Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN PELAYANAN KB

BAB I

A. DEFINISI

Program Kesehatan Keluarga Berencana merupakan Upaya pemerintah dalam


mengendalikan laju pertambahan penduduk dengan menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) melalui pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan ( KTD ) dengan menggunakan
kontrasepsi,termasuk penanganan kmplikasi,efek samping dan kegagalan.

Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Cimanggu 1 di lakukan di dalam gedung dan


diluar gedung

DASAR HUKUM

1. PERMENKESRI NO HK.02.02/MENKES/149/1/2010 Tentang Ijin dan Penyelenggaraan


Praktik Bidan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan.
3. JUKNIS Nomor: JUKNIS/01/VII/2016 tentang Safari program KB Kesehatan tahun2016.

BAB II

RUANG LINGKUP

Lingkup pelayanan Keluarga Berencana yang diberikan kepada masyarakat meliputi :


1. Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP )
a. Pelayanan KB Alamiah
b. Pelayanan KB Hormonal (Pil,Suntik,Implan)
c. Pelayanan KB Non Hormonal ( Kondom,IUD )
d. Pelayanan IVA
e. Konseling KB
f. PPI ( Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
g. Rujukan
h. Pencatatan dan Pelaporan.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) :


a. Konseling dan penyuluhan (Posyandu,Kunjungan rumah).
b. Pelayanan KB dengan Tim KB Keliling ( TKBK ).
c. Pelayanan dengan momen khusus ( Safari TNI KB Kes)
d. Pendataan sasaran KB (4T,Unmeetneed,Keluarga miskin)
e. Pelayanan dan konseling pada CPW,masa pra hamil dan masa antara dua kehamilan)

1
PENJELASANNYA:

1. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) :


a. Pelayanan KB Alamiah (MAL,Sistem Kalender,Coitus)KB Alamiah adalah Kontrasepsi
yang dilakukan sendiri secara alamiah tanpa obat.
a) MAL ( Metode Amenore Laktasi )
Adalah Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
Eksklusif yaitu hanya diberikan ASI tanpa tambahanmakanan atau minuman apa
pun lainnya.
Cara Kerja: Penundaan/penekanan ovulasi
1. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
a. Menyusui secara penuh (Full breast feeding),Lebih efektif bila pemberian >8 x
shari.
b. Belum haid
c. Umur bayi kurang dari 6 bulan,sehigga MAL efektef sampai 6 bulan.
2. KeuntunganMAL
.a. Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pascapersalinan).
b. Segera efektif dan tidak mengganggu senggama.
c. Tidak ada efek samping
d. Tidak perlu pengawasan medis
e. Tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya.
b) Senggama terputus/Coitus Interuptus
Adalah Metode Keluarga Berencana tradisional dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya dari vagina sebelum peia mencapai ejakulasi.
1. Cara Kerja :
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke
dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum,dan
kehamilan dapat dicegah.
2. Keuntungan
a. Efektif bila dilakukan dengan benar.
b. Tidak menganggu produksi ASI
c. Dapat dipakai sebagai pendukung metode KB lain
d. Tidak ada efek samping
e. Dapat digunakan setiap waktu dan tidak membutuhkan biaya.
c) Sitem kalender / Tehnik Pantang Berkala
Adalah Mencegah kehamilan dengan cara Tidak melakukan senggama pada masa
subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda tanda
adanya kesuburan yaitu keluarnya lender encer dari vagina.
Profil Teknik pantang berkala:
a. Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung
b. Efektif bila dipakai dengan tertib.
c. Tidak ada efek samping
d. Pasangan secara sukarela menghindari sanggama pada masa subur ibu
b. Pelayanan KB Hormonal ( Pil,Suntik,Implant)
KB Hormonal merupakan Kontrasepsi dengan menggunakan Hormon Estrogen dan
hormone Progesteron.

2
a) Pil KB
Adalah kontrasepsi bentuk PIL/ Tablet diminum, yang merupakan kombinasi dari
hormone Estrogen dan Progesteron.
1. Cara Kerja Pil KB
 Menekan ovulasi
 Mencegah implantasi
 Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
2. Manfaat Pil KB
 Memiliki efektifitas tinggi bila diminum setiap hari.
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Siklus haid menjadi teratur,banyaknya darah haid berkurang,tidak terjadi
nyeri haid.
 Dapat digunakan jangka panjang selama masih menginginkan untuk
mencegah kehamilan.
 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
 Mudah dihentikan setiap saat.
 Kesuburan segera kembali setelah pengguna pil dihentikan.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
 Membantu mencegah:
a. Kehamilan ektopik
b. Kanker ovarium
c. Kanker endometrium
d. Kista ovarium
e. Penyakit radang panggul
f. Kelainan jinak pada payudara
g. Dismenore
h. Akne
3. Waktu mulai menggunakan pil KB
 Setiap saat selagi haid,untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak
hamil
 Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.Boleh menggunakan pada hari ke
8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain ( kondom )Mulai
hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah
menghabiskan paket pil tersebut.
 Setelah melahirkan:
o Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
o Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
o Pasca keguguran ( segera atau dalam waktu 7 hari)
 Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi,dan ingin menggantikan
dengan pil kombnasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.

