BAB I
A. DEFINISI
DASAR HUKUM
BAB II
RUANG LINGKUP
1
PENJELASANNYA:
2
a) Pil KB
Adalah kontrasepsi bentuk PIL/ Tablet diminum, yang merupakan kombinasi dari
hormone Estrogen dan Progesteron.
1. Cara Kerja Pil KB
Menekan ovulasi
Mencegah implantasi
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
2. Manfaat Pil KB
Memiliki efektifitas tinggi bila diminum setiap hari.
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Siklus haid menjadi teratur,banyaknya darah haid berkurang,tidak terjadi
nyeri haid.
Dapat digunakan jangka panjang selama masih menginginkan untuk
mencegah kehamilan.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Mudah dihentikan setiap saat.
Kesuburan segera kembali setelah pengguna pil dihentikan.
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Membantu mencegah:
a. Kehamilan ektopik
b. Kanker ovarium
c. Kanker endometrium
d. Kista ovarium
e. Penyakit radang panggul
f. Kelainan jinak pada payudara
g. Dismenore
h. Akne
3. Waktu mulai menggunakan pil KB
Setiap saat selagi haid,untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak
hamil
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.Boleh menggunakan pada hari ke
8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain ( kondom )Mulai
hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah
menghabiskan paket pil tersebut.
Setelah melahirkan:
o Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
o Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
o Pasca keguguran ( segera atau dalam waktu 7 hari)
Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi,dan ingin menggantikan
dengan pil kombnasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
3
1. Efek Samping menggunakan pil KB timbul:
Gangguan menstruasi ( tidak haid/amenore,Haid sedikit tapi
lama/spotting)
Mual,pusing atau muntah.
2. Kontra Indikasi
Hamil atau di curigai hamil
Menyusui eksklusif
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit hati akut
Perokok dengan usia > 35 tahun
Riwayat penyakit jantung,stroke atau tekana darah >180/110 mmhg
Riwayat factor pembekuan darah atau kencing manis
Kanker payudara
Migrain dan gejala nuerologik dan
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
4. KB Suntik
Adalah Kontrasepsi hormonal yaitu 25 mg Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol (Cyklofem) dan yang mengandung progestin (MPA) yang diberikan
secara suntikan.
1. Cara Kerja
Menekan ovulasi
Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
Perubahan pada endometrium ( atrofi ) sehingga implantasi terganggu.
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
2. Jenis KB suntik
Suntikan 1 bulan
Suntikan 1 bulan atau suntikan kombinasi yang isinya 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
dengan cara di suntikan intramuscular sebulan sekali.
Suntikan 3 bulan
Suntikan yang diberikan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera)
mengandung 150 mg DMPA,yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntikan intramuscular.
3. Waktu Mulai menggunakan kontrasepsi suntikan :
Setiap saat selama siklus haid,mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus
haid,asal ibu tidak hamil.
Pada ibu yang tidak haid,injeksi pertama dapt diberikan setiap saat,asalkan
ibu tidak hamil,selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan,suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan ibu
tidak hamil dan sebelumnya menggunakan kontrasepsi dengan benar dan
tidak perlu menunggu haid dating.
4
Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama depat diberikan asalkan
ibu tidak hamil dan ibu saat haid hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
Bila pasca persalinan 6 bulan,menyusui,serta belum haid ,suntikan dapat
diberikan asal tidak hamil,bila sudah haid suntikan bias diberikan pada
siklus hari 1 sampai 7.
Pasca keguguran,suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari.
Pasca persalinan 3 minggi tidak menyusui suntikan kombinasi dapat
diberikan
Pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui sebaiknya diberikan suntikan 3
bulan
4. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan
Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang.
Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
Tidak pengaruh terhadap ASI
Sedikit efek samping
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Tidak perlu periksa dalam
Dapat digunakan oleh perempuan usia> 35 tahun sampai pramenopase.
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
Menurunkan kejadian penyait jinak payudara,anemia .
Mencegah beberapa penyakit radang panggul
5. Kerugian/Efek samping
Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,perdarahan
bercak/spotting,atau perdarahan sela sampai 10 hari.
Mual,sakit kepala,nyeri payudara ringan dan keluhan akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga.
Penambahan berat badan
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual,hepatitis B virus,atau infeksi virus HIV.
Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian .
6. Kontra Indikasi Suntik KB
Hamil atau di duga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
Tidak dapat menerima terjadi gangguan haid.
Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Riwayat penyakit jantung,stroke,atau dengan tekanan darah tinggi >180/110
mmhg.
Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
Penyakit hati akut.
5. Kontrasepsi Implan
Adalah Kontrasepsi Hormonal yang dipasang dibawah kulit lengan kiri bagian
dalam .
5
Jenisnya Kontrasepsi implant:
Norplant terdiri dari 6 batang untuk 5 tahun berisi 36 mg Levonorgestrel.
Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur,dengan masa kerja 3 tahun,berisi 68
mg 3-Keto-desogestrel.
Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang untuk 3 tahun,berisi 75 mg
Levonorgestrel.
Cara Kerja
Lendir serviks menjadi kental.
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi.
Keuntungan
Perlindungan jangka panjang
Pengembalikan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
Bebas dari pengaruh estrogen.
Tidak mengganggu kegiatan senggama.
Tidak mengganggu ASI
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
Dapat di cabut setiap sesuai dengan kebutuhan.
Mengurangi jumlah darah haid
Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Efek Samping
Nyeri Kepala
Peningkatan dan penurunan berat badan
Nyeri payudara
Perasaan mual
Perubahan perasaan atau kegelisahan
Membutuhkan tindak minor untuk insersi dan pencabutan
Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat tuberculosis dan obat epilepsy
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi
6. Indikasi Implan
Usia reproduksi ,telah memiliki anak atau belum
Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pasca persalinan dan tidak menyusui ,Pasca keguguran.
Tidak menginginkan anak lagi,tetapi menolak sterilisasi.
Riwayat Kehamilan ektopik
Tekanan darah <180/110 mmhg,dengan masalah pembekuan darah,anemia.
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
Sering lupa menggunakan pil
Kontra Indikasi :
Hamil/diduga hamil
6
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
Miom uterus dan kanker payudara
Gangguan toleransi glukosa
Keuntungan
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Murah dan dapat dibeli secara umum
Metode kontrasepsi sementara dan tidak perlu periksa dokter.
Efek samping
Kondom rusak atau diperkirakan bocor ( sebelum berhubungan )
Kondom bocor atau di curigai ada curahan di vagina saat berhubungan.
Dicurigai adanya reaksi alergi ( Spermisida )
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual.
Cara Kerja :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Keuntungan IUD/AKDR
Sangat Efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
7
Metode jangka panjang (10 tahun).
Tidak mempengaruhi hebengan seksual
Tidak ada efek samping hormonal
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (bila tidak ada
terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause
Membantu mencegah kehamilan ektopik dan tidak ada interaksi dengan obat-
obat.
Indikasi :
Tidak hamil
Usia Reproduksi,Gemuk/kurus.
Keadaan Nulipara
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
Setelah melahirkan menyusui atau tidak menyusui bayi.
Setelah abortus atau kegagalan kehamilan dan tidak terlihat infeksi
Ibu dengan penyakit yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormon.
Kontra indikasi ;
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi alat genital.
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic.
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim.
Diketahui penyakit TBC Pelvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Efek Samping :
Amenorea
Kejang
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
Benang yang hilang
Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP.
8
Waktu
Pemeriksaan IVA dapat dilakukan kapan saja
Minimal 5 tahun sekali
Tempat pemeriksaan
Bidan
Dokter
Puskesmas
Rumah Sakit
Hasil Pemeriksaan
IVA NEGATIF
Berarti Ibu tidak mempunyai kelainan/lesi prakanker
IVA POSITIF
Berarti ibu mempunyai kelainan/Lesi prakanker,ibu belum menderita
kanker,tetapi bila tidak diobati akan berkembang menjadi kanker.
8. Konseling KB
Konseling KB merupakan proses yang berjalan yang bertujuan untuk membantu klien
dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya
Tujuan pemberian konseling KB
Memberikan informasi KB yang lebih rinci
Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai dengan kondisi
kesehatannya
Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau jika klien
membutuhkan bantuan medis.
Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak
mengalami keluhan.
Tempat Konseling
Konseling dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedic terlatih di Fasilitas
Kesehatan yaitu dokter,bidan,perawat serta bidan didesa dan diberikan secara
perseorangan di ruangan khusus.
9. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )
PPI merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk melindungi dari
penularan penyakit infeksi.
1. Tujuan
Melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit
infeksi
Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB
Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan HIV/AIDS.
2. Kewaspadaan standar untuk PPI :.
a. Alat Pelindung Diri set lainnya.
Terdiri dari sarung tangan,masker,kacamata goggle (kaca mata
pelindung),pelindung wajah,Apron,sepatu tertutup.
4. Pengendalian Lingkungan
9
5. Penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan
7. Penempatan pasien
10. Rujukan
10
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Tim KB Desa tentang
permasalahan dan perencanaan program Kependudukan ,KB dan KIA.
Menyusun rencana kerja Tim KB Desa yang mengarah pada peningkatan
capaian peserta KB aktifkhususnya MKJP dan pencegahan kasus kematian ibu
dan bayi.
2. Tugas Tim KB Kecamatan meliputi
Mendorong terbentuknya Tim KB Desa
Memotivasi Tim KB Desa dalam memperoleh cakupan akseptor KB,terlebih untuk
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas.
e. Pelayanan dan konseling pada CPW,masa pra hamil dan masa antara dua
kehamilan).
Pelayanan dan konseling pada Calon Pengantian Wanita,masa Pra hamil dan masa
antara dua kehamilan merupakan kegiatan program KB yang bertujuan menurunkan
angka kesakitan dan kematian Ibu dan Bayi dimana Setiap kehamilan merupakan
kehamilan yang diinginkan dan merencanakan persalian yang aman
BAB III
TATA LAKSANA
A. KEGIATAN
3.1 Upaya Kesehatan perorangan
3.1.1 Pelayanan KB Alamiah
3.1.2 Pelayanan KB Hormonal (Pil,Suntik,Implan)
3.1.3 Pelayanan KB Non Hormonal ( Kondom,IUD )
3.1.4 Pelayanan IVA
3.1.5 Konseling KB
3.1.6 PPI ( Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
3.1.7 Rujukan
11
3.1.8 Pencatatan dan Pelaporan.
B. RINCIAN KEGIATAN
1. Upaya Kesehatan Perorangan
3.1.1 Pelayanan KB Alamiah ( MAL,Sistem Kalender,Coitus Interuptus)
Pelayanan KB Alamiah berupa kegiatan KONSELING dengan menggunakan
ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) dan APE KB Kit, dilakukan di Poli KB.
a. Metode Amenore Laktasi,dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan MAL dan
alternative kontrasepsi yang lain.
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi pilihannya,dan
ulangi hal hal yang penting dan perlu untuk di ingat.
h. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
i. Petugas mencatat di kartu KB.
12
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan Sistem Coitus
interuptus dan alternative kontrasepsi yang lain.
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi pilihannya,dan
ulangi hal hal yang penting dan perlu untuk di ingat.
h. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
i. Petugas mencatat di kartu KB
b. KB SUNTIK,dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent terhadap klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi Suntik.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi Suntik.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
13
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB.
c. KB IMPLAN,dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran.
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent terhadap klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi Implan.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi Implan.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB
14
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi IUD.\
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi IUD.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB.
3.1.4 Pelayanan IVA, dengan Langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat dan alat).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien dating ke poli KB.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Pemeriksaan IVA
f. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
g. Petugas melakukan pemeriksaan IVA .
h. Petugas memberitahukan hasil pemeriksaan IVA kepada klien.
i. Petugas malakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap bila hasil IVA positif.
j. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
k. Petugas mencatat di kartu klien dan Regester KB.
3.1.5 Konseling KB
Konseling KB dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Petugas memberikan salam dan menyapa kepada klien dengan sopan.
b. Petugas menanyakan kepada klien informasi tentang dirinya.
c. Petugas menguraikan tentang pilihannya dan alternativenya.
d. Petugas membantu menentukan pilihan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
klien.
e. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pilihannya.
f. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
15
b. Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi
darah,cairan tubuh,sekresi,ekskresi dan bahan terkontaminasi,mucus
membrane dan kulit yang tidak utuh,kulit utuh yang potensial terkontaminasi.
c. Pakai sarung tangan sekali pakai,saat merawat pasien langsung.
d. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum menyentuh benda
dan permukaan yang tidak terkontaminasi,sebelum beralih kepasien yang
lain.
e. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda.
f. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi
kearea bersih.
g. Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva,mucus membrane
mata,hidung,mulut selama melaksanakan prosedur dan aktifitas perawatan
pasien yang beresiko terjadi cipratan/semprotan dari darah,cairan
tubuh,sekresi dan eksresi.
h. Secara umum dapat digunakan masker bedah untuk mencegah transmisi
melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<3 m) dari pasien saat
batuk/bersin.Pakailan selama tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun
paisen tidak di duga infeksi.
i. Kenakan Gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit,mencegah baju
kotor,kulit terkontaminasi selam prosedur/merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan cairan tubuh pasien.
j. Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari ciprtatan/semprotan dari
darah,cairan tubuh,sekresi dan ekskresi.
3. Peralatan Perawatan pasien,meliputi:
a. Membuat Standar Prosedur Operasional untuk
menampung,transportasi,pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi
darah atau cairan tubuh.
b. Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat tinggi (DTT) atau disterilkan.
c. Tangani peralatan pasien yang terkena darah,cairan tubuh,sekresi,eksresi
dengan benar sehingga kulit dan mucus membrane terlindungi,cegah baju
terkontaminasi,cegah transfalam bekerjaedr mikroba ke pasien lain dan
lingkungan.
d. Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain.Pastikan peralatan sekali
pakai dibuang dan dimusnakan dengan cara yang benar dan peralatan pakai
ulang diproses dengan benar.
e. Peralatan yang terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai dan selanjutnya di
DTT atau sterilisasi sesuai kebutuhan.
f. Permukaan peralatan yang besar ( x ray ),dilap dengan cairan
disinfektan,setelah keluar dari ruangan isolasi meskipun tidak tampak kotor.
g. Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan terutama
setelah dipakai pasien infeksi saluran napas,bila perlu memakai sungkup
disposable.
h. Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan,benda disposable
dibuang ketempat sampah.
16
4. Pengendalian Lingkungan,meliputi:
a. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk
pembersihan,desinfeksi permukaan lingkungan,tempat tidur,peralatan
disamping tempat tidur dan pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh
dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala).
b. Pembersihan harus mengawali desinfeksi,benda dan permukaan tidak dapat
didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organic (ekskresi,sekresi
pasien,kotoran).
c. Pembersihan ditujukan untuk mencegah aerosolisasi,sehingga menurunkan
pencemaran lingkungan.
d. Fasilitas kesehatan harus mempunyai desinfektan standar untuk
menghilangkan patogen secara signifikan,pada permukaan
terkontaminasi,sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
e. Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus dilakukan secara
setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang.
f. Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi infeksi saluran nafas,hindari
sapu,tapi gunakan kain basah.
g. Ganti cairan pembersih,lap kain,kepala mop setelah dipakai.
h. Peralatan pembersih harus dibersihkan,dikeringkan setiap kali setelah
pakai.Mop dicuci,dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai kembali.
i. Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatan yang tidak perlu.
j. Jangan lakukan foggingdengan disinfektan,tidak terbukti mengendalikan
infeksi dan bias berbahaya.Pembersihan dapat dibantu dengan vacuum
cleaner (pakai filter,HEPA)
5. Penatalaksanan Linen,meliputi;
a. Penanganan,transportasi dan proses linen yang terkena darah,cairan
tubuh,sekresi,ekskresi harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk
mencegah kulit,mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen,atau
terjadi transfer mikroba kepasien lain,petugas dan lingkungan.
b. Cuci dan keringkan linen sesuai SOP.
c. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi.
d. Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai.
6. Kesehatan Karyawan :
a. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja,untuk mencegah terjadinya
luka/cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum,scalpel dan alat
tajam lain,setelah melakukan prosedur,saat membersihkan instrument dan
saat membuang jarum.
b. Jangan tutup jarum yang telah dipakai,memanipulasi jarum dengan
tangan,menekuk jarum,mematahkan,melepas jarum dari spuit.Buang
jarum,spuit,pisau scalpel,dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah
tahan tusukan/safety box sebelum dibuang ke incinerator.
17
c. Pakai mouthpiece,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metode resusitasi mulut ke mulut.
d. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh,selain akan
menyuntik.
3.1.7 Rujukan
Rujukan KB yang dilaksanakan di Puskesmas Cimanggu 1 dilakukan secara
berjenjang,meliputi:
a. Setiap Kasus Kb yang mengalami Efek samping yang tidak bias
ditangani,Kegagalan dan Komplikasi dari desa di rujuk ke Puskesmas Induk
untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter puskesmas.
b. Setiap Kasus rujukan dari desa yang membutuhkan pelayanan spesialis
dilakukan rujukan ke Poli Kandungan RSUD Majenang.
c. Melakukan Kolaborasi dengan Badan KB dalam penanganan Kasus komplikasi
yang memerlukan penanganan khusus.
3.1.8 Pencatatan dan Pelaporan,meliputi:
18
a. Setiap peserta KB baru dan peserta pindahan dari klinik KB atau pelayanan lain
dibuatkan Kartu Status KB (K/IV/KB/04),Kartu tersebut disimpan diklinik dan
digunakan lagi bila pesrta KB melakukan kunjungan ulang.
b. Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan,dari klinik KB atau tempat
pelayanan lain,dibuatkan Kartu Peserta KB ( K/I/KB/04 ).
c. Setiap pelayanan KB harus di catat dalam Register KB (R/I/KB/04) pada setiap
akhir bulan di lakukan penjumlahan hasil pelayanan KB. Register ini merupakan
sumber data untuk Pengisian Laporan KB (F/II/KB/04)
d. Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat kontrasepsi oleh klinik KB di catat
dalam Register Alat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04), pada setiap akhir bulan
di lakukan pejumlahan. RegisterAlat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04) sebagai
sumber data pengisian Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04)
e. Pelayanan Kb yang dilakukan Dokter/Bidan Praktik swasta setiap hari di catat
dalam Buku bantu Pelayanan Kontrasepsi pada dokter/bidan praktik swasta
(B/I/DB/04) pada setiap bulan di lakukan penjumlahan. Buku bantu merupakan
sumber data pengisian laporan bulanan petugas penghubung dokter/bidan
praktik swasta (F/I/PHDBS/04)
f. Setiap bulan PDPKB atau petugas penghubung dokter/bidan praktik swasta
laporan bulanan (F/I/PH/DBS/04) yang merupakan rekapitulasi dari buku bantu
hasil pelayanan kontrasepsi pada dokter/ bidan praktek swasta di wilayah
kerjanya. Laporan ini merupakan sumber data pengisian laporan bulanan klinik
(F/II/KB/04)
g. Setiap bulan petugas membuat laporan bulanan KB (F/II/KB/04) yang sumber
datanya dari register hasil pelayanan KB (R/I/KB/04), Laporan Bulanan Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktik Swasta (F/II/KB/04) dan Register Alat
Kontrasepsi KB (R/II/KB/04)
h. Setiap bulan PDPKB Kabupaten/Kota membuat Rekapitulasi Laporan Bulanan
Klinik KB Tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir
Rek.Kab.F/II/KB/04. Data untuk membuat laporan ini di ambil dari Laporan
Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04) yang di terima dari klinik KB yang berada di
wilayah (F.KB/Kota) yang bersangkutan.
i. Setiap bulan BKKBN Provinsi membuat Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB
Tingkat ProvinsiDengan menggunakan formulir Rek.Prov.F/II/KB/04. Data untuk
membuat laporan ini di ambil dari Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB
Tingkat Kabupaten/Kota (Rek.kb.F/II/KB/04) yang diterima dari PDPKB
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah yang bersangkutan.
j. Satu tahun sekali PDPKB Kabupaten/Kota membuat Rekapitulasi Pendaftaran
Klinik KB Tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir
Rek.Kab.K/0/KB/04. Data untuk membuat laporan ini diambil dari semua
K/0/KB/04 yang diterima dari klinik KB yang berada di wilayah kerja PDPKB
Kabupaten/Kota
k. Satu tahun sekali BKKBN Provinsi membuat Rekapitulasi Pendaftaran Klinik KB
Tingkat Provinsi dengan menggunakan formulir Rek.Prov.K/0/KB/04.
Data untuk membuat laporan ini diambil dari semua Rek.Kab.K/0/KB/04 yang di
terima dari PDPKB Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kerja BKKBN
Provinsi.
19
2. Upaya Kesehatan Masyarakat(UKM) :
3.2.1 Konseling dan penyuluhan (Posyandu,Kunjungan rumah).
Konseling dan Penyuluhan KB dilakukan di Posyandu atau kunjungan rumah baik
indivudu atau kelompok,dengan alat ABPK dan APE KB KIT dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Petugas memberikan salam dan menyapa kepada klien dengan sopan.
b. Petugas menanyakan kepada klien informasi tentang dirinya.
c. Petugas menguraikan tentang pilihannya dan alternativenya.
d. Petugas membantu menentukan pilihan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
klien.
e. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pilihannya.
f. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
20
3.2.5 Pelayanan dan konseling pada CPW,masa pra hamil dan masa antara dua
kehamilan).
a. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk Pertemuan atau pembinaan
SUSCATIN tingkat Kecamatan yang diadakan oleh Badan KB.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi Panduan KB
1. Kartu Peserta KB ( K1 )
4. Regester Kohort KB
7. LB ke DKK
21