DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. EKA SYAHPUTRI (22053199)
2. DIAH NURAINI (22053197)
3. YOGA HANAFI (22053204)
Ciri-Ciri Remaja
menurut Hurlock (1980) adalah sebagai berikut:
1) Masa remaja adalah periode yang penting.
2) Masa remaja sebagai periode peralihan.
3) Masa remaja sebagai pencari identitas.
4) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic.
1
Perkembangan Fisik Pada Fase Remaja
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan
keterampilan motoric.
Menurut Marwoko (2019) perubahan fisik pada fase remaja ada 2 yaitu perubahan internal
dan eksternal :
1. Perubahan Internal.
a. Sistem pencernaan.
Perut menjadi lebih Panjang, usus bertampah Panjang dan besar, otot perut semakin kuat, hati
semakin kuat dan tenggorokan semakin panjang.
b. Sistem peredaran darah.
Pada usia 17 ataun 18 tahun, berat jantung 12 kali lebih berat dari lahir dan pembuluh darah
semakin Panjang dan tebal.
c. Sistem pernafasan.
Kapasitas paru-paru anak perempuan hamper matang pada usia 17tahun, anak laki-laki
mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
d. Sistem endokrin.
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesatdan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran
matang sampai akhir remaja atau awal masa dewasa
e. Jaringan tubuh.
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Selain itu, jaringan lain terus
berkembang seperti jaringan otot.
2. Perubahan Eksternal
a. Tinggi badan.
Rata-rata anak perempuan memcapai tinggi yang matang antara usia17 dan 18 tahun pada
anak laki-laki.
b. Berat badan.
Perubahan berat badan mengikuti perubahan tinggi badan. Tetapi berat badan sekarang
tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak
mengandung lemak sama sekali.
c. Proporsi tubuh.
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
d. Organ seks.
Organ seks pria maupun Wanita mencapi ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi
fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
2
e. Ciri-ciri seks sekunder
Ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir
masa remaja. Masa pubertas terjadi proses neuroendokrin otak terutama pada masa remaja
awal yang memberika stimulasi untuk perubahan fisik yang cepat. Pertambahan tinggi badan
untuk anak perempuan percepatan pertumbuhan adalah 9 tahun dan anak laki-laki adalah 11
tahun. Selama mengalami percepatan pertumbuhananak perempuan bertambah sekitar 3,5
inci setiap tahun dan 4 inci untuk anak laki-laki setiap tahunnya Santrock (2014).
Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-
laki terjadi akibat meningkatnya massa otot, sedangkan pada anak perempuan terjadi karena
meningkatnya massa lemak.
1) Minat rekreasi.
2) Minat pribadi
3) Minat social.
4) Minat pendidikan.
5) Minat vokasional.
6) Minat religious.
7) Minat dalam simbol status.
3
3) Menerima kesatuan organ-organ tubuh/ keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan
menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4) Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah-
tengah masyarakatnya.
5) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan
mulai
menjadi “diri sendiri”.
6) Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang
kehidupan ekonomi.
7) Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4
B. Perkembangan Motorik.
Keterampilan Motorik terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Keterampilan atau Gerak Kasar, seperti berjalan, berlari,melompat, naik dan turun
tangga.
b. Keterampilan Motorik Halus atau Keterampilan Motorik Halus atau keterampilan
memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap
bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.
C. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan remaja dalam berfikir
(proses kognisi/proses mengetahui ). Menurut J.J. Piaget, remaja berada pada tahap operasi
formal, yaitu tahap berfikir yang dicirikan dengan kemampuan berfikir secara hipotetis, logis,
abstrak, dan ilmiah. Pada usia secara hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Pada usia remaja,
operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit seperti usia
sebelumnya, tetapi dapat pula dilakukan pada proposisi verbal (yang bersifat abstrak) dan
kondisi hipotetik (yang bersifat abstrak dan logis
5
Torgesen terjadi antara lain karena faktor penggunaan strategi kognitif yang dimiliki oleh
masing-masing individu.
D. Perkembangan Sosioemosional
Potter dkk (2005) mengatakan bahwa perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja
sama dramatisnya seperti perubahan fisik, Masa ini adalah periode yang ditandai oleh
mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat.