3
1. Efek Samping menggunakan pil KB timbul:
 Gangguan menstruasi ( tidak haid/amenore,Haid sedikit tapi
lama/spotting)
 Mual,pusing atau muntah.
2. Kontra Indikasi
 Hamil atau di curigai hamil
 Menyusui eksklusif
 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
 Penyakit hati akut
 Perokok dengan usia > 35 tahun
 Riwayat penyakit jantung,stroke atau tekana darah >180/110 mmhg
 Riwayat factor pembekuan darah atau kencing manis
 Kanker payudara
 Migrain dan gejala nuerologik dan
 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
4. KB Suntik
Adalah Kontrasepsi hormonal yaitu 25 mg Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol (Cyklofem) dan yang mengandung progestin (MPA) yang diberikan
secara suntikan.
1. Cara Kerja
 Menekan ovulasi
 Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
 Perubahan pada endometrium ( atrofi ) sehingga implantasi terganggu.
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba
2. Jenis KB suntik
 Suntikan 1 bulan
Suntikan 1 bulan atau suntikan kombinasi yang isinya 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
dengan cara di suntikan intramuscular sebulan sekali.
 Suntikan 3 bulan
Suntikan yang diberikan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera)
mengandung 150 mg DMPA,yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntikan intramuscular.
3. Waktu Mulai menggunakan kontrasepsi suntikan :
 Setiap saat selama siklus haid,mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus
haid,asal ibu tidak hamil.
 Pada ibu yang tidak haid,injeksi pertama dapt diberikan setiap saat,asalkan
ibu tidak hamil,selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan,suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan ibu
tidak hamil dan sebelumnya menggunakan kontrasepsi dengan benar dan
tidak perlu menunggu haid dating.
4
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama depat diberikan asalkan
ibu tidak hamil dan ibu saat haid hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
 Bila pasca persalinan 6 bulan,menyusui,serta belum haid ,suntikan dapat
diberikan asal tidak hamil,bila sudah haid suntikan bias diberikan pada
siklus hari 1 sampai 7.
 Pasca keguguran,suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari.
 Pasca persalinan 3 minggi tidak menyusui suntikan kombinasi dapat
diberikan
 Pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui sebaiknya diberikan suntikan 3
bulan
4. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan
 Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
 Tidak pengaruh terhadap ASI
 Sedikit efek samping
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Tidak perlu periksa dalam
 Dapat digunakan oleh perempuan usia> 35 tahun sampai pramenopase.
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
 Menurunkan kejadian penyait jinak payudara,anemia .
 Mencegah beberapa penyakit radang panggul
5. Kerugian/Efek samping
 Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,perdarahan
bercak/spotting,atau perdarahan sela sampai 10 hari.
 Mual,sakit kepala,nyeri payudara ringan dan keluhan akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga.
 Penambahan berat badan
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual,hepatitis B virus,atau infeksi virus HIV.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian .
6. Kontra Indikasi Suntik KB
 Hamil atau di duga hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Tidak dapat menerima terjadi gangguan haid.
 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Riwayat penyakit jantung,stroke,atau dengan tekanan darah tinggi >180/110
mmhg.
 Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
 Penyakit hati akut.
5. Kontrasepsi Implan
Adalah Kontrasepsi Hormonal yang dipasang dibawah kulit lengan kiri bagian
dalam .

