Anda di halaman 1dari 23

POLINDES

(Pondok Bersalin Desa)


Kelas D
PENGERTIAN
Pondok Bersalin Desa
(polindes) adalah salah
satu bentuk peran serta
masyarakat dalam
menyediakan tempat
pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu
dan anak termasuk KB di
wilayah desa.
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM yang
didirikan masyarakat oleh masyarakat atas dasar
musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan
masyarakat desa untuk memberikan pelayanan KIA-KB
serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan
kemampuan bidan. (Ambarwati, 2009)
Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu
bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan
tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa (Depkes
RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong
desa setempat.
PONKESDES (Hanya di Jatim)

Pergub Jatim No. 4 Tahun 2010, Ponkesdes adalah


sarana pelayanan kesehatan kesehatan di
desa/kelurahan yang merupakan pengembangan
dari Polindes sebagai jaringan puskesmas dalam
rangka mendekatkan akses meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan
yang membedakan antara polindes dengan
ponkesdes adalah bahwa ponkesdes dilengkapi oleh
seorang perawat
FUNGSI POLINDES
Meningkatkan mutu dan mendekatkan
pelayanan KB-KIA
Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
Sebagai tempat persalinan
Sebagai tempat pelayanan kesehatan
Sebagai tempat konsultasi kesehatan
Syarat polindes
1. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh
untuk mengelola polindes.
2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi bidan, antara lain:
a.Bidan Kit
b. IUD Kit
c. Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
d. Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
e. Infus set dan cairan infus
f. Obat-obatan sederhana dan uterotonika
g. Buku-buku pedoman kia, kb, dan pedoman kesehatan
lainnya
h. Inkubator sederhana
Lanjutan
3. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain:
a. Penyediaan air bersih
b. Ventilasi cukup
c. Penerangan cukup
d. Tersedia sarana pembuangan air limbah
e. Lingkungan pekarangan bersih
f. Ukuran minimal 3x4 meter persegi
4. Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk
sekitarnya dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda
empat.
5. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan
perawatan post partum (minimal satu tempat tidur)
Tujuan POLINDES
1. Umum
Memperluas jangkuan, meningkatkan mutu dan
mendekatkan layanan KIA termasuk KB kepada KB kepada
masyarakat.
2. Khusus
Meningkatkan jangkuan yankes KIA dan kesehatan
keluarga
Meningkatkan pembinaan dukun bayi
Melalui bidan di desa.
Meningkatkan kesempatan konsultasi dan penyuluhan
kesehatan bagi ibu dan keluargannya khususnya dalam
program KIA, KB, GIZI, Imunisasi dan penanggulangan
diare dan ISPA.
Meningkatkan mutu yankes bayi dan anak serta
yankes lainnya oleh bidan dengan
kewenanngannya.
Terselenggaranya pengamatan pencatatan dan
pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesigapan masyarakat
terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terutama
penyakit menular yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor
risikonya.
Terkoordinasinya penyelenggaraan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
lainnya yang ada di desa.
Unsur-Unsur POLINDES

Adapun yang menjadi unsur-unsur Polindes yaitu


1. Adanya bidan di desa
Dalam kebijakan penempatan unsur bidan didesa
diupayakan dapat membantu penurunan AKI/AKB akibat
komplikasi obstetri khususnya AKP/AKN dengan mengatasi
berbagai kesenjangan geografi, mendekatkan pelayanan KIA-
KB, kesenjangan sosial budaya, dan kesenjangan ekonomi.
2. Bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan
pengobatan sederhana
Tempat yang disediakan masyarakat untuk polindes dapat
berupa ruang kamar untuk pelayanan KIA-KB ,termasuk
tempat untuk pertolongan persalinan dilengkapi dengan
sarana air bersih dan obat-obatan sederhana yang di
butuhkan.
3. Partisipasi masyarakat
Sebagai bentuk peran serta masyarakat, polindes seperti
hanya posyandu di kelola oleh pamong setempat, dalam hal
ini kepala desa melalui LKMDnya. Kader masyarakat juga
berpartisipasi dalam pelayanan di polindes, seperti dukun
bayi yang bermitra dengan bidan.
PENGELOLAAN
Prinsip pengelolaan polindes adalah dikelola
masyarakat dengan bimbingan nakes

1. Tenaga masyarakat
Kader dan sukarela
2. Tenaga kesehatan
Minimal bidan
Kegiatan pondok bersalin desa
Kegiatan utama polindes
1. Pengamatan dan kewaspadaan dini (survey pnyakit,
survey lans gizi, survey lans beresiko, survey lans
lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serya pelayanan
kesehatan dasar
2. Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dan lain-
lain. Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan
edukatif atau kemsyarakatan yang dilakukan melalui
mesyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan
potensi masyarakat setempat
Kegiatan di polindes
Pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, deteksi
kehamilan resiko tinggi
Menolong persalinan normal dan resiko sedang
Pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui
Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak pra
sekolah dan imunisasi
Pelayanan kb
penanggulangan diare dan gizi
Melatih dan membina dukun bayi maupun kader
Peran Bidan di Polindes
Peran Bidan adalah sebagai pengelola
kegiatan kebidanan di unit:
Praktek Mandiri Bidan

Posyandu

KIA
Polindes

Puskesmas
Peran Bidan
Pelayanan yang ada di Polindes dikelola oleh bidan, maka
pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan, oleh karena
pelayanan di polindes merupakan pelayan profesi kebidanan.
Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes
adalah dukun bayi (meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi
dalam pertolongam persalinan)
Peran bidan dalam mengelola ibu hamil di polindes yaitu
mengidentifikasi apakah ibu dapat bersalin di polindes dengan
melakukan kolaborasi dengan SpOG
Memberikan Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra
perkawinan, pemeliharaan kesehatan ibu hamil, nifas, menyusui dan
masa interval antara dua persalinan dalam keluarga
(Syafrudin, 2009).
Tingkatan Polindes
Tingkat perkembangan polindes menurut Syafrudin,
2009 adalah sebagai berikut:
1. Pratama
Merupakan kategori polindes tingkat pratama yaitu
fisik belum ada bangunan tetap dan belum
mememenuhi syarat, tempat tinggal bidan tidak
tinggal didesa bersangkutan, pengelolaan medis tidak
ada kesepakatan, cakupan persalinan dipolindes
kurang dari 10%, tersedia air bersih tetapi dipolindes
belum dilengkapi air dan MCK.
2. Madya
Polindes yang sudah memenuhi syarat akan tetapi
belum ada bangunan tetap, tempat tinggal bidan
lebih dari 3 km, pengelolaan polindes ada tetapi tidak
tertulis, sarana air bersih sudah tersedia dan sudah
ada MCK tetapi belum ada sumber air
3. Purnama
Polindes yang mempunyai bangunan tetap, tetapi
belum memenuhi syarat, tempat tinggal bidan 1-3
km, pengelolaan polindes ada dan tertulis, sarana air
bersih tersedia dan MCK, cakupan persalinan
dipolindes 20-29%
4. Mandiri
Polindes yang sudah mempunyai bangunan dan
memenuhi syarat, tempat tinggal bidan kurang lebih 1
km, pengelola polindes ada dan tertulis, sarana air
bersih tersedia dan MCK dilengkapi SPAL.

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai