S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Menganalisis
Budaya/Tradisi dalam Kebidanan” .
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
A. Kesimpulan.................................................................................................. 23
B. Saran ............................................................................................................. 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki keragaman dalam kebiasaan, adat istiadat,
budaya dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya
terutama yang terkait dengan Kesehatan ibu dan anak. Banyak factor
yang memperngaruhi hal tersebut terutama factor social budaya di
masyarakat.
Kebudayaan berasal Bahasa sansekerta buddhaya, yaitu bentik
jamak dari buddhi, yang berarti “budhi” atau “akal”. Dengan demikian
kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, Tindakan dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang mencakup ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
dari manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah pelayanan Kesehatan ibu dan
anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
keluarga berencana, Kesehatan reproduksi , pemeriksaan bayi, anak
balita dan anak prasekolah Sehat.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi
masalah pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini
memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif.
Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia sama sekali
belum bisa dikatakan menggembirakan.
4
5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Tradisi dan Kebudayaan ?
2. Apa saja Tradisi Kebudayaan Yang Dianut Oleh Masyarakat
Indonesia Yang Berhubungan Dengan Kebidanan ?
3. Bagaimana Cara Bidan untuk Mengatasi Presepsi Tradisi
Kebudayaan Tidak benar yang Berkembang di Masyarakat,
Berhubungan dengan Kebidanan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi Tradisi dan Kebudayaan.
2. Untuk mengetahui Tradisi Kebudayaan yan dianut oleh Masyarakat
Indonesia yang berhubungan dengan Kebidanan.
3. Mengetahui cara Bidan untuk mengatasi presepsi Tradisi
Kebudayaan Tidak benar yang Berkembang di Masyarakat,
Berhubungan dengan Kebidanan.
D. MANFAAT
Sebagai sumber informasi bagi Sebagian Orang yang belum
mengetahui Tradisi dan Kebudayaan dalam Kebidanan serta sebagai
bahan pembelajaran bagi Mahasiswi Kebidanan.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
6
7
7
8
8
9
Selain itu asap dupa juga lebih beracun untuk sel tubuh
dibandingkan asap rokok yang telah dibuktikan pada
hamster (Jurnal Environmental Chemistry Letters) Selain
masalah diatas, juga menurut peniliti dari South China
University of Technologi melakukan penelitian mengenai
dampak asap dupa yang dapat memicu kanker paru-
paru. Para peneliti mengatakan asap dupa yang jika
terhirup akan terperangkap dalam paru-paru dan
memicu munculnya sel kanker. Asap dupa mengandung
banyak zat mutagenik, genotoksik dan sitotoksik yang
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
bayinya. Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain
yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan
bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui.
Selain juga, proses penyembuhan lukaluka di jalan lahir akan
lebih lambat. Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar
anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat
dianjurkan karena tergolong sumber Tradisi Kebudayaan
Dalam Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Kebidanan 10
makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan
BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu sumber protein
hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh. Sedangkan
durian memang tak dianjurkan karena kandungan
kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang
bisa mengganggu pencernaan.
f. Tidak boleh berpergian
Larangan ini, bertujuan supaya si ibu tak terlalu letih
beraktivitas. Kalau capek bisa-bisa ASI-nya berkurang. Kasihan
si kecil. Karena biasanya seumur ini sedang kuat-kuatnya
menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel ditinggal
ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih
kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau
menggunakan angkutan umum. Bepergian pun membuat si ibu
jadi tak tahan menghadapi aneka godaan untuk menyantap
segala jenis makanan yang dipantang.
4. Tradisi Kebudayaan Pelayanan BBL
a. Masyarakat masih banyak tidak menerima proses
memandikan bayi baru lahir setelah enam jam proses pasca
persalinan. Masyarakat beranggapan bayi ketika baru lahir
harus segera dimandikan karena amis dan kotor. Padahal
Evidenbased nya bayi dimandikan setelah 6 jam pasca
20
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan merupakan sesuatu
yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus menjadi bagian dari
kehiduap suatu kelompok masyarakat, seringkali dilakukan oleh
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki
bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk
sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan,
pakaian, serta karya seni.
Faktor - faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting
dalam memahami sikap dan prilaku menanggapi kehamilan dan
kelahira.Sebagian pandangan budaya mengenai hal-hal tersebut telah
diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan.Oleh karna itu, meskipun petugas kesehatan mungkin
menemukan suatu bentuk prilaku atau sikap yang terbukti kurang
menguntungkan bagi kesehatan,seringkali tidak mudah bagi mereka
untuk mengadakan perubahan terhadapnya,akibat telah tertanamnya
keyakinan yang melandasi sikap dan prilaku itu secara mendalam
pada kebudayaan warga komuniti tersebut.
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang
terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat
menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta
masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang
23
24
B. SARAN
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah
kerjanya, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur
pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan
norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37430523/MAKALAH_ADAT_KEBIASAAN_IBU_H
AMIL_DI_SULAWESI_YANG_BERKAITAN_DENGAN_KEBIDANAN. (diakses
pada tanggal 09 Oktober 2022)
25