5
Jenisnya Kontrasepsi implant:
 Norplant terdiri dari 6 batang untuk 5 tahun berisi 36 mg Levonorgestrel.
 Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur,dengan masa kerja 3 tahun,berisi 68
mg 3-Keto-desogestrel.
 Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang untuk 3 tahun,berisi 75 mg
Levonorgestrel.
Cara Kerja
 Lendir serviks menjadi kental.
 Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
 Mengurangi transportasi sperma
 Menekan ovulasi.
Keuntungan
 Perlindungan jangka panjang
 Pengembalikan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
 Bebas dari pengaruh estrogen.
 Tidak mengganggu kegiatan senggama.
 Tidak mengganggu ASI
 Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
 Dapat di cabut setiap sesuai dengan kebutuhan.
 Mengurangi jumlah darah haid
 Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Efek Samping
 Nyeri Kepala
 Peningkatan dan penurunan berat badan
 Nyeri payudara
 Perasaan mual
 Perubahan perasaan atau kegelisahan
 Membutuhkan tindak minor untuk insersi dan pencabutan
 Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat tuberculosis dan obat epilepsy
 Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi
6. Indikasi Implan
 Usia reproduksi ,telah memiliki anak atau belum
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
 Pasca persalinan dan tidak menyusui ,Pasca keguguran.
 Tidak menginginkan anak lagi,tetapi menolak sterilisasi.
 Riwayat Kehamilan ektopik
 Tekanan darah <180/110 mmhg,dengan masalah pembekuan darah,anemia.
 Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
 Sering lupa menggunakan pil
Kontra Indikasi :
 Hamil/diduga hamil

6
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
 Miom uterus dan kanker payudara
 Gangguan toleransi glukosa

c). Pelayanan KB Non Hormonal( Kondom,IUD)


a. Kontrasepsi Kondom
Adalah Jenis kontrasepsi yang berbentuk selubung/sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan karet,plastic,bahan alami yang dipasang pada penis saat hubungan
seksual.
Cara Kerja :
 Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingg
sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
 Mencegah penularan microorganism dari satu pasangan ke pasangan yang lain.

Keuntungan
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Metode kontrasepsi sementara dan tidak perlu periksa dokter.
Efek samping
 Kondom rusak atau diperkirakan bocor ( sebelum berhubungan )
 Kondom bocor atau di curigai ada curahan di vagina saat berhubungan.
 Dicurigai adanya reaksi alergi ( Spermisida )
 Mengurangi kenikmatan hubungan seksual.

b. Kontrasepsi IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


Adalah Jenis Kontrasepsi non hormonal yang dipasang di dalam rahim.
Jenis AKDR
 AKDR CuT-380A
Berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus terbuat dari tembaga (Cu).
 NOVA T (Schering)

Cara Kerja :
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Keuntungan IUD/AKDR
 Sangat Efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

7
 Metode jangka panjang (10 tahun).
 Tidak mempengaruhi hebengan seksual
 Tidak ada efek samping hormonal
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (bila tidak ada
terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause
 Membantu mencegah kehamilan ektopik dan tidak ada interaksi dengan obat-
obat.
Indikasi :
 Tidak hamil
 Usia Reproduksi,Gemuk/kurus.
 Keadaan Nulipara
 Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
 Setelah melahirkan menyusui atau tidak menyusui bayi.
 Setelah abortus atau kegagalan kehamilan dan tidak terlihat infeksi
 Ibu dengan penyakit yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormon.
Kontra indikasi ;
 Sedang hamil
 Perdarahan vagina yang tidak diketahui
 Sedang menderita infeksi alat genital.
 Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic.
 Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim.
 Diketahui penyakit TBC Pelvik
 Kanker alat genital
 Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Efek Samping :
 Amenorea
 Kejang
 Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
 Benang yang hilang
 Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP.

7. Pelayanan IVA ( Inspeksi Vagina Acetat)


Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara
melakukan pulasan asam asetat 3-5% pada serviks.
Sasaran Tes IVA
 Wanita usia 30 – 50 tahun yang sudah berhubungan seksual.
Pelaksana IVA
 Bidan Terlatih
 Perawat terlatih
 Dokter umum
 Dokter Spesialis

8
Waktu
 Pemeriksaan IVA dapat dilakukan kapan saja
 Minimal 5 tahun sekali
Tempat pemeriksaan
 Bidan
 Dokter
 Puskesmas
 Rumah Sakit
Hasil Pemeriksaan
 IVA NEGATIF
Berarti Ibu tidak mempunyai kelainan/lesi prakanker
 IVA POSITIF
Berarti ibu mempunyai kelainan/Lesi prakanker,ibu belum menderita
kanker,tetapi bila tidak diobati akan berkembang menjadi kanker.
8. Konseling KB
Konseling KB merupakan proses yang berjalan yang bertujuan untuk membantu klien
dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya
Tujuan pemberian konseling KB
 Memberikan informasi KB yang lebih rinci
 Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai dengan kondisi
kesehatannya
 Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau jika klien
membutuhkan bantuan medis.
 Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak
mengalami keluhan.
Tempat Konseling
Konseling dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedic terlatih di Fasilitas
Kesehatan yaitu dokter,bidan,perawat serta bidan didesa dan diberikan secara
perseorangan di ruangan khusus.
9. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )
PPI merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk melindungi dari
penularan penyakit infeksi.
1. Tujuan
 Melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit
infeksi
 Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB
 Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan HIV/AIDS.
2. Kewaspadaan standar untuk PPI :.
a. Alat Pelindung Diri set lainnya.
Terdiri dari sarung tangan,masker,kacamata goggle (kaca mata
pelindung),pelindung wajah,Apron,sepatu tertutup.

3. Peralatan perawatan pasien

4. Pengendalian Lingkungan

9
5. Penatalaksanaan linen

6. Kesehatan karyawan

7. Penempatan pasien

8. Higiene respirasi/Etika batuk dan bersin

9. Praktek menyuntik yang aman.

10. Rujukan

Merupakan suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang


memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab atas masalah yang timbul,baik
vertical maupun horizontal kepada fsilitas pelayanan yang lebih kompeten,terjangkau
dan rasional.
Tujuan system rujukan KB adalah meningkatkan mutu,cakupan dan efisiensi
pelksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu.Perhatian khusus
terutama ditujukan untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek
samping,komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi.
11. Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB merupakan suatu proses untuk
mendapatakan data dan informasi yang merupakan substansi pokok dalam system
informasi program KB dan dibutuhkan untuk kepentingan operasional
program.meliputi:
a. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
b. Hasil Kegiatan pelayanan Kontrasepsi baik di klinik KB maupun di Dokter/Bidan
Praktek Swasta.
c. Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di Klinik KB
d. Pencatatan hasil pelayanan KB meliputi:
 Kartu peserta KB (K1)
 Kartu status KB (K4)
 Regester Kohort KB (R1)
 Regester Alat dan obat KB
Pelaporan hasil pelayanan KB meliputi:
 Laporan KUSUB
 Laporan PPIA
 Visualisasi Data KB meliputi:
- Cakupan Peserta Keluarga Berencana Aktif

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) :


a. Konseling dan penyuluhan (Posyandu,Kunjungan rumah).
Merupakan kegiatan penyampaian informasi tentang Keluarga Berencana baik secara
individu maupun kelompok dilakukan di Posyandu maupun Kunjungan rumah.
b. Pelayanan KB dengan Tim KB Keliling ( TKBK ).
Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan kasusu kematian ibu dan
bayi dengan meningkatkan kualitas dan kuantias peserta KB aktif terutam KB jangka
panjang.
1. Tujuan

10
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Tim KB Desa tentang
permasalahan dan perencanaan program Kependudukan ,KB dan KIA.
 Menyusun rencana kerja Tim KB Desa yang mengarah pada peningkatan
capaian peserta KB aktifkhususnya MKJP dan pencegahan kasus kematian ibu
dan bayi.
2. Tugas Tim KB Kecamatan meliputi
 Mendorong terbentuknya Tim KB Desa
 Memotivasi Tim KB Desa dalam memperoleh cakupan akseptor KB,terlebih untuk
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas.

c. Pelayanan dengan momen khusus ( Safari TNI KB Kes)


Merupakan Program Pemerintah untuk mempercepat pencapaian Revitasi program KB
dengan kegiatan Pelayanan KB dilaksanakan oleh TNI,KB ,KESEHATAN.
Tujuan Safari KB:
Mempercepat pencapaian Revitalisasi Program KB Nasional .
Sasaran Safari KB:
 Keluarga Pra sejahtera
 Keluarga Sejahtera 1

d. Pendataan sasaran KB (4T,Unmeetneed,Keluarga miskin)


Pendataan sasaran KB merupakan suatu kegiatan pendataan yang dilakukan satu tahun
sekali untuk mendapatkan sasaran PUS Unmetneed terutama PUS 4 Terlalu dan ALKI
(Anemia,Lila kurang dari 23,5 cm,menderita penyakit kronis dan IMS) dan keluaraga
miskin yang menjadi sasaran Program KB untuk mempercepat penurunan angka
Kematian Ibu dan Bayi.

e. Pelayanan dan konseling pada CPW,masa pra hamil dan masa antara dua
kehamilan).
Pelayanan dan konseling pada Calon Pengantian Wanita,masa Pra hamil dan masa
antara dua kehamilan merupakan kegiatan program KB yang bertujuan menurunkan
angka kesakitan dan kematian Ibu dan Bayi dimana Setiap kehamilan merupakan
kehamilan yang diinginkan dan merencanakan persalian yang aman

BAB III

TATA LAKSANA

A. KEGIATAN
3.1 Upaya Kesehatan perorangan
3.1.1 Pelayanan KB Alamiah
3.1.2 Pelayanan KB Hormonal (Pil,Suntik,Implan)
3.1.3 Pelayanan KB Non Hormonal ( Kondom,IUD )
3.1.4 Pelayanan IVA
3.1.5 Konseling KB
3.1.6 PPI ( Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
3.1.7 Rujukan

11
3.1.8 Pencatatan dan Pelaporan.

3.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) :


3.2.1 Konseling dan penyuluhan (Posyandu,Kunjungan rumah).
3.2.2 Pelayanan KB dengan Tim KB Keliling ( TKBK ).
3.2.3 Pelayanan dengan momen khusus ( Safari TNI KB Kes)
3.2.4 Pendataan sasaran KB (4T,Unmeetneed,Keluarga miskin)
3.2.5 Pelayanan dan konseling pada CPW,masa pra hamil dan masa antara dua kehamilan)

B. RINCIAN KEGIATAN
1. Upaya Kesehatan Perorangan
3.1.1 Pelayanan KB Alamiah ( MAL,Sistem Kalender,Coitus Interuptus)
Pelayanan KB Alamiah berupa kegiatan KONSELING dengan menggunakan
ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) dan APE KB Kit, dilakukan di Poli KB.
a. Metode Amenore Laktasi,dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan MAL dan
alternative kontrasepsi yang lain.
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi pilihannya,dan
ulangi hal hal yang penting dan perlu untuk di ingat.
h. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
i. Petugas mencatat di kartu KB.

b. Sistem Kalender,dengan langkah-langkah:


a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan Sistem
kalender dan alternative kontrasepsi yang lain.
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi pilihannya,dan
ulangi hal hal yang penting dan perlu untuk di ingat.d
h. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
i. Petugas mencatat dikartu KB

c. Sistem Coitus interuptus,dengan langkah-langkah:


a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).

12
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan Sistem Coitus
interuptus dan alternative kontrasepsi yang lain.
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang kontrasepsi pilihannya,dan
ulangi hal hal yang penting dan perlu untuk di ingat.
h. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
i. Petugas mencatat di kartu KB

3.1.2 Pelayanan KB Hormonal (Pil,Suntik,Implan)


Pelayanan KB Hormonal berupa kegiatan Pelayanan dengan menggunakan
ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) dan APE KB , dilakukan di Poli KB.
a. KB PIL, dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent terhadap klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi PIL
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi PIL.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB.

b. KB SUNTIK,dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent terhadap klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi Suntik.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi Suntik.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.

13
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB.

c. KB IMPLAN,dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran.
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent terhadap klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi Implan.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi Implan.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB

3.1.3 Pelayanan KB Non Hormonal ( Kondom,IUD)


berupa kegiatan Pelayanan dengan menggunakan ABPK (Alat Bantu
Pengambilan Keputusan) dan APE KB , dilakukan di Poli KB.
a. KB KONDOM, dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi Kondom.
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi Kondom.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat pada kartu KB dan Regester KB.
b. KB IUD, dengan langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat,materi,alat bantu).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Kontrasepsi
dengan memakai ABPK dan APE KB

14
f. Petugas membantu menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan
keadaannya.
g. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
i. Petugas memberikan pelayanan kontrasepsi IUD.\
j. Petugas menjelaskan kembali tentang hal-hal yang penting yang perlu diingat
seputar kontrasepsi IUD.
k. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
l. Petugas mencatat di kartu KB dan Regester KB.
3.1.4 Pelayanan IVA, dengan Langkah-langkah:
a. Klien Daftar diloket pendaftaran
b. Petugas Melakukan persiapan (Tempat dan alat).
c. Petugas memberikan Salam
d. Petugas menanyakan tentang kebutuhan dan keinginan klien dating ke poli KB.
e. Petugas menjelaskan tentang hal hal yang berkaitan dengan Pemeriksaan IVA
f. Petugas melakukan anamnesa dan inform consent kepada klien.
g. Petugas melakukan pemeriksaan IVA .
h. Petugas memberitahukan hasil pemeriksaan IVA kepada klien.
i. Petugas malakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap bila hasil IVA positif.
j. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.
k. Petugas mencatat di kartu klien dan Regester KB.
3.1.5 Konseling KB
Konseling KB dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Petugas memberikan salam dan menyapa kepada klien dengan sopan.
b. Petugas menanyakan kepada klien informasi tentang dirinya.
c. Petugas menguraikan tentang pilihannya dan alternativenya.
d. Petugas membantu menentukan pilihan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
klien.
e. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pilihannya.
f. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.

3.1.6 PPI ( Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)


Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan,tenaga kesehatan dan
pengunjung puskesmas dihadapkan pada resiko terjdinya infeksi,baik karena
perawatan atau datang berkunjung ke puskesmas,sehingga fasilitas pelayanan
kesehatan harus melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,meliputi:
1. Kebersihan tangan,meliputi:
a. Kuku harus selalu terpotong pendek,tidak memakai perhiasan dan tidak
boleh memakai kuku palsu saat merawat pasien.
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan alcohol handrub.
c. Alat Pelindung Diri ( APD ) terdiri dari: Sarung tangan,Masker,Kaca mata
pelindung,Pelindung wajah,Pelindung gaun (Apron),Sepatu tertutup.
2. Penggunaan APD meliputi:
a. Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan.

15
b. Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi
darah,cairan tubuh,sekresi,ekskresi dan bahan terkontaminasi,mucus
membrane dan kulit yang tidak utuh,kulit utuh yang potensial terkontaminasi.
c. Pakai sarung tangan sekali pakai,saat merawat pasien langsung.
d. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum menyentuh benda
dan permukaan yang tidak terkontaminasi,sebelum beralih kepasien yang
lain.
e. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda.
f. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi
kearea bersih.
g. Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva,mucus membrane
mata,hidung,mulut selama melaksanakan prosedur dan aktifitas perawatan
pasien yang beresiko terjadi cipratan/semprotan dari darah,cairan
tubuh,sekresi dan eksresi.
h. Secara umum dapat digunakan masker bedah untuk mencegah transmisi
melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<3 m) dari pasien saat
batuk/bersin.Pakailan selama tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun
paisen tidak di duga infeksi.
i. Kenakan Gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit,mencegah baju
kotor,kulit terkontaminasi selam prosedur/merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan cairan tubuh pasien.
j. Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari ciprtatan/semprotan dari
darah,cairan tubuh,sekresi dan ekskresi.
3. Peralatan Perawatan pasien,meliputi:
a. Membuat Standar Prosedur Operasional untuk
menampung,transportasi,pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi
darah atau cairan tubuh.
b. Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat tinggi (DTT) atau disterilkan.
c. Tangani peralatan pasien yang terkena darah,cairan tubuh,sekresi,eksresi
dengan benar sehingga kulit dan mucus membrane terlindungi,cegah baju
terkontaminasi,cegah transfalam bekerjaedr mikroba ke pasien lain dan
lingkungan.
d. Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain.Pastikan peralatan sekali
pakai dibuang dan dimusnakan dengan cara yang benar dan peralatan pakai
ulang diproses dengan benar.
e. Peralatan yang terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai dan selanjutnya di
DTT atau sterilisasi sesuai kebutuhan.
f. Permukaan peralatan yang besar ( x ray ),dilap dengan cairan
disinfektan,setelah keluar dari ruangan isolasi meskipun tidak tampak kotor.
g. Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan terutama
setelah dipakai pasien infeksi saluran napas,bila perlu memakai sungkup
disposable.
h. Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan,benda disposable
dibuang ketempat sampah.

16
4. Pengendalian Lingkungan,meliputi:
a. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk
pembersihan,desinfeksi permukaan lingkungan,tempat tidur,peralatan
disamping tempat tidur dan pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh
dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala).
b. Pembersihan harus mengawali desinfeksi,benda dan permukaan tidak dapat
didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organic (ekskresi,sekresi
pasien,kotoran).
c. Pembersihan ditujukan untuk mencegah aerosolisasi,sehingga menurunkan
pencemaran lingkungan.
d. Fasilitas kesehatan harus mempunyai desinfektan standar untuk
menghilangkan patogen secara signifikan,pada permukaan
terkontaminasi,sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
e. Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus dilakukan secara
setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang.
f. Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi infeksi saluran nafas,hindari
sapu,tapi gunakan kain basah.
g. Ganti cairan pembersih,lap kain,kepala mop setelah dipakai.
h. Peralatan pembersih harus dibersihkan,dikeringkan setiap kali setelah
pakai.Mop dicuci,dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai kembali.
i. Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatan yang tidak perlu.
j. Jangan lakukan foggingdengan disinfektan,tidak terbukti mengendalikan
infeksi dan bias berbahaya.Pembersihan dapat dibantu dengan vacuum
cleaner (pakai filter,HEPA)

5. Penatalaksanan Linen,meliputi;
a. Penanganan,transportasi dan proses linen yang terkena darah,cairan
tubuh,sekresi,ekskresi harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk
mencegah kulit,mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen,atau
terjadi transfer mikroba kepasien lain,petugas dan lingkungan.
b. Cuci dan keringkan linen sesuai SOP.
c. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi.
d. Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai.

6. Kesehatan Karyawan :
a. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja,untuk mencegah terjadinya
luka/cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum,scalpel dan alat
tajam lain,setelah melakukan prosedur,saat membersihkan instrument dan
saat membuang jarum.
b. Jangan tutup jarum yang telah dipakai,memanipulasi jarum dengan
tangan,menekuk jarum,mematahkan,melepas jarum dari spuit.Buang
jarum,spuit,pisau scalpel,dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah
tahan tusukan/safety box sebelum dibuang ke incinerator.

17
c. Pakai mouthpiece,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metode resusitasi mulut ke mulut.
d. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh,selain akan
menyuntik.

7. Penempatan Pasien ,meliputi;


a. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang
tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat terpisah.
b. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan,upayakan agar prinsip pemisahan
tetap terjadi.
c. Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi.

8. Hygiene Respirasi/Etika Batuk,meiputi:


Mengendalikan penyebaran pathogen dari pasien yang terinfeksi untuk
transmisi kepada kontak yang tidak terlindungi,bagi pasien,petugas,pengunjung
dengan gejala infeksi saluran nafas harus:
a. Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau bersin.
b. Pakai tisu,sapu tangan,masker bila tersedia,buang ketempat sampah
tertutup yang dilapisi kantong plastic.
c. Lakukan cuci tangan sesuai standar.

9. Managemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi/etika


batuk,meliputi:
a. Promosi kepada semua petugas,pasien,keluarga dengan infeksi saluran
nafas dengan demam.
b. Edukasi petugas,pasien,keluarga,pengunjung akan pentingnya kandungan
aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam mencegah transmisi penyakit
saluran nafas.
c. Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alcohol handrub,wastafel-
antiseptik,tisu towel) terutama area tunggu harus diprioritaskan.
d. Praktek menyuntik yang aman
Pakai jarum yang steril,sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.

3.1.7 Rujukan
Rujukan KB yang dilaksanakan di Puskesmas Cimanggu 1 dilakukan secara
berjenjang,meliputi:
a. Setiap Kasus Kb yang mengalami Efek samping yang tidak bias
ditangani,Kegagalan dan Komplikasi dari desa di rujuk ke Puskesmas Induk
untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter puskesmas.
b. Setiap Kasus rujukan dari desa yang membutuhkan pelayanan spesialis
dilakukan rujukan ke Poli Kandungan RSUD Majenang.
c. Melakukan Kolaborasi dengan Badan KB dalam penanganan Kasus komplikasi
yang memerlukan penanganan khusus.
3.1.8 Pencatatan dan Pelaporan,meliputi:

18
a. Setiap peserta KB baru dan peserta pindahan dari klinik KB atau pelayanan lain
dibuatkan Kartu Status KB (K/IV/KB/04),Kartu tersebut disimpan diklinik dan
digunakan lagi bila pesrta KB melakukan kunjungan ulang.
b. Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan,dari klinik KB atau tempat
pelayanan lain,dibuatkan Kartu Peserta KB ( K/I/KB/04 ).
c. Setiap pelayanan KB harus di catat dalam Register KB (R/I/KB/04) pada setiap
akhir bulan di lakukan penjumlahan hasil pelayanan KB. Register ini merupakan
sumber data untuk Pengisian Laporan KB (F/II/KB/04)
d. Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat kontrasepsi oleh klinik KB di catat
dalam Register Alat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04), pada setiap akhir bulan
di lakukan pejumlahan. RegisterAlat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/04) sebagai
sumber data pengisian Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04)
e. Pelayanan Kb yang dilakukan Dokter/Bidan Praktik swasta setiap hari di catat
dalam Buku bantu Pelayanan Kontrasepsi pada dokter/bidan praktik swasta
(B/I/DB/04) pada setiap bulan di lakukan penjumlahan. Buku bantu merupakan
sumber data pengisian laporan bulanan petugas penghubung dokter/bidan
praktik swasta (F/I/PHDBS/04)
f. Setiap bulan PDPKB atau petugas penghubung dokter/bidan praktik swasta
laporan bulanan (F/I/PH/DBS/04) yang merupakan rekapitulasi dari buku bantu
hasil pelayanan kontrasepsi pada dokter/ bidan praktek swasta di wilayah
kerjanya. Laporan ini merupakan sumber data pengisian laporan bulanan klinik
(F/II/KB/04)
g. Setiap bulan petugas membuat laporan bulanan KB (F/II/KB/04) yang sumber
datanya dari register hasil pelayanan KB (R/I/KB/04), Laporan Bulanan Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktik Swasta (F/II/KB/04) dan Register Alat
Kontrasepsi KB (R/II/KB/04)
h. Setiap bulan PDPKB Kabupaten/Kota membuat Rekapitulasi Laporan Bulanan
Klinik KB Tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir
Rek.Kab.F/II/KB/04. Data untuk membuat laporan ini di ambil dari Laporan
Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04) yang di terima dari klinik KB yang berada di
wilayah (F.KB/Kota) yang bersangkutan.
i. Setiap bulan BKKBN Provinsi membuat Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB
Tingkat ProvinsiDengan menggunakan formulir Rek.Prov.F/II/KB/04. Data untuk
membuat laporan ini di ambil dari Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB
Tingkat Kabupaten/Kota (Rek.kb.F/II/KB/04) yang diterima dari PDPKB
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah yang bersangkutan.
j. Satu tahun sekali PDPKB Kabupaten/Kota membuat Rekapitulasi Pendaftaran
Klinik KB Tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir
Rek.Kab.K/0/KB/04. Data untuk membuat laporan ini diambil dari semua
K/0/KB/04 yang diterima dari klinik KB yang berada di wilayah kerja PDPKB
Kabupaten/Kota
k. Satu tahun sekali BKKBN Provinsi membuat Rekapitulasi Pendaftaran Klinik KB
Tingkat Provinsi dengan menggunakan formulir Rek.Prov.K/0/KB/04.
Data untuk membuat laporan ini diambil dari semua Rek.Kab.K/0/KB/04 yang di
terima dari PDPKB Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kerja BKKBN
Provinsi.

19
2. Upaya Kesehatan Masyarakat(UKM) :
3.2.1 Konseling dan penyuluhan (Posyandu,Kunjungan rumah).
Konseling dan Penyuluhan KB dilakukan di Posyandu atau kunjungan rumah baik
indivudu atau kelompok,dengan alat ABPK dan APE KB KIT dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Petugas memberikan salam dan menyapa kepada klien dengan sopan.
b. Petugas menanyakan kepada klien informasi tentang dirinya.
c. Petugas menguraikan tentang pilihannya dan alternativenya.
d. Petugas membantu menentukan pilihan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
klien.
e. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pilihannya.
f. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan.

3.2.2 Pelayanan KB dengan Tim KB Keliling ( TKBK ).


Pelayanan KB dengan Tim KB Keliling ( TKBK ) di lakukan dalam bentuk
kegiatan Pembinaan oleh Tim KB Kecamatan kepada Tim KB Desa dengan langkah-
langkah:
a. Pertemuan Tim KB Kecamatan dengan Tim KB Desa dalam rangka
pemantapan Tugas Tim KB Desa yang diadakan oleh Badan KB Kecamatan.
b. Pertemuan Revitalisasi KB Desa di Ruang Pertemuan Kecamatan Cimanggu 1
oleh Seksi KB Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap.
c. Melakukan monitoring hasil capaian akseptor KB terutama MKJP.

3.2.3 Pelayanan dengan momen khusus ( Safari TNI KB Kes)


Pelayanan Momen khusus ( Safari TNI-KB-KESEHATAN) dilakukan dalam
bentuk kegiatan Pemberian pelayanan KB dii Puskesmas Cimanggu 1, meliputi:
a. Petugas mempersiapkan tempat,bahan dan alat pelayanan kontrasepsi.
b. Petugas melakukan anamnesa
c. Petugas melakukan pemeriksaan dan penapisan.
d. Petugas memberikan pelayanan kontasepsi sesuai prosedur.
e. Petugas melengkapi pencatatan.

3.2.4 Pendataan sasaran KB (4T,Unmeetneed,Keluarga miskin)


a. Pendataan sasaran KB diadakansatu tahun sekali untuk mendapatkan sasaran
PUS Unmetneed terutama PUS 4 Terlalu dan ALKI (Anemia,Lila kurang dari 23,5
cm,menderita penyakit kronis dan IMS) dan keluaraga miskin yang menjadi
sasaran Program KB
b. Pendataan sasaran KB dilakukan oleh Badan KB Kecamatan melaui PPKBD dan
SUB PKBD
c. Waktu Pendataan di danai oleh Badan KB

20
3.2.5 Pelayanan dan konseling pada CPW,masa pra hamil dan masa antara dua
kehamilan).
a. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk Pertemuan atau pembinaan
SUSCATIN tingkat Kecamatan yang diadakan oleh Badan KB.
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi Panduan KB

1. Kartu Peserta KB ( K1 )

2. Kartu Status KB ( K4)

3. Register Hasil Pelayanan (R1)

4. Regester Kohort KB

5. Regester Alat dan Obat Kontrasepsi

6. Laporan Bulanan (F2)

7. LB ke DKK

21

Anda mungkin juga menyukai