstrak
dan menggunakan argumen-argumen logis. serta makin banyaknya strategi yang dimiliki
dalam mendapatkan dan meggunakan informasi. Walaupun cara berfikir kelompok remaja
(usia 11 tahun ke atas) berbeda dengan anak usia 7 – 11 tahun, akan tetapi bila ditelah lebih
jauh, di antara para remaja sendiri sering ditemukan perbedaan. Perbedaan tersebut, menurut

5
Torgesen terjadi antara lain karena faktor penggunaan strategi kognitif yang dimiliki oleh
masing-masing individu.

Ada 5 perubahan Kognitif


a. Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yg mungkin, termasuk mengerti
keterbatasannya dlm memahami realita.
b. Remaja mampu berfikir abstrak. .
c. Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir itu sendiri biasa dikenal dengan istilah
Metacognition.
d. Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular mampu melihat dari berbagai
perspektif lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran “double pada kata entendres”
e. Remaja mengerti hal-hal yg bersifat relative

D. Perkembangan Sosioemosional
Potter dkk (2005) mengatakan bahwa perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja
sama dramatisnya seperti perubahan fisik, Masa ini adalah periode yang ditandai oleh
mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat.
Dalam penjelasan ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada transisi sosial remaja
mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi,
dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah
orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertit, kebahagiaan
remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran
proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell (dalam Santrock, 2003)
juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara
efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial
mereka.
Dalam proses pencarian identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan
psikososial adelesens. Remaja harus bisa membentuk hubungansebaya yang dekat atau tetap
terisolasi secara sosial.Pencarian identitas diri ini meliputi identitas seksual, identitas
kelompok, identitas keluarga, identitas pekerjaan, identitas kesehatan dan identitas moral.
Remaja mengalami perkembangan sosioemosional yang signifikan, di mana mereka mulai
mengeksplorasi identitas, mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks, dan
mengalami perubahan emosi yang intens. Beberapa aspek perkembangan sosioemosional
yang terjadi pada remaja meliputi:
1. Identitas: Remaja mulai mengeksplorasi dan mengembangkan identitas mereka. Mereka
mulai menentukan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka sendiri.
2. Hubungan sosial: Remaja mengalami perubahan dalam hubungan sosial mereka. Mereka
mulai membentuk hubungan yang lebih kompleks dan intim, termasuk hubungan romantis.
3. Emosi: Remaja sering mengalami perubahan emosi yang intens. Mereka mungkin merasa
terlalu sensitif atau mudah tersinggung, serta dapat mengalami perasaan cemas atau depresi.

6
4. Peran gender: Remaja mulai mengalami perubahan dalam peran gender mereka. Mereka
mungkin mengalami tekanan sosial untuk mengikuti norma-norma gender yang diterima
secara sosial.
5. Identifikasi dengan kelompok: Remaja mulai mengidentifikasi diri mereka dengan
kelompok tertentu, seperti kelompok teman sebaya, kelompok suku atau agama, atau
kelompok sosial lainnya.
6. Perubahan sosial: Remaja mulai mengalami perubahan sosial dalam kehidupan mereka.
Mereka mungkin mengalami perubahan dalam lingkungan sekolah atau keluarga, atau
mengalami perubahan dalam kelas sosial mereka.
Perkembangan sosioemosional pada remaja dapat bervariasi tergantung pada individu, tetapi
perubahan ini merupakan bagian alami dari proses pertumbuhan dan perkembangan. Penting
bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung dan membantu remaja mengatasi tantangan
dan kesulitan yang mungkin timbul selama masa perkembangan ini.

KESIMPULAN

Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang yang mengandung perubahan biologis, kognitif, psikososial,, sosial
emosional serta bahasa. Perubahan fisik pada fase remaja yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja. Pada perkembangan kognitif, remaja berada pada tahap
operasinoal formal dimana individu dapat berpikir secara abstrak, remaja mengembangkan
gambaran tentang keadaan ideal, memecahkan masalah lebih sistematis dan berpikir lebih
fleksibel dan kompleks. Perkembangan sosial pada fase remaja lebih luas dan lebih intim.
Remaja sudah mampu mengelola emosinya dan perkembangan bahanya semakin kompleks
dan luas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah hereditas
(keturunan), nutrisi, hormon dan juga lingkungan.

SARAN

Dengan adanya pemaparan terkait perkembangan fase remaja tersebut, diharapkan pembaca
dapat menjadikan bahan evaluasi serta memahami perkembangan remaja yang meliputi
perkembangan fisik, kognitif , dan social serta dapat memahami apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi fase remaja

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&
ved=2ahUKEwi38q70zeP-
AhXgxTgGHYYxCtcQFnoECB8QAQ&url=https%3A%2F%2Frepository.ump.ac.id%2F781
0%2F3%2FNADIA%2520E-
TAE%2520BAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw3s2ovYe4mVokKiM_-fxrhn

https://www.researchgate.net/profile/Sofa-
Nabila/publication/359369967_PERKEMBANGAN_REMAJA_Adolescense/links/62384f69
5b303e5c5aae5690/PERKEMBANGAN-REMAJA-Adolescense.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/196103171
987032-AAS_SAOMAH/Perkembangan_Kognitifx.pdf

https://www.scribd.com/document/497452479/Dokumen-8

https://www.ojshafshawaty.ac.id/index.php/jpengmas/article/download/1/2

Anda mungkin juga menyukai