Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa
pubertas. Pubertas yaitu masa ketika seorang anak mulai mengalami kematangan secara
seksual dan organ-organ reproduksi siap untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Masa
puber seorang anak dengan anak yang lain sangat bervariasi. Pada anak perempuan,
pubertas dimulai lebih awal, yaitu sekitar umur 10 sampai 14 tahun (ada literatur yang
menyebutkan 8 sampai 14 tahun) dan pada anak lelaki sekitar umur 12 sampai 16 tahun
(sumber lain menyebutkan 9 sampai 15 tahun). Pubertas dimulai ketika hipotalamus,
yang merupakan bagian otak, melepaskan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone). Hormon pelepas gonadotropin ini (GnRH ) akan memberikan sinyal pada
kelenjar pituitari untuk melepaskan luteinizing hormone (LH) danfollicle-stimulating
hormone (FSH) untuk memulai perkembangan seksual, baik pada anak laki-laki maupun
perempuan. Permulaan masa pubertas yang sering disebut sebagai pematangan fungsi
reproduksi, pada perempuan ditandai dengan haid.
Remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menarche.
Menarche merupakan tanda permulaan pemasakan seksual pada wanita yang terjadi
kisaran usia 13 tahun atau sebelumnya, ditandai dengan datangnya haid untuk pertama
sekali. Menarche merupakan permulaan haid yang bertanda bahwa wanita telah
memasuki ciri kemasakan seksual yang utama, yaitu suatu disposisi untuk konsepsi
(hamil) dan melahirkan meskipun dibutuhkan kira-kira satu setengah tahun lagi untuk
kemasakan atau reproduksi (kemudian istilah ini tidak lagi disebut sebagai menarche
melainkan menstruasi.
Menstruasi (haid) merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, dimana terjadi
perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan.

Pada masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai
dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, seksual dan psikologi
yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi
melalui proses pertumbuhan yang cepat setelah menstruasi pertama (menarche). Di akhir
masa kanak-kanak akhir sebenarnya terjadi pada masa menjelang kedatangan masa
remaja.
Di Amerika sekitar 95% anak perempuan mempunyai tanda pubertas pada umur 12
tahun dan umur rata-rata 12,5 tahun. Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah
satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap anak perempuan (Ganong, 2003).
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain faktor suku, genetik, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Di Inggris usia rata-rata untuk
mecapai menarche adalah 13,1 tahun, sedangkan suku Bunding di Papua, Menarche
dicapai pada usia 18,8 tahun .
Sedangkan di Indonesia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16
tahun dan rata-rata menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan
dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat
(Wiknjosastro, 2003). Di Indonesia jumlah remaja sangat besar yaitu kurang lebih 44 juta
orang yang berusia antara 15 24 tahun. Jumlah tersebut meliputi hampir 25% dari total
220 juta penduduk indonesia. Setengah penduduk berusia bawah 25 tahun, lebih dari satu
miliyar berusia antara 10 -19 tahun ( BPS, 2002 ). Namun hanya 53,7 % putri dan 46,3%
laki laki yang mengerti artinya menarch. Penelitian oleh lembaga demografi Universitas
Indonesia di 13 provinsi pada tahun 1993 menunjukan bahwa umumnya remaja hanya
meniliki pengetahuan superficial mengenai proses reproduksi. Teman sebaya merupakan
sumber informasi yang penting dimana 67,9% remaja berdiskusi tentang seks dengan
temannya dan hanya 17,7 % dengan orang tua.Tingkat pengetahuan remaja mengenai
reproduksi sehat juga sangat rendah dengan teman sebaya sebagai sumber utama
informasi. Sejumlah 60% remaja berharap untuk mendapatkan informasi untuk
mendapatkan informasi dari orang tua, namun hanya 7,5 % saja yang memperolehnya.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinnya menstruasi, yaitu makanan yang
bergizi, lingkungan, dan tingkat kemakmuran. Semakin tinggi tingkat kemakmuran
masyarakat suatu daerah, semakin cepat kaum perempuan mengalami menstruasi. Lihat

saja, kota Jakarta, yang selalu menjadi indikator berbagai bidang karena tingkat
kemakmuran yang tinggi. Di Jakarta, kaum perempuannya lebih cepat mengalami
menstruasi dibandingkan dengan kaum perempuan yang tinggal dipedesaan.
Makanan bergizi dan faktor lingkungan, juga menjadi pemicu seseorang perempuan
mengalami menstruasi lebih dini. Dibandingkan dengan kondisi perempuan beberapa
tahun lalu, perempuan dimasa sekarang ini yang asupan makananya lebih bergizi dan
lingkunganya lebih modern pun lebih dini mengalami menstruasi. Menarche merupakan
salah indikator pubertas seorang remaja. Remaja yang mendapatkan mentruasi untuk
pertama kalinya menandai bahwa remaja tersebut telah memasuki masa pubertas.
Untuk remaja yang telah mengalami pubertas diharapkan lebih memahami apa yang
seharusnya mereka lakukan. Sehinnga menandai kedewasaannya mereka tidak hanya
mampu memilih baik atau buruk tapi lebih dari itu berani mempertanggung jawabkan
pilihan dan perilakunya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Remaja
Masa Remaja, menurut Mappiare 2005, berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang
usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 sampai 13 tahun sampai
dengan 18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17 atau18 tahun sampai dengan 21atau 22
tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum dismenore Amerika Serikat saat ini, individu
dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti
ketentuan sebelumnya . Pada usia ini, umumnya anak seeding duduk di bangku sekolah
menengah.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebutadolescence, berasal dari bahasa latin
adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan .
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik ( Hurlock, 1991). Piaget yang
mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia mana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling
tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.
Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya
mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan
karakteristik yang paling menonjol dari semua priode perkembangan. (Shaw dan
Costanzo,1985) Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah
tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk
masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh
karena itu, remaja sering dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan
badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya.

2.2 Aspek perubahan pada remaja


Dua aspek pokok dalam perubahan pada renaja, yakni perubahan fisik atau biologis
dan perubahan psikologis :
a. Perubahan fisik ( pubertas )
Masa remaja yang diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya
disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadi perubahan fisik yang
dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja biasa disebut
pertumbuhan dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal.
Antara remaja putra dan putri kematangan seksual terjadi dalam usia yang agak
berbeda. Coleman dan hendry ( 1990 ) dan walton ( 1994 ) mengatakan bahwa
kematangan seksual pada remaja pria biasanya terjadi pada usia 10 13,5 tahun.
Sedangkan pada remaja putri terjadi pada usia 9 15,0 tahun. Bagi anak laki- laki
perubahan itu ditandai oleh peerkembangan pada organ seksual, mulai tumbuhnya rambut
kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi perta melalui wet dream atau mimpi basah
sedangkan pada remaja putri pubertas ditandai dengan menarche ( haid pertama ),
perubahan pada payudara, tumbuh nya rambut kemaluan , dan juga pembesaran panggul.
Usia menarche rata rata juga bervariasi dengan renta umur 10 -16,5 tahun.
b. Perubahan psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak kanak dan masa dewasa.
Masa transisi sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan pada situasi yang
membingungkan, disatu pihak ia masih kanak kanak dan dilain pihak ia harus
bertingkah lakku seperti orang dewasa. Situasi situasi yang menimbulkan konflik itu
sering menyebabkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol
bisa menimbulkan kenakalan. Pada masa remaja, labilnya emosi erat kaitanya dengan
perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam bentuk amarah,
sensitif, bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka
mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu.
Pertumbuhan kemampuan intlektual pada remaja

cenderung membuat mereka

bersikap kritis, tersalur melalui perbuatan perbuatan yang sifatnya eksperimen dan
eksploratif. Tindakan dan sikap seprti ini jika dan dibimbing dan diarahkan dengan baik
tentu berakibat konstruktif dan berguna. Tetapi sering kali pengaruh faktor di luar remaja
seperti peer group dan ada sekelompok orang cenderung memanfaatkan potensi tersebut
untuk perbutan yang negatif sehingga mereka terjerumus dalam kegiatan yang tidak
bermanfaat, berbahya bahkan destruktif.
2.3 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
prilaku kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku
secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991)
adalah berusaha :
1. mampu menerima keadaan fisiknya
2. mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4. mencapai kemandirian emosional
5. mencapai kemandirian ekonomi
6. mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9. mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
2.4 Menarche
2.4.1 Pengertian menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi,yang merupakan ciri khas kedewasaan
seorang wanita yang sehat dan tidak hamil.
Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang remaja
putri yang sedang menginjak dewasa.

Usia remaja putri pada waktu mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia
10 16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menarche yang terjadi
sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi precox.
Pada saat pubertas umur sekitar 13 sampai 16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen hormon terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormon menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
2.4.2 Faktor faktor yang mempengaruhi menarche dari sistem
1. Sistem saraf pusat
Pada anak anak pancaindera dan emosi belum memberi rangsangan, sampai
berangsur angsur terjadi perubahan setelah mencapai umur sekitar 12 sampai 16 tahun.
Mula mula anak laki laki dan perempuan bermain bersama tanpa ada rasa malu, tetapi
menjelang umur makin tua, mengalami perubahan emosi dan rangsangan panca indra.
Rangsangan tersebut dihambat kelanjutanya oleh nukleus Amygdale, sebagai inhibitor
puberitas ( penghambat puberitas ) sehingga baru akan disalurkan berlahan lahan
menuju hipotalamus pada umur pubertas. Demikian juga faktor emosi belum menunjukan
pengaruhnya secara langsung pada hipotalamus sehingga menarche belum terjadi.
Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap
hipotalamus, sehingga mengeluarkan sekret ( cairan ) neuhormonal menuju hipofisis
melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hipofisis.
2. Aksis hipotalamus hipofise ovarial
Hambatan rangsangan panca indra menuju hipotalamus melalui Amygdale dan
rangsangan emosi secara langsung pada hipotalamus makin lama makin berkurang,
sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neuhormonal melalui sistem portal untuk
mempengaruhi hipofisis guna mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH
( olikel stimulating hormone ) dan LH ( Lutheinizing hormone ) untuk selanjutnya
mempengaruhi ovarium.Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan. Percobaan menunjuklan bahwa

pengambilan ovarium. Hipofisis dianggap sebagai mother of gland yang mampu


memberikan paratiroid, dan pankreas. Semua kelenjar tersebut bersama sama dapat
menumbuhkan perkembangan tubuh wanita menjadi dewasa.
3. Perubahan perubahan yan g terjadi pada ovarium
Diperkirakan setiap wanita mempunyai sekitar 1000.000 folikel primordial yang
dapat perkembang setelah rangsanga dari hipofisis dalam bentuk hormone FSH, LH, dan
prolaktin. Jumlah folikel primordial menurut umur adalah sebagai berikut :
Baru lahir : 750.000
Umur 6 15 tahun : 440.000
Umur 16 25 tahun : 160.000
Umur 26 35 tahun : 60.000
Umur 35 40 tahun : 35.000
Masa menopause semuanya
Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengalami
perubahan dan sebagian besar mengalami oblitrasi menjadi korpus albikantes.
Rangsangan gonadotropin hipofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang berada
disekitar folikel primordial berkembang.
4. Perubahan yang terjadi pada endometrium
Uterus dengan lapisan lendirnya ( endometrium ) merupakan organ akhir proses
siklus

menstruasi,

dimana

hormon

estrogen

dan

progesteron

mempengaruhi

pertumbuhan. Selama pertumbuhan dan perkembangan foilikel primordial mengeluarkan


hormon estrogen yang mempengaruhi endometrium kedalam proses proliferasi sejak
akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi. Korpus rubrum yang segera menjadi korpus
luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang maki lama makin tinggi
kadarnya . Hormon estrogen dan progesteron menebabkan endometrium dalam fase
sekresi. Umur korpus luteum sekitar 8 hari dan selanjutnya akan mengalami rekresi
sehingga pengeluaran hormon estrogen dan progestron maki n berkurang samapi berhenti
akibat
pengeluaran estrogen dan progesteron tuun dan berhenti, terjadi fase kontriksi

pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi.


2.4.3 Haid
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan
endometrium. Lama haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit kemudian dan ada yang 7 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid
itu tetap.
Haid bukanlah suatu penyakit. Haid merupakan puncak dari serangkaian perubahan
yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda
bahwa ia sudah mampu hamil.
2.4.4 Siklus Haid
Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang
klasik ialah 28 hari ditambah atau dikurangi 2 3 hari.
Pada dasarnya siklus haid pada setiap wanita bervariasi, karena kadar hormon
estrogen yang diproduksi oleh setiap tubuh wanita berbeda. Menarche diikuti haid yang
sering tidak teratur karena folikel Graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi.
Tetapi lama-lama sekitar 4 sampai 6 tahun sejak menarche, pola haid sudah terbentuk
dengan siklus haid menjadi teratur.
2.4.5 Fase-fase dalam siklus haid adalah sebagai berikut :
a. Fase menstruasi
Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Dalam fase ini lapisan stratum kompakta dan
spongiosa endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya
tertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm. Darah haid mengandung darah vena dan arteri
dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma
yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks dan kelenjarkelenjar vulva.

b. Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, luka bekas pelepasan endometrium
sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh epital selaput lendir
endometrium. Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar
endometrium mulai tumbuh kembali.
c. Fase proliferasi
Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi
setebal 3,5 mm. Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium dipengaruhi
oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen
dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase sekresi.
d. Fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke-28.
Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan
mengeluarkan sekret. Sel endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan
mineral untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada zigot.
Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya mengalami kematian
sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang kemudian
menimbulkan iskemia stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vasodilatasi
pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk
perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang kembali.
Selain faktor faktor diatas, siklus haid juga dipengaruhi oleh stress, kelelahan fisik,
pikiran dan penggunaan obat untuk sakit jangka panjang (misal : hipertensi, diabetes,
asma). Hal-hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi pembuatan zat-zat
hormon seksual seperti estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan gangguan pada
siklus haid. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama karena tubuh bisa segera
beradaptasi dengan faktor pemicu tersebut. Jadi jika baru terjadi pertama kali, tidak ada
yang perlu dikhawatirkan. Namun sebaiknya pantau terus di bulan-bulan berikutnya. Bila
terjadi sampai 3 bulan berturut-turut sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan

agar dapat ditemukan penyebab dan solusinya.


2.4.6 Perubahan uterus selama siklus haid
Uterus terdiri dari 2 lapisan dasar yang sebelah luar, tebal, miometriium yang berotot
dan yang sebelah dalam tipis jaringan berkelenjar, endometrium. Endometrium
beresponden terhadap estrogen dengan mengalami metosis yang cepat dan pembentukan
struktur kelenjar ( endometrium fase proliferasi ). Secara ovulasi, korpus luteum
menghasilkan sejumlah besar progesteron, yang bekerja terhadap endometrium untuk
memperbesar ukuran kelenjar pada endometrium dan meningkatkan pembuatan dan
pengeluaran protein protein dan faktor lain ( endometrium fase sekresi ) dalam
persiapan untuk implantasi dan kehamilan. Endometrium fase sekresi dipertahankan oleh
sekresi estrogen dan progesteron dari ovarium. Penurunan kadar perifer menyebabkan
degenerasi dan nekrosis dari endometrium fase sekresi dan terjadilah menstruasi.
2.4.7 Perubahan Servik selama siklus haid
Dalam fase folikuler terjadilah penambahan pengeluaran lendir servik oleh kelenjar
kelenjar didalam endoservik yang dipengaruhi oleh estrogen. Selama masa estrogen
dominan, terjadi pengeluaran lendir servik yang berlimpah mempunyai ciri ciri seperti
air tampaknya. Elastisitas lendir servik secara langsung bergantung kepada kehadiran
estrogen dan ketiadaan progesteron. Ukuran elastisitas lendir servik disebut
spinnbarkiet . Dibawah dominasi estrogen, lendir servik banyak mengandung NaCl, dan
kalau sample lendir itu dikeringkan akan membentuk gambaran daun pakis yang jelas.
Manakala progesteron menjadi hormone yang dominan, lendir servik menjadi kental
dan gambaran daun pakis menghilang. Dibawah dominasi progesteron, penetrasi lendir
servik oleh sperma ditiadakan.
2.4.8 Perubahan Vagina selam siklus haid
Dengan latar belakang kaya estrogen, terjadi penumpukan sejumlah besar glikogen
didala epitalium vagina. Perubahan dasar dalam sitologi eksoliatif vagina terjadi dalam
berbagai stadium dari siklus haid, yang terefleksikan gambaran hormone yang terus
berubah. Dibawah dominasi estrogen, sel sel superficial yang terbanyak melepas.

Dibawah dominasi progesteron, lebih banyak sel sel intermedit yang terlepas.
2.5 Faktor yang dapat mempengaruhi menarche
1. Pendidikan orang tua
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Melalui penglihatan indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata, dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 ). Pengetahuan merupakan bagian yang
penting untuk membentuk seseorang ( overbehavior ). Pengetahuan terjadi karena proses
belajar diantaranya seperti pendidikan formal maupun informal.
Pengetahuan merupakan faktor penting untuk terbentuknya prilaku seseorang karena
dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur disessuaikan dengan tingkatan
tingkatan tersebut diatas. Dengan tingkat pengetahuan orang tua yang tinggi kecemasan
anak kemungkinan berkurang, karena terjadinya menarche adalah hal normal.
2. Status Ekonomi
Tingkat sosila ekonomi mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat
dengan tingkat social menengah keatas sangat memperhatiakan kesehatanya, faktor sosila
ekonomi inti tidak berpengaruh langsung terhadap menarchetetapi status ekonomi yang
rendah akan mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan gizi
yang baik selam menarche. Tingkat social ekonomi dalam keluarga meliputi keluarga dan
sumber sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup semua keluarga. Makin banyak
jumlah uang yang diperoleh dan makin besar sumber sumber yang dapat digali untuk
meningkatkan taraf hidup anggota keluarga makin terang pula cahaya keluarga tanpa
keuangan dan sumber sumber yang didapat meningkatkan kearah kesejahteraan
keluarga, maka kegelapan yang akan diterima olehkeluarga tersebut.

Social ekonomi masyarakat menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara anak dari
sosial ekonomi rendah dengan anak social ekonomi tinggi. Penelitian lain menyebutkan
bahwa status sosial ekonomi saat ini belum tentu mempengaruhi perbedaan usia
menarche, karena perlu dipertimbangkan status ekonomi keluarga sebelum anak
mengalami menarche.
3. Pola Asuh
Sebuah studi baru-baru ini meneliti dampak stres atas kaum remaja

termasuk

pengaruhnya terhadap datangnya waktu pubertas. Menarche yang lebih lambat berkaitan
dengan tingkat stress yang lebih tinggi, ditemukan juga bahwa menarche lebih awallebih
banyak ditemukan pada remaja dimana hubungan orang tua

dan anak

cenderung

permisif . Pada umumnya tingkat stress pada remaja yang memasuki masa puberitas
dalam hal ini menarche pada remaja putri akan lebih terbantu pada type orang tua yang
menerapkan pola asuh yang cenderung demokratis.
a. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi
apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti bolos sekolah, bandel, pergaulan
bebas dan sebagainya. Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini
diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan
lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu
anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan
berkembang menjadi apa.
b. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan
kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh
anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika
anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang
tuanya.Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan
agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah

membesarkannya.
c. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan
pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan
anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua.
Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua
kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup
ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai
dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai
lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.
d. Gizi
Fungsi reproduksi remaja putri sangat dipengaruhi oleh status gizi. Menarche atau
haid pertama kali pada wanita merupakan indikator perkembangan psikologi, kesehatan
dan status gizi pada seorang wanita.
Asupan gizi atau makan makanan yang bergizi seimbang seperti terdiri dari protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin mempengaruhi pertumbuhan tubuh, dan apabila
asupan gizi kurang dapat menyebabkan seluruh unit fungsional remaja terganggu. Oleh
sebab-sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang lebih baik, haid pertama
menjadi lebih awal. Di Inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun.
Dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid pertama pada umumnya
datang pada umur 15 tahun. Nampaknya anak-anak remaja putri yang dari orang tua yang
lebih berada, mengalami menarche lebih cepat daripada mereka yang mempunyai orang
tua kurang berada. Tetapi rata-rata perbedaan itu tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan.
Anggapan remaja di daerah tropis mengalami menarche lebih awal dari remaja daerah
dingin tidak terbukti. Kedatangan haid yang pertama lebih tergantung pada tingkat sosial
ekonomi daripada iklim tempat tinggal.

e. IMT (Index Massa Tubuh)


Pada penderita dengan gangguan gizi ( misalnya malnutrisi, defisiensi dan
avitaminosis vitamin tertentu, anemia dan sebagainya ) menarche akan terlambat.
Malnutrisi remaja merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap menarche dan
ganguan pertumbuhan fisik.
Masalah kekurangan atau kelebihan gizi merupakan masalah penting karena selain
mempunyai resiko penyakit- penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produkvitas
kerja. Oleh karena itu, pematauan keadaan tersebut perlu dilakuan secara kesinambungan.
Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.
Rumus perhitungan IMT adalah :
Berat badan ( kg )
IMT =--------------------------------------------------Tinggi badan ( m) x Tinggi bada ( m )
Batas imbang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang
dibedakan batas ambang untuk laki laki dan perempuan. Batas ambang normal laki
laki adalah 20,1 25 dan untuk perempuan adalah 18,7 23,8 untuk kepentinganya
pemantauan dan tingkat desiensi energi ataupun tingkat kegemukan. Pengukuran status
gizi pada remaja menggunakan IMT menggunakan indeks BB/TB karena indeks tersebut
merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini. Indeks masa tubuh
( IMT ) akan meningkatkan pada masa pubertas. Terdapat korelasi yang kuat antara saat
pubertas dan IMT, yaitu anak yang mempunyai nilai rata rata IMT yang lebih tinggi
akan mengalami maturitas lebih awal.
f. Aktifitas fisik
Sumber data yang terbatas cenderung mengatakan bahwa peningkatan partisipasi
dalam olahraga dan kegiatan rekreasi yang kemudian dikaitkan dengan lebih lambatnya
remaja mengalami menarche. Sebaliknya remaja yang kurang aktivitas fisiknya, seperti
lebih banyak menghabiskan waktu menonton tv, cenderung akan mengalami menarche
lebih awal.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

Topik:

Kesehatan

Reproduksi

Remaja.

Menstruasi.

http://situs.kesrepro.info/krr/materi/menstruasi.htm
BKKBN. Materi Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Bagi Fasilitator. Badan
Kordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta. 2000.
Burhanuddin, Sudirman. Beberapa Variabel yang Berpengaruh terhadap Usia Menarche
Pelajar Putri Bugis Kota dan Desa di Sulawesi Selatan (Suatu Pendekatan Antropologi
Ragawi

Ditinjau

dari

Aspek

Biologis

dan

Lingkungan.

2007.

http://www.adln.lib.unair.ac.id/
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan Remaja di Sekolah
Tingkat Lanjut. Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI. Jakarta. 1993.
Departemen Kesehatan RI. Materi Inti Kesehatan Reproduksi Remaja. Depkes RI.
Jakarta.2001
Departemen Kesehatan RI, United Nations Population Found. Yang Perlu Diketahui
Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi. Depkes RI. Jakarta. 2001
Kartono. Psikologi Wanita. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Mandar Maju.
Bandung. 1992
Sanjatmiko, Prihandoko. Menarche sebagai Tanda Maturitas Seksual Remaja. FaktorFaktor Lingkungan Sosial Budaya yang Mendukung Proses Menarche Remaja

Wanita

(Studi Kasus terhadap Peer Group di Daerah Sekitar Kota Metropolitan DKI Jakarta).
http://www.digilib.ui.edu/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=72329&lokasi=lokal

Anda mungkin juga menyukai