Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYULUHAN ANTENATAL CARE


UNIT HUMAS. UMUM BUDI ASTA

NOVEMBER, 2021
RUMAH SAKIT UMUM BUDI ASTA CIREBON
Jl. Kalitanjung No.51 Kota Cirebon
Telp. (0231) 488211 Fax. (0231) 488733
Kota Cirebon – Jawa Barat
PENYULUHAN ANTENATAL CARE

I. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan
ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini
komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan. Tujuannya adalah untuk memantau
kemajuan kehamilan memastikan kehamilan ibu dan tumbuh kembang janin, meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu, mengenali secara dini adanya
komplikasi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara
umum dan pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan dan pesalinan yang normal,
mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara optimal dan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
(Manuaba,2010).
Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) di seluruh dunia terdapat
kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahunnya dan kematian bayi khususnya neonatus
sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di
negara berkembang sebesar 90%. Kendati jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik
perhatian karena kejadiannya tersebar.Sedangkan pada tahun 1996 WHO memperkirakan
lebih 2 dari 585.000 pertahunnya meninggal saat hamil, bersalin dan nifas (Sarwono,2010).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian
Ibu (AKI) adalah 228 per 100.000 KH. AKI di Indonesia merupakan tertinggi di ASEAN.
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%), infeksi (11%), komplikasi abortus (5%) dan
partus macet (5%). Perdarahan terutama yang terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan
menyebabkan lebih dari setengah jumlah kematian ibu (Permalink,2011).
AKI di Indonesia masih tetap tinggi walaupun sudah terjadi penurunan dari 307 per
100.000 KH menjadi 263 per 100 KH, diharapkan pada tahun 2015 AKI ditekan hingga 125
per 100.000 KH. AKI di Indonesia bervariasi dari angka paling rendah yaitu 103 per 100.000
KH di Yogyakarta, 409 per 100.000 kelahiran hidup di Jawa Barat, sampai paling tinggi 1.340
per 100.000 KH di Nusa Tenggara Barat (Wiknjosastro,2011). Data yang diperoleh dari
BKKBN AKI di Provinsi Jawa Barat sebesar 377 per 100.000 KH, yang berarti setiap satu
atau dua jam ada ibu meninggal. AKI di Jawa Barat ini bahkan jauh lebih tinggi di

1
bandingkan AKI Nasional. Kalau dikaji lebih mendalam bahwa proses kematian ibu
mempunyai perjalanan yang panjang sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak melakukan
pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) melalui pendidikan berkaitan dengan kesehatan ibu
hamil, menyusui dan kembalinya kesehatan alat reproduksi, serta menyampaikan betapa
pentingnya interval. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)
sangat penting 3 karena akan dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi
(Manuaba, 2011).
Di indonesia target cakupan ANC sebesar 84%. Presentase cakupan kunjungan ibu
hamil K1 dan K4 dari tahun 2004-2009 terus meningkat. Pada tahun 2009 K4 tertinggi adalah
DKI Jakarta (95,53%) dan yang terendah adalah Papua Barat (10,55%). Sejak tahun 2004-
2009 kesenjangan antara K1 dan K4 cenderung menyempit, artinya ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan pertama (K1) terus melanjutkan kunjungan K4 (Pusat Data dan
Survelialis,2010) Dari semua target MDGs kinerja penurunan angka kematian ibu secara
global masih rendah. Di Indonesia, angka kematian ibu (AKI/MMR (Maternal Mortality Rate)
menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahian hidup pada tahun 2007.
Target pencapaiaan MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per kelahiran hidup,
sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Walaupun pelayanan
antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan telah cukup tinggi, beberapa
faktor seperti risiko tinggi pada saat kehamilan dan aborsi perlu mendapatkan perhatian.
Pelayanan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari
kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya, agar ibu hamil dapat melalui
kehamilannya dengan sehat dan selamat. Diperkirakan sekitar 15%-20% dari seluruh ibu
hamil akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik, yang dapat 4
membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya, bila tidak ditangani secara dini dengan
memadai.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus
(sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas:

2
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
7. Toksoid (TT) bila diperlukan.
8. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
9. Test laboratorium (rutin dan khusus).
10. Tatalaksana kasus
11. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Pemeriksaan
laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan darah, hemoglobin, protein urine dan
gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan atau
kelompok berrisiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria,
tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia. Dengan demikian maka secara operasional,
pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta
memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah
minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan sebagai berikut :
i. Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
ii. Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
iii. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor risiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat

II. TUJUAN DAN SASARAN


a. Tujuan Umum
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-menerus
di setiap wilayah kerja.

3
b. Tujuan Khusus
1. Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA
secara teratur (bulanan) dan terus menerus.
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan
KIA.
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap
target yang ditetapkan.
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan
ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia dan yang potensial untuk digunakan.
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran

dan mobilisasi sumber daya.

8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk

memanfaatkan pelayanan KIA.

c. Sasaran
No Sasaran Kegiatan Pelaksana Dokumen Bukti
1 Ranah Pembelajaran Kompetensi Peserta Sertifikat Internal
2 Ranah Pengabdian Masyarakat & Profesi Pemateri Sertifikat Internal
3 Ranah Pengabdian Masyarakat Panitia Sertifikat Internal

III. PELAKSANAAN
a. Susunan Panitia
Pelindung : dr. R. M. Fattahillah Malik, Sp.M., M.M
Penanggung Jawab :
Ketua : Suhardiman, S.Pd
Sekretaris :
Perlengakapan & :
Dokumentasi

4
b. Tahapan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 Pembukaan a. Memberikan salam dan a. Menjawab salam

5 Menit perkenalan diri dan memperhatikan

b. Menjelaskan tujuan b. Memperhatikan

penyuluhan. c. Memperhatikan dan

c. Menggali pengetahuan menjawab

pserta mengenai informasi pertanyaan

gambaran yang akan

disampaikan

2 Pelaksanaan Menjelaskan tentang materi Menyimak dan

: 20 Menit penyuluhan secara teratur : memperhatikan

a. Pengertian Antenatal Care

b. Tujuan dan Mnafaat

Antenatal Care

c. Dampak ibu tidak ANC

d. Jadwal kunjungan

Antenatal Care

e. Tempat Kunjunagn

Antenatal Care

f. Pemeriksaan 10T

3 Penutup : 5 a. Evaluasi Bertanya dan mengulang

Menit b. Kesimpulan kembali materi yang

c. Memberi salam penutup disampaikan secara singkat

5
dan terima kasih. dan menjawab pertanyaan.

1) Rincian Kegiatan
 Menjelaskan pedoman pelayanan.
 Menjelaskan pedoman organisasi.
 Menjelaskan panduan layanan.
 Menjelaskan prosedur dan alur kerja.

c. Cara Pelaksanaan Kegiatan


a. Ceramah (pemaparan materi)
b. Tanya Jawab

d. Materi Kegiatan
1) Materi presentasi pemateri
2) Daftar peserta
3) Daftar hadir
4) Notulensi (catatan sesi tanya jawab)
5) Foto kegiatan
e. Jadwal kegiatan
Tanggal : 31 Januari 2022 & 2 Februari 2022
Waktu : pukul 10.00 s.d selesai WIB
Tempat : Aula RSU. Budi Asta lt.1
Susunan Acara :
No Tanggal Materi Pemateri Moderator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

6
17.
18.
19.
20.
21.

IV. BIAYA DAN ANGGARAN


No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Subtotal
1. Konsumsi
2. Cetakan sertifikat
3. Print out materi
4. Map
5. Pulpen
6. Box file

7. TOTAL

V. PELAPORAN
a) Penanggung Jawab :
b) Waktu : Laporan akhir kegiatan akan disampaikan 1 mimggu setelah
kegiatan berakhir.
c) Dokumentasi :
 Laporan berisi pencapaian dari rincian kegiatan, pengeluaran biaya kegiatan dan
permasalahan kegiatan dan tindak lanjutnya.
 Laporan ditanda tangani oleh pembuat laporan oleh ketua panitia, disetujui oleh
penanggung jawab kegiatan dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit.
 Dokumentasi kegiatan berupa hard file akan ditempatkan di lemari ruang Direktur
Rumah Sakit.
 Dokumentasi kegiatan berupa soft file akan ditempatkan di komputer 1 (satu) Direktur
Rumah Sakit.

VI. PENUTUP
a. Kesimpulan
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat, sebagai bentuk rencana kegiatan Orientasi
Umum Karyawan bulan Februari Tahun 2022.
7
b. Harapan
Semoga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan sasaran, pengaturan organisasi
dan arahan yang telah direncakan.

Hormat saya,
Cirebon, 21 November 2021 Menyetujui,
Direktur Rumah Sakit

Suhardiman, S.Pd dr. R. M. Fattahillah Malik, Sp.M., M.M

8
DAFTAR PUSKTAKA

1. https://digilib.esaunggul.ac.id/hubungan-tingkat-pengetahuan-sikap-ibu-hamil-dan-
pemeriksaan-kehamilan--antenatal-care--di-puskesmas-kalitanjung-kota-cirebon-tahun-
2014-3413.html
2. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)

Anda mungkin juga menyukai