Anda di halaman 1dari 11

Nama Dosen: Abdullah,S.Kep,Ns,M.

Kep
Matkul : Keperawatan jiwa Dan Pikososial

ASKEP SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG


REMAJA

OLEH:
KELOMPOK 6

ST. JULFIANI NUS


ZIATUL FAUZIAH
XAVERIUS MARKUS KAAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2023
A. Pengertian Remaja 
Remaja adalah suatu waktu manusia berumur 13-22 tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak
menuju dewasa.
Dalam mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat didefinisikan secara
biologis sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan
penghentian pertumbuhan fisik; secara kognitif, sebagai perubahan dalam
kemampuan berpikir secara abstrak atau secara sosial, sebagai periode persiapan
untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas dan biologis utama termasuk
perubahan pada organ seks, tinggi, berat, dan massa otot, perubahan besar dalam
struktur otak, serta perubahan suara. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan
pengetahuan dan kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih
efektif.
Tubuh bagian atas remaja laki-laki. Struktur tubuhnya mulai berubah dan
mulai menyerupai tubuh dewasa.
Pubertas adalah periode beberapa tahun di mana pertumbuhan fisik yang
cepat dan perubahan psikologis, yang memuncak pada kematangan seksual. Usia
rata-rata mulai pubertas adalah 11 untuk anak perempuan dan 12 untuk anak laki-
laki. Jadwal individu setiap orang untuk pubertas dipengaruhi terutama oleh faktor
keturunan, meskipun faktor lingkungan, seperti diet dan olahraga, juga
mengerahkan beberapa pengaruh. Faktor-faktor ini juga dapat menyebabkan
pubertas sebelum waktunya dan tertunda.
Beberapa bagian terpenting dari perkembangan pubertas melibatkan
perubahan fisiologis yang khas dalam tinggi, berat badan, komposisi tubuh
individu, dan sistem peredaran darah dan pernapasan. Perubahan ini sebagian
besar dipengaruhi oleh aktivitas hormonal. Hormon memainkan peran
organisasional, membuat tubuh berperilaku dengan cara tertentu begitu pubertas
dimulai, dan peran aktif, merujuk pada perubahan hormon selama masa remaja
yang memicu perubahan perilaku dan fisik.
Pubertas terjadi melalui proses panjang dan dimulai dengan lonjakan
produksi hormon, yang pada gilirannya menyebabkan sejumlah perubahan fisik. Ini
adalah tahap kehidupan yang ditandai dengan penampilan dan perkembangan
karakteristik seks sekunder (misalnya, suara yang lebih dalam dan
tumbuh jakun yang lebih besar pada anak laki-laki, dan perkembangan payudara
serta pinggul yang lebih melengkung dan menonjol pada anak perempuan) dan
perubahan kuat dalam keseimbangan hormon menuju dewasa.
B. Perkembangan Remaja
1. Perkembangan Fisik
Perubahan – perubahan fisik merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan masa remaja yang berdampak terhadap perubahan-
perubahan psikologis.
a. Anak Perempuan
Perkembangan fisik anak perempuan mulai berkembang pada usia
10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun.Perkembangan fisik pada
anak perempuan meliputi : 1) pertumbuhan fisik yang pesat ( usia 10 – 11
tahun ); 2) pertumbuhan payudara ( 10 – 11 tahun ); 3) tumbuhnya rambut
pubis (10 – 11 tahun ), dan rambut ketiak ( 12 – 13 tahun ); 4) pengeluaran
sekret vagina ( 10 – 13 tahun ); 5) produksi kelenjar keringat ( 12-13 tahun);
6) menstruasi ( 11 – 14 tahun ). Perkembangan fisik pada anak perempuan
nampaknya tidak sejalan dengan pematangan psikologisnya. Payudara
yang tumbuh lebih dini seringkali menimbulkan rasa malu karena sudah
diperlakukan sebagai orang dewasa padahal remaja ini belum siap untuk
menghadapinya.
b. Anak Laki – Laki
Perkembangan fisik pada anak laki- laki 2 tahun lebih lambat
mulainya,namun akhirnya anak laki- laki bertambah 12 – 15 cm dalam 1
tahun hingga pada usia 13 sampai menjelang 14 tahun. Perkembangan fisik
pada anak laki-laki meliputi: 1) pertumbuhan fisik yang pesat (12-13 tahun);