Dalam penjelasan ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada transisi sosial remaja
mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi,
dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah
orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertit, kebahagiaan
remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran
proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell (dalam Santrock, 2003)
juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara
efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial
mereka.
Dalam proses pencarian identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan
psikososial adelesens. Remaja harus bisa membentuk hubungansebaya yang dekat atau tetap
terisolasi secara sosial.Pencarian identitas diri ini meliputi identitas seksual, identitas
kelompok, identitas keluarga, identitas pekerjaan, identitas kesehatan dan identitas moral.
Remaja mengalami perkembangan sosioemosional yang signifikan, di mana mereka mulai
mengeksplorasi identitas, mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks, dan
mengalami perubahan emosi yang intens. Beberapa aspek perkembangan sosioemosional
yang terjadi pada remaja meliputi:
1. Identitas: Remaja mulai mengeksplorasi dan mengembangkan identitas mereka. Mereka
mulai menentukan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka sendiri.
2. Hubungan sosial: Remaja mengalami perubahan dalam hubungan sosial mereka. Mereka
mulai membentuk hubungan yang lebih kompleks dan intim, termasuk hubungan romantis.
3. Emosi: Remaja sering mengalami perubahan emosi yang intens. Mereka mungkin merasa
terlalu sensitif atau mudah tersinggung, serta dapat mengalami perasaan cemas atau depresi.
6
4. Peran gender: Remaja mulai mengalami perubahan dalam peran gender mereka. Mereka
mungkin mengalami tekanan sosial untuk mengikuti norma-norma gender yang diterima
secara sosial.
5. Identifikasi dengan kelompok: Remaja mulai mengidentifikasi diri mereka dengan
kelompok tertentu, seperti kelompok teman sebaya, kelompok suku atau agama, atau
kelompok sosial lainnya.
6. Perubahan sosial: Remaja mulai mengalami perubahan sosial dalam kehidupan mereka.
Mereka mungkin mengalami perubahan dalam lingkungan sekolah atau keluarga, atau
mengalami perubahan dalam kelas sosial mereka.
Perkembangan sosioemosional pada remaja dapat bervariasi tergantung pada individu, tetapi
perubahan ini merupakan bagian alami dari proses pertumbuhan dan perkembangan. Penting
bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung dan membantu remaja mengatasi tantangan
dan kesulitan yang mungkin timbul selama masa perkembangan ini.
KESIMPULAN
Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang yang mengandung perubahan biologis, kognitif, psikososial,, sosial
emosional serta bahasa. Perubahan fisik pada fase remaja yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja. Pada perkembangan kognitif, remaja berada pada tahap
operasinoal formal dimana individu dapat berpikir secara abstrak, remaja mengembangkan
gambaran tentang keadaan ideal, memecahkan masalah lebih sistematis dan berpikir lebih
fleksibel dan kompleks. Perkembangan sosial pada fase remaja lebih luas dan lebih intim.
Remaja sudah mampu mengelola emosinya dan perkembangan bahanya semakin kompleks
dan luas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah hereditas
(keturunan), nutrisi, hormon dan juga lingkungan.
SARAN
Dengan adanya pemaparan terkait perkembangan fase remaja tersebut, diharapkan pembaca
dapat menjadikan bahan evaluasi serta memahami perkembangan remaja yang meliputi
perkembangan fisik, kognitif , dan social serta dapat memahami apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi fase remaja
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&
ved=2ahUKEwi38q70zeP-
AhXgxTgGHYYxCtcQFnoECB8QAQ&url=https%3A%2F%2Frepository.ump.ac.id%2F781
0%2F3%2FNADIA%2520E-
TAE%2520BAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw3s2ovYe4mVokKiM_-fxrhn
https://www.researchgate.net/profile/Sofa-
Nabila/publication/359369967_PERKEMBANGAN_REMAJA_Adolescense/links/62384f69
5b303e5c5aae5690/PERKEMBANGAN-REMAJA-Adolescense.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/196103171
987032-AAS_SAOMAH/Perkembangan_Kognitifx.pdf
https://www.scribd.com/document/497452479/Dokumen-8
https://www.ojshafshawaty.ac.id/index.php/jpengmas/article/download/1/2