PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa
pubertas. Pubertas yaitu masa ketika seorang anak mulai mengalami kematangan secara
seksual dan organ-organ reproduksi siap untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Masa
puber seorang anak dengan anak yang lain sangat bervariasi. Pada anak perempuan,
pubertas dimulai lebih awal, yaitu sekitar umur 10 sampai 14 tahun (ada literatur yang
menyebutkan 8 sampai 14 tahun) dan pada anak lelaki sekitar umur 12 sampai 16 tahun
(sumber lain menyebutkan 9 sampai 15 tahun). Pubertas dimulai ketika hipotalamus,
yang merupakan bagian otak, melepaskan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone). Hormon pelepas gonadotropin ini (GnRH ) akan memberikan sinyal pada
kelenjar pituitari untuk melepaskan luteinizing hormone (LH) danfollicle-stimulating
hormone (FSH) untuk memulai perkembangan seksual, baik pada anak laki-laki maupun
perempuan. Permulaan masa pubertas yang sering disebut sebagai pematangan fungsi
reproduksi, pada perempuan ditandai dengan haid.
Remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menarche.
Menarche merupakan tanda permulaan pemasakan seksual pada wanita yang terjadi
kisaran usia 13 tahun atau sebelumnya, ditandai dengan datangnya haid untuk pertama
sekali. Menarche merupakan permulaan haid yang bertanda bahwa wanita telah
memasuki ciri kemasakan seksual yang utama, yaitu suatu disposisi untuk konsepsi
(hamil) dan melahirkan meskipun dibutuhkan kira-kira satu setengah tahun lagi untuk
kemasakan atau reproduksi (kemudian istilah ini tidak lagi disebut sebagai menarche
melainkan menstruasi.
Menstruasi (haid) merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, dimana terjadi
perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan.
Pada masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai
dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, seksual dan psikologi
yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi
melalui proses pertumbuhan yang cepat setelah menstruasi pertama (menarche). Di akhir
masa kanak-kanak akhir sebenarnya terjadi pada masa menjelang kedatangan masa
remaja.
Di Amerika sekitar 95% anak perempuan mempunyai tanda pubertas pada umur 12
tahun dan umur rata-rata 12,5 tahun. Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah
satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap anak perempuan (Ganong, 2003).
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain faktor suku, genetik, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Di Inggris usia rata-rata untuk
mecapai menarche adalah 13,1 tahun, sedangkan suku Bunding di Papua, Menarche
dicapai pada usia 18,8 tahun .
Sedangkan di Indonesia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16
tahun dan rata-rata menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan
dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat
(Wiknjosastro, 2003). Di Indonesia jumlah remaja sangat besar yaitu kurang lebih 44 juta
orang yang berusia antara 15 24 tahun. Jumlah tersebut meliputi hampir 25% dari total
220 juta penduduk indonesia. Setengah penduduk berusia bawah 25 tahun, lebih dari satu
miliyar berusia antara 10 -19 tahun ( BPS, 2002 ). Namun hanya 53,7 % putri dan 46,3%
laki laki yang mengerti artinya menarch. Penelitian oleh lembaga demografi Universitas
Indonesia di 13 provinsi pada tahun 1993 menunjukan bahwa umumnya remaja hanya
meniliki pengetahuan superficial mengenai proses reproduksi. Teman sebaya merupakan
sumber informasi yang penting dimana 67,9% remaja berdiskusi tentang seks dengan
temannya dan hanya 17,7 % dengan orang tua.Tingkat pengetahuan remaja mengenai
reproduksi sehat juga sangat rendah dengan teman sebaya sebagai sumber utama
informasi. Sejumlah 60% remaja berharap untuk mendapatkan informasi untuk
mendapatkan informasi dari orang tua, namun hanya 7,5 % saja yang memperolehnya.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinnya menstruasi, yaitu makanan yang
bergizi, lingkungan, dan tingkat kemakmuran. Semakin tinggi tingkat kemakmuran
masyarakat suatu daerah, semakin cepat kaum perempuan mengalami menstruasi. Lihat
saja, kota Jakarta, yang selalu menjadi indikator berbagai bidang karena tingkat
kemakmuran yang tinggi. Di Jakarta, kaum perempuannya lebih cepat mengalami
menstruasi dibandingkan dengan kaum perempuan yang tinggal dipedesaan.
Makanan bergizi dan faktor lingkungan, juga menjadi pemicu seseorang perempuan
mengalami menstruasi lebih dini. Dibandingkan dengan kondisi perempuan beberapa
tahun lalu, perempuan dimasa sekarang ini yang asupan makananya lebih bergizi dan
lingkunganya lebih modern pun lebih dini mengalami menstruasi. Menarche merupakan
salah indikator pubertas seorang remaja. Remaja yang mendapatkan mentruasi untuk
pertama kalinya menandai bahwa remaja tersebut telah memasuki masa pubertas.