2) pertumbuhan testis dan skrotum (11- 12 tahun ); 3) perkembangan penis
(12-13tahun); 4) terjadi ejakulasi (13-14 tahun); 5) pertumbuhan rambut
pubis (11-12tahun),rambut ketiak dan badan (13-15tahun ), kumis,cambang,
jenggot ( 13-15 tahun); 6) perkembangan kelenjar keringat ketiak (13 – 15
tahun ); 7) suara pecah dan membesar (14-15 tahun ).
Perkembangan fisik pada anak perempuan maupun laki-laki yang
begitu cepat dan drastis pada usia 11 samapai 16 tahun membutuhkan
waktu beberapa saat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut.
2. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial pada remaja menurut Erikson adalah
identitas dan kebingungan peran yang terjadi pada usia 12-20 tahun.
Pembentukan identitas selama masa remaja merupakan tugas utama dalam
perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada masa remaja
akhir.Selama masa remaja ini kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat
karena itu ia berusaha mencari identitas dan mendefinisikan kembali
“siapakah”ia saat ini dan akan menjadi “siapakah” atau menjadi “apakah” ia
dimasa mendatang.Perkembangan identitas selama masa remaja ini juga
sangat penting karena ia memberikan suatu landasan bagi perkembangan
psikososial dan relasi interpersonalpada masa dewasa. Tahap perkembangan
identitas(Desmita, 2005) meliputi: 1) tahap diferensiasi (12-14 tahun )
karakteristik tahap ini adalah remaja menyadari bahawa ia berbeda secara
psikologis dari orang tuanya.Kesadaran ini sering membuatnya
mempertanyakan dan menolak nilai- nilai dan nasehat orang tuanya, sekalipun
nilai dan nasehat tersebut masuk akal; 2) tahap praktis (14 – 15 tahun)
arakteristik tahap ini adalah remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-
galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal kebutuhan
akan peringatan atau nasehat dan menantang orangtuanya pada setiap
kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah; 3) tahap
penyesuaian (15-18 tahun). Karakteristik tahap ini adalah karena kesedihan
dan kekhawatiran yang dialaminya mendorong remaja untuk menerima kembali
sebagian otoritas orang tuanya tetapi dengan syarat. Tingkah lakunya sering
silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian, kadang mereka
menantang dan kadang berdamai dan bekerjasama dengan orang tua mereka.
Disatu sisi ia menerima tanggung jawab di sekitar rumah namun disisi lain ia
akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol, membatasi gerak
gerik dan aktifitasnya diluar rumah.; 4) tahap konsolidasi (18-21 tahun).
Karakteristik pada tahap ini adalah remaja mengembangkan kesadaran akan
identitas personal yang menjadi dasar pemahaman dirinya dan orang lainserta
untuk mempertahankan otonomi, independen dan invidualitas
Selama masa ini remaja mulai memiliki suatu perasaan tentang
identitasnya sendiri, suatu perasaan bahwa dia adalah manusia yang unik
dengan sifat-sifat yang melekat pada dirinya, seperti kesukaan dan
ketidaksukaan, tujuan yang ingin dicapai pada masa mendatang, kekuatan dan
hasrat untuk mengontrol kehidupannya sendiri.ini merupakan saat yang sulit
bagi remaja karena masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa di
satu pihak dan kepekaaan terhadap perubahan sosiial dan historis dipihak lain
sehingga seorang remaja merasakan penderitaan paling dalamdibandingkan
dengan masa-masa lain akibat kekacauan peranan atau kekacauan identitas
(identity confusion). Kondisi ini menyebabkan remaja merasa terisolasi ,
hampa, cemas, dan bimbang.Remaja juga menjadi mudah tersinggung dan
merasa malu.Selama masa ini tingkah laku remaja tidak konsisten dan tidak
dapat diprediksi kadang tertutup terhadap siapapun karena takut ditolak atau
dikecewakan namun pada saat lain mungkin ingin jadi pengikut atau pecinta
dengan tidak memperdulikan konsekwensi – konsekwensi dari komitmennya
(Davdson G C, 2006).
Remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil akan
memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami
perbedaan dan persamaannya dengan orang lain, menyadari kelebihan dan
kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai situasi,
mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa
depan serta mengenal perannya dimasyarakat (Desmita, 2005)
C. Masalah Kesehatan Jiwa Remaja
Adanya hambatan dalam tahap perkembangandapat menimbulkan masalah
kesehatan jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut berasal dari
diri remaja sendiri, hubungan orang tua dan remaja atau akibat interaksi sosial di
luar lingkungan keluarga. Sebagai akibatnya dapat terjadi masalah kesehatan jiwa
remaja denganmanifestasi bermacam-macam antara lain kesulitan belajar,
kenakalan remaja dan masalah perilaku seksual (Davdson G C, 2006).
D. Gangguan Jiwa Pada Remaja
Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada remaja
1. Gangguan Cemas
Cemas (ansietas)adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan
antisipasi terhadap bahaya. Gangguan cemas merupakan gangguan yang
banyak terjadi pada anak dan remaja. Prevalensi gangguan cemas ini adalah 5
– 50 %.6 Fobia sosial ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki sedangkan
fobia simpel, gangguan menghindar lebih banyak pada anak perempuan.
2. Gangguan Mood
Depresi pada anak- anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %. Seorang
remaja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu
sangat penting untuk membedakan secara jelas dan hati – hati antara depresi
yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi
patologik. Depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Adanya gangguan
mood akan beresiko terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja. Bunuh diri
adalah penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15 – 24 tahun.
Tanda – tanda bahaya bunuh diri pada remaja meliputi menarik diri secara tiba-
tiba, berperilaku keras atau sangat memberontak, menyalahgunakan obat atau
alkohol, secara tidak biasa mengabaikan penampilan diri, kualitas tugas
sekolah menurun, membolos, keletihan berlebihan dan keluhan somatik,
respon yang buruk terhadap pujian, ancaman bunuh diri terang-terangan
secara verbal dan membuang benda-benda yang didapat sebagai hadiah.
3. Gangguan Psikotik
Gangguan psikotik adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang
berat dalam kemampuan menilair realitas. 5 Yang termasuk gangguan psikotik
adalah skizoprenia. Skizoprenia pada remaja merupakan hal yang umum dan
insidennya selama remaja akhir sangat tinggi. Gejala awalnya meliputi
perubahan ekstrem dalam perilaku sehari- hari, isolasi sosial, sikap yang
anah,penurunan nilai akademik dan mengekspresikan peilaku yang tidak
disadarinya (Kusumawati, F, 2010).
4. Gangguan Penyalahgunaan Zat
Gangguan ini banyak terjadi diperkirakan 32 % remaja menderita
gangguan penyalahgunaan zat (Kusumawati, F, 2010). Angka penggunaan
alkohol atau zat terlarang lebih banyak pada anak laki-laki dibanding
perempuan. Resiko terbesar pada usia 15 – 24 tahun. Pada remaja perubahan
penggunaan zat menjadi ketergantungan zat terjadi lebih cepat dalam kurun
waktu 2 tahun. Identifikasi remaja penyalahguna NAPZA terdapat pada konflik
keluarga yang berat, kesulitan akademik, penyalahgunaan NAPZA oleh orang
tua dan teman, merokok pada usia muda.
E. Konsep Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Remaja
1. Pengkajian Keperawatan
Komponen pengkajian pada remaja :
a. Masalah yang ada saat ini serta tanda dan gejala
b. Penampilan
c. Pertumbuhan dan perkembangan
d. Kesehatan orang tua dan keluarga serta riwayat kesehatan jiwa
e. Status emosional (status mental termasuk proses berfikir)
f. Status Biofisik (Penyakit, kecelakaan)
g. Latar belakang budaya, agama dan sosial ekonomi
h. Penampilan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (rumah, sekolah)
i. Pola Koping
j. Pola Interaksi ((keluarga, teman sebaya)
k. Perilaku seksual
l. Penggunaan obat-obatan, alkohol, dan zat adiktif lainnya (tembakau,
kafein)
m. Lingkungan (Fisik,emosi dan ekologi)
n. Tujuan sehat remaja
o. Ketersediaan SDM dan material (Keterlibatan teman, sekolah dan
komunitas)
Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik
pada masa lalu maupun sekarang yang diperoleh dari diri remaja itu sendiri,
keluarga, atau orang lain. Permasalahanya yang biasanya dihadapi oleh
remaja berkaitan dengan citra diri, identitas diri, kemandirian, seksualitas,
peran sosial, dan perilaku seksual yang menimbulkan perilaku adaptif dan
maladaptif
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
Tanda dan Gejala
Subjektif
a) Remaja dapat menilai secara objektif kelebihan dan kekurangan
dirinya
b) Memiliki Sahabat
c) Merasa tertarik pada lawan jenis
d) Mengembangkan bakat yang disukai
Objektif
a) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
b) Menemukan identitas diri yang objektif
c) Memiliki cita-cita masa depan
d) Mempunyai prestasi akademik
e) Mempunyai teman sebaya
3. Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Kognitif, remaja mampu :
1) Mengetahui aspek positif dan kekurangan diri
2) Mengetahui identitas diri, tujuan dan cita-cita masa depan
3) Memahami norma dan peraturan yang berlaku
4) Berprestasi dalam bidang akademik
b. Psikomotor, remaja mampu :
1) Mengembangkan kemampuan diri
2) Meraih prestasi pada kegiatan positif
3) Beraktivitas dengan aktif
c. Afektif, remaja mampu :
1) Menyampaikan pendapat secara asertif
2) Mengendalikan emosi
4. Tindakan Keperawatan
a) Tindakan Pada Remaja ( Tindakan Keperawatan Ners)
1) Diskusikan kemampuan, karya dan prestasi yang positif dan yang
kurang. Berikan pujian dan diskusikan cara mempertahankan dan
meningkatkannya.
2) Diskusikan identitas diri yang dimiliki secara fisik, psikologis
(kebahagiaan, cita-cita, prestas) dan sosial (keluarga, sahabat).
3) Diskusikan norma dan peraturan yang berlaku dalam keluarga,
sekolah dan tempat umum
4) Diskusikan bahaya pergaulan bebas, narkoba, bullying, gadget dan
cara-cara menghindarinya
5) Motivasi mengembangkan hal-hal positif dalam kehidupan sebagai
identitas diri remaja
6) Berikan pujian pada tiap keberhasilan yang diraih remaja
b) Tindakan Pada Keluarga
Tindakan keperawatan ners: Tindakan keperawatan ners pada
keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh (care giver) dari
remaja, kegiatannya yaitu:
1) Jelaskan perkembangan yang harus dicapai remaja
2) Latih cara memfasilitasi remaja untuk mengembangkan identitas dan
kekhasannya
3) Latih keluarga mendampingi remaja :
a) Diskusi tentang keberhasilan yang dicapai dan memberi pujian
b) Mendorong pengembangan bakat yang menjadi identitas dari
remaja
c) Memfasilitasi persahabatan dengan teman sebaya
d) Menjadi teman diskusi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi
e) Menyediakan waktu bersama keluarga, kelompok sosial dan
kegiatan sosial lainnya
f) Perhatikan dan mendampingi agar terhidar dari pergaulan bebas,
narkoba dan kekerasan
g) Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media sosial
dengan bijaksan dan terhindar dari ketergantungan gadget
4) Ciptakan suasana keluarga yang melibatkan remaja
5) Diskusikan penyimpangan dan cara mengatasinya serta pelayanan
kesehatan
c) Tindakan Pada Kelompok
1) Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok remaja dan
kelompok orang tua
2) Tindakan keperawatan spesialis : Terapi kelompok terapeutik remaja
a) Sesi 1 : Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikoseksual
b) Sesi 2 : Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c) Sesi 3 : Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
d) Sesi 4 : Stimulasi perkembangan aspek emosional dan
psikososial
e) Sesi 5 : Stimulasi perkembangan aspek bakat dan kreativitas
f) Sesi 6 : Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Anda mungkin juga menyukai