Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

MENGANALISIS BUDAYA/TRADISI DALAM KEBIDANAN

DOSEN PROFESIONALISME KEBIDANAN :


ROSDIANAH, S.ST, SKM, M.Kes
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

FITRIANI FITRAH A1A22141


SITTI KHADIJAH A1A22135
GUSLIANA A1A22112
SRI WAHYUNI A1A22131
ST. MAGFIRAH WAHYUNI A1A22134
HASLIAN NOVIANTI A1A22137
RIANTI SOMBO A1A22139

S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Menganalisis
Budaya/Tradisi dalam Kebidanan” .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Profesionalisme Kebidanan yang telah
memberikan tugas kepada kami. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman pembaca. Bagi kami sebagai penyusun masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 11 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4


A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 5
C. TUJUAN ............................................................................................................. 5
D. MANFAAT ......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Defenisi Tradisi dan Kebudayaan ............................................................ 6
B. Tradisi kebudayaan yang dianut oleh Masyarakat Indonesia Yang
berhubungan dengan Kebidanan ............................................................. 6
1. Tradisi kebudayaan dalam Antenatal Care ....................................... 6
2. Tradisi kebudayaan Intranatal Care ................................................... 7
3. Tradisi Kebudayaan Postnatal Care .................................................... 9
4. Tradisi Kebudayaan Pelayanan BBL .................................................. 10
C. Cara bidan mengatasi persepsi tradisi kebudayaan tidak benar
berkembang di masyarakat ..................................................................... 21

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 23

A. Kesimpulan.................................................................................................. 23
B. Saran ............................................................................................................. 24

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki keragaman dalam kebiasaan, adat istiadat,
budaya dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya
terutama yang terkait dengan Kesehatan ibu dan anak. Banyak factor
yang memperngaruhi hal tersebut terutama factor social budaya di
masyarakat.
Kebudayaan berasal Bahasa sansekerta buddhaya, yaitu bentik
jamak dari buddhi, yang berarti “budhi” atau “akal”. Dengan demikian
kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, Tindakan dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang mencakup ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
dari manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah pelayanan Kesehatan ibu dan
anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
keluarga berencana, Kesehatan reproduksi , pemeriksaan bayi, anak
balita dan anak prasekolah Sehat.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi
masalah pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini
memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif.
Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia sama sekali
belum bisa dikatakan menggembirakan.

4
5

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Tradisi dan Kebudayaan ?
2. Apa saja Tradisi Kebudayaan Yang Dianut Oleh Masyarakat
Indonesia Yang Berhubungan Dengan Kebidanan ?
3. Bagaimana Cara Bidan untuk Mengatasi Presepsi Tradisi
Kebudayaan Tidak benar yang Berkembang di Masyarakat,
Berhubungan dengan Kebidanan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi Tradisi dan Kebudayaan.
2. Untuk mengetahui Tradisi Kebudayaan yan dianut oleh Masyarakat
Indonesia yang berhubungan dengan Kebidanan.
3. Mengetahui cara Bidan untuk mengatasi presepsi Tradisi
Kebudayaan Tidak benar yang Berkembang di Masyarakat,
Berhubungan dengan Kebidanan.

D. MANFAAT
Sebagai sumber informasi bagi Sebagian Orang yang belum
mengetahui Tradisi dan Kebudayaan dalam Kebidanan serta sebagai
bahan pembelajaran bagi Mahasiswi Kebidanan.

5
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Tradisi dan Kebudayaan


Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan merupakan sesuatu
yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus menjadi bagian dari
kehiduap suatu kelompok masyarakat, seringkali dilakukan oleh
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Pengertian lain dari tradisi adalah segala sesuatu yang
diwariskan atau disalurkan dari masa lalu ke masa saat ini atau
sekarang. Tradisi dalam arti yang sempit yaitu suatu warisan-warisan
sosial khusus yang memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan
hidup di masa kini, yang masih tetap kuat ikatannya dengan
kehidupan masa kini.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki
bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk
sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan,
pakaian, serta karya seni.
Kebudayaan atau yang disebut peradapan adalah pemahaman
yang meliputi : Pengetahuan, kepercayaan , seni, moral, hukum, adat
istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat ( Taylor 1997 ).

B. Tradisi Kebudayaan Yang Dianut Oleh Masyarakat Indonesia Yang


Berhubungan Dengan Kebidanan.
1. Tradisi Kebudayaan dalam Antenatal Care :
Berbagai kelompok masyarakat di berbagai tempat yang
menitik beratkan perhatian mereka terhadap aspek kultural dari
kehamilan dan menganggap peristiwa itu sebagai tahapan-tahapan
kehidupan yang harus dijalani didunia. Masa kehamilan dan

6
7

kelahiran dianggap masa krisis yang berbahaya,baik bagi janin


atau bayi maupun bagi ibunya karna itu sejak kehamilan sampai
kelahiran para kerabat dan handai-tolan mengadakan serangkaian
upacara baggi wanita hamil dengan tujuan mencari keselamatan
bagi diri wanita itu serta bayinya,saat berada di dalam kandungan
hingga saat lahir.
Ada beberapa Tradisi di Daerah Sulawesi Selatan mengenai
Tradisi dan kebudayaan ibu Hamil di antaranya :
a. Mappanre to-mangideng (menyuapi ibu hamil)
Adalah upacara yang dilakukan pada bulan pertama
masa kehamilan, atau dalam suku bugis disebut mangngideng
atau ngidam. Biasanya dilalui dengan berbagai macam acara.
Selain itu diberikan pantangan untuk makan makanan
tertentu dan melakukan perbuatan tertentu, baik untuk calon
ibu maupun calon ayah.
(Analisis) : Proses menyuapi ibu hamil memang tidak menjadi
masalah, namun yang dipermasalahkan adalah mengenai
pantangan makanan yang harus dijalani ibu tersebut. Jika
pantangannya memang bertentangan dengan dunia medis itu
tidak menjadi masalah, tapi pantangan makanan yang
memang seharusnya dibutuhkan oleh ibu hamil. Sehingga ibu
hamil tersebut kekurangan asupan makanan yang cukup yang
nantinya kan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan kesehatan ibu.
b. Upacara tujuh bulan kehamilan.
Dalam bahasa Bugis Bone disebut Mappassili, yang
artinya memandikan. Makna upacara ini adalah untuk tolak
bala atau menghindari dari malapetaka atau bencana,
menjauhkan dari roh-roh jahat sehingga segala kesialan hilang

7
8

dan lenyap. Berikut ini merupakan tahapan dari


upacara tujuh bulan kehamilan:
1) Calon ibu yang hamil tujuh bulan dari pasangan muda ini
harus melewati sebuah anyaman bambu yang disebut
Sapana yang terdiri dari tujuh anak tangga, memberi
makna agar rezeki anak yang dilahirkan bisa naik terus
seperti langkah kaki menaiki tangga.
2) Iring-iringan pasangan muda (suami-istri), dalam pakaian
adat Bugis menuju sebuah rumah-rumahan yang terbuat
dari bambu dengan hiasan bunga dan pelaminan yang
meriah oleh warna-warna yang mencolok. Sebelumnya,
Upacara Mappassilidiawali dengan membacakan doa-doa
yang diakhiri oleh surat Al-Fatihah oleh seorang ustadzah.
Bunyi tabuh-tabuhan dari kuningan yang dipegang oleh
seorang bocah laki-laki mengiringi terus upacara ini.
3) Kemudian upacara ini dipimpin oleh seorang dukun. Ia
mengambil tempat pembakaran dupa dan diputar-
putarkan di atas kepala sang ibu. Asap dupa yang keluar,
diusap-usapkan di rambut calon ibu tersebut. Perbuatan
ini memberi makna untuk mengusir roh-roh jahat yang
bisa mengganggu kelahiran bayi. Menurut kepercayaan
mereka, roh jahat itu terbang bersama asap dupa.

(Analisis) : Acara yang dipimpin oleh dukun dan


melakukan pembakaran dupa, yang dupanya diutar-
putarkan diatas kepala. Ini memiliki dampak negatif
terutama penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut). Sifat dari asap dya ditemukan mutagenik yang
artinya bahwa asap dupa mempunyai zat kimia yang
berfungs menguah materi genetik seperti DNA
(Deoxyribonucleic acid) sehingga menyebabkan mutasi.

8
9

Selain itu asap dupa juga lebih beracun untuk sel tubuh
dibandingkan asap rokok yang telah dibuktikan pada
hamster (Jurnal Environmental Chemistry Letters) Selain
masalah diatas, juga menurut peniliti dari South China
University of Technologi melakukan penelitian mengenai
dampak asap dupa yang dapat memicu kanker paru-
paru. Para peneliti mengatakan asap dupa yang jika
terhirup akan terperangkap dalam paru-paru dan
memicu munculnya sel kanker. Asap dupa mengandung
banyak zat mutagenik, genotoksik dan sitotoksik yang
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

4) Calon ibu di perciki air dengan menggunakan beberapa


helai daun ke bagian tubuh tertentu, mulai dari atas
kepala, bahu, lalu turun ke perut. Bahu menyimbolkan
agar anak punya tanggung jawab yang besar dalam
kehidupannya. Demikian pula tata cara percikan air dari
atas kepala turun ke perut, tak lain agar anaknya nanti
bisa meluncur seperti air, mudah dilahirkan dan
kehidupannya lancar bagai air. Calon ibu mengenakan
pakaian adat Bone yang berwarna merah,

5) Dilanjutkan dengan upacara makarawa babua yang


berarti memegang atau mengelus perut. Pernik-pernik
pelengkap upacara ini lebih meriah lagi ditambah lagi
dengan beraneka macam panganan yang masing-masing
memiliki simbol tertentu.

6) Calon ibu yang telah berganti pakaian adat Bone


berwarna merah ditidurkan di tempat pelaminan. Sang
dukun akan mengelus perut calon ibu tersebut dan
membacakan doa. Selanjutnya daun sirih yang ditaburi
beras diletakkan di kaki, perut, kening kepala calon ibu
10

dimaksudkan agar pikiran ibu tetap tenang, tidak stress.


Diletakkan di bagian kaki sebagai harapan agar anak
melangkahkan kakinya yang benar. Sementara beras
sebagai perlambang agar anak tak kekurangan pangan.
Seekor ayam jago sengaja diletakkan di bawah kaki calon
ibu. Bila ternyata ayam tersebut malas mematuk beras,
menurut mereka ini pertanda anak yang akan lahir
perempuan.

(Analisis) : Daun sirih yang ditaburi beras dan diletakkan


dibagian kaki, perut, kening, kepala calon ibu
dimaksudkan pikiran ibu tetap tenang dan tidak stress.
Ini memeliki dampak positif karena dengan aroma daun
sirih memiliki aroma terapi yang dapat menenangkan
pikiran. Sedangkan yang dampak negatif dari kegiatan ini
adalah ketika beras yang diletakkan di daun sirih dan
ditaruh.

7) Tahap akhir upacara tujuh bulan Bone ini adalah suap-


suapan yang dilakukan oleh dukun, pasangan tersebut
(sebagai calon bapak dan ibu) dan orang tua keduanya.
Acara ditutup dengan rebutan hiasan anyaman
berbentuk ikan dan berisi telur bagi ibu-ibu yang
memiliki anak gadis atau yang sudah menikah. Ini
sebagai perlambang agar anak-anaknya segera mendapat
jodoh yang baik, dan nantinya melahirkan dengan
mudah.

c. Makanan Pantangan Bagi Ibu Hamil Menurut Masyarakat Bugis


Makanan pantang adalah bahan makanan yang tidak boleh
dimakan oleh ibu hamil dalam masyarakat karena alasan-
alasan yang bersifat budaya. Ibu berpantang makan karena
sedang mengalami keadaan khusus yaitu kehamilan dan
11

karena dalam kebudayaan setempat terdapat suatu


kepercayaan tertentu terhadap bahan makanan tersebut.
Kepercayaan ini diajarkan secara turun temurun dan
cenderung ditaati walaupun individu yang menjalankannya
mungkin tidak terlalu paham atau yakin akan rasional dari
alasan-alasan memantang makanan yang bersangkutan dan
sekedar mematuhi tradisi setempat. Ragam makanan yang
menurut masyarakat Sulawesi adalah pantangan bagi ibu
hamil.
1) Makanan Golongan Hewani
a) Cumi-cumi, sebab cumi-cumi berjalan maju mundur
dikaitkan dengan proses melahirkan yang sulit di pintu
lahir, bayi akan menyulitkan persalinan dengan maju
mundur pada saat proses kelahiran. Selain itu makan
gurita dan kepitig juga menjadi pantangan, sebab
gurita bersifat lembek dikaitkan dengan bayi yang juga
akan lemah fisiknya seperti gurita. Sedangkan
Kepiting, karena dikhawatirkan anak akan nakal, suka
menggigit jika besar, ia akan lemah tak bertulang jika
lahir.
(Analisis) : Hewan lauts seperti cumi-cumi, gurita dan
kepiting justrusang dianjurkan karena menganddung
protein tinggi dan asam omega 3 yang baik untuk
kesehatan janin. Tetapi yang erlu diingat yang perlu
diingat cara memasak nya harus matang dan jangan
mengkonsumsi mentah-mentah atau setengah matang.
Hewan laut yang dimasak setengah matang
dikhawatirkan masih terdapat merkuri didalamnya
yang dapat membahayakan kesehatan janin. Kita tahu
bahwa merkuri tidak boleh dikonsumsi manusia dalam
12

jumlah banyak ataupun sedikit. Merkuri merupakan


satu zat kimia yang tidak bisa dicerna oleh tubuh
secara maksimal. Dampak buruk dari merkuri di dalam
tubuh mampu menghambat perkembangan janin. Jika
terlalu banyak mengkonsumsi makanan laut, maka
merkuri bisa mengalir dalam darah si ibu dan
membuat perkembangan janin tidak sempurna.
Bahkan hal ini bisa mengakibatkan bayi lahir cacat dan
seringkali mengalami down syndrome. Selain itu
mengkonsumsinya harus dibatasi, tidak boleh terlalu
banyak mengonsumsi hewan laut lebih dari 6 ons
setiap minggunya.
b) Daging, karena dikhawatirkan ibu akan kesulitan
melahirkan jika bayinya terlalu sehat.
(Analisis) : Sebenarnya pantangan ini merupakan
pantagan yang salah, karene seperti yang kita ketahui
bahwa daging sapi kaya akan kandungan zat besi,
protein, zinc dan nutrisi penting lainnya. Komponen
penting yang terdapat dalam daging sapi diperlukan
oleh ibu hamil yaitu zat besi.
Zat besi diperlukan untuk membantu
pembentukan sel darah merah serta menjaga fungsi
tubuh supaya berjalan dengan normal. Jika asupan
zat besi kurang maka dikhawatirkan bisa
menyebabkan gejala anemia pada ibu hamil. Jika hal
ini terjadi maka sangat beresiko terhadap
perkembangan janin. Bahkan janin di dalam
kandungan rentan terserang infeksi penyakit. Selain
zat besi, daging sapi mengandung protein yang
terbilang cukup bagus untuk mencukupi kebutuhan
13

nutrisi ibu hamil. Bahkan unsue zinc dalam daging


sapi sangat berguna untuk meningkatkan imun tubuh
ibu hamil dan janin. Sama halnya dengan ibu hamil,
janin didalam kandungan juga memerlukan asupan
protein, zinc dan zat besi untuk menunjang tumbuh
kembangnya secara optimal.. Kandungan unsur zinc
pada daging sapi berguna untuk pertumbuhan sel dan
meningkatkan kecerdasan si kecil. Daging sapi yang
akan dikonsumsi oleh ibu hamil sebaiknya daging
sapi tanpa lemak. Selain itu cara pengolahan daging
sapi harus dilakukan dengan benar sehingga terbebas
dari kuman dan bakteri yang kemungkinan menempel
pada daging tersebut. Semoga bermanfaat.
c) Ikan pari, karena memiliki tulang lembut dipercayai
akan menyebabkan bayi memiliki bertulang lembut
pula.
(Analisis) : Pantangan ini memiliki dampak positif
karena makanan ini dapat menyebabkan komplikasi
pada kehamilan (seperti aborsi dan pendarahan), serta
meningkatkan resiko bayi terlahir cacat. Kandungan
merkuri sangat membahayakan bayi yang belum lahir
dan perkembangan sistem saraf anak. Merkuri dapat
melewati darah, otak dan plasenta. Resiko ini
tergantung pada tingkat merkuri dalam ikan pari yang
dikonsumsi. FDA dan EPA menyarankan bagi ibu
hamil, ibu menyusui, wanita yang dapat hamil, dan
anak-anak untuk menghindari makan ikan yang
terpapar merkuri. Bayi dan ibu yang terpapar
metylmercury dapat menyebabkan bayi mengalami
gangguan kerusakan otak yaitu penciutan lapangan
14

pandang, retardasi mental, gangguan menelan,


retardasi mental, buta dan tuli.
2. Tradisi Kebudayaan Intranatal Care :
Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia kita bisa
melihat konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan
dengan kebudayaan ibu bersalin yang berbeda, dengan konsepsi
kesehatan modern. Beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat
pada ibu bersalin :
a. Minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang
mulas.
Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu
hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis.
Rumput fatimah atau biasa disebut Labisia pumila ini,
berdasarkan kajian atas obat-obatan tradisional di Sabah,
Malaysia, tahun 1998, dikatakan mengandung hormon
oksitosin yang dapat membantu menimbulkan kontraksi. Tapi,
apa kandungan dan seberapa takarannya belum diteliti secara
medis. Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum
meminumnya. Karena, rumput ini hanya boleh diminum bila
pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi
sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis,
dan posisi ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di
Tradisi Kebudayaan Dalam Masyarakat Yang Berhubungan
Dengan Kebidanan 7 bawah atau bayinya sungsang, tak boleh
minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika
pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas
pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas dan
membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau, akhirnya dilakukan
jalan operasi.
15

b. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak


menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran
kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar.
Ini tak benar, Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil
tua justru tak normal, apalagi disertai gatal, bau, dan
berwarna. Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat,
bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi,
bisa mengakibatkan radang selaput mata pada bayi. Harus
diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan
keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air
ketuban pecah duluan, persalinan jadi seret.
c. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan
licin. Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada
gunanya sama sekali dalam melancarkan persalinan. Mungkin
secara psikologis, ibu hamil menyakini, dengan minum dua
sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya.
Jika itu demi ketenangan psikologisnya, maka diperbolehkan,
karena minyak kelapa bukan racun.
d. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk
persalinan.
Madu tak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika
BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa
mengakibatkan overweight. Madu termasuk karbonhidrat yang
paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh diminum hanya jika
BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan,
sebaiknya segera hentikan. Demikian juga dengan telur, pada
dasarnya selama telur itu matang maka tidak akan berbahaya
bagi kehamilan. Hal ini disebabkan karena telur banyak
mengandung protein yang dapat menambah kalori tubuh.
16

e. Makan durian, tape, dan nanas bisa membahayakan


persalinan.
Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau
keguguran. Durian mengandung alkohol, jadi panas ke tubuh.
Begitu juga tape serta aneka masakan yang menggunakan
arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa
mengakibatkan keguguran. Tradisi Kebudayaan Dalam
Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Kebidanan.
f. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga
mempersulit persalinan.
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi,
melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau
punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa
berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang
pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di
RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
3. Tradisi Kebudayaan Postnatal Care
a. Tidak boleh bersenggama
Dari sisi medis, jelas dr. Chairulsjah Sjahruddin, SpOG,
MARS, sanggama memang dilarang selama 40 hari pertama
usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan
menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun
involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk
dan ukuran semula. Selain karena fungsi hormonal tubuh yang
bersang- kutan belum kembali aktif bekerja. Kalau sanggama
dipaksakan terjadi dalam tenggang waktu itu, kemungkinan
yang terjadi bisa macammacam. Di antaranya infeksi atau
malah perdarahan. Sebabnya, mukosa jalan lahir setelah
persalinan sangat peka akibat banyaknya vaskularisasi/aliran
darah, hingga terjadilah perlunakan mukosa jalan lahir.
17

Dengan berjalannya waktu, vaskularisasi ini kian berkurang


dan baru akan normal kembali 3 bulan setelah bersalin. Belum
lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun
pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya
jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
b. Kaki harus lurus
Menurut Koesmariyah, baik saat berjalan maupun
berbaring, kaki harus lurus. Dalam arti, kaki kanan dan kiri
enggak boleh saling tumpang tindih ataupun ditekuk. Selain
agar jahitan akibat robekan di vagina tak melebar ke mana-
mana, juga dimaksudkan supaya aliran darah tetap lancar
alias tak terhambat. Secara medis, posisi kaki yang lurus
memang lebih menguntungkan karena membuat aliran darah
jadi lancar. Sedangkan mobilisasi secara umum, pada
dasarnya boleh dan malah harus dilakukan. Makin cepat
dilakukan kian menguntungkan pula. Dengan catatan, kondisi
si ibu dalam keadaan baik, semisal tak mengalami perdarahan
atau kelainan apa pun saat melahirkan. Selain patokan bahwa
dalam 8 jam pertama setelah melahirkan ia sudah bisa BAK
dan BAB serta selera makannya bagus. Begitu juga tensi,
denyut nadi, dan suhu tubuhnya dalam batas normal. Soalnya,
jika tak bisa BAK dan BAB berarti ada sesuatu Tradisi
Kebudayaan Dalam Masyarakat Yang Berhubungan Dengan
Kebidanan 9 yang enggak beres yang akan berpengaruh pada
kontraksi dan proses involusi (pengecilan kembali) rahim.
c. Tidak boleh tidur siang
Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan.
Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering
terbangun malam hari karena harus menyusui dan
menggantikan popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang.
18

Menurut Chairulsjah, tidur berkepanjangan memang


mengundang proses recovery yang lebih lambat. "Makin lama
berbaring makin besar pula peluang terjadi tromboemboli
atau pengendapan elemen-elemen garam." Lalu bila si ibu
bangun/berdiri mendadak, endapan elemen tersebut
dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding pembuluh
darah. Padahal akibatnya bisa fatal, lo. Endapan-endapan tadi
bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke
jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan
memunculkan stroke.
d. Tak boleh keramas
Pantangan yang satu ini dicemaskan bisa membuat si
ibu masuk angin. Itu sebab, sebagai gantinya rambut cukup
diwuwung, yakni sekadar disiram dengan air dingin. Lagi-lagi,
penyiraman ini diyakini agar darah putih bisa turun dan tak
menempel di mata. Namun agar tak bau apek dan tetap harum
disarankan menggunakan ratus pewangi. Tentu saja
pantangan semacam itu untuk kondisi jaman sekarang dirasa
memberatkan. Terlebih untuk ibu-ibu yang harus sering
beraktivitas di luar rumah. Sedangkan mandi boleh-boleh saja
asal dilakukan jam 5 atau 6 untuk mandi pagi dan sebelum
magrib untuk mandi malam. Penggunaan air dingin, katanya,
justru lebih baik ketimbang air hangat karena bisa
melancarkan produksi ASI.
e. Hindari makan jemek
Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya,
durian, pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi
bisa dikhawatirkan bikin benyek organ vital kaum Hawa.
Termasuk makanan bersantan dan pedas karena
pencernaannya bakal terganggu yang bisa berpengaruh pada
19

bayinya. Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain
yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan
bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui.
Selain juga, proses penyembuhan lukaluka di jalan lahir akan
lebih lambat. Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar
anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat
dianjurkan karena tergolong sumber Tradisi Kebudayaan
Dalam Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Kebidanan 10
makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan
BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu sumber protein
hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh. Sedangkan
durian memang tak dianjurkan karena kandungan
kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang
bisa mengganggu pencernaan.
f. Tidak boleh berpergian
Larangan ini, bertujuan supaya si ibu tak terlalu letih
beraktivitas. Kalau capek bisa-bisa ASI-nya berkurang. Kasihan
si kecil. Karena biasanya seumur ini sedang kuat-kuatnya
menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel ditinggal
ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih
kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau
menggunakan angkutan umum. Bepergian pun membuat si ibu
jadi tak tahan menghadapi aneka godaan untuk menyantap
segala jenis makanan yang dipantang.
4. Tradisi Kebudayaan Pelayanan BBL
a. Masyarakat masih banyak tidak menerima proses
memandikan bayi baru lahir setelah enam jam proses pasca
persalinan. Masyarakat beranggapan bayi ketika baru lahir
harus segera dimandikan karena amis dan kotor. Padahal
Evidenbased nya bayi dimandikan setelah 6 jam pasca
20

persalinan karena ditakutkan terjadinya hipotermi pada bayi


baru lahir agar kebiasaan masyarakat ini tidak berlangsung
terus menerus maka bidan dan wadah profesinya harus terus
memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada
masyarakat.
b. Dibedong agar kaki tidak bengkok. Ternyata di bedong bisa
membuat peredaran darah bayi menjadi terganggu, kerja
jantung akan lebih berat memompa darah, akibatnya bayi
akan sering sakit di daerah paru-paru dan jalan nafasnya.
Selain itu dibedong akan menghambat perkembangan motorik
si bayi karena tidak ada kesempatan untuk bergerak.
Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi
dari dingin atau saat cuaca dingin itu pun dibedong longgar.
Jadi dibedong itu tidak ada hubungannya dengan
pembentukan kaki karena semua kaki bayi yang baru lahir
kakinya bengkok, sebab di dalam perut tidak ada ruang yang
cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun
masih bengkok, tapi akan lurus dengan sendirinya. Tradisi
Kebudayaan Dalam Masyarakat Yang Berhubungan Dengan
Kebidanan.
c. Hidung ditarik-tarik agar mancung. Sebenarnya tidak
hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya
hidung, semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan
itu sudah bawaan, lagi pula kasihan bayinya.
d. Pemakaian gurita agar tidak kembung. Ini jelas salah karena
pemakaian gurita akan menghambat perkembangan organ-
organ perut. Sekarang bayangkan kalau perut anda di ikat
seperti itu tentu akan merasa sesak dan tidak nyaman bukan.
Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat
terlalu kencang terutama di bagian dada agar jantung dan
21

paruparunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika


tujuannya supaya pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan
hanya di pusar dan ikatannya pun tidak kencang.
e. Menggunting bulu mata agar lentik. Memotong bulu mata bisa
mengurangi fungsinya untuk melindungi mata dari benda-
benda asing. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi
bawaan dari bayi itu sendiri.

C. Cara Bidan Mengatasi Presepsi Tradisi Kebudayaan Tidak benar


yang Berkembang di Masyarakat.
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat
dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan
dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta
masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.Seorang
bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Melihat dari luasnya fungsi bidan tersebut, aspek sosial-budaya
perlu diperhatikan oleh bidan. Sesuai kewenangan tugas bidan yang
berkaitan dengan aspek sosial-budaya, telah diuraikan dalam
peraturan Menteri Kesehatan No. 363/Menkes/Per/IX/1980 yaitu :
Mengenai wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi
penduduk, serta sistem pemerintahan desa dengan cara :
1. Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang
telah ada pembagian wilayah pendukuhan/RK dan pembagian
wilayah RT serta mencari keterangan tentang penduduk dari
masing-masing RT.
22

2. Mengenali struktur kemasyarakatan seperti LKMD, PKK, LSM,


karang taruna, tokoh masyarakat, kelompok pengajian, kelompok
arisan, dan lain lain.
3. Mempelajari data penduduk yang meliputi :
a. Jenis kelamin
b. Umur
c. Mata pencaharian
d. Pendidikan
e. Agama
4. Mempelajari peta desa.
5. Mencatat jumlah KK, PUS, dan penduduk menurut jenis kelamin
dan golongan.
6. Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan secara
efektif, bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan
masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan hubungan yang efektif
adalah komunikasi. Kegiatan bidan yang pertama kali harus
dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah mempelajari bahasa
yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Kemudian seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat
tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur
pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma
dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan wilayah tersebut.
Dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan
dapat berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada
masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara
kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut. Misalnya : Dengan
Kesenian wayang kulit melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan
kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir
pertunjukan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan merupakan sesuatu
yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus menjadi bagian dari
kehiduap suatu kelompok masyarakat, seringkali dilakukan oleh
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki
bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk
sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan,
pakaian, serta karya seni.
Faktor - faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting
dalam memahami sikap dan prilaku menanggapi kehamilan dan
kelahira.Sebagian pandangan budaya mengenai hal-hal tersebut telah
diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan.Oleh karna itu, meskipun petugas kesehatan mungkin
menemukan suatu bentuk prilaku atau sikap yang terbukti kurang
menguntungkan bagi kesehatan,seringkali tidak mudah bagi mereka
untuk mengadakan perubahan terhadapnya,akibat telah tertanamnya
keyakinan yang melandasi sikap dan prilaku itu secara mendalam
pada kebudayaan warga komuniti tersebut.
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang
terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat
menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta
masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang

23
24

bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan


tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan
praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya bidan
melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui
kesenian tradisional.

B. SARAN
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah
kerjanya, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur
pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan
norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Surianti, T. (2019). Ilmu Sosial Budaya Dasar Dalam Kebidanan. Lakeisha :


jawa tengah.

https://www.academia.edu/37430523/MAKALAH_ADAT_KEBIASAAN_IBU_H
AMIL_DI_SULAWESI_YANG_BERKAITAN_DENGAN_KEBIDANAN. (diakses
pada tanggal 09 Oktober 2022)

http://eprints.radenfatah.ac.id/3637/2/BAB%201.pdf. (diakses pada tanggal


09 Oktober 2022)

25

Anda mungkin juga menyukai