Untuk remaja yang telah mengalami pubertas diharapkan lebih memahami apa yang
seharusnya mereka lakukan. Sehinnga menandai kedewasaannya mereka tidak hanya
mampu memilih baik atau buruk tapi lebih dari itu berani mempertanggung jawabkan
pilihan dan perilakunya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Remaja
Masa Remaja, menurut Mappiare 2005, berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang
usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 sampai 13 tahun sampai
dengan 18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17 atau18 tahun sampai dengan 21atau 22
tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum dismenore Amerika Serikat saat ini, individu
dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti
ketentuan sebelumnya . Pada usia ini, umumnya anak seeding duduk di bangku sekolah
menengah.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebutadolescence, berasal dari bahasa latin
adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan .
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik ( Hurlock, 1991). Piaget yang
mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia mana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling
tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.
Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya
mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan
karakteristik yang paling menonjol dari semua priode perkembangan. (Shaw dan
Costanzo,1985) Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah
tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk
masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh
karena itu, remaja sering dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan
badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya.
bersikap kritis, tersalur melalui perbuatan perbuatan yang sifatnya eksperimen dan
eksploratif. Tindakan dan sikap seprti ini jika dan dibimbing dan diarahkan dengan baik
tentu berakibat konstruktif dan berguna. Tetapi sering kali pengaruh faktor di luar remaja
seperti peer group dan ada sekelompok orang cenderung memanfaatkan potensi tersebut
untuk perbutan yang negatif sehingga mereka terjerumus dalam kegiatan yang tidak
bermanfaat, berbahya bahkan destruktif.
2.3 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
prilaku kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku
secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991)
adalah berusaha :
1. mampu menerima keadaan fisiknya
2. mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4. mencapai kemandirian emosional
5. mencapai kemandirian ekonomi
6. mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9. mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
2.4 Menarche
2.4.1 Pengertian menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi,yang merupakan ciri khas kedewasaan
seorang wanita yang sehat dan tidak hamil.
Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang remaja
putri yang sedang menginjak dewasa.
Usia remaja putri pada waktu mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia
10 16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menarche yang terjadi
sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi precox.
Pada saat pubertas umur sekitar 13 sampai 16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen hormon terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormon menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
2.4.2 Faktor faktor yang mempengaruhi menarche dari sistem
1. Sistem saraf pusat
Pada anak anak pancaindera dan emosi belum memberi rangsangan, sampai
berangsur angsur terjadi perubahan setelah mencapai umur sekitar 12 sampai 16 tahun.
Mula mula anak laki laki dan perempuan bermain bersama tanpa ada rasa malu, tetapi
menjelang umur makin tua, mengalami perubahan emosi dan rangsangan panca indra.
Rangsangan tersebut dihambat kelanjutanya oleh nukleus Amygdale, sebagai inhibitor
puberitas ( penghambat puberitas ) sehingga baru akan disalurkan berlahan lahan
menuju hipotalamus pada umur pubertas. Demikian juga faktor emosi belum menunjukan
pengaruhnya secara langsung pada hipotalamus sehingga menarche belum terjadi.
Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap
hipotalamus, sehingga mengeluarkan sekret ( cairan ) neuhormonal menuju hipofisis
melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hipofisis.
2. Aksis hipotalamus hipofise ovarial
Hambatan rangsangan panca indra menuju hipotalamus melalui Amygdale dan
rangsangan emosi secara langsung pada hipotalamus makin lama makin berkurang,
sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neuhormonal melalui sistem portal untuk
mempengaruhi hipofisis guna mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH
( olikel stimulating hormone ) dan LH ( Lutheinizing hormone ) untuk selanjutnya
mempengaruhi ovarium.Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan. Percobaan menunjuklan bahwa
menstruasi,
dimana
hormon
estrogen
dan
progesteron
mempengaruhi
b. Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, luka bekas pelepasan endometrium
sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh epital selaput lendir
endometrium. Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar
endometrium mulai tumbuh kembali.
c. Fase proliferasi
Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi
setebal 3,5 mm. Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium dipengaruhi
oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen
dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase sekresi.
d. Fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke-28.
Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan
mengeluarkan sekret. Sel endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan
mineral untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada zigot.
Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya mengalami kematian
sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang kemudian
menimbulkan iskemia stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vasodilatasi
pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk
perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang kembali.
Selain faktor faktor diatas, siklus haid juga dipengaruhi oleh stress, kelelahan fisik,
pikiran dan penggunaan obat untuk sakit jangka panjang (misal : hipertensi, diabetes,
asma). Hal-hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi pembuatan zat-zat
hormon seksual seperti estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan gangguan pada
siklus haid. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama karena tubuh bisa segera
beradaptasi dengan faktor pemicu tersebut. Jadi jika baru terjadi pertama kali, tidak ada
yang perlu dikhawatirkan. Namun sebaiknya pantau terus di bulan-bulan berikutnya. Bila
terjadi sampai 3 bulan berturut-turut sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan
Dibawah dominasi progesteron, lebih banyak sel sel intermedit yang terlepas.
2.5 Faktor yang dapat mempengaruhi menarche
1. Pendidikan orang tua
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Melalui penglihatan indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata, dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 ). Pengetahuan merupakan bagian yang
penting untuk membentuk seseorang ( overbehavior ). Pengetahuan terjadi karena proses
belajar diantaranya seperti pendidikan formal maupun informal.
Pengetahuan merupakan faktor penting untuk terbentuknya prilaku seseorang karena
dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur disessuaikan dengan tingkatan
tingkatan tersebut diatas. Dengan tingkat pengetahuan orang tua yang tinggi kecemasan
anak kemungkinan berkurang, karena terjadinya menarche adalah hal normal.
2. Status Ekonomi
Tingkat sosila ekonomi mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat
dengan tingkat social menengah keatas sangat memperhatiakan kesehatanya, faktor sosila
ekonomi inti tidak berpengaruh langsung terhadap menarchetetapi status ekonomi yang
rendah akan mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan gizi
yang baik selam menarche. Tingkat social ekonomi dalam keluarga meliputi keluarga dan
sumber sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup semua keluarga. Makin banyak
jumlah uang yang diperoleh dan makin besar sumber sumber yang dapat digali untuk
meningkatkan taraf hidup anggota keluarga makin terang pula cahaya keluarga tanpa
keuangan dan sumber sumber yang didapat meningkatkan kearah kesejahteraan
keluarga, maka kegelapan yang akan diterima olehkeluarga tersebut.
Social ekonomi masyarakat menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara anak dari
sosial ekonomi rendah dengan anak social ekonomi tinggi. Penelitian lain menyebutkan
bahwa status sosial ekonomi saat ini belum tentu mempengaruhi perbedaan usia
menarche, karena perlu dipertimbangkan status ekonomi keluarga sebelum anak
mengalami menarche.
3. Pola Asuh
Sebuah studi baru-baru ini meneliti dampak stres atas kaum remaja
termasuk
pengaruhnya terhadap datangnya waktu pubertas. Menarche yang lebih lambat berkaitan
dengan tingkat stress yang lebih tinggi, ditemukan juga bahwa menarche lebih awallebih
banyak ditemukan pada remaja dimana hubungan orang tua
dan anak
cenderung
permisif . Pada umumnya tingkat stress pada remaja yang memasuki masa puberitas
dalam hal ini menarche pada remaja putri akan lebih terbantu pada type orang tua yang
menerapkan pola asuh yang cenderung demokratis.
a. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi
apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti bolos sekolah, bandel, pergaulan
bebas dan sebagainya. Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini
diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan
lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu
anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan
berkembang menjadi apa.
b. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan
kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh
anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika
anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang
tuanya.Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan
agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah
membesarkannya.
c. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan
pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan
anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua.
Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua
kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup
ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai
dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai
lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.
d. Gizi
Fungsi reproduksi remaja putri sangat dipengaruhi oleh status gizi. Menarche atau
haid pertama kali pada wanita merupakan indikator perkembangan psikologi, kesehatan
dan status gizi pada seorang wanita.
Asupan gizi atau makan makanan yang bergizi seimbang seperti terdiri dari protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin mempengaruhi pertumbuhan tubuh, dan apabila
asupan gizi kurang dapat menyebabkan seluruh unit fungsional remaja terganggu. Oleh
sebab-sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang lebih baik, haid pertama
menjadi lebih awal. Di Inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun.
Dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid pertama pada umumnya
datang pada umur 15 tahun. Nampaknya anak-anak remaja putri yang dari orang tua yang
lebih berada, mengalami menarche lebih cepat daripada mereka yang mempunyai orang
tua kurang berada. Tetapi rata-rata perbedaan itu tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan.
Anggapan remaja di daerah tropis mengalami menarche lebih awal dari remaja daerah
dingin tidak terbukti. Kedatangan haid yang pertama lebih tergantung pada tingkat sosial
ekonomi daripada iklim tempat tinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Topik:
Kesehatan
Reproduksi
Remaja.
Menstruasi.
http://situs.kesrepro.info/krr/materi/menstruasi.htm
BKKBN. Materi Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Bagi Fasilitator. Badan
Kordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta. 2000.
Burhanuddin, Sudirman. Beberapa Variabel yang Berpengaruh terhadap Usia Menarche
Pelajar Putri Bugis Kota dan Desa di Sulawesi Selatan (Suatu Pendekatan Antropologi
Ragawi
Ditinjau
dari
Aspek
Biologis
dan
Lingkungan.
2007.
http://www.adln.lib.unair.ac.id/
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan Remaja di Sekolah
Tingkat Lanjut. Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI. Jakarta. 1993.
Departemen Kesehatan RI. Materi Inti Kesehatan Reproduksi Remaja. Depkes RI.
Jakarta.2001
Departemen Kesehatan RI, United Nations Population Found. Yang Perlu Diketahui
Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi. Depkes RI. Jakarta. 2001
Kartono. Psikologi Wanita. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Mandar Maju.
Bandung. 1992
Sanjatmiko, Prihandoko. Menarche sebagai Tanda Maturitas Seksual Remaja. FaktorFaktor Lingkungan Sosial Budaya yang Mendukung Proses Menarche Remaja
Wanita
(Studi Kasus terhadap Peer Group di Daerah Sekitar Kota Metropolitan DKI Jakarta).
http://www.digilib.ui.edu/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=72329&lokasi=lokal