Anda di halaman 1dari 18

NAMA : BENNY HAMONANGAN

NPM : 21700014
TUGAS : PSIKO DIAGNOSTIK
DOSEN : IBU Dr. Dra. Istiyani, M.M

Here is where your presentation begins


"PERKEMBANGAN FISIK;
PERKEMBANGAN KOGNITIF;
PERKEMBANGAN PSIKO-SOSIAL
PADA MASA REMAJA"
Latar Belakang
 
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terus berlangsung sampai
dewasa, sebelum memasuki masa dewasa setiap individu melewati fase-fase perkembangan  termasuk
perkembangan pada masa remaja. Masa remaja ini merupakan masa transisi  atau peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional
(Santrock, 1995)
Perubahan-perubahan pada masa remaja sangat membingungkan oleh remaja saat mereka
menjalaninya. Pertumbuhan dan perkembangan yang dramatis di dalam tubuh seorang remaja
menimbulkan kekhawatiran yang akut akan tubuh mereka dan menimbulkan berbagai pertanyaan,
keraguan dan ketakutan. Dalam proses perkembangan kematangan psikologis dan biologis remaja kerap
menghadapi ketegangan dan kekhawatiran. Remaja mengalami perasaan labil, mencoba sesuatu hal
yang baru dan sering melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Karena pada masa ini juga dikenal
dengan masa pencarian jati diri diperlukan pengetahuan bagaimana perkembangan psikologi masa
remaja dan bagaimana masa ini terlewati dengan berbagai kesulitan sehingga dengan mengetahui tugas-
tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang timbul pada masa remaja dalam keseharian
bermasyarakat.
Masa Remaja dan Perkembangannya
Perjalanan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ditandai oleh periode
transisional panjang yang dikenal dengan masa remaja. Remaja sebetulnya tidak
mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak
pula termasuk golongan orang dewasa ataupun golongan tua. Remaja ada di
antara anak dan orang dewasa. Secara jelas masa anak-anak dapat dibedakan
dari masa dewasa dan masa tua. Seorang anak masih belum selesai
perkembangannya, orang dewasa dapat dianggap sudah berkembang penuh, ia
sudah menguasai sepenuhnya fungsi-fungsi fisik dan psikisnya; pada masa tua
pada umumnya terjadi kemunduran terutama dalam fungsi-fungsi fisiknya.
Sedangkan remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik
maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut remaja masih termasuk golongan
kanak-kanak (Monks, 1982).
Dengan menggunakan definisi sosiologis, orang dapat menyatakan diri
mereka orang dewasa ketika mereka mandiri atau telah memilih karier, menikah
atau membentuk hubungan yang signifikan, atau memulai sebuah keluarga. Ada
pula definisi psikologis, kematangan kognitif sering kali dianggap bertepatan
dengan kemampuan berpikir abstrak. Kematangan emosional dapat bergantung
kepada pencapaian seperti menemukan jati diri, independen dari orang tua,
mengembangkan system nilai, dan membentuk hubungan. Sebagian orang tidak
pernah meninggalkan masa remaja, tidak peduli berapa pun usia mereka
(Papalia, 2008).
Masa remaja secara umum berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun,
dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja
pertengahan, 18-21 tahun: masa remaja akhir. Masa remaja awal (sekitar usia 11
atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari masa kanak-kanak, menawarkan
peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam
kompetensi kognitif dan social. Sebagian anak muda kesulitan menangani begitu
banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu di antara anak muda mayoritas,
yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif, dan
minoritas yang akan berhadapan dengan masalah besar (Offer 1987:Offer &
Schonert-Reichl. 1992).
Perkembangan Fisik Masa Remaja
Pubertas
 
Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka
dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.
Akan tetapi pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba-
tibaterjadi. Pubertas adalah bagian dari suatu proses yang terjadi
berangsur-angsur (gradual) (Santrock, 1995).
Perubahan biologis pubertas, yang merupakan tanda akhir masa
kanak-kanak, berakibat peningkatan pertumbuhan berat dan tinggi,
perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, dan pencapaian
kematangan seksual. Perubahan fisik dramatis ini merupakan
bagian dari proses kematangan panjang dan kompleks yang dimulai
bahkan sebelum lahir, dan pencabangan psikologis mereka terus
berlanjut sampai masa dewasa.
Ada 3 kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada anak perempuan, yaitu
dalam hal:
(1) Kriteria pemasakan seksual.
Kriterianya nampak lebih jelas pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
Menstruasi atau permulaan haid dipakai sebagai tanda permulaan pubertas.
Sesudah itu masih dibutuhkan satu sampai satu setengah tahun lagi
sebelum anak perempuan dapat betul-betul masak untuk reproduksi.
Menstruasi merupakan ukurang yang baik karena hal itu menentukan salah
satu ciri kemasakan seksual yang pokok, yaitu suatu disposisi untuk
konsepsi (hamil) dan melahirkan.
(2) Permulaan pemasakan seksual

Pada anak perempuan kira-kira 2 tahun lebih dulu mulainya daripada pada anak
laki-laki, seperti halnya juga pada percepatan pertumbuhan. Menstruasi
merupakan tanda permulaan pemasakan seksual dan terjadi sekitar usia 13
tahun, denga penyebaran normal antara 10 sam pai 16 tahun, jadi kira-kira satu
tahun sesudah dilaluinya puncak percepatan pertumbuhan. Juga  pada anak laki-
laki baru terjadi spermatozoa hidup selama kira-kira satu tahun sesudah puncak
percepatan perkembangan (± 14  tahun). Namun ejakulasi pertama mendahului
puncak percepatan perkembangan.
(3) Urutan gejala-gejala pematangan seksual.

Pada anak perempuan pemasakan dimulai dengan suatu tanda sekunder,


tumbuhnya payudara yang nampak dengan sedikit mencuatnya bagian punting
susu. Hal ini terjadi pada usia antara sekitar 8 dan 13 tahun. Baru pada stadium
yang kemudian, menjelang masa menstruasi maka jaringan pengikat di sekitarnya
mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa. Kelenjar
payudara sendiri baru mengadakan reaksi pada masa kehamilan dengan suatu
pembengkakan sedangkan produksi air susu terjadi pada akhir kehamilan. Hal ini
merupakan akibat reaksi fisiologis yang menyebabkan perubahan pada organ-
organ kelamin internal dalam hipofisa lobus frontalis.
Gender dan Perkembangan Identitas
Sepanjang masa remaja, sebagian besar harga diri berkembang dalam konteks
hubungan dengan teman sebaya, khususnya yang berjenis kelamin sama. Sejalan dengan
pandangan Giligan, harga diri pria tampaknya dapat dikaitkan dengan pergulatan demi
prestasi individual, sedangkan wanita lebih tergantung kepada koneksi dengan orang lain
(Papalia, 2008).
Tugas ekplorasi identitas dapat lebih kompleks bagi kaum perempuan daripada kaum
laki-laki. Dalam tugas eksplorasi identitas, kaum perempuan dapat mecoba membangun
identitas dalam bidang-bidang yang lebih banyak daripada kaum laki- laki. Dewasa ini,
pilihan-pilihan bagi kaum perempuan bertambah dan dengan bertentangan, khususnya bagi
kaum perempuan yang berharap  berhasil mengintegrasikan peran-peran keluarga dan karir
(Santrock, 1995).
Faktor Etnis dalam Pembentukan Identitas

Di seluruh dunia, kelompok-kelompok etnis minoritas berjuang untuk mempertahankan


identitas-identitas kebudayaan mereka saat berbaur ke dalam kebudayaan yang dominan.
Bagi orang-orang minoritas, masa remaja sering merupakan suatu titik khusus dalam
perkembangan mereka. Walaupun anak-anak sadar akan beberapa perbedaan etnis dan
kebudayaan, kebanyakan etnis minoritas secara sadar menghadapi etnisitas mereka untuk
pertama kalinya pada masa remaja. Berbeda dengan anak-anak, remaja memiliki
kemampuan untuk menginterpretasikan informasi etnis dan kebudayaan, untuk
merefleksikan masa lalu, dan berspekulasi tentang masa depan (Harter, 1990). Ketika
mencapai kematangan kognitif, remaja etnis minoritas menjadi benar-benar sadar akan
penilaian terhadap kelompok etnis mereka oleh kelompok mayoritas.
Seksualitas

Orientasi Seksual, dipengaruhi oleh interaksi faktor biologis dan lingkungan dan
mungkin genetis. Perilaku seksual pada saat ini jauh lebih bebas dibandingkan
masa lalu. Aktivitas seksual remaja mencakup risiko kehamilan dan penyakit
menular seksual. Remaja yang memiliki risiko terbesar adalah mereka yang
memulai aktivitas seksualnya lebih dini, memiliki banyak pasangan, tidak
menggunakan kontrasepsi, dan kurang mendapatkan informasi tentang seks.
Hubungan dengan Keluarga, Teman Sebaya dan Masyarakat Dewasa

Interaksi keluarga berubah sepanjang tahun-tahun masa remaja. Disana


ada lebih banyak intimasi, akan tetapi juga terdapat konflik berkaitan dengan
kasus otonomi. Konflik dengan orang tua menjadi yang paling sering terjadi
pada masa awal remaja dan yang paling intens pada masa pertengahan
remaja. Pengasuhan otoritatif diasosiasikan dengan hasil yang paling positif.
Efek dari perceraian dan orang tua tunggal pada perkembangan remaja
tergantung pada cara mereka memengaruhi atmosfer keluarga. Faktor genetik
bisa saja memengaruhi cara remaja beradaptasi dengan perceraian. Tekanan
ekonomi memengaruhi hubungan dalam keluarga berorang tua tunggal dan
pasangan orangtua lengkap. Hubungan dengan saudara kandung cenderung
menjadi sama dan semakin berjarak pada masa remaja. Kelompok teman sebaya
dapat memiliki pengaruh positif dan negatif. Remaja yang ditolak oleh teman
sebaya cenderung memiliki masalah penyesuaian diri terbesar. Pertemanan,
terutama di kalangan anak perempuan, menjadi lebih intim dan mendukung pada
masa remaja (Papalia, 2008
Tekanan Teman Sebaya dan Tuntutan Konformitas

Konformitas dengan tekanan teman-teman sebaya pada masa remaja dapat


bersifat positif maupun negative. Umumnya remaja terlibat dalam semua bentuk
perilaku konformitas yang negative, seperti: menggunakan bahasa yang jorok,
mencuri, merusak, dan mengolok-olok orang tua dan guru. Akan tetapi banyak
sekali konformitas teman sebaya yang tidak negative dan terdiri atas keinginan
untuk dilibatkan di dalam dunia teman sebaya, seperti berpakaian seperti teman-
teman dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggota-anggota suatu
kelompok. Selama masa remaja, khususnya awal masa remaja, kita lebih
mengikuti standar-standar teman sebaya daripada yang kita lakukan pada masak
anak-anak (Santrock, 1995)
Kesimpulan

Dibandingkan pertumbuhan pada masa anak-anak yang relative berjalan


lambat, kematangan masa pubertas atau masa remaja awal ini terjadi
dengan sangat cepat. Ditandai dengan perubahan fisik yang sangat menonjol
baik laki-laki maupun perempuan begitu pula halnya dengan perubahan-
perubahan kognitif yang mengesankan yang membedakannya dengan anak-
anak.
Percepatan perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan
dengan pemasakan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam
perkembangan sosial remaja.
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai