Anda di halaman 1dari 71

Karya Tulis Ilmiah

KIE MENGGUNAKAN LEAFLET


TENTANG VITAMIN CMEMBANTUPENYERAPAN ZAT BESI
PADA ASUHAN BERKELANJUTAN NY. B
DI BPS KARTIYEM KULON PROGO

Disusun guna memenuhi sebagian syarat


Dalam memperoleh derajat Diploma III Kebidanan
di Akademi Kebidanan Yogyakarta

Oleh :

Anis Nurhidhayati
140012

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2017
Lembar Persetujuan

Karya Tulis Ilmiah II

KIE MENGGUNAKAN LEAFLET


TENTANG VITAMIN C MEMBANTU PENYERAPAN ZAT BESI
PADA ASUHAN BERKELANJUTAN NY. B
DI BPS KARTIYEM KULON PROGO

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diseminarkan


karya tulis ilmiah di Akademi Kebidanan Yogyakarta
Tanggal 2017

Disusun Oleh :

Anis Nurhidhayati
140012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Eka Nur Rahayu, S.SiT.,MPH Happy Elda Murdiana, M.Si., Apt.

i
Lembar Pengesahan

Karya Tulis Ilmiah II

KIE MENGGUNAKAN LEAFLET


TENTANG VITAMIN C MEMBANTU PENYERAPAN ZAT BESI
ASUHAN BERKELANJUTAN PADA NY. B
DI BPS KARTIYEM KULON PROGO

Telah diseminarkan dan dipertahankan di depan dewan penguji


Untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Kebidanan
Tanggal April 2017

Disusun Oleh :

Anis Nurhidhayati
140012

Mengetahui

Dewan Penguji : Retna Purwanti, S.SiT, M.Kes .........tanggal ........

Pembimbing Utama : Eka Nur R., S.SiT.,MPH .........tanggal ........

Pembimbing Pendamping : Happy Elda M.,Msi.,Apt. .........tanggal ........

Direktur
Akademi Kebidanan Yogyakarta

Istri Bartini, S.SiT., MPH

ii
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Anis Nurhidhayati
NIM : 140012
Program Studi : D3 Kebidanan

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar tulisan karya sendiri
bukan hasil plagiasi, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali yang dicantumkan
dalam daftar pustaka.Bila dikemudian hari terbukti hasil plagiasi, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku di Akademi Kebidanan
Yogyakarta.

Yogyakarta, November 2016


Yang membuat pernyataan,

(Anis Nurhidhayati)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “KIE Dengan Leaflet Tentang
Vitamin CUntuk Penyerapan Zat Besi Pada Ny. B Usia 20 Tahun G2P0A1AH0 Di
BPS Kartiyem Kulon Progo”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian memenuhi syarat
dalam mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Istri Bartini.,SSiT.,MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Yogyakarta.
2. Eka Nur R., S.SiT.,MPHselaku pembimbing utama Karya Tulis Ilmiah.
3. Happy Elda Murdiana, M.Si., Apt. selaku dosen pendamping Karya Tulis
Ilmiah.
4. Retna Purwanti, S.SiT, M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Kartiyem , Amd. Keb yang telah memberikan kesempatan dan tempat.
6. Ny. B yang telah bersedia sebagai pasien dalam pembuatan proposal ini.
7. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan doa.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
mengevaluasi peningkatan karya tulis ilmiah ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik.
Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan .............................................................................................. i


Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii
Surat Pernyataan ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
D. Manfaat ..................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Kehamilan ................................................................................................. 6
B. KIE menggunakan leaflet ......................................................................... 22
C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi ............................................... 25
D. Asuhan Kebidanan .................................................................................... 30
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN ................................................................ 43
A. Subjek Asuhan .......................................................................................... 43
B. Lokasi ........................................................................................................ 43
C. Waktu ........................................................................................................ 43
D. Instrumen .................................................................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
F. Analisis Data ............................................................................................. 45
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 52
A. Pembahasan .............................................................................................. 52
B. Keterbatasan .............................................................................................. 55
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 57
A. Kesimpulan ............................................................................................... 59
B. Saran ........................................................................................................ 59
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 60
LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terwujudnya keluarga yang berkualitas merupakan tujuan

pembangunan kesehatan. Kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak merupakan

sasaran utama yang cukup berpengaruh, namun setiap wanita hamil mungkin

akan menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam dirinya dan juga

bayinya, masa ini memerlukan perhatian khusus untuk menentukan kualitas

kehidupan selanjutnya. Seorang ibu tidak perlu khawatir dengan kehamilannya,

karena kehamilan merupakan hal yang fisiologis yang dapat terjadi pada setiap

wanita.Masalah- masalah yang dapat timbul pada kehamilan antara lain anemia,

abortus, diabetes melitus, hipertensi, preeklamsia (Kemenkes RI, 2013).

WHO (2013) menyatakan anemia merupakan salah satu masalah

kesehatan diseluruh dunia. Diperkirakan 30% penduduk dunia mengalami

anemia dan yang paling sering menderita anemia adalah pada remaja dan ibu

hamil. Kejadian anemia pada wanita hamil masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat terbesar didunia. Di Amerika sekitar 11% wanita hamil usia subur

mengalami anemia. Di Indonesia, angka kejadian anemia dikalangan ibu hamil

sebanyak 40,1 %, sedangkan angka kejadian anemia di DIY menurut Dinkes DIY

(2013) adalah sebanyak 15-39%. Penyebab utama anemia di Indonesia adalah

rendahnya asupan zat besi (Fe) dan zat gizi lainnya seperti vitamin A,C, Folat,

B1,B12 dan cara konsumsi yang salah (Briawan,2014). Anemia dapat

1
2

menyebabkan penurunan kemampuan fisik , produktifitas kerja, dan kemampuan

berkonsentrasi dan berpikir. Anemia juga dapat menurunkan antibodi sehingga

tubuh menjadi mudah terkena infeksi penyakit dan dapat menimbulkan kelelahan

dan yang paling fatal adalah dapat mengakibatkan perdarahan pada saat proses

persalinan (Anggriani, dkk, 2013). Salah satu usaha menghadapi risiko anemia

dapat dilakukandalam pemeriksaan ANC (Antenatal Care) ( Bartini, 2012). ANC

memberi asuhan kebidanan berupa pemeriksaan dan KIE yang berguna untuk

deteksi dini kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan. Ibu

dianjurkan untuk melakukan ANC terpadu sehingga ibu mendapatkan pelayanan

standart yang harus didapatkan oleh ibu hamil. ANC bertujuan untuk

mempersiapkan ibu baik dari fisik maupun mental ( Wiknjosastro, 2010).ANC

meliputi beberapa kunjungan yang harus dilakukan yaitu K1,K2, K3, dan K4.

Cakupan K1 dan K4 di Indonesia untuk ANC sudah cukup tinggi, K1 94,24%

dan K4 84,36% (Kemenkes RI,2010).

Di Indonesia sudah dilakukan upaya untuk pencegahan anemia tersebut

dengan pemberian suplementasi zat besi (Fe) pada saat pemeriksaan ANC yang

dianjurkan untuk meminum 1 tablet dalam sehari, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kunjungan pertama (Kemenkes RI , 2010). Serapan tablet besi dapatdipercepat

jika suasana lambung asam. Salah satu zat yang dapat membuat suasana lambung

asam adalah vitamin C. Pemberian tablet besi (Fe) biasanya tidak diimbangi

dengan pemberian konseling mengenai bagaimana membuat suasana lambung


3

asam yaitudengan pemberian vitamin C, padahal menurut penelitian

menunjukkan bahwa kadar hemoglobin Hb seseorang dapat meningkat lebih

banyak dengan bantuan vitamin C, daripada yang tidak menggunakan

penambahan vitamin C (Siregar& Adelina, 2009). Semakin tinggi asupan vitamin

C maka kadar hemoglobin (Hb) akan semakin tinggi dan angka kejadian anemia

akan semakin rendah (Helmiyati dkk,2012).

Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku minum obat, dapat diketahui

dari hasil pengkajian padaNy. B usia 20 tahun di BPS Kartiyem Kulon Progo,

ibu mengatakan bahwa ibu memiliki riwayat abortus 1 kali pada usia kehamilan

12 minggu. Dalam anamnesa ibubelum mengetahui tentang cara mempercepat

penyerapan tablet besi saat ibu minum tablet besi. Ibu hanya mengetahui bahwa

tablet besi diminum pada malam hari dengan air putih, selain data hasil anamnesa,

pemeriksaan penunjang terakhir bahwa kadar Hb Ny. B menunjukkan 12,2 gr%

pada usia kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu komunikasi, informasi dan

edukasi cara mempercepat penyerapan tablet besi (Fe) dengan menggunakan

vitamin C perlu diberikan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang hal tersebut

danibu hamil kemungkinan dapat mengalami haemodelusi atau pengenceran

darah, puncaknya adalah pada trimester III kehamilan (Saminem,2010). Dengan

meningkatnya pemahaman ibu maka diharapkan ibu dapat mempertahankan

kadar Hb sehingga ibu dapat terhindar dari anemia dan masalah kehamilan

seperti abortus yang pernah dialami oleh ibu dapat diantisipasi agar tidak

terulang. KIE diberikan dengan menggunakan media, salah satunya adalah


4

penggunaan media leaflet yang cukup efektif untuk mempermudah pemahaman

klien karena klien dapat mempelajari sendiri dirumah dan sangat praktis, tidak

perlu mencatat karena leaflet diberikan secara langsung.

B. Perumusan Masalah

ApakahKIE menggunakan leaflet tentang vitamin C dalam membantu

penyerapan zat besi dapat membantu membuatkadar Hb Ny. B tidak anemia?

C. Tujuan
1. Tujuan umum

Tujuan umum dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah untuk

mengetahui bahwa KIE menggunakan media leaflettentang vitamin C

membantu penyerapan zat besi pada ibu hamil sehingga kadar Hb Ny. B tidak

mengalami anemia dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan.

2. Tujuan khusus

Tujuan asuhan kebidanan pada Ny. B G2P0A1AH0mampu:

a. Melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif.

b. Menganalisa data dari data yang diperoleh dan dapat

mengintepretasikannya sehingga dapat menegakkan diagnosa.

c. Menentukan rencana yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Melakukan implementasi asuhan kebidanan.

e. Melakukan evaluasi asuhan yaitu KIEmenggunakan leaflet tentang

vitamin C membantu penyerapan zat besi


5

f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan berupa KIE menggunakan

leaflet tentang vitamin C membantu penyerapan zat besi.

D. Manfaat

1. Bagi bidan

Asuhan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan bidan berupa

KIE tentang vitamin C dalam membantu penyerapan zat besi yang biasa

diberikan kepada ibu hamil.

2. Bagi ibu dan keluarga

Pemberian asuhanKIE ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan peran serta keluarga danNy. B tentang peranan vitamin C

membantu penyerapan zat besi dalam kehamilan.

3. Bagi mahasiswa kebidanan

Asuhan ini diharapkan bisa menambah ketrampilan dan pengalaman

dalam bidang pendidikan kesehatan, serta dapat dijadikan tambahan ke

perpustakaan dalam pengembangan asuhan mahasiswa kebidanan generasi

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Federasi Obstetri Ginekologi Internasional mendefinisikan kehamilan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi (Wiknjosastro&Adriaansz ,2010).

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur

( Maulana, 2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir.

2. Tahapan trimester dalam kehamilan

Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-

masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester I selama 12 minggu,

trimester II selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-

27)dantrimester III selama 15 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-42)

(Saifuddin, 2009).

3. Perubahan fisiologi pada kehamilantrimester III.

Menurut Kurnia (2009) perubahan fisiologi trimester 3 yaitu :

a. Uterus. Pada uterus ukuran rahim membesar dari trimester sebelumnya

dan mendorong kearah usus sehingga dapat menyebabkan konstipasi pada

trimester III.

6
7

b. Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan. Pada cairan

vagina juga akan mengalami perubahan yang semula agak kental menjadi

lebih cair pada saat menjelang proses persalinan.

c. Payudara. Biasanya pada trimester III, ibu akan merasakan keluarnya

cairan dari payudara yaitu colostrum, merupakan makanan bayi pertama

yang kaya akan protein.

d. Sistem pencernaan. Pengaruh estrogen yang meningkat, terasa panas

dilambung akibat pengaruh progesteron menimbulkan gerakan usus

semakin lambat sehingga terjadikonstipasi.

e. Sistem respirasi. Karena terjadi perubahan hormonal yang

memengaruhi aliran darah ke paru-paru pada kehamilan 33-36 minggu,

banyak ibu hamil yang susah bernafas karena tekanan rahim yang

membesar yang juga mendorong bagian diafragma (bagian yang

membatasi perut dan dada).

f. Perubahanmetabolisme.Metabolisme basal naik 15-20 %.Keseimbangan

asam basa menurun akibat hemodilusi darah dan kebutuhan mineral

untuk janin.Kebutuhan nutrisi meningkat.

4. Perubahan psikologis pada wanita hamil trimester III

Perubahan psikologis kehamilantrimester III menurut Sinclair(2010) :

a. Rasa Tidak Nyaman. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali pada trimester ketiga dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk
8

tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan tidak nyaman juga

berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena akan kehilangan

perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu

membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, bidan.

b. Perubahan emosionalbulan-bulan terakhir menjelang persalinan

perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tak

terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari adanya perasaan khawatir,

cemas, takut, bimbang dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya

saat ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau kekhawatiran

dan kecemasan akibat ketidakmampuannya dalam menjalankan tugas-

tugas sebagai ibu pasca kelahiran bayinya.

5. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III


Menurut (Yuni, dkk. 2008) kebutuhan dasar ibu hamil trimester III adalah

sebagai berikut:

a. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama untuk ibu hamil. Berbagai

gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan

mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang dikandungnya. Untuk memenuhi kebutuhan

oksigen maka ibu hamil perlu melakukan latihan nafas melalui senam

hamil, tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak,

posisi tidur miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus


9

dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena

asenden (hipotensi supine).

b. Nutrisi dalam kehamilan

Saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi yang

bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300

kalori perhari, ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi, vitamin, dan mineral (menu seimbang).

c. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga selama masa hamil. Ibu hamil dianjurkan

mandi sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama

lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, dan daerah genetalia) dengan cara

dibersihakn dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut juga

perlu diperhatikan karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,

terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.Rasa mual selama

kehamilan dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat

menimbulkan karies gigi.

d. Pakaian selama kehamilan

Ibu hamil hendaknya memakai pakaian yang longgar dan mudah dipakai

serta bahan yang mudah menyerap keringat.Ibu hamil harus

menghindari memakai stoking dan sabuk yang terlalu ketat karena


10

akanmempengaruhi aliran darah, sepatu hak tinggi karena dapat

menambah lordosis sehingga sakit pinggang bertambah.

e. Eliminasi

Akibat pengaruh hormon esterogen, otot-otot tractus digestivus

tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang

dan menyebabkan obstipasi.Ibu hamil dianjurkan untuk minum lebih

dari 8 gelas, makan-makanan yang mengandung serat, latihan /senam

hamil, dantidak dianjurkan memberikan obat-obat perangsang. Pada saat

hamil buang air kecil semakin lancar.

f. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir

kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak

melakukan hubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus

tidak boleh dilakukan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat

abortus berulang, Abortus/partus prematurus iminens, ketuban pecah,

serviks telah membuka.

g. Mobilisasi dan body mekanik

Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran atau

pembesaran pada ruang abdomen.Ibu hamil diperbolehkan melakukan

aktifitas atau kegiatan fisik yang tidak melelahkan.


11

h. Exercise /senam hamil

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu.Senam

hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga

dapat berfungsi secara optimal dala persalinan normal serta

mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senamhamil ditujukan bagi

ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai

kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan

(hamil dengan perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai

dengan anemia)

6. Tanda bahaya kehamilan

Kusmiyati dkk, (2008)menyatakan kehamilan merupakan hal yang

fisiologis.Kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi dan salah

satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya

risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit

yang mungkin terjadi selama hamil.

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu) menurut

Kusmiyati, dkk. (2008) yaitu : perdarahan pervaginam, sakit kepala yang

hebat, penglihatan kabur, bengkak dimuka atau tangan, pengeluaran cairan

pervaginam (ketuban pecah dini), kejang, demam tinggi, gerakan janin tidak

terasa, nyeri abdomen yang hebat.


12

7. Standar asuhan Antenatal Care

a. Pelayananstandar antenatal care

Kemenkes RI (2010) menyebutkan bahwa dalam melakukan

pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan

yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari:

1) Timbang berat badan

Pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi

adanya gangguan pertumbuhan janin.Penimbangan berat badan yang

kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram

setiap bulannya menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk

menepis adanya faktor risiko pada ibu hamil.Tinggi badan ibu hamil

kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD

(Cephalo Pelvic Disproportion).

2) Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah lebih

dari 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsi (hipertensi disertai

edema wajah, tungkai bawahdan proteinuria).

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas / LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga

kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK.Kurang


13

energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan

gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA

kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan

bayi berat lahir rendah (BBLR).

4) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan

untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur

kehamilan.Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.Standar pengukuan

menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir kehamilan trimester

II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk untuk mengetahui letak janin.Pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah

lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit

atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukan adanya gawat

janin.

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan.


14

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatrium, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil dapat

diskrining status imunisasi TT nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu

hamil, sesuai dengan status imunisasi TT ibu saat ini.Ibu hamil

minimal memiliki status imunisasi TT2 agar mendapat perlindungan

terhadap infeksi tetanus.Ibu hamil dengan imunisasi T5 (TT Long

Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

7) Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet

selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

8) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah

pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.Pemeriksaan laboratorium

rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada

setiap ibu hamil yaitu, golongan darah, hemoglobin darah, protein

urine, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/ epidemi (malaria,

IMS, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah

pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu

hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada antenatal tersebut meliputi:


15

a) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan mempersiapkan

calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila

terjadi situasi kegawatdaruratan.

b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal

sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut

menderita anemia atautidak selama kehamilannya karena kondisi

anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada

trimester kedua dilakukan atas indikasi.

c) Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada

trimester kedua dan ketiga atas indikasi.Pemeriksaan untuk

mengetahui ada proteinuria pada ibu hamil.Proteinuria merupakan

salah satu indikator terjadinya preeklamsia pada ibu hamil.

d) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes militus harus dilakukan

pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada


16

trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada

trimester ketiga.

e) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan

darah malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama.Ibu hamil

di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah

malaria apabila ada indikasi.

f) Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan

ibu hamil diduga menderita sifilis.Pemeriksaan sifilis sebaiknya

dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

g) Pemeriksaan HIV

Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan

di fasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada

semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium

rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.

Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga

kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB secara

inklusif pada pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dengan IMS

dan TB secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainya

saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.


17

Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated Testing And

Cauncelling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan

Kesehatan Dan Konseling (TIPK)

h) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi

tuberkulosis tidakmempengaruhi kesehatan janin.

9) Tatalaksana / penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal, dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus

tangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan

10) Temu wicara

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal

yang meliputi:

a) Kesehatan ibu

Ibu hamil dianjurkan memeriksakan kehamilannya secara rutin

ke tenaga kesehatan, dan menganjurkan ibu hamil untuk

beristirahat yang cukup selama kehamilannya 9-10 jam per hari

dan tidak bekerja berat.


18

b) Perilaku hidup bersih dan sehat

Ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama

kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan dan sesudah

makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun,

menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta

melakukan olahraga ringan.

c) Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga

terutama suami dalam kehamilannya.Suami, keluarga atau

masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,

transportasi rujukan, dan calon donor darah.Hal ini penting

apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar

segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

d) Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

menghadapi komplikasi

Ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik

selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan

pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada

jalan lahir saat masa nifas, dsb.Mengenal tanda-tanda bahaya

yang penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke

tenaga kesehatan.
19

e) Asupan gizi seimbang

Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan

makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal

ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

kesehatan ibu.

f) Gejala penyakit menular dan tidak menular

Setiap ibu hamil harus mengetahui gejala-gejala penyakit

menular dan penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi

pada kesehatan ibu dan janinnya.

g) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daera

meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di

daerah epidemik rendah.Setiap ibu hamil ditawarkan untuk

dilakukan tes HIV dan segera diberikan informasi mengenai

risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya.Apabila ibu hamil

tersebut HIV positif maka dilakukan konseling Pencegahan

Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA).

h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Asi Ekslusif

Ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya

segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan

tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.Pemberian ASI

dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.


20

i) KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB

setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu

mempunyai waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan

keluarga.

j) Imunisasi

Ibu hamil harus mempunyasi status imunisasi (T) yang masih

memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi

menglami tetanus neonatrium.

Setiap ibu hamil minimal mempunyai status imuisasi (T2) agar

terlindungi dari infeksi tetanus.

k) Peningkatan kesehatan intelegensi pada kehamilan (Brain

Boster)

Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan lahirkan,

ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan

pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain boster) secara

bersamaan pada periode kehamilan.

b. Pelayanan kesehatan Antenatal Care

Pelayanan kesehatan Antenatal CareMenurut Permenkes No 97 tahun

2014 adalah:

1) Pelayanan kesehatan masa hamil bertujuan untuk memenuhi hak

setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang


21

berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,

bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat dan

berkualitas.

2) Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan sejak terjadinya masa

konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan.

3) Pelayanan kesehatan masa hamil wajib dilakukan melalui

pelayanan antenatal terpadu.

4) Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan kesehatan

komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui:

a) Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk

stimulasi dan gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan

janinnya lahir sehat dan cerdas.

b) Deteksi dini masalah, penyakitdan penyulit/ komplikasi

kehamilan.

c) Penyiapan persalianan yang bersih dan aman.

d) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan

rujukan jika terjadi penyulit atau komplikasi.

e) Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila

diperlukan.

f) Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam menjaga

kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalianan dan

kesiagaanbila terjadi penyulit / komplikasi.


22

5) Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4

(empat) kali selama masa kehamilan yang dilakukan:

a) 1 (satu) kali pada trimester pertama

b) 1 (satu) kali pada trimester kedua ; dan

c) 2 (dua) kali pada trimester ketiga.

6) Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukian oleh tenaga kesehatan


yang meiliki kompetensi dan kewenangan.
7) Pelayanan kesehatan masa hamil harus dilakukan sesuai standar
dan dicatat dalam buku KIA.
8) Ketentuan mengenai buku KIA dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. KIE menggunakan leaflet

1. Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi ( KIE)

a. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa lain “communis” yang berarti

“bersama”. Sedangkan menurut kamus, definisi komunikasi dapat

meliputi ungkapan-ungkapan seperti berbagai informasi atau pengetahuan,

memberi gagasan atau bertukar pikiran, informasi, atau yang sejenisnya

dengan tulisan atau ucapan. Pesan dengan sengaja disampaikan untuk

mendapat respon, seperti pertanyaan yang diajukan memerlukan jawaban,

instruksi yang diberikan perlu diikuti (Machfoedz, 2009).


23

Bentuk Dasar Komunikasi menurut Machfoedz (2009) yaitu :

1) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal ialah komunikasi dalam bentuk percakapan atau

tertulis. Setiap orang dalam berkomunikasi secara verbal dalam

menyampaikan pesan atau informasi .

2) Komunikasi Non-verbal

Komunikasi Non-verbal adalah penyampaian pesan dengan isyarat-

isyarat tertentu tanpa disertai kata-kata disebut komunikasi non-verbal

pesan non-verbal dapat memperkuat pesan yang disampaikan secara

verbal .

b. Informasi

Informasi adalah suatu hal yang telah diolah menjadin data yang penting

bagi penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan

dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan

yang akan datang ( Hutahaean,2014).

c. Edukasi

Edukasi adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan

pengetahuan tentang suatu hal serta mengambil keputusan bersama pasien

setelah mendapatkan informasi, untuk tercapainya hasil yang optimal

(Witjaksono, 2009).
24

d. Tujuan KIE

Tujuan dilaksanakannya program KIE, yaitu untuk mendorong terjadinya

perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap

dan perilaku masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat

melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan

bertanggung jawab. KIE dikelompokkan menjadi 3 kegiatan, yaitu: KIE

massa, KIE kelompok, dan KIE Perorangan (Anggraini &Martini, 2011).

e. Prinsip langkah KIE

Berikut ini prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE

menurut Sulistyawati (2011):

1) Memperlakukan klien dengan sopan,baik dan ramah

2) Memahami, menghargai, dan menerima keadaan klien (status

pendisikan, sosial ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya.

3) Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah

dipahami.

4) Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari

kehidupan sehari-hari.

5) Menyesuaikan isi informasi dengan keadaan dan risiko yang dimiliki

klien.

f. Media KIE

Menurut media yang digunakan dalam kegiatan KIE diantaranya

radio, film, publikasi, kegiatan promosi dan pameran (Anggraini


25

&Martini, 2011). Kegiatan publikasi komunikasi dan edukasi dapat

menggunakan leaflet, poster, majalah, flip chart ( lembar balik)

(Wowilling dkk, 2015).

2. Leaflet

Leafet adalahselembar yang kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan

cetak dan beberapa gambar tertentu mengenai suatu topik khusus untuk

sasaran dan tujuan tertentu (Suiraoka & Supariasa, 2012). Kemenkes RI

(2010) menyebutkan ciri- ciri desain leaflet adalah lembaran leaflet terdiri dari

dua muka halaman, jumlah lipatan boleh 2,3 atau 4 lipatan, ukuran kertas A4,

folio atau 20 cm x 30 cm, informasi yang terdapat dalam media leaflet harus

singkat, padat dan mudah dipahami dalam satu kali baca.

Leaflet dipilih karena memiliki kelebihan yaitu praktis, singkat

karena yang ditulis hanya pada garis besarnya. Leaflet memiliki beberapa

kekurangan yaitu, bila cetakan kurang menarik, pembaca enggan membaca

dan menyimpannya, kadang orang tidak mau membaca karena tulisan yang

terlalu kecil, dan tidak bisa digunakan pada sasaran yang buta huruf (Fitriani,

2013)

C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi

1. Zat besi (Fe)

Zat besi (Fe) adalah unsur mineral yang paling penting dibutuhkan

oleh tubuh karena perannya pada pembentukan hemoglobin. Senyawa ini

bertindak sebagai pembawa oksigen dalam darah, dan juga berperan dalam
26

menstransfer CO2 dan H positif pada rangkaian transport elektron yang diatur

oleh fosfat organik. Zat besi merupakan mineral yang paling banyak terdapat

dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 2-3 gram didalam tubuh

manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh

sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat

angkut elektron didalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim

didalam jaringan tubuh (Rukman, 2009)

Pada wanita hamil dan menyusui diperlukan tambahan asupan besi

sebanyak 5 mg sehari. Bila kebutuhan ini tidak dipenuhi, zat besi yang terdapat

di simpanan tubuhakan digunakan dan simpanan lambat laun akan kosong.

Akibatnya timbul anemia defisiensi zat besi.Karena besi dalam bentuk fero

paling mudah diabsorbsi maka preparat besi untuk pemberian oral tersedia

dalam bentuk berbagai garam fero sulfat, fero glukonat dan fero

fumarat.Pemberian preparat ini sebanyak 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb

sebanyak 1 gr% / bulan. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg tablet besi

selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan

(Prawirohardjo, 2008).

2. Vitamin C (asam askorbat)

a. Pengertian

Vitamin C adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat

penting untuk biosintesis kolagen, karnitin, dan berbagai neurontransmitter.


27

Vitamin C harus disuplai dari luar tubuh terutama dari buah dan sayur, atau

dari tablet suplemen vitamin C.

Banyak keuntungan di bidang kesehatan yang didapat dari fungsi

vitamin C yaitu sebagai antioksidan, anti atherogenik, imunomodulator,

dan mencegah flu. Akan tetapi untuk dapat berfungsi dengan baik sebagai

antioksidan, maka kadar vitamin C didalam tubuh harus tetap terjaga

(Siregar, 2009).

b. Metabolisme vitamin C

Vitamin C telah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara

difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui

vena porta. Rata- rata absorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120

mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gr hanya diabsorbsi sebanyak 16%.

Vitamin C kemudian dibawa ke seluruh jaringan. Konsentrasi tertinggi

adalah didalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C

diekskresikan terutama melalui urin, sebagian kecil di dalam tinja dan

sebagian kecil di ekskresikan melalui kulit (Yuniastuti, 2008).

c. Manfaat vitamin C

Vitamin C memiliki banyak manfaat pada tubuh. Pertama,

manfaat vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen, karena vitamin C

berkaitan dalam pembentukan kolagen. Vitamin C diperlukan untuk

hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan

penting dalam pembentukan kolagenkolagen merupakan senyawa protein


28

yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat. Seperti

poada tulang rawan, matriks tulang dan gigi, membran kapiler, kulit dan

tendon. Dengan demikian maka manfaat vitamin C dalam kehidupan

sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan

dibawah kulit, dan perdarahan gusi. Vitamin C penting untuk mengaktifkan

enzim prolil hidroksilase, menunjang tahap hidroksilasi dalam

pembentukan hidroksiprolin, suatu unsur integral kolagen. Tanpa vitamin

C, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi

cacat dan lemah. oleh sebab itu vitamin C sangat bermanfaat untuk

pertumbuhan dan kekurangan serabut dijaringan subkutan, kartilago, tulang

dan gigi (Guyton 2007).

d. Kebutuhan vitamin C

Kebutuhan vitamin C untuk ibu hamil yang dianjurkan perhari

adalah 70 mg, untuk mencegah kekurangan vitamin C selama proses

kehamilan diperlukan tambahan vitamin C sebanyak 10 mg/hari dengan

peningkatan sebanyak 33% ( Proverawati & Asfuah, 2009).

e. Sumber vitamin C

Vitamin C banyak terdapat pada sumber makanan berupa buah-

buahan, tomat, paprika hijau dan merah, brokoli, kembang kol, bayam

danstroberi (Theresa, 2008).


29

f. Akibat kelebihan dan kekurangan vitamin C

Defisiensi atau kekurangan vitamin C mengakibatkan timbulnya

penyakit yang disebut skorbut ( scurvy) gejala skorbut antara lain tulang

dan persendian sakit, berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering,

kasar, perdarahan gusi, mulut dan mata kering, rambut rontok, selain itu

dapat mengakibatkan luka sulit sembuh, penuaan, serta penurunan daya

tahan tubuh (Guyton, 2007).

3. Vitamin C sebagai pembantu penyerapan Fe

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji fisher

exact menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan vitamin C dengan

kejadian anemia. Kurangnya asupan vitamin C yang dikonsumsi memiliki

kemungkinan untuk menderita anemia. Vitamin C merupakan unsuresensial

yang sangat dibutuhkan tubuh untuk pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin

C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk

membebaskan besi bila diperlukan. Adanya vitamin C dalam makanan yang

dikonsumsi akan memberikan suasana asam sehingga memudahkan reduksi zat

besi ferri menjadi ferro yang lebih mudah diserap oleh usus halus. Absorbsi

besi dalam bentuk non heme meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C

(Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Hartati dkk (2012) bahwa penambahan asuhan micro nutrient vitamin C

pada komposisi Fe2+ lebih baik dalam mengatasi anemia dibandingkan dengan

pemberian Fe3+ tanpa penambahan vitamin C. Pemberian 50 mg vitamin C


30

setiap hari selama 2 bulan mampu menaikkan kadar Hb. Penambahan sekurang-

kurangnya 50 mg vitamin C ke dalam makanan, baik dalam bentuk murniatau

sayuran dan buah-buahan akan meningkatkanpenyerapan zat besi ( Rahayu,

2016).

Mekanisme vitamin C membantu penyerapan zat besi menurut

Muchtadi (2009) menyebutkan bahwa kebutuhan vitamin C harus terpenuhi

karena vitamin C merupakan reduktor, sehingga vitamin C akan membuat

suasana lambung menjadi asam dan pada kondisi lambung yang asam maka

didalam usus, zat besi (Fe) akan dipertahankan tetap dalam bentuk ferro

sehingga lebih mudah berikatan dengan protein sehingga zat besi mudah

diserap, selain itu vitamin C membantu transfer Fe dari darah ke hati serta

mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung Fe. Kekurangan vitamin C dapat

menghambat proses absorbsi besi sehingga lebih mudah terjadi anemia

(Almatsier, 2009).

D. Asuhan Kebidanan

1. Filosofi / Falsafah bidan menurut Kemenkes dan ICM (International

Confederation of Midwifery)

Menurut International Confederation of Midwife, 2011 dalam

menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan

dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:

a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan. Hamil dan bersalin

merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.


31

b. Keyakinan tentang Perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang

unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab

itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang

diterimanya.

c. Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan

adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya,

proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila

timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan

yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan

janin/bayinya.

d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat

keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan

tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi,

dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan

tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi

asuhan.

e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan

untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan

kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada: pencegahan, promosi

kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan

fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat


32

pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak

otoriter serta menghormati pilihan perempuan.

f. Keyakinan tentang Kolaborasi dan Kemitraan. Praktik kebidanan

dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan

pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik,

psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman

reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila. Seorang

bidan menganut filosofis yang mempunyai keyakinan didalam dirinya

bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan

spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang

utuh dan tidak ada individu yang sama.

h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh

pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan

kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak

menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan

untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.

i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka

setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak

mendapat pelayanan yang berkualitas.


33

j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan

keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa

masa remaja.

k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk

masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu

kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi

antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis

mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.

2. COC (Continuity of Care)

Continuity of care adalah keadaan dimana seorang bidan mengasuh

wanita mulai dari masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Continuity of

care juga dapat diartikan bahwa bidan melakukan asuhan secara

berkelanjutan (Homer, Brodie, & Leap, 2008).

Tahap-tahap pelayanan kebidanan yang berkesinambungan menurut

Homer (2008) meliputi:

a. Antenatal Care

Pemeriksaan kehamilan disediakan di berbagai tempat, di rumah

sakit daerah, di komunitas kelas ibu hamil. Di lain pihak, bidan

mengajak ibu untuk mendeteksi kehamilan awal dengan menyediakan

pemeriksaan ibu hamil dan konseling kehamilan serta rujukan yang

sesuai, di mana setiap wanita menginginkan untuk mendapatkan

pelayanan kehamilan layaknya seperti di dokter umum. Pelayanan


34

dasar bidan harus memastikan bahwa “pemberian pelayanan” sesuai

dengan implementasinya.

b. Antenatal support and sharing

Dukungan masa kehamilan dan berbagi informasi. Ada

beberapa cara yang dilakukan bidan dalam menyediakan dan

memfasilitasi berbagai informasi dan dukungan. Pemberian dukungan

dan informasi membuat kelompok ibu hamil dapat mendiskusikan

lebih rinci diberbagai bab.

c. Persiapan melahirkan dan periode pascasalin

Ketika wanita mencapai usia kehamilan 36 minggu, bidan

mereka akan sering datang melakukan kunjungan rumah untuk

mendiskusikan dengan ibu, dengan keluarga ibu dan teman-teman

tentang kebutuhan ibu dan kebutuhan menjelang persiapan persalinan

serta memberikan kebutuhan dukungan di masa pascasalin.

d. Labour and birth care

Persalinan dan kelahiran dapat terjadi di mana pun sesuai

pemberian kebutuhan setiap individu dan keinginan dari ibu serta

tergantung pada tersedianya tempat pelayanan persalinan dan yang

terpenting ibu tahu bahwa bidan mendampinginya.

e. Postnatal and newborn care

Setelah ibu melahirkan, bidan akan memberikan pelayanan

pascasalin dengan ijin ibu. Jika ibu melahirkan di rumah sakit, bidan
35

akan memfasilitasi ibu untuk mendampingi ibu kembali ke rumah dan

akan melanjutkan untuk kunjungan sampai 6 minggu. Banyaknya

kunjungan akan disesuaikan dengan kebutuhan ibu. Bidan harus

memastikan waktu kunjungan tersebut cukup, guna mendukung ibu

menyusui dan membangun kenyamanan dalam merawat diri ibu dan

bayinya. Selain itu, para komunitas bidan akan menyediakan dorongan

untuk memberikan akses pelayanan komunitas. Contohnya kelompok

ibu baru dan pelayanan anak serta kesehatan keluarga.

f. Referral and consultation

Bidan perlu kolaborasi dengan petugas kesehatan dan yang lain

untuk memastikan ibu bersedia menerima akses pelayanan yang sesuai.

Setiap pelayanan bidan yang berkesinambungan harus sesuai dengan

pedoman dan untuk konsultasi harus berguna untuk memandu dalam

pengambilan keputusan serta memberikan dukungan dan pelayanan

yang efektif (Homer, Brodie, & Leap, 2008).

3. Manajemen Menurut Helen Varney (1997)

Proses menurut Hellen Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan

data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Langkah 1: Pengumpulan data dasar

Tahap ini, bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat

dari berbagai sumber.Bidan mengumpulkan data data dasar awal yang


36

lengkap tentang kondisi klien. Bila klien mengalami komplikasi yang

perlu yang perlu dikonsultasikan pada dokter, bidan akan melakukan

konsultasi melalui upaya manejemen kolaborasi. Pada kondisi tertentu,

langkah pertama dapat tindih dengan dengan langkah ke-5 dan ke-6

(atau menjadi bagian langkah tersebut) karena data yang diperlukan

diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

diagnostik yang lain. Terkadang bidan perlu memulai manajemen dari

langkah ke-4 untuk memperoleh data dasar awal yang perlu

disampaikan kepada dokter.

b. Langkah II : Interpretasi data dasar

Langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas

data dasar yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan

diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang

spesifik, diagnosis kebidanan yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup

praktek kebidanan yang memenuhi standar nomenklatur (tata nama)

diagnosis kebidanan.

c. Langkah III: Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

Langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah

diidentifikasi sebelumnya. Langkah ini membutuhkan upaya antisipasi,

atau bila kemungkinan upaya pencegahan, sambildiagnosis/masalah


37

potensial ini benar-benar terjadi. Contohnya seorang wanita yang

mengalami pemuaian yang berlebihan tersebut (mis., polihidramnion, besar

dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan

kembar). Kemudian, bidan harus melakukan langkah antisipasi dalam

membuat perencanaan untuk mengatasi kondisi tersebut dan bersiap-siap

terhadap kemungkinan perdarahan pascapartum tiba-tiba akibat atonia uteri

yang disebabkan pemuaian uterus yang berlebih.

d. Langkah IV: Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera

Tahap ini, bidan mengidentifikasi perlu/tidaknya tindakan segera

oleh bidan maupun oleh dokter, dan atau kondisi yang perlu

dikonsultasikan atau yang ditangani bersama anggota tim kesehatan yang

lain sesuai dengan kondisi klien. Pada tahap ini, bidan dapat

mengumpulkan data dan mengevaluasi sejumlah data baru.

Dari data yang dikumpulkan, akan terlihat mana situasi yang

memerlukan tindakan segera dan mana yang harus menunggu intervensi

dari dokter (mis., prolaps tali pusat). Situasi lainnya bisa saja bukan

merupakan kondisi kegawatan, tetapi memerlukan konsultasi atau

kolaborasi bersama dokter.

e. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Tahap ini, bidan merencanakan asuhan menyeluruh yang

ditentukanmenurut langkah-langkah sebelumnya.Tahap ini merupakan


38

kelanjutan manajemen diagnosis atau maslah yang telah diidentifikasi

atau antisipasi sebelumnya, dan bidan dapat segera melengkapi informasi

atau data yang tidak lengkap.

f. Langkah VI: Penatalaksanaan

Langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi

oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.

g. Langkah VII: Evaluasi

Langkah ketujuh ini, bidan mengevaluasi keefektifan asuhan

yang sudah diberikan.Ini mencakup evaluasi tentang pemenuhan

kebutuhan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan masalah

dan diagnosis yang telah teridentifikasi.Rencana tersebut dapat dianggap

efektifapabila memang telah telah dilaksanakan secara efektif.

4. Standar Asuhan Kebidanan

MenurutKeputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:

938/Menkes/SK/VII/2007tentang Standar Asuhan Kebidanan yaitu meliputi:

a. Standar I. Pengkajian

1) Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.


39

2) Kriteria pengkajian

a) Data tepat, akurat dan lengkap

b) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,

riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)

c) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi dan pemeriksaan

penunjang)

b. Standar II. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebutuhan

1) Pernyataan standar

Bidan meganalisa data yang diperoleh dari pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat

2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah

a) Diagnosa sesuai dengan nomen klatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

c. Standar III. Perencanaan

1) Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan


40

2) Kriteria Perencanaan

a) Rencanakan tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien,tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara

komprehensif

b) Melibatkan klien/pasien dan keluarga

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumberdaya serta fasilitas yang ada

d. Standar IV. Implementasi

1) Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkanevidence based kepada

klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif,

danrehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

2) Kriteria Implementasi

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan

atau keluarganya (Inform concent)


41

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

d) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

e) Menjaga privacy klien/paisen

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

g) Mengikutiperkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai

i) Melakukan tindakan sesui standar

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. Standar V. Evaluasi

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

2) Kriteria Evaluasi

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada

klien/keluarga.

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

d) Hasil evaluasi ditindak lanjut sesuai dengan kondisi klien/pasien.


42

f. Standar VI. Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas.Mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA).

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

c) S adalah data subjektif pencatat hasil anamnesa.

d) O adalah data objektifhasil pemeriksaan.

e) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

f) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

pelaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif: penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.


BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN

A. Subjek Asuhan

Subjek studi kasus yang diambil dalam asuhan ini adalah Ny B, ibu

hamil trimester III yang ANC di BPS Kartiyem Kulon Progo. Ny. B berusia 20

tahun , ini adalah kehamilan kedua tetapi pada saat hamil anak pertama Ny.B

mengalami keguguran 1 kali. Saat ini usia kehamilan Ny. B adalah 38+1 minggu.

Pada saat pemeriksaan saat ini keadaan ibu secara umum ibu baik dan dari

pemeriksaan fisik ibu dalam batas normal.

B. Lokasi
Kasus diambil di Kulon Progo dan asuhan kebidanan dilaksanakan di

BPS Kartiyem dan dirumah Ny. B saat home care di Dusun Menggungan,

Pengasih, Kulon Progo.

C. Waktu
Asuhan kebidanan continuity of caredilakukan pada periode kehamilan

ibu dan mulai dari bulan November 2016 – januari 2017. Sedangkan best

practicedilaksanakan pada tanggal 27 November 2016- 6 Desember 2016 pada


+1
saat ibu melakukan kunjungan ANC pada usia kehamilan 38 minggu hingga

39 +3 minggu .

D. Instrumen
Dalam pemberian asuhan kebidanan, media yang digunakan adalah

leaflet dan contoh tablet besi (Fe).

43
44

Persiapan alat yang perlu disiapkan dalam melakukan asuhan kebidanan adalah

1. Persiapan COC : buku KIA Ny. B, buku register ANC, tensimeter,

termometer, dopler, metlin, pengukur lila.

2. Persiapan best practice : leaflet, tablet tambah darah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Mengkaji data subyektif dan data obyektif

a. Anamnesa

Pada pengumpulan data subyektif penulis menggunakan

anamnesa. Anamnesa adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

pendirian secara lisan dari seorang sasaran peneliti (responden) atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)

anamnesa dilakukan kepada klien mengenai identitas, keluhan serta

riwayat-riwayat yang pernah dialami klien

b. Pemeriksaan fisik.

Pada pemeriksaan fisik dilakukan inspeksi, palpasi, dan juga auskultasi.

1) Inspeksi yang dilakukan adalah pada tampilan fisik, kemudian dari

bagian-bagian tubuh yang dapat dilihat dan menjadi fokus asuhan

seperti kepala, mata, payudara, abdomen dan ekstremitas.

2) Palpasi dilakukan pada pemeriksaan abdomen yang akan

menunjukkan fokus asuhan pada ibu hamil untuk mengetahui


45

keadaan dan letak janin , presentasi janin yang masih berada dalam

kandungan dan sudah masuk panggul atau belum.

3) Auskultasi dilakukan pada pemeriksaan detak jantung janin yaitu

dengan menggunakan dopler yang berfungsi untuk menilai keadaan

atau kesejahteraan janin.

2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati

subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan

dengan kasus yang diambil.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan lanjutan yang akan

dilakukan setelah pemeriksaan fisik pada pasien. Pemeriksaan penunjang

meliputi pemeriksaan laboratorium, USG, EKG.Pemeriksaan penunjang

yang dilakukan dalam asuhan ini yaitu untuk memperoleh data berupa kadar

Hb ibu.

F. Analisis Data

1. Pengkajian

Data Subyektif

a. Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan apapun.

b. Ibu mengatakan minum tablet besi (Fe) dengan menggunakan air putih.

c. Ibu mengatakan belum mengecek Hb lagi.


46

d. Ibu mengatakan mengalami abortus pada saat umur kehamilan 12 minggu

pada tahun 2015.

e. Ibu mengatakan ibu dan keluargatidak pernah menderita atau mengalami

penyakit menurun (DM, hipertensi), menular (jantung, asma), maupun

penyakit kronis, (TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS.)

f. Ibu mengatakan meminum tablet Fe terkadang menggunakan air jeruk.

g. Ibu mengatakan makan 3-4x/hari dengan porsi sedang, jenis nasi, sayur,

lauk pauk, buah.

h. Ibu mengatakan : 7-8 x/hari jenis air putih, susu.

i. Ibu mengatakan istirahat malam 6-7 jam per hari, siang1-2 jam per hari

j. Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga

k. Ibu dan keluarga mengatakan ,bahwa mereka senang dengan kehamilan

ini

l. Ibu mengatakan pengambilan keputusan oleh suami

m. Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan anaknya

n. Ibu mengatakan tidak ada pantangan dari agamanya terkait dengan

kehamilan ini.

Data Obyektif

Pemeriksaan KU : Baik

umum Kesadaran: Komposmentis

TB : 152 cm
47

BB : 69 kg

Lila : 27 cm

Vital sign : TD: 120/70 mmHg,

N: 80x/menit,

R:21x/menit,

S: 36,6 0C

Kepala : mesosepal, tidak ada kelainan

Muka: tidak pucat, tidak odem

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera

tidakikterik

TFU : 31 Cm

Abdomen: Leopold I : pada bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting .

kesimpulan bokong.

Leopold II : pada bagian perut ibu

sebelah kanan, teraba panjang, keras,

seperti papan kesimpulan punggung.

Pada perut ibu sebelah Kiri,

teraba kecil- kecil

Leopold III : pada bagian terendah perut

ibu teraba bulat, keras, melenting,


48

kesimpulan kepala.

Leopold
. IV : tangan pemeriksa tidak bisa

bertemu dan meraba semua bagian

kepala ( divergen) kesimpulan sudah

masuk panggul.

DJJ : 143 x/ menit

TBJ : : (TFU-12)

= (31-11) x 155= 3100 gram

Pemeriksaan : Pemeriksaan terakhir: (11 juni 2016)

penunjang Hb: 12,2 gr%

2. Perumusan diagnosa dan atau masalah

Asuhan kebidanan KIE kepada Ny. B usia 20 tahun G2P0A1AH0 dengan usia

kehamilan 38+1minggu dalam kehamilan normal.

3. Perencanaan Asuhan

a. Melakukan pemeriksaaan vital sign dan pemeriksaan fisik.

b. Memberikan terapi, tablet Fe dan kalsium.

c. Memberikan KIE sebagai asuhan best practice mengenai peran vitamin C

dalam penyerapan zat besi.

d. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan

e. Beritahu ibu kapan harus kunjungan ulang.

f. Dokumentasi.
49

4. Implementasi

a. Tahap dilakukan pemeriksaan mulai dari pemeriksaan vital sign meliputi

tekanan darah, nafas, nadi, dan suhu tubuh ibu. Dilakukan pemeriksaan

mulai dari kepala sampai kaki.

b. Memberikan tablet besi dan kalsium masing masing 20 tablet

c. Pada tahap ini ibu diberikan konseling mengenai apa yang dibutuhkan ibu,

dan juga waktu untuk melakukan best practice yang berupa KIE mengenai

vitamin C membantu penyerapan tablet zat tambah darah (Fe).

1) Memperlakukan klien dengan ramah tamah dan sopan.

2) Menerima keadaan klien bahwa klien belum mengetahui tentang

bagaimana peran vitramin C dalam membantu penyerapan zat besi.

3) Memberikan KIE dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

oleh klien.

4) Memberikan KIE dengan media leflet yang sudah disiapkan.

5) Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.

6) Dan mengevaluasi klien dengan menanyakan pemahaman klien

d. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yang harus dipersiapkan

seperti kendaraan, biaya, pendamping, dan peralatan baju ibu dan bayi agar

disiapkan untuk sewaktu-waktu diperlukan.

e. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk melakukan cek

Hb dan jika ada keluhan.

f. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan


50

5. Evaluasi

a. Telah dilakukan vital sign dan pemeriksaan fisik kepada Ny. B.

b. Ibu sudah diberikan tablet besi dan juga kalsium.

c. Ibu sudah mengerti tentang materi KIE tentang vitamin C membantu

penyerapan tablet besi .

d. Ibu sudah mengerti tentang persiapan persalinan.

e. Ibu telah bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

f. Dokumentasi telah dilakukan.

Data perkembangan tanggal 6 Desember 2016

1. Pengkajian

Subyektif

a. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

b. Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 5 Maret 2016.

c. Ibu mengatakan hari perkiraan lahir tanggal 12 Desember 2016

d. Ibu mengatakan usia kehamilan sudah 39 minggu

e. Ibu mengatakan dari keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit

apapun

f. Ibu mengatakan tidak ada keluhan

g. Ibu mengatakan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dengan

menggunakan air jeruk dan kadang menggunakan air putih.

Obyektif

a. Pemeriksaan umum
51

KU : baik

Kesadaran : komposmentis

TB : 152 Cm

BB : 69,5 kg

Lila : 27 Cm

TTV : TD : 120/70 mmHg N: 86 x/mnit S: 37,00 C R: 28x/mnit

b. Pemeriksaan fisik

Kepala : bersih, tidak ada benjolan

Wajah : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, strie gravidarum dan linea nigra.

TFU : 32 Cm

Palpasi :

Leopold 1 : teraba bulat, lunak, tidak melenting. Kesimpulan : bokong

Leopold 2 : Kanan : teraba panjang keras, seperti papan. Kesimpulan :

punggung.

Kiri : teraba kecil-kecil tak beraturan. Kesimpulan :

ekstremitas.

Leopold 3 : teraba bulat, keras, tidak melenting. Kesimpulan : kepala.

Leopold 4: tangan pemeriksa tidak bertemu (divergen ). Kesimpulan :sudah

masuk panggul.

DJJ : 149 x/ mnit.


52

Ektremitas : tidak oedem, tidak ada varises, patela x/x.

c. Pemeriksaan penunjang

Hb : 12,4 gr%

Protein urin : -

2. Hasil analisis

Ny. B usia 20 th G2P0A1Ah0 hamil 39+3 minggu dengan hamil normal.

3. Pelaksanaan

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam

keadaan baik, sehat, dan normal. Ibu mengerti

b. Memberi KIE mengenai tanda-tanda persalinan yaitu bila ibu sudah

merasakan mules-mules sering dan teratur , keluar lendir darah, dan keluar

cairan ketuban, maka ibu harus segera pergi ketenaga kesehatan. Ibu mengerti.

c. Memberitahu KIE mengenai persiapan persalinan yaitu ibu harus mulai

mempersiapkan biaya, transportasi, mental, pendamping persalinan,

kebutuhan baju ibu dan kebutuhan bayi, pendonor darah, agar jika sewaktu-

waktu dibutuhkan sudah tersedia. Ibu mengerti

d. Memberitahu ibu tentang perbedaan cairan ketuban dan pipis, bahwa ibu

kadang salah dan tidak tahu membedakannya dan cara membedakannya

adalah dengan mengenali bau air ketuban yaitu agak amis sedangkan urin

berbau persing khas urine . ibu sudah paham.

e. Memberitahu ibu agar tetap mengkonsumsi tablet besi ( tablet tambah darah)

1x1 untuk mencegah anemia, dan bila perlu terus minum menggunakan air
53

jeruk atau makanan yang mengandung vitamin C untuk mempercepat

penyerapan agar Hb ibu tetap dapat dipertahankan agar tetap stabil normal.

Ibu bersedia

f. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan atau

merasa tanda-tanda persalinan. Ibu bersedia

g. Melakukan dokumentasi. Dokumentasi telah dilakukan.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pelaksanaan asuhan kepada ibu hamil dilakukan pada Ny. B saat

melakukan kunjungan ulang ANC (Antenatal Care). Pertama kali pemeriksaan

ANC dengan Ny. B, ibu tidak mengatakan memiliki keluhan apapun. Kemudian

setelah dilakukan anamnesa, ibu mengatakan bahwa ibu belum mengetahui

informasi mengenai vitamin C baik dikonsumsi bersamaan dengan tablet besi

danterakhir kali ibu melakukan cek Hb adalah pada tanggal 16 Juni 2016 dengan

hasil 12,2 gr% dan sampai sekarang belum melakukan pengecekan ulang. Salah

satu penyebab dari anemia itu sendiri adalah penyerapan zat besi yang kurang

optimal oleh karena itu, untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi tersebut

maka penulis memberikan KIE mengenai vitamin C yang dapat membantu

penyerapan zat besi, dan tujuannya yaitu menambah pemahaman ibu mengenai

alternatif cara minum tablet besi sehingga dapat membantu menjadikan kadar Hb

ibu normal pada trimester III.

Pada ANC kali ini adalah pertemuan ANC kedua denganNy. B dan

akan diberikan KIE mengenai peran vitamin C pada penyerapan zat besi yang

diharapkan menjadi salah satu cara untuk mencegah anemia, seperti yang telah

diketahui bahwa pada trimester III ibu hamil rentan terkena anemia, dikarenakan

adanya proses haemodelusi (Arisman, 2010). Ny. B dilakukan pemeriksaan ANC

seperti biasanya yaitu meliputi penimbangan berat badan, vital sign, pemeriksaan

54
55

leopold, dan juga pemeriksaan detak jantung bayi sesuai dengan standar

pelayanan ANC terpadu yang sudah ada yaitu menurut Permenkes (2010). Ny. B

mengatakan bahwa ia belum paham tentang salah satu cara mencegah anemia

dengan mengoptimalkan penyerapan zat besi atau mempercepat penyerapan

dengan menggunakan vitamin C yang terkandung dalam makanan.

Langkah-langkah KIE yang diberikan adalah dengan menyambut klien

dengan ramah dan sopan, karena dengan penyambutan ibu akan merasa lebih

dihormati,dihargai dan diterima. Menghormati keluhan klien dan keadaan klien

yang belum mengetahui mengenai informasi vitamin C untuk penyerapan zat

besi , karena kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi zat besi dapat dipengaruhi

karena kurangnya motivasi yang diberikan, motivasi tersebut dapat berupa

penjelasan atau KIE mengenai zat besi (Sifik dan Prayitno, 2012). Menjelaskan

isi leaflet mulai dari pengertian zat besi hal ini dimaksudkan agar ibu mengerti

tentang apa sebenarnya zat besi, selain zat besi ibu perlu mengerti tentang

vitamin C karena hal pokok yang akan dijelaskan adalah mengenai vitamin C,

kedua, ibu perlu mengetahui resiko-resiko ibu hamildan lebih berhati-hati. Ketiga,

resiko anemia perlu diberitahukan karena agar ibu sadar akan pentingnya

mencegah anemia, mekanisme vitamin C membantu penyerapan zat besi, yang

terakhir adalah mengenai contoh makanan yang mengandung zat besi dan

vitamin C agar ibu paham dan mengerti bahwa bahan-bahan makanan yang ada

disekitar ibu banyak yang mengandung zat-zat yang diperlukan dan sangat

penting bagi ibu hamil. KIE diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah
56

dimengerti oleh klien yaitu dengan bahasa awam dan menghindari bahasa ilmiah.

Ibu langsung diberikan leaflet yang digunakan sebagai media KIE agar ibu selalu

ingat dan bisa membaca sendiri dirumah. Setelah dijelaskan dan diberikan leaflet

selanjutnya ibu di evaluasi untuk mengetahui apakah ibu sudah memahami

tentang apa yang sudah dijelaskan kepada ibu dan tidak ada yang dipertanyakan.

Hasil dari KIE adalah ibu mengatakan bahwa ibu mengerti, ibu hanya

menanyakan contoh makanan yang mengandung vitamin C selain pada buah

jeruk. Penulis kemudian menjelaskan bahwa bahan makanan yang mengandung

vitamin C cukup bervariasi dan tidak terdapat pada jeruk saja, namun banyak

terdapat pada bahan makanan yang ada disekitar kita antara lain aneka sayur dan

buah yaitu kacang-kacangan segar, sawi, kembang kol, selada air, cabe hijau,

bayam segar, tomat, jambu biji, jeruk lemon, jeruk nipis, jeruk manis, mangga

dan nanas (Sediaoetama, 2006). Ibu sudah merasa jelas setelah diberikan

penjelasan dan ibu akan meminum tablet besi dengan makan makanan atau

minuman yang mengandung vitamin C.

Pertemuan ANC ke-3 adalah waktu yang tepat untuk melakukan

evaluasi atau follow up untuk mengetahui hasil perkembangan dari tujuan

diberikan KIE, pada ANC kali ini ibu mengatakan tidak memiliki keluhan.

Seperti biasa ibu dilakukan pemeriksaan fisik, dan vital sign. Pada pemeriksaan

ini dilakukan pengecekan kadar Hb dalam darah ibu. Didapatkan hasil kadar Hb

ibu adalah sebanyak 12,4 gr% pada usia kehamilan 39 minggu 3 hari. Ini

menunjukkan bahwa ibu tidak mengalami anemia, hal ini sesuai dengan
57

teoribahwa meminum tablet besi dengan vitamin C dapat mempercepat

penyerapan zat besi dan juga mencegah ibu agar terhindar dari anemia dapat

dibuktikan dalam hasil penelitian terdahulu bahwa kadar Hb ibu hamil akan

meningkat lebih banyak jika diberikan vitamin C (Asiyah, dkk. 2014). Namun

kenaikan Hb pada Ny. B tidak terlalu signifikan hanya sebanyak 0,2 gr%, hal

tersebut mungkin dikarenakan adanya faktor lain yang dapat menghambat

terserapnya zat besi sepertikopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitrat dalam

makanan (Arisman, 2010). Kebutuhan vitamin C yang tercukupi secara otomatis

dapat menjadikan ibu hamil terhindar dari anemia karena penyerapan zat besi

dapat terjadi secara optimal(Fatimah, 2011) .

Di BPS Kartiyem sendiri penerapan pemberian KIE tentang peran

vitamin C dalam membantu mempercepat penyerapan zat besi belum dilakukan

sepenuhnya. Biasanya pemberian zat besi hanya disarankan untuk meminum 1 x1

sehari tanpa memberi tahu cara meminum tablet besi agar dapat terserap dengan

baik, cepat serta dapat membantu mencegah terjadinya anemia. Oleh karena itu,

KIE perlu ditingkatkan mengingat pentingnya vitamin C dalam membantu

penyerapan zat besi. Pihak-pihak yang dapat berperan dalam mengoptimalkan

gagasan penulis mengenai KIE vitamin Cyang dapat membantu penyerapan zat

besi antara lain pertama adalah bidan praktik, karena pada bidan praktik inilah

biasanya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, oleh karena itu bidan

praktik dapat selalu menambahkan KIE mengenai peran vitamin C dalam

penyerapan zat besi tersebut agar ibu hamil dapat selalu ingat. Kedua, adalah
58

keluarga dan ibu sendiri cukup berperan penting dalam proses asuhan karena

dengan diberikannya asuhan ini diharapkan ibu dan keluarga dapat lebih paham

dan menyadari akan pentingnya peranan vitamin C, dan keluarga hendaknya

dapat senantiasa mengingatkan ibu agar menggunakan makanan atau minuman

yang mengandung vitamin C saat minum tablet besi. Ketiga, mahasiswa

kebidanan ikut turut serta dalam pengembangan asuhan mengenai peran vitamin

C dalam penyerapan zat besi.Oleh sebab itu diperlukan kerjasama yang baik agar

mendapatkan hasil yang lebih optimal.

B. KETERBATASAN

Asuhan COC (Continuity of Care) ini telah dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang sudah ditentukan , namun asuhan ini masih memiliki keterbatasan

yaitu perbedaan alat kesehatan haemometer dari puskesmas dan dari kampus,

sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi keakuratan hasil cek Hb di awal dan

di akhir asuhan. Seharusnya sebelum melakukan KIE lebih baik mengecek Hb

dengan alat yang sama terlebih dahulu agar dapat diketahui secara akurat

kenaikan Hb Ny. B. Selain alat keterbatasan atau kendala yang penulis alami

yaitu tidak adanya pendamping baik suami ataupun keluarga ibu saat melakukan

KIE, sehingga komunikasi kurang efektif dan penulis harus menjelaskan kembali

kepada keluarga saat melakukan home care.


59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diberikan asuhan dapat diketahui hasil asuhan bahwa ibu

mengatakan sudah paham dan bersedia untuk meminum tablet besi dengan

menggunakan makanan yang mengandung vitamin C. Ny. B juga tidak

mengalami anemia saat dilakukan evaluasi berupa pemeriksaan kadar Hb pada

saat usia kehamilan 39 minggu 3 hari.

B. Saran

1. Bagi bidan

Agar bidan dapat meningkatkan pelayanan dan menerapkan asuhan

dengan cara menambahkan KIE yang diberikan pada saat memberikan tablet

besi karena ini merupakan informasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil.

2. Bagi ibu dan keluarga

Agar ibu dan keluarga bersedia menerapkan pengetahuan yang sudah

didapatkan dari bidan agar ibu hamil terhindar dari anemia dengan cara

mengkonsumsi tablet besi bersamaan dengan vitamin C dengan benar.

3. Bagi mahasiswa kebidanan

Agar mahasiswa kebidanan dapat terus menambah ketrampilan dan

pengalaman untuk menerapkan asuhan berupa KIE mengenai peran vitamin C

dalam membantu penyerapan zat besi pada ibu hamil.


60

Daftar Pustaka

Adriani, M & Wirjadmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada


Media Group: Jakarta.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia :Jakarta.

Anggraeni, Y., & Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Rohima Press.
Yogyakarta.

Anggriani, T., Listiana, N. & Susanti, D. 2013. Perbandingan zat besi dengan dan
tanpa vitamin C terhadap kadar hemoglobin darah.Jurnal kesehatan masyarakat
nasional vol 7. N0 8.

Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Asiyah, S., Rahayu, D. E. & Isnaeni, W.D.N. 2014. Perbandingan Efek Suplementasi
Tablet Tambah DarahDengan Dan TanpaVitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin
PadaIbu Hamil Dengan Usiakehamilan 16-32 Minggu Di Desa
KenitenKecamatan Mojo Kabupaten Kediri.Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3. No 1.

Bartini, I. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Nuha Medika :
Yogyakarta.

Briawan, D. 2014. Anemia. Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. EGC :Jakarta .

Fatimah, 2011. Pola Konsumsi Dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Kesehatan Vol. 5 Fakultas Kesehatan
Masyarakat , Universitas Hasanuddin Makasar.

Fitriani, A. 2013. Pengaruh Intervensi Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet


Terhadap Perubahanpengetahuan Mengenai Potensi Bahaya Dermatitis Kontak
Dan Pencegahannya Pada Pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Repository.uinjkt.ac.id diakses pada tanggal 13 Januari 2017 15.00 WIB.

Guyton, A. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Penerbit Buku Kedokteran .


Jakarta.

Hartati, Rahayu, T., Kurdi, F.,& Soegiyanto. 2012. Pengaruh Asupan Micronutrient,
Aktifitas Fisik dan Jenis Kelamin Terhadap KebugaranJasmani siswa Sekolah
Dasar Penderita Anemia. Journal of physical Education and Sports, 1 (2), pp. 156-
160.
61

Helmiyati, S.,Masthalina, H.,&Hakimi, M.2012. Suplementasi multi mikronutrien


dibandingkan Fe-asamfolat terhadap kadarhemoglobin dan berat badan ibu
hamilanemia. (13.00 WIB 27 Desember 2012).

Homer, C., Brodie, P., & Leap, N. 2008.Midwifery Continuity Of Care. Australia :
Elsevier.

Hutahaean, J. 2014. Konsep Sistem Informasi. Depublish : Yogyakarta.

International Confederation Of Midwifes (ICM). 2011. ICM International Definition


of the Midwife. Netherland.

Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilita Kesehatan
Dasar Dan Rujukan.Kemenkes: Jakarta

____________. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 369/ MENKES/ SK/


III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan.Kemenkes RI: Jakarta

____________. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.Kemenkes: Jakarta

____________. 2007. Keputusan Mentri Kesehatan No. 938 tentang Standar Asuhan
Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

____________. 2010. Pedoman Sosialisasi Prosedur Operasi Standar. Jakarta.

Kurnia, Nova. 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap
Mengurut Bayi. Panji Pustaka: Yogyakarta.

Kusmiati, Y. 2008. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Fitramaya :Yogyakarta.

Machfoedz. 2009. komunikasi keperawatan (Komunikasi Terapeutik, Yogyakarta.


Gantika.

Maulana, M. 2008. Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Kata Hati :Jogyakarta.

Muchtadi , D.2009. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta : Bandung.

Permenkes RI. 2014. Permenkes RI No 97 tentamg pelayanan kesehatan masa


sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu kebidanan .Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo : Jakarta .
62

Proverawati, A & Asfuah, S. 2009. Gizi Untuk Kebidanan.Nuha Medika : Yogyakarta.

RD Rahayu. 2016. Pengaruh Mengkonsumsi Multiple Micro Nutrient (MMN)


terhadap peningkatan Berat Badan Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, Volume 1, No 2, September 2016, hlm 100-144.

Rukman. 2009. Hematologi dan Transfusi. Erlangga : Jakarta.

Saifuddin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saminem. 2010. Dokumentasi Kebidanan Konsep Dan Praktik. Jakarta: EGC.

Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat :
Jakarta.

Sifik dan Nanang Prayitno, 2012, Sikap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Terhadap
Kadar Hb Ibu Hamil yang Berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Palmerah Kota
Administrasi Jakarta Barat.

Sinclair. 2010. Buku Saku Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Siregar, Y. I & Adelina. 2009. Pengaruh vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin


( Hb) darah dan kelulushidupan benih ikan kerapu bebek ( Cromileptes altivelis).
Journal of aquaculture management and technology volume 3, nomor 4, halaman
18-25.

Suiraoka, I. P & Supariasa, I. D. N. 2012. Media pendidikan Kesehatan. Graha Ilmu :


Yogyakarta.

Sulistyawati, A. 2011.Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Salemba


Medika :Jakarta.

Theresa, F.C. 2008. Manajemen Berat Badan Kehamilan. Arcan : Jakarta.

Wiknjosastro, G.H., Andiaansz, G. & Waspodo, G. 2010. Buku Acuan Kesehatan


Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.: Jakarta.

Witjaksono, A. W. 2009. Perencanaan Sistem Pengukuran Kinerja di Apotek XYZ


Dengan Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems
( IPMS) dan Pembobotan Triangular Fuzzy AHP. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
63

Wowilling, G.J., Pantow, J., & Waleleng, G. 2015. Komunikasi Informasi Dan
Edukasi(KIE) Sebagai Bentuk Sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB) Di
Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea Manado. Journal “Acta Diurna” volume
Iv. No 1.

Yuniastuti, A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Yuni, Kusmiati. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya


64

